A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan IPTEK dalam Islam dari masa ke masa?
2. Apa saja pengaruh perkembangan IPTEK terhadap aspek kehidupan
manusia?
3. Bagaimana perananan agama Islam dalam perkembangan IPTEK dunia?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana perkembangan IPTEK dalam Islam dari masa ke
masa.
2. Mengetahui apa saja perkembangan IPTEK yang berpengaruh terhadap
segala aspek kehidupan manusia.
3. Mengetahui peranan agama Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di dunia.
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEKS
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 845 kali dalam Al-Qur`an.
Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek
pengetahuan (Quraish Shihab, 2007:567). Dalam Bahasa Indonesia ilmu diartikan
pengetahuan/kepandaian (Kemdikbud, 2015:524). Sementara pengetahuan adalah
sesuatu yang diketahui (Kemdikbud, 2015:1377)
Dari definisi tersebut pengertian antara ilmu dan ilmu pengetahuan sepintas
sama, yakni berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pengajaran, kepandaian, dan
pendapat. Namun para ahli membedakan antara pengetahuan dan ilmu
pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Pengetahuan pada
umumnya bersifat common sense atau pendapat umum yang belum teruji secara
empiris dan belum tersusun secara simtematis. Sementara ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang bersifat ilmiah, yang dihasilkan melalui proses penelitian,
pembuktian, pengujian, dan percobaan secara mendalam, sistematis, objektif , dan
komprehensif menggunakan berbagai metode dan pendekatan penelitian (Abuddi
Nata, 2011:363-364).
3
Ilmu pengetahuan membuat manusia menjai dekat dengan penciptanya dan
terangkat derajatnya. Allah berfirman dalam Al`quran:
ب ْ قُ ْل ه َْل َي ْست َ ِوي الَّذِينَ َي ْعلَ ُمونَ َوالَّذِينَ ال َي ْعلَ ُمونَ ِإنَّ َما َيتَذَ َّك ُر أُولُو
ِ األل َبا
4
pengguna maupun penghasilnya harus diarahkan agar aktifitas hidupnya selalu
dalam bingkai nilai-nilai ajaran islam.
Seni adalah keindahan. Seni merupakan ekspresi ruhani dan budaya manusia.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan manusia sehingga
melahirkan keindahan disebut karya seni. Seni lahir dari dorongan sisi terdalam
manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan. Dorongan naluri tersebut
merupakan naluri atau fitrah yang dianugerahkanAllah Swt. Allah Swt berfirman
dalam Al-Qur`an:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui (Q.S. Ar-Rum, 30:30)
5
B. IPTEKS Sebagai Peradaban Islam
Manusia teah diciptakan oleh Allah Swt dengan seperakat potensi yang paling
istimewa yaitu akal pikiran. Dengan akalpikirannya manusia dapat menghasilkan
imu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Perkembaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni hingga seperti sekarang ini tidak
berlangsung secara mendadak melaikan melalui proses bertahap dan evoutif.
Dalam sejarah umat manusia bangsa yang diduga dapat menciptakan ilmu
dan teknologi pertama kali adalah bangsa Sumeria yang hidup ±3000 tahun sebelum
masehi. Hasil temuan bangsa Sumeria mempengaruhi bangsa-bangsa disekitarnya,
sehingga menimbulkan peradaban besar di dunia. Secara berturut-turut timbul
peradaban Mesopotamia, peradaban Mesir Kuno, peradaban Yunani, peradaban
Romawi, peradaban Persia, peradaban India, peradaban Cina, kemudian peradaban
Islam dan akhirnya beralih ke Eropa atau Barat (Madjid, 1984:52).
Pada masa Nabi Muhammad, Khulafa Rasyidun dan Bani Ummayah, ilmu
yang berkembang adalah ilmu-ilmu keagamaan, seperti ilmu-ilmu Al-Qur`an ilmu
hadist, ilmu kalam, ilmu fikih, tasawuf, dan ilmu tata bahasa Arab (Wijdan dkk,
2007:25). Padamasa Bani Abbasiyah ilmu yang berkembang tidak hanya ebatas
ilmu-ilmu keagamaan, melainkan ilmu-ilmu non keagamaan seperti matematika,
kedokteran, astronomi, fisika kimia, sastra, dan seni, berkembang dengan pesat.
Perkembagan keilmuan pada masa ini disebabkan beberapa hal seperti dukungan
penuh penguasa terhadap perkembangan ilmu yang diwujudkan dalam bentuk
penerjemahan berbagai disiplin keilmuaan karya-karya Yunani dan Persia ke
bahasa Arab, pendirian Bait al-Hikmah sebagai lembaga pusat pengembangan ilmu,
dan adanya sikap ilmiah yang tebuka, objektif, dan kritis dari para ilmuan muslim
(Muqowim, 2012:4-5).
Umat islam secara serius mengkaji warisan pemikiran ilmiah dan filsafat dari
peradaban-peradaban yang terdahulu, mereka tidak hanya menyerap dan
mensistemasikan warisan yang berharga itu , namun juga memperkaya dengan
penemuan-penemuan baru, mengembangkannya dalam bentuk lebih inovatif dan
variatif, sehingga muncullah ilmuan-ilmuan dan filosof-filosof muslim yang juga
6
ahli dalam ilmu keagamaan. Ketika ilmu pengetahuan menghasilkan teori-teori
ilmiah dan tidak dipertentangkan dengan ilmu keagamaan, peradaban islam
mencapai puncaknya, bahkan menjadi kiblat peradaban dunia yang kemudian
diambil alih oleh Barat atau Eropa.
Sejarah mencatat nama-nama ilmuan muslim yang berperan penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang merupakan hasil
peradaban umat islam yang mempengaruhi peradaban dunia.mereka mencurahkan
seluruh kemampuan intelektualnya meliputi hampir seluruh bidang ilmu yang ada
saat ini. Berbagai disiplin ilmu yang dikuasai para ilmuan besar menimbulkan
kekaguman tersendiri, meski hanya sebagian kecil karya mereka yang saat ini masih
dapat dijumpai, karena sebagian besar sudah tidak ditemukan lagi.
Islam yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, telah membawa
bangsa Arab yang semula terbelakang dan bodoh, tidak terkenal dan diabaikan oleh
bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak
megembangkan dunia, membina satu peradaban yang penting artinya dalam sejarah
manusia hingga saat ini. Bahkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang dicapai bangsa Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang
masuk ke Eropa melalui Spanyol.
Agama dan budaya adalah dua bidang yang berhubugan dan tidak dapat
dipisahkan, namun keduanya berbeda. Agama bernilai mutlak, tidak berubah
karena perubaha nilai dan tempat. Sementara budaya sekalipun berdasarkan agama
dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar
budaya didasarkan pada agama tetapi tidak pernah sebaliknya, agama berdasarkan
ada budaya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa agama adalah primer da budaya
adalah sekunder. Budaya merupakan ekspresi hidup keagamaan, karena itu
kebudayaan subordinat terhadap agama dan tidak pernah sebaliknya.
Dalam islam, kelompok pertama terdapat dalam Al-Qur`an dan hadis
mutawatir. Al-Qur`an terdiri dari 6300 ayat, ayat yang mengatur tentang keimanan,
7
ibadah, muamalah, dan kemasyarakatan manusia menurut penelitian ulama tidak
lebih dari 500 ayat (Harun Nasution, 1982:12-18). Ajaran dasar islam (Al-Qur`an
dan hadist yang riwayatnya saheh) bukan termasuk budaya, akan tetapi pemahaman
ulama terhadap ajaran dasar agama merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa ulama,
sehinga merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa islam sebagai agama lebih dari sekedar budaya dan peradaban. Islam
merupakan sumber kebudayaan dan peradaban. Islam bukanlah kebudayaan,
melainkan dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan adalah cipta, rasa, dan
karsa manusia maka islam adalah realitas pewahyuan dari Tuhan, Allah Swt
(Nasution, 1996:291-292).
Sebagai sumber peradaban, Al-Qur`an mengilhami lahirnya berbagai
pemikiran dari para pemikir muslim. Dalam menciptakan produk pemikiran,
mereka menggunakan Al-Qur`an sebagai sumber inspirasi. Mereka
mampmenerjemahkan dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur`an dengan
mempertimbangkan semangat zaman pada saat Al-Qur`an diturunkan (Karim,
2007:37).
Al-Qur`an membantu manusia mengungkapkan peradaban masa lalu untuk
dijadikan sebagai bahan pelajaran dan agar manusia senantiasa melakukan dialog
dengan peradaban-peradaban sebelumnya sebab pergulatan peradaban merupakan
fenomena alam yang telah berlangsung sepanjang zaman. Al-Qur`an menegaskan:
8
peradaban lain, sedangkan bangsa yang lemah akan cenderung mengadopsi segala
sesuatu dari peradaban lain, baik yang positif maupun yang negatif. Agar dapat
berinteraksi dan berdialog dengan peradaban lain, umat islam harus mengenal
identitas peradabana sendiri terlebih dahulu. Allah St berfirman:
َ علَ ْي ُك ْم
ش ِهيدًا َ سو ُل
ُ الر ِ َّعلَى الن
َّ َاس َويَ ُكون ُ طا ِلت َ ُكونُوا
َ ش َهدَا َء َ َكذَلِكَ َجعَ ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو
ً س
Dan demikian (pula)Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang adil dan
pilihan, agar kamu menjadi saksi ata (perbuatan) manusia dan rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas perbuatan kamu (Q.S al-baqarah, 2:143).
Melalui pengamatan, kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, Allah telah menghendaki manusia agar lebih merasakan kebesaran,
kehebatan dan keagunganNya. Allah Swt menciptakan manusia di muka bumi
sebagai hamba dan Khalifah Allah yang bertugas memakmurkan kehidupan di
muka bumi. Manusia diberikan kebebasan untuk berkreatifitas. Dalam
berkreatifitas manusia dituntut untuk mematuhi rambu-rambu yang telah ditentukan
oleh Allah Swt dalam Al-Qur`an dan hadist. Manusia dipersilahkan
mengembangkan ilmu pengetahuan, tekologi, dan seni yang merupakan wujud
kreatifitasnya, sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
9
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`an al karim
Wehr, Hans. 1980. A Dictionary of Modern Writen Arabic. J.Milton Coan (ed),
London: Mac Donald & Evan Ltd.
Yahya, Harun. 2007. Al-Qur`an dan Sains. Terj: Team Penerjemah Hikamah
Teladan. Bandung: Dzikra.
11