Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu

Nama =Iin Nur Aiyini


NIM = 162101052
Prodi = Manajemen kelas E
Matkul = Kemuhammadiyahan/AIK

BIOGRAFI DAN PROFIL KH. AHMAD DAHLAN TOKOH NASIONAL PENDIRI


MUHAMMADIYAH

Profil K.H Ahmad Dahlan


Nama : K.H. Ahmad Dahlan
Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868
Wafat : Yogyakarta, 23 Februari 1923

A. Latar Belakang K.H. Ahmad Dahlan


K.H. Ahmad Dahlan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia pendiri organisasi
Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. K.H Ahmad Dahlan adalah anak
ke-4 dari 7 bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H. Ahmad Dahlan Wafat pada 23
Februari 1923 di Yogyakarta pada usia 54 Tahun.
Nama K.H. Ahmad Dahlan kecil adalah Muhammad Darwisy, Ia adalah anak ke 4 dari
7 bersaudara. Ahmad Dahlan merupakan keturunan ke 12 dari Maulana Malik Ibrahim atau
Sunan Gresik. Berikut adalah Silsilah tersebut Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq,
Maulana ‘Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki
Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo,
Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad
Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada saat Ahmad Dahlan berumur 15 tahun, Ia pergi melaksanakan ibadah haji lalu
selama 5 tahun ia menetap di Mekkah. Masa ini, K.H. Ahmad Dahlan memulai interaksi
dengan pemikiran pembaharu Islam, seperti Al-Afghani, Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah,
dan Rasyid Ridha.

Pada tahun 1888, Ahmad Dahlan kembali ke kampung halamannya dan Ia yang
bernama asli Muhammad Darwisy berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Ia kembali lagi ke
Mekkah pada tahun 1903 dan Ia tinggal selama 2 tahun, masa ini Oa sempat berguru pada Syeh
Ahmad Khatib yang juga merupakan guru dari K.H. Hasyim Asyari yaitu pendiri NU.
Setelah pulang dari Mekkah, Ahmad Dahlan Menikah dengan sepupunya bernama Siti
Walidah (Nyi Ahmad Dahlan) yaitu putri dari Kyai Penghulu Haji Fadhil. Dari pernikahan ini,
mereka dianugrahi 6 orang anak yakni Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti
Aisyah, dan Siti Zaharah.
Selain dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan juga pernah menikah dengan Nyai
Abdullah yaitu janda H. Abdullah, Nyai Rum yang merupakan adik dari Kyai Munawwir
Krapyak, Nyai Aisyah yang merupakan adik Adjengan Penghulu Cianjur dan dari pernikahan
ini Ahmad dahlan memiliki putra Dandanah. Serta Ahmad Dahlan juga pernah menikah dengan
Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
B. Masuk Organisasi Budi Utomo dan Mendirikan Muhammadiyah juga Organisasi
lainnya
Pada tahun 1909, K.H. Ahmad Dahlan bergabung dengan organisasi Budi Utomo dan
disana Ia mengajarkan agama dan pelajaran yang diperlukan anggota. Pelajaran yang diberikan
K.H. Ahmad Dahlan dirasa sangat berguna bagi para anggota Budi Utomo, lalu mereka
menyarankan agar Ahmad Dahlan membuka sekolah yang ditata rapi serta didukung organisasi
permanen.
Pada 18 November 1912 (8 Djulhijah 1330), K.H Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
bernama Muhammadiyah yang bergerak dibidang kemasyarakatan dan pendidikan. Dengan
mendirikan Organisasi ini, Ia berharap dapat memajukan pendidikan dan membangun
masyarakat islam. Ahmad Dahlan mengajarkan Al-Qur’an dengan terjemah juga tafsirnya agar
masyarakat memahami makna yang ada dalam Al-Qur’an dan tidak hanya pandai membaca
dan melagukannya saja.
Pada bidang pendidikan, Dahlan mengubah sistem pendidikan pesantren pada masa itu.
Ia mendirikan sekolah-sekolah agama yang juga mengajarkan pelajaran umum dan juga bahasa
belanda. Bahkan ada Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S met de Qur’an. Ia memasukan
pelajaran agama di sekolah umum pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan
membangun sekolah-sekolah. Selain sekolah semasa hidupnya Ia juga mendirikan masjid,
langgar, rumah sakit, poliklinik, dan juga rumah yatim piatu.
Pada bidang organisasi, tahun 1918 Ia mendirikan organisasi Aisyiyah untuk para kaum
wanita. untuk para pemuda, Ahmad Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu (sekarang
Pramuka) bernama Hizbul Wathan. Pada organisasi tersebut para pemuda belajar baris-berbaris
dengan genderang, memakai celana pendek, bertopi, berdasi, untuk seragam yang mereka pakai
mirip dengan seragam pramuka sekarang.
Pada saat itu, karena semua pembaharuan yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan
agak menyimpang dengan tradisi, Ahmad dahlan sering diteror seperti rumah yang dilempari
batu dan kotoran binatang bahkan pada saat dahwah di Banyuwangi, Ahmad dahlan dituduh
sebagai kyai palsu dan Ia diancam akan dibunuh. Namun dengan penuh kesabaran, masyarakat
perlahan mulai menerima perubahan yang diajarjan oleh Ahmad Dahlan.
Semua yang di lakukan oleh K.H.Ahmad Dahlan bertujuan untuk membuktikan bahwa
Islam adalah agama kemajuan yang dapat mengangkat derajat umat ke taraf yang lebih tinggi
dan itu terbuti membawa dampak positif bagi Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Pemuda dan golongan Intelektual banyak yang tertarik dengan metode yang diajarkan oleh
K.H. Ahmad Dahlan sehingga mereka banyak yang bergabung dengan organisasi
Muhammadiyah.
Muhammadiyah yang merupakan organisasi beramal dan menjalankan ide
pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan sanga menarik perhatian para pengamat islam dunia.
Bahkan para pengarang dan sarjana dari timur memusatkan perhatian pada Muhammadiyah.
K.H Ahmad Dahlan banyak mendapatkan ilmu dari banyak kyai di berbagai bidang ilmu
seperti K.H Muhsin di bidang ilmu tata bahasa (Nahwu-Sharaf), K.H. Muhammad Shaleh di
bidang ilmu fikih, Kyai Mahfud dan Syekh K.H. Ayyat di bidang Ilmu Hadist, K.H. Raden
Dahlan di bidang ilmu falak atau astronomi, Syekh Hasan di bidang pengobatan dan racun
binatang, serta Syekh Amin dan sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-Qur’an.
C. Wafatnya K.H Ahmad Dahlan
Pada 23 Februari 1923, pada usia 54 tahun K.H. Ahmad Dahlan wafat di
Yogyakarta.Kemudian beliau dimakamkan di kampung Karangkajeng. Brontokusuman,
Mergangsan,Yogyakarta. Pada 27 Desember 1961, berdasarkan SK Presiden RI No.657 Tahun
1961 atas jasanya negara memberi beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai