Berbagai definisi tentang sains, teknologi dan seni telah diberikan oleh para filosuf,
ilmuwan dan kebudayaan seolah-olah mereka mempunyai definisi masing-masing sesuai dengan
apa yang mereka senangi. Sains di Indonesia menjadi ilmu pengetahuan, sedangkan dalam sudut
pandang filsafat ilmu pengetahuan dan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indera, intuisi dan firasat,
sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah dan di interpretasi sehingga menghasilkan
kebenaran yang obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara
etimologis kata ilmu berarti kejelasan
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan
bagi manusia, juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta
Seni adalah hasil ungkapan akal dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa
seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan
keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu keabadian. Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga
muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara umum, itulah sebagai karya seni.
Dalam pemikiran sekuler, perennial knowledge yang bersumber dari wahyu Allah tidak
diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara wahyu dengan akal, agama
dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu
harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama
adalah membimbing dan mengarahkan akal.
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami elemen- elemen
alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan langit demi kebutuhannya.
Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
ضيال َّ َت َوف
ِ ض ْلنَا ُه ْم َعلَى َكثِي ٍر ِّم َّمنْ َخلَ ْقنَا تَ ْف ِ َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر َو َرزَ ْقنَاهُم ِّمنَ الطَّيِّبَا
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara yang artinya menundukkan atau merendahkan,
maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus
tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Peran manusia
sebagai khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia
yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:
س ّمًى يُ َدبِّ ُر اَأل ْم َر
َ س َوا ْلقَ َم َر ُك ٌّل يَ ْج ِري َأل َج ٍل ُّم
َ ش ْم َّ س َّخ َر الَ ش َوِ ست ََوى َعلَى ا ْل َع ْر ْ ت بِ َغ ْي ِر َع َم ٍد تَ َر ْونَ َها ثُ َّم ا
ِ س َما َوا َّ هّللا ُ الَّ ِذي َرفَ َع ال
َت لَ َعلَّ ُكم بِلِقَاء َربِّ ُك ْم تُوقِنُون ِ ص ُل اآليَا ِّ َيُف
Artinya : Alla lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan bulan. Masing- masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan
tanda-tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
1. Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah
swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang
diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah
diberikanNya.
2. Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada
Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun
juga tanpa pandang bulu.
3. Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan
kausalitas, dan tujuan alam semesta.
4. Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada
Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang
terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
5. Dll…
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan
(Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAW. yang dipelajari melalui agama adalah sama-sama
ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain
saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang
Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta. Dalam membicarakan
tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama. Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek
dengan moral (agama) diharapkan bukan hanya pada aspek penggunaannya saja ( aksiologi), tapi
juga pada pilihan objek (ontology) dan metodologi(epistemology)nya sekaligus.
Dinegara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama di gulirkan seperti
yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi antara apa yang di namakan ilmu-
ilmu umum(sains) dan ilmu-ilmu agama (islam) juga disebabkan adanya kenyataan bahwa
pengembangan iptek dalam system pendidikan di Indonesia tampaknya berjalan sendiri tanpa
dukungan asas iman dan taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak
memiliki nilai tambah dan manfaat untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak dan iptek di perlukan karena empat
alasan :
1. Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas
imtak,iptek bias disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif (merusak)
2. Iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersifat sekularistik,materialistic dan hedonistic yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai
budaya dan agama yang di anut oleh bangsa Indonesia
3. Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi
juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai surgawi( kebutuhan spiritual) oleh karena itu,
penekanan pada salah satu sisi, akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah
, dan menyalahi hipnat kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan
jiwa raga, lahir dan batin, dunia dan akhirat
4. Imtaq menjadi landasan dan dasa paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai
kebahagiaan hidup.tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,seperti harta, pangkat, ipte, dan
keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Setiap manusia diberi hidayah allah SWT berupa ‘’ Alat” untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah Indra, untuk menangkap kebenaran fisik Naluri, untuk
mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun social. Pikiran
dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan
akali (pengetahuan biasa,ilmiah dan fisafih). Akal juga merupakan pengantar untuk menuju
kebenaran tertinggi. Imajinasi, daya hayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya
Untuk menyikapi iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan
perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah SWT.Sedangkan,kebenaran iptek menurut islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya iptek sendiri.Iptek akan bermanfaat apabila;