Prinsip-prinsip Pengembangan lpteks Etika Pengembangan Lingkungan Etika terhadap Flora, Fauna, Air dan Energi
Eksistensi dan Kewajiban Ilmuwan (1)
Islam menghendaki umat yang memiliki kepandaian dan ilmu pengetahuan, terbukti dengan ayat yang pertama kali turun yang dimulai dengan kata Iqra yg artinya baca!. Ilmu menempati posisi penting karena merupakan bukti nyata usaha manusia dalam menggunakan akalnya. Ilmu dapat membawa manusia kepada penghayatan terhadap kekuasaan Allah yang tak terbatas, dan sekaligus menyadarkannya akan posisinya yang sangat terbatas. Karena itu, posisi orang yang berilmu dihargai beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah, 58; 11). Supaya menjadi ilmuwan yang bertaqwa, maka kita wajib secara terus menerus mencari ilmu, baik ilmu sebagai content, metodologi, maupun sebagai paradigma.
Eksistensi dan Kewajiban Ilmuwan (2)
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali dalam Alquran. Menuntut ilmu bagi umat Islam merupakan kewajiban, sebagaimana sabda Nabi: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa umat Islam sekarang ini justru ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini terjadi karena komitmen umat Islam yang sangat rendah terhadap ajaran Islam. Bahkan sebagian dari kaum muslimin mempunyai pandangan yang dikotomis (sekuler), yaitu dengan membagi kehidupan menjadi kehidupan agama dan nonagama. Karena itu, reaktualisasi pemikiran kaum muslimin tentang Islam merupakan pekerjaan yang sangat penting dan menentukan masa depan Islam.
Prinsip-prinsip Pengembangan Ipteks (1)
Dalam Islam ada dua sumber ilmu: Akal Wahyu Atas dasar itu, ilmu dalam Islam terbagi kepada: 1. Ilmu yg bersifat abadi dan kebenarannya bersifat mutlak (bersumber dari wahyu). 2. Ilmu yg bersifat perolehan dan kebenarannya bersifat nisbi (bersumber dari akal).
Prinsip-prinsip Pengembangan Ipteks (2)
Dalam pemikiran sekuler, Ipteks mempunyai tiga karakteristik: 1. Objektif 2. Netral 3. Bebas nilai Ipteks Islami selalu mengutamakan kemaslahatan bagi kehidupan manusia, sebab itu Ipteks dalam Islam bersifat tidak bebas nilai. Diperlukan upaya-upaya islamisasi ilmu pengetahuan sehingga Ipteks tidak lagi berdiri di tempat netral dan bebas nilai tanpa ada hubungannya dengan agama.
Etika Pengembangan Lingkungan
Ibadah bisa dikatagorikan secara hireraki menjadi empat klasifikasi yakni : Amal Individu Amal populasi Amal Komunitas Amal Ekosistem : ialah amal ibadah untuk meningkatkan keterkaitan antara semua anggota ekosistem seperti manusia, flora, fauna, dan energi. Contoh-contoh amal eksistem antara lain menaman pohon dan melestarikan hutan, menyantuni hewan, menghemat energi, mengelola pertambangan dengan sebaik-baiknya, mengelola secara tuntas pembuangan sampah, dll.
Etika Pengembangan Flora, Fauna, Air,
dan Energi (1) Flora: (QS. Al-anam, 3; 38) Eksistensi hewan sebagai umat, maka manusia harus memperlakukan hewan dalam banyak hal sebagaimana memperlakukan manusia, antara lain menyayanginya, memberi makan minum dan kandang, kalau mau menyembelih untuk dimakan dagingnya sembelihlah dengan pisau yang tajam, kalau mau dibunuh karena merusak maka bunuhlah dengan baik, tidak boleh menjadikan hewan sebagai sasaran latihan memanah, tidak boleh menyiksa hewan yang berbuat jahat karena hewan tidak punya akal, tidak boleh mengadu hewan karena hewan pun memiliki rasa sakit. Selain itu, tidak boleh menjadikan hewan sebagai sasaran latihan memanah.
Etika Pengembangan Flora, Fauna, Air,
dan Energi (2) Fauna: Tumbuhan sebagai salah satu anggota ekosistem merupakan lingkungan biotik, tumbuhan pun termasuk sumber daya alam yang terbaharukan. Etika Islam terhadap tumbuhan banyak dijelaskan oleh Alquran dan hadits nabi, antara lain larangan merusak tumbuhan. Dahulu terjadi, sebelum negara Islam memberangkatkan tentaranya ke medan perang Yarmuk, Rasulullah berpesan agar jangan membunuh orang yang sudah tua, anak-anak dan perempuan. Juga berpesan agar tentara jangan menghancurkan tempat-tempat ibadah penganut agama lain, jangan merusak pohon-pohon. Dalam keadaan perang pun haram menghancurkan pohon apalagi di dalam situasi dan kondisi yang normal.
Etika Pengembangan Flora, Fauna, Air,
dan Energi (3) Energi dan air: memperlakukan sumber-sumber energi seperti air dan api termasuk minyak dan gas bumi dengan bijaksana. Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud tentang kepemilikan kolegial hutan, air dan api. Hadits ini menegaskan bahwa hutan, air dan api (energi) adalah milik bersama tidak boleh menjadi milik individual.
Indikator Peradaban Ilahiyah antara lain:
Benda-bendanya tidak boleh mengarah kepada syirik (1)
misalnya patung-patung paganisme.
Simbol-simbol yang ada harus mengarah kepada pengagungan kepada Allah, jangan ada simbol yang membawa nilai kemusyrikan, atau pensucian makhlukmakhluk tertentu. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus berazaskan tauhidullah, bermanfaat, tidak mubadzir, dan mempermudah manusia beribadah kepada Allah, bukan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang membawa kepada kehancuran umat. Masyarakatnya terikat nilai-nilai Tawhidullah dan konsisten dengan nilai-nilainya. Menjalankan syariah Allah dengan baik dan menyeluruh (kaffah).
Indikator Peradaban Ilahiyah antara lain: (2)
Berakhlakul karimah, baik kepada Allah, kepada manusia maupun kepada lingkungan hidup. Pengembangan ilmu, teknologi dan seni sangat giat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Giat mencari maisyah atau bekal untuk memenuhi hajat hidupnya. Hormat dan taat kepada ayah, ibu dan guru. Bersikap ukhuwah kepada sesama muslim Bersikap tasammuh kepada nonmuslim Bersikap ihsan kepada hewan, hutan, dan energi. Setiap individu bersikap syukur nikmat. Para pimpinan menjadi tauladan. Rakyat taat dan hormat kepada pimpinannya.
Ipteks dalam Narasi Nash Alquran (1)
Ayat-ayat yang memberikan dorongan berpikir kepada manusia yang selanjutnya melahirkan ilmu-ilmu seperti: astronomi, meteorologi, fisika, kimia, matematika, geologi, geografi dan ilmu sejenisnya, antara lain pada (QS. AdzDzariyat, 51; 47-48, Al-Furqan, 25; 61-62, Yasin, 36; 3840, Al-Anbiya, 21; 30-33, Ar-Rahman, 55; 33, dan AlWaqiah, 56; 75-76). Ayat-ayat yang menceritakan tumbuh-tumbuhan dan pertanian yang selanjutnya memunculkan ilmu-ilmu biologi, botani, serta ilmu pertanian lainnya, antara lain pada (QS. Al-Anam, 6; 99, Ar-radu, 13; 4, An-Nahl, 16; 10, Qaaf, 50; 9-11, dan Abasa, 80; 24-32). Ayat-ayat yang membicarakan masalah dunia fauna yang memberikan petunjuk kepada manusia utk menggali berbagai ilmu seperti zoologi, antara lain pada (QS. AnNur, 24; 45, al-Ghasiyah, 88; 17, An-Nahl, 16; 68 & 79, dan Faathir, 35; 28).
Ipteks dalam Narasi Nash Alquran (2)
Ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia kedokteran dan lingkungan hidup, antara lain pada (QS. Al-Muminun, 23; 12-14, Al-Baqarah, 2; 26, Al-Haj, 22; 73 dan An-Nahl, 16; 69). Ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia perdagangan, ekonomi, administrasi, manajemen, hukum acara dan hukum perdata lainnya, antara lain pada (Al-Baqarah, 2; 282 & 275, Al-Isra, 17;35, Al-Anam, 6; 152, Al-Araf, 7; 85 dan Ar-Rahman, 55; 9). Ayat-ayat yang mendorong munculnya ilmu-ilmu psikologi, etika, ilmu bahasa dan ilmu-ilmu humaniora lainnya, a.l.(ArRum, 30; 22, Ibrahim, 14; 4, an-Nisa, 4; 9 & 36, dan Luqman, 31;14). Ayat-ayat yang mendorong munculnya ilmu-ilmu kemasyarakatan (sosiologi), antropologi, politik, hukum pidana, komunikasi, dan hubungan internasional, antara lain pada (Al-Maidah, 5; 2, 8, 48-49, Al-Hujurat, 49; 13, AnNisa, 4; 58, an-Nahl, 16; 90, Ali Imran, 3; 159, dan asSyura, 42; 38).
Perkembangan Ipteks dalam Sejarah Peradaban Islam (1)
Ilmu Pasti dan Astronomi: Al-Khawarizmy (780-848 M). Ia ilmuan yang populer di bidang ilmu pasti (matematika), yang pertama kali memperkenalkan metode al-goritma. Al-Battany (858-929 M).Seorang ahli astronomi, yg pertama kali menggunakan ilmu ukur ruang (streometri) untuk menentukan letak bintang-bintang di langit. Ilmu Fisika: Ibn Haytsam (965-1039 M). Ia seorang ilmuan dalam bidang fisika dan ilmu teknik. Dialah penulis buku yang sangat terkenal Al-Manadir dalam bidang optika, dan ia juga yang merencanakan pembangunan bendungan di Aswan (sungai Nil) dan kubah universitas Al-Azhar di Kairo. Muhammad Syahrastani (1076-1153 M). Ahli fisika ini telah pernah menyatakan suatu teori yang enam abad sesudahnya dipopulerkan oleh Dalton (1776-1844 M). Ia menyatakan bahwa suatu benda bila dibagi terus menerus akan sampai kepada bagian yang tidak dapat dibagi lagi.
Perkembangan Ipteks dalam Sejarah Peradaban Islam (2)
Ilmu Kimia: Jabir ibn Hayyam (760-850 M). Mengenai Hukum ketetapan massa, yang berisi: jumlah bobot zat yang bereaksi memiliki massa yang tetap, yang dikemukakan oleh ahli kimia Prancis, Lavoiser (1748-1794 M), sebenarnya telah pernah dinyatakannya seribu tahun sebelumnya. Al-Jaldaki (w.1360 M). Salah satu teorinya yang populer adalah Tiap bahan tidak akan bersenyawa kecuali dengan perbandingan bobot tertentu. Ungkapan ini baru diperkenalkankan oleh ahli kimia Prancis, Louis Proust (1757-1826 M) dengan hukum Proust 4 abad berikutnya. Ilmu kedokteran: Ar-razi (858-925 M). Orang Barat memanggilnya dengan nama Rhases. Dia menulis buku tentang kedokteran sebanyak 229 judul. Salah satunya adalah Al-Hawi yang merupakan ensiklopedi kedokteran klasik yang masih digunakan hingga saat ini. Ibn Sina (980-1037 M). Di Barat dikenal dengan nama Avecine, karena keahliannya di bidang kedokteran mereka menyebutnya galliens-nya bangsa Arab. Bukunya yang terkenal Al-Qanun fi atThib menjadi pedoman ilmu kedokteran hingga awal abad XX.