Anda di halaman 1dari 7

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH
KELAS A
KELOMPOK 5

1. WILDAN HADJI ALI


2. MOH. AFANDI ISINIS
3. MOH. WAHYU RUSLI PAKILI
4. RIYAN ABAS

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TA. 2018/2019
A. HAKIKAT AYAT – AYAT ALLAH
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda
dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an. Secara umum, di dunia
Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.
Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang dibungkus
dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali
membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an melindungi orang yang membacanya
dari "kemalangan dan kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-
Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.
Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an
sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim
ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi
manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan
agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah
menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk
mengajak manusia berpikir dan merenung.
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta
kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi
memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu
dan yang mengikat pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya,
mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya
mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana
keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari
segala ikatan dan prasangka. Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang
terbebaskan dari segala ikatan sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya
akan merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh
sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau
segala sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan
dalam perancangannya.
Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-
Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati.
Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki
keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah abadi,
ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya.
Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an,
ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan
kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan
pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan
unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.
Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-
benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah
beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada
suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti
"bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan
kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang
memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang
dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad
raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.

B. KESATUAN AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH


Allah swt. tidak menampilkan wujud DzatNya Yang Maha Hebat di hadapan
makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat dilihat seperti kita melihat sesama
makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dan dapat dilihat dengan mata kepala kita,
pasti itu bukan tuhan. Allah menganjurkan kepada manusia untuk mengikuti Nabi
Muhammad SAW supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah. Jangan sekali-kali
berpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi tanda kebesaran dan
keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat Al-Qur’an agar menjadi
bahan berpikir tentang kebesaran Allah.
1. Pengertian Ayat Qauliyah dan Kauniyah
a) Ayat Qauliyah
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-
Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal Allah.

QS. At-Tin (95) ayat 1-5.

َ ْ َ ‫ْ ْ َ ن َ ٰ َ ْ َ َ ْ َ ْ ن َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْي‬ ْ ُ َ ‫َ َّ ْ ُ ْ ن‬
ِ‫ف احسن‬ ِ ‫لق ِد خلقنا اْلنس‬,ِ‫وهذا البلدِ اْلمي‬,ِ‫ وطورِ سيني‬,ِ‫والزيتون‬
ِ ‫ان‬
ِّ
ِ ْ ‫َوالت‬
‫ي‬
‫ن‬ َ َ ُ ٰ ْ َ َّ ُ ْ ْ َ
َِ ْ ‫ل َسافل‬
‫ي‬ َِ ‫م َرددن ِه ا ْسف‬
ِ ‫ث‬,ِ‫تقويم‬
Artinya :
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini
yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
b) Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh
Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang
ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan
segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan
keagungan Penciptanya.
QS. Nuh (41) ayat 53.

ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ َ َّّ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ
ِ‫م يكف‬ِ ‫م أن ِه الحقِ أول‬ِ ‫ي له‬ِ ‫ت يتب‬ ِ ‫مح‬ ِ ‫م َآياتنا فِ اْلفاقِ َوفِ ي أنفسه‬ِ ْ ِ‫َسني ه‬
َ ْ َ ِّ ُ َ َ ُ َّ َ َ ِّ َ
ِ‫ل شءِ شهيد‬ِ ‫لىك‬ ِ ‫ك أن ِه ع‬ ِ ‫برب‬
Artinya :
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an
itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu ?
2. Keserasian Ayat-Ayat Qauliyah Dan Kauniyah
Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur formal
yaitu ayat qauliyah dan jalurnon-formal yaitu ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah kalam
Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak formal dan manusia
mengeksplorasi sendiri.
3. Al-Quran dan Alam Raya
Dalam bericara tentang alam dan fenomenanya. Paling sedikit ada dua hal yang dapat
dikemukakan menyangkut hal tersebut :
a) Al-Quran memerintah kan atau menganjurkan kepada manusia untuk
memperhatikan dan mempelajari alam rayadalam rangka memperolh manfaat dan
kemudahan-kemudahan bagi kehidupanyadan mengantarkan kepada kesadaran-
kesadaran akan keesaan dan kemahakuasaan Allah SWT.
b) Alam dan segala isinya beserta hokum-hukum yang mengaturnya, diciptakan,
dimiliki, dan dibawah kekuasaan Allah SWTsertadiatut dengan sangat teliti. Alam
raya tidak bias dilepaskan dari ketetapan-ketapan tersebut, kecuali jika dikehendaki
oleh Allah SWT.

Eksplorasi terhadap ayat kauniyah inilah yang kita kenal sebagai sains, yang
kemudian dalam aplikasinya disebut teknologi. Sains dan teknologi (saintek) ini adalah
implementasi dari tugas manusia sebagai khalifah fil ardhi untukmemakmurkan bumi.
Karenanya bagi seorang muslim, saintek adalah sarana hidup untuk mengelola bumi,
bukan membuat kerusakan.
Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah (Al-
Qur’an) maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan tidak mungkin
bertentangan, karena keduanya berasal dari Allah. Pada faktanya sains yang telah ”proven”
(qath’i) selaras dengan Al Qur’an seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi
pada orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan dengan yang
termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusipada manusia.
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan
dua jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat
qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui
ilham secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang
mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan malaikat
Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga
dengan ayat-ayat kauniyah.
C. INTERKONEKSITAS DALAM MEMAHAMI AYAT QAULIYAH DAN
KAUNIYAH
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling
menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan
perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk
melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan Allah
untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya dieksplore dan
digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan
Allah SWT .
1. Ayat / Fenomena Kauniyah
Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus hidrologi”
atau sikulasi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari, sehingga air
yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami penguapan ke udara
(transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uapair tersebut pada
ketinggian tertentu menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi awan. Akibat
angin,bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena pengaruh
berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).
2. Ayat / Fenomena Qauliyah
Pada penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwaq “siklus
hidrologi” memiliki 4 (empat) macam proses yang saling menguatkan, yaitu :
a) hujan/presipitasi.
b) penguapan/evaporasi.
c) infiltrasi dan perkolasi (peresapan).
d) lipahan permukaann (surface runoff) dan limpasan iar tanah (subsurface rzrnoff)

Dengan demikian, pada pasal ini akan dijelaskan dan diberikan contoh hubungan
antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan isyarat global tentang
fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah.
Banyak sekali contoh yang dapat dikemukakan, akan tetapi karena keterbatasan ruang,
maka dalam hal ini akan dikemukakan dua contoh saja yang amat terkenal yaitu “Siklus
Hidrologi” dan “Konsep Tentang Alam Semes

Anda mungkin juga menyukai