Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT IPTEKS DALAM

PANDANGAN ISLAM
Oleh : Toriq Alfazian
Naufaldy Ananda N
PEMBAHASAN

1. Konsep IPTEKS dan Peradaban Muslim


2. Hubungan Ilmu, Agama dan Budaya
3. Hukum Sunnatullah (Kausalitas)
1. Kosep IPTEKS dan Peradaban Muslim

Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Banyak
disebutkan dalam Al Qur‟an ayat-ayat yang menganjurkan manusia untuk
senantiasa mencari ilmu. Allah senantiasa meninggikan derajat orang-orang yang
berilmu, sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. Al-Mujadalah [58]: 11, yaitu :
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Pengertian IPTEKS

Mengenai kata Ipteks orang berbeda


pendapat, ada yang menganggap
merupakan singkatan dari dua
komponen yaitu “Ilmu pengetahuan”
dan “Teknologi” dan ada pula yang
memasukkan unsur seni di dalamnya
sehingga singkatannya menjadi
IPTEKS.
Konsep IPTEKS dalam Islam

Allah SWT. menciptakan alam semesta dengan karakteristik khusus untu


tiap ciptaan itu sendiri. Sebagai contoh, air diciptakan oleh Allah dalam bentuk cair
mendidih bila dipanaskan 100 C pada tekanan udara normal dan menjadi es bila
didinginkan sampai 0 C. Ciri-ciri seperti itu sudah lekat pada air sejak air itu
diciptakan dan manusia secara bertahap memahami ciri-ciri tersebut. Karakteristik
yang melekat pada suatu ciptaan itulah yang dinamakan “sunnatullah”. Dari Al
Qur’an dapat diketahui banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk
memperhatikan alam semesta, mengkaji dan meneliti ciptaan Allah.
Disinilah sesungguhnya hakikat Iptek dari sudut pandang Islam yaitu
pengkajian terhadap sunnatullah secara obyektif, memberi kemaslahatan kepada
umat manusia, dan yang terpenting adalah harus sejalan dengan nilai-nilai
keislaman.
Fakta IPTEKS dalam Al-Qur’an
Diantara aspek-aspek terpenting dari
pemikiran ini, bahwa al-Qur'an berisi
informasi tentang fakta-fakta ilmiah yang
amat sesuai dengan penemuan manusia,
yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bahwa seluruh kehidupan berasal dari
air QS. Al-Anbiya [21]: 30 : “dan Apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada
juga beriman?
Fakta IPTEKS dalam Al-Qur’an

2. Bahwa alam semesta terbentuk


dari gumpalan gas (di dalam al-
Qur'an disebut dengan ad-Dukhan)
QS. Fushshilat [41]: 11 : “Kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit
dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa".
keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati".
2. Hubungan Ilmu, Agama, dan Budaya

BUDAYA ILMU

AGAMA
Pengertian Ilmu, Agama dan Budaya

Ilmu (science) termasuk pengetahuan


(knowledge). Yang dimaksud dengan ilmu ialah
pengetahuan yang diperoleh dengan cara
tertentu yang dinamakan metode ilmiah.
Pengertian pengetahuan lebih luas daripada ilmu.
Pengetahuan adalah produk pemikiran. Berpikir
merupakan suatu proses yang mengikuti jalan
tertentu dan akhirnya menuju kepada suatu
kesimpulan dan membuahkan suatu pendapat
atau pengetahuan. Menurut Leonard Nash
(dalam The Nature of Natural Sciences, 1963 cit.
Soemitro, 1990), ilmu pengetahuan adalah suatu
institusi sosial (social institution) dan juga
merupakan prestasi perseorangan (individual
achievement).
Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata


a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata
itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak
kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini
memelihara integritas dari seorang atau sekelompok
orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya,
dan alam sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut
Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi
memelihara integritas dari seseorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan realitas
tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan
peraturan agama tentang moralitas,nilai-nilai
kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan
diberlakukan.
Pengertian Budaya

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


(1996: 149), disebutkan bahwa: “budaya“
adalah pikiran, akal budi, adat istiadat.
Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia,
seperti kepercayaan, kesenian dan adat
istiadat. Ahli sosiologi mengartikan
kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan
(adat, akhlak, kesenian, ilmu dll). Sedang ahli
sejarah mengartikan kebudayaan sebagai
warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi
melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way
of life, dan kelakuan.
Hubungan Agama dan Ilmu pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang


berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagaisarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti
amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tidak jarang iptek berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Disinilah, peran
agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.
Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek
yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin Pola
hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya.
Hubungan Agama dan Budaya

Sistem religi merupakan salah satu unsur kebudayaan universal yang


mengandung kepercayaan dan perilaku yang berkaitan dengan kekuatan serta
kekuasaan supernatural. Sebagai salah satu unsur kebudayaan yang universal, religi
dan kepercayaan terdapat di hamper semua kebudayaan masyarakat. Religi
meliputi kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang lebih tinggi kedudukannya
daripada manusia dan mencangkup kegiatan- kegiatan yang dilakukan manusia
untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan- kekuatan gaib
tersebut.
Kepercayaan yang lahir dalam bentuk religi kuno yang dianut oleh manusia
sampai masa munculnya agama- agama. Agama sukar dipisahkan dari budaya
karena agama tidak akan dianut oleh umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar
tanpa budaya, begitupun sebaliknya, budaya akan tersesat tanpa agama.
3. Hukum Sunnahtullah (Kaulisatas)

a. Pengertian Sunnatullah
Sunnatullah merupakan istilah dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata,
yaitu sunnah dan Allah Dengan digabungkannya dua kata tersebut, maka menjadi
susunan idhafah, yaitu susunan kata yang terdiri dari kata yang disandari (mudhaf)
dan kata yang disandarkan (mudhaf ilaihi). Kata sunnat berkedudukan sebagai
mudhaf dan kata Allah berkedudukan sebagai mudhaf ilaihinya.
Di dalam bahasa Arab, kata sunnah dengan fi'il madhi (kata kerja untuk
masa lampau)-nya sanna ini mempunyai beberapa arti. Di antaranya adalah,
thariqah (jalan, cara, metode), sirah (peri kehidupan, perilaku), thabi‟ah (tabiat,
watak), syari‟ah (syariat, peraturan, hukum) atau dapat juga berarti suatu
pekerjaan yang sudah menjadi tradisi (kebiasaan).
b. Pandangan Dasar tentang Sunnatullah
Terma Sunnatullah yang banyak disebutkan di dalam al-Qur‟an merupakan
terma bagi aturan global yang berlaku dan ditetapkan oleh Allah terhadap seluruh
komponen alam semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang
bersifat materi maupun yang immateri, seluruhnya berjalan di atas aturan-aturan
ini. Dan secara umum, aturan tersebut berdiri diatas hukum sebab-akibat (kausal)
atau premis dan hasil akhir (conclution).
c. Alpikasi dalam Kehidupan
Untuk mengaplikasikan dalam kehidupan, kita sebagai makhluk Allah
haruslah senantiasa menyadari, bersyukur bahwa Allah yang telah menciptakan
segala sesuatu yang ada di jagad raya ini atas kehendak dan ketetapan-nya. Sebagai
khalifah di muka bumi kita senantiasa bertindak sebaik-baiknya dalam bersikap,
bertindak, berucap dan berfikir karna stiap yang dilakukan manusia akan
memunculkan adanya sebab akibat (Hukum Kualitas). Dan juga kita diberi akl olleh
Allha haruslah dipergunakan dengan semaksimal mungkin untuk berfikir.
KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an adalah proses pencapaian segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan panca indra sehingga memperoleh kejelasan.
Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa
manusia dengan segala prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan,
teknologi danseni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam
suatu sistem yang disebut Dienul Islam.
Pengembangan IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu dan amarah.
Sekian dan Terimakasih
Wassalamualaikum.wr.wb

Anda mungkin juga menyukai