Anda di halaman 1dari 20

Muhammadiyah dan

Pendidikan

Oleh
Izdiharnada S. 201910500211017
Rahma trias kusuma wardhani 201910500211021
Resty Puspitaliani Irawan 201910500211023
Mukjizah mukhtar lutfi 201910500211026
Novie fitriyah Aprichella 201910500211027
FILSAFAT PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

FILSAFAt Pendidikan Muhammadiyah mengacu pada nilai-nilai Al-


Quran dan As-Sunnah. Nilai-nilai harus menjadi acuan dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelenggaraan Pendidikan.

Filsafat Pendidikan Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari ide gagasan


KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.

Melalui Pendidikan, Ahmad Dahlan mencetuskan gagasan pembaharuannya


yang menyerutkan ijtihad, menolak taklid dan kembali kepada alquran dan
sunnah,

Melalui upaya pengintegrasian ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan


umum yang saling menyapa dan saling menguatkan dalam rangka
penguatan iman dan kemajuan peradaban, melalui Lembaga-Lembaga
Pendidikan yang dibangunnya.

19 October 2019
Dengan bercermin pada ide dan gagasan itulah Muhammadiyah kemudian
merumuskan filsafat pendidikannya yang menekankan bahwa Pendidikan
merupakan penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh
sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SWT dan menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.

Sehingga peserta didik dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara


mandiri, peduli sesama orang yang menderita akibat kebodohan dan
kemiskinan, senantiasa menyebarluaskan kemakmuran, mencegah
kemungkaran bagi pemuliaan kemanusiaan dalam kerangka kehidupan
bersama yang ramah lingkungan dalam sebuah bangsa dan tata pergaulan
dunia yang adil, beradab dan sejahtera sebagai ibadah kepada Allah SWT.
SEJARAH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

Berdirinya Muhammadiyah juga didasari oleh faktor pendidikan,


gerakan sosial, keagamaan modernis. Muhammadiyah didirikan oleh
KHA. Dahlan didasari oleh dua faktor:
• Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan ajaran Islam itu
sendiri secara menyeluruh

• faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar Islam.


Pendidikan Muhammadiyah merupakan salah satu faktor internal yang
mendasari Muhammadiyah didirikan. Pada masa awal berdirinya
Muhammadiyah, lembaga-lembaga pendidikan yang ada dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar sistem pendidikan. Yakni:
• Sistem pendidikan tradisional pribumi
Sistem pendidikan tradisional pribumi ini diselenggarakan dalam
pondok-pondok pesantren dengan Kurikulum seadanya.
• Pendidikan Sekuler
pendidikan sekuler yang sepenuhnya dikelola oleh pemerintah kolonial
dan pelajaran agama tidak diberikan.
Berdasarkan perbedaan sistem pendidikan ini maka KH Ahmad Dahlan
mendirikan lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan cara
menggabungkan kedua sistem yang positifnya saja dari dua sistem
pendidikan tersebut. KH Ahmad Dahlan menggabungkan berdasarkan
dua aspek yaitu,
• Aspek yang berkenaan secara ideologis
Aspek ideologis yaitu mengacu kepada tujuan pendidikan
Muhammadiyah, yakni membentuk manusia yang berakhlak mulia,
pengetahuan yang komprehensif, baik umum maupun agama, dan
memiliki kesadaran yang tinggi untuk bekerja membangun masyarakat
(perkembangan filsafat dalam pendidikan Muhmmadiyah, syhyan
rasyidi).
• Aspek Praktis.
Aspek praktisnya adalah mengacu kepada metode belajar, organisasi
sekolah mata pelajaran dan kurikulum yang disesuaikan dengan teori
modern.
Dari kedua aspek ini maka berdirilah lembaga pendidikan
Muhammadiyah yang jika disimpulkan awal berdirinya lembaga
pendidikan Muhammadiyah untuk mencetak ulama atau pemikir yang
mengedepankan tajdid atau tanzih dalam setiap pemikiran dan
gerakannya bukan ulama atau pemikir yang say yes pada kemapanan
yang sudah ada (established) karena KH Ahamd Dahlan dalam
memadukan dua sistem tersebut coba untuk menciptakan
ulama/pelajar yang dinamis dan kreatif serta penuh percaya diri dan
taat dalam menjalankan perintah agama.
STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
• Atas saran murid-muridnya Kyai Dahlan akhirnya mendirikan
persyarikatan Muhammadiyah tahun 1912. Metode pembelajaran
yang dikembangkan Kyai Dahlan melalui proses penyadaran.
Contohnya adalah ketika Kyai menjelaskan surat al-Ma’un kepada
santri-santrinya secara berulang-ulang sampai santri itu menyadari
bahwa surat itu menganjurkan supaya kita memperhatikan dan
menolong fakir-miskin dan dipraktekkan. Ada semangat yang musti
dikembangkan oleh pendidik Muhammadiyah, yaitu bagaimana
merumuskan sistem pendidikan ala al-Ma’un sebagaimana
dipraktekan Kyai Dahlan.
Rincian program bidang pendidikan keputusan Muktamar 43
Banda Aceh;
• Peningkatan kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah
• Menata kembali kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah
Muhammadiyah
• Menyusun peta Nasional Pendidikan Muhammadiyah
• Merespon secara positif pengembangan “sekolah unggulan”
• Dalam pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
• Mengarahkan program PTM untuk penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan kebutuhan masa depan.
• Qaidah pendidikan dasar dan menengah serta qaidah PTM perlu
disempurnakan, sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
• Koordinasi dan pengawasan pelaksanaan qaidah pendidikan dasar dan
menengah serta perguruan tinggi perlu ditingkatkan.
• Meningkatkan dan memantapkan kerjasama antara Majlis Dikdasmen
dan Majlis Dikti.
• Mengupayakan beasiswa Muhammadiyah bagi para siswa dan atau
mahasiswa yang berprestasi.
• Melalui amal usaha pendidikan meningkatkan kualitas kader-kader
ulama yang tersebar diseluruh Indonesia.
• Mengembangkan lembaga pendidikan khusus seperti pesantren dan
madrasah diniyah, taman pendidikan al-Qur’an, serta taman kanak-
kanak al-Qur’an.
Tantangan Muhammadiyah dalam
Bidang Pendidikan
• Masalah Kualitas Pendidikan
Mengalami dua masalah, pertama, terlambatnya pertumbuhan kualitas
dibandingkan dengan penambahan kualitas pendidikan sehingga dalam
beberapa hal kalah bersaing dengan pihak lain. Kedua, tidak meratanya
pengembangan mutu lembaga pendidikan.
• Permasalahan Profesionalisme Guru
Di dunia pendidikan ada banyak guru yang tidak profesioanal.
• Masalah kebudayaan (alkulturasi)
Terdapat tantangan bagi pendidikan-pendidikan Islam yaitu dengan
adanya alkulturasi akan mudah masuk pengaruh negatif bagi
kebudayaan, moral dan akhlak anak
• Permasalahan Strategi Pembelajaran
Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari
paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru.
• Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dampak negatif dari teknologi modern yang pada prinsipnya
melemahkan daya mental-spiritual / jiwa yang sedang tumbuh
berkembang dalam berbagai bentuk penampilannya
• Tantangan era globalisasi terhadap pendidikan agama Islam di
antaranya, krisis moral
Melalui tayangan acara-acara di media elektronik dan media
massa lainnya, yang menyuguhkan hal-hal yang tidak pantas.
• Dampak negatif dari era globalisasi adalah krisis kepribadian
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat
menimbulkan kemerosotan norma-norma dalam kehidupan
bermasyarakat, kebobrokan akhlak serta bentuk penyimpangan
lainnya yang kini telah merebak dalam masyarakat
Perjuangan Muhammadiyah di Bidang
Pendidikan
• Cita-cita pendidikan yang digagas K.H Ahmad Dahlan adalah lahirnya
manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama-intelek”
atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan
iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.
• Lembaga pendidikan Muhammadiyah mulai Taman Kanak-kanak
hingga Perguruan Tinggi berpacu dan berlomba-lomba untuk
meningkatkan kualitas pendidikan untuk menuju pada kualifikasi
sekolah unggul
• Kemuhammadiyahan berperan aktif untuk mengelola dan memanage
dampak-dampak buruk yang disebabkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi minimalisir.
• Membangun system informasi kekuatan Sumber Daya Insani (SDI)
Muhammadiyah dalam bidang Iptek.
• Menyusun road map pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi Muhammadiyah.
• Memobilisasi kekuatan Muhammadiyah dalam bidang Iptek melalui
pusat-pusat keunggulan yang berbasis lembaga pendidikan
Muhammadiyah.
• Membangun blue print pendidikan Muhammadiyah untuk menjawab
ketertinggalan pendidikan Muhammadiyah selama ini, dan sebagai
langkah antisipasi bagi masa depan pendidikan yang lebih kompleks.
• Menegaskan posisi dan implementasi nilai Islam,
Kemuhammadiyahan dan kaderisasi dalam seluruh system
pendidikan Muhammadiyah.
• Mempercepat proses pengembangan institusi perndidikan
Muhammdiyah sebagai pusat keunggulan dengan menyusun standar
mutu.
• Menjadikan mutu sebagai tujuan utama bagi seluruh usaha
pengembangan amal usaha pendidikan Muhammadiyah.
• Mengintegrasikan pengembangan amal usaha pendidikan
Muhammadiyah dengan program pengembangan masyarakat.
• Menyusun system pendidikan Muhammadiyah yang berbasis al-
Qur’an dan sunnah.
• Mengembangkan program-program penelitian dan
pengembangan di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berbagai aspek kehidupan yang penting dan
strategis sebagai basis bagi pengambilan kebijakan dan
pengembangan kemajuan persyarikatan.
• Mengembangkan jaringan dan kerjasama lembaga-lembaga serta
pusat-pusat penelitian dan pengembangan di lingkungan
persyarikatan.
AMAL USAHA PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena lembaga-


lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi
kebutuhan dan tuntutan zaman. Tidak saja isi dan metode pengajar
yang tidak sesuai, bahkan sistem pendidikannya harus diadakan
perombakan yang mendasar. Maka dengan didirikannya sekolah yang
tidak lagi memisah-misahkan antara pelajaran yang dianggap agama
dan pendidikan yang digolongkan ilmu umum, pada hakekatnya,
merupakan usaha yang sangat penting dan besar. Karena dengan
sistem tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang utuh
kepribadiannya, tidak terbelah menjadi pribadi yang berilmu umum
atau berilmu agama saja
Menjadi kenyataan yang sampai sekarang masih dirasakan akibatnya
adalah sekolah-sekolah yang bersifat netral terhadap agama, akhirnya
tidak sedikit para siswanya hanya memiliki keahlian dalam bidang
umum dan tidak mempunyai keahlian dalam bidang agama. Dengan
kenyataan ini banyak orang yang mudah goyah dan goncang hidupnya
dalam menghadapi bermacam-macam cobaan.
Karena tidak mungkin menghapus sama sekali sistem sekolah umum
dan sistem pesantren, maka ditempuh usaha perpaduan antara
keduanya, yaitu dengan:
• Mendirikan Sekolah-Sekolah Umum dengan memasukkan
kedalamnya ilmuilmu keagamaan.
• Mendirikan Madrasah-Madrasah yang juga diberi pendidikan
pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum
• Mendirikan Perguruan Tinggi/Universitas dengan memasukkan pula
didalamnya Ruh pergerakan Al-Islam dan Muhammadiyah pada
jurusan non agama.
Referensi:

• Arifin, MT. 1985.Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah. Surakarta: Pustaka Jaya.


• Daulay, Haidar Putra. 2009. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Rineka Cipta.
• Http://perkembanganislamdieramodern.blogspot.com/2010/12/perbedaan-pendidikan-islam-dengan.html:
akses April 2013
• Http://solomoncell.wordpress.com/2012/06/04/pendidikan-muhammadiyah/: akses April 2013
• Muhammad Amien Rais dkk, 1985. Pendidikan Muhammadiyah dan Perubahan Sosial (sarasehan pimpinan
pusat ikatan pelajar Muhammadiyah). Yogyakarta : PLP2M.
• Mahmud Yunus, 1996.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.
• Mulkhan, Abdul Munir. 1990. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah. Jakarta: Bumi Aksara.
• Nashir, Haedar.2011. Muhammadiyah Abad Kedua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
• Sidik Jatmika dan Zahrul Anam, 2010. Kauman (Muhammadiyah Undercover). Yogyakarta: Gelanggang.
• Sutrisno Kutojo dan Mardanas Safwan. 1991. K.H. Ahmad Dahlan : riwayat hidup dan perjuangannya. Bandung:
Angkasa.
• Yunus Salam, 1968. Riwayat Hidup KHA Dahlan Amal dan perjuangannya. Jakarta: Depot Pengajaran
Muhammadiyah.
• Yusuf, M. Yunan (ed.). 2000. Filsafat Pendidikan Muhammadiyah (naskah awal). Jakarta: Majelis Dikdasmen PP
Muhammadiyah.
• Nashir, Haedar.2011. Muhammadiyah Abad Kedua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai