Anda di halaman 1dari 3

Summary materi tentang Amtsal al-Qur`an

MATA KULIAH : STUDI AL-QUR’AN

DOSEN PENGAMPU : M NUR AHSAN, S.TH.I, M.TH.I

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

NAMA : Achmad Ichsan

NIM : 2281131607

KELAS : A33
JURUSAN : PJJPAI

Definisi Amtsal

Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Adala kata matsal, mitsi dan
matsil serupa dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya.

Yang dimaksud adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan


yang lain, demi tujuan yang sama, yaitu pengisah menyerupakan sesuatu
dengan aslinya.

Amtsal juga digunakan untuk mengungkapkan suatu keadaan dan kisah


yang menakjubkan.

Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf, mengisyaratkan ada tiga makna


terkait dengan matsalah ini Amtsal digunakan untuk menggambarkan sesuatu
keadaan, sifat atau kisah yang menakjubkan. Ada makna yang keempat yang
dipakai oleh ulama bahasa Arab yaitu kata majaz murakkab (ungkapan metafor)
yang memiliki hubungan yang serupa ketika digunakan. Asalnya adalah sebagai
isti'arah tamtsiliyah.

Ada juga yang berpendapat, Amtsal adalah makna yang paling jelas
dalam menggambarkan suatu realita yang dihasilkan oleh adanya daya tarik dan
keindahan. Amtsal seperti ini tidak disyaratkan harus adanya sumber atau
metafor.

ibnul Qayyim dalam masalah Amtsal dalam Al-Qur'an menjelaskan bahwa


Amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum,
mendekatkan yang rasional kepada yang indrawi, atau salah satu dari dua indra
dengan yang lain karena adanya kemiripan.

Jenis Amtsal dalam Al-Qur'an

Amtsal di dalam Al-Qur'an ada tiga macam; amtsal musharrahah, amtsal


kaminah dan amtsal mursalah,

1) Amtsal musharrahah, maksudnya sesuatu yang dijelaskan dengan lafazh


matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih (penyerupaan). Amtsal ini
seperti banyak ditemukan dalam Al-Qur'an, dan berikut ini beberapa di
antaranya:
a) Tentang orang munafik:
b) Allah juga menyebutkan dua macam matsal air (ma'i) dan api (nar)
2) Amtsal kaminah, yaitu yang didalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafazh tamtsil, tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik,
dalam redaksinya singkat padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
3) Amtsal mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafazh tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itü berlaku sebagai
matsal.
Ulama lain berpendapat, bahwa tak ada halangan bila seseorang
mempergunakan Al-Qur'an sebagai matsal, jika itu serius, tidak untuk main-
main.

Faedah-faedah Amtsal

1) Menampilkan sesuatu yang ma'qul (rasional) dalam bentuk konkrit yang


dapat dirasakan indra manusia, sehingga akal mudah menerimanya.
2) Mengungkapkan hakikat-hakikat sesuatu yang tidak tampak seakanakan
sesuatu yang tampak
3) Menghimpun makna yang menarik dan indah dalam satu ungkapan yag
padat, seperti amtsal kaminah dan amtsal mursalah
4) Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi
matsal, jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa.
5) Menjauhkan dan menghindarkan, jika isi matsal berupa sesuatu yang
dibenci jiwa. Misalnya tentang larangan bergunjing,
6) Untuk memuji orang yang diberi matsal. Seperti firman-Nya tentang para
sahabat,
7) Untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang
buruk oleh orang banyak. Misalnya matsal tentang keadaan orang yang
dikaruniai Kitabullah tetapi ia tersesat jalan hingga tidak
mengamalkannya
8) Amtsal lebih berbekas dalam jiwa, lebih efektif dalam memberikan
nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan, dan lebih dapat
memuaskan hati. Allah banyak menyebut amtsal dalam Al-Qur'an untuk
peringatan dan pelajaran.

Nabi juga membuat matsal dalam haditsnya. Demikian juga para


da'i yang menyeru manusia kepada Allah mempergunakannya di setiap
masa untuk menolong kebenaran dan menegakkan hujjah. Para pendidik
pun menggunakannya dan menjadikannya sebagai media untuk
menjelaskan dan membangkitkan semangat, serta sebagai media untuk
membujuk dan melarang, memuji dan mencaci.

Membuat Matsal dengan AI-Qur'an

Tidak perlu bahwa orang harus membacakan sesuatu ayat matsal dalam
Kitabullah ketika ia menghadapi suatu urusan duniawi. Hal ini demi menjaga
keagungan Al-Qur'an dan kedudukannya dalam jiwa orang-orang mukmin.
Perbuatan demikian merupakan penghinaan terhadap Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai