Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah

Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu Dr. Aris, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 11

Elfhadilah Al Awwaliyyah Mukhsin (2281131612)


Vi’in Puji Lestari (2281131635)
Zam Zam Nurul Imam (2281131643)

PROGRAM STUDI PJJ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nafas dan kehidupan kepada penulis, karena atas berkah dan karunia-Nya
pula penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW kepada
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat tugas dalam mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam dengan judul makalah “Lembaga Pendidikan Islam”. Walaupun
begitu, penulis masih menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mohon maafatas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulisan ke depannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya sebagaimana yang diharapkan.

Blora, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media dalam menyalurkan potensi yang di miliki setiap individu.

Pendidikan juga merupakan aset bagi Negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.

Dengan perkembangan pendidikan yang semakin maju, diiringi kemajuan ilmu dan tekhnologi

yang semakin melaju pesat. Masyarakat Indonesia juga harus memiliki kemauan yang tinggi

mengikuti arus modernisasi pada zaman ini. Akan tetapi, kemajuan zaman harus diimbangi oleh

kekuatan dalam beribadah kepada yang Kuasa yaitu Allah Swt. Karena mayoritas penduduk

Indonesia beragama Islam, bahkan umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di Dunia.

Pendidikan Islam di Indonesia merupakan warisan peradaban Islam, sekaligus asset bagi

pembangunan pendidikan Nasional. Sebagai warisan, kita harus memiliki kesadaran untuk bisa

mempertahankan dan melestarikan keberadaannya serta meningkatkan kualitas yang di miliki

pendidikan Islam. Sebagai asset yang kita miliki, kita memiliki ruang dan jesempatan untuk

mengepakkan sayap untuk bisa mengelola dan menatanya sesuai dengan sistem pendidikan

nasional yang ada di Indonesia.

Upaya mengelola dan menata pendidikan Islam harus memiliki teknik serta keterampilan,

pengelolaan yang baik akan mampu memberikan kita tempat yang baik di hati masyarakat dan

kita tidak akan kalah dengan sekolah pada umumnya, dari itu kita perlu untuk membuat suatu

lembaga yang menaungi pendidikan Islam demi mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang

diinginkan. Lembaga merupakan sarana mempertahankan warisan yang telah diberikan kepada

kita. Demi mencapai tujuan yang diinginkan, maka kita harus membenahi dulu sistem dalam

suatu lembaga sekalipun upaya dalam mengelola maupun mengembangkan lembaga pendidikan

Islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu kebijakan pendidikan Islam.
Perumusan strategi akan mempertimbangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam secara riil dan

orientasi pengembangannya. Oleh karena itu, para pemimpin lembaga pendidikan Isam harus

mampu “membaca” selera masyarakat. Agar pendidikan islam mampu menguasai dunia

pendidikan di masyarakat kita.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian lembaga pendidikan islam?
2. Apa saja fungsi dan tujuan lembaga pendidikan islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip lembaga pendidikan islam?
4. Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan islam?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian lembaga pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan lembaga pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip lembaga pendidikan islam
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem

peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma,

ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material

dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk

dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu

melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya

pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya

kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas

damn tanggung jawabnya yang kultural dan edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya

yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya

menurut pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai

seorang muslim

Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan–

kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh jiwa Islam (al-Quran

dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah sesuatu yang datang

dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan erat

dengan Islam secara umum. Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal

turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan

lembaga pendidikan yang pertama.


Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas

dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu:

 Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan

 Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah

 Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai

hubungan tertentu.

Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di

dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan lembaga pendidikan

adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-

peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal

dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.

B. FUNGSI DAN TUJUAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

1. Fungsi Lembaga Pendidikan Islam

Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalam kelembagaannya tidak

lepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada, lembaga disebut juga institusi atau pranata.

Dengan demikian lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yang diadakan

untuk mengembangkan lembaga-lembaga sosial, baik yang permanen maupun yang

berubah-ubah. Menurut Hasan Langggung pendidikan Islam berputar sekitar

pengembangan jasmani, akal, emosi, rohani, dan akhlak manusia. Begitu juga pendidikan

dalam pengertian yang utuh, bukan terbatas disekolah saja tetapi juga mempengaruhi

pelajaran-pelajaran di rumah, di masyarakat bahkan dijalanan selain itu, Islam juga

mengenal pendidikan seumur hidup.


Islam mengenal lembaga pendidikan semenjak detik-detik turunnya wahyu Allah

kepada Nabi SAW. Rumah Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan

pertama. Guru agung pertama dalam dunia Islam adalah Nabi sendiri. Lembaga pendidikan

Islam bukanlah lembaga pendidikan yang beku, Islam justru memperkenalkan lembaga

pendidikannya dengan cara yang fleksibel, berkembang menurut kehendak waktu dan

tempat ketika rumah Al-Arqam dan rumah lain dianggap sudah tidak dapat memuat

bilangan kaum muslim yang begitu besar, umat Islam kemudian mengalihkan lembaga

pendidikannya ke masjid yang menjadi tempat kedua atau institusi kedua setelah rumah

Al-Arqam. Sedangkan lembaga pendidikan ketiga muncul setelah kerajaan Umayyah.

Masjid yang semula dijadikan tempat belajar utama kini beralih menjadi tempat belajar

orang dewasa sementara anak-anak mulai mempelajari ilmu di Kuttab.

Menurut Izudin Abbas ada dua macam kuttab diantaranya adalah, Satu; kuttab untuk

anak-anak yang membayar iuran pendidikan. Dua; untuk anak-anak orang miskin yang

disebut Kuttab Al-Sabil (pondok orang dalam perjalanan). Bersama dengan kemajuan

peradaban yang dicapai oleh masyarakat Islam di zaman kerajaan Abbasiyah, lembaga-

lembaga pendidikan lain mulai mengarahkan dirinya terhadap pendidikan Islam dan

muncullah Daar al hikmah dengan tujuan agar gerakan terjemahan bertambah luas.

Setelah itu muncullah sistem madrasah, yang menjadikan system pendidikan Islam

memasuki periode baru dalam pertumbuhan dan perkembangannya, diman periode ini

adalah periode terakhirnya. Sebab di sini madrasah sudah merupakan salah satu organisasi

resmi negara dimana dikeluarkannya pekerja-pekerja dan pegawai-pegawai negara.

Pelajaran disitu juga resmi berjalan menurut peraturan dan Undang-undang

merupakan hal serupa yang kita kenal hari ini, segala sesuatu diatur seperti kehadiran dan
kepulangan murid-murid, program-program pengajaran, staf-staf perpustakaan, dan gelar-

gelar ilmiah semuanya diatur dan diberi undang-undang. Bentuk lembaga pendidikan Islam

apapun dalam Islam harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu yang telah disepakati

sebelumnya, sehingga antara lembaga satu dengan lainnya tidak terjadi tumpang-tindih.

Prinsip-prinsip pembentukan lembaga pendidikan Islam itu adalah antara lain.

 Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia

pada api neraka.

 Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki

keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia didunia dan akherat.

 Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya

dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk

menghambakan diri pada khaliknya.

 Prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

 Prinsip pengembangan daya pikir, daya nalar, daya rasa, sehingga dapat menciptakan

anak didik yang kreatif dan dapat memfungsikan daya cipta, rasa dan karsanya.

2. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam

Tujuan lembaga pendidikan Islam (madrasah) maka tidak terlepasdari tujuan

pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam digalidari nilai-nilai ajaran Islam

yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits.

Menurut Muhaimin, Lembaga pendidikan Islam secara umum bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayalan danpengalaman peserta didik tentang

agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Lembaga pendidikan Islam mempunyai tujuan untuk mengembangkan semua potensi

yang dimiliki manusia itu, mulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman

siswa terhadap ajaran Islam, untuk selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan afeksi, yakni

terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti

menghayati dan meyakininya. Melalui tahapan efeksi tersebut diharapkan bertumbuh

motivasi dalam diri siswa dan bergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (

tahap psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan

terbentuk manusia muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.

C. PRINSIP-PRINSIP LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki sifat permanen dan ideal, dalam arti jika

pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip tersebut, maka pendidikan tersebut akan

mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal. Dengan mengacu kepada sumber ajaran islam, baik al-

Qur’an, al-Hadits, sejarah, pendapat para sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat dijumpai

beberapa prinsip pendidikan sebagai berikut.

 Prinsip Wajib Belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang dalam islam bahwa

meningkatkan kemampuan diri dalam bidang pengembangan wawasan pengetahuan,

keterampilan, pengalaman, intelektual, spiritual, dan sosial merupakan kewajiban yang harus

dilaksanakan.

 Prinsip Pendidikan untuk semua (Education for All) adalah prinsip yang menekankan agar

dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan perlakuan, atau diskriminasi.


 Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life Education) adalah prinsip yang menekankan,

agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan dirinya sepanjang hayat.

 Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka, maksudnya adalah bahwa ilmu

pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat didalam negeri sendiri, melainkan

juga ilmu yang ada dinegeri orang lain.

 Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang adalah prinsip yang memadukan antara

pendidikan ilmu agama dan pendidikan umum.

 Prinsip Pendidikan yang sesuai dengan Bakat Manusia adalah prinsip yang berkaitan dengan

merencanakan program atau memberikan pengajaran yang sesuai dengan bakat, minat, hobi,

dan kecenderungan manusia sesuai dengan tingkat perkembangan usianya.

 Prinsip Pendidikan yang Menyenangkan dan Menggembirakan ialah prinsip pendidikan yang

berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan manusia, selalu memberikan jalan keluar dan pemecahan masalah, memuaskan,

mencerahkan, menggembirakan, danmenggairahkan.

 Prinsip Pendidikan yang Berbasis pada Riset dan Rencana maksudnya adalah pendidikan

yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang

mendalam, dan bukan berdasarkan dugaan atau asal-asalan.

 Prinsip Pendidikan yang Unggul dan Profesional adalah prinsip pendidikan yang menjunjung

tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan ditopang oleh berbagai komponen

pendidikan lainnya yang unggul pula.

D. JENIS-JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis lembaga pendidikan

Islam harus ditinjau berbagai aspek, diantaranya:


a. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Ajaran Islam Sebagai Asasnya.

Dalam ajaran Islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga

dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah SWT maupun amal

yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut

mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek akidah, syari’ah dan mu’amalah yang

dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.

Asas seluruh ajaran dan amalan Islam adalah Iman. Islam telah menetapkan norma-

norma dalam mengamalkan ajaranya. Sebagaiman yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba,

bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak

mungkin berubah adalah sebagai berikut:

 Rukun Iman adalah asas ajaran dan amal Islam.

 Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimt syahadat, adalah lembaga pernyataan.

 Thaharah, lembaga penyucian.

 Shalat, lembaga utama agama.

 Zakat, lembaga pemberian wajib.

 Puasa, lembaga menahan diri.

 Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah.

 Ihsan, lembaga membaiki

 Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama

 Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan Allah SWT.

Adapun lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma-norma adalah sebagai berikut:

 Ijtihad, lembaga berfikir

 Fikih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad.
 Akhlak, lembaga nilai-nilai tingkah laku perbuatan.

 Lembaga pergaulan masyarakat

 Lembaga ekonomi

 Lembaga politik

 Lembaga pengetahuan dan tekhnik

 Lembaga seni

 Lembaga Negara

Agama Islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan waktu,

dan merupakan agama yang diridhai Allah SWT.

b. Lembaga Pendidikan Islam Ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab

Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,

karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya

pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi. Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan

secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif

kerjasama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Menurut al-Qabisy, pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan anak baik

berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang

dikemukakan al-Qabiys ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan jenis-jenis

lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya. Jika penangung jawabnya orang

tua maka jenis lembaga pendidikan dimunculkan adalah lembaga pendidikan keluarga. Jika

penanggung jawabnya pemerintah maka jenis lembaga pendidikan yang dilahirkan ini ada

beberapa macam, seperti sekolah lembaga pemasyarakatan dan sebagainya. Jika penanggung
jawabnya adalah masyarakat, lembaga pendidikan yang dimunculkan seperti panti asuhan,

panti jompo, dan sebagainya. Dengan demikian ada tiga jenis lembaga pendidikan.

a) Lembaga Pendidikan In-Formal (keluarga)

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antara sekelompok

orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak

yang belum ada dilingkunganya. Kegiatan pendidikan dalam lembaga ini tanpa ada satu

organisasi yang ketat. Tanpa ada program waktu dan evaluasi. Dalam islam istilah

keluarga dikenal dengan istilah usrah, dan nasb. Sejalan dengan pengerian di atas,

keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan. Keluarga merupakan

orang pertama, dimana sifat kepribadian akan tumbuh dan terbentuk. Seorang akan

menjadi warga masyarakat yang baik, bergantung pada sifatnya yang tumbuh dalam

kehidupan keluarga, dimana anak dibesarkan. Melihat peran yang dapat dimainkan oleh

lembaga pendidikan keluarga maka tidak berlebih bila Sidi Ghazalba

mengkatagorikannya pada jenis lembaga pendidikan primer, utamanya untuk masa bayi

dan masa kanak-kanak sampai usia sekolah. Dalam lembaga ini sebagai pendidik adalah

orang tua, kerabat, famili dan sebagainya. Orang tua selain sebagai pendidik, juga sebagai

penanggung jawab. Fungsi keluarga sebagai tempat pendidikan sesungguhnya dapat

dilihat dari dua aspek dengan penjelasnya pertama dari segi pendidikan informal, yakni

pendidikan yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap putra-putrinya. Pendidikan

dirumah ini ditekankan pada pembinaan watak, karakter, kepribadian dan keterampilan

mengerjakan pekerjaan tugas yang biasa dilakukan dalam rumah tangga. Kedua dari segi

pendidikan nonformal, yakni pendidikan yang dilakukan dirumah yang bentuk materi

pengajaran, guru, metode pengajaran dan lainya tidak dibakukan secara formal.
Pendidikan nonforma yang berkaitan dengan penanaman akidah, bimbingan membaca

dan menghafal al-Qura’an, peraktik beribadah dan peraktik akhlak mulia.

b) Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah/Madrasah)

Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati memberi pengertian tentang lembaga pendidikan tersebut

diadakan di tempat tertentu, teratur, sistimatis, mempunyai perpanjangan dan dalam

kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi,

dan dilaksanakan berdasarkan auran resmi yang telah ditetapkan. Sementara Hadari

Nawwi mengelompokkan lembaga pendidikan sekolah kepada lembaga pendidikan yang

kegiatan pendidikannya diselenggarakan secara sengaja, berencana, sisitimatis dalam

rangka membantu menjalankan tugasnya sebagi khalifah Allah di bumi. Gazalba

memasukkan lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara

pendidikannya adalah guru yang profesional.

Di Negara Republik Indonesia ada tiga lembaga pendidikan yang diindentikkan sebagai

lembaga pendidikan Islam, yaitu : pesantren, madrasah dan sekolah milik organisasi

Islam setiap jenis dan jenjang yang ada. Lembaga pendidikan pesantren dapatlah

dikatagorikan sebagai lembaga pendidikan non formal. Sedang madrasah sebagai

lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalah:

 Raudhatul Athfal atau Busthanul Athfal, atau nama lain yang disesuaikan dengan

organisasi pendirinya.

 Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar Islam (SDI)

 Madrasah Tsanawiyah (MTs), sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) atau nama-

nama lain yang setingkat dengan pendidikan ini, seperti Madrasah Mu’allimin

Mu’allimat (MMA), atau Madrasah Mu’allimin Atas (MMA)


 Perguruan Tinggi, antara lain Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), Institut Agama

Islam Negeri (IAIN), Universias Islam Negeri (UIN) atau lembaga sejenis milik

yayasan atau organisasi keislaman, seperti Sekolah Tinggi, Universias atau institut

swasta milik organisasi atay yaysan tertentu.

Demikianlah beberapa lembaga pendidikan Islam yang dapat dikatagorikan kepada

pendidika formal.

c) Lembaga Pendidikan Non-Formal (masyarakat)

Lembaga pendidikan non forma adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak

mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketata. Masyarakat merupakan kumpulan

individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan, dan

agama. Setiap masyarakat, memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-

peraturan dan sistem kekuaskan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari

tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral

sehingga harus tunduk pada norma-norma yanng berlaku dalam masyarakat. Begitu juga

dengan tanggug jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.

Berpijak pada tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan

Islam yang dapat dikelompokkan dalam jenis ini adalah:

 Masjid, Mushalla Langgar, Surau dan Rangkang.

 Madrasah Diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi

 Majlis Ta’lim, Taman Pendidikan al-Qura’an, Taman Pendidikan Seni al-Qura’an,

Wirid Remaja/Dewasa.

 Kursus-kursus keislaman

 Badan pembinaan Rohani


 Badan-badan Konsultasi Keagamaan

 Musabaqah Tilawah al-Qura’an


KESIMPULAN

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan

berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan. Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalam kelembagaannya

tidak lepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada, lembaga disebut juga institusi atau

pranata. Tujuan lembaga pendidikan Islam (madrasah) maka tidak terlepasdari tujuan

pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam digalidari nilai-nilai ajaran Islam

yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki

sifat permanen dan ideal, dalam arti jika pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan

prinsip tersebut, maka pendidikan tersebut akan mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal.

Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,

karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya

pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di

Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang

Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Ramayulis, H. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

D. Marimba, Ahmad, 1991, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif

Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

Muhimin, Abd. Mujib, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Putra Grafika,

Nata, Abudin, 2003Manajemen Pendidikan, Bogor: Kencana

Nata, Abudin, Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Perdana Media Group

Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam, Malang; Erlangga,

http://irwantokrc.blogspot.com/2018/06/lembaga-pendidikan-islam.html

http://duniapendidikan33.blogspot.com/2014/12/lembaga-pendidikan-islam.html

Anda mungkin juga menyukai