Disusun Oleh:
Kelompok 11
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nafas dan kehidupan kepada penulis, karena atas berkah dan karunia-Nya
pula penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW kepada
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat tugas dalam mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam dengan judul makalah “Lembaga Pendidikan Islam”. Walaupun
begitu, penulis masih menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mohon maafatas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulisan ke depannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya sebagaimana yang diharapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan media dalam menyalurkan potensi yang di miliki setiap individu.
Pendidikan juga merupakan aset bagi Negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Dengan perkembangan pendidikan yang semakin maju, diiringi kemajuan ilmu dan tekhnologi
yang semakin melaju pesat. Masyarakat Indonesia juga harus memiliki kemauan yang tinggi
mengikuti arus modernisasi pada zaman ini. Akan tetapi, kemajuan zaman harus diimbangi oleh
kekuatan dalam beribadah kepada yang Kuasa yaitu Allah Swt. Karena mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam, bahkan umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di Dunia.
Pendidikan Islam di Indonesia merupakan warisan peradaban Islam, sekaligus asset bagi
pembangunan pendidikan Nasional. Sebagai warisan, kita harus memiliki kesadaran untuk bisa
pendidikan Islam. Sebagai asset yang kita miliki, kita memiliki ruang dan jesempatan untuk
mengepakkan sayap untuk bisa mengelola dan menatanya sesuai dengan sistem pendidikan
Upaya mengelola dan menata pendidikan Islam harus memiliki teknik serta keterampilan,
pengelolaan yang baik akan mampu memberikan kita tempat yang baik di hati masyarakat dan
kita tidak akan kalah dengan sekolah pada umumnya, dari itu kita perlu untuk membuat suatu
lembaga yang menaungi pendidikan Islam demi mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang
diinginkan. Lembaga merupakan sarana mempertahankan warisan yang telah diberikan kepada
kita. Demi mencapai tujuan yang diinginkan, maka kita harus membenahi dulu sistem dalam
suatu lembaga sekalipun upaya dalam mengelola maupun mengembangkan lembaga pendidikan
Islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu kebijakan pendidikan Islam.
Perumusan strategi akan mempertimbangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam secara riil dan
orientasi pengembangannya. Oleh karena itu, para pemimpin lembaga pendidikan Isam harus
mampu “membaca” selera masyarakat. Agar pendidikan islam mampu menguasai dunia
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian lembaga pendidikan islam?
2. Apa saja fungsi dan tujuan lembaga pendidikan islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip lembaga pendidikan islam?
4. Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan islam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian lembaga pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan lembaga pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip lembaga pendidikan islam
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem
peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma,
ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material
dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk
dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu
kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas
damn tanggung jawabnya yang kultural dan edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya
yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya
menurut pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai
seorang muslim
Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan–
kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh jiwa Islam (al-Quran
dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah sesuatu yang datang
dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan erat
dengan Islam secara umum. Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal
turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan
dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai
hubungan tertentu.
adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-
peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal
lepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada, lembaga disebut juga institusi atau pranata.
Dengan demikian lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yang diadakan
pengembangan jasmani, akal, emosi, rohani, dan akhlak manusia. Begitu juga pendidikan
dalam pengertian yang utuh, bukan terbatas disekolah saja tetapi juga mempengaruhi
kepada Nabi SAW. Rumah Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan
pertama. Guru agung pertama dalam dunia Islam adalah Nabi sendiri. Lembaga pendidikan
Islam bukanlah lembaga pendidikan yang beku, Islam justru memperkenalkan lembaga
pendidikannya dengan cara yang fleksibel, berkembang menurut kehendak waktu dan
tempat ketika rumah Al-Arqam dan rumah lain dianggap sudah tidak dapat memuat
bilangan kaum muslim yang begitu besar, umat Islam kemudian mengalihkan lembaga
pendidikannya ke masjid yang menjadi tempat kedua atau institusi kedua setelah rumah
Masjid yang semula dijadikan tempat belajar utama kini beralih menjadi tempat belajar
Menurut Izudin Abbas ada dua macam kuttab diantaranya adalah, Satu; kuttab untuk
anak-anak yang membayar iuran pendidikan. Dua; untuk anak-anak orang miskin yang
disebut Kuttab Al-Sabil (pondok orang dalam perjalanan). Bersama dengan kemajuan
peradaban yang dicapai oleh masyarakat Islam di zaman kerajaan Abbasiyah, lembaga-
lembaga pendidikan lain mulai mengarahkan dirinya terhadap pendidikan Islam dan
muncullah Daar al hikmah dengan tujuan agar gerakan terjemahan bertambah luas.
Setelah itu muncullah sistem madrasah, yang menjadikan system pendidikan Islam
memasuki periode baru dalam pertumbuhan dan perkembangannya, diman periode ini
adalah periode terakhirnya. Sebab di sini madrasah sudah merupakan salah satu organisasi
merupakan hal serupa yang kita kenal hari ini, segala sesuatu diatur seperti kehadiran dan
kepulangan murid-murid, program-program pengajaran, staf-staf perpustakaan, dan gelar-
gelar ilmiah semuanya diatur dan diberi undang-undang. Bentuk lembaga pendidikan Islam
apapun dalam Islam harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu yang telah disepakati
sebelumnya, sehingga antara lembaga satu dengan lainnya tidak terjadi tumpang-tindih.
Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya
dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk
Prinsip pengembangan daya pikir, daya nalar, daya rasa, sehingga dapat menciptakan
anak didik yang kreatif dan dapat memfungsikan daya cipta, rasa dan karsanya.
pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam digalidari nilai-nilai ajaran Islam
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
yang dimiliki manusia itu, mulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman
siswa terhadap ajaran Islam, untuk selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan afeksi, yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti
motivasi dalam diri siswa dan bergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (
tahap psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan
Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki sifat permanen dan ideal, dalam arti jika
pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip tersebut, maka pendidikan tersebut akan
mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal. Dengan mengacu kepada sumber ajaran islam, baik al-
Qur’an, al-Hadits, sejarah, pendapat para sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat dijumpai
Prinsip Wajib Belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang dalam islam bahwa
keterampilan, pengalaman, intelektual, spiritual, dan sosial merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
Prinsip Pendidikan untuk semua (Education for All) adalah prinsip yang menekankan agar
agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan dirinya sepanjang hayat.
Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka, maksudnya adalah bahwa ilmu
pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat didalam negeri sendiri, melainkan
Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang adalah prinsip yang memadukan antara
Prinsip Pendidikan yang sesuai dengan Bakat Manusia adalah prinsip yang berkaitan dengan
merencanakan program atau memberikan pengajaran yang sesuai dengan bakat, minat, hobi,
Prinsip Pendidikan yang Menyenangkan dan Menggembirakan ialah prinsip pendidikan yang
berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan manusia, selalu memberikan jalan keluar dan pemecahan masalah, memuaskan,
Prinsip Pendidikan yang Berbasis pada Riset dan Rencana maksudnya adalah pendidikan
yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang
Prinsip Pendidikan yang Unggul dan Profesional adalah prinsip pendidikan yang menjunjung
tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan ditopang oleh berbagai komponen
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis lembaga pendidikan
Dalam ajaran Islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga
dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah SWT maupun amal
yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut
mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek akidah, syari’ah dan mu’amalah yang
Asas seluruh ajaran dan amalan Islam adalah Iman. Islam telah menetapkan norma-
norma dalam mengamalkan ajaranya. Sebagaiman yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba,
bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak
Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimt syahadat, adalah lembaga pernyataan.
Adapun lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma-norma adalah sebagai berikut:
Fikih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad.
Akhlak, lembaga nilai-nilai tingkah laku perbuatan.
Lembaga ekonomi
Lembaga politik
Lembaga seni
Lembaga Negara
Agama Islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan waktu,
Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,
karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya
pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi. Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan
secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif
berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang
dikemukakan al-Qabiys ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan jenis-jenis
lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya. Jika penangung jawabnya orang
tua maka jenis lembaga pendidikan dimunculkan adalah lembaga pendidikan keluarga. Jika
penanggung jawabnya pemerintah maka jenis lembaga pendidikan yang dilahirkan ini ada
beberapa macam, seperti sekolah lembaga pemasyarakatan dan sebagainya. Jika penanggung
jawabnya adalah masyarakat, lembaga pendidikan yang dimunculkan seperti panti asuhan,
panti jompo, dan sebagainya. Dengan demikian ada tiga jenis lembaga pendidikan.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antara sekelompok
yang belum ada dilingkunganya. Kegiatan pendidikan dalam lembaga ini tanpa ada satu
organisasi yang ketat. Tanpa ada program waktu dan evaluasi. Dalam islam istilah
keluarga dikenal dengan istilah usrah, dan nasb. Sejalan dengan pengerian di atas,
keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan. Keluarga merupakan
orang pertama, dimana sifat kepribadian akan tumbuh dan terbentuk. Seorang akan
menjadi warga masyarakat yang baik, bergantung pada sifatnya yang tumbuh dalam
kehidupan keluarga, dimana anak dibesarkan. Melihat peran yang dapat dimainkan oleh
mengkatagorikannya pada jenis lembaga pendidikan primer, utamanya untuk masa bayi
dan masa kanak-kanak sampai usia sekolah. Dalam lembaga ini sebagai pendidik adalah
orang tua, kerabat, famili dan sebagainya. Orang tua selain sebagai pendidik, juga sebagai
dilihat dari dua aspek dengan penjelasnya pertama dari segi pendidikan informal, yakni
pendidikan yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap putra-putrinya. Pendidikan
dirumah ini ditekankan pada pembinaan watak, karakter, kepribadian dan keterampilan
mengerjakan pekerjaan tugas yang biasa dilakukan dalam rumah tangga. Kedua dari segi
pendidikan nonformal, yakni pendidikan yang dilakukan dirumah yang bentuk materi
pengajaran, guru, metode pengajaran dan lainya tidak dibakukan secara formal.
Pendidikan nonforma yang berkaitan dengan penanaman akidah, bimbingan membaca
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati memberi pengertian tentang lembaga pendidikan tersebut
kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi,
dan dilaksanakan berdasarkan auran resmi yang telah ditetapkan. Sementara Hadari
memasukkan lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara
Di Negara Republik Indonesia ada tiga lembaga pendidikan yang diindentikkan sebagai
lembaga pendidikan Islam, yaitu : pesantren, madrasah dan sekolah milik organisasi
Islam setiap jenis dan jenjang yang ada. Lembaga pendidikan pesantren dapatlah
Raudhatul Athfal atau Busthanul Athfal, atau nama lain yang disesuaikan dengan
organisasi pendirinya.
Madrasah Tsanawiyah (MTs), sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) atau nama-
nama lain yang setingkat dengan pendidikan ini, seperti Madrasah Mu’allimin
Islam Negeri (IAIN), Universias Islam Negeri (UIN) atau lembaga sejenis milik
yayasan atau organisasi keislaman, seperti Sekolah Tinggi, Universias atau institut
pendidika formal.
Lembaga pendidikan non forma adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak
individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan, dan
peraturan dan sistem kekuaskan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari
tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral
sehingga harus tunduk pada norma-norma yanng berlaku dalam masyarakat. Begitu juga
Wirid Remaja/Dewasa.
Kursus-kursus keislaman
tidak lepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada, lembaga disebut juga institusi atau
pranata. Tujuan lembaga pendidikan Islam (madrasah) maka tidak terlepasdari tujuan
pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam digalidari nilai-nilai ajaran Islam
yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki
sifat permanen dan ideal, dalam arti jika pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
prinsip tersebut, maka pendidikan tersebut akan mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal.
Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,
karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya
Muhimin, Abd. Mujib, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Putra Grafika,
http://irwantokrc.blogspot.com/2018/06/lembaga-pendidikan-islam.html
http://duniapendidikan33.blogspot.com/2014/12/lembaga-pendidikan-islam.html