Anda di halaman 1dari 8

DAKWAH

KD.

1. Meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan


perkembangan Islam Bersikap moderat dan santun dalam berdakwah dan
mengembangkan ajaran Islam
2. Menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
3. Menyajikan prinsip-prinsip strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia

A. PENGERTIAN DAKWAH
Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a- yad’u - da’watan,
artinya mengajak, menyeru, memanggil. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau
mengajak disebut da’i artinya orang yang menyeru. Karena proses memanggil atau
menyeru tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian (tabligh), maka dikenal pula
istilah muballigh yaitu orang yang menyampaikan pesan (message) kepada pihak
komunikan.

B. DASAR HUKUM DAKWAH


Dalam Al Qu‟an terdapat banyak ayat yang secara implisit menunjukkan kewajiban
melaksanakan dakwah antara lain:
1. QS.Ali Imran/3: 104, 110

ۚ‫ُوف َويَنۡهَ ۡو َن َع ِن ٱۡل ُمن َك ِر‬


ِ ‫ُون بِٱۡل َمعۡر‬ َ ‫ يَ ۡد ُع‬ٞ‫َولۡتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّمة‬
َ ‫ون ِإلَى ٱلۡ َخيۡ ِر َويَأۡ ُمر‬
ٓ
َ ‫ك هُ ُم ٱۡل ُمفۡلِح‬
‫ُون‬ َ ‫َوُأ ْو ٰلَِئ‬
An-Nahl :125).

َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي َأحْ َس ُن ِإ َّن َرب‬
‫ك هُ َو‬ َ ِّ‫ع ِإلَى َسبِي ِْل َرب‬ ُ ‫اُ ْد‬
‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِديْن‬ َ ‫َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
2. Matan Hadits sbb:

‫ُول هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬


َ ‫عت ِرس‬ َ َ‫ع َْن َأبي َسعي ٍد ال ُخدريِّ رضي هللا عنه ق‬
ُ ‫ َس ِم‬:‫ال‬
:ُ‫يَقول‬
َ‫ فَِإ ْن لَ ْم يَستَط ْع فَبِقَلبِه َو َذلِك‬،‫ فَِإ ْن لَ ْم يَستَط ْع فَبِلِ َسانِ ِه‬،‫َمن َرأى ِمن ُكم ُمن َك َراً فَليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه‬
.(‫ف اإلي َمان (رواه مسلم‬ ُ ‫َأضْ َع‬
C. TUJUAN DAKWAH
Tujuan umum

1
1. Tujuan dakwah secara umum adalah terwujudnya perubahan pada setiap
manusia sehingga selamat dunia aherat
2. Tujuan khusus
 Terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar
 Terwujudnya masyarakat muslim dalam tatanan hidup berbangsa dan
bernegara damai dan sejahtera dibawah limpahan rahmat Allah SWT.
 Mewujudkan sikap beragama yang benar dalam masyarakat.

D. UNSUR UNSUR DAKWAH

a) Da’I (subyek dakwah)

Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan
ataupun perbuatan. Da‟i harus memulai dari dirinya sehingga menjadi panutan yang
baik bagi orang lain. Memerangi berbagai bentuk akhlak yang buruk manuju keutamaan
dan kemuliaan akhlak

Seorang da‟i harus bijaksana dapat memahami realitas masyarakat, dari


kepercayaan mereka serta menempatkan mereka pada tempatnya masing-masing.
Kemudian mengajak mereka berdasarkan kemampuan akal, pemahaman, tabiat,
tingkatan keilmuan dan status sosial mereka. Seorang da‟i yang bijak adalah yang
mengetahui metode yang akan dipakainya

Syarat da’i
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.
5) Mencontoh sifat sifat Rasul ( SATAF)

b) Mad’u (obyek dakwah)


Mad‟u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia, baik laki-laki ataupun
perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya
menjadi objek dari kegiatan dakwah Islam, semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan
Allah
Da’I harus tahu tentang Mad‟u, baik sercara sikologis, pendidikan, lingkungan sosial,
ekonomi dll. untuk menentukan materi, metode, serta melalui media apa yang tepat digunakan
dalam proses dakwahnya

c) Maddah (materi dakwah)

2
Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh
subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah
maupun Sunnah Rasul Nya. Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah
yang hendak dicapai. Namun secara garis besar materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga hal
1. Masalah aqidah, sistem keimanan/kepercayaan
2. Masalah syariah, yaitu menyangkut aktifitas manusia muslim di
dalam semua aspek, yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan, mana yang halal dan haram,
3. Masalah akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik
secara vertical dengan Allah SWT, maupun secara horizontal
dengan sesame manusia dan seluruh makhluk- makhluk Allah.

e) Wasilah (media dakwah)


Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai
tujuan Media dakwah jika dilihat dari bentuk penyampaiannya, dapat dikelompokkan menjadi
lima yaitu:
1) Lisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan lidah atau suara mulut
2) Tulisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan karya tulis
3) Lukisan yaitu gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film cerita, dan lain sebagainya.
4) Audio visual yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan
dan pendengaran. Bentuk itu dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak
wayang dan lain sebagainya.
5) Suri tauladan nyata, yaitu penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk
perbuatan yang nyata

f) Thariqah (metode dakwah)


Metode dalam kegiatan dakwah adalah suatu cara dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah. Adapun tujuan diadakannya metodologi dakwah adalah untuk memberikan kemudahan
bagi penerima dakwah. Pengalaman mengatakan,bila diramu antara metode, dengan retorika
yang mumpuni, maka respon yang didapat pun cukup memuaskan

g) Atsar (efek dakwah)


Setiap aktivitas dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian jika dakwah telah
dilakukan oleh seorang da‟i dengan materi dakwah, wasilah, thariqah tertentu maka akan timbul
respon dan efek (atsar) pada mad’u, (mitra/ penerima dakwah). Atsar itu sendiri sebenarnya
berasal dari bahasa Arab yang berarti bekasan, sisa, atau tanda
Atsar (efek ) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini
sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da‟i. Menganalisis atsar dakwah
secara cermat dan tepat maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan
penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya (corrective action), demikian juga strategi
3
dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat
ditingkatkan

D. METODE DAKWAH
Pengertian Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,
cara). Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, dalam bahasa Arab
disebut thariq.
Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki arti sebagai suatu cara yang
ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, rencana sistem,
dan tata pikir manusia.

1. Merujuk pada Qs. An Nahl 125


1) Hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu memahami secara
mendalam segala persoalan yang berhubungan dengan proses dakwah, yang
meliputi persoalan sasaran dakwah, tindakan-tindakan yang akan dilakukan,
masyarakat yang menjadi objek dakwah, situasi tempat dan waktu di mana
dakwah akan dilaksanakan dan lain sebagainya
2) Mauidhah Hasanah, dakwah dengan kalimat atau ucapan seorang da‟I, muballigh,
dengan cara yang baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan,
diterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana, supaya yang disampaikan itu
dapat diterima, dicerna, dihayati, dan tahapan selanjutnya dapat diamalkan
3) Mujadalah, dakwah dengan cara bertukar pikiran / berdiskusi. berbantahan
dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan

2. Merujuk pada jumlah Audien/Jamaah


1) Dakwah perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap orang seorang secara
langsung. Metode dakwah perorangan lebih efektif jika dilakukan terhadap orang
yang mempunyai pengaruh terhadap suatu lingkungan.
2) Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok tertentu
yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya kelompok pelajar dan Mahasiswa,
Petani desa, kalangan terpelajar, ibu-ibu dan sebagainya.

3. Merujuk pada isi/Materi dakwah


1) Cara bertahap, seoarng Da‟i membagi pokok bahasan dalam sub-sub bahasan
yang lebih kecil tapi tidak lepas dari pokok bahasan utamanya. Cara ini dilakukan
karena bahasan banyak kaitannya dengan masalah lain.
2) Cara langsung /cara serentak yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara tatap
muka antara Da’I dengan Jamaah.

4
3) Cara tidak langsung, yaitu dakwah yang dilakukan tanpa tatap muka antara da‟i
dan Jamaah. Dilakukan dengan bantuan sarana lain yang cocok. Misalnya
dengan bantuan televisi, radio, internet dan lain sebagainya.

4. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan


penjelasan tentang suatu masalah di hadapan orang banyak. Penggunaan metode
ceramah ini akan berhasil dengan baik jika beberapa ceramah menguasai beberapa
syarat:

1) Menguasai dan memakai bahasa dengan sebaik-baiknya


2) Bisa menyesuaikan bahan dengan taraf kejiwaan, juga lingkungan sosial dan
budaya para pendengar
3) Suara dan bahasa diatur dengan sebaik-baiknya, meliputi ucapan, tempo, melodi
ritme, dan dinamika.
4) Sikap dan cara berdiri duduk bicara yang simpatik
5) Mengadakan variasi dengan dialog dan Tanya jawab serta humor.

5. Metode Diskusi

Diskusi sebagai penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya


untuk menyatakan suatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da‟inya sebagai
penjawabnya

6. Metode Propaganda

Suatu cara mempengaruhi dan membujuk. Ada beberapa teknik dalam propaganda,
yang sebagian bertentangan dengan cara berdakwah, namun sebagian lain bisa diadopsi untuk
melakukan dakwah. Teknik tersebut antara lain:

1) Name Calling, yaitu pemberian label buruk pada suatu gagasan, agar audien
menolak dan mengutuk ide tanpa mengamati bukti
2) Gittering Generalities, yaitu menggunakan kata yang baik, agar sesuatu dapat
diterima oleh audien tanpa memeriksa bukti-bukti.
3) Transfer, yaitu metode yang digunakan oleh pembicara dengan membawa otoritas
dukungan dan gengsi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung kepada sesuatu yang
lain,agar sesuatu yang lain tersebut dapat diterima
4) Testimonials (kesaksian), yaitu memberi kesempatan pada orang- orang yang
mengagumi atau membenci untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan atau program
atau produk atau seseorang itu baik atau buruk.

5
5) Plain Folk (orang biasa), yaitu metode yang dipakai oleh pembicara dalam upayanya
meyakinkan khalayak bahwa dia dan gagasannya adalah bagian dari rakyat biasa
dan rakyat yang lugu.
6) Card Stacking, yaitu metode yang dilakukan dengan memilih argumen atau bukti
yang mendukung sebuah posisi dan mengabaikan hal-hal yang tidak mendukung
posisi itu.
7) Bandwagon, yaitu metode yang digunakan oleh pembicara dengan meyakinkan
audiens bahwa semua anggota kelompok harus bergabung dengan kelompok
tersebut

7. Metode Karyawisata
  Yaitu dakwah yang dilakukan dengan membawa mitra dakwah ke tempat-tempat
yang memiliki nilai historis keislaman atau lembaga-lembaga penyelenggara dakwah dengan
tujuan agar mereka dapat menghayati arti tujuan dakwah dan menggugah semangat baru dalam
mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran Islam kepada orang lain

8. Metode Keteladanan
Suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung sehingga
mad‟u akan tertarik untuk mengikuti apa yang dicontohkannya. Metode dakwah dengan
demonstrasi ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul,
cara beribadah, berumah tangga, dan segala aspek kehidupan manusia

9. Metode pemberian bantuan sosial


Metode pemberian bantuan sosial merupakan metode yang dilaksanakan dengan
jalan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat dakwah yang sifatnya mengadakan
perubahan perilaku masyarakatnya menjadi lebih baik (meningkat) baca QS Al Ma’un.

E. TUGAS DAN KEWAJIBAN DAKWAH

Jika perhatikan ayat-ayat Alqur-an dan Sunah tersebut diatas, maka tampak dengan
jelas, bahwa tugas dakwah Islamiah itu diwajibkan kepada: .

 Kewajiban dakwah atas setiap orang muslim


(Q.S. Lukman, 31/17)
‫ن‬ َ ِ‫كۖ ِإ َّن ٰ َذل‬
ۡ ‫ك ِم‬ َ ‫ُوف َوٱۡنهَ َع ِن ٱۡل ُمن َك ِر َوٱصۡبِرۡ َعلَ ٰى َمٓا َأ‬
َ َ‫صاب‬ َّ ‫ي َأقِ ِم ٱل‬
ِ ‫صلَ ٰوةَ َوأۡ ُمرۡ بِٱۡل َمعۡر‬ َّ َ‫ٰيَبُن‬
‫ور‬ ‫ُأ‬
ِ ‫َعزۡ ِم ٱلۡ ُم‬
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang mak-ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

6
Menurut Muhammad Izzah Dirwazah, bahwa dakwah itu wajib bagi setiap individu
masyarakat. Beliau mengatakan sebagai berikut :

‫ات يَ ْنطَ ِوىْ فِ ْيهَا اِيْحبَابُهٌ َعلَى ْاالَ ْفراَ ِد‬


ٌ َ‫ان اُي‬ ِ ‫فِ ْى س ُْو َر ِة النِّ َسا ِء َو ْاالَ ْع َر‬
َ ‫اف َولُ ْق َم‬
Artinya : "Dalam surah An-Nisa', Al-A'raf dan Luqman terdapat ayat- ayat yang di
dalamnya tersirat kewajibannya atas individu masyarakat."

 . Kewajiban dakwah atas kelompok masyarakat .

” (Q.S. Ali Imran ; 3/104)

‫ُوف َويَ ۡنهَ ۡو َن َع ِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر‬ َ ‫ون ِإلَى ۡٱل َخ ۡي ِر َويَ ۡأ ُمر‬
ِ ‫ُون بِ ۡٱل َم ۡعر‬ َ ‫ة يَ ۡد ُع‬ٞ ‫َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّم‬
ٓ
َ ‫ك هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫َوُأ ْو ٰلَِئ‬
Rasulullah saw. bersabda:

‫اصى يَ ْق ِدر ُْو َن َعلَى اَ ْن يَ َغيِّر ُْوا َعلَ ْي ِه فَلَ ْم‬ ِ ‫َما ِم ْن َر ُج ٍل يَ ُك ْو ُن فِ ْى قَ ْو ٍم يَ ْع َم ُل فِ ْي ِه ْم بِ ْال َم َع‬
)‫(ر َواهُ اَب ُْو َدا ُو َد‬
ِ ‫ب ِم ْن قَب ِْل اَ ْن يَ ُم ْوتُ ْوا‬ ٍ ‫صابَهُ ُم هللاُ بِ ِعقَا‬ َ َ‫يَ َغيِّر ُْوا اِالَّ ا‬
 
Artinya : "Tidak ada seseorang yang berada dalam suatu masyarakat, yang berbuat
kemaksiatan di tengah-tengah mereka yang keadaan mereka mampu mengubah (mengatasi)
seseorang itu, lalu mereka tidak mengatasinya,'melainkan Allah akan menimpakan siksaan-
Nya pada mereka, sebelum mereka mati." (Diriwayatkan oleh: Abu Dawud)

 Kewajiban dakwah atas pemerintah (penguasa)


QS. Al-Hajj (S. 22), ayat 41:
ٰ
ِ ‫ُوا بِ ۡٱل َم ۡعر‬
‫ُوف‬ ْ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ْا ٱل َّز َك ٰوةَ َوَأ َمر‬ ْ ‫ض َأقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ِ ‫ين ِإن َّم َّكنَّهُمۡ فِي ٱَأۡل ۡر‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
‫ُأۡل‬ ۡ
ِ ‫َونَهَ ۡو ْا َع ِن ٱل ُمن َك ۗ ِر َوهَّلِل ِ ٰ َعقِبَةُ ٱ ُم‬
‫ور‬
 
Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka
melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar; dan ke-pada Allah-lah kembali segala urusan”. (Q.S. al-Hajj; 22/41)

Hadits Nabi saw.


:ُ‫ُول هللاِ صلى هللا عليه وسلم يَقول‬ ُ ‫ َس ِم‬:‫ال‬
َ ‫عت ِرس‬ ِّ ‫ع َْن َأبي َسعي ٍد ال ُخدر‬
َ َ‫ي رضي هللا عنه ق‬

7
ُ ‫ك َأضْ َع‬
‫ف‬ َ ِ‫ فَِإ ْن لَ ْم يَستَط ْع فَبِقَلبِه َو َذل‬،‫ فَِإ ْن لَ ْم يَستَط ْع فَبِلِ َسانِ ِه‬،‫َمن َرأى ِمن ُكم ُمن َك َراً فَليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه‬
(‫اإلي َمان (رواه مسلم‬

PENUTUP
Seorang Da’i sebelum menyerukan dan mengajak para jamaah beramar
ma'ruf dan nahi mungkar, terlebih dahulu harus mengawali pada dirinya
sendiri, supaya tidak terjadi suasana yang paradoks antara prilaku dan
akhlaknya dengan apa yang disampaikannya, dan tidak pula termasuk
orang yang berdosa sebagaimana yang digambarkan dalam ayat tersebut.
ْ ُ‫َكبُ َر َمقۡتًا ِعن َد ٱهَّلل ِ َأن تَقُول‬
َ ُ‫وا َما اَل تَفۡ َعل‬
‫ون‬
Artinya : “(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.(Q.S. as-Saff / 61;3)

Anda mungkin juga menyukai