Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas: 1952 A
1
Hamim Thohari, dkk., Sistem Pengkaderan dan Dakwah Hidayatullah, (Jakarta: Dewan
Pimpinan Pusat Hidayatullah, 2001), hlm. 81.
2
https://tafsirweb.com/1242-quran-surat-ali-imran-ayat-104.html
2
Secara bahasa dakwah berasal dari kata dasar (masdar) da’a-yad’u
(kata kerja) yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Secara istilah
dakwah berati kegiatan yang bersifat mengajak dan memanggil orang
untuk taat dan patuh kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran akidah,
syari’at dan akhlak islamiyah. Orang yang melakukan kegiatan dakwah
disebut dengan dai/daiyah, dan orang yang menerima atau yang didakwahi
disebut mad’u/sasaran dakwah.
Lantas mengapa islam dikatakan sebagai agama dakwah? Karena
dakwah merupakan segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran islam
kepada orang lain, dalam hal ini dai/daiyah yang menyampaikan ajaran
islam kepada mad’u/sasaran dakwah, dengan cara yang bijaksana agar
dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupannya
sehari-hari. Cara bijaksana itu mestilah dilaksanakan dengan seperangkat
ilmu yang dikenal dengan ilmu dakwah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu
yang berisi cara dan tuntunan untuk menarik dan mengajak seseorang
utnuk mengikuti, menerapkan serta melaksanakan tuntunan agama yang
dianutnya. Dalam hal sederhana ilmu dakwah merupakan ilmu yang
digunakan ketika seorang dai/daiyah menyampaikan ajaran agama islam
yang sesuai syari’at berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah kepada mad’u.
Perintah berdakwah ini juga merupakan risalah yang dititipkan
Rasulullah SAW kepada umatnya secara terus-menerus dari generasi ke
generasi hingga akhir zaman nanti. Karena dengan berdakwah kita
senantiasa ingat kepada Allah SWT.
B. Hukum Dakwah
Setidaknya ada dua pendapat yang dikemukakan oleh ulama yang
berkompeten dalam bidang dakwah. Ada pihak yang menyatakan bahwa
berdakwah itu adalah kewajiban sekelompok orang yaitu, ulama. Dalam
istilah fiqh hukumnya fardhu khifayah. Termasuk dalam kelompok ini
adalah Jalal Al-Din Al-Suyuthi dan Muhammad Al-Qurthubi. Pendapat
yang lain menyatakan bahwa berdakwah itu adalah kewajiban setiap
muslim atau fardhu ‘ain/wjib ‘ain.
Menurut kelompok pertama kata min ( )منyang terdapat pada Q.S
Ali-Imran ayat 104 mengandung pengertian tab’idh yaitu sebagian.
Artinya tuntunan untuk berdakwah dalam ayat ini hanya ditujukan kepada
umat islam yang memenuhi persyaratan yaitu, ulama.
Kelompok kedua juga beralsan dengan ayat yang sama, hanya saja
menrut mereka kata min ( )منdalam ayat tersebut mengandung makna
bayan (penjelasan). Dengan demikian perintah berakwah dalam ayat
tersebut ditujukan untuk semua umat islam. Muhammad Abduh yang
3
mewakili kelompok ini mengatakan bahwa setiap muslim adalah juru
dakwah dan setiap muslim tidalah jahil tentang kwajibannya.
Menurut penulis, kedua pendapat terseut dapat digabungkan tanpa
harus meninggalkan salah satunya. Karena sebagai umat islam kita
memang harus menyiarkan atau sama-sama menyebarkan ajaran agama
islam keseluruh penjuru dan kesemua lapisan masyarakat. Hanya saja
pengaplikasian atau medianya yang dapat digunakan secara berbeda begitu
pula dengan isi pesan atau dakwah yang akan disampaikan.
Untuk dakwah yang dilaksanakan oleh ulama atau da’i/da’iyah
seperti majelis-majelis kajian keagamaan yang dilakukan secara langsung,
berkelompok dan terorganisir. Sedangkan untuk dakwah yang dilakukan
oleh setiap umat/individu, kita dapat berdakwah melalui berbagai media
misalnya media sosial, media cetak, maupun media digital lainnya. Kita
dapat menyiarkan atau menshare berbagai ilmu keagamaan yang kita tahu
bahwa itu benar dan berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Selain itu
kita dapat melakukan dakwah-dakwah santai dengan keluarga, teman, atau
kerabat seperti berdiskusi atau sekedar sharing-sharing ilmu agama yang
kita tahu.
Jadi penting bagi kita untuk mengetahui, memahami dan
mengamalkan ilmu agama, agar kita dapat menyairkan dan menyebarkan
ilmu tersebut sehingga membuat umat yang tadinya berbelok, kebali ke
jalan Allah SWT jalan yang penuh dengan keridhaan-Nya. Maka dar itu
islam adalah agama dakwah, karena islam menyuruh, mengajak,dan
mengingatkan umatnya agar senantiasa selalu beribadan dan melakukan
hal-hal baik, sehingga nanti akan memperoleh kehidupan yang sejahtera
baik di dunia maupun akhirat.
Perintah berdakwah ini juga merupakan risalah yang dititipkan
Rasulullah SAW kepada umatnya secara terus-menerus dari generasi ke
generasi hingga akhir zaman nanti.
C. Pengertian Risalah
Kata risalah dalam Al-Quran dapat ditemukan sebanyak 10 kali
dan termuat dalam 5 surah yaitu: Q.S Al-Ma’idah (5) ayat 67, Q.S Al-
An’am (6) ayat 124, Q.S Al-A’raf (7) ayat 62, 68, 79, 93, 144, Q.S Al-
Ahzab (33) ayat 39, Q.S Al-Jin (72) ayat 23, 28.3
3
Muhammad Fu’ad ‘Abd Al-Baiqi, Al-Mu’jam Al-Muhfras Lilal-Faz Al-Quran Al-Karim. h. 319
4
Seperti firman Allah dalam Q.S Al-A’raf ayat 62
ص† ُح† لَ† ُك† ْم† َ†و† أَ† ْ†ع† لَ† ُم† ِم† َ†ن† هَّللا ِ† َم† ا† اَل ِ أُ† بَ† لِّ† ُغ† ُك† ْ†م† ِر† َس† ا†اَل
َ †ت† َ†ر† ب†ِّ† ي† َ†و† أَ† ْن
†تَ† ْع† لَ† ُم† و† َن
Terjemah arti: “ aku sampaikan kepadamu amanat-amanat
Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu dan aku mengetahui dari
Allah apa yang tidak kamu ketahui”
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa risalah pada prinsipnya
merupakan pesan-pesan Allah yang dibawa oleh manusia pilihan Allah
yang bertugas menyampaikan dan membimbing umat atas rekomendasi
langsung dari Allah SWT.
Pengertian risalah dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari
tentang sejarah-sejarah yang ada pada Al Qur’an. Secara etimologi berasal
dari kata Bahasa Arab, yang mempunyai arti “yang dikirimkan, berita,
pesan”. Kata Ar-Risalah dalam bahasa arab bermakna penyerahan dengan
perintah terntu. Sedangkan orang yang mengikuti berita yang
diperintahkan kepadanya atau menjalankan apa yang diperintahkan disebut
Nabi/Rasul. Sehingga seorangNabi/Rasul lebih dikenal dengan sang
pembawa risalah. Seperti firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat
144. Allah SWT berfirman kepada nabi Musa a.s seraya memberitahukan
kepadanya bahwa Allah telah memilihnya dari sekian banyak hamba-Nya
untuk mengemban risalah dan menyampaikannya pada kaumnya.
Risalah nabi Muhammad SAW berarti ajaran yanng dibawa utnuk
disampaikan kepada umatnya. Risalah tersebut dapat berupa prinsip hidup,
moral, ibadah, aqidah untuk mengatur keidupan manusia agar terwujud
kebahagiaan baik di dunia dan akhirat. Risalah yang dibawa Rasulullah
SAW adalah penyempurna risalah yang dibawa nabi sebelumnya.
5
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.
Islam adalah agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusi
secara individu menjadi manusia yang baik, beradap, dan berkualitas
selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang
maju, manusiawi, adil dan bebas dari segala ancaman. Oleh karena itu
islam adalah agama dakwah, karena islam menyebarkan/menyampaikan
ajarannya dengan cara damai bukan dengan kekerasan/paksaan.
Unsur yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah atau
materi dakwah. Maddah atau materi dakwah adalah pesan dakwah yang
dismpaikan da’i/da’iyah kepada mad’u. Dalam hal ini jelas yang menjadi
maddah dakwah adalah ajaran islam itu sendiri, sebab semu ajaran islam
yang sangat luas itu dapat dijadikan maddah dakwah islam.
6
santai seperti melakukan kajian-kajian keagamaan bersama keluarga,
teman atau kerabat, berdiskusi membahas tentang keagaam bersama
didalam sebuah majelis-majelis kecil, berdakwah melalui media seperti
media digital: blog, podcast, talkshow, iklan di tv media sosial: platform
instagram, facebook, twitter, whatsApp media cetak: selebaran, baliho,
pamflet dan juga kita bisa berkreasi sambil berdakwah yaitu dengan
membuka usaha sablon baju yang dicap dengan pesan-pesan dakwah.
Semua itu bisa kita lakukan untuk terus bedakwah baik langsung maupun
tidak langsung, selagi kita masih bisa bernapas maka sebarlah kebaikan.
Daftar Pustaka
7
Baqi, Muhammad Fu’ad ‘Abd Al-Mu’jam Al-Muhfras Li Al-Faz Al-Quran
Al-Karim. t.tp dar al-fikr,t.319
https://tafsirweb.com/1242-quran-surat-ali-imran-ayat-104.html