Anda di halaman 1dari 9

Nama :jamarudin

Kelas :hki 2c
Nim :2132054
Matkul:sosiologi hukum

1.MATERI PERTAMA TENTANG SEJARAH PERKEMBAGAN ILMU .

- landasan ilmu pada saman Yunani Merupakan Periode Sangat Penting Dalam Sejarah
Perdaban Manusia Karena Pada Waktu Itu Terjadi Perubahan Pola Pikir Manusia Dari
Mitosentris Menjadi Logosentris. Pola Piker Mitosentis Adalah Pola Piker Masyarakat Yang
Sangat Mengandalkan Mitos Untuk Menjelaskan Fenomena Alam.

Filsafat Alam Pertama Yang Mengkaji Tenang Asal-Usul Alam Adalah Thales (624-546
Sm). Ia Digelari Bapak Filsafat Karena Dialah Yang Mula-Mula Berfilsafat Dan
Mempertanyakan “Apa Sebenarnya Asal-Usul Alam Semesta Ini?”. Setelah Thales, Muncul
Anaximandros (610-540 Sm). Anaximandros Mencoba Menjelaskan Bahwa Substansi Pertama
Itu Bersifat Kekal, Tidak Terbatas, Dan Meliputi Segalanya. Unsur Utama Alam Harus Yang
Mencakup Segalanya, Yang Dinamakan Aperion.
Puncak Kejayaan Filsafat Yunani Terjadi Pada Masa Aristoteles (384-322 Sm). Ia Murid
Plato, Seorang Filosof Yang Berhasil Menemukan Pemecahan Persoalan-Persoalan Besar
Filsafat Yang Dipersatukannya Dalam Satu Sistem Logika, Matematika, Fisika, Dan Metafisika.
Logoka Aristoteles Berdasarkan Pada Analisis Bahasa Yang Disebut Silogisme. Pada Dasarnya
Silogisme Dibedakan Menjadi Tiga Premis:

A.         Semua Manusia Akan Mati (Premis Mayor)


B.        Socrates Seorang Manusia (Premis Minor)
C.         Socrates Akan Mati (Konklusi)
2.PERKEMBAGAN ILMU DALAM ISLAM
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (‘alima-ya’lamu-‘ilm),yang berarti pengetahuan (al-
ma’rifah),1kemudian berkembangmenjadi pengetahuan tentang hakikat sesuatu yang dipahami
secaramendalam.2Dari asal kata ‘ilm ini selanjutnya di-Indonesia-kanmenjadi ‘ilmu’ atau ‘ilmu
pengetahuan.’ Dalam perspektif Islam, ilmumerupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang
sungguh-sungguh(ijtihād) dari para ilmuwan muslim (‘ulamā’/mujtahīd) atas persoalan-
persoalan duniawī dan ukhrāwī dengan bersumber kepada wahyuAllah.
Al-Qur’ān dan al-Hadīts merupakan wahyu Allah yang berfungsisebagai petunjuk (hudan) bagi
umat manusia, termasuk dalam hal iniadalah petunjuk tentang ilmu dan aktivitas ilmiah. Al-
Qur’ānmemberikan perhatian yang sangat istimewa terhadap aktivitas ilmiah.Terbukti, ayat yang
pertama kali turun berbunyi ; “Bacalah, dengan[menyebut] nama Tuhanmu yang telah
menciptakan”.4Membaca,dalam artinya yang luas, merupakan aktivitas utama dalam
kegiatanilmiah. Di samping itu, kata ilmu yang telah menjadi bahasa Indonesiabukan sekedar
berasal dari bahasa Arab, tetapi juga tercantum dalamal-Qur’ān.
Kata ilmu disebut sebanyak 105 kali dalam al-Qur’ān.Sedangkan kata jadiannya disebut
sebanyak 744 kali. Kata jadian yangdimaksud adalah; ‘alima (35 kali), ya’lamu (215 kali), i’lām
(31 kali),yu’lamu (1 kali), ‘alīm (18 kali), ma’lūm (13 kali), ‘ālamīn (73 kali),alam (3 kali),
‘a’lam (49 kali), ‘alīm atau ‘ulamā’ (163 kali), ‘allām (4kali), ‘allama (12 kali), yu’limu (16
kali), ‘ulima (3 kali), mu’allām (1kali), dan ta’allama (2 kali).5Selain kata ‘ilmu, dalam al-
Qur’ān juga banyak disebut ayat-ayatyang, secara langsung atau tidak, mengarah pada aktivitas
ilmiah danpengembangan ilmu, seperti perintah untuk berpikir, merenung,menalar, dan
semacamnya. Misalnya, perkataan ‘aql (akal) dalam al-Qur’ān disebut sebanyak 49 kali, sekali
dalam bentuk kata kerjalampau, dan 48 kali dalam bentuk kata kerja sekarang.
Salah satunyaadalah :”Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk melata di sisi Allahadalah mereka
(manusia) yang tuli dan bisu, yang tidak menggunakanakalnya”.6Kata fikr (pikiran) disebut
sebanyak 18 kali dalam al-Qur’ān, sekali dalam bentuk kata kerja lampau dan 17 kali
dalambentuk kata kerja sekarang. Salah satunya adalah; “…mereka yangselalu mengingat Allah
pada saat berdiri, duduk maupun berbaring,serta memikirkan kejadian langit dan
bumi”.7Tentang posisi ilmuwan,al-Qur’ān menyebutkan: “Allah akan meninggikan derajat
orang-orangberiman dan berilmu beberapa derajat”.
Di samping al-Qur’ān, dalam Hadīts Nabi banyak disebut tentangaktivitas ilmiah, keutamaan
penuntut ilmu/ilmuwan, dan etika dalammenuntut ilmu. Misalnya, hadits-hadits yang berbunyi;
“Menuntut ilmumerupakan kewajiban setiap muslim dan muslimah” (HR. Bukhari-
Muslim).9“Barang siapa keluar rumah dalam rangka menuntut ilmu,malaikat akan melindungi
dengan kedua sayapnya” (HR. Turmudzi).“Barang siapa keluar rumah dalam rangka menuntut
ilmu, maka iaselalu dalam jalan Allah sampai ia kembali” (HR. Muslim)
siapa menuntut ilmu untuk tujuan menjaga jarak dari orang-orangbodoh, atau untuk tujuan
menyombongkan diri dari para ilmuwan, atauagar dihargai oleh manusia, maka Allah akan
memasukkan orangtersebut ke dalam neraka” (HR. Turmudzi).Besarnya perhatian Islam
terhadap ilmu pengetahuan, menarikperhatian Franz Rosenthal, seorang orientalis, dengan
mengatakan:”Sebenarnya tak ada satu konsep pun yang secara operatif berperanmenentukan
dalam pembentukan peradaban Islam di segala aspeknya,yang sama dampaknya dengan konsep
ilmu.
Hal ini tetap benar,sekalipun di antara istilah-istilah yang paling berpengaruh dalamkehidupan
keagamaan kaum muslimin, seperti “tauhîd” (pengakuanatas keesaan Tuhan), “al-dîn” (agama
yang sebenar-benarnya), danbanyak lagi kata-kata yang secara terus menerus dan bergairah
disebut-sebut. Tak satupun di antara istilah-istilah itu yang memiliki kedalamandalam makna
yang keluasan dalam penggunaannya, yang sama dengankata ilmu itu.Tak ada satu cabangpun
dalam kehidupan intelektualkaum muslimin yang tak tersentuh oleh sikap yang begitu
merasukterhadap “pengetahuan” sebagai sesuatu yang memiliki nilai tertinggi,dalam menjadi
seorang muslim.”13Penjelasan-penjelasan al-Qur’ān dan al-Hadīts di atas menunjukkanbahwa
paradigma ilmu dalam Islam adalah teosentris.
Karena itu,hubungan antara ilmu dan agama memperlihatkan relasi yangharmonis, ilmu tumbuh
dan berkembang berjalan seiring denganagama. Karena itu, dalam sejarah peradaban Islam,
ulama hidup rukunberdampingan dengan para ilmuwan. Bahkan banyak ditemukan parailmuwan
dalam Islam sekaligus sebagai ulama. Misalnya, Ibn Rusyd disamping sebagai ahli hukum Islam
pengarang kitab Bidāyah al-Mujtahīd, juga seorang ahli kedokteran penyusun kitab al-Kullīyāt fī
al-Thibb.Apa yang terjadi dalam Islam berbeda dengan agama lain,khususnya agama Kristen di
Barat, yang dalam sejarahnyamemperlihatkan hubungan kelam antara ilmu dan agama.
Hubungan disharmonis tersebut ditunjukkan dengan diberlakukannya hukumanberat bagi para
ilmuwan yang temuan ilmiahnya berseberangan dengan“fatwa” gereja. Misalnya, Nicolaus
Copernicus mati di penjara padatahun 1543 M, Michael Servet mati dibakar tahun 1553 M,
GiordanoBruno dibunuh pada tahun 1600, dan Galileo Galilei mati di penjaratahun 1642 M.
Oleh karena hubungan agama dan ilmu di Barat tidakharmonis, maka para ilmuwan—dalam
melakukan aktivitasilmiahnya—pergi jauh meninggalkan agama. Akibatnya, ilmu di
Baratberkembang dengan paradigma antroposentris dan menggusur samasekali paradigma
teosentris.
Dampak yang lebih serius, perkembanganilmu menjadi sekuler terpisah dari agama yang pada
akhirnyamenimbulkan problema teologis yang sangat krusial. Banyak ilmuwanBarat yang
merasa tidak perlu lagi menyinggung atau melibatkanTuhan dalam argumentasi ilmiah mereka.
Bagi mereka Tuhan telahberhenti menjadi apapun, termasuk menjadi pencipta dan
pemeliharaalam semesta.
3.MASA RENAISANS (ABAD KE 15-16)
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan
gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja katolik, bersamaan dengan
berkembangnnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian,
dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo Da Vinci. Penemuan
percetakan (kira-kira 1440M) dan ditemukannya benua baru(1492M) oleh colombus
memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran kembali sastra di
inggris, perancis, dan spayol. Diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard. Pada masa
itu, seni music juga mengalami perkembangan. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti
Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titik
balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.
Tidaklah mudah untuk membuat garis batas yang tegas antara zaman renaisans dengan zaman
modern. Sementara orang menganggap zaman modern hanyalah perluasan renaisans. Manusia
maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik, kemudian ke zaman atom,
electron, radio, televise, roket, dan zaman ruang angkasa. Pada zaman renaisans ini manusia
barat mulai berpikir secara baru dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas
kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu kebebesan dalam mengmukakan
kebenaran filsafat dan ilmu.
Copernicus adalah seorang gereja oortodoks, ia menemukan bahwa matahari dipusat jagat raya
dan bumi memiliki 2 macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak
tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut heliosentrisme dimana matahari adalah
pusat jagad raya, bukan bumi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat
gereja. Teori ptolomeus ini disebut Geosentrisme yang mempertahankan bumi sebagai pusat
jagad raya.
Copernicus sendiri tak berniat untuk mengumkannya penemuanya, terutama mengingat keadaaan
dan lingkungan gereja pada waktu itu.. tiap siang dan malam kita melihat semuanya mengelilingi
bumi. Hal ini ditetapkan tuhan oleh agama karena manusia menjadi pusat perhatian tuhan untuk
manusialah semua itu diciptakan-Nya, paham demikian tersebut disebut homosentrisme. Jik
dalam demikian prisnsip heliosentrisme dilontarkan, maka akan berakibat berubah dan rusaknya
seluruh kehidupan manusia saat itu.
Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta, terutama astronomi.
Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan mlihat perintis
ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah knowledge is power. Ada 3 contoh yang dapat
membuktikan pernyataan ini, yaitu:
1. Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern
2. Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan
3. Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu.
Penemuan Copernicus mempunyai pengaruh yang luas dalam kalangan sarjana antara lain Tycho
Brahe dan Johannes Keppler. Tycho Brahe adalah seorang bangsawan yang tertarik pada system
astronomi baru, ia membuat alat-alat yang besar sekali untuk mengamati bintang-bintang dengan
teliti. Berdasarkan alat-alat yang besar itu dan dengan ketekunan serta ketelitian pengamatannya
maka bahab yang dapat dikumpulkan selama 21 tahun sangat besar artinya untuk ilmu dan
keperluan sehari-hari.
Perhatian Tycho Brahe dimulai pada bulan November tahun 1572 dengan munculnya bintang
baru di gugusan Cassiopeia secara tiba-tiba, yaitu bintang cemerlang selama 16 bulan sebelum ia
padam lagi. Bintang yang dalam waktu singkat menjadi cemerlang dalam bahasa modern disebut
nova atau supernova tergantung dari besarnya dan massanya. Timbulnya bintang baru itu
menggurkan pendapat yang dianut sampai pada saat itu, yaitu oleh karena angkasa diciptakan
Tuhan, maka angkasa tidak dapat berubah sepanjang masa dan bentuknya akan tetap abadi.
Dalam tahun 1577, ia dapat mengikuti timbulnya sebuah Comet. Ia menetapkan lintasan yang
diikuti comet tersebut. Ternyata lintasan ini jauh dari planet venus. Penemuan ini membuktikan.
Bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada crystalline spheres. Melainkan dating dari
tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat dan kemuadian muncul perlahan-lahan ketempat
yang dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi, kesimpulannya adalah “benda-benda
semuanya ‘terapung bebas’ dalam ruang angkasa”.
Johannes Kepller adalah pembantu Tycho dan seorang ahli matematika. Setelah Tycho
meninggal dunia, bahan pengamatan selama 21 tahun terakhir itu diwariskan kepada keppler.
Dalam mengolah bahan peningglan Tycho, Ia masih bertolak dari kepercayaan bahwa benda
angkasa bergerak, mengikuti lintasan circle Karena sesuai dengan kesempurnaan ciptaan tuhan.
Namun, semua perhitungan tetap menunjukan bahwa lintasan merupakan sebuah elips untuk
semua planet. Akhirnya, keppler terpaksa mengakui memang berbentul elips.
Selain itu dalam perhitungan terbukti bahwa pergerakan benda angkasa tidak beraturan dan tidak
sempurna. Pergerakannya mengikuti suatu ketentuan, yaitu bila matahari dihubungkan dengan
sebuah planet oleh garis lurus dan planet ini bergerak x jam lamanya, maka luas bidang yang
dilintasi garis waktu itu dalam waktu x jam selalu sama. Berdasarkan hokum ini, kalau planet
berada paling deket dengan matahari (perihelion) kecepatannya pun paling besar. Sebaliknya,
jika planet berada paling jauh dari matahari (abhellion) maka kecepatannya paling kecil.
Hal ketiga yang ditemukan keppler adalah perbandingan antara 2 buah planet, misalnya A dan B.
bila waktu yang dibutuhkan untuk melintasi orbit masing-masing planet adalah P dan Q, sedang
jarak-jarak rata-rata dari planet Bke matahari adalah X danY, maka P+; Q+ = X+ : Y+. dengan
demikian keppler menemukan 3 buah hukum astronomi, yaitu:
1. Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2. Dalam waktu yang sama. Garis penghubung antara planet dan matahari selalau melintasi
bidang yang luasnya sama.
3. Bila jarak rata-rata antara dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan
waktu untuk melintasi orbit masing adalah P dan Q, maka P+ ; Q+ = X+: Y+.
Ketiga hokum keppler itu ditemukan setelah dilakukan perhitungan kira-kira sepuluh tahun tanpa
logaritma, karena pada waktu memang belom dikenal logaritma. Dari karya-karya Tycho dan
keppler tersebut dapat ditarik beberapa pelajaran. Perhitungan yang tepat memaksa
disingkarkannya semua takhayul, misalnya pergerakan sempurna dan pergerakan sirkuler. Bahan
dan perhitungan yang teliti merupakan suatu jalan untuk menemukan hukum-hukum alam yang
murni dan berlaku universal.
Ketiga hukum alam tentang planet ini sampai sekarang masing dipergunakan dalam astronomi,
meskipun disana-sini diadakan perbaikan seperlunya. Karya Copernicus dan keppler membuka
sumbangan besar bagi lapangan astronomi, dalam tangan Copernicus, lapangan ini baru
merupakan sebuah model untuk perhitungan. Dalam tangan Keppler, astronomi menjadi suatu
penentuan gerakan benda-benda angkasa dalam suatu lintsan tertutup. Akhirnya dalam Newton,
pergerkan ini diberi keterangan lengkap, baik mengenai ketetapan maupunun bentuk elipsnya.
Setelah Keppler, muncul Galileo dengan penemuan lintas peluru, penemuan hukum pergerakan,
dan penemuan tata bulan planet Jupiter. Penemuan tata bulan memperkokoh keyakinan Galileo
bahwa tata surya bumi bersifat Heliosentrik.. Galileo dapat pula membauat sebuah teropong
bintang, dengann teropong itu ia dapat melihat beberapa peristiwa angkasa secara langsung, yang
terpentingn dan terakhir ditemukannya adalah planet Jupiter yang dikelilingi oleh empat buah
bulan.
Galileo membagi sifat benda dalam 2 golongan, pertama, golongan yang langsung mempunayai
hubungan dengan metode pemerikasaan fisik., artinya mempunyai sifat-sifat primer seperti berat,
panjang, dan lain-lain sifat yang dapat diukur. Kedua, golongan yang tidak mempunayi peranan
dalam proses pemriksaan ilmiah, disebut sifat-sifat sekunder seprti sifat warna, asam, manis, dan
tergantung pada pncaindera manusia. Sejak Galileo, ilmu umumnya tidak dapat memeriksa sifat
kehidupan, karena sifatnya subjektif, tidak dapt diukur, dan tidak dapat ditemukan satuan
dasarnya. Hal itulah yang membuat Galileo dianggap sebagai pelopor perkembangan ilmu dan
penemu dasar ilmu modern.
Pada masa yang bersamaan dengan Keppler dan Galileo ditemukan logaritma oleh Napier
berdasarkan basis e, yang kemudian diubah kedalam dasar 10 oleh Briggs dan kemudian
diperluas oleh Brochiel de Decker. Ketika keppler mendengan penemuan itu, ia member reaksi
bahwa jika ia dapat mempergunakan penemuan logaritma, perhitungan yang 11 tahun dapt
dipersingkat sekurang-kurang menjadi 1 bulan.
Pada masa desarque ditemukan Projective Geometry, yang berhubung dengan cara melihat
sesuatu, yaitu manusia P dapat melihat benda A dari tempat T. oleh karena melihat hanya
mungkin jika ada cahaya, sedangkan cahaya memancar lurus, maka seolah-olah mata
dihubungkan dengan benda oleh satu garis lurus. Sedangkan Fermat juga mengembangkan
Ortogonal Cordinate System, seperti halnya Descartes. Ia juga melaksanakan penelitian teori Al-
Jabbar berkenaan dengan bilangan-bilangan dan soal-soal yang dalam tangan Newton dan
Leibniz kemudian menjelma sebegai perhitungan Integral-Differnsial(calculus). Fermat bersama
dengan pascal menyusun dasar-dasar perhitungan statistic.

4.PERKEMBANGAN FILSAFAT PADA ZAMAN MODERN


Pada dasarnya corak keseluruhan filsafat modern itu mengambil warna pemikiran filsafat
sufisme yunani, sedikit pengecualian pada kant. Paham-paham yang muncul dari garis besarnya
adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Paham rasionalisme mengajarkan bahw akal
itulah alat yang penting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada 3 tokoh penting
pendukung rasionalisme ini, yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
Sedangkan idealisme mengajrkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Para pengikut ini pada
umumnya, sumber fisafatnya mengikut filsafat kritisisme Immanuel Kant. Fitche yang dijulki
sebagai penganut idealisme subjektif merupakan murid Kant. Sedang Scelling, filsafatnya
dikenal dengan filsafat yang bersifat objektif. Kedua idealisme ini kemudian disentesiskan dalam
filsafat idealisme mutlaknya Hegel.
Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului
oleh pengalaman. Pelopor aliran ini adalah Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh
Thomas Hobbes, John Lock, dan David Hume.
edangkan pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit digolongkan, karena makin
eratnya kerja sama internasional. Namun sifat-sifat filsafat pada abad ini lawannya abad XIX,
yaitu anti posivistis, tidak mau bersistem, realistis, menitikberatkan pada manusia, pluralistis,
antroposentrisme, dan pembentukan subjektifitas modern.

5. KEMAJUAN ILMU ZAMAN KONTENPORER


Perkembangan dan kemajuan peradapan manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu. Behkan
perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seperti dengan
sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam
konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu: sejak zaman klasik, zaman
pertengahan, zaman modern dan zaman kontenporer.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa adalah ibarat mata rantai yang tidak putus satu
sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan pada suatu masa menjadi unsure penting bagi
penemuan-penemuan lainnya di masa berikutnya. Demikian semuanya saling terkait. Oleh
karena itu, melihat sejarah perkembangan ilmu zaman kontenporer, tidak lain adalah mengamati
pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi
itulah yang kemudian yang mengalami perpecahan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang
berada di luar dugaan manusia itu sendiri.
Yang di maksud zaman kontenporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun berakhir yang kita
jalani sehingga saat sekarang ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman
modern dengan zaman kontenporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu
yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedang zaman kontenporer memfokuskan sorotannya
pada berbagai perkembangan terakhir yang hingga terjadi hingga saat sekarang.
Bagai mana telah di kemukakan sebelumnya, sebagai kelanjutanmata rantai sejarah
perkembangan ilmu, sebagai hal baru yang ditemukandan dapat diamati diera kontenporer, tidak
terlepas dari berbagai penemuan dan dasar-dasar ilmu yang telah ada dan diciptakan oleh para
penemu, pakar atau filosof dimasa-masa sebelumnya.
Sebagai ilmu di zaman modern mempunyai karakteristik khusus yang membedakannya dengan
ilmu di zaman klasik dan zaman pertengahan, maka ilmu kontenporerpun demikian.
Akan kita lihat terlebih dulu secara sederhana potret ilmu modern yang telah melahirkan hal-hal
radikal yang membedakannya dengan ilmu zaman pertengahan dan klasik. Zaman modern
misalnya, dalam banyak hal melakukan dekonstruksi terhadap teori-teori yang dianggap
established (mapan) pada masa pertengahan atau klasik. Setidaknya dua contoh yang sangat
menonjol bisa dikemukakan di sini. Pertama, pendapat yang dikemukakan oleh Copernicus
(1473-1543) tentang teori heliosentrisme, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan planet-
planet termasuk bumi berputar mengelilingi matahari. Teori ini jelas-jelas bertentangan dengan
pendapat diterima secara umum manusia saat itu, yaitu geosentrisme yang menyatakan bumilah
yang menjadi pusat tata surya.
Kedua,metode induktif yang diperkenalkan oleh Francis Bacon (1560-1626). Ia telah
memberikan sumbang yang penting dalam menembus metode berfikir deduktif yang
penggunakannya secara berlebihan telah telah menyebabkan dunia keilmuan mengalami
kemacetan. Francis Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu atas
dasar pengalaman. Ia menganjurka agar para sarjana, dalam menyusun ilmu, mengumpulkan
sebanyak mungkin fakta pengalaman (empirical brute facts) untuk selanjutnya dianalisis.
Membuat deskripsi atau eksposisi tentang perkembangan ilmu di zaman kontenporer berarti
mengembangkan aplikasi ilmu dak tehnologi dalam berbagai sector kehidupan manusia. Itulah
karakteristik utama ilmu dalam di zaman kontenporer yang dalam rangka umumnya sekaliugus
menjadi persamaan sifat perkembangan ilmu zaman kontenporer. Hal ini tidak saja terjadi di
lapangan ilmu eksakta. Tapi juga ilmu-ilmu social dan juga keagamaan. Para pecinta ilmu
dibidang mereka masing-masing berusaha untuk menjadikan ilmu dan pengetahuan menjadi
bidang mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi manusia dan kemanusiaan.
Satu hal yang taksulit untuk disepakati, bahwa hamper semua sisi kehidupan manusia modern
telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan teknologi. Sektor Ekonomi, politik,
pertahanan dan keamanan social dan budaya dan, komukasi dan transportasi, pendidikan, seni,
kesehatan dan lain-lain semuanya membutuhkan dan mendapatkan sentuhan teknologi.
Bila dizaman purba manusia pra sejarah tercatat mempunyai benih ilmu dibidang astronomi,
kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali zaman sejarah lalu zaman
modern didentikkan dengan masa, bangkitnya kembali Eropa dari kegelapan, maka zaman
kontemporer sangat kental dengan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang.
Satu hal lain yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer, dan konteks ini ciri tersebut akan
lebih dapat kita temukan secara relatif lebih mudah pada bidang-bidang sosial, yaitu bahwa ilmu
kontemporer tidak segan-segan melakukan dekonstruksi dan peruntuhan terhadap teori-teori ilmu
yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan-pandangan baru dalam rekonstruksi
ilmu yang mereka bangun. Dalam hal inilah, penyambut wacana “postmodernisme” dalam
bidang ilmu dan filsafat menjadi diskursus yang akan cukup banyak ditemukan.
Begitulah perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hamper seluruh bidang ilmu dan
teknologi, antrologi, psikologi, ekonomi hokum dan politik, serta aplikasi-aplikasinya di bidang
teknologi rekayasa genetika, informasi dan komunikasi, dal lain-lain.
Beberapa Contoh Perkembangan Ilmu Kontemporer

Anda mungkin juga menyukai