Anda di halaman 1dari 8

REKONSTRUKSI DAKWAH AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR DALAM

TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA

SINOPSIS

Diajukan untuk melengkapi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
pada program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

MHD MUSLIH
NIM. 11930210438

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022 M / 1443 H
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah, yakni agama yang senantiasa mendorong
pemeluknya agar melakukan kegiatan dakwah, dimana perkembangan dan
kemajuan umat Islam bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah
yang dilaksanakannya.1
Islam hampir menyebar keseluruh pelosok dunia dikarenakan adanya
gerakan semangat untuk menyebarkan Islam lebih luas. Bayangkan jika Islam
hanya berbicara hak dan kewajiban bagi pemeluknya, maka pasti dunia tidak
merasakan yang namanya manisnya Iman dan Islam. Amerika tidak
ditemukan hingga hari ini jika Islam tidak disebarluaskan. Eropa tidak akan
mengenal istilah Renaisance jika Islam tidak hadir disana. China tidak akan
dikatakan sebagai salah satu bangsa yang menjelajah jika bukan karena Islam.
Dan Indonesia tidak akan menjadi bangsa besar, tidak akan berubah namanya
hanya menjadi nusantara dan tidak akan merdeka Indonesia jika tidak ada
Islam. Semua itu dimulai semangat menyebarkan, menyeru, mengajak agar
masuk ke dalam Islam. Itulah yang dinamakan dakwah.
Islam adalah rahmatan lil alamin ‚berdasarkan analisis dari kata
tersebut dinyatakan bahwa sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia baik
muslim maupun non muslim, yang mana aktivitas dakwah ini bertujuan
menimbulkan terjadinya perubahan pada diri sasaran dakwah atau mad’u
demi tercapainya rahmat bagi seluruh alam.
Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan, baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku, dan sebagaianya, selain itu dakwah juga merupakan sebuah
proses yang terus berkesinambungan yang di tangani oleh pengemban dakwah
untuk mengubah sasaran dakwah agar taat dan patuh terhadap ajaran Allah
SWT.
Berdakwah telah di anjurkan bagi setiap muslim sebagaimana firman
Allah SWT :
ْ‫ن ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ ۗ َولَو‬Fَ ْ‫ف َوتَ ْنهَو‬ ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫م ْال ٰف ِسقُوْ ن‬Fُ ُ‫ب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُره‬ِ ‫ٰا َمنَ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬
1
M.Munir dkk, Metode Dakwah Edisi Revisi (cet.3,Jakarta:Kencana,2009), hlm.4.

1
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.”. (QS. Ali-Imran :110)2
Rosulullah SAW adalah seorang utusan Allah SWT yang mendapatkan
perintah menyamapaikan wahyu dan ajakan beriman kepada Allah SWT,
Rosullullah SAW melaksanakan fungsi dakwah tidak kurang dari 23 tahun,
yaitu agama Islam.3
Islam datang untuk memperbaiki akhlak manusia sebagaimana hadist
riwayat Ahmad sebagai berikut :
‫ق‬ َ ‫ت ُأِلتَ ِّم َم‬
ِ ‫صالِ َح اَأْل ْخاَل‬ ُ ‫إنَّ َما ب ُِع ْث‬
Artinya: ”Sungguh aku diutus menjadi rasul tidak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).” (HR. Ahmad /8595)4
Islam adalah agama dakwah, artinya adalah agama yang mendorong
pemeluknya untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, bahkan
maju mundurnya umat Islam sangat bergantung erat dengan dakwah yang
dilakukan. Karena itu Al-Quran menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu
Qaula. Dengan kata lain bisa kita simpulkan bahwa dakwah memiliki Posisi
yang paling tinggi dalam kemajuan Islam.
Seperti ayat di atas, Islam menganjurkan umat manusia untuk
berdakwah yaitu mengajak kepada yang ma’ruf dan dan mencegah yang
mungkar dengan berbagai macam strategi dan media yang diperbolehkan
untuk membentuk Akhlak dalam membina mental.
Pada hakikatnya amar ma’ruf nahi munkar merupakan bagian dari
upaya menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah-tengah umat, yang
secara spesifik amar ma’ruf nahi munkar lebih dititik beratkan dalam

2
Kementerian Agama RI, https://quran.kemenag.go.id/sura/3/110 diakses pada hari Sabtu
tanggal 15 April 2022 jam 10.20 WIB.
3
Dr. Syafii Antonio Muhammad, m.ec. (nio gwang chung) muhammad the super leader
super manager,(Jakarta: Tazkia Multi Media & Pro lm center, 2007) hal. 131
4
.Takhrij hadits online, https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/8595 diakses pada hari
Sabtu tanggal 15 April 2022 jam 10.22 WIB.

2
mengantisifasi maupun menhilangkan kemungkaran, dengan tujuan utamanya
menjauhkan setiap hal yang bersifat negatif di tengah masyarakat tanpa
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.
Allah SWT juaga berfiman tentang seruan amar ma’ruf nahi munkar
ini, yaitu dalam surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi :
Fِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ۗ ‫ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر‬
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ Fَ ‫ول ِٕى‬ ‫َوا‬
Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.
Ali-Imran :104). 5
Dakwah (amar ma’ruf nahi munkar) mempunyai peran dalam
pembinaan Akhlak umat manusia. Hal ini dapat dilihat dari faktor penting
yang paling kuat dan menentukan adalah kemauan dan kegiatan yang tidak
kenal lelah dari para Da’i Islam.
Era informasi saat ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
syiar Islam (dakwah Islamiyah), para mubalig, aktivis dakwah dan umat Islam
pada umumnya yang memang terkena kewajiban secara syar’i melakukan
dakwah Islamiyah selain tetap melakukan dakwah bil lisan (ceramah, tablig,
khotbah) dan dakwah bil hal (pemberdayaan masyarakat secara nyata,
keteladanan perilaku) ada pula yang memanfaatkan media masa untuk
melakukan dakwah bil qolam (dakwah melalui pena/tulisan) di media massa
(cetak).6 Manifestasi dakwah diwujudkan dalam bentuk amar ma’ruf nahi
munkar, untuk melakukan suatu perubahan individu dan masyarakat dari suatu
keadaan yang kufur menjadi beriman, kondisi yang buruk menjadi lebih baik,
situasi yang kacau menjadi lebih kondusif.
Da’i dalam menyampaikan dakwahnya harus sesuai dengan keadaan
majelis ta’limnya agar dakwah tersebut dapat diterima baik oleh masyarakat.

5
Kementerian Agama RI, https://quran.kemenag.go.id/sura/3/104 diakses pada hari Sabtu
tanggal 15 April 2022 jam 10.20 WIB.
6
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung : Rosdakarya,
2016), h.129.

3
Metode dakwah yang sering digunakan oleh da’i adalah menggunakan metode
ceramah, dalam penyampaian metode dakwah sebagai salah satu elemen
dakwah harus benar-benar diperhatikan oleh da’i. Hubungan metode dakwah
dengan keadaan mad’u terbukti memang sangat signifikan. Pengembangan
metode dakwah yang dilakukan ternyata mampu menarik minat jama’ah yang
lain untuk ikut terlibat dalam program dakwah Islam. Apalagi sekarang kita
telah memasuki era globalisasi, yang mana dakwah Islam dituntut untuk lebih
intens melakukan aktivitas dakwah dengan berbagai dimensinya, agar Islam
senantiasa berkembang dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarakat
secara luas.
Dari paparan diatas, penulis ingin mengkaji lebih mendalam tentang
rekonstruksi dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam tafsir tafsir al-Azhar
karya buya Hamka. karena beliau selaku ulama yang terkenal dalam bidang
tafsir di Indonesia, maka penulis tertarik ingin meneliti dan mengetahui
pendapat beliau tentang rekonstruksi dakwah dalam penafsirannya, yaitu
bagaimana membagun dakwah yang sesuai dengan keadaan zaman sekarang,
sehingga tujuan dari dakwah tersebut benar-benar tercapai. Maka penulis
tertarik untuk melakukan kajian ilmiah dengan judul “Rekonstruksi Dakwah
Amar Ma'ruf Nahi Munkar Dalam Tafsir Tafsir Al-Azhar Karya Buya
Hamka”.

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis merumuskan
permasalahnya sebagai berikut :
a. Bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang dakwah amar ma'ruf nahi
munkar dalam tafsir al-Azhar karya buya Hamka?
b. Bagaimana rekonstruksi dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam tafsir
tafsir al-Azhar karya buya Hamka?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat tentang dakwah amar ma'ruf
nahi munkar dalam tafsir al-Azhar karya buya Hamka.
b. Untuk mengetahui rekonstruksi dakwah amar ma'ruf nahi munkar
dalam tafsir tafsir al-Azhar karya buya Hamka.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
keilmuan al-Qur’an dan tafsir terutama dalam kajian tematik.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi kajian keislaman mengenai rekonstruksi dakwah amar ma'ruf nahi
munkar dalam tafsir al-Azhar karya buya Hamka.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
kepustakaan, yaitu penelitian yang semua datanya berasal dari bahan-
bahan tertulis berupa buku, naskah, dokumen, foto, dan lain-lain.
Substansi penelitian kepustakaan terletak pada muatannya. Artinya
penelitian jenis ini lebih banyak menyangkut hal-hal yang bersifat teoretis,
konseptual, ataupun gagasan-gagasan , ide-ide, dan sebagainya. Semua itu

5
termuat dalam bahan-bahan tetulis seperti buku, naskah, dokumen, foto,
dan sebagainya.7
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data adalah prosedur yang dimana berguna
untuk pengumpulan data yang diperlukan. Setelah menelusuri dan meneliti
dari beberapa kitab dan literatur lain maka seluruh data diperoleh dengan
cara kutipan langsung maupun tidak langsung, kemudian disusun secara
sistematis dan diskriptif, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan
dipaparkan dengan lengkap terkait dengan pemahasan ini, disertai dengan
keterangan-keterangan yang dikutip dari buku-buku yang relevan.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara membaca,
mencatat, mengumpulkan dan menelaah ayat-ayat al-Qur’an, karya-karya
ahli tafsir, hadist dan karya-karya ilmiah lainnya yang berhubungan atau
setidaknya mengisyaratkan tentang konsep dakwah.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data pada penelitian pustaka ini terbagi ke dalam dua
bagian, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder :8
a. Sumber data primer, yaitu yang berkaitan langsung dengan objek yang
diteliti; Al Qur'anul Karim dan tafsir tafsir al-Azhar karya buya
Hamka.
b. Sumber data sekunder, sumber data skunder yang penulis gunakan
adalah, kitab-kitab hadist, buku-buku yang berkaitan dengan
penelitian, jurnal, dan media yang lainnya yang sesuai dengan
penelitian. Seperti buku., “Pengantar Studi Ilmu Dakwah” karya Dr.
Mohammad Abdullah Abul Fath Al Bayanuni.

7
Nashruddin Baidan, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2019), hlm. 27
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta, 2010), hlm. 129

6
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
https://quran.kemenag.go.id/
Munir, M, dkk, 2009 . Metode Dakwah Edisi Revisi, cet.3. Jakarta:Kencana.
Nashruddin Baidan, 2019. Metodologi Khusus Penelitian Tafsir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Romli, Syamsul Asep, 2016. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung :
Rosdakarya.
Syafii Antonio, Muhammad, 2007. (nio gwang chung) muhammad the super
leader super manager. Jakarta: Tazkia Multi Media & Pro lm center.
Takhrij hadits online, https://carihadis.com/

Anda mungkin juga menyukai