Ilmu dari segi Bahasa berarti kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang
jelas tentang sesuatu. Kata ini berbdeda dengan ‘arafa (mengetahui), ‘arif (yang
mengetahui), dan ma’rifah (pengetahuan).
Allah tidak dinamakan ‘arif, tetapi ‘alim, yang berkata kerja ya’lam (Dia
Mengetahui). Dalam pandangan Alquran, ilmu adalah keistimewaan yang
menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan
fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang
dijelaskan dalam QS.2 (Al-Baqarah): 31 dan 32:
س ْب َحانَكَ ََل ِع ْل َم لَنَا ِإ ََّل َما َعلَّ ْمتَنَا ۖ ِإنَّكَ أَ ْنتَ ْالعَ ِلي ُم ْال َح ِكي ُم
ُ قَالُوا
Arti: Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Alquran yang berbicara
tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk
mengetahui dan memanfaatkan ala mini. Secara tegas dan berulang-ulang Alquran
menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
Arti: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam ayat diatas tergambar dua ciri pokok ulil albab, yaitu tafakkur dan
dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan natijah. Natijah bukanlah sekadar ide-
ide yang tersusun dalam benak, melainkan melampauinya sampai kepada
pengalaman dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh dapat
ditambahkan bahwa “khalq as-samawat wal ardh” disamping berarti membuka
tabir sejarah penciptaan langit dan bumi, juga bermakna “memikirkan tentang
system tata kerja alam semesta”. Karena kata khalq selain berarti “penciptaan”,
juga berarti “pengaturan dan pengukuran yang cermat”. Pengetahuan tentang hal
terakhir ini mengantarkan ilmuwan kepada penciptaan teknologi yang
menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi umat manusia.
Alquran memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan
kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasulullah Muhammad SAW
pun diperintahkan berusaha dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya.
Manusia memiliki naluri selalu haus akan pengetahuan. Rasulullah SAW
bersabda: “Dua keinginan yang tidak pernah puas, keinginan menuntut ilmu dan
keinginan menuntut harta.” Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus
mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang
dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju teknologi memang tidak dapat
dibendung. Hanya saja manusia dapat berusaha mengarahkan diri agar tidak
memperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan ilmu/teknologi yang
dapat membahayakan dirinya. Agar ia, tidak menjadi seperti kepompong yang
membahayakan dirinya sendiri karena kepandaiannya, dalam QS Yunus: 24,
Allah menegaskan:
ُ َّض ِم َّما َيأ ْ ُك ُل الن
اس َو ْاْل َ ْن َعا ُم َحت َّ َٰى ِإذَا ِ ط ِب ِه نَ َباتُ ْاْل َ ْر َ َاختَل
ْ َاء ف ِ س َم َّ ِإنَّ َما َمث َ ُل ْال َح َيا ِة الدُّ ْن َيا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال
صيدًا َكأ َ ْن ِ ارا فَ َجعَ ْلنَاهَا َحً ظ َّن أ َ ْهلُ َها أَنَّ ُه ْم قَاد ُِرونَ َعلَ ْي َها أَتَاهَا أ َ ْم ُرنَا لَي ًَْل أَ ْو َن َه
َ َت َو َّ ض ُز ْخ ُرفَ َها َو
ْ ازيَّن ُ ت ْاْل َ ْر ِ َأ َ َخذ
ِ ص ُل ْاَليَا
َت ِلقَ ْو ٍم يَت َ َف َّك ُرون ِ َلَ ْم ت َ ْغنَ بِ ْاْل َ ْم ِس ۚ َك َٰذَلِكَ نُف
Arti: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena
air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
(pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.