Anda di halaman 1dari 13

AL MULK DAN KANDUNGANNYA

Juliana (221002008)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Latar Belakang
Surah al-Mulk adalah surah Al-Qur’an ke 67 menurut penulisan mushaf
Utsmânî. Berdasarkan urutan turunnya wahyu kepada Rasulullah Saw., surah
tersebut menempati urutan ke 77. Surah ini turun di Mekah, terdiri dari 30 ayat. 1
Dari ayat 1-30 secara keseluruhan ayat ini mengandung berbagai makna yang
terkandung di dalamnya. Di dalam surat tersebut mengandung materi, metode
mengajar, media mengajar, materi tentang dakwah dan lainnya. Kandungan
berbagai makna dan pembelajaran yang terkandung dalam surat Al Mulk
tergantung pada pendekatan yang digunakan sehingga antara satu dengan lainnya
mendapatkan kandungan Al Mulk berbeda-beda.
Sama dengan yang lainnya, kajian Al Mulk yang dikaji penulis diarahkan
pada proses belajar mengajar, untuk itu penulis fokus membahas tentang
kandungan materi ajar, metode mengajar dan media mengajar yang terkandung
dalam surat Al Mulk. Hal ini tentu menyesuaikan dengan tugas yang diberikan
oleh Dosen Pengampu untuk mengkaji tiga persoalan di atas. Kajian ini sendiri
tentu saja penting sebagai mahasiswa, guru dan dosen yang memiliki profesi
sebagai pendidik agar memiliki landasan nas tentang materi ajar, metode dan
media mengajar yang kuat dari perspektif Islam dan mampu menjadi pedoman
dalam dunia akademik kedepannya.

Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil terkait dengan aspek pendidikan yang terkandung
dalam Q.S Al Mulk, maka penulis menggunakan metode tahliliy (analisis).
Metode Tahliliy (Analisis) ialah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan
memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu
1
Mohamad Nur Fuad, Studi Surah Al-Mulk Tentang Materi Dan Metode Dakwah Dalam
Kitab Al-Tafsir Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî, Jurnal An-Nida’: Jurnal Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Vol. 9, No. 1 (2021), hal. 107.

1
‫‪serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan‬‬
‫‪keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.2‬‬

‫‪Al Mulk Ayat 1-30‬‬

‫ت َواحْلَٰي و َة لِيَْبلُ َو ُك ْم اَيُّ ُك ْم‬ ‫ٍ ِ ۙ ِ‬


‫ك َو ُه َو َع ٰلى ُك ِّل َش ْيء قَ د ْي ٌر ۨالَّذ ْي َخلَ َق الْ َم ْو َ‬ ‫َتٰب َر َك الَّ ِذ ْي بِيَ ِد ِه الْ ُم ْل ۖ ُ‬
‫ت ِطبَاقً ۗا َم ا َت ٰرى يِف ْ َخ ْل ِق ال رَّمْح ٰ ِن ِم ْن‬ ‫اَحس ن عماًل ۗا وه و الْع ِزي ز الْغَ ُف و ۙ ُر الَّ ِذي خلَ ق س بع مَسٰ ٰو ٍ‬
‫ْ َ َ َ َْ‬ ‫ْ َ ُ ََ َ ُ َ َ ْ ُ ْ‬
‫ك الْبص ر خ ِ‬ ‫ت فَار ِج ِع الْبص ۙ َر ه ل ت ٰرى ِمن فُطُو ٍر مُثَّ ار ِج ِع الْبص ر َك رت ِ ينقلِ ِ‬ ‫ۗ‬
‫اس ًئا َّو ُه َو‬ ‫ب الَْي َ َ َ ُ َ‬ ‫َ َ َ َّ َنْي َْ َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ََ ََْ‬ ‫َت ٰف ُو ٍ ْ‬
‫الس عِرْيِ‬
‫اب َّ‬ ‫الس ماۤء ال ُّد ْنيا مِب َص ابِيح وجع ْلنٰه ا رجوم ا لِّ َّ ِ‬
‫لش ٰيطنْي ِ َواَ ْعتَ ْدنَا هَلُ ْم َع َذ َ‬ ‫َحس ْيٌر َولََق ْد َزيَّنَّا َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ْ ً‬
‫ِ‬
‫ۙ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫س الْ َمصْيُر ا َذٓا اُلْ ُق ْوا فْي َه ا مَس عُ ْوا هَلَا َش ِهْي ًقا َّوه َي َت ُف ْو ُر تَ َك ُ‬
‫اد‬ ‫ۗ ِ‬
‫اب َج َهنَّ َم َوبْئ َ‬ ‫َوللَّذيْ َن َك َفُر ْوا بَرهِّب ْم َع َذ ُ‬
‫مَتََّيُز ِم َن الْغَْي ِۗظ ُكلَّ َم ٓا اُلْ ِق َي فِْي َه ا َف ْو ٌج َس اَهَلُ ْم َخَز َنُت َه ٓا اَمَلْ يَ ْأتِ ُك ْم نَ ِذ ْي ۙ ٌر قَ الُْوا َب ٰلى قَ ْد َجاۤءَنَ ا نَ ِذ ْيٌر ەۙ‬
‫ض ٰل ٍل َكبِرْيٍ َوقَالُْوا لَ ْو ُكنَّا نَ ْس َم ُع اَْو َن ْع ِق ُل َم ا ُكنَّا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٰ ِ‬
‫فَ َك َّذ ْبنَا َو ُق ْلنَا َما َنَّز َل اللّهُ م ْن َش ْي ۖ ٍء ا ْن اَْنتُ ْم ااَّل يِف ْ َ‬
‫السعِرْيِ اِ َّن الَّ ِذيْن خَي ْ َش ْو َن ربَّ ُهم بِالْغَْي ِ‬ ‫ۢ‬
‫ب هَلُ ْم‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ب َّ‬ ‫ص ٰح ِ‬ ‫اعَتَر ُف ْوا بِ َذ ْنبِ ِه ۚ ْم فَ ُس ْح ًقا اِّل َ ْ‬‫السعِرْيِ فَ ْ‬ ‫ب َّ‬ ‫ص ٰح ِ‬ ‫يِف ْٓي اَ ْ‬
‫ق َو ُه َو‬ ‫الص ُد ْو ِر اَاَل َي ْعلَ ُم َم ْن َخلَ ۗ َ‬ ‫ات ُّ‬ ‫َّم ْغ ِف رةٌ َّواَج ر َكبِي ر واَ ِس ُّروا َق ولَ ُكم اَ ِو اجه روا بِهٖۗ اِنَّهٗ علِيم ۢبِ َذ ِ‬
‫َ ٌْ‬ ‫َ ٌْ ٌْ َ ْ ْ ْ َُْْ‬
‫ض َذلُ ْواًل فَ ْام ُش ْوا يِف ْ َمنَاكِبِ َه ا َو ُكلُ ْوا ِم ْن ِّر ْزقِهٖۗ َواِلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫ف اخْلَبِْي ُر ࣖ ُه َو الَّذ ْي َج َع َل لَ ُك ُم ااْل َْر َ‬ ‫اللَّطْي ُ‬
‫ِ‬
‫الس َماِۤء اَ ْن‬ ‫ۙ‬ ‫النُّش ور ءاَِمْنتم َّمن ىِف َّ ِ‬
‫ض فَ اِ َذا ِه َي مَتُ ْو ُر اَْم اَِمْنتُ ْم َّم ْن ىِف َّ‬ ‫ف بِ ُك ُم ااْل َْر َ‬
‫ِ‬
‫الس َماۤء اَ ْن خَّيْس َ‬ ‫ُ ُْ َ ُْ ْ‬
‫ِ‬ ‫اص ب ۗا فَس تعلَمو َن َكي ف نَ ِذي ِر ولََق ْد َك َّذ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ف َك ا َن نَكرْيِ اََومَلْ‬ ‫ب الَّذيْ َن م ْن َقْبل ِه ْم فَ َكْي َ‬ ‫َ‬ ‫يُّْرس َل َعلَْي ُك ْم َح ً َ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ‬
‫ص ْيٌر اََّم ْن ٰه َذا الَّ ِذ ْي‬ ‫ض ۘنَ ما مُيْ ِس ُكه َّن اِاَّل الرَّمْح ٰ ۗ ُن اِنَّهٗ بِ ُك ِّل َشي ۢ ٍء ب ِ‬ ‫يروا اِىَل الطَّ ِ َفو َقهم ٰۤ ٰ ٍ‬
‫ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫ص ّفت َّو َي ْقبِ ْ َ‬ ‫رْي ْ ُ ْ‬ ‫ََ ْ‬
‫ص ُر ُك ْم ِّم ْن ُد ْو ِن ال رَّمْح ٰ ۗ ِن اِ ِن الْ ٰك ِف ُر ْو َن اِاَّل يِف ْ غُ ُر ْو ۚ ٍر اََّم ْن ٰه َذا الَّ ِذ ْي َي ْر ُزقُ ُك ْم اِ ْن‬ ‫ُه َو ُجْن ٌد لَّ ُك ْم َيْن ُ‬
‫ى اََّم ْن مَّيْ ِش ْي َس ِويًّا َع ٰلى‬ ‫ك ِر ْزقَهٗ ۚ بَ ْل جَّلُّْوا يِف ْ عُُت ٍّو َّونُ ُف ْو ٍر اَفَ َم ْن مَّيْ ِش ْي ُم ِكبًّا َع ٰلى َو ْج ِههٖٓ اَ ْه ٰد ٓ‬ ‫اَْم َس َ‬
‫ص َار َوااْل َفِْٕـ َد ۗةَ قَلِْياًل َّما تَ ْش ُكُر ْو َن قُ ْل‬‫الس ْم َع َوااْل َبْ َ‬
‫ي اَنْ َشاَ ُك ْم َو َج َع َل لَ ُك ُم َّ‬ ‫اط ُّم ْستَ ِقْي ٍم قُ ْل ُه َو الَّ ِذ ْٓ‬ ‫ِصر ٍ‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫مَّن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض َوالَْيه حُتْ َشُر ْو َن َو َي ُق ْولُ ْو َن َمىٰت ٰه َذا الْ َو ْع ُد ا ْن ُكْنتُ ْم ٰص دقنْي َ قُ ْل ا َا الْع ْل ُم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ىِف‬
‫ُه َو الذ ْي َذ َراَ ُك ْم ااْل َْر ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ت ُو ُج ْوهُ الَّ ِذيْ َن َك َف ُر ْوا َوقِْي َل ٰه َذا الَّ ِذ ْي ُكْنتُ ْم بِه‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِٰ ِ ۠ ِ‬
‫عْن َد اللّ ه ۖ َوامَّنَٓا اَنَا نَ ذ ْيٌر ُّمبِنْيٌ َفلَ َّما َراَْوهُ ُزلْ َف ةً سْيَۤٔـ ْ‬
‫اب اَلِْي ٍم قُ ْل ُه َو‬ ‫تَ دَّعُو َن قُ ل اَرء ْيتُم اِ ْن اَ ْهلَ َكيِن ال ٰلّ هُ ومن َّمعِي اَو رمِح َنَ ۙا فَمن جُّيِ ْي ر الْ ٰك ِف ِريْن ِمن َع َذ ٍ‬
‫َ ْ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ ََ ْ َ ْ َ‬ ‫ْ ْ ََ ْ‬
‫ِ‬ ‫ۚ‬ ‫ِ‬
‫ص بَ َح َم اُۤؤ ُك ْم َغ ْو ًرا‬ ‫ض ٰل ٍل ُّمبِنْي ٍ قُ ْل اََرءَ ْيتُ ْم ا ْن اَ ْ‬‫الرَّمْح ٰ ُن اٰ َمنَّا بِ ٖه َو َعلَْي ه َت َو َّك ْلنَا فَ َس َت ْعلَ ُم ْو َن َم ْن ُه َو يِف ْ َ‬
‫فَ َم ْن يَّْأتِْي ُك ْم مِب َاٍۤء َّمعِنْي ٍ ࣖ‬

‫‪2‬‬
‫‪Hadi Yasin, Mengenal Metode Penafsiran Al Quran, Jurnal Tadzhib Al-Akhlak, Vol. 1,‬‬
‫‪No. 1, 2020, hal. 42.‬‬

‫‪2‬‬
Terjemah Kemenag 2019
1. Mahaberkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu,
2. Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha
Pengampun.
3. (Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan
sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?
4. Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam
ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan
kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).
5. Sungguh, Kami benar-benar telah menghiasi langit dunia dengan bintang-
bintang, menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat pelempar
terhadap setan, dan menyediakan bagi mereka (setan-setan itu) azab
(neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).
6. Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab (neraka)
Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
7. Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti mendengar
suaranya yang mengerikan saat ia membara.
8. (Neraka itu) hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan
(orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaganya bertanya
kepada mereka, “Tidak pernahkah seorang pemberi peringatan datang
kepadamu (di dunia)?”
9. Mereka menjawab, “Pernah! Sungguh, seorang pemberi peringatan telah
datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(-nya) dan mengatakan,
‘Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun.” (Para malaikat berkata,) “Kamu
tidak lain hanyalah (berada) dalam kesesatan yang besar.”
10. Mereka juga berkata, “Andaikan dahulu kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu), tentulah kami tidak termasuk ke dalam
(golongan) para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).”

3
11. Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka,
jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang
menyala-nyala) itu.
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan tanpa
melihat-Nya akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
13. Rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui segala isi hati.
14. Apakah (pantas) Zat yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia
(juga) Mahahalus lagi Maha Mengetahui?
15. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah
dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
16. Sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana)
dibenamkannya bumi oleh-Nya bersama kamu ketika tiba-tiba ia
terguncang?
17. Atau, sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari
bencana) dikirimkannya badai batu oleh-Nya kepadamu? Kelak kamu akan
mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.
18. Sungguh, orang-orang sebelum mereka pun benar-benar telah mendustakan
(rasul-rasul-Nya). Maka, betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
19. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan
mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di
udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala
sesuatu.
20. Atau, siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat
menolongmu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu
tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
21. Atau, siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-
Nya? Sebaliknya, mereka terus-menerus dalam kesombongan dan
menjauhkan diri (dari kebenaran).

4
22. Apakah orang yang berjalan dengan wajah tertelungkup itu lebih
mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang
lurus?
23. Katakanlah, “Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. (Akan tetapi,) sedikit sekali
kamu bersyukur.”
24. Katakanlah, “Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka
bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”
25. Mereka berkata, “Kapankah (datangnya) janji (azab) ini jika kamu orang-
orang benar?”
26. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat
itu) hanya ada pada Allah. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang
jelas.”
27. Ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-
orang kafir itu menjadi muram. Dikatakan (kepada mereka), “Ini adalah
(sesuatu) yang dahulu kamu selalu mengaku (bahwa kamu tidak akan
dibangkitkan).”
28. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tahukah kamu jika Allah mematikan aku
dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami
(dengan memperpanjang umur kami,) lalu siapa yang dapat melindungi
orang-orang kafir dari azab yang pedih?”
29. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami
beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu
akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
30. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika (sumber) air
kamu surut ke dalam tanah, siapa yang akan memberimu air yang
mengalir?”

Asbabun Nuzul Ayat


Secara keseluruhan sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya
ayat ini turun berkenaan dengan kaum musyrik yang mencaci Rasulullah Saw.

5
Allah menyingkapkan cacian mereka melalui Malaikat Jibril. Melihat hal itu,
sebagian orang musyrik lainnya mengatakan agar merahasiakan cacian mereka.
Maka dari itu, turunlah ayat ini.3

Materi Ajar Dalam Q.S Al Mulk


Secara umum, dari ayat 1-30 semua mengandung makna sebagai
pembelajaran bagi ummat manusia, karena sejalan dengan fungsi Al-Qur’an itu
sendiri sebagai pedoman hidup seorang muslim. Namun demikian, diantara
banyaknya kandungan yang terdapat dalam Q.S Al Mulk, salah satunya adalah
adanya kandungan materi ajar secara khusus. Adapun beberapa kandungan materi
ajar yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:
1. Ayat ke 2:

‫ت َواحْلَٰيو َة لِيَْبلَُو ُك ْم اَيُّ ُك ْم اَ ْح َس ُن َع َماًل ۗا َو ُه َو الْ َع ِز ْي ُز الْغَ ُف ْو ۙ ُر‬ ِ


َ ‫ۨ الَّذ ْي َخلَ َق الْ َم ْو‬
Artinya: Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia
Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Berdasarkan uraian para mufasir pada Q.S Al Mulk ayat 2 di atas,
melihat dari tujuan ujian kematian dan kehidupan, maka penulis
menyimpulkan bentuk ujian di sini yaitu mengarah kepada ranah Psikomotor
karena meminta sikap dan tingkah laku manusia terhadap hikmah dari
kehidupan dan kematian sesuai dengan pendapat Taksonomi bahwa ranah
Psikomotor berupa menumbuhkan keterampilan termasuk didalamnya fungsi
kehendak, kemauan dan tingkah laku.4
Kematian dan kehidupan adalah dua hal yang biasa terjadi berulang-
ulang, Akan tetapi surah ini mengerakkan hati untuk merenungkan apa yang
ada dibalik kematian dan kehidupan ini, juga untuk memikirkan qadar
(takdir) dan cobaan Allah, hikmah dan penganturannya.5

3
Lubabun Nuqul, hal. 289, Lihat: https://huki1.blogspot.com/2016/04/sebab-turunnya-qs-
al-mulk-67-13.html. Diakses pada 30 November 2022.
4
Chalidjah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, t.t), hal.
135.
5
Asy Syahid Sayyid  Qutub, Tafsir fizilalil Qur’an , juz XXIX, hal. 350.

6
Kata al-maut dan al-hayyat seimbangkan dalam Al-Qur’an yaitu
sebanyak 145 kali.6 Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi memahami kata
hayat/hidup dalam Al-Qur’an sebagai sesuatu yang mengantarkan kepada 
berfungsinya sesuatu dengan fungsi yang ditentukan baginya. Tanah
misalnya berfungsi menumbuhkan tumbuhan, jika ia gersang, Al-Qur’an
menamai dengan mati, dan juka subur dengan hidup. Manusia seharusnya
berfungsi sebagai khalifah dan hamba Allah, jika dia merusak dan durhaka,
dia tidak hidup, tetapi mati.7
Menurut Hamka tujuan Allah memberi ujian kematianmati kepada
manusia yaitu agar memberi peringatan bahwa hidup ini tidaklah berhenti
sehingga di dunia saja.  Sebagai peringatan kepada manusia agar mereka
insaf akan mati disamping dia terpesona oleh hidup.8 Sementara menurut
Quraish Shihab, Allah menciptakan kemaitian untuk menguji siapa yang
lebih mempersiapkan diri menghadapi kematian dan siapa yang lebih
bergegas  memenuhi ketaatan kepada Allah.
2. Ayat ke 3-11:
Pada surat Al-Mulk 3-4, dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan
langit yang berlapis tujuh dan disetiap rongga antara langit satu dengan yang
satunya adalah udara kosong, serta tanpa tiang penyangga ataupun sebuah
pengikat baik di dalam maupun di luar. Allah menciptakan setiap langit
tersebut dengan keistimewaan dan cakupan tertentu juga dengan sistem
yang tetap dan tidak berubah-ubah, bahkan dengan sistem yang tidak kalah
menarik dengan benda-benda yang berada di bumi. Kemudian Allah
menyebutkan sedikit dari bukti-bukti ilmu pengetahuan Nya yang tidak akan
pernah habis walaupun tertelan oleh masa.9

‫ص ۙ َر َه ْل َت ٰرى ِم ْن فُطُْو ٍر‬ ِ ٍ ۗ ‫ ما َت ٰرى يِف خ ْل ِق الرَّمْح ٰ ِن ِمن َت ٰفو‬...


َ َ‫ت فَ ْارج ِع الْب‬ ُ ْ َ ْ َ
6
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan,
(Bandung; Mizan, 1994), hal. 27.
7
Quraish Shiahb, Tafsir Al Misbah, Jilid. 14, hal. 196-197.
8
Hamka, Tafsir al-Azhar  Juz II, (Jakarta; Pustaka Panjimas, 2004), hal. 9-10.
9
Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Mesir: Sharikah Maktabah.Ahmad ibn Mustafa Al-
Maraghi. 1365 H), hal. 29.

7
Artinya: “…kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S.
Al-Mulk: 3).
Kita tidak akan melihat kekacauan dan ketidak seimbangan, karena
tidak ada satupun dari ciptaannya yang melampaui batas yang telah
ditentukan-Nya baik dengan menambah ataupun mengurangi. Jadi, semua
yang ada pada-Nya itu serasi dan berjalan sesuai dengan ketentuan. Jika
masih terdapat kereaguan dalam hal ini, maka kita dianjurkan untuk
mengulangi penglihatan kita sampai mendapatkan kejelasan dalam
pembuktian keserasian tersebut. Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah
mengulanginya lagi:

... ‫صَر‬ ِ
َ َ‫مُثَّ ْارج ِع الْب‬
Artinya: Kemudian kembali lihat lagi… (Q.S. Al-Mulk: 4)
Ini menunjukkan bahwa untuk menemukan jawaban dari sebuah
permasalahan memang membutuhkan sebuah proses. Pada ayat sebelumnya
Allah telah menyebutkan tentang keagungan-Nya dan menunjukkan bahwa
ditangan-Nya terdapat kerajaan dan pengendalian untuk semua makhluk
sesuai dengan kehandak-Nya. Tidak ada yang dapat menolak-Nya dan tidak
ada yang menanyakan mengapa berbuat, karena keperkasaan, dan keadilan-
Nya. Dia lah yang berkuasa atas segala sesuatu. Tidak hanya itu, Allah juga
menjelaskan bahwa Dia telah menentukan kehidupan juga kematian untuk
menguji kamu agar Dia melihat siapa diantara kamu yang mengikhlaskan
amal kepadanya.10

Metode Pembelajaran Dalam Q.S Al Mulk


Melihat pada berbagai pendekatan, secara keseluruhan Al Mulk mualai dari
ayat 1-30 mengandung beberapa metode dalam penyampaian kandungan di
dalamnya, kandungan tersebut dapat diadopsi atau dikategorikan sebagai metode
dalam penyampaian pembelajaran jika dikonversi ke masa sekarang. Adapunn
diantaranya adalah:
10
Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Mesir: Sharikah Maktabah.Ahmad ibn Mustafa Al-
Maraghi. 1365 H), hal. 29.

8
1. Metode cermah/menasehati. Hal ini sebagaimana tergambarkan pada ayat ke
8:

‫ َخَز َنُت َهٓا اَمَلْ يَْأتِ ُك ْم نَ ِذ ْي ۙ ٌر‬...


Artinya: .... Tidak pernahkah seorang pemberi peringatan datang kepadamu (di
dunia)?”
Metode ini pula yang kerap dan sering digunakan Rasulullah pada masanya
untuk menyampaikan wahyu dan peringatan kepada kaumnya. Rasulullah Saw.,
melaksanakan perintah Allah Swt., dalam ayat di atas dengan cara menyampaikan
Al-Qur’an, mengajak, memberi peringatan, memberi kabar gembira,
memudahkan, mengajar orang-orang yang bodoh, dia menyampaikan denga
ucapan, perbuatan dan tulisan. Tidak ada kebaikan kecuali ia telah tunjukkan
kepada umatnya dan tidak ada kejahatan kecuali ia peringatkan agar umatnya
menjauhinya.11
2. Metode riward dan Punishment, hal ini sebagaimana tergambarkan dalam
ayat 6 dan beberapa ayat berikutnya.
ِ ‫ولِلَّ ِذين َك َفروا بِرهِّبِم ع َذاب جهنَّ ۗ َم وبِْئس الْم‬
‫صْي ُر‬ َ َ َ ََ ُ َ ْ َ ُْ َْ َ
Artinya: Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab
(neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Metode mengajar dengan menerapkan reward dan punishment
diperbolehkan dalam Islam. Hal tersebut dalam pembelajaran untuk memotivasi
dan menciptakan kedisiplinan pada objek didik. Sedangkan dalam keterangan ayat
di atas reward dan punishment dilakukan untuk mencegah seseorang melakukan
amal ma’ruf nahi mungkar.
Media Pembelajaran Dalam Q.S Al Mulk
Selain materi dan metode belajar yang terkandung dalam Q.S Al Mulk di
atas, juga terdapat beberapa media belajar yang disinggung dalam ayat tersebut,
diantaranya:
1. Media Benda (Langit dan Bintang)

11
Mohamad Nur Fuad, Studi Surah Al-Mulk Tentang Materi Dan Metode Dakwah Dalam
Kitab Al-Tafsir Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî, Jurnal An-Nida’: Jurnal Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Vol. 9, No. 1 (2021), hal. 112.

9
... ‫ا‬pًۗ‫الَّ ِذ ْي َخلَ َق َسْب َع مَسٰ ٰو ٍت ِطبَاق‬
Artinya: (Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Untuk memperkuatnya, maka dilanjutkan pada ayat ke 4 dimana Allah
menginginkan manusia menyaksikan cipataannya (langit) sebagai contoh
ciptaanya agar dijadikan pelajaran:

‫اسًئا َّو ُه َو َح ِسْيٌر‬


ِ ‫ك الْبصر خ‬ ِ ِ‫مُثَّ ار ِج ِع الْبصر َكرت ِ ينقل‬
َ ُ َ َ َ ‫ب الَْي‬
ْ َ َْ ‫َ َ َ َّ َنْي‬ ْ
Artinya: Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari
cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu
dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).
Media benda yang dimaksudkan di sini dimana Allah menunjukkan
ciptaannya (langit dan bintang) untuk dijadikan bahan renungan kepada
manusia atas kuasa-Nya dalam menciptakan segala sesuatu, dalam konteks
ini langit dan bintang sekaligus menjadi contoh (media perantara) agar
manusia merenungi ciptaan Allah yang Maha sempurna untuk diambil
pelajaran oleh ummat manusia. Penggunaan media langit dan bintang
menjadi perantara agar siapapun yang menyaksikan kekuasaan Allah untuk
dapat bersyukur dan mengakui keagungan Allah melalui ciptaannya yang
sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.
2. Media tempat (Neraka)
Allah menggambarkan sebuah konsekuensi dari perbuat tercela
dengan menyebutkan tempat (Neraka) sebagai akibat dari perbuatan
terlarang, hal ini disebutkan dalam ayat 6:
ِ ‫ولِلَّ ِذين َك َفروا بِرهِّبِم ع َذاب جهنَّ ۗ َم وبِْئس الْم‬
‫صْي ُر‬ َ َ َ ََ ُ َ ْ َ ُْ َْ َ
Artinya: Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab
(neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Penggunaan media tempat mampu mengantarkan orang-orang
membaca ayat ini pada suatu pesan dimana ada pembalasan atas segala
suatu yang dilakukan oleh manusia setelah hidup di dunia ini.
3. Media ilustrasi (Suara)

10
Dalam ayat 7 Allah menggambarkan sebuah konsekuensi atas perbuatan
yang melanggar perintah Allah melalui ilustrasi suara-suara yang
mengerikan yang menjadi bagian dari balasan atas perbuatan manusia:

‫اِذَٓا اُلْ ُق ْوا فِْي َها مَسِ عُ ْوا هَلَا َش ِهْي ًقا َّو ِه َي َت ُف ْو ۙ ُر‬
Artinya: Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti
mendengar suaranya yang mengerikan saat ia membara.
Adanya media ilustrasi mampu memainkan imajinasi dan manusia
terbawa pada maksud dari media itu sendiri, sesuatu yang tidak tampak bisa
dijadikan media (ilustrasi) untuk mengajak manusia yang mendengar agar
masuk ke ranah pikiran yang dimaksud sehingga yang mendengar ikut
merasakan pesan yang disampaikan sehingga membantu dalam proses
belajar seseorang.
4. Media burung dan air
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat 19:

‫ض ۘ َن َم ا مُيْ ِس ُك ُه َّن اِاَّل ال رَّمْح ٰ ۗ ُن اِنَّهٗ بِ ُك ِّل‬ ٰۤ ‫اََومَلْ َي َر ْوا اِىَل الطَّرْيِ َف ْو َق ُه ْم‬
ٍ ‫ص ّٰف‬
ْ ِ‫ت َّو َي ْقب‬
ِ ‫َشي ۢ ٍء ب‬
‫صْيٌر‬ َ ْ
Artinya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada
yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya
Dia Maha Melihat segala sesuatu.
Allah menjadikan burung sebagai media dalam menjelaskan kuasa-
Nya dalam segala hal, Allah yang menciptakan burung di udara dan terbang
sesuai dengan perintah Allah dan tidak ada yang mampu menghalaunya
kecuali Allah yang maha melihat atas segala sesuatu atas ciptaaan-Nya.
Selanjutnya Allah menyebutkan air sebagai sebagai media untuk
menerangkan kekuasaannya atas manusia, hal ini disebutka dalam ayat 30:

ࣖ ٍ ‫صبَ َح َماُۤؤ ُك ْم َغ ْو ًرا فَ َم ْن يَّْأتِْي ُك ْم مِب َاٍۤء َّمعِنْي‬ ِ


ْ َ‫قُ ْل اََرءَ ْيتُ ْم ا ْن ا‬
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika (sumber)
air kamu surut ke dalam tanah, siapa yang akan memberimu air yang mengalir?”
Penyebutan burung dan sumber (air) memiliki maksud yang sama dimana
menjelaskan Allah mampu melakukan apapun terhadap manusia, melalui media

11
tersebut Allah ingin menekankan bahwa sebagai makhluk manusia ini tidak
memiliki kemampuan apa-apa tanpa seizin Allah Swt.

Kesimpulan
Al Mulk merupakan salah surat Makkiyah yang terdiri dari 30 ayat. Al Mulk
secara substansi memiliki makna yang mendalam dan keutamaan yang amat luar
biasa sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Selain itu, Al Mulk memiliki
kandungan lain sekaligus menjadi fokus dalam tulisan ini yaitu kandungan materi
ajar, metode ajar dan media pembelajaran yang terkandung di dalamnya.
Diantaranya materi ajar tentang kehidupan dan kematian, adapun dari sisi metode
ajar Al Mulk menjelaskan dua metode ajar yaitu metode ceramah/nasehat dan
metode reward dan punishment. Sedangkan media pembelajaran yang terkandung
dalam Q.S Al Mulk diantaranya media benda, tempat, ilustrasi, media langit dan
bintang dan burung. Semua media tersebut sengaja Allah sebutkan untuk
menjelaskan kuasa-Nya atas manusia dan menjadi pelajaran untuk manusia
terutama dalam proses belajar mengajar agar mampu memanfaatkan segala
sesuatu yang diciptakan Allah sebagai sarana belajar.

Reference
Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Mesir: Sharikah Maktabah.Ahmad ibn Mustafa
Al-Maraghi. 1365 H.
Asy Syahid Sayyid  Qutub, Tafsir fizilalil Qur’an , juz XXIX.
Chalidjah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya: Al-Ikhlas, t.t.
Hamka, Tafsir al-Azhar  Juz II, Jakarta; Pustaka Panjimas, 2004.
Lubabun Nuqul, hal. 289, Lihat: https://huki1.blogspot.com/2016/04/sebab-
turunnya-qs-al-mulk-67-13.html. Diakses pada 30 November 2022.
Mohamad Nur Fuad, Studi Surah Al-Mulk Tentang Materi Dan Metode Dakwah
Dalam Kitab Al-Tafsir Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî, Jurnal An-
Nida’: Jurnal Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol. 9, No. 1 2021.
Mohamad Nur Fuad, Studi Surah Al-Mulk Tentang Materi Dan Metode Dakwah
Dalam Kitab Al-Tafsir Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî, Jurnal An-
Nida’: Jurnal Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol. 9, No. 1 2021.

12
Quraish Shiahb, Tafsir Al Misbah, Jilid. 14,.
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan, Bandung; Mizan, 1994.

13

Anda mungkin juga menyukai