1.Kewajiban menuntut dan mengamalkan ipteks Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang- orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Almujadalah :11). Katakanlah ; “apakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang- orang yang tidak berilmu pengetahuan” (QS. Az Zumar : 9). Keutamaan orang-orang yang berilmu pengetahuan diatas orang-orang yang beribadah itu seperti keutamaan bulan purnama di atas seluruh bintang-bintang lainnya (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i). “Hai anakku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu dengan kedua lututmu, sesungguhnya Alloh itu menghidupkan hati dengan cahaya nikmat sebagaimana dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit” (Wasiat Lukman kepada putranya). Pengertian Ilmu Pengetahuan Ada dua istilah yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari yaitu ilmu pengetahuan dan sains. Secara etimologis ilmu berarti kejelasan, sedangkan sains (science) berarti mengetahui (to know) dan belajar (to learn). Kata ilmu dalam bahasa arab ‘ilm berarti pengetahuan, dalam berbagai bentuk kata ‘ilm dalam Alqur’an sebanyak 854 kali, yang digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan (M. Quraish Shihab). Secara istilah Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut (Malik bin Nabi). Segala macam pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam kehidupannya, baik masa kini maupun masa depan, fisika ataupun metafisika (M. Quraish shihab) Pengertian Teknologi Teknologi adalah budaya yang berhubungan dengan bagaimana cara membuat sesuatu (Mustofa Ansori). Teknologi adalah studi teknik yang sistematis untuk membuat dan melakukan berbagai hal (encyclopedia Britanika). Teknologi adalah kemampuan teknik yang berdasarkan ilmu pengetahuan, ilmu eksakta dan proses teknis (kamus besar bahasa indonesia). Teknologi adalah salah satu budaya sebagai hasil penerapan praktis dan sistematis dari ilmu pengetahuan untuk pemenuhan kebutuhan (produktifitas) masyarakat. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan bagi manusia. 2. Iman, IPTEKS dan amal sebagai satu kesatuan Iman menurut bahasa adalah adalah yakin maksudnya membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan. Menurut istilah adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat- sifatnya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunnahkan serta menjauhi segala larangan. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (Q.S. Ibrahim: 24-25) Bangunan dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam, ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan atau cabang- cabang yang berupa ilmu pengetahuan, sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Pembagian Ilmu Ilmu fardu ‘ain: Ilmu yang wajib dituntut, dicari dan diamalkan oleh setiap pemeluk agama Islam, seperti mempelajari ilmu Agama Islam dengan cara mengikuti mata kuliah pendidikan Agama Islam. Ilmu fardu kifayah : ilmu yang wajib dituntut, dicari dan diamalkan oleh setiap pemeluk agama Islam, tapi kewajiban itu menjadi gugur apabila sudah ada orang yang mempelajarinya seperti: ilmu kedokteran, ilmu teknih, ilmu pertanian dan lain lain. (Al Ghazali). Tokoh-Tokoh Ilmuwan Muslim - Ibnu Sina (370 H-428 H/980 M-1037 M) Ilmu Biologi dan Kedokteran - Al Farabi (257 H-339 H/870 M-950 M) Ilmu Filsafat, Kebudayaan dan Sosial - Ibnu Rusyd (520 H-595 H/1126 M-1198 M) Ilmu Matimatika dan Astronomi - Al Khawarizmi (194 H-266 H/780 M-850 M) Ilmu Astronomi, Matimatika dan Geografi - Al Ghazali (450 H-505 H/1059 M-1111 M) Ilmu Akhlak dan Tasawuf - Ibnu Khaldun (732 H-808 H/1332- 1406M) Ilmu Sosial dan Politik Manusia dan Ilmu Orang yang berilmu (‘alim ulama) Pencari Ilmu (muta’allim) Orang awam Pembagian Ilmu Menurut Konferensi PAI di Mekkah 1977 Ilmu yang berasal dari Allah dan dijelaskan oleh Rasulullah disebut ilmu Ilahi atau ilmu Ladunni atau ilmu wahyu atau ilmu Naqli karena sifatnya tidak berubah, kekal dan abadi, contoh : Ilmu Syari’ah, Ilmu Akhlak dan ilmu Aqidah. Ilmu yang berasal dari pikiran manusia karena sifatnya berubah-ubah dan berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia dan masyarakat, ilmu hasil penalaran manusia ini disebut dengan ilmu insani, ilmu kisbi, ilmu rakyu atau ilmu akal, contoh : Ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan lain lain. Keutamaan Ilmu pengetahuan “Sesungguhnya Allah SWT, Malaikat dan para penghuni langit dan bumi, sampai- sampai semut yang ada di dalam lubangnya dan ikan hiu yang ada di dalam lautan, semuanya memohon rahmat bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang banyak”(HR. At Tirmidzi dan Abu Daud). Apabila seorang anak Adam meninggal dunia maka putuslah amalannya melainkan tiga hal: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh mendo’akan untuknya (HR. Muslim). 3. Tnggung jawab ilmuan dan seniman serta standar penggunaan IPTEKS Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya (Q.S. Al Mudatsir : 38) Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan keburukan). (Q.S. Albalad : 10) Pengertian Ilmuan Ilmuan adalah: orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu ilmu atau beberapa bidang ilmu (ensiklopedia Islam). Ilmuan adalah: orang yang ahli, orang yang banyak pengetahuan mengenai suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan, orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Syarat Ilmuan Prosedur ilmiah Metode ilmiah Adanya suatu gelar berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh Kejujuran ilmuan yaitu suatu kemauan yang besar dan ketertarikan pada perkembangan ilmu pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya. Peran dan Fungsi Ilmuan Sebagai intlektual, seorang ilmuan harus tetap mempertahankan dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yang intensif dan sensitif. Sebagai ilmuan, berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya. Tanggung Jawab Ilmuan Dimensi religius atau etika, seorang ilmuan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Dimensi sosial, pengembangan ilmu mewajibkan ilmuan berlaku jujur, mengakui keterbatasan bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan. Tanggung Jawab Seniman Seni (art) berasal dari bahasa latin yang berarti kemahiran. Dalam pengertian terminologis seni berarti suatu kemahiran dalam membuat barang- barang atau mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori). Dalam kalimat lain seni merupakan bagian dari budaya manusia sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan. Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, inovatif atau mahir dalam bidang seni. Contoh seni lukis, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Tanggung Jawab Ilmuan dan Seniman Mempertahankan nilai ibadah Berdasarkan kebenaran ilmiah Memadukan antara ilmu dan amaliah Menyebarluaskan ilmunya Seni dan Budaya Islam Seni adalah penjelmaan rasa keindahan umumnya, rasa keharuan khusususnya untuk kesejahteraan hidup, rasa itu disusun dan dinyatakan oleh pikiran sehingga menjadi bentuk-bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki. Contoh seni musik, seni tari, seni lukis dan lain-lain. Kebudayaan adalah hasil cipta budi dan daya umat manusia itu sendiri, masyarakat tumbuh oleh kebudayaan, tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tiap masyarakat melahirkan kebudayaannya sendiri. Landasan Syariah Empat perkara termasuk dalam katagori kebahagiaan: wanita yang shalihah, rumah yang luas atau lapang, tetangga yang baik dan kendaraan yang menyenangkan (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya) Sesungguhnya Allah itu maha indah, ia menyukai keindahan (HR. Muslim) Hiasilah Al Qur’an itu dengan suaramu, bukanlah ia golongan kami, siapa-siapa yang tidak melagukan (bacaan) Al Qur’an (HR. Bukhari dan Abu Daud) Diriwayatkan dari Aisyah ra, beliau menjelaskan, telah masuk kepadaku Rasulullah saw sementara bersama saya terdapat dua orang gadis sedang bernyanyi dengan Bu’ats, lalu Rasulullah berbaring di atas tikar sambil memalingkan mukanya. Kemudian masuklah Abu Bakar lalu ia membentak aku sambil berkata: serunai syaitan di sisi Nabi SAW.? Lalu Rasulullah menghadapkan mukanya kepada Abu Bakar sambil berkata, biarkanlah mereka bernyanyi (hai Abu Bakar) dan manakala Rasulullah SAW tidak ada perhatiannya lagi, keduanya saya singgung (sentuh), lalu mereka keluar (HR. Bukhari). Standar Penggunaan IPTEKS Menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma (cara pandang) dalam landasan pemikiran, bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedangkan yang bertentangan wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Menjadikan syariah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEKS dalam kehidupan sehari-hari. Standar syariah ini mengatur bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEKS, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariat Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK dan mengembangkan seni jika sudah dihalalkan oleh syariat Islam. Demikian juga sebaliknya, bila sudah diharamkan oleh syariat Islam, maka umat Islam tidak boleh memanfaatkannya, walaupun menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. 4. Danpak Positif Penggunaan IPTEKS Lebih cepat mendapat informasi yang akurat, aktual dari berbagai belahan dunia. Komunikasi yang cepat, praktis, efektif dan efisien. Terjadinya industrialisasi dan produktifitas yang semakin meningkat, cepat dan tepat serta penyerapan tenaga kerja yang handal. Memudahkan orang dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang beralih dari bentuk manual ke bentuk yang canggih. Lahirnya generasi yang terampil, cerdas dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Dampak Negatif Penggunaan Ipteks Penyalahgunaan jasa komunikasi dan informasi untuk kejahatan. Bergaya hidup konsumtif dan banyak pengangguran. Terjadinya kemerosotan moral. Penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk kejahatan. Terjadinya mafia dan penyalahgunaan hukum. Timbulnya aliran dan sekte yang merusak ajaran Agama. 5. Paradigma Al Qur’an dalam menghadapi kemajuan IPTEKS Dan Nuh berkata: naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung (Q.S. Hud : 36-44). Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: hai manusia kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar karunia yang nyata (Q.S. An Naml: 16). Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (Q.S. Ar Rahman: 33) Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatup sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain yang maha pemurah. Dia maha melihat segala sesuatu. (Q.S. Al Mulk: 19) Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu gunakan memelihara diri dalam peperanganmu. (Q.S. Al Anbiya: 80) Tantangan Umat dalam Menghadapi Kemajuan IPTEKS Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan yang berpijak pada materialisme dan skulerisme. Adanya dimensi besar dari masyarakat modern yang berupa pemusatan pengetahuan toeritis. Masa depan sains yang semakin logis dan teknologi yang semakin praktis, sehingga Islam sering dipaksa untuk mempertimbangkan secara serius nilai- nilai keyakinan dan tujuan keagamaan agar berjalan selaras dengan nilai-nilai dan keyakinan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Daftar buku bacaan Prof. H. Mohammad Daud Ali. “ Pendidikan Agama Islam” Prof. H. A. Nasution. “ Pengantar Filsafat Sains” Endang saifuddin Anshari. “Wawasan Islam (pokok- pokok pikiran tentang Islam dan umatnya” Harun Yahya. “Bagaimana Muslim Berpikir?” M. Quraish Shihab. “ Wawasan Al Qur’an” Fachrudin HS. “ Ensiklopedi Al Qur’an.”