Anda di halaman 1dari 17

Pemurnian dan Pembaharuan Di

Dunia Muslim
A. Kemajuan islam dalam berbagai
bidang
1. Kemajuan intelektual
a. Filsafat
b. Sains
c. Fiqih
d. Musik dan Kesenian
e. Bahasa dan Sastra
2. Kemegahan Pembaruan Fisik
a. Cordova
b. Granada
3. Faktor – faktor pendukung kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan
oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti
Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith
dan Abdurrahman al-Nashir. Keberhasilan politik
pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang
memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang
terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di
Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn
Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-
Muntashir (961-976)
B. Sebab-sebab Kemundurannya
1. Menurunnya kreativitas keilmuan umat islam
2. Kesatuan integral : antara Agama dan Negara
dalam Islam
3. Islam agama yang disesuaikan dalam setiap
zaman dan tempat
4. Hancurnya ketahanan moral umat Islam
5. Berkembangnya sikat hidup Fatalistis
6. Sikap hidup umat islam yang kurang toleran
7. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah
8. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa
9. Sunnatullah
C. Perlunya pemurnian dan
pembaharuan
Salah satu imbas positif dari peristiwa
pengeboman gedung WTC (9/11) adalah
munculnya wacana tentang Reformasi atau
Pembaruan Islam. Wacana ini sesungguhnya
bukanlah baru, karena para sarjana sudah sejak
lama mendiskusikannya. Yang baru adalah bahwa
wacana ini kini dibicarakan secara luas, tak hanya
oleh kalangan akademis saja, tapi juga oleh media
massa, politisi, dan para pengambil keputusan di
negara-negara Barat.
D. Para Tokoh Pembaharuan Dalam
Dunia Islam
1. AL- TAHTAWI
a. Biografi
Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran
pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama
dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan
pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut
memainkan peranan. Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta,
suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan, dan meninggal
di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil
alih seluruh kekayaan yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di
masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika
berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk belajar di al-Azhar.
Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-
Azhar pada tahun 1922.
b. Pemikiran-pemikiran pembaharuan
1. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan
sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk itu umat
Islam harus berani belajar dari Barat.
2. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan
ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir’aun.
3. Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh
Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura
(ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa
berunding untuk melaksanakan hukum syariat.
4. Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di
samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk
memahami al-Qur’an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk
menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat.
5. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika
tidak ingin umat Islam ketinggalan.
6. Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan)
tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita.
2. Ir soekarno
a. Biografi
Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo pada
tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden
Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru diSurabaya. Ibunya berasal
dari Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di
Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan
bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak
Soekarno tinggal di Surabaya. Di sana Soekarno banyak bertemu
dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu. Soekarno seorang pribadi yang lengkap.
Namanya harum di mana-mana. Soekarno tercacat sebagai salah
satu fragmen dari “The founding father” Indonesia. Sikap
revolusioner, berwibawa, tegas dan didukung pula oleh pemikiran
yang brilian menempatkan beliau pada posisi penting dalam sejarah
pemikiran politik Indonesia. Hasilnya, lahir ide besar
“Nasionalisme Indonesia”. Menurut Soekarno, seorang nasionalis
sejati adalah orang yang bersedia berbakti dan memperbaiki nasib
kaum kecil dari segala kemelaratan serta melindungi rakyat dari
penindasan.
b. Pemikiran-pemikirannya.
Nasionalisme khas Indonesia, Soekarno menyebutnya
dengan Marhaenisme. Marhaenisme adalah azas yang
menghendaki susunan masyarakat dan negeri di dalam
segalanya. Marhaenisme harus diperjuangkan secara
revolusioner, Sehingga cara perjuangannya
menghendaki hilangnya kapitalisme dan imperialisme
di bumi Nusantara. Marhaenisme lahir ketika Soekarno
berumur 20 tahun. Pada waktu ia sedang enggan pergi
kuliah dan bersepeda memutari Bandung Selatan, dan
bertemu dengan seorang petani miskin
bernasib malang bernama Marhaen. Terjadilah
percakapan antara Soekarno dengan petani tersebut.
Pembicaraan berbentuk imajiner, sehingga dari kejelian
Soekarno dalam melihat realitas sosial
masyarakat Indonesia, maka kemudian lahirlah ideologi
Marhaenisme khas Indonesia.
3. Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)
a. Biografi
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang
pemimpin pembaharuan dalam Islam yang
tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-
pindah dari satu negara Islam ke negara Islam
lain. Ia lahir di Afghanistan pada tahun 1839
dan meninggal pada tahun tahun 1897
diIstanbul, Turki. Ia banyak berkiprah dalam
pembaharuan yang lebih terfokus pada dalam
bidang politik di samping persoalan
keagamaan.
b. Pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
1. Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan waktu.
Islam merupakan agama yang mengajarkan dinamisme dalam berfikir dan
berperilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.
2. Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan statis
3. Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang terjadi
karena sebab musabab, bukan semata-mata langsung dari Tuhan. Artinya,
bahwa manusia bisa menentukan taqdirnya sendiri melalui usaha yang
maksimal.
4. Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga menyebabkan
umat Islam mundur, dari kalangan awam sampai ulama hingga raja tidak
ada lagi rasa persaudaraan, sehingga umat Islam lemah tidak memilki
kekuatan untuk maju bersama.
5. Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi yang
berdasarkan musyawarah.
6. Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat nasionalisme
dan internasionalisme agar umat Islam dapat bersatu. Hanya dengan
persatuan umat Islamlah, Islam dapat berkembang dan maju, tetapi tanpa
persatuan di kalangan umat Islam mustahillah kemajuan dapat diraih.
4. K.H AHMAD DAHLAN
a. Biografi
K.H. Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad
Darwis putra K.H. Abu Bakar, lahir tahun 1285 H /
1869 di Kauman Yogyakarta. Kedudukan ayahnya
sebagai penghulu Kraton dan khatib Masjid Agung
Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
yang bertujuan, ‘anyebaraken piwucalipun Kanjeng
Nabi Muhammad Saw. Wonten ing karesidenan
Ngayogyokarto”. Sesuai dengan tujuan ini, nama yang
dianggap tepat bagi organisasi ini adalah
“Muhammadiyah” yang artinya umat Muhammad.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 18 Dzulhijjah
1330 H bertepatan dengan 12 Nopember 1912
M. di Yogyakarta.
b. Pemikiran-pemikirannya
1. Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa
khususnya, Ahmad Dahlan menawarkan 3 konsep pemikiran, yaitu
modernisme, tradisionalisme dan jawanisme. Menghadapi
modernisme Dahlan menyikapinya dengan mendirikan sekolah-
sekolah model Barat. Tradisionalisme disikapi Ahmad Dahlan
dengan metode tabligh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk
melakukan pengajian, ini merupakan perlawanan terhadap pemujaan
tokoh dan perlawanan terhadap mistisisme agama yang bertentangan
ajaran Islam.
2. Pembaharuan Islam dilakukan melalui agenda perbahan sosial
dengan metode ijtihad dan tajdidnya. Ahmad Dahlan dalam
melakukan proses ijtihad tanpa harus memperhatikan berbagai
persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid. Hal penting dalam
berijtihad adalah berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits.
3. Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar sesuai
dengan pemahaman Islam yang benar yaitu kembali kepada al-
Qur’an dan al-Hadits, pemurnian ajaran tauhid dan tidak beriman
secara taqlid.
5. K.H. HASYIM ASY’ARI
a. Biografi
K.H. Hasyim Asy’ari nama aslinya adalah Muhammad Hasyim,
lahir di Demak pada tahun 1876 M. Dilihat dari silsilah, dapat
diketahui bahwa M. Hasyim berasal dari keluarga dan keturunan
pesantren yang terkenal. Pendidikan ke berbagai pesantren
ditempuh Muhammad Hasyim mulai beranjak usia lima belas tahun,
berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain di Jawa dan Madura.
Dikabarkan bahwa beliau pernah belajar bersama-sama dengan K.H.
Ahmad Dahlan di Semarang sebagai kawan sekamar. Muhammad
Hasyim selama tujuh tahun bermukim di Mekkah, di antaranya
berguru kepada Syeikh Mahfudz Al-Tarmisi (ahli Hadits) dan
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau. Dari berbagai perjalanan
mencari ilmu dari pesantren ke pesantren baik Indonesia maupun
luar negeri pengetahuannnya pun semakin luas. Oleh karena itu,
dada Muhammad Hasyim telah dipenuhi ilmu agama, sehingga
beliau diberi gelar Kiai.
b. Pemikiran-pemikirannya
1. Berusaha melestarikan ajaran Islam
berhaluan Ahlussunnah wal jamaah yang bermazhab, dalam
bidang theologi bermazhab kepada Abu Hasan Asy’ari dan
Abu Manshur al-Maturidi, dan bidang fiqh
(hukum) bermazhab kepada 4 mazhab, yaitu Abu Hanifah,
Anas bin Malik, Muhammad Idris As Syafi’i dan Ahmad
bin Hanbal, dan bidang tasawuf mengikuti tasawuf Imam
Ghazali dan bidang tihariqah mengikuti Thariqoh
Qadariyahdan Naqsabandiyah.
2. Melestarikan budaya dan adat istiadat yang memiliki
kemanfaatan serta yang tidak bertentangan dengan aqidah
islamiya.
3. Ijtihad telah tertutup, dengan alasan persyaratan untuk
menjadi seorang mujtahid harus memilki persyaratan yang
cukup berat dan permasalahan hukum telah cukup
betittiba’/taqlid kepada 4 mazhab
• Bagaimana penjelasan agama islam secara
luas, islam agama sesuai dengan keadaan dan
waktu (REKSI)
• Kenapa muhammadiyah lebih focus dengan
pendidikan dari pada politik, kenapa
muhammadiyah mengambil peran
tersebut(RAIHAN)
• Islam bukan agama fatalis dan statis
• Konsep kilafah dari jamaludin al afgahani

Anda mungkin juga menyukai