Anda di halaman 1dari 6

Menghidupkan hati nurani dengan berpikir kritis

A. perintah berpikir kritis


Berpikir kritis di defenisikan beragam oleh para pakar . menurut mertes , berpikir kritis
adalah ‘’ sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu
keyakinan dan tindakan .’’

Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kirtis

terhadap -ayat Allah Swt . (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber,
i

menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindak lanjuti dengansikap dan tindakan
positif.

Perintah untuk berpikir kritis terdapat dalam surah ali -imran ayat 190- 191

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬


١٩٠ ﴿ ‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ْ ‫ِإ َّن فِي‬
ِ ‫خَل‬
(inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii al-
albaabi)

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض َربَّنَا َما‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ْ ‫الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي‬
ِ ‫خَل‬
١٩١ ﴿ ‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬
َ ‫اطاًل ُسب َْحانَكَ فَقِنَا َع َذ‬ ِ َ‫خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا ب‬
(alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii
khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa
'adzaaba alnnaari)

Artinya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa
mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-
sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.
q. S. Ali 'Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang-orang yang berakal dalam ayat
yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan
sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia
selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap
waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang
menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua
ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha
Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.

AsbabunNuzul

Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191 yaitu diawali oleh kedatangan orang –
orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti
kebenaran yang dibawa nabi Musa dan bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun
menjawab bahwa tangan dan tongkat nabi Musa mampu bersinar putih, sedangkan
nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta mampu menghidupkan orang yang sudah
mati.

Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah S.A.W seraya berkata “ Mintalah dari
Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “ lantas Rasulullah berdoa dan turunlah surah Ali –
Imran ayat 190 – 191, mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang
menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta peredarannya, laut,
gununggunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.

Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S. Ali-
Imran/3: 190-191
Mustaji mendefinisikan bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Orang
yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat.
Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita
di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita harus ada pertimbangan akal sehat.

Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.

: ‫ال‬َ َ‫ ق‬، - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن النَّب ّي‬، - ‫ رضي هللا عنه‬- ‫عن أبي يعلى شداد بن أوس‬
.ِ‫اج ُز َم ْن أ ْتبَ َع نَ ْف َسهُ هَواهَا َوتَمنَّى َعلَى هللا‬ ِ ‫ َو َع ِم َل لِ َما بع َد ال َمو‬، ُ‫ال َكيِّسُ َم ْن دَانَ نَ ْف َسه‬
ِ ‫ وال َع‬، ‫ت‬
‫[رواه الترمذي‬
Artinya :

Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah
orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati.
Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada
Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah
orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi
yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan
seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat.

Rasulullah saw. bersabda:

َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُو َل هللا‬


:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ ِ ‫َوع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ أو‬،ً‫ َأوْ َم َرضا ً ُمف ِسدا‬،ً‫ َأو ِغنَ ًى ُمط ِغيا‬،ً‫ هَل تَ ْنت َِظرُونَ ِإالَّ فَ ْقراً ُم ْن ِسيا‬،ً‫بَا ِدرُوا بِاَأل ْع َما ِل َسبْعا‬
‫ َأوْ السَّا َعةَ َوالسَّا َعةُ َأ ْدهَى وَأ َمرُّ ؟‬،ُ‫ب يُ ْنتَظَر‬ َ ‫ ََأوْ ال َّدج‬،ً‫ َأو َموتا ً ُمجْ ِهزا‬،ً‫هَ َرما ً ُمفَنِّدا‬
ٍ ‫ فَ َشرُّ غَاِئ‬،‫َّال‬
‫ْث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ َح ِدي‬:‫ َر َواهُ التُّرْ ُم ِذي َوقَا َل‬.
Artinya:

Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah kalian beramal
sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau
kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau
kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah
kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?”
(HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis hasan).

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-
nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam peristiwa yang buruk untuk
menyadarkan kita semua.

1. Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena sibuk
mencari penghidupan (harta). 
2. Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap semua kekayaan
itu karena kehebatan kita.
3. Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan cacat. 
Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat. 
4. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi fitnah
bagi manusia. 
5. Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah
mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian
akhirat),
Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut ;
1) Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
2) Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
3) Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam mengembangkan IPTEK.
4) Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).
5) Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam.
6) Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada
di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.
7) Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
8) Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9) Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat dengan
meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan kemaksiatan.
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir
kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.
1. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.
2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur±n secara lebih mendalam bersama para
pakar di bidang masing-masing.
4. Menjadikan ayat-ayat al-Quran sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-penelitian
ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.
5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan
IPTEK.
6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9. Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak
lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai
perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.
10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena alam
yang terjadi.
A.Kesimpulan
Beriman kepada Allah SWT. akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa,
sebabyang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya danAllah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yangMaha Pengasih
dan Maha Penyayang.Olehkarena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurutkita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahirsikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengankemampuan untuk mencari takdir yang
terbaik dari Allah.
i

Anda mungkin juga menyukai