Anda di halaman 1dari 11

Profil KH Ahmad Dahlan

Oleh
Izdiharnada S. 201910500211017
Rahma trias kusuma wardhani 201910500211021
Resty Puspitaliani Irawan 201910500211023
Mukjizah mukhtar lutfi 201910500211026
Novie fitriyah Aprichella 201910500211027
Sejarah Singkat
KH. Ahmad Dahlan
• KH. Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kuman, Yogyakarta pada Tanggal 1
agustus 1868 dengan Nama Muhammad Darwisy.
• Merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara
• Dalam silsilah, beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana
Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongi, yaitu
pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
• Beliau menunaikan ibadah haji pertama kalinya pada umur 15 tahun dan
tinggal di Mekkah selama 5 tahun.
• Pada tahun 1888, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan dan diangkat
menjadi khatib amin dilingkungan kesultanan Yogyakarta.
• Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama 2
tahun dan sempat berguru dengan Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari
KH. Hasyim Asyari, pendiri NU
• Pada tahun 1912, Beliau Mendirikan Muhammadiyah di Kampung Kauman,
Yogyakarta
• Pada taun 1921, Muhammadiyah diberikan izin oleh pemerintah untuk
mendirikan cabangnya di daerah lain.
• Dalam perjalanan hidup KH. Ahmad Dahlan, sempat menikah sebanyak 5
kali. Dari pernikahan pertama yaitu Siti Walidah dan dianugerahi 6 anak.
• KH. Ahmad Dahlan juga menikahi Nyai Abdullah, janda dari H. Abdullah,
ketiga yaitu Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak, pernikahan beliau yang
keempat dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur dan beliau
dianugerahi anak putra yang bernama Dandanah
• Pernikahan beliau terakhir dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
• Beliau mengalami gangguan kesehatan sejak tahun 1922 karena
mobalitas beliau sangat tinggi.
• 1923 beliau menyempatkan diri beristirahat di Gunung Tretes,
malang, Jawa Timur sebelum akhirnya menyempatkan diri kembali ke
Yogyakarta memberikan sambutan dalam pembukaan rapat tahunan
Muhammadiyah.
• Beliau meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman
Karangkaje, yogyakarta, serta diberi gelar Pahlawan Nasional oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
KH Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional
• Bergabung Dengan Organisasi Budi Utomo
Pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo – organisasi yang
melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis.
• Mendirikan Muhammadiyah
Kiai Dahlan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah
pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di
bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau
berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
• Pemikiran KH Ahmad Dahlan
Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji
melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman,
bukan secara tradisional. Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan
terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca
ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan dapat memahami makna
yang ada di dalamnya.
• Pemikiran KH Ahmad Dahlan
Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji
melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman,
bukan secara tradisional. Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan
terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca
ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan dapat memahami makna
yang ada di dalamnya.
• Mendirikan Aisyiyah
Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi
Aisyiyah yang khusus untuk kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah,
yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah ini.
• Mendirikan Hizbul Wathan
• Kiai Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan
nama Pramuka – dengan nama Hizbul Wathan disingkat H.W. Di sana para
pemuda diajari baris-berbaris dengan genderang, memakai celana pendek,
berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan uniform atau
pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.
Muhammadiyah dan Gerakan Tajdid (Pembaharuan)
• Gerakan Purifikasi (Pemurnian)
Muhammadiyah mengenal gerakan purifikasi (Tanfizdu al-aqidah al-
Islamiyah) sebagai gerakan pembaharuan untuk memurnikan ajaran
agama islam dari syirk atau mengembalikan agama kepada semangat
dan ajaran islam yang murni dan membebasakn umat isalm dari
Tahayul, Bid'ah dan Khurafat.
• Gerakan Moderenisasi (Pembaharuan)
Gerakan moderniasasi merupakan gerakan pembaharuan pemikiran
untuk mencapai pemecahan atas persoalan yang dihadapi berdasarkan
Al-Quran dan As-Sunnah sebagai titik landasan yang sekaligus
memberikan pengarahan ke pemikiran yang harus dikembangkan.
Pesan KH ahmad Dahlan
• “Perhatikanlah alam dan bangsamu, jika disuatu bangsa yang
beriman mereka mengaku sebagai pemimpin yang baik, namun
terjadi kerusakan akibat bencana alam yang berturut-turut, maka
itu pertanda rusak pemimpinmu. Jika rusak pemimpinmu maka
rusaklah tatanan masayarakatmu. Mereka saling memfitnah, saling
menghujat, disaat itu Allah member peringatan bagimu dengan
berupa musibah tiada henti”
• “Apabila pemimpin-pemimpin Negara dan para ulama itu baik,
maka baiklah alam; dan apanila pemimpin-pemimpin Negara dan
para ulama itu rusak, maka rusaklah alam dan Negara (masyarakat
dan Negara)”
Referensi
• Abdullah, Nafillah. (2015). KH Ahmad Dahlan (M. Darwis). 9 22-37
• Miswanto, A. (2012). Sejarah islam dan kemuhammadiyahan.
Magelang: Pusat pembinaan dan pengembangan studi islam
universitas muhammadiyah magelang (p3si umm)
• Mulkhan, Munir. (2007). Pesan dan kiasan kh Ahmad Dahlan dalam
hikmah Muhamadiyah. Yogyakarta: Suara muhammadiyah
• Mu'ti, Abdul, Rohman, Izza & Hasbudi, (2009). Dinan. Islam
berkemajuan kisah perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah masa awal. Tangerang: Al wasath

Anda mungkin juga menyukai