Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEUNDARISAN

BIOGRAFI K.H. AHMAD DAHLAN

NAMA : FARIKAH UTAMI

DOSEN PENGAMPU : Drs. H. ABDUL KARIM, M.H.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI

UNGARAN

2023
KH AHMAD DAHLAN

1. Biografi singkat

KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi islam
terbesar di Indonesia. Beliau juga merupakan seorang ulama dan salah satu tokoh
pembaharuan islam di Indonesia.

Berkat perjuangan jasa-jasa KH Ahmad Dahlan, Pemerintah Indonesia menganugerahkan


gelar Pahlawan Nasional kepadanya. Berikut Profil dan biografi KH Ahmad Dahlan dan
sejarah perjuangan KH Ahmad Dahlan.

A. Kyai Haji Ahmad Dahlan (bahasa Arab: 1 ;‫ أحمد دحالن‬Agustus 1868 – 23 Februari 1923,
lahir dengan nama Muhammad Darwis) adalah seorang Ulama Besar bergelar Pahlawan
Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Beliau adalah putra
keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar.

Setelah berjuang dan mengabdi kepada umat, bangsa, dan negara selama lebih dari
sebelas tahun, akhirnya KH Ahmad Dahlan, santri Kauman, pelopor pembaruan Islam
Indonesia itu, kemudian berpulang ke hadapan Allah pada 23 Februari 1923.

KH Ahmad Dahlan wafat dengan meninggalkan pesan kepada segenap umat Islam,
khususnya warga Muhammadiyah, “Kutitipkan Muhammadiyah kepadamu.”
B. Guru paling awal Kiai Ahmad Dahlan adalah ayahnya sendiri, Kiai Abu Bakr, seorang
ulama dan pemuka agama di Keraton Yogyakarta. Dalam K.H. Ahmad Dahlan: sang
pencerah, pendidik, dan pendiri Muhammadiyah (2010), ada 15 nama yang menjadi
gurunya yakni ayahnya, Kiai Abu Bakr, kakak iparnya yaitu Kiai Muhammad Soleh,
termasuk kepada Kiai Faqih Gresik.

Selain itu Ahmad Dahlan belajar fikih kepada Kiai Muchsin, ilmu nahwu kepada
Kiai Abdul Hamid, ilmu falaq kepada Kiai Raden Dahlan, ilmu fikih dan hadis
kepada Kiai Mahfud, ilmu hadis kepada Syekh Khayyat, Sayyid Baabusijjil dan
Mufti Syafi’i, ilmu qira’atul quran kepada Syekh Amin dan Sayyid Bakri Syata’,
ilmu pengobatan Islam kepada Syekh Hasan, serta ilmu qiraah dan falak kepada
Kiai Asy’ari Baceyan dan Syekh Misri Makkah.

Bersama Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan juga pernah berguru kepada ulama
besar asal Semarang, Kiai Soleh Darat. Sedangkan nama Kiai Kholil Bangkalan yang
disebutkan sebagai guru dari Kiai Ahmad Dahlan tidak terverifikasi

Tanggal 18 November 1912, organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah


didirikan di Kauman, Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan yang saat itu
ingin mendirikan perkumpulan membicarakan hal itu dengan murid-murid setianya di
Langgar Kidul yang ia dirikan.

Murid-murid itu bernama Sudja, Sangidu, Fahruddin, dan Hisyam

Terkait ilmu-ilmu Keislaman yang dipelajari Kiai Ahmad Dahlan, periwayatan dari
murid termudanya, Raden Hadjid merupakan sumber informasi penting. Selama
mengikuti Kiai Ahmad Dahlan, Raden Hadjid menyaksikan banyak kitab yang dipelajari
oleh gurunya tersebut.

C. Catatan Raden Hadjid dikumpulkan dalam dua bukunya yang kemudian disatukan
dengan judul Pelajaran KH A Dahlan: 7 Falsafah Ajaran dan 17 Kelompok Ayat al-
Qur’an.

“Selama mengikuti beliau saya sering melihat kitab yang jadi rujukan seperti Kitabu
Tauhid Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma Muhammad Abduh, Kitab Kanzul Ulum,
Dairatul Ma’arif karya Farid Wadji, kitab Fil Bid’ah karya Ibn Taimiyah termasuk kitab
At Tawasul wal Wasilah, kitab Idzharul Haq Rahmatullah Al Hindi, dan kitab hadis
ulama-ulama Hambali.”

Meski demikian, Raden Hadjid juga menyebut bahwa Kiai Ahmad Dahlan rajin
memelajari kitab-kitab karya ulama Indonesia dan Makkah. Misalnya ilmu akidah dan
kitab-kitab aliran Aswaja (Ahlu Sunnah wal Jama’ah), fikih Syafi’I, ilmu tasawuf Imam
Ghazali hingga Tafsir Al-Manar Rashid Ridha dan majalah Urwatul Wutsqa Jamaludin
Al-Afghani

D. Berdasarkan catatan K.H. Hadjid, terdapat tiga judul karya Abduh dalam literatur KH.
Ahmad Dahlan. Yaitu Risalah At-Tauhid, Al-Islam wa An-Nasraniyyah, dan Tafsir Juz
Amma
2. Ahmad Dahlan ingin mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangnan
dan da’wah untuk menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an
dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan
tauhid. Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia,
sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam
awal bermuatan paham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat Islam di
Indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsip akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak
bagi umat Islam Indonesia.
3. Literatur KH. Ahmad Dahlan. Yaitu Risalah At-Tauhid, Al-Islam wa An-Nasraniyyah, dan
Tafsir Juz Amma
4. Nasihat KH Ahmad Dahlan
a. seseorang pada posisinya, tapi tempatkanlah diri saudara terlebih dahulu pada posisi yang
benar.
b. Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan oleh berapa banyaknya orang yang
mempercayainya.
c. Kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang Islam.
d. Warisan terbesar seorang ayah adalah dapat membuat keluarganya sebagai teladan.
e. Orang Islam sejati adalah yang tetap berdiri pada tempat yang benar meskipun dunia
dalam keadaan kacau.
f. Jangan takut melawan hawa nafsu dan kebatilan karena itu adalah jalan hidup orang
Islam.
g. Kita dapat mengukur kemiripan kita dengan Nabi dengan melihat kepekaan kita terhadap
penderitaan sesama.
h. Al-Quran mendominasi dunia dan menentang abad-abad.
i. Apa saja yang bisa membuat orang Islam yang baik, juga bisa membuatnya menjadi
warga negara yang baik.
j. Kata shalat muncul beberapa kali dalam kitab suci Al-Quran, dan itupun dihubungkan
dengan zakat.

Anda mungkin juga menyukai