Anda di halaman 1dari 11

AMTSALUL QUR’AN

Aas Astuti
Aastiastuti.id@gmail.com
Dwie Arief
Dwiariefnovianto3@gmail.com
Khairan istiqamah
Istiqamahragil@gmail.com

Pendahuluan
Sebagai kitab suci yang berlaku untuk semua zaman dan tempat dan agar
tidak kehilangan universalitasnya sehingga mampu berbicara dan memberikan
solusi dalam menjawab pelbagai problem kehidupan manusia yang bagaimana
pun, maka Al-Qur’an melalui tafsirnya perlu selalu ditampilkan sebagai petunjuk
yang selalu dirasakan aktual, segar, dan up to date. Al-Qur’an sendiri memberikan
peluang yang sebesar-besarnya kepada para mufassir. Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-
pesanya kepada manusia. menggunakan uslub yang beraneka ragam. Hal ini dimaksudkan agar
petunjuk dan bimbingannya dapat dengan mudah diterima dan merasuk ke dalam lubuk hati
sanubari manusia.

Di antara keunikan Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-pesan kehidupan ialah


model penyampaian pesan yang singkat, mudah, dan jelas untuk difahami. Dan salah satu
metode tersebut adalah melalui ungkapan matsal (perumpamaan).Amtsal merupakan salah
satu gaya bahasa Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-pesannya, menggugah manusia agar
selalu menggunakan akal fikiranya secara jernih dan tepat. Berdasarkan pemikiran tersebut,
ada sebagian ulama berusaha memfokuskan perhatiannya berusaha mengkaji gaya bahasa dan
susunan Al-Qur’an dalam bentuk amtsal serta mencari rahasia dibalik ungkapan itu.Amtsal
dalam Al-Qur’an merupakan visualisasi yang abstrak yang dituangkan dalam berbagai
ragam kalimat dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa dan sebanding,
maka untuk dapat memahami secara baik dan benar memerlukan pemikiran yang cermat
dan mendalam serta harus ditopang dengan penguasaan ilmu Balaghah.
Nilai sastra yang tertuang di dalam untaian bahasa Al-Qur’an yang berupa amtsal
adalah merupakan salah satu kemukjizatan dari sekian banyak segi kemukjizatan Al-
Qur’an. Oleh karena itu nilai kegunaan sastra Al-Qur’an tidak dapat ditandingi oleh siapa pun
dan kapanpun juga, karena memang Al-Qur’an bukan produk insani.

1. Menurut Ahmad Amin, pada dasarnya membuat perumpamaan-perumpamaan


berupa ungkapan-ungkapan singkat dan padat dalam memberikan wejangan nasihat
-sebagai hasil perenungan yang cermat-adalah merupakan tradisi orang-orang Arab
pra Islam.

2. Dari hasil kajian dan penelitian para ulama terhadap amtsal Al-Qur’an tersebut telah
melahirkan suatu disiplin ilmu yang disebut dengan Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yang
merupakan bagian dari ilmu-ilmu Al-Qur’an.Tulisan ini akan mencoba mengupas
persoalan-persoalan yang perlu dijawab yang berkaitan dengan obyek bahasan
tersebut yaitu pengertian amtsal al Qur’an, tujuan, bagian bagian dan hikmahnya.

1. Pengertian Amtsalul Qur’an

Menurut bahasa (etimologi) kata amtsal berupa bentuk jamak dari lafal matsal. Sedang
kata matsal, mitsil, dan matsil adalah sama dengan kata syabah, syibih, dan syabih, baik dalam
lafal maupun dalam maknanya. Menurut bahasa, arti lafal amtsal ada tiga macam, yaitu:
a. Bisa berarti perumpamaan, gambaran, atau perserupaan.
b. Bisa diartikan kisah atau cerita, jika keadaannya amat asing dan aneh.
c. Bisa juga berarti sifat, atau keadaan atau tingkah laku yang mengherankan. Imam
Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf juga memberikan arti kata matsal dengan arti
perumpamaan, sifat, dan kisah, tetapi para ulama ahli Ilmu Bayan menambahkan arti
yang keempat terhadap lafal matsal, yaitu diartikan dengan majaz murakkab.
Secara bahasa amtsil berasal dari kata mitsal yang artinya perumpamaan, sedangkan menurut
istilah ada beberapa pendapat yaitu :
1. Menurut istilah ulama ahli adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan
keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
2. Menurut istilah ulama ahli Bayan amtsal adalah ungkapan mazas yang disamakan
dengan asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih.
3. Menurut ulama ahli tafsir amtsal adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam
ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dalam
bentuk tasybih maupun mazas mursal.
2. Bagian-bagian dari Amtsalul Qu’an

Secara garis besarnya terdapat dua versi ulama dalam mengemukakan macam-macam Amtsal
al-Qur’an. Manna al-Qatthan umpamanya membagi kepada tiga bagian,
yaitu amtsal Musarrahah, Amtsal Kaminah, dan Amtsal Mursalah. Sementara al-Suyuthi
membagi kepada dua bagian, yaitu: Amtsal Muarrahah dan Amtsal Kaminah.
Meskipun terdapat dua versi tentang pengklasifikasi Amtsal’ namun pada dasarnya tidak
terjadi perbedaan mendasar antara keduanya. Hal tersebut dapat kita lihat pada penjelasan beikut
ini:
A. Amtsal Musarrahah, yaitu Amtsal yang di dalamnya.Dijelaskan lafadz-lafadz matsal atau
ssuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal yang mempergunakan ini, disebut juga amtsal
zahirah (terang). Berdasarkan pengertian ini, maka ayat-ayat yang terdapat kata
”almatslu” dapat disebut sebagai amtsal musarrahah atau zahir. Amtsal seperti ini banyak
ditemukan di dalam Al-Qur’an, misalnya contoh-contoh dibawah ini.

a. Q.S. Al-A’raf (7): 176

ْ ۗ َ‫ هُ يَ ْله‬:‫ث اَوْ تَ ْت ُر ْك‬


‫وْ ِم‬:َ‫ ُل ْالق‬:َ‫كَ َمث‬:ِ‫ث ٰذل‬ ِ ۚ ‫ض َواتَّبَ َع ه َٰوى ۚهُ فَ َمثَلُهٗ َك َمثَ ِل ْال َك ْل‬
ْ َ‫ ِه يَ ْله‬:‫لْ َعلَ ْي‬:‫ب اِ ْن تَحْ ِم‬ ٰ
ِ ْ‫َولَوْ ِشْئنَا لَ َرفَ ْع ٰنهُ بِهَا َول ِكنَّ ٗ ٓه اَ ْخلَ َد اِلَى ااْل َر‬
َ‫ص لَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ َ‫ُص ْالق‬ ۚ ٰ
َ ‫ص‬ ِ ‫الَّ ِذ ْينَ َك َّذبُوْ ا بِا ٰيتِنَا فَا ْقص‬

Artinya: “Dan kamu mengehendaku, sesungguhnya kami tinggalkan(derajatkan)nya dengan


ayat-ayat itu. Tapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya seperti anjing juka kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika
kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itu perumpaman orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir.”
Penjelasan ayat ini adalah dimana Allah SWT memisahkan manusia yang hanya memperturutkan
hawa nafsunya, tanpa memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

b. Qs. Yunus (10): 24


ٓ
‫ض ِم َّما يَْأ ُك ُل النَّاسُ َوااْل َ ْن َعا ُم ۗ َح ٰتّى اِ َذٓا‬
ِ ْ‫ات ااْل َر‬ ُ َ‫اختَلَطَ بِ ٖه نَب‬ْ َ‫اِنَّ َما َمثَ ُل ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا َك َم ۤا ٍء اَ ْن َز ْل ٰنهُ ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء ف‬
‫ص ْيدًا َكا َ ْن‬ِ ‫َت َوظَ َّن اَ ْهلُهَٓا اَنَّهُ ْم ٰق ِدرُوْ نَ َعلَ ْيهَٓا اَ ٰتىهَٓا اَ ْم ُرنَا لَ ْياًل اَوْ نَهَارًا فَ َج َع ْل ٰنهَا َح‬
ْ ‫ت ااْل َرْ ضُ ُز ْخ ُرفَهَا َوا َّزيَّن‬ ِ ‫اَخَ َذ‬
َّ
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّتَفَكرُوْ ن‬ ٰ ‫اْل‬
ِ ‫ص ُل ا ٰي‬ ِّ َ‫ك نُف‬ َ ِ‫س َكذل‬ٰ ِ ۗ ‫لَّ ْم تَ ْغنَ بِا َ ْم‬
‫اْل‬

Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang Kami
turunkan dari langi, lalutumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi,
diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengirah
bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami diwaktu malam
atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanamannya yang suda disabit,
seakan-akan belum perna tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (kami) kepada orang-orang yang berfikir.
Penjelasan ayat ini adalah kehidupan dunia yang tidak kekal di sisi Allah swt.

c. Qs. Hud (11): 24

ِ َ‫ص ِّم َو ْالب‬


َ‫صي ِْر َوال َّس ِمي ۗ ِْع هَلْ يَ ْست َِو ٰي ِن َمثَاًل ۗ اَفَاَل تَ َذ َّكرُوْ ن‬ َ َ ‫ࣖ َمثَ ُل ْالفَ ِر ْيقَ ْي ِن َكااْل َ ْعمٰ ى َوااْل‬

Artinya: Perbandingan kedua golongan itu (orang-oran) kafir dan orang-orang mukmin), seperti
orang buta dan tuli dengn orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua
golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada
Perbandingan itu)?
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT membedakan antara orang kafir dan orang mukmin.
Dimana orang mukmin selalu mengerjakan amal-amal saleh selama di dunia dan akhirnya
ditempatkan Allah SWT dalan sorga, dan mereka kekal didalamnya.

B. Amtsal Kaminah, Yaitu Amtsal yang tidak dinyatakan atau ditegaskan di dalamnya
lafadz matsal, akan tetapi amtsal ini menunjukan makna yang indah, simple, logis, dan
bersifat universal serta menunjukan perumpamaan. Contoh dari amtsal ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:

a. Qs. Al-Isra’ (17): 29

َ ِ‫َواَل تَجْ َعلْ يَدَكَ َم ْغلُوْ لَةً اِ ٰلى ُعنُق‬


ْ ‫ك َواَل تَ ْبس‬
‫ُطهَا ُك َّل ْالبَ ْس ِط فَتَ ْق ُع َد َملُوْ ًما َّمحْ سُوْ رًا‬

Artinya: dan janganlah kamu jadikantanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercelah dan menyesal.
Penjelasan Ayat ini adalah setiap manusia dianjurkan oleh Allah SWT supaya jangan terlalu
kikir dan jangan pula terlalu pemurah.

b. Qs. Al-Isra’(17): 110


‫هّٰللا‬
ْ ِ‫ك َواَل تُ َخاف‬
َ‫ت بِهَا َوا ْبت َِغ بَ ْين‬ َ ِ‫قُ ِل ا ْدعُوا َ اَ ِو ا ْدعُوا الرَّحْ مٰ ۗنَ اَيًّا َّما تَ ْد ُعوْ ا فَلَهُ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُحس ْٰن ۚى َواَل تَجْ هَرْ ب‬
َ ِ‫صاَل ت‬
َ ِ‫ٰذل‬
‫ك َسبِ ْي ًل‬

Artinya: Katajkanlah: serulah Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya, dan carilah jalan
tengah diantara kefuanya itu.
Penjelasannya adalah: dalam pembacaan Al-Qur’an dalam sholat janganla terlalu diekraskan dan
janganlah pula terlalu dipelankan, cukuplah dapat didengar oleh makmum.

c. Qs. Al-Furqan (25): 67

َ ِ‫ْرفُوْ ا َولَ ْم يَ ْقتُرُوْ ا َو َكانَ بَ ْينَ ٰذل‬


‫ك قَ َوا ًما‬ ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اِ َذٓا اَ ْنفَقُوْ ا لَ ْم يُس‬

Artinya: dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelajaran itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
C. Amtsal Mursalah, Yaitu ungkapan bebas tanpa ada unsure tasybih, akan tetapi biasa
dipergunakan sebagai kiasan. Amtsal ini mempergunakan ungkapan yang mengandung
pengertian yang bersifat umum, tidak terikat pada tempat dan waktu jenis ini mirip
dengan amtsal kaminah Sebagai contoh-contoh Amtsal Mursalah yang terdapat didalam
Al-Qur’an adalah:
a. Qs. Al-Isra’ (17):84

‫قُلْ ُكلٌّ يَّ ْع َم ُل ع َٰلى َشا ِكلَتِ ٖ ۗه فَ َربُّ ُك ْم اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن هُ َو اَ ْه ٰدى َسبِ ْي ًل‬

Artinya: katakanlah: bahwa tiap-tiap orang yang berbuat menurut keadaannya masing-masing.
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang benar jalanNya.
Ayat ini menjelaskan tantang keadaan atau krakteristik “tabiat” dari masing-masing orang’ serta
kondisi disekitarnya.

b. Qs. Faathir (35):43

‫ق ْال َم ْك ُر ال َّسيُِّئ اِاَّل بِا َ ْهلِ ٖه ۗفَهَلْ يَ ْنظُرُوْ نَ اِاَّل ُسنَّتَ ااْل َ َّولِ ْي ۚنَ فَلَ ْن تَ ِج َد‬
ُ ‫ض َو َم ْك َر ال َّسيِّ ِۗئ َواَل يَ ِح ْي‬ ِ ْ‫ا ْستِ ْكبَارهّٰللاًا فِى ااْل َر‬
‫هّٰللا‬
‫ت ِ تَحْ ِو ْي ًل‬ ِ َّ‫ت ِ تَ ْب ِد ْياًل ەۚ َولَ ْن تَ ِج َد لِ ُسن‬
ِ َّ‫لِ ُسن‬

Artinya: karena (kesombongan) mereka di muka bumi dank arena rencana (mereka) yang jahat.
Rencana yang jahat  itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.
Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku)
kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantinya
bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah
itu.

c. Qs. An-Najm (53): 58

ٌ‫ْس لَهَا ِم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ َكا ِشفَة‬


َ ‫لَي‬

Artinya: tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.
Berdasarkan contoh-contoh Amtsal Al-Qur’an yang disebut diatas, maka muatan-muatan yang
terdapat dalam penggunaan Amtsal menurut Al-Zarkasyih, pada dasarnya kata Amtsal berarti
sama dengan serupa atau setara, tetapi kadang juga berarti keadaan, sifat, dan kisah.

1. Matsal yang berarti keadaan seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Albaqarah
(2):17

ٍ ٰ‫َب هّٰللا ُ بِنُوْ ِر ِه ْم َوتَ َر َكهُ ْم فِ ْي ظُلُم‬


ِ ‫ت اَّل يُ ْب‬
َ‫صرُوْ ن‬ ْ ‫ض ۤا َء‬
َ ‫ت َما َحوْ لَهٗ َذه‬ َ َ‫َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذى ا ْستَوْ قَ َد نَارًا ۚ فَلَ َّمٓا ا‬

Artinya: Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu
mnerangi skelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat:
Ayat ini menjelaskan bagaimana keadaan orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil
manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikan yang
bersemi dalam dada mereka. Mereka diumpamakan seperti orang yang menyalakan api, sehingga
dapat menyinari disekitarnya, akan tetapi, setelah mendapatkan cahaya, api itu dipadamkan oleh
Allah SWT.

2. Matsal yang berarti sifat, Qs Al-Fath (48): 29

ۖ ‫ار ُر َح َم ۤا ُء بَ ْينَهُ ْم ت َٰرىهُ ْم ُر َّكعًا ُس َّجدًا يَّ ْبتَ ُغوْ نَ فَضْ اًل ِّمنَ هّٰللا ِ َو ِرضْ َوانًا‬ ۤ ‫هّٰللا‬
ِ َّ‫ُم َح َّم ٌد َّرسُوْ ُل ِ ۗ َوالَّ ِذ ْينَ َم َع ٗ ٓه اَ ِش َّدا ُء َعلَى ْال ُكف‬
َ‫طـَٔهٗ فَ ٰازَ َر ٗه فَا ْستَ ْغلَظ‬ْ ‫ع اَ ْخ َر َج َش‬
ٍ ْ‫ك َمثَلُهُ ْم فِى التَّوْ ٰرىهّٰللاِة ۖ َو َمثَلُهُ ْم فِى ااْل ِ ْن ِج ْي ۚ ِل كَزَ ر‬ َ ِ‫ِس ْي َماهُ ْم فِ ْي ُوجُوْ ِه ِه ْم ِّم ْن اَثَ ِر ال ُّسجُوْ ِد ٰۗذل‬
‫ت ِم ْنهُ ْم َّم ْغفِ َرةً َّواَجْ رًا‬ ٰ ُ ٰ َّ َّ ْ
ّ ‫الزرَّا َع لِيَ ِغ ْيظَ بِ ِه ُم ال ُكفا َر َۗو َع َد ُ ال ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا َو َع ِملوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬ ُّ ُ‫فَا ْست َٰوى ع َٰلى سُوْ قِ ٖه يُ ْع ِجب‬
‫َظ ْي ًما‬
ِ ‫ع‬
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang ebrsama dengna Dia adalah
keras terhadap orang-orang yang kafif, tetapi berkasih saying sesame mereka. Kami liaht mereka
raku’ dan sujut mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tandan mereka tampak pada
muka mereka dari bekas sujud, Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat dan sifat-sifat
mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadi
tanaman itu kuat lalumenjadi besarlahDia dan tegak lurus di atas pokoknya: tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan yang mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.
Ayat ini menjelaskan bahwa tentang bagaimana sifat dan keteguhan hati sahabat para
Nabi yang apabila mereka telah memiliki iman dalam dada mereka dan mereka selalu taat
menjalankan perintah Allah SWT, sehinggah diumpamakan seperti sebuah tanaman yang sudah
mengeluarkan tunasnya, dan mempunyai akar yang kaut sehingga tanama itu menjadi besar kuat
karena ditunjang oleh pokok pohon yang yang kuat dan akar yang mencengkram tanah sehingga
dapat berdiri dengan kokohnya.  

3. Amtsal yang berarti cerita atau kisah, Qs. Ar Rad (13): 35

ِ ‫َمثَ ُل ْال َجنَّ ِة الَّتِ ْي ُو ِع َد ْال ُمتَّقُوْ ۗنَ تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ۗ ُر اُ ُكلُهَا د َۤا ِٕى ٌم و‬
‫َّظلُّهَ ۗا تِ ْلكَ ُع ْقبَى الَّ ِذ ْينَ اتَّقَوْ ا ۖ َّو ُع ْقبَى ْال ٰكفِ ِر ْينَ النَّا ُر‬

Artinya: Perempuan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti
taman): Mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya
(demikian pula). itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa, sedang tempat
kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah SWT, menceritakan keadaan syurga sebagai
balasan orang yang bertaqwa kepadanya, yang didalamnya terdapat sungai-sungai yang mengalir
dan terdapat buah-buahan yang tidak perna berhenti berbuah, serta sungai-sungai yang mengalir
di bawahnya.
Bentuk-bentuk Amtsal Al-Qur’an di Dalam menyampaikan pesan-pesan Ilahiyah. 
Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang Amtsal Al-Qur’an, dapat tipahami bahwa amtsal
bukan saja ayat-ayat yang mengandung perbandingan dan perumpamaan dalam bentuk tasybih,
tetapi juga ayat-ayat yang mempunyai redaksi yang simple, namun penuh makna dan nilai yang
harus direnungkan, dan pada dasarnya ada tiga bentuk yang digunakan yaitu:
1. Tasybih
Tasybih mempunyain nilai keindahan yang sangat tinggi. Ia merupakan sesuatu
dengan yang lain. Di dalam Al-Qur’an banyak yang menggunakan Uslub tasybih di
dalam Al-Qur’an sering di ungkapkan dengna menyerupakan sesuatu yang kongkrit
dengan yang kongkrit pula. Atau sesuatu yang abstrak dengan yang abstrak. Antara lain:
sepeti firman Allah
a. Qs. Hud (11): 42

َّ َ‫ْز ٍل ٰيّبُن‬
َ‫ي ارْ كَبْ َّم َعنَا َواَل تَ ُك ْن َّم َع ْال ٰكفِ ِر ْين‬ ِ ۗ َ‫ج ك َْال ِجب‬
ِ ‫ال َون َٰادى نُوْ ُح ِۨا ْبنَهٗ َو َكانَ فِ ْي َمع‬ ٍ ْ‫َو ِه َي تَجْ ِريْ بِ ِه ْم فِ ْي َمو‬

Artinya: dan bahtera itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung
Gambar tentang ayat ini adalah gelombang yang dahsyat dan menjadikan gunugn sebagai
padanannya.
b. Qs. Yunus (10) 24

ْ ‫ت اَأْلرْ ضُ ُز ْخ ُرفَهَا َوا َّزيَّن‬


‫َت َوظَ َّن‬ ِ ‫ض ِم َّما يَْأ ُك ُل النَّاسُ َواَأْل ْن َعا ُم َحتَّ ٰى ِإ َذا َأخَ َذ‬ِ ْ‫ات اَأْلر‬ ْ َ‫ء ف‬:ِ ‫ِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء َأ ْن َز ْلنَاهُ ِمنَ ال َّس َما‬
ُ َ‫اختَلَطَ بِ ِه نَب‬
ٰ
ِ ‫ك نُفَصِّ ُل اآْل يَا‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫س ۚ َك َذل‬ ِ ‫صيدًا َكَأ ْن لَ ْم تَ ْغنَ بِاَأْل ْم‬
ِ ‫َأ ْهلُهَا َأنَّهُ ْم قَا ِدرُونَ َعلَ ْيهَا َأتَاهَا َأ ْم ُرنَا لَ ْياًل َأوْ نَهَارًا فَ َج َع ْلنَاهَا َح‬

Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
kami turunkan dari langit,
Jika ayat ini ditelusuri lebih lanjut, maka dapat dipahami bahwa ia menggambarkan kehidupan
yang berlalu begitu cepat dan menipu pandangan manusia.

2. Istiarah
Istiarah adalah tasbih yang simple dan dibuang salah satu unsure tasybih-nya.
Amtsal dalam bentuk ini dapat dipahami melalui firman Allah
a. Qs Ar-Ra’ad (13) 17

َ ِ‫َاع زَ بَ ٌد ِّم ْثلُهٗ ۗ ك َٰذل‬ ۤ :ْ َ‫ء َم ۤا ًء فَ َسال‬:ِ ‫اَ ْنزَ َل ِمنَ ال َّس َم ۤا‬
ُ‫ك يَضْ ِرب‬ ٍ ‫ار ا ْبتِغَا َء ِح ْليَ ٍة اَوْ َمت‬ِ َّ‫َرهَا فَاحْ تَ َم َل ال َّس ْي ُل زَ بَدًا رَّابِيًا ۗ َو ِم َّما يُوْ قِ ُدوْ نَ َعلَ ْي ِه فِى الن‬ِ ‫ت اَوْ ِديَةٌ ۢ بِقَد‬
‫هّٰللا‬ ٰ ۤ ْ َّ ‫هّٰللا ُ ْال َح‬
‫اْل‬
‫ض كَذلِكَ يَضْ ِربُ ُ ا َ ْمثَا َل‬ ‫اْل‬
ِ ۗ ْ‫ث فِى ا َر‬ ُ
: ‫اس فَيَ ْم ُك‬َ َّ‫اط َل ەۗ فَا َ َّما ال َّزبَ ُد فَيَذهَبُ ُجفَا ًء ۚ َواَ َّما َما يَ ْنفَ ُع الن‬ ِ َ‫ق َو ْالب‬

Artinya: adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya;adapun yang
memeberi manfaat kepada manusia,Mereka ia tetap di bumi
Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang
mencair buihnya. Yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih
air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia.
b. Qs. Al-Hujurat (49): 12

‫ض ُكم بَ ْعضًا ۚ َأيُ ِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأن يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا‬ ۟ ‫ْض ٱلظَّنِّ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسس‬
ُ ‫ُوا َواَل يَ ْغتَب بَّ ْع‬ َ ‫ُوا َكثِيرًا ِّمنَ ٱلظَّنِّ ِإ َّن بَع‬۟ ‫وا ٱجْ تَنِب‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
‫ِإ‬ َ
‫َّحي‬ ِ ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ تَوَّابٌ ر‬۟ ُ‫فَكَر ْهتُ ُموهُ ۚ َوٱتَّق‬
ِ

Artinya: dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlan menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jiji kepadanya…
Bentuk Amtsal ini dapat menembus daya khayal manusia akan akibat suatu perbuatan yang
dilarang. Dalam ayat ini dapat dipahami pula, bahwa Allah menyerupakan orang yang suka
menginjak-injak harga diri saudaranya seperti memakan dagingnya sendiri.
3. Gambaran dan kisah
Bentuk ini adalah memberikan gambaran dan kisah yang mempunyai pengaruh
dalam jiwa pembacanya dan mengandung unsure keanehan tanpa ada indikasi tasybih
dan istiarah, meskipun menggunakan kata amtsal seperti ini dapat kita lihat dalam
firman-firman Allah berikut ini, antara lain:
a. Qs. Al Baqarah (2): 26

ُ ‫ق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۚ َواَ َّما الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا فَيَقُوْ لُوْ نَ َما َذٓا اَ َرا َد هّٰللا‬
ُّ ‫ضةً فَ َما فَوْ قَهَا ۗ فَا َ َّما الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا فَيَ ْعلَ ُموْ نَ اَنَّهُ ْال َح‬
َ ْ‫ب َمثَاًل َّما بَعُو‬ َ ‫يَ ْستَحْ ٖ ٓي اَ ْن يَّضْ ِر‬ ‫اِ َّن هّٰللا َ اَل‬
َۙ‫ُضلُّ بِ ٖ ٓه اِاَّل ْال ٰف ِسقِ ْين‬
ِ ‫ُضلُّ بِ ٖه َكثِ ْيرًا َّويَ ْه ِديْ بِ ٖه كثِ ْيرًا ۗ َو َما ي‬
َ ِ ‫ۘي‬ ‫بِ ٰه َذا َمثَاًل‬

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu.
b. Qs Az Zumar (39) 27

َ‫اس فِ ْي ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل لَّ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ۚن‬
ِ َّ‫ض َر ْبنَا لِلن‬
َ ‫َولَقَ ْد‬

Artinya: Sesungguhnya telah kami buatkna bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
Dari beberapa contoh di atas tidak Nampak indikasi tasybih walaupun menggunakan kata
“matsalin” , Amtsal ini hanya mengandung nilai-nilai yang perlu dirangkaikan dan dijadikan
pelajaran.

3. Tujuan dari Amtsatul Qur’an


Pada dasarnya Amtsal Al-Qur'an bertujuan untuk mengeluarkan sesuatu yang masih samar
kepada sesuatu yang jelas. Sehingga manusia dapat menangkap apa yang dimaksut dari ayat-ayat
tersebut. Berikut beberapa tujuannya:
1. Dapat menampilkan sesuatu yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke
dalam sesuatu yang konkret material yang dapat diindera manusia.
2. Dapat menyingkap makna yang sebenarnya dan memperlihatkan hal yang gaib
melalui paparan yang nyata.
3. Dapat menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang singkat sebagaimana
terlihat dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
4. Dapat menjauhkan seseorang dari suatu yang tidak disenangi.
5. Dapat memperlihatkan bahwa yang dijadikan perumpamaan memiliki sifat yang
tidak disenangi manusia.
6. Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengenai di hati lebih mantap
dalam menyampaikan nasihat; dan lebih kuat pengaruhnya. Allah sendiri banyak
menggunakan amtsal di dalam Al-Qur’an dengan tujuan memberikan peringatan
dan nasihat.

4. Hikmah Mempelajari Amtsalul Qur’an


Adanya berbagai bentuk amtsal di dalam al-Qur’an membawa kegunaan yang banyak, antara
lain sebagai berikut:
a. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat
ditangkap dengan indera manusia. mendorong akal manusia dapat mengertia
ajarn-ajaran alQur’an, sebab pengertian abstrak tidak mudah diresap sanubari,
kecuali setelah digambarkan denganhal-hal yang kongkrit sehingga mudah
dicerna.
b. Matsalil Qur’an d apat mengungkapkan kenyataan dan mengkongkritkan hal yang
abstrak.sebagai contoh perumpamaan orang akan riba dalam QS. Al-Baqarah 275
diserupakan dengan orang yang sempoyongan karena kesurupan syaitan.
c. Matsalil Qur’an dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dalam
ungkapan yang singkat dan padat seperti halnya dalam dalam amtsal kaminah,
mursalah dan sebaginya. Contohnya dalam QS. Al-Mukminun ayat 53.
d. Mendorong agar orang giat beramal, melakukan hal-hal yang menarik dan
dijadikan perumpamaan dalam al-Qur’an. Contohnya QS. Al-Baqarah ayat 261.
e. Menghindarkan dari perbuatan tercela.yang dijadikan perumpamaan dalam al-
Qur’an setelah dipahami kejelekan perbuatan tersebut . Contoh dalam QS. Al-
Hujurat ayat 12.

5. Kesimpulan
Menurut bahasa kata amtsal berupa bentuk jamak dari lafal matsal. Bisa juga berarti
sifat, atau keadaan atau tingkah laku yang mengherankan. Imam Zamakhsyari dalam Tafsir Al-
Kasysyaf juga memberikan arti kata matsal dengan arti perumpamaan, sifat, dan kisah, tetapi
para ulama ahli Ilmu Bayan menambahkan arti yang keempat terhadap lafal matsal, yaitu
diartikan dengan majaz murakkab.
Tapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing juka kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya . Demikian itu perumpaman orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka
berfikir». Penjelasan ayat ini adalah dimana Allah SWT memisahkan manusia yang hanya
memperturutkan hawa nafsunya, tanpa memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan
pemilik-pemiliknya mengirah bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya
azab kami diwaktu malam atau siang, lalu kami jadikan laksana tanam-tanamannya yang suda
disabit, seakan-akan belum perna tumbuh kemarin. Demikianlah kamimenjelaskan tanda-tanda
kekuasaan kepada orang-orang berfikir. Penjelasan ayat ini adalah kehidupan dunia yang tidak
kekal di sisi Allah swt. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran.
Allah SWT membedakan antara orang kafir dan orang mukmin. Dimana orang mukmin
selalu mengerjakan amal-amal saleh selama di dunia dan akhirnya ditempatkan Allah SWT dalan
sorga, dan mereka kekal didalamnya Amtsal Kaminah, Yaitu Amtsal yang tidak dinyatakan atau
ditegaskan di dalamnya lafadz matsal, akan tetapi amtsal ini menunjukan makna yang
indah, simple, logis, dan bersifat universal serta menunjukan perumpamaan. Penjelasan Ayat ini
adalah setiap manusia dianjurkan oleh Allah SWT supaya jangan terlalu kikir dan jangan pula
terlalu pemurah. Amtsal Mursalah, Yaitu ungkapan bebas tanpa ada unsure tasybih, akan tetapi
biasa dipergunakan sebagai kiasan. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang benar
jalanNya. Ayat ini menjelaskan tantang keadaan atau krakteristik «tabiat» dari masing-masing
orang’ serta kondisi disekitarnya. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri.
Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan sunnah kepada orang-orang yang
terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantinya bagi sunnah Allah, dan
sekali-kali tidak akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. Berdasarkan contoh-
contoh Amtsal Al-Qur’an yang disebut diatas, maka muatan-muatan yang terdapat dalam
penggunaan Amtsal menurut Al-Zarkasyih, pada dasarnya kata Amtsal berarti sama dengan
serupa atau setara, tetapi kadang juga berarti keadaan, sifat, dan kisah.
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal yang saleh
di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. Ayat ini menjelaskan bahwa tentang
bagaimana sifat dan keteguhan hati sahabat para Nabi yang apabila mereka telah memiliki iman
dalam dada mereka dan mereka selalu taat menjalankan perintah Allah SWT, sehinggah
diumpamakan seperti sebuah tanaman yang sudah mengeluarkan tunasnya, dan mempunyai akar
yang kaut sehingga tanama itu menjadi besar kuat karena ditunjang oleh pokok pohon yang yang
kuat dan akar yang mencengkram tanah sehingga dapat berdiri dengan kokohnya. Yang berarti
cerita atau kisah, Qs. itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa, sedang tempat
kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Allah SWT, menceritakan keadaan syurga sebagai balasan orang yang bertaqwa
kepadanya, yang didalamnya terdapat sungai-sungai yang mengalir dan terdapat buah-buahan
yang tidak perna berhenti berbuah, serta sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Bentuk-
bentuk Amtsal Al-Qur’an di Dalam menyampaikan pesan-pesan Ilahiyah. Tasybih mempunyain
nilai keindahan yang sangat tinggi. Ia merupakan sesuatu dengan yang lain. Di dalam Al-Qur’an
banyak yang menggunakan Uslub tasybih di dalam Al-Qur’an sering di ungkapkan dengna
menyerupakan sesuatu yang kongkrit dengan yang kongkrit pula. Atau sesuatu yang abstrak
dengan yang abstrak. Istiarah adalah tasbih yang simple dan dibuang salah satu unsure tasybih-
nya.
Dari beberapa contoh di atas tidak Nampak indikasi tasybih walaupun menggunakan kata
matsalin, Amtsal ini hanya mengandung nilai-nilai yang perlu dirangkaikan dan dijadikan
pelajaran.
6. Referensi-referensi

(Anshori, 2013)Anshori. (2013). Ulumul Qur’an.

Noor, W. (2014). Rekontruksi Pendidikan Agama Islam. Qothruna, 1(1).

(Noor, 2014)Anshori. (2013). Ulumul Qur’an.

Noor, W. (2014). Rekontruksi Pendidikan Agama Islam. Qothruna, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai