Kontribusi Muhammadiyah bagi bagi bangsa Indonesia telah ditunjukan jauh sebelum
masa kemerdekaan . Dalam konteks usaha Muhammadiyah memajukan Pendidikan, Pada
Deember 1911 Kh. Ahmad Dahlan memndirikan Lembaga Pendidikan yang diberinama
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah .Kemudian pada tahun 1915 didirikan Sekolah Dasar
Pertama di lingkungan Keraton Yogyakarta dan pada tahun 1918 didirikan Sekolah baru
bernama Al Qismul Arqa’. Muhammadiyah juga berperan dalam penyebaran agama Islam
yang murni seperti ajaran Rasulullah SAW yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah di
tengah kondisi masyarakat yang masih kental dengan ajaran Hindu dan kepeceyaan animisme
dinamisme . Dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan , dibuktikan dengan peranan
tokoh -tokoh Muhammadiyah dalam perumusan dasar negara (Pancasila). Tokoh -tokoh
tersebut adalah KH.Kahar Muzakkir, Kasman Singodimejo , dan Ki Bagus Hadi Kusumo
Ketiganya merupakan founding father yang sangat memahami Kemajemukan Bangsa.
Dimasa Kemerdekaan, Muhammadiyah semakin menunjukan perannya bagi Bangsa.
Di bidang pendidikan misalnya, Muhammadiyah telah mengadakan pembaharuan
Pendidikan agama dengan jalan modernisasidalam sistem Pendidikan, mengubah sisitem
pondok pesantren dengan sisitem Pendidikan modern yang sesuai dengan kebutuhan zaman,
mengajarkan agama dengan cara yang mudah dipahami, didaktis, dan pedagogis yang selalu
menjadi pemikirian Muhammadiyah. Saat ini, menurut Pusat Data Muhammadiyah terdapat
tidak kurang dari 4625 TK/TPQ , 2604 SD/MI , 1143 SMA/SMK/MA , 67 Ponpes 172 dan
perguruan tinggi Muhammadiiyah yang tersebar di seluruh Indonesia daei Aceh hingga
Papua.
Di bidang kesehatan, tercatat telah berdiri 72 Rumah sakit, balai pengobatan dan rumah
bersalin milik Muhammadiyah . Di bidang sosial, tercatat terdapat ratusan panti asuhan,
panti jompo, pani tuna netra , panti wreda, dan panti rehabilitasi dampak narkoba.
Di tengah globasi dan ancaman prngaruh perebutan pengaruh dua ideologi besar
(kapitalis dan sosialis) Muhammadiyah tidak diam begitu saja . Salah satu bentuk aksi
Muhammadiyah dalam hal ini adalah pengkajian dengan seksama terhadap RUU HIP yang
setelah dilakukan pengkajian oleh tim Pimpinan Pusat Muhammadiyah ternyata benayak
bertrntangan dengan UUD 1945 dan undang -undang lainya terutama undamg-undang no 12
tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan . Sikap kritis
Muhammdiyah tersebut mengharuskan PP Muhammadiyah untuk memberikan pernyataan
resminya nomor 09/PER/I.0/I/2020 yang pada intinya pembahasan RUU HIP belum terlalu
urgen dan menghimbau kepada seluruh komponen bangsa untuk kembali kepada kepentingan
persatuan dan kesatuan bangsa.