Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Pengkajian Islam atau Islamic Studies (Inggris), Dirasah Islamiyah (Arab), pada
dasarnya meliputi pengkajian terhadap Islam sebagai agama, dan pengkajian terhadap seluruh
unsur yang dihubungkan dengan Islam, dan dengan kehidupan sosial serta budaya umat
Islam. Di sisi lain, kata “Islam” juga digunakan dalam berbagai pengertian, baik oleh umat
Islam sendiri yang meyakini Islam sebagai norma dan tuntunan hidup yang ideal, begitu juga
oleh para ilmuan, baik dari kalangan Muslim ataupun dari kalangan non-Muslim, yang
merujuk kepada Islam sebagai objek kajian ilmiah dan dalam berbagai penelitian yang
dilakukan.1

Dalam konteks yang lebih luas, Islam dapat dibedakan antara Islam normatif, yang
berwujud dalam bentuk petunjuk-petunjuk, norma-norma, dan nilai-nilai yang diakui oleh
umat Islam sebagai wujud dari petunjuk yang berasal dari Tuhan, dan Islam aktual, yang
berwujud dalam bentuk kegiatan nyata, gerakan, pengamalan dan ide-ide yang lahir dan
berkembang di dalam kehidupan masyarakat muslim di berbagai daerah yang berbeda dan
dalam waktu yang bervariasi.2

Tugas islam adalah membawa manusia menuju kehidupan yang bahagia lahir dan
batin, di dunia dan akhirat. Islam telah mengangkat derajat manusia dari lembah kehinaan
menjadi mulia, memberi petunjuk kepada manusia, membebaskan mereka dari segala
bentuk kezaliman dan memerdekakan manusia dari krisis rohani dan materi. Agama
monoteisme atau agama tauhid atau bisa disebut dengan agama yang meng-Esakan tuhan
adalah islam, Yahudi dan nasrani. Agama yang pertama kali lahir adalah agama Yahudi
yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, Ismail, Yusuf dan lain-lain.

Posisi Budaya dalam islam


1
Jacques Waardenburg, Islamic Studies dalam Nur A. Fadhil Lubis, Introductory Readings on Islamic Studies
(Medan: IAIN Press, 1998), h. 1.
2
Waardenburg, Islamic Studies, h. 1
Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata yakni budi dan
daya. Budi bermakna akal, pikiran,pendapat dan perasaan, sedangkan daya berarti usaha dan
upaya manusia yang di kerjakan dengan menggunakan hasil pendapat untuk memperbaiki
kesempurnaan hidup.3

Kebudayaan Islam merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat ideal,sempurna,


praktis, aktual, diakui keberadaanya dan senantiasa di ekspresikan. Al-quran memandang
kebudayaan sebagai suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup
manusia. Kebudayaan merupakan sebuah totalitas kegiatan manusia yang mencakup akal,
hati dan tubuh yang menyatu dalam sebuah perbuatan. Oleh karena itu dapat dipahami
kebudayaan merupakan hasil akal budi,karya cipta dan rasa manusia sehingga tidak mungkin
terlepas dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal walaupun sangat mungkin
terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta, rasa dan
karsa manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal
manusia untuk berkiprah dan berkembang.

Perkembangan kebudayaan yang di dasari dengan nilai-nilai keagamaan menunjukkan


agama memiliki fungsi yang demikian jelas. Maju mundurnya kehidupan umat manusia
disebabkan adanya hal-hal yang terbatas dalam memecahkan berbagai persoalan dalam hidup
dan kehidupan manusia sehingga dibutuhkan suatu petunjuk berupa wahyu Allah serta sabda
Nabi Muhammad sebagai asas kebudayaan manusia Islam, yang selanjutnya tumbuh dan
berkembang menjadi suatu peradaban yaitu peradaban atau budaya yang Islami.

Kebudayaan akan terus berkembang selama masih ada kehidupan manusia, segala
sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan dan kreativitas manusia akan selalu terkait
dengan kebudayaan orang lain. Strategi Kebudayaan adalah upaya manusia untuk belajar dan
merancang kebudayaannya. Strategi Kebudayaan tidak hanya menyangkut masalah kebijakan
pemerintah tentang kebudayaan, tapi lebih luas dari itu. Strategi Kebudayaan berakar dari
pertanyaan dalam diri manusia yang diperjuangkan oleh semua kalangan. 4 Di sinilah
menunjukkan manusia sebagai makhluk yang budaya dan sosial yang tidak pernah berhenti
aktivitasnya dan tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Kebudayaan
baru akan berhenti jika manusia sudah tidak sanggup lagi mengggunakan akal budinya. Allah
mengutus para rasul dari jenis manusia dan dari kaumnya sendiri karena yang menjadi
sasaran dakwahnya adalah manusia. Misi kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
3
Gazalba, Sidi, 1975, Masjid (Pusat Ibadatdan Kebudayaan Islam), PenerbitPustaka Antara, Jakarta.
4
Peursen, C A Van (2016). Strategi Kebudayaan. Kanisius.
membimbing manusia menuju kepada sebuah tatanan masyarakat yang berbudaya. Hal ini
seperti yang disabdakan oleh beliau “sesungguhnya aku diutus kedunia adalah untuk
menyempurnakan akhlak”.( HR. Ahmad dan Baihaqi ). Tugas yang pertama dari misi
karasulan adalah meletakkan dasar-dasar kebudayaan islam yang akan berkembang menjadi
sebuah peradaban.

Islam Sebagai Sumber (As Sources)

Maknanya adalah Islam sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran dan Hadis.
Islam pada tataran ini adalah satu dan tidak mengalami perubahan. Studi Islam pada tataran
ini dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan Studi Alquran dan Studi Hadis.5

Prof. M. Amin Abdullah merumuskan metode dan pendekatan dalam studi Islam dan
ilmu-ilmu lainnya sebagai kajian yang integratif dan interkoneksi. Beliau menyimpulkan
bahwa sumber ilmu itu berdasarkan penjelasan Alquran ada tiga, yaitu:

Pertama, Adalah ayat-ayat Alquran itu sendiri beserta Hadis yang berfungsi sebagai penjelas
(al-bayan) terhadap Alquran, yang disebutnya dengan Al-Kitab al-Mudawwan.
Dengan dilakukannya intervensi manusia terhadap Alquran dan Hadis melalui
metode dan pendekatan yang dilakukannya, maka hal tersebut melahirkan ilmu-
ilmu fikih, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu tafsir, Hadis, tarikh, lughah, dan
falsafah.

Kedua, Adalah alam semesta yang diciptakan Allah yang disebut dan diperintahkan oleh
Allah di dalam Alquran untuk diamati dan diteliti oleh manusia. Sumber ilmu
dalam bentuk alam semesta ini dinamakan oleh Abdullah sebagai al-kitab al-
mukawwas, yaitu kitab dalam bentuk ciptaan Allah. Intervensi manusia dalam
mengkaji alam ini melalui metode dan pendekatan yang dilakukannya melahirkan
ilmu-ilmu kealaman (natural sciences), seperti ilmu biologi, ilmu fisika, ilmu
kimia, ilmu astronomi, geografi, dan lainnya.

‫ُ ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء‬ ‫اختاَل ف الَّ ْيل والنَّهار و ْالفُ ْلك الَّتي تَجْ ريْ فى ْالبحْ ر بما ي ْنفَ ُع النَّاس ومٓا اَ ْنزَل هّٰللا‬
َ َ َ َ َ َِ ِ َ ِ ِ ْ ِ ِ َ ِ َ َ ِ ِ ِ ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ ِ ‫اِ َّن فِ ْي َخ ْل‬
ٍ ‫ض اَل ٰ ٰي‬
‫ت‬ ِ ْ‫َر‬ ‫ب ْال ُم َس َّخ ِر بَ ْينَ ال َّس َم ۤا ِء َوااْل‬ ِ ‫ث فِ ْيهَا ِم ْن ُك ِّل د َۤابَّ ٍة ۖ َّوتَصْ ِري‬
ِ ‫ْف ال ِّر ٰي‬
ِ ‫ح َوالس ََّحا‬ َ ْ‫ِم ْن َّم ۤا ٍء فَاَحْ يَا بِ ِه ااْل َر‬
َّ َ‫ض بَ ْع َد َموْ تِهَا َوب‬
164 َ‫لِّقَوْ ٍم يَّ ْعقِلُوْ ن‬.

5
Lubis, Introductory Reading, h. 243.
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang
berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah
dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia
tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. ( Qs. Al-Baqarah : 164 )

Ketiga, Adalah manusia dengan berbagai aktifitas dan hubungan-hubungan yang


dilakukannya, yang oleh Allah melalui sejumlah ayat Alquran diperintahkan untuk
mempelajari manusia, yang sumber ilmu jenis ketiga ini dinamai Amin Abdullah
sebagai al-kitab al-muannasan. Melalui metodologi dan pendekatan yang dilakukan
oleh manusia lahirlah ilmu-ilmu sosial seperti: antropologi, sosiologi, ekonomi,
hukum, politik dan ilmu sosial lainnya, disamping juga lahir ilmu-ilmu humaniora,
seperti ilmu seni, filsafat dan lainnya.

Rumusan Amin Abdullah tentang pengkajian Islam dan ilmu-ilmu sejalan dengan apa
yang dipresentasikan oleh Prof. Dr. Abdelaziz Berghout, Deputy Rector, International Islamic
University Malaysia.6

Islam sebagi ajaran adalah ajaran-ajaran yang termuat pada Al-Qur’an dan Hadits
bersifat universal, absolut dan tidak lapuk dimakan masa. Islam sebagai  pemahaman-
pemahaman dan pengamalan-pengamalan merupakan reaksi manusia terhadap ajaran islam
yang universal.ada pun diantaranya :

1. Studi tentang islam adalah kajian ilmiah yang menjadikan islam sebagai objek kajian.

2. Studi di dalam islam adalah kajian yang menjadikan islam sebagai sumber inspirasi untuk
membawa inspirasi untuk membangun konsep-konsep dan teori-teori keilmuan dalam
islam. Islam sebagai objek studi seperti pendekatan antropologi, sosiologi, sejarah,
psikologi, ekonomi, politik, dan lain-lain. Islam sebagai inspirasi seperti ilmu tafsir, kalam,
hadis, fiqih, tasawuf, filsafat, dakwah dan lain-lain.

a. Studi islam mencakup dalam dua bidang kajian yaitu :

6
Abdelaziz Berghout, “Sciences and Islamic Studies at Higher Education Institutions: The Case of the
International Islamic University Malaysia”, Makalah (disampaikan pada Acara Workshop Penyusunan Blueprint
Pengembangan Akademik IAIN Menuju UIN di Brastagi, 13 Nopember 2012).
1. Kajian tentang doktrin agama meliputi Al-Qur’an dan hadits sebagi teks dan sumber ajaran
agama.

2. Kajian tentang respon dan interpretasi manusia terhadap doktrin agama membahas tentang
penafsiran terhadap kedua sumber ajaran agama AlQur’an dan Hadits yang telah
diformulasikan menjadi bangunan ilmu  pengetahuan.

a. Islam sebagai ajaran : Din dan Syari’ah

b. Din (tauhid)

Islam Sebagai Pemahaman (As Thought)

Islam pada tataran kedua, yaitu tataran pemahaman (as thought) adalah ketika Islam
dipahami dari sumber-sumbernya. Pada tataran ini akan terjadi variasi pemahaman dan
bahkan perubahan dan perkembangan pemahaman terhadap Islam tersebut. Studi Islam pada
tataran ini akan melahirkan ilmu fikih, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu filsafat, dan lainnya.
Metode dan pendekatan yang relevan pada pengkajian Islam pada tataran ini adalah
pendekatan fikih, ilmu kalam, tasawuf, dan lainnya.

Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi, dan
mengetahui sesuatu hal yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal
yang sedang terjadi. Dalam mempelajari pemahaman tentang islam diperlukan metode-
metode yang dapat dengan cepat dan tepat mengantarkan kita kepada satu pemahaman
yang benar, yang mampu menangkap cita-cita islam dan mewujudkannya dalam tataran
realitas.

Dalam hubungan dengan itu, selain diperlukan approach (pendekatan) dalam


mempelajari sumber ajaran islam yang digunakan, juga diperlukan metode (pendekatan)
dalam mempelajari islam sebagai pemahaman. Yang dimaksudkan islam sebagai pemahaman
disini ialah islam sebagaimana hasil interprestasi para ulama atau cendekiawan muslim yang
melahirkan ilmu-ilmu seperti tercermin dalam ilmu tauhid/ilmu kalam, filsafat islam, fiqih,
serta akhlak dan tasawuf.

Dengan mempelajari ilmu-ilmu tersebut, kita dapat diantarkan kepada  penyimpulan -


penyimpulan mengenai islam dari segi pemhaman-pemhaman para ulama atau cendekiawan-
cendekiawan islam. Didalamnya dibahas mengenai cara mempelajari ilmu-ilmu yang disebut
diatas, agar dengan mempelajari ilmu-ilmu tersebut, mampu memberikan gambaran yang
utuh mengenai islam sebagai suatu pemahaman.

Dalam hubungan ini, Mukti Ali (1996:9) mengemukakan bahwa jika mempelajari
cara orang mendekati dan memahami islam akan tampak ada tiga cara yang jelas. Tiga
pendekatan itu adalah : pertama, pendekatan naqli (tradisional) kedua, pendekatan ’aqli
(rasional) ketiga , pendekatan secara kasfi (mistis).

Selanjutnya, terdapat pula metode memahami islam yang dikemukakan oleh


Nasruddin Razzak. Ia mengajarkan metode pemahaman islam secara menyeluruh. Cara
tersebut digunakan untuk memahami islam paling besar agar menjadi pemeluk agama yang
mantap dan menumbuhkan sikap saling menghormati terhadap pemeluk agama lain. Metode
tersebut juga ditempuh dalam rangka menghindari kesalah pahaman yang menimbulkan
sikap dan pola hidup beragama yang salah.

Untuk memahami islam secara benar terdapat empat cara yang tepat menurut
Nasruddin Razzak, yaitu:7

1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al-Qur’an dan sunah Rasul.

2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.

3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaum zu’ama,
dan sarjana islam.

4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Al-Qur’an


kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis.

Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami islam secara
garis besar, yaitu:

1. Metode komparasi, yaitu metode memahami islam dengan membandingkan seluruh


aspek islam dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman islam yang objektif dan
utuh.

2. Metode sintesis, yaitu metode memahami islam dengan memadukan metode ilmiah
dengan metode logis normatif.

7
Razak Nasruddin, 1995, Dienul Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif
Islam Sebagai Pengalaman (practice)

Islam pada tataran ketiga, yaitu tataran pengamalan (practice) yang berwujud dalam
bentuk budaya dan peradaban (cultures and civilization). Pengkajian Islam pada tataran ini
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejarah, antropologis, sosiologis,
psikologis, fenamenologis, studi kawasan dan lainnya.

Jika ingin mempelajari islam dari sudut pengamalan maka kita tidak mempergunakan
sejarah umat islam, tetapi harus dilihat secara utuh baik dari sumber ajaran dari pemahaman
penganutnya dan juga dari realita kehidupan  pemeluknya, jika islam dipelajari dari
pengamalan maka dapat diungkap dari  bentuk ibadah yang ada dalam ajaran islam.

Ibadah dalam ajaran islam bisa dikelompokkan dalam 2 bagian:

a. Ibadah makhdoh : mencakup sholat, zakat, puasa , haji  

b. Ibadah ghoiru makhdoh: menyangkut masalah-masalah muamalah

(hablum minannas).

Pengamalan atas agama merupakan cara pandang seseorang dalam memahami agama.
Agama islam bukan hanya diartikan sebagai sistem kepercayaan, melainkan agama
menjadi sistem berpikir dalam memahami aturan-aturan atau justru kekuasaan tuhan yang
dipercaya. Agama islam memiliki peran untuk menjadi jalan agar manusia senantiasa berada
di jalur yang tepat dan terarah. Tanpa disadari, agama islam adalah sebuah cara untuk
melaksanakan kehidupan menjadi sistem yang membina fisik pemeluknya, tindakan
sosial, dan segala bentuk perilaku sosial diantara masyarakat. Dengan kata lain, agama
tidak bisa diartikan dalam ranah ubudiyah(hasbu minaallah) saja, melainkan juga muamalah
keduniaan. Untuk menerapkan pengalaman yang sudah ada maka di perlukan juga
pengamalan agar manusia senantiasa mengingat Allah SWT.

Pengamalan Agama Islam adalah proses (perbuatan) melaksanakan atau


menunaikan kewajiban yang berupa pengamalan ajaran Agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad SAW. Pengamalan Nilai Agama bertujuan semata-mata hanya untuk
mencari ridho Allah SWT.

 Islam sebagai pengamalan adalah budaya manusia, bukan aturan Allah, namun
respon manusia dalam menjalankan aturan Allah yang tertera dalam din dan syari’at.

Wahyu merupakan nilai luhur atau pesan moral bila tidak di operasionalkan dalam
menciptakan sistem sebagai instrumen untuk mengimplementasikan nilai maksud, maka tidak
akan berfungsi membangun peradaban dan memecahkan masalah kehidupan. Manusia
memperoleh pengetahuan agama melalui periwayatan berkesinambungan dari orang-orang
terpercaya dan tidak mungkin berdusta Kebenaran pengetahuan agama dapat pula diperoleh
melalui bukti-bukti historis, argumen-argumen rasional dan pengalaman pribadi.8

KESIMPULAN

Islam sebagai objek kajian pada dasarnya dapat dibedakan kepada: Pertama, Islam
sebagai sumber (Islam as sources), yaitu Islam sebagaimana yang terdapat di dalam sumber-
sumbernya, yaitu Alquran dan Hadis; Kedua, Islam sebagai pemahaman dan pemikiran
(Islam as thought), yaitu ketika Islam dipahami dari sumbernya; Ketiga, Islam sebagai
pengamalan, yang berwujud dalam bentuk budaya dan peradaban (Islam as Practice:
Culture/Civilization) yang lahir dari umat Islam.

Jadi, Islam selain sebagai agama, juga adalah sebagai objek kajian ilmu, sehingga di
dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu keislaman tersebut
ada yang terkait lagsung dengan pelaksanaan ajaran Islam sebagai agama yang termuat di
dalam Alquran dan Hadis Nabi SAW, seperti Ilmu-ilmu Alquran ( Ulumul Quran), Ulumul
Hadis, Ilmu Kalam, Ilmu Fikih, Ilmu Tasawuf; ada pula yang berhubungan dengan alam
semesta sebagaimana yang diisyaratkan oleh Alquran untuk memperhatikan dan menyelidiki
alam semesta ciptaan Allah, yang selanjutnya melahirkan ilmu-ilmu kealaman, seperti ilmu
biologi, fisika, kimia, astronomi, geografi, dan lain-lain. Di samping itu, ada lagi ilmu-ilmu
yang berhubungan dengan manusia, karena Alquran juga mendorong manusia untuk
mengkaji dirinya dan hubungannya dengan sesamanya dan apa yang ada di sekitarnya,
sehingga melahirkan berbagai ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora, seperti ilmu antropologi,
8
https://andasayabisa.blogspot.com/2012/06/islam-sebagai-ajaran-pemahaman-dan.html (ISLAM SEBAGAI
AJARAN, PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN)
sosiologi, psikologi, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu bahasa, seni, sastra, dan lain-lain.
Karena ilmu-ilmu tersebut diperintahkan atau diisyaratkan oleh Alquran dan Hadis sebagai
sumber ajaran Islam untuk dikaji dan dikuasai, dan umat Islam mengkajinya dengan
menjadikan Islam sebagai norma dasar dan acuannya, maka ilmu-ilmu tersebut dihubungkan
dengan Islam, sehigga disebut sebagai ilmu-ilmu keislaman.

Anda mungkin juga menyukai