Anda di halaman 1dari 6

1.

Ayat Al-Qur’an yang Menerangkan Tentang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

1.      Surat Ar-Rahman: 33

ۚ ‫ت َواأْل َرْ ض فَا ْنفُ ُذ‬


ٍ َ‫اَل تَ ْنفُ ُذونَ ِإاَّل بِس ُْلط‬ ‫وا‬
‫ان‬ ِ ِ َ‫س ِإ ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم أَ ْن تَ ْنفُ ُذوا ِم ْن أَ ْقط‬
ِ ‫ار ال َّس َما َوا‬ ِ ‫يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ َواإْل ِ ْن‬

 Terjemahan ayat

“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS.
55:33)

        Penjelasan
Beberapa ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang
mengartikan dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu
pengetahuan,kemampuan dan sebagainya.

ْ ‫ [ } إِ ِن استطعتم أَن تَنفُ ُذ‬33 : ‫فعلى هذا ] الرحمن‬


{ ‫إِالَّ بسلطان‬  َ‫ ِم ْن أقطار السموات واألرض فانفذوا الَ تَنفُ ُذون‬ ‫وا‬
‫يكون المراد منه سعة العلم‬

“Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. 55:33)
Maka yang dimaksud darinya adalah kelapangan dan kedalaman ilmu...
Tafsiir ar-RaziiII/306

Dr. Abd. Al-Razzaq Naufal dalam bukunya Al-Muslimun wa al-Ilm al-Hadis,


mengartikan kata “sulthan” dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan atau teknologi.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa ayat ini member isyarat kepada manusia bahwa mereka
tidak mustahil untuk menembus ruang angkasa, bila ilmu pengetahuan dan kemampuannya
atau teknologinya memadai.
Al-Qur’an memang tidak memberi petunjuk-petunjuk secara rinci untuk hal itu, tetapi
al-Qur’an memberi modal dasar berupa akal dan sarananya secara mentah untuk digali dan
diolah sehingga bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena akal pulalah manusia ditunjuk
oleh Allah menjadi Khalifah fil- Ardl, sebagai Khalifah di bumi dengan tugas mengurus dan
memakmurkannya, serta menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk
lainnya.
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai
menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun al-Qur’an member peringatan agar
manusia bersifat realistic, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila kelengkapannya
tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah apa yang
dimaksud dalam ayat itu dengan istilah sulthan, yang menurut salah satu pendapat berarti
kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang
ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh keinginannya untuk menjelajahi
luar angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
        Kesimpulan
a.       Al-Qur’an mendorong umat manusia untuk mengadakan penelitia baik dibumi maupun
di langit sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup mereka.
b.      Penjelajahan dan penelitian tersebut tidak bisa terlaksana tanpa adanya ilmu
pengetahuan dan sarana teknologi yang memadai.
c.       Umat islam bisa terbang ke luar angkasa bila ilmu pengetahuan dan teknologinya
memadai seperti diisyaratkan dalam al-Qur’an.

2.      Surat Al-Mulk: 19

ِ َ‫إِنَّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء ب‬  ۚ ُ‫الرَّحْ ٰ َمن‬  ‫ َما يُ ْم ِس ُكه َُّن إِاَّل‬  ۚ َ‫ت َويَ ْقبِضْ ن‬
‫صي ٌر‬ َ ‫أَ َولَ ْم يَ َروْ ا ِإلَى الطَّي ِْر فَوْ قَهُ ْم‬
ٍ ‫صافَّا‬
       Terjemahan ayat
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan
mengatup sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang Maha
Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu”.
        Penjelasan
Kalau kita perhatikan, mengapa burung bisa terbang mengembangkan sayapnya?
Karena burung lengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat
menahan angin dan badan yang lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak
mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu
menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba
terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya,
lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak seimbang
antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.
Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan
alat-alat lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat.
Maha Besar Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus
dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Berkat
hasil ilmu pengetahuan dan teknologi banyak segi kehidupan itu dipermudah. Dahulu untuk
mengetahui waktu shalat, orang Islam melihat posisi matahari langsung dengan mata kepala,
sekarang cukup dengan melihat jarum arlooji. Contoh lain adanya handphone (HP), yang
mempermudah orang dalam menyampaikan berita tanpa harus susah payah untuk berjalan.
       Kesimpulan
a.      Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah Dia menciptakan burung yang dilengkapi
dengan organ-organ tubuhnya sehingga sanggup terbang diangkasa.
b.      Kemampuan manusia terbang seperti burung adalah berkat akal yang dianugerahkan
Allah. Dengan akal manusia mampu menciptakan peralatan (pesawat terbang) yang mampu
membawa mereka terbang ke udara bahkan keluar angkasa.

3.      Surat Al-Hadid: 25
ْ
ِ َّ‫ َوأَ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِدي َˆد فِي ِه بَأسٌ َش ِدي ٌˆد َو َمنَافِ ُع لِلن‬  ۖ‫ْط‬
‫اس‬ ِ ‫َاب َو ْال ِميزَ انَ لِيَقُو َم النَّاسُ بِ ْالقِس‬ َ ‫ت َوأَ ْنزَ ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬ ِ ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫َزي ٌز‬
ِ ‫يع‬ ِ ‫ص ُرهُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ٌّ ‫إِ َّن هَّللا َ قَ ِو‬  ۚ‫ب‬ ُ ‫َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن يَ ْن‬

       Terjemahan ayat
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-
Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.[3]
     Penjelasan
Dalam ayat tersebut, Allah menganugerahkan besi (Al-Hadid) sebagai karunia yang
tidak terhingga nilai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari kita bisa saksikan betapa
besi banyak memberikan manfaat kepada manusia. Dengan besi, manusia bisa menciptakan
berbagai macam keperluan rumah tangga, kendaraan laut, darat, udara dan sebagainya.
Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi
dibuat segala alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan
perang dan sebagainya. Karena besi, bangunan-bangunan pencakar langit didirikan.
Tentu besi itu hanya salah satu contoh saja dari sekian banyak anugerah Allah  yang
telah diberikan kepada manusia untuk keperluan hidupnya, seperti emas, perak, tembaga,
timah, baja dan lainnya. Kesemuanya itu tersedia di dalam perut bumi, tinggal bagaimana
manusia bisa mengeksploitasi dengan tidak merusak lingkungan.
     Kesimpulan
a.       Allah menciptakan besi sebagai benda yang banyak manfaatnya bagi manusia.
b.      Besi dan barang tambang lainnya banyak tersedia di dalam perut bumi, dan manusia
dengan akalnya dipersiapkan mengeksploitasikannya sebatas tidak merusak lingkungan.
c.       Pengguanaan besi dan barang tambang lainnya, diperbolehkan untuk menyusun
kekuatan dan alat menegakkan agama Allah serta untuk kemaslahatan manusia.

Untuk seni dalam perspektif islam kamu bias baca di

islamind.blogspot.co.id/2011/12/seni-dalam-perspektif-islam.html

2. Untuk pertanyaan kedua kita dapat lihat berdasrkan surat Ibrahim ayat 24 dan 25:

ٌ ِ‫طيِّبَ ٍة أَصلُها ثاب‬


‫ت َوفَرعُها فِى السَّما ِء‬ َ ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة‬ َ َ‫أَلَم ت ََر َكيف‬
َ ‫ض َر‬
(24) Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,

ُ
ِ ّ‫ضربُ هَّللا ُ األَمثا َل لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّهُم يَتَ َذ َّكرون‬ ِ َ‫تُؤتى أ ُكلَها ُك َّل حي ٍن بِإِذ ِن َربِّها ۗ َوي‬
(25) (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Ayat Al-Quran diatas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan
akhlak dengan dinul Islam (perumpamaan yang baik)  bagaikan sebatang pohon yang baik.
Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang
utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang
mengeluarkan dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan
seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
shaleh bukan kerusakan alam.

3. “Bekerja sebagai bentuk Keberadaan Manusia”?

Manusia bertugas sebagai khalifah di muka bumi Hal ini secara tegas disebutkan dalam surat
Al-Baqarah/2: 30.

Yang artinya:
''Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" mereka berkata:
"Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat tersebut menjelaskan tentang rencana Allah SWT menciptakan manusia adalah diberi
mandat sebagai khalifah atau wakil Allah SWT untuk mengelola bumi. Untuk dapat
melaksanakan tugas tersebut dengan baik maka yang harus dilakukan adalah bekerja dengan
baik, bekerja dengan baik saja tentu tidak cukup tetapi juga harus dengan semangat yang
tinggi. Semangat inilah yang menjadi fokus kita untuk ditingkatkan dan itulah yang disebut
etos.

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam peningkatan etos kerja ini, seorang muslim harus
tetap mengikuti petunjuk Allah SWT dalarn bekerja. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah:

a. Pekerjaan yang dilakukan tidak boleh menjadikan lupa kepada Allah; Sekeras apapun
orang bekerja setinggi apapun etos kerja yang dimiliki maka tidak boleh menjadikan lupa
kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Jumu'ah/62: 9.
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila di seru untuk menunaikan shalat Jumat maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Yang dimaksud jual beli dalam ayat terse but adalah mencakup seluruh aktivitas atau
pekerjaan manusia. Maka apapun aktivitas atau pekerjaan yang dilakukannya tidak boleh
melupakan Allah SWT. Ayat tersebut ditutup dengan statement Allah "Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" Hal ini mengisyaratkan bahwa boleh jadi ada
orang yang tetap bekerja dengan etos yang tinggi tanpa peduli dengan aturan-aturan Allah,
maka hal ini jelas akan merugikan dirinya sendiri. Karena hasil pekerjaan tersebut tidak akan
membawa kebahagiaan hidupnya di dunia apalagi di akhirat. Yang terjadi justru akan
sebaliknya orang akan mengalami kecanduan kerja, dan itu akan berakibat tidak
baik bagi keseimbangan hidupnya.

b. Etos Kerja yang tinggi tidak boleh melupakan shalat dan zakat; ibadah shalat adalah bagian
dari teknis dan mekanisme yang diciptakan oleh Allah SWT agar manusia tetap dapat
memelihara komunikasi dengan Allah SWT. Maka sesibuk apapun seseorang kalau ingin
hidupnya diberkahi dan bahagia maka harus tetap memelihara shalatnya. Dan setelah
memperoleh hasil dari pekerjaannya dituntut untuk memberikan hak-hak saudaranya yang
kurang beruntung (fakir-miskin) dengan membayar zakat. Ini diisyaratkan dalam surat An-
Nuur/24: 37.

Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh pemiagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dan
mengingati Allah, dan ( dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hal yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.

Dan rambu-rambu di atas yang paling penting untuk diperhatikan adalah tidak boleh
melakukan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah SWT. Kalau yang dilarang oleh Allah
SWT tetap dikerjakan maka akan membawa kehancuran bagi individu orang tersebut juga
bagi masyarakatnya; misalnya dengan melakukan perjudian dan bentuk-bentuk kecurangan
lainnya

Anda mungkin juga menyukai