Anda di halaman 1dari 13

KEMUHAMMADIYAHAN & KEAISYIYAHAN

PROFIL
KH AHMAD
DAHLAN DAN
SITI WALIDAH
mari mengenal pahlawan nasional/tokoh agama kita!
KELOMPOK 2

nama anggota :
• Lanang Hadyan A. A (2010601001)
• Irma Puspita S. (2010601007)
• Wahyu Nur H. (2010601008)
• Ni Luh Sukereni (2010601009)
• Verawati (2010601010)
• Sindi Lupita Sari (2010601017)
• Tubagus Maulana (2010601024)
APA YANG AKAN KITA
BAHAS

TOPIK HARI INI


• Profil singkat KH Ahmad Dahlan • Profil singkat Siti Walidah
• Biografi KH Ahmad Dahlan • Biografi Siti Walidah
Nama Lengkap : K.H. Ahmad Dahlan

KH AHMAD DAHLAN
Alias : Muhammad Darwis
Agama : Islam
Tempat Lahir : Kauman, Yogyakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 1 Agustus 1868
Zodiak : Leo
Warga Negara : Indonesia
Istri : - Siti WalidahNyai Abdullah
- Nyai Rum, Nyai Aisyah Cianjur
- Nyai Yasin Pakualam Yogyakarta
Anak : - Djohanah, Siradj Dahlan
- Siti Busyro, Irfan Dahlan
- Siti Aisyah
- Siti Zaharah
- Dandanah
BIOGRAFI
KH AHMAD DAHLAN
KEMUHAMMADIYAHAN DAN

Latar Belakang Dan Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan


Nama K.H. Ahmad Dahlan kecil adalah Muhammad Darwisy, Ia adalah anak ke 4 dari 7 bersaudara. Ahmad Dahlan merupakan keturunan ke 12 dari Maulana Malik
Ibrahim atau Sunan Gresik. Berikut adalah Silsilah tersebut Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana ‘Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan
Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad
kelas akan berbasis diskusi
Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada saat Ahmad Dahlan berumur 15 tahun, Ia pergi melaksanakan ibadah haji lalu selama 5 tahun ia menetap di Mekkah. Masa ini, K.H. Ahmad Dahlan memulai
KEAISYIYAHAN

interaksi dengan pemikiran pembaharu Islam, seperti Al-Afghani, Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah, dan Rasyid Ridha.
Pada tahun 1888, Ahmad Dahlan kembali ke kampung halamannya dan Ia yang bernama asli Muhammad Darwisy berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Ia kembali lagi
ke Mekkah pada tahun 1903 dan Ia tinggal selama 2 tahun, masa ini Oa sempat berguru pada Syeh Ahmad Khatib yang juga merupakan guru dari K.H. Hasyim Asyari
yaitu pendiri NU.
Setelah pulang dari Mekkah, Ahmad Dahlan Menikah dengan sepupunya bernama Siti Walidah (Nyi Ahmad Dahlan) yaitu putri dari Kyai Penghulu Haji Fadhil. Dari
pernikahan ini, mereka dianugrahi 6 orang anak yakni Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.
Selain dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan juga pernah menikah dengan Nyai Abdullah yaitu janda H. Abdullah, Nyai Rum yang merupakan adik dari Kyai Munawwir
Krapyak, Nyai Aisyah yang merupakan adik Adjengan Penghulu Cianjur dan dari pernikahan ini Ahmad dahlan memiliki putra Dandanah. Serta Ahmad Dahlan juga
pernah menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
BIOGRAFI
KEMUHAMMADIYAHAN DAN KEAISYIYAHAN

KH AHMAD
Masuk Organisasi Budi Utomo dan Mendirikan Muhammadiyah juga Organisasi lainnya
DAHLAN
Pada tahun 1909, K.H. Ahmad Dahlan bergabung dengan organisasi Budi Utomo dan disana Ia mengajarkan agama dan pelajaran yang diperlukan anggota.
Pelajaran yang diberikan K.H. Ahmad Dahlan dirasa sangat berguna bagi para anggota Budi Utomo, lalu mereka menyarankan agar Ahmad Dahlan
membuka sekolah yang ditata rapi serta didukung organisasi permanen.
Pada 18 November 1912 (8 Djulhijah 1330), K.H Ahmad Dahlan mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah yang bergerak dibidang kemasyarakatan
dan pendidikan. Dengan mendirikan Organisasi ini, Ia berharap dapat memajukan pendidikan dan membangun masyarakat islam. Ahmad Dahlan
mengajarkan Al-Qur’an dengan terjemah juga tafsirnya agar masyarakat memahami makna yang ada dalam Al-Qur’an dan tidak hanya pandai membaca dan
melagukannya saja.

Pada bidang pendidikan, Dahlan mengubah sistem pendidikan pesantren pada masa itu. Ia mendirikan sekolah-sekolah agama yang juga mengajarkan
pelajaran umum dan juga bahasa belanda. Bahkan ada Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S met de Qur’an. Ia memasukan pelajaran agama di sekolah
umum pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Selain sekolah semasa hidupnya Ia juga mendirikan masjid, langgar,
rumah sakit, poliklinik, dan juga rumah yatim piatu.
Pada bidang organisasi, tahun 1918 Ia mendirikan organisasi Aisyiyah untuk para kaum wanita. untuk para pemuda, Ahmad Dahlan membentuk Padvinder
atau Pandu (sekarang Pramuka) bernama Hizbul Wathan. Pada organisasi tersebut para pemuda belajar baris-berbaris dengan genderang, memakai celana
pendek, bertopi, berdasi, untuk seragam yang mereka pakai mirip dengan seragam pramuka sekarang.
Semua yang di lakukan oleh K.H.Ahmad Dahlan bertujuan untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama kemajuan yang dapat mengangkat
derajat umat ke taraf yang lebih tinggi dan itu terbuti membawa dampak positif bagi Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Pemuda dan
golongan Intelektual banyak yang tertarik dengan metode yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan sehingga mereka banyak yang bergabung dengan
organisasi Muhammadiyah.
Muhammadiyah yang merupakan organisasi beramal dan menjalankan ide pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan sanga menarik perhatian para
pengamat islam dunia. Bahkan para pengarang dan sarjana dari timur memusatkan perhatian pada Muhammadiyah.
K.H Ahmad Dahlan banyak mendapatkan ilmu dari banyak kyai di berbagai bidang ilmu seperti K.H Muhsin di bidang ilmu tata bahasa (Nahwu-
Sharaf), K.H. Muhammad Shaleh di bidang ilmu fikih, Kyai Mahfud dan Syekh K.H. Ayyat di bidang Ilmu Hadist, K.H. Raden Dahlan di bidang
ilmu falak atau astronomi, Syekh Hasan di bidang pengobatan dan racun binatang, serta Syekh Amin dan sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-
Qur’an.

Wafatnya K.H Ahmad Dahlan


Pada 23 Februari 1923, pada usia 54 tahun K.H. Ahmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Kemudian beliau dimakamkan
di kampung Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan,Yogyakarta. Pada 27 Desember 1961, berdasarkan SK
Presiden RI No.657 Tahun 1961 atas jasanya negara memberi beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional Indonesia.
Nama Lengkap : Hj. Nyai Ahmad Dahlan/Siti Walidah

S I T I WA L I D A H
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 0 1872
Warga Negara : Indonesia
Suami : K.H. Ahmad Dahlan
Kelahiran : 3 Januari 1872
Meninggal : 31 Mei 1946, Yogyakarta
Anak :6
Dimakamkan : 31 Mei 1946, Masjid Gedhe Kauman,
Yogyakarta
Penghargaan : National Hero of Indonesia
Orang tua : Nyai Mas, Kyai Haji Muhammad Fadli
KEMUHAMMADIYAHAN KEAISYIYAHAN
BIOGRAF
SITI W
I A L I D A H
MASA
MUDA
Nyai Ahmad Dahlan lahir dengan nama Siti Walidah di Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1872. Ia adalah
putri dari Kyai Haji Muhammad Fadli, seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta;[1] daerah
bertempatnya tokoh agama banyak dari keraton. Dia bersekolah di rumah, diajarkan berbagai aspek tentang
Islam, termasuk bahasa Arab dan Alquran, dia membaca Alquran dalam naskah Jawi.
Nyai Ahmad Dahlan menikah dengan sepupunya, Ahmad Dahlan.Saat Ahmad Dahlan sedang sibuk-
sibuknya mengembangkan Muhammadiyah saat itu, Nyai mengikuti suaminya dalam perjalanannya.
Namun, karena beberapa dari pandangan Ahmad Dahlan tentang Islam dianggap radikal, pasangan ini kerap
kali menerima ancaman. Misalnya, sebelum perjalanan yang dijadwalkan ke Banyuwangi, Jawa Timur
mereka menerima ancaman pembunuhan dari kaum konservatif di sana.
KEMUHAMMADIYAHAN DAN KEAISYIYAHAN

Sopo Tresno dan Aisyiyah


Pada tahun 1914 ia mendirikan Sopo Tresno, dia dan suaminya bergantian memimpin kelompok tersebut dalam
membaca Alquran dan mendiskusikan maknanya. Segera ia mulai berfokus pada ayat-ayat Alquran yang membahas
isu-isu perempuan. Dengan mengajarkan membaca dan menulis melalui Sopo Tresno, pasangan ini memperlambat
Kristenisasi di Jawa melalui sekolah yang disponsori oleh pemerintah kolonial.
Bersama suami dan beberapa pemimpin Muhammadiyah lainnya, Nyai Ahmad Dahlan membahas peresmian Sopo
Tresno sebagai kelompok perempuan. Menolak proposal pertama, Fatimah, mereka memutuskan mengganti nama
menjadi Aisyiyah, berasal dari nama isteri Nabi Muhammad, yakni Aisyah. Kelompok baru ini, diresmikan pada tanggal
22 April 1917, dengan Nyai Ahmad Dahlan sebagai kepala. Lima tahun kemudian organisasi menjadi bagian dari
Muhammadiyah.
Melalui Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah putri dan asrama, serta keaksaraan dan program
pendidikan Islam bagi perempuan, Dia juga berkhotbah menentang kawin paksa. Dia juga mengunjungi cabang-cabang
di seluruh Jawa. Berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa yang patriarki, Nyai Ahmad Dahlan berpendapat bahwa
perempuan dimaksudkan untuk menjadi mitra suami mereka. Sekolah Aisyiyah dipengaruhi oleh ideologi pendidikan
Ahmad Dahlan yakni Catur Pusat: pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dan
pendidikan di tempat-tempat ibadah.
Nyai Ahmad Dahlan kemudian wafat pada
tanggal 31 Mei 1946 pada usia 74 tahun. WAFATNYA NYAI AHMAD
Dan dimakamkan di Masjid Gedhe DAHLAN
Kauman,Yogyakarta.
Untuk menghormati jasa-jasanya dalam
menyebarluaskan Agama Islam dan
mendidik perempuan, pemerintah
berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI
No.042/TK/1971 menganugrahkan gelar
Pahlawan Nasional kepada Nyai Hj.
Ahmad Dahlan.
Jika kau tak memahami sejarah,
maka kau tak memahami apa
INGATLAH SELALU

pun.
Michael Crichton
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai