Anda di halaman 1dari 29

TOKOH-TOKOH DALAM

MUHAMMADIYAH

K.H. AHMAD DAHLAN


ANGGOTA
Dwita Sarah Shindy Tristiyanti
1900020090 1900020095

Anggun Puspitasari Siti Aprianita


1900020093 1900020096

Lintang Tjahya Pandharingan Sinta Cahaya


1900020094 1900020100
MATERI

PENDAHULUAN 01 02 PEMBAHASAN

PENUTUP 03 04 DAFTAR PUSTAKA


BAB I
01 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah adalah salah satu gerakan pembaharuan islam di Indonesia yang didirikan pertama kali oleh
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah lahir pada 18 November 1330
yang bertepatan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Organisasi islam muhammadiyah ini sering disebut
sebagai gerakan modern. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha K.H. Ahmad Dahlan
dalam menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Dakwah
muhammadiyah yang di pelopori oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta ini terus berkembang.
Perkembangan muhammadiyah tidak terlepas dari beberapa tokoh lain yang juga ikut berkontribusi dalam
berdakwah dan mengembangkan organisasi muhammadiyah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang nasab K.H. Ahmad Dahlan ?
2. Bagaimana sejarah pendidikan, pemikiran keagamaan dan gerakan dakwah K.H. Ahmad Dahlan ?
3. Bagaimana Kepribadian K.H. Ahmad Dahlan ?
4. Siapa saja tokoh-tokoh awal di Muhammadiyah ?
5. Bagaimana Kepribadian dan kontribusi tokoh-tokoh tersebut dalam muhammadiyah ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui latar belakang nasab K.H. Ahmad Dahlan.
2. Mengetahui sejarah pendidikan, pemikiran keagamaan, dan gerakan K.H. Ahmad Dahlan.
3. Mengetahui kepribadian K.H. Ahmad Dahlan.
4. Mengetahui tokoh-tokoh awal di muhammadiyah.
5. Mengetahui kepribadian dan kontribusi tokoh tersebut dalam muhammadiyah.
BAB II
02 Pembahasan
2.1 Latar Belakang Nasab K.H. Ahmad Dahlan

K.H Ahmad Dahlan merupakan putra ke empat dari pasangan Siti Aminah dan K.H. Abu Bakar
(seorang ulama yang menjabat sebagai khatib di Masjid Agung Yogyakarta). Beliau dilahirkan di Kauman,
Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dengan nama asli Muhammad Darwis. K.H. Ahmad Dahlan mempunyai
enam saudara kandung, Nyai Khotib Harun, Nyai Muchsin atau Nyai Lurah Achmad Nur, Nyai Muhammad
Saleh, Nyai Haji Abdurrahman, Nyai Haji Muhammad Faqih dan Muhammad Basir.
Silsilah dari K.H.Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis): K.H.Ahmad Dahlan bin K.H.Abubakar bin
K.H. Muhammad Sulaiman bin Kyai Muthodho bin Kyai Teyas bin Demang Jurang Kapindo ke-2 bin
Demang Jurang Sapisan ke-1 bin Maulana (Kiageng Gresik) bin Maulana Fadhlullah (Sunan Prapen) bin
Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Maulana Ishak bin Maulana Ibrahim dan seterusnya hingga Saidina
Husin, cucu Rasulullah SAW. Menginjak masa remaja, Muhammad Darwis mulai belajar fiqih dengan K.H.
M. Saleh dan belajar ilmu nahwu kepada Kyai Haji Muchsin, Kedua gurunya adalah kakak iparnya.
Pada tahun 1889 Muhammad Darwis menikah dengan Siti Walidah binti Kyai Penghulu Haji. Siti
Walidah ini masih terhitung saudara sepupu. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan
dikaruniai enam orang anak yakni Siti Johanah lahir tahun 1890, Siraj Dahlan lahir tahun 1898, Siti Busyro
lahir tahun 1903, Siti Aisyah lahir tahun 1905, Irfan Dahlan lahir kembar bersama Siti Aisyah, Siti Zuharoh
lahir tahun 1908. Selain menikah dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan juga menikah dengan empat orang
janda yaitu Nyai Haji Abdullah yang kemudian di karuniai seorang anak bernama R. Duri. Ahmad Dahlan
juga menikahi Nyai Rum yang kemudian mempunyai anak namun meninggal semasa bayi. Dari
pernikahannya dengan Nyai Aisyah beliau dikaruniai seorang anak yang bernama Dandanah. Dan janda
terakhir yang dinikahi adalah Nyai Sholihah, dari pernikahannya dengan Nyai Sholihah Ahmad Dahlan tidak
mendapatkan keturunan.
Garis keturunan Muhammad darwis rata-rata adalah seorang kyai, dimana disana juga terdapat nama
maulana Ibrahim, sehingga dapat dikatakan bahwa darwis lahir dalam satu lingkungan yang kukuh. Beliau
menutup usia di Yogyakarta, 23 Februari 1923, pada umur 54 tahun.
2.2 Sejarah K.H. Ahmad Dahlan
2.2.1 Pendidikan
Menurut K.H. Ahmad Dahlan, upaya straregis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola pikir yang
statis menuju pada pemikiran dinamis adalah melalui pendidikan. Muhammadiayah telah menggarap dunia
pendidikan sejak tahun 1912, namun perumusan mengenai tujuan pendidikan yang spesifik baru disusun
pada tahun 1936. Pada mulanya tujuan pendidikan ini terucap dari K.H. Ahmad Dahlan, yaitu : “Jadilah
manusia yang maju, jangan pernah lelah dalam bekerja untuk muhammadiyah”.
Untuk mewujudkannya, menurut K.H. Ahmad Dahlan pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Pendidikan Moral, akhlak yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkankarakter manusia yang baik,
berdasarkan Al-Quran dan Al-Sunnnah.
2. Pendidikan Individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaranindividu yang utuh,
yang berkesinambungan antara keyakinan dan intelek,antara akal dan pikiran, antara dunia
dan akhirat.
3. Pendidikan Kemasyarakatan, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran dan
keinginan hidup masyarakat.
Pelaksanan pendidikan menurut Dahlan hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh. Landasan
ini merupakan kerangka filosofis bagi Islam. Baik secara vertical (khaliq) maupun horizontal (makhluk).
Dalam pandangan Islam, paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia yaitu sebagai abdiAllah dan
khalifah fil ardh.
2.2.2 Pemikiran Keagamaan

Merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam di Indonesia yang masih mencampur-baurkan
adat istiadat yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran umat Islam, inilah yang menjadi latar belakang
pemikiran K.H Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan, yang juga melatar belakangi lahirnya
Muhammadiyah. Pengaruh pemikiran pembaharuan dari para gurunya di Timur Tengah, hampir seluruh
pemikiran K.H Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinan terhadap situasi dan kondisi global umat Islam
waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan, kebodohan dan keterbelakangan. Kondisi ini semakin di
pengaruhi dengan politik kolonial Belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia.
 KH. Ahmad Dahlan lebih suka mempraktekkan ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah dari pada
menulis atau sekedar menghafal saja. Dengan kata lain, menjalankan Islam itu harus diwujudkan dalam
tindakan nyata, bukan sebatas kata-kata, termasuk mengorbankan harta, benda untuk perjuangan Islam.
Inilah yang kemudian menjadi argumen pembenaran bagi langkah-langkah KH. Ahmad Dahlan yang lebih
mengutamakan beramal nyata ketimbang menghabiskan waktu untuk menulis umpanya.
Amal-amal yang diwujudkan oleh KH. Ahmad Dahlan selain bersifat ibadah khusus dan individual,
juga amal-amal sosial untuk mengatasi persoalan-persoalan umat Islam saat itu. kemudian hari, amaliyah
tersebut dikenal dengan istilah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berwujud antara lain panti asuhan,
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, poliklinik serta rumah sakit.
Maka saat ini, semangat beragama dengan beramal itulah yang menjadi salah satu ciri khas warga
Muhammadiyah. Betapa bukan menjadi perkara yang memberatkan hati bagi sebagian besar warga
Muhammadiyah jika harus berkorban waktu, tenaga dan harta benda untuk mendukung syiar agama dengan
mendirikan AUM dalam berbagai bidang.
2.2.3 Gerakan Dakwah

Adapun gerakan dakwah yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dari tahun 1911-1923 yaitu dengan
melakukan gerakan dakwah dibidang pendidikan, sosial dan ibadah.

1. Bidang Pendidikan

a. Mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah

"Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah" didirikan di Yogyakarta yang bertempat di


rumah K.H Ahmad Dahlan. Pada awal pembentukannya, sebagian masyarakat tidak setuju dengan
sistem pembelajaran yang digunakan, bahkan K.H Ahmad Dahlan selaku pendirinya dicap masyarakat
sebagai "kyai kafir" karena mengajarkan nada-nada musik di sekolahnya, namun hal ini tidak
memudarkan keinginan K.H Ahmad untuk meluruskan pemahaman masyarakat karena beliau sadar
melaukan pembaruan dalam masyarakat maka kita harus kuat dengan cacian dan hinaan orang-orang
sekitar.
b. Mendirikan Hizbul Wathan (HW)

Tahun 1918 dibentuk kepanduan Hisbul Wathan (HW) yang merupakan bentuk kepanduan
pertama di kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Hizbul Wathan merupakan amal usaha yang bergerak di
bidang kepanduan, seperti gerakan pramuka. Namun bedanya, di dalam hizbul wathan diberikan juga
pendidikan agama selain pendidikan organisasi. Gerakan dakwah yang dilakukan K.H Ahmad dahlan
melalui pendidikan lebih menekankan bahwa ilmu dan beramal merupakan suatu kesatuan. Artinya, peserta
didik tidak hanya duduk di kelas dan diam memperhatikan gurunya, tetapi dengan ilmu yang dimiliknya
harus dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran Islam, pemeluknya wajib mencari ilmu
setinggi mungkin dan dengan ilmu yang dicapainya agar diamalkan dalam bentuk karya nyata.
2. Bidang Sosial

a. PKU (Penolong Kesengsaraan Umum)


Didirikan pada tahun 1918, Pendirian pertama atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung
sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. PKU merupakan amal usaha yang bergerak dibidang sosial, seperti
pendirian rumah sakit, poliklinik, balai kesehatan, panti asuhan, panti serta pemberian pertolongan kepada
kaum fakir miskin, dan masih banyak lagi.
b. Organisasi Muhammadiyah
Pada 18 November 1912 berdirilah organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan merupakan organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan, karena sejak awal Ahmad
Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan
bergerak di bidang pendidikan. Gerakan dakwah K.H. Ahmad Dahlan melalui organisasi
Muhammadiyah yang pertama dilakukan adalah, usaha mendirikan sekolah dan menyelenggarakan
pengajian (pengajian Islam/tabligh). Usaha tersebut menunjukkan bahwa badan pembantu pimpinan
yang pertama terbentuk sebagai pengembangan organisasi adalah bagian pendidikan dan tablig.
c. Aisyiah
Aisyiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar merupakan perkumpulan yang
bergerak dalam memperjuangkan martabat dan hak wanita. Lebih lanjut Aisyiyah bergerak dalam bidang sosial
keagamaan bukan organisasi politik. Dalam perkembangannya Aisyiyah kemudian menjadi badan pembantu
pimpinan yang mengurus pembinaan kaum wanita pada tahun 1922, dan akhirnya menjadi organisasi
Otonom; yang diberi hak mengatur rumah tangga organisasinya secara mandiri. Organisasi Aisyiyah
menekankan pentingnya kedudukan wanita sebagai ibu. Ia berpendapat bahwa pendidikan pertama yang di
terima seorang anak itu adalah di rumah. Wanita yaitu ibu-ibu yang mempunyai tanggung jawab yang sangat
besar untuk kemajuan masyarakat melalui asuhan dan didikan anak-anaknya sendiri.

d. Taman Pustaka
Amal usaha taman pustaka merupakan bentuk usaha K.H. Ahmad dahlan dalam rangka
menyebarkan dakwah melalui usaha penerbitan. Sejak tahun 1914 muhammadiyah telah menerbitkan
majalah “suara muhammadiyah”. Majalah ini bukan hanya berisi info atau artikel-artikel mengenai
muhammadiyah saja, namun juga berisi sejumlah artikel yang menyoroti tentang keadaan negeri ini di berbagai
bidang.
3. Bidang Ibadah

a. Mushola Aisyiah
Musholla Aisyiyah merupakan tempat ibadah khusus bagi wanita yang dilatarbelakangi oleh
keprihatinan K.H. Ahmad Dahlan terhadap sempitnya ruang gerak wanita untuk berorganisasi dan
bersosialisasi dalam masyarakat. Maka, setelah berdirinya mushollah Aisyiyah pada tahun 1922 ruang
gerak dan hak wanita untuk berorganisasi telah diberikan. Wanita menjadi aktivis atau berkarir
merupakan hal yang di hormati dan hal itu berlangsung sampai saat ini.

b. Penolong Haji
Tahun 1921 dibentuk bagian penolong Haji yang untuk pertama kalinya mengurus dan
membantu perjalanan jamaah haji Indonesia tanggal 2 Maret 1921. Pembentukan Bagian Penolong
Haji ini, kelak memberi inspirasi Departemen Agama RI membentuk salah satu unit kerja yang
diserahi tanggung jawab mengurus perjalanan haji di Indonesia di bawah satu Dirjen yakni Direktorat
Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji.
2.3 Kepribadian K.H. Ahmad Dahlan

1. Memiliki kemampuan menyampaikan pesan dari inti surat al-maunn yaitu masyarakat agar peduli
dengan kemiskinan,kesengsaraan,kesejahteraan,dan kesehatan
2. Memiliki toleransi yang tinggi tapi tegas dan santun serta cerdas
3. Pribadi yang sabar dan ikhlas
4. Kyai dahlan sangat menghargai perbedaan pendapat
5. Istiqomah melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharu islam
2.4 Tokoh-tokoh Awal Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan seorang pendiri sekaligus pemimpin pertama muhammadiyah selama 11 tahun.
KH. Ahmad dahlan sangat memahami pentingnya generasi penerus kemudian beliau memasukkan kader –
kader yang memiliki kompetensi dasar keagamaan dengan memasukkan ke jajaran pengurus pusat
muhammadiyah antara lain :
1. KH. Ibrahim (1923-1934)
Adalah seorang yang selalu setia membantu KH. Ahmad Dahlan dalam mengurus Muhammadiyah dan
beliau orang yang cerdas dan berilmu. Dengan kompetensi keulamaannya beliau, KH ahmad Dahlan dalam
keadaan sakit memberikan wasiat kepada beliau supaya menjadi pemimpin Muhammadiyah. Setelah KH.
Ahmad Dahlan meninggal diadakan “Algemeene Jaarvergadering” pada akhir maret tahun 1923.adanya
sedikit perbedaan focus kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan dengan KH. Ibrahim dalam kepemimpinan KH.
Ibrahim terjadi 2 kali fitnah yang petama muhammadiyah menerima uang dari PEB dan yang kedua
selebaran dengan judul “Rahasia Muhammadiyah Terbuka”. Kemudian dari pengurus Muhammadiyah
memberikan surat edaran kedalam. Pada kongres ke-22 tahun 1933 terakhir KH. Berpidato karena beliau
wafat padal awal tahun 1934. Maka konggres ke-23 tahun itu juga sudah berhasil memilih KH. Hisyam
sebagai pengurus besar yang baru.
2. KH, Hisyam (1934-1936)
Adalah murid KH. Ahmad dahlan, dan seorang abdi dalem keraton serta pernah menjabat
penghulu di Magelang. Selama tiga tahun di bawah kepemimpinannya terdapatlah kemajuan pesat
terutama pada ketertiban organisasi, administrasi, dan pengembangan sekolah Muhammadiyah baik
secara mutu dan jumlah.
 
3. KH, Mas Mansur (1936-1942)
a. Nasab, Pendidikan dan Pengalamannya
Beliau adalah anak seorang ulama yang masih ada ikatan keluarga dengan pesantren
Sidorosmo. Beliau erpendidikan dimesir dan mempelajari ilmu tafsir, ilmu kalam, filsafat serta
mantik.adanya perang dunia petama Mas Mansur pulang ke Indonesia dan bergabung ke sekolah
“Nahdatul Watan”. Karena tidak setuju dengan cara – cara yang berlaku disitu , mas Mansur
mendirikan madrasah dengan nama “Hizbul Wathan” kemudian berubah menjadi “Madrasah
Mufidah” dikarenakan nama yang pertama sama dengan nama perkumpulan Muhammadiyah.
b. Mas Mansur masuk Muhammadiyah dan perannya
KH. Mas Mansur seorang pengikut pengajian KH. Ahmad Dahlan yang berada di Surabaya
dan tertarik dengan ceramah – ceramah sekaligus pemikiran, sikap dan kesederhanaannya.
Kemudian KH. Mas Mansur menyatakan masuk Muhammadiyah dan sebagai pemimpin cabang
Muhammadiyah di Surabaya.
c. Gagasan perjuangan dan karier politiknya
Mas Mansur mencetuskan banyak gagasan dan melakukan langkah – langkah perubahan tubuh
Muhammadiyah dan menjadi Ketua Umum PB Muhammmadiyah selama 6 tahun. KH. Mas Mansur
menjadi anggota empat serangkai dalam gerakan Jawa Hookokai. Mas Mansur menuliskan artikel yang
memanggil kaum muda untuk mencintai tanah air karena hal itu tidak termasuk ‘asabiyyah (fanatisme)
yang dilarang oleh ajaran agama. Selain itu juga mempunyai pemikiran dan berpendapat tentang islam
tanpa mazhab. KH. Mas Mansur merupakan pemimpin Muhammadiyag yang ikhlas, berpikir jujur, kritis,
tegas, penyabar, tenang , bijak dan rendah hati. Karakter kepemimpinan beliau sangat menarik, bijak dan
sangat menakjubkan karena beliau bias arif bersikap, kapan mendahulukan kepentingan organisasi dan
kapan mendahulukan kepentingan pribadi.
 
4. Ki Bagus Hadi Kusumo (1943-1953)
a. Nasab dan Pendidikannya
Beliau memiliki nama kecil Hidayat atau Rade Hidayat. Beliau seorang anak abdi dalem
pmethakan/putihan atau pejabat Keraton dalam bidang keagamaan Islam. Keulamaannya diperoleh
melalui pendidikan informal. Dan ilmu fiqih yang diperoleh dari KH. Ahmad Dahlan memberikan warna
intelektual kepadanya.
b. Pengalaman dan Karirnya dalam Muhammadiyah
Pertama beliau menjadi ketua Majelis Tabligh (1922) dan anggota Komisi Majelis
Pendidikan Muhammadiyah (1926).

c. Periode Ki Bagus Hadikusumo (1943-1953)


Ki Bagus disarahi jabatan ketua umum muhammadiyah ketika KH. Mas Mansur disibukkan
dengan kegiatan politik dan Ki Bagus terpilih sebagai ketua umum sampai 1953.

d. Karier Politiknya
Ki Bagus Hadikusuma pernah menjadi anggota BPUPKI sekaligus salah satu juru bicara
terkemuka, Ia juga anggota PPKI dan anggota KNIP. Ki Bagus juga ikut mendirikan PII dan salah
satu anggota Panitia Perumus Anggaran Dasar partai tersebut. Didalam BPUPKI kemudian
dibentuk sebuah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang dan ki bagus tidak masuk kemudian
mempertanyakan tujuh kata dan mengandung perdebatan hangat. Piagam Jakarta mengalami
perubahan pada alenia ke empat yang menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan ini didapat
atas usul Ki Bagus Hsadikusumo. Oleh karena itu Ki Bagus Hadikusumo mendapat Anugerah
Bintang Republik Indonesia Utama dari Pemerintah RI atas jasanya sebagai salah satu tokoh
Perancang Pembukaan UUD 1945.
5. Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
Buya Hamka lahir pada 06 Februari 1908. Buya Hamka aktif di muhamadiyah sejak ia
ikut mukhtamar di daerah Solo, tahun 1928 dan menjadi anggota PP Muhamadiyah dari tahun 1953
sampai 1971. Beliau meninggal sebagai seorang penasehat di Muhamadiyah. Pada masa orde lama
beliau aktif dalam konstituante yang di hasilkan dari pemilu satu pada tahun 1955. Beliau mewakili
partai Masyumi, Jawa tengah. Buya Hamka menjadi ketua umum pertama yang menjabat dua periode
tahun 1980. Hamka terkenal dengan kepribadiannya yang begitu inspiratif dan pemaaf.
6. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan nasional yang memiliki nilai
kepahlawanan ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh pendirian, mempunyai keberanian,
membela kebenaran dan memiliki moral dan perilaku yang mengandung suri tauladan. Pernah
menjabat sebagai pemimpin kelompok pemuda Muhammadiyah (1937). Kontribusi
Muhammadiyah terbesar melalui Soedirman adalah perang gerilya dan menjadi Bapak Tentara
Nasional Indonesia. Gerakan cinta tanah air ini bermodalkan spirit Hizbul Wathan atau
Kepanduan Tanah Air yang dirintis tahun 1918, di mana Soedirman menjadi pandu utamanya.

 
7. PROF K.H. A. Kahar Muzakkir

Beliau adalah salah satu dari tokoh Panitia sembilan dan memimpin Masyumi Cabang Yogyakarta
saat berlangsungnya pemilu pertama pada 1955 serta terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante
dari faksi Masyumi, posisi yang dijabatnya hingga dewan tersebut dibubarkan oleh Sukarno pada
1959. Nama Abdul Kahar Muzakkir juga berkibar di luar negeri dan kerap pula mewakili Umat
Islam Indonesia di berbagai konferensi internasional. Abdul Kahar Muzakkir juga merupakan
perwakilan permanen dalam Kongres Islam Dunia di Indonesia.Saat meninggal dunia, dia sebetulnya
tengah mengemban amanah yang cukup banyak, beberapa di antaranya adalah sebagai Dekan
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, anggota
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Beliau memiliki kepribadian dan selalu mengamalkan nilai-
nilai Islam, beliau juga seorang sosok yang ramah tamah, bersahabat, dan  murah hati. 

 
BAB III
03 Penutup
3.1 Kesimpulan

K.H. Ahmad Dahlan dilahirkan di Kauman Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dengan nama asli
Muhammad Darwis. Silsilah dari K.H.Ahmad Dahlan (Muhammad Darwisy): K.H.Ahmad Dahlan bin
K.H.Abubakar bin K.H. Muhammad Sulaiman bin Kyai Muthodho bin Kyai Teyas bin Demang Jurang
Kapindo ke-2 bin Demang Jurang Sapisan ke-1 bin Maulana (Kiageng Gresik yang makamnya di Jati
Anom, Klaten, Jawa Tengah) bin Maulana Fadhlullah (Sunan Prapen bin Maulana Ainul Yaqin (Sunan
Giri) bin Maulana Ishak bin Maulana Ibrahim dan seterusnya hingga Saidina Husin, cucu Rasulullah SAW.
Beliau menutup usia di Yogyakarta, 23 Februari 1923, pada umur 54 tahun. K.H. Ahmad Dahlan membagi
pendidikan menjadi 3 yaitu pendidikan moral, pendidikan individu dan pendidikan kemasyarakatan.
Merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam di Indonesia yang masih mencampur-baurkan adat
istiadat yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran umat Islam, inilah yang menjadi latar belakang
pemikiran K.H Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan, yang juga melatar belakangi lahirnya
Muhammadiyah. Gerakan Dakwah K.H. Ahmad Dahlan bergerak di bidang pendidikan yaitu mendirikan
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah dan Hizbul Wathan. Di bidang sosial mendirikan PKU,
Muhammadiyah, Aisyiah, dan Taman Pustaka. Serta di bidang ibadah mendirikan mushola aisyiah dan
penolong haji. Tokoh-tokoh di awal muhammadiyah yaitu K.H. Ibrahim, K.H. Hisyam, K.H. Mas
Mansyur, dan Ki Bagus Hadi Kusumo.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah nafilah. 2015. KH Ahmad Dahlan. Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama, 9(1) hal: 24-25. Suara muhammadiyah.
Anhar Anshori, M.S.I, Ph.D. H. 2019. Kuliah Muhammadiyah Gerakan Tajdid. Yogyakarta: UAD Press.
Aswaja. A.,(2013).KH.Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah nya. Diperoleh tanggal 07 Agustus 2021, Dari
http://annangws.blogspot.com/2013/04/kh-ahmad-dahlan-dan-muhammadiyyah-nya.html .
Panigoro, Ernawati. 2017. Sejarah Perkembangan Pendidikan dimasa KH. Ahmad Dahlan. Makalah Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Manado.
Mariani. 2021. Gerakan Dakwah KH. Ahmad Dahlan dalam Menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar di Indonesia.
IAIN Parepare.
!!! !
K Y OU
THA N

ANY QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai