Anda di halaman 1dari 9

Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek

S : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Kami dari kelompok PAI S1 bab 1 yang berjudul …

“Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Sebelum mulai presentasinya, kami ingin memperkenalkan anggota kami. Dimulai editor kami. Raya >
Febriani > Laura > Ahmad > Unyil > Widya > Anisa. Baik semua Anggota kami udah perkenalkan diri.

Kita mulai dengan "Membiasakan Berpikir Kritis", dengan mendengarkan sabda Rasulullah Shalallaahu
Alaihi Wassalaam mengenai "Bijak Terhadap Informasi"

Pentingnya Bijak Terhadap Informasi:

☪ Rasulullah bersabda :

“Cukuplah bagi seseorang untuk dianggap sebagai pendusta bahwa ia menceritakan setiap hal yang ia
dengar”

Kalian bertanya tidak?

Kenapa orang yang ngasih informasi dari yang ia dengar bisa di sebut pendusta oleh Rasulullah?

Ayo ada yang bisa jawab? [Tunggu beberapa detik / 10 detik]

Jadi maksud sabda Rasulullah :

Jika seseorang mendapatkan berita, kemudian membagikan berita tanpa menyaring informasi dulu,
maka sama saja ia menipu, meskipun ia tidak tahu.

Hal ini menekankan perlunya menyaring informasi sebelum menyebarkannya, itu merupakan prinsip-
prinsip berbagi ilmu yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
☪ Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Subhanahu wa ta'ala di Al-Qur'an Surah, az-Zumar Ayat 18 :
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫اَّلِذْيَن َيْس َت ِم ُعْو َن اْل َقْو َل َفَي َّت ِبُعْو َن َاْح َس َن ٗه ۗ ُاو ِٕىَك اَّلِذْيَن َه ٰد ىُهُم ُهّٰللا َو ُاو ِٕىَك ُه ْم ُاوُلوا اَاْلْلَب اِب‬
"Al-ladhīna yastamiūna al-qawla fayattabiūna aḥsanah. Ūlā'ika alladhīna hadāhumullāh. Waūlā'ika hum ūlū al- albāb."

Artinya: “mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal sehat.”

Ayat ini menjelaskan ciri-ciri orang berakal, yaitu mendengarkan beragam informasi, memilih yang
terbaik, dan mencari petunjuk dari Allah. Mereka di sebut Tabayyun (konfirmasi informasi)

☪ Seseorang harus melakukan Tabayyun tertera di Al-Qur'an Surah al-Isra' Ayat 36 :


‫ٰۤل‬
‫َو اَل َت ْق ُف َم ا َلْيَس َلَك ِبٖه ِع ْل ٌمۗ ِاَّن الَّس ْم َع َو اْلَبَص َر َو اْل ُفَؤ اَد ُك ُّل ُاو ِٕىَك َك اَن َع ْن ُه َمْس ُٔـْو ًل‬
"Wa laa taqfu maa laysa laka bihii 'ilmun. Inna as-sam 'a wal-basoro wal-fu 'aa da kullu uulaa'ika kaana 'anhu
mas'ūlā."

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

Ayat ini mengajarkan dengan Tabayyun, kita dapat menjauhi dari prasangka buruk, fitnah dan ghibah.
Karena kita manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang banyak melakukan interaksi. Di era ini,
informasi yang masuk semakin deras. Jangan ditelan bulat-bulat seluruh informasi yang diterima, harus
ada proses seleksi, karena informasi menjadi sarana paling efektif memengaruhi pola pikir seseorang.

☪ Pengaruh Pola Pikir dan perilaku:

Informasi yang diserap membentuk pola pikir dan perilaku seseorang. Informasi baik menghasilkan sikap
dan perilaku yang baik, sedangkan informasi buruk menghasilkan sikap dan perilaku yang buruk.

Jadinya :

Kita harus hati-hati dalam mengikuti sesuatu, mengetahui terlebih dahulu siap bertanggungjawab dan
siap menerima resiko dari apa kita sampaikan.
A. Membiasakan Berpikir
OK, kita balik ke topik "Membiasakan Berpikir Kritis"

1. Dimulai di Al-Qur'an Surah, Ali ‘Imrān Ayat 190 & 191 :

‫ِإَّن ِفي َخ ْلِق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف الَّلْي ِل َو الَّن َه اِر آَل َي اٍت ُأِلوِلي اَأْلْلَب اِب‬

Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”

‫اَّلِذيَن َي ْذ ُك ُروَن َهَّللا ِقَي اًم ا َو ُقُع وًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبِهْم َو َي َت َفَّك ُروَن ِفي َخ ْلِق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َر َّب َن ا َم ا َخ َلْق َت َه ٰـ َذ ا َب اِط اًل ُسْبَح اَن َك َفِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
Alladhīna yadhkurūnallāha qiyāman wa quʿūdan wa ʿalā jinūbihim wayatafakkarūna fī khalqi as-
samāwāti wal-arḍi rabbanā mā khalaqta hādha bāṭilān subḥānaka faqinā ʿadhāba an-nār.

“orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Ayat 190 & 191 mengajak manusia yang berakal untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah
dalam penciptaan langit, bumi, dan pergantian malam dan siang.

Dan Kenapa dalam firman itu, orang-orang bertanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala mengenai
kenapa Tuhan menciptakan segala hal yang kita pandang, padahal ciptaanya tidak berarti apa-apa di
hadapan Sang pencipta?

Perdebatan ini di balas oleh Sabda Rasulullah :

“Pikirkanlah mengenai segala sesuatu yang diciptakan Allah, tetapi janganlah kalian memikirkan
tentang Dzat Allah, karena kalian akan rusak”

Penjelasan Sabda Rasulullah:


Kita memiliki keterbatasan dalam memahami keberadaan Allah. Rasulullah mengarahkan agar kita
menggunakan akal untuk memikirkan makhluk Allah. Berpikir memiliki batas yang tidak boleh dilewati,
karena melampaui batas berpikir dapat menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam hidup. Tujuan
penggunaan akal adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjauh darinya.

Karena itulah ciri khas manusia. Kemampuan berpikir manusia menjadi makhluk yang dimuliakan Allah
Subhanahu wa ta'ala.

Tertera di Al-Qur'an Surah al-Isra' Ayat 70 :


‫َو َلَقْد َك َّر ْم َن ا َب ِنٓى َء اَد َم َو َح َم ْلَٰن ُهْم ِفى ٱْلَبِّر َو ٱْلَبْح ِر َو َر َز ْق َٰن ُهم ِّمَن ٱلَّط ِّي َٰب ِت َو َفَّض ْلَٰن ُهْم َع َلٰى َك ِثيٍر ِّمَّمْن َخ َلْق َن ا َت ْف ِض ياًل‬

Wa laqad karramnā banī ādama wa ḥamalnāhum fil-barri wal-baḥri wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāti


wa faḍḍalnāhum 'alā kaṡīrim mim man khalaqnā tafḍīlā

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan
di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”

… Itulah kenapa manusia dipilih sebagai khalifah di bumi

Di kutip di Al-Qur'an Surah Baqarah Ayat 30 :


‫َٰٓل‬
‫َو ِإْذ َقاَل َر ُّب َك ِلْل َم ِئَك ِة ِإِّن ى َج اِع ٌل ِفى ٱَأْلْر ِض َخ ِليَفًة ۖ َقاُلٓو ۟ا َأَت ْج َع ُل ِفيَه ا َم ن ُيْف ِس ُد ِفيَه ا َو َيْس ِفُك ٱلِّدَم ٓاَء َو َن ْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَح ْم ِدَك َو ُنَقِّد ُس َلَكۖ َقاَل‬
‫ِإِّن ٓى َأْع َلُم َم ا اَل َت ْع َلُموَن‬

Arab-Latin: Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā'ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj'alu fīhā may yufsidu
fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a'lamu mā lā
ta'lamụn

Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi".

Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan makhluk yang merusak dan menumpahkan darah
di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"

Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."

Menarik untuk merenungkan ayat yang menceritakan dialog antara Malaikat dan Allah Subhanahu wa
ta'ala tentang terpilihnya manusia menjadi khalifah di muka bumi, dikarenakan unggulnya ilmu yang
dimiliki Adam.
-) Penjelasan Lebih Luas materi "Berpikir kritis" :

1) Manusia memiliki keistimewaan karena kemampuan berpikir, sehingga menjadi khalifah di bumi.

2) Al-Qur'an menunjukkan pentingnya berpikir dalam dialog antara Malaikat, Adam, dan Allah mengenai
keunggulan ilmu.

3) Berpikir kritis terbentuk melalui dialog dan musyawarah untuk mencapai keputusan yang matang dan
bijak.

4) Etimologi berpikir berasal dari kata Arab "Kill," yang berarti kekuatan yang menembus obyek,
menghasilkan pengetahuan.

5) Al-Qur'an menekankan penggunaan akal dan rasio dalam mencari pengetahuan.

6) Pentingnya menjaga akal dari faktor internal maupun eksternal untuk memastikan kemampuan
berpikir yang baik.

Ok, Topik pertama udah selesai.

Sekarang topik kedua yaitu "Semangat Mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi"

B. Semangat Mencintai Iptek

1. Kita dengarkan firman Allah mengenai "Ilmu dan Amal" di Al-Qur'an Surah al-Hajj Ayat 54 :
‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫َأ‬ ‫ُأ ۟ا‬
‫َو ِلَي ْع َلَم ٱَّلِذيَن وُتو ٱْلِع ْلَم َّنُه ٱْلَح ُّق ِمن َّر ِّب َك َفُيْؤ ِم ُنو ِبِهۦ َف ُتْخ ِبَت َلُهۥ ُقُلوُبُهْم ۗ َو ِإَّن ٱَهَّلل َلَهاِد ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ِإَلٰى ِص َٰر ٍط ُّمْس َت ِقيٍم‬
Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa tukhbita lahụ
qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm

"dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Alquran) itu benar dari Tuhanmu lalu
mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-
orang yang beriman kepada jalan yang lurus."

A. Ilmu dan Amal:

Dari yang kita baca, bahwa ilmu itu yang pertama, setelah itu baru amal. Ilmu yang benar menghasilkan
keselamatan, sedangkan ilmu yang salah dapat menyebabkan kegagalan. Ilmu harus didasari oleh iman,
dan ilmu yang baik melahirkan ketundukan hati dan kepasrahan. Berpikir positif sejalan dengan beriman
dan beramal.

Meskipun Ilmu di utamakan, Ilmu itu harus dipandu oleh iman, agar jika terjadi keraguan dan
kebimbangan, segera kembali kepada sistem keimanan.

ilmu tanpa iman mungkin menjadi rentan terhadap pengaruh luar yang bisa meragukan keyakinan dan
memicu keraguan. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan iman dengan ilmu yang baik agar
tujuan jelas, bisa dipertahankan, dan berkembang secara baik.

Contoh Ilmu tanpa iman

-) Penggunaan Teknologi Tanpa Pertimbangan Etika.

Seseorang yang mengembangkan teknologi canggih, tetapi tanpa etika atau nilai moral yang kuat,
teknologi tersebut dapat disalahgunakan atau berdampak negatif pada kehidupan.

Seperti Senjata Nuklir, Ai, Robot, dll.

Al-Qur'an Surah al- Kahfi : ayat 103 dan 104


‫ُقْل َه ْل ُنَن ِّب ُئُك ْم ِباَاْلْخ َس ِر ْيَن َاْع َم ااًل‬

qul hal nunabbi`ukum bil-akhsarīna a'mālā

"Katakanlah, Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi
perbuatannya?"

‫َاَّلِذْيَن َض َّل َسْع ُيُهْم ِفى اْل َح ٰي وِة الُّد ْن َي ا َو ُه ْم َيْح َسُبْو َن َاَّن ُهْم ُيْح ِس ُنْو َن ُص ْن ًع ا‬

allażīna ḍalla sa'yuhum fil-ḥayātid-dun-yā wa hum yaḥsabụna annahum yuḥsinụna ṣun'ā

"iyalah orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah
berbuat sebaik-baiknya."

Sebaliknya jika Iman tanpa ilmu dapat mengakibatkan pemahaman yang dangkal, prasangka yang buruk,
dan ketidakmampuan untuk mengatasi keraguan atau tantangan terhadap keyakinan tersebut.

Contoh Iman Tanpa Ilmu

1) Fanatisme Keagamaan yang Tidak Didasarkan pada Pengetahuan


Seseorang yang memiliki keyakinan agama yang kuat tetapi kurang pengetahuan tentang ajaran
sebenarnya dapat terjebak dalam fanatisme dan bahkan tindakan radikal yang tidak sesuai dengan
ajaran agama tersebut.

2) Pengabaian Sains Medis Berdasarkan Keyakinan Agama

Menolak pengobatan medis berdasarkan keyakinan agama tanpa memahami manfaat ilmu medis dapat
mengakibatkan penolakan terhadap perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Al-Qur'an Surah Fathir : ayat 8

‫َأَف َمن ُز ِّيَن َلُهۥ ُس ٓو ُء َعَمِلِهۦ َف َر َء اُه َح َس ًن اۖ َف ِإَّن ٱَهَّلل ُيِض ُّل َمن َي َش ٓاُء َو َيْهِدى َمن َي َش ٓاُءۖ َفاَل َت ْذ َهْب َن ْف ُس َك َع َلْي ِهْم َح َس َٰر ٍتۚ ِإَّن ٱَهَّلل َعِليٌۢم ِبَما َيْص َن ُعوَن‬

A fa man zuyyina lahụ sū`u 'amalihī fa ra`āhu ḥasanā, fa innallāha yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may
yasyā`u fa lā taż-hab nafsuka 'alaihim ḥasarāt, innallāha 'alīmum bimā yaṣna'ụn

"Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik
perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka janganlah engkau biarkan dirimu binasa karena kesedihan
terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."

Penting untuk menjaga keseimbangan antara iman dan ilmu, serta menggunakan pengetahuan dan
keyakinan dengan bijaksana untuk mendukung kebaikan dan kesejahteraan umat manusia.

Maka dari itu, kita selalu membaca doa :


“Ya Allah tunjukkan kami bahwa yang benar itu benar, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya, dan
tunjukkan (juga) bahwa yang batil itu memang batil, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya"

Doa ini mebimbing kita untuk mendapatkan ilmu, lalu memohon kekuatan untuk mengamalkannya.
Karena perbuatan tanpa dibekali ilmu, hakikatnya merusak, bukan memperbaiki.

…Baik kita balik lagi ke topik mengenai "Semangat Mencintai Iptek"

Sabda Rasulullah untuk "Semangat Mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi"


“Sesungguhnya, Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya dari dada manusia, tetapi dengan
mewafatkan ulama, sehingga setelah tidak ada seorang pun ulama, mereka manusia mengangkat
orang-orang bodoh menjadi pemimpin.

Mereka ditanya, tetapi mereka pemimpin-pemimpin yang bodoh itu memberikan petunjuk tanpa ilmu,
kemudian tersesatlah mereka, dan menyesatkan orang lain pula."

-) Penjelasan Sabda Rasulullah:

Sabda ini menceritakan pernyataan Nabi Muhammad tentang bahwa Allah tidak mencabut ilmu dengan
menghilangkannya dari hati manusia, melainkan melalui perjalanan waktu dan peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan penurunan ilmu di kalangan masyarakat.

Jadi Setelah wafatnya ulama, mungkin terjadi situasi di mana orang-orang yang tidak memiliki
pengetahuan yang memadai tentang agama Islam menjadi pemimpin. Mereka kurang mampu
memberikan petunjuk yang benar. Sehingga mengakibatkan kekeliruan dan memberikan kesesatan
kepada orang-orang.

Dan terjadilah penyimpangan, peperangan, dan saling menghina umat manusia. Maka dari itu kita harus
mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperlajarinya agar dunia ini tidak direbut oleh
orang-orang bodoh yang tidak memiliki Allah Subhanahu wa ta'ala.

-) Penjelasan Lebih Luas materi "Mencintai Iptek":

1) Sabda ini menekankan pentingnya ulama dan ilmu dalam masyarakat. Ulama adalah mereka yang
memiliki ilmu dan keahlian, dan hilangnya ulama berdampak pada penurunan kualitas pemimpin dan
petunjuk dalam masyarakat.

2) Ulama membutuhkan dedikasi dan pengorbanan besar untuk mencapai ilmu. Maka dari itu Kisah para
ulama menjadi inspirasi bagi generasi baru/berikutnya.

3) Kehilangan ulama mempengaruhi masyarakat dengan munculnya pemimpin yang bodoh dan tidak
berilmu agama, yang akhirnya menyebabkan kesesatan dalam masyarakat.

4) Memilih guru dan sumber pengetahuan yang tepat sangat penting untuk menghindari kesesatan.

5) Sabda ini memperingati tentang pemimpin yang meyakinkan tetapi sesungguhnya berbahaya.

Al-Qur'an Surah Al-'Alaq ayat 1-5 :

)٥( ‫) َع َّلَم اِاْلْن َس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٤( ‫) اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْل َقَلِۙم‬٣( ‫) ِاْق َر ْأ َو َر ُّب َك اَاْلْك َر ُۙم‬٢( ‫) َخ َلَق اِاْلْن َس اَن ِمْن َع َلٍۚق‬١( ‫ِاْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬
"Iqra' bismi rabbika allathee kholaq (1) Kholaqo al-insaana min 'alaq (2) Iqra' wa rabbuka al-akramu (3)
Allathee 'allama billaqolami (4) 'Allama al-insaana maa lam ya'lam (5)"

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (4) Yang mengajar (manusia)
dengan pena. (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Surat Iqra' (al-'Alaq) mengajak manusia untuk membaca, mempelajari, meneliti, dan mengeksplorasi
segala yang diciptakan Allah.

Membaca, menulis, dan berilmu berhubungan dengan qalam (pena) sebagai alat untuk menuliskan ilmu
dan berkomunikasi. Manusia dianugerahi pengetahuan dan keutamaan melalui qalam. Tanpa qalam,
ilmu pengetahuan dan sejarah tidak akan terjaga. Tanpa ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui
qalam, peradaban dan ajaran agama akan hilang.

Alhamdulillah selesailah Topik yang berjudul “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai
Iptek” berdasarkan buku paket PAI SMA/SMK Kelas XI. Terimakasih telah menonton, membaca,
mendengar, dan melamun, menidurkan diri, mengobrol sendiri, mengscroll media sosial di jam
pembalajaran.

Sebelum penutupan, kami membuka sesi tanya jawab. Silahkan yang mau tanya, dan jika tidak ada yang
bertanya sesuai materi yang kami sampaikan. kami mau ngecek sedalam apa diantara kalian
mendengarkan materi ini? Gima pilih mana?

Ok, kalau mau sesi tanya jawab, silahkan Siapa yang mau bertanya pertama, berdiri dan kasih nama dan
nomor.

Baik kami tutup sesi tanya jawab dengan salam penutup dari kami. Sekian dari kami

S : Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai