1
Ma’rifatullah
Ma’rifatullah
M. Indra Kurniawan
Penyunting:
Miarti
Lay Out:
Diterbitkan oleh:
2
Ushulul Islam
Daftar Isi
1. Ahammiyyatu Ma’rifatillah 5
3. Al-Mawani’ Fi Ma’rifatillah 18
5. Tauhidullah 36
6. Tauhidul Ibadah 44
7. Anwau Syirki 47
8. Khuthuratus Syirki 79
3
Ma’rifatullah
4
Ushulul Islam
Ahammiyyatu Ma’rifatillah
(Urgensi Mengenal Allah Ta’ala)
5
Ma’rifatullah
1
Dikutip dari: https://muslim.or.id/18822-urgensi-mengenal-allah.html
6
Ushulul Islam
2
Dikutip dari: Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an, Ustadz Abu Yahya Marwan
bin Musa
7
Ma’rifatullah
8
Ushulul Islam
3. Al-Huriyyah (kemerdekaan)
ّ ّ ّ ّ ّ ّ ّْ ّ ُ ْ ه ّّ ُّ ُ ّّ ّْ ّ ّّ ّ ه
يك ل ُهقل َإن صَل َتي ونس َكي ومحياي ومما َتي َ َّلِل ر َب العال َمين ْل ش َر
ّ ّوب ّذ َل ّك ُا َم ْر ُت ّو َا ّنا َا هو ُل ْال ُم ْس َل َم
ين َ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. iada sekutu
bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)". (QS. Al-An’am, 6: 162-163)
4. Al-Barakat (keberkahan)
9
Ma’rifatullah
10
Ushulul Islam
11
Ma’rifatullah
12
Ushulul Islam
13
Ma’rifatullah
Oleh karena itulah Allah mengutus para nabi dan rasul kepada
manusia untuk membimbing mereka menuju fitrahnya, yakni
fitrah beragama tauhid. Para nabi dan rasul memperkenalkan
Allah Rabbul ‘Alamin kepada mereka sebagai satu-satunya dzat
yang berhak disembah dan ditaati.
14
Ushulul Islam
Metode Islam
17
Ma’rifatullah
Mawani’u Ma’rifatillah
(Penghalang dalam Mengenal Allah)
Maradhus Syahwat
18
Ushulul Islam
“..dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka itulah
orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr, 59: 19)
19
Ma’rifatullah
3
Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid VIII Hal. 558
4
lihat: Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid VII hal. 597
20
Ushulul Islam
5
Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid I hal. 45
21
Ma’rifatullah
6
Tafsir al-Qurthubi : 19/170
22
Ushulul Islam
al-Bashri: “Dosa yang menumpuk atas dosa yang lain, sehingga hati
menjadi mati“.7
Maradhu as-syubhah
7
Tafsir al- Baghawi, Ma’alim at- Tanzil: 8/365
23
Ma’rifatullah
ّ ه
ون َف ّيها ّر هب ّنا َا ْخ َر ْج ّنا ّن ْع ّم ْل ّصا َل ًحا ّغ ْي ّر ال َذي ُك هنا ّن ْع ّم ُل َا ّول ْم ُن ّع َم ْر ُك ْم ّما
ّ ّو ُه ْم ّي ْص ّطر ُخ
َ
ّ ْ ّ ه ّ ّ ُ ُ ّ ُ ه ُ ُ
ّي ّتذكر َف َيه من تذكر وجاءكم الن َذير فذوقوا فما َللظا َل َمين َمن ن َص ٍير
ّ ّ ّ ّ ه ّ ّ ْ ّ ُ ه ّ
24
Ushulul Islam
25
Ma’rifatullah
Wallahu A’lam.
26
Ushulul Islam
27
Ma’rifatullah
Perahu Nabi Nuh beserta peristiwa banjir besar yang terjadi pada
masanya,
28
Ushulul Islam
ْ اص ّنع ْال ُف ْل ّك َب َا ْع ُي َن ّنا ّو ّو ْح َي ّنا ّف َإ ّذا ّج ّاء َا ْم ُرّنا ّو ّف ّار هالت ُّن ُور ّف
اس ُل ْك َف ّيها ْ ّف َا ْو ّح ْي ّنا َإ ّل ْي َه َان
َ
َ
َّم ْن ُكل ّز ْو ّج ْين ْاث ّن ْين ّو َا ْه ّل ّك َإ هْل ّم ْن ّس ّب ّق ّع ّل ْي َه ْال ّق ْو ُل َم ْن ُه ْم ّو ّْل ُت ّخ َاط ْب َني َفي هال َذين
َ َ ٍ
ّّظ ّل ُموا َإ هن ُه ْم ُم ْغ ّر ُقون
29
Ma’rifatullah
ُ ّ ُْ َ َ ُ ُ ْ ّْ َ ّ ّ ً
ين َ الط َ ّو ّر ُسوْل َإلى ّب َني َإ ْس ّرا َئيل ا َني قد َجئ ُتك ْم َبا ّي ٍة َم ْن ّر َبك ْم ا َني اخل ُق لك ْم َم ّن
ْ
ص ّو ُا ْح َي ي ال ّم ْو ّتى ّ ّللا ّو ُا ْب َر ُئ ْ َاْل ْك ّم ّه ّو ْ َاْل ْب ّر ْ ّ ُ ُ ّّ ُ َُّْ ّْ ّّْ ه
َ ون ط ْي ًرا َب َإذ َن ه كهيئ َة الطي َر فانفخ َف َيه فيك
ُ ُ ّ ً ّ ّ ُ ّ
ّ ون ّو ّما ت هد َخ ُر ْ ه
ّ ّللا ّو ُا ّنب ُئ ُك ْم ب ّما ّت ْا ُك ُل
ون َفي ُب ُيو َتك ْم َإ هن َفي ذ َل ّك ْل ّية لك ْم َإ ْن ك ْن ُت ْم َ َ َ َب َإذ َن
ّ ُم ْؤ َم َن
ين
“dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
‘Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu
tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari
tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi
seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang
buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku
menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
(QS. Ali Imran, 3: 49)
30
Ushulul Islam
“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan
dapat membuat(nya) -, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
(QS. Al-Baqarah, 2: 23 – 24)
Semua perkara luar biasa itu menjadi bukti bahwa Allah itu ada.
Karena tidak mungkin manusia dapat melakukan mukjizat seperti
itu tanpa adanya campur tangan Yang Maha Kuasa, Allah Ta’ala.
Ketiga, ad-dalilul aqli (dalil akal). Jika kita menggunakan akal kita
untuk memperhatikan berbagai fenomena di alam semesta ini,
akan sampailah kita pada suatu kesimpulan bahwa semua
fenomena yang ada itu membuktikan bahwa Allah Yang Maha
Kuasa itu ada. Beberapa fenomena yang menjadi bukti wujudullah
diantaranya adalah adanya fenomena khalaqa (penciptaan), sawwa
(penyempurnaan), qaddar (penentuan), dan hada (petunjuk);
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala berikut,
ه ه
ال َذي ّخ ّل ّق ّف ّس هوى ّوال َذي ّق هد ّر ّف ّه ّدى
“(Dialah Allah) yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-
Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi
petunjuk.” (QS. Al-A’la, 87: 2 – 3)
31
Ma’rifatullah
Penciptaan langit dan bumi adalah lebih berat dan sukar dibanding
dengan menciptakan manusia. Langit dan Bumi beserta segala
isinya tidak terhingga luas dan besamya, tidak terhitung jumlah
planet-planet yang ada di dalamnya, tidak terhitung jumlah
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang ada padanya, gunung-
gunung dan sungai-sungai yang mengalir dan tidak terhafal oleh
manusia hukum-hukum dan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengannya.
32
Ushulul Islam
ْ ْ ْ ْ
ّو ّف ْض ُل ال ّع ْر َش ّع ّلى،ض ّف َّل ٍة َ الس ْب ُع َفي ال ُك ْر َس َي َإ هْل ّك ّحل ّق ٍة ُمل ّق ٍاة َب َا ْر
الس ّم ّاو ُات ه
ّما ه
ْ ْ ْ ْ ْ ْ
ال ُك ْر َس َي ّك ّف ْض َل َتل ّك ال ّف َّل َة ّع ّلى َتل ّك ال ّحل ّق َة.
“Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti
cincin yang dilemparkan di padang sahara yang luas, dan keunggulan
‘Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang sahara yang luas itu atas
cincin tersebut.” (HR. Muhammad bin Abi Syaibah dalam Kitaabul
‘Arsy, dari Sahabat Abu Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu anhu .
Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-
Shahiihah (I/223 no. 109)
Alam semesta raya yang luas dan bumi kita yang maha kecil ini
ada, dan keberadaannya pasti ada penciptanya. Kepada mereka
yang ‘mengigau’ bahwa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya
atau tanpa Pencipta, Allah Ta’ala berfirman,
33
Ma’rifatullah
34
Ushulul Islam
ّ ّ ْ ّ ُ ْ ّ ٌ ّ ّ َّْ َْ ُ ّ
ون َال ًفا ُّالر ُس ُل َم ْن ّذ َل ّك ّثَل ُث َمائ ٍة ّو ّخ ْم ّس ّة ّع ّش ّر ّج ًّماَمائة ال ٍف واربعة و َعشر
ّ
غ َف ًيرا
“Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul.
Banyak sekali.” (HR. Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shahih
oleh al-Albani dalam al–Misykah).
Diantara para Nabi dan Rasul tersebut ada yang diberi shuhuf dan
kitab suci -Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an- yang semuanya
mengabarkan tentang Dzat Allah Ta’ala.
Seluruh dalil-dalil ini jika kita kaji dan kita dalami, akan
membimbing kita pada al-ma’rifatu bi ‘adzomatillah (pengetahuan
dan pengenalan pada keagunggan Allah Ta’ala) yang akan
mengokohkan sikap tauhidullahi wahdah (mengesakan Allah
semata).
Wallahu a’lam.
35
Ma’rifatullah
Tauhidullah
Allah Ta’ala adalah Tuhan kita. Tidak ada sesembahan selain Dia,
ّللا ّْل َإ ّل ّه َإ هْل َا ّنا ّف ْاع ُب ْد َني ّو َا َق َم ه
الص َّل ّة َل َذ ْك َري ُ َإ هن َني َا ّنا ه
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(QS. Thaha, 20: 14)
36
Ushulul Islam
Tauhidur Rububiyyah
ّ َ ُّ ّ ه ُ ْ ُ ُ ّ ه ُ ُ ه ّ ّ ّ ُ ْ ّ ه ّ ْ ّ ْ ُ ْ ّ ّ ه ُ ْ ّ ه ُ ّ ه
ون ال َذي ّج ّع ّل يا ايها الناس اعبدوا ربكم ال َذي خلقكم وال َذين َمن قب َلكم لعلكم تتق
ُ ّ ً ْ ْ َّ
َ الس ّم َاء ّم ًاء فاخ ّر ّج َب َه َم ّن هالث ّم ّر
ات َرزقا لك ْم الس ّم ّاء َب ّن ًاء ّو َا ْن ّز ّل َم ّن ه ّ ّل ُك ُم ْ َاْل ْر
ض َف ّر ًاشا ّو ه
ونّ ّف َّل ّت ْج ّع ُلوا َ ه َّلِل َا ْن ّد ًادا ّو َا ْن ُت ْم ّت ْع ّل ُم
37
Ma’rifatullah
“Keyakinan bahwa Allah ta’ala adalah Rabb seluruh langit dan bumi,
Pencipta siapa dan apa saja yang ada di dalamnya, Pemilik segala
38
Ushulul Islam
perintah dan urusan di alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kerajaan-Nya, tidak ada yang menolak ketetapan-Nya. Dialah satu-
satunya Pencipta segala sesuatu, pemberi rizki semua yang hidup,
Pengatur segala urusan dan perintah, Dialah satu-satunya yang
Merendahkan dan Meninggikan, Pemberi dan Penghambat, Yang
Menimpakan bahaya dan Yang Memberi manfaat, Yang Memuliakan
dan Menghinakan, Siapa saja dan apa saja selain Dia tidak memiliki
kemampuan memberi manfaat atau menimpakan bahaya, baik untuk diri
sendiri atau untuk orang lain, kecuali dengan izin dan kehendak-Nya.” 8
Tauhidul Mulkiyah
8
Lihat: Haqiqat at-Tauhid, Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, DR.
Yusuf Qaradhawi, Rabbani Press
39
Ma’rifatullah
اب ّو ُم ّه ْي َم ًنا ّع ّل ْي َه ّف ْاح ُك ْم ّ ْ ّّْ ّ ً ّ ْ ّ ّو َا ْن ّ ْزل ّنا إ ّل ْي ّك ْال َك ّت
َ اب َبالح َق ُم ّص َدقا َل ّما ب ْي ّن يدي َه َم ّن ال َك ت َ
ًّللا ّو ّْل ّت هتب ْع َا ْه ّو ّاء ُه ْم ّع هما ّج ّاء ّك م ّن ْال ّحق ل ُكل ّج ّع ْل ّنا م ْن ُك ْم ش ْر ّعة ُ ه ّّب ْي ّن ُه ْم ب ّما َا ْن ّزل
َ َ ٍ َ َ َ َ َ
ُ ّ ْ ّ ْ ُ ّ ّ ْ ُ ّ ُ ْ ّ ْ ّّ ً ّ ّ ً ّ ْ ّ ً ّّ ْ ّ ّ هُ ّ ّ ّ ّ ُ ْ ُه
و َمنهاجا ولو شاء ّللا لجعلكم امة و َاحدة ول َكن َليبلوكم َفي ما اتاكم فاست َبقوا
ّ ّللا ّم ْر َج ُع ُك ْم ّج َم ًيعا ّف ُي ّنب ُئ ُك ْم ب ّما ُك ْن ُت ْم َف َيه ّت ْخ ّت َل ُف ّ ّّْ ْ
ون َ َ َ ات َإلى ه َ الخير
40
Ushulul Islam
41
Ma’rifatullah
Tauhidul Uluhiyah
42
Ushulul Islam
Wallahu a’lam.
43
Ma’rifatullah
Tauhidul ‘Ibadah
44
Ushulul Islam
اّلِل ّف ّق َد
َ وت ّو ُي ْؤ َم ْن َب ه ُ ْ ّ ُْ ه ّ ّ ْ ّ
َ ْل َإك ّر ّاه َفي َالد َين ق ْد ت ّب هي ّن ُّالر ْش ُد َم ّن ال ّغ َي ف ّم ْن ّيك ف ْر َبالطاغ
ُ ْاس ّت ْم ّس ّك ب ْال ُع ْر ّو َة ْال ُو ْث ّقى ّْل ْان َف ّص ّام ّل ّها ّو ه
ّللا ّس َم ٌيع ّع َل ٌيم َ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2: 256).
45
Ma’rifatullah
Wallahu A’lam.
46
Ushulul Islam
Anwa’us Syirki
(Macam-macam Syirik)9
9
Pembahasan madah ini merujuk kepada buku Haqiqatut Tauhid, Yusuf Al-
Qaradhawi
47
Ma’rifatullah
Pintu Allah Ta’ala terbuka bagi siapa saja yang hendak masuk,
tidak ada pengawal dan penjaga.
48
Ushulul Islam
احمد.ّب ّلى ا هَن ُه ْم ّح هر ُم ْوا ّع ّل ْي َه ُم ْا ّلح َّل ّل ّو ّا ّح ُّلوا ْا ّلح ّر ّام ّف هات ّب ُع ْو ُه ْم؟ ّفذ َل ّك َع ّب ّاد ُت ُه ْم ا هَي ُاه ْم
الترمذى و ابن جرير
49
Ma’rifatullah
“Betul. Tetapi bukankah mereka orang-orang ‘alim dan para rahib itu
telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalkan
sesuatu yang haram, kemudian mereka (pengikutnya) mengikutinya?
Demikian itulah penyembahannya kepada mereka.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi dan Ibnu Jarir)
ّللا ّف ّق ْد ّك ّف ّر َا ْو َا ْش ّر ّك ّ
َ ّم ْن ّحل ّف َب ّغ ْي َر ه
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, sungguh ia telah
kafir atau syirik”. (HR. Tirmidzi)
50
Ushulul Islam
3. Ar-Ruqa (mantera/jampi).
51
Ma’rifatullah
4. As-Sihru (sihir)
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah disebutkan
bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
5. Al-Kahanah (pedukunan)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
52
Ushulul Islam
53
Ma’rifatullah
54
Ushulul Islam
55
Ma’rifatullah
56
Ushulul Islam
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan
setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari
hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal
kepada-Nya.” (HR. Abu Daud)
Demikianlah pembahasan ringkas tentang macam-macam syirik.
Wallahu a’lam.
57
Ma’rifatullah
Lampiran:
Masalah Tawassul
58
Ushulul Islam
yang lainnya. Sebab hal-hal ini memang telah disepakati oleh siapa
pun juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
Ta’ala.
Di sisi lain, ada pula yang mengira apa yang mereka lakukan
dengan meminta kepada makhluk, itulah tawassul. Mereka
59
Ma’rifatullah
60
Ushulul Islam
Dalilnya adalah kisah tiga orang yang terjebak di gua lalu mulut
gua tersebut tertutup batu besar. Untuk membukanya mereka
berda kepada Allah Ta’ala dengan ber-tawassul kepada Allah Ta’ala
melalui amal shalih yang pernah mereka lakukan masing-masing.
Kisah ini masyhur.
61
Ma’rifatullah
62
Ushulul Islam
63
Ma’rifatullah
64
Ushulul Islam
65
Ma’rifatullah
66
Ushulul Islam
67
Ma’rifatullah
68
Ushulul Islam
69
Ma’rifatullah
70
Ushulul Islam
71
Ma’rifatullah
72
Ushulul Islam
اقول ومن التوسل باْلنبياء ما اخرجه الترمذي وقال حسن صحيح غريب
والنسائي وابن ماجة وابن خزيمة في صحيحه والحاكم وقال صحيح على شرط
البخاري ومسلم من حديث عثمان بن حنيف رضي هللا عنه ان اعمى اتى النبي
صلى هللا عليه وسلم.....
“Aku katakan, bahwa diantara bentuk tawassul dengan para nabi
adalah apa yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, katanya hasan
shahih gharib, An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dalam
shahihnya, dan Al hakim, katanya shahih sesuai syarat Bukhari dan
Muslim, dari hadits ‘Utsman bin Hanif Radhiallahu ‘Anhu bahwa
seorang buta datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ....
dan seterusnya”
73
Ma’rifatullah
Jadi, jika kita lihat secara seksama, maka pihak yang pro atau
kontra ternyata menggunakan dalil yang sama, yakni hadits
orang buta dan hadits Al Abbas. Bagi pihak yang kontra, hadits
orang buta tersebut bukanlah bertawassul dengan Nabi
shallalalhu ‘alaihi wa sallam, tetapi Nabi-lah yang mendoakan
orang buta, bersama doa orang buta tersebut. Atau, sekali pun
disebut tawassul, bukanlah tawassul ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sudah wafat, tetapi ketika masih hidup.
فاجاز اْلمام احمد التوسل بالرسول صلى هللا عليه وسلم وحده فقط واجاز غيره
كاْلمام الشوكاني التوسل به وبغيره من اْلنبياء والصالحين
“Imam Ahmad membolehkan tawassul dengan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam saja. Ada pula yang membolehkan
dengan selainnya, seperti pendapat Imam Asy Syaukani, bahwa boleh
bertawassul dengan selain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik
dari kalangan para nabi dan orang shalih.” (Tawassul, Hal. 34)
74
Ushulul Islam
ثم يرجع إلى موقفه اْلول قبالة وجه رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ويتوسل به
في حق نفسه ويستشفع به إلى ربه سبحانه وتعالى
“Kemudian hendaknya kembali ke posisi semula, menghadapkan
wajah ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bertawassul
dengannya pada hak dirinya, dan meminta syafaat dengannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala...” (Majmu’ Syarh Al
Muhadzdzab, Juz. 8, Hal. 274, Darul Fikr)
75
Ma’rifatullah
Beliau berkata:
واما التوسل باْلنبياء والصالحين في حياتهم وبعد مماتهم؛ فهو جائز كما
قدمناه
“Ada pun bertawassul dengan para nabi dan orang-orang shalih, saat
mereka hidup dan setelah wafatnya, itu adalah boleh, sebagaimana
yang telah kami jelaskan dahulu.” (Al Kasyf Al Mubdi, Hal. 307)
Sebenarnya masih banyak para ulama yang sependapat dengan
mereka dari berbagai madzhab fiqih Ahlus Sunnah, namun
saya kira ini cukup mewakili.
76
Ushulul Islam
77
Ma’rifatullah
Alasan lain:
ّ ّللا َا ْم ّو ًاتا ّب ْل َا ْح ّي ٌاء َع ْن ّد ّربه ْم ُي ْر ّز ُق ُ ُ ّ ّ ّْ ه ه
ون ََ َ يل ه
َ وْل تح ّس ّبن ال َذين ق َتلوا َفي ّس َب
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan
mendapat rezki.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 169)
Jika para syuhada saja disebut “hidup”, dan tidak mati, maka
para nabi apalagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lebih layak untuk mengalaminya.
Wallahu A’lam
78
Ushulul Islam
اّلِل ّف ّق َد
َ وت ّو ُي ْؤ َم ْن َب ه ُ ْ ّ ُْ ه ّ ّ ْ ّ
َ ْل َإك ّر ّاه َفي َالد َين ق ْد ت ّب هي ّن ال ُّر ْش ُد َم ّن ال ّغ َي ف ّم ْن ّيك ف ْر َبالطاغ
ُ ْاس ّت ْم ّس ّك ب ْال ُع ْر ّو َة ْال ُو ْث ّقى ّْل ْان َف ّص ّام ّل ّها ّو ه
ّللا ّس َم ٌيع ّع َل ٌيم َ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2: 256).
Apakah yang dimaksud At-Thaghut itu?
79
Ma’rifatullah
َا هن ُه ُكل َذي ُط ْغ ّيان ّع ّلى هّللا ّف ُع َب ّد َم ْن ُدونه: الط ُاغوت الص ّواب م ْن ْال ّق ْول ع ْندي في ه
َ َ َ َ ّو ه
ْ ّ
َا ْو, ّو َإ ْن ّس ًانا ّك ّان ّذ َلك ال ّم ْع ُبود, ّو َإ هما َب ّط ّاع ٍة َم هم ْن ّع ّب ّد ُه ل ُه, هإما َب ّق ْه ٍر َم ْن ُه َل ّم ْن ّع ّب ّد ُه,
َا ْو ّكا َئ ًنا ّما ّك ّان َم ْن ّش ْيء, َا ْو ّص ّن ًما, َا ْو ّو ّث ًنا, ّش ْي ّط ًانا
“Dan yang benar menurutku tentang perkataan thaghut, bahwasannya ia
adalah segala sesuatu yang melampaui batas terhadap Allah, lalu
diibadahi selain dari-Nya, baik dengan adanya paksaan kepada orang
yang beribadah kepadanya, atau dengan ketaatan orang yang beribadah
kepadanya. Sesuatu yang diibadahi itu bisa berupa manusia, syaithan,
berhala, patung, atau yang lainnya” (Tafsir Ath-Thabary, 5/419).
وت ّف ّقا َت ُلوا ُ ه ّ ُ ّ ُ ّ ّ ّ ون َفي ّسبيل ه َ ّ ه ّ هال َذ ّين ا ّم ُنوا ُي ّقا َت ُل
َ ّللا وال َذين ك ف ُروا يقا َتلون َفي ّس َب
َ يل الطاغ َ َ
الش ْي ّط َان ّك ّان ّض َع ًيفا
الش ْي ّطان إ هن ّك ْي ّد ه
َ َ
َا ْو َل ّي ّاء ه
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang
yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan
syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
(QS : An-Nisaa, 4 : 76)
Az-Zamakhsyari menjelaskan ayat diatas sebagai berikut: “Allah
Ta’ala memberikan dorongan kepada kaum Mukminin dan
menyemangati mereka dengan memberikan kabar kepada mereka
bahwasanya mereka itu sedang berperang di jalan Allah, maka
80
Ushulul Islam
10
Namun kita tidak diperkenankan bertindak sembrono terhadap penguasa,
yakni dengan memberontak atau mengkafirkannya. Silahkan baca lampiran
fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkaitan dengan hal ini.
81
Ma’rifatullah
82
Ushulul Islam
83
Ma’rifatullah
Bahaya Syirik
11
Pembahasan mengenai pengertian thaghut ini kami kutip dari:
http://abul-jauzaa.blogspot.co.id/2011/10/salah-paham-tentang-
thaghut.html dan http://aburuqoyyah.blogspot.co.id/2012/01/makna-
thoghut-di-dalam-al-quran.html
84
Ushulul Islam
85
Ma’rifatullah
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya berkata, “Allah Ta’ala tidak akan
mengampuni dosa syirik yaitu ketika seorang hamba bertemu Allah dalam
keadaan berbuat syirik.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, terbitan Dar
Ibnul Jauzi, 3: 129).12
Maksud ayat ini kata Ibnul Jauzi yaitu Allah tidak akan
mengampuni pelaku syirik (musyrik) yang ia mati dalam
kesyirikan (Lihat: Zaadul Masir, 2: 103). Ini berarti jika sebelum
meninggal dunia ia sudah bertaubat dan menyesali kesyirikan yang
ia perbuat, maka ia selamat.
12
https://rumaysho.com/2980-dosa-syirik-tidak-diampuni.html
86
Ushulul Islam
87
Ma’rifatullah
88
Ushulul Islam
Wallahu a’lam.
89
Ma’rifatullah
Lampiran:
Jawab:
90
Ushulul Islam
91
Ma’rifatullah
13
Sumber: https://muslim.or.id/21243-fatwa-ulama-penguasa-yang-tidak-
berhukum-dengan-hukum-allah.html
92
Ushulul Islam
ْ ُ ّ ُ ْ ُ ُ َْْ ّ ُ ّ ُ ّ ُ ْ ُ َْْ ّ ّ ّ ُ ّ ه
يف ال ّخ َب ُيرْل تد َركه اْلبصار وهو يد َرك اْلبصار وهو الل َط
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-An’am, 6: 103)
93
Ma’rifatullah
94
Ushulul Islam
95
Ma’rifatullah
96
Ushulul Islam
14
Terdapat dua mazhab dalam memahami ayat dan hadits mengenai sifat-
sifat Allah. Penjelasan mengenai hal ini silahkan lihat di lampiran tulisan
berjudul: “Mendamaikan Salaf dan Khalaf, Mungkinkah?”
15
Dalil-dalil yang menunjukkan tentang tauhid rububiyyah, tauhid mulkiyah,
dan tauhid uluhiyyah silahkan lihat kembali di pembahasan Tauhidullah
sebelumnya
97
Ma’rifatullah
ّ ّ ّ ّ ّ ّ ّْ ّ ُ ْ ه ّّ ُّ ُ ّّ ّْ ّ ّّ ّ ه
يك ل ُه ّو َب ّذ َل ّك ُا َم ْر ُتقل َإن صَل َتي ونس َكي ومحياي ومما َتي َ َّلِل ر َب العال َمين ْل ش َر
ّ ّو َا ّنا َا هو ُل ْال ُم ْس َل َم
ين
”Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".” (QS. Al-An’am, 6:
162)
Menjadikan Allah Ta’ala sebagai Malikan Mutha’an (Raja yang
ditaati),
ْ ّ ّيا َا ُّي ّها هال َذ ّين ا ّم ُنوا َا َط ُيعوا ه
ّللا ّو َا َط ُيعوا هالر ُس ّول ّو ُاو َلي َاْل ْم َر َم ْن ُك ْم ّف َإ ْن ّت ّن ّاز ْع ُت ْم َفي
ْ ْ ّ ْ ّ ُ ُّ ُ ّ ه ّ ه ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ّ ه
اّلِل ّوال ّي ْو َم اْل َخ َر ّذ َل ّك ّخ ْي ٌر ّو َا ْح ّس ُنَ ول َإن كنتم تؤ َمنون َب َ ّللا والرس َ شيءٍ فردوه َإلى
ً ّْ
تا َويَل
“Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (An-Nisa, 4: 59).
Menjadikan Allah Ta’ala sebagai Ilahan Ma’budan (Tuhan Yang
disembah),
ّّّ ُ ُ ه ُّْ ُ هّ ُ ْ ّ ّ ُ ّ ُّّ ّ ُّ ُ ه
الصَل ّة ّو ُي ْؤ ُتوا هالز ّك ّاة ّو ّذ َل ّك وما ا َمروا َإْل َليعبدوا ّللا مخ َل َصين له َالدين حنفاء وي َقيموا
ْ
َد ُين ال ّق َي ّم َة
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah, 98: 5)
*****
98
Ushulul Islam
99
Ma’rifatullah
Lampiran:
Tentang Pembagian Tauhid
Ada beragam pandangan dan pendapat mengenai pembagian
tauhid. Sebagian kalangan membagi tauhid menjadi tiga, yaitu:
tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat. Sementara pihak lain
ada yang menganggap pembagian seperti itu adalah bid’ah.
Mereka yang setuju dengan pembagian tauhid menjadi tiga,
beralasan bahwa pembagian ini berdasarkan istiqra’ (penelitian
menyeluruh) para ulama terhadap dalil-dalil yang ada di dalam Al-
Quran dan As-Sunnah, sebagaimana ulama nahwu membagi
kalimat di dalam bahasa arab menjadi tiga: Isim, fi’il, dan huruf.
Menurut mereka pembagian tauhid seperti ini terkumpul dalam
firman Allah dalam Al Qur’an,
ّ ْ ات ّو ْ َاْل ْرض ّو ّما ّب ْي ّن ُه ّما ّف ْاع ُب ْد ُه ّو
اص ّط َب ْر َل َع ّب ّاد َت َه ّه ْل ّت ْع ّل ُم ل ُه ّس َمي ًا َ الس ّم ّاو
ّر ُّب ه
َ
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di
antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam
beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama
dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam: 65).
Perhatikan ayat di atas:
ْ ّ َْ
(1). Dalam firman-Nya (ض
َ واْلر َ الس ّم ّاو
ات ) ّر ُّب ه (Rabb [yang
menguasai] langit dan bumi) terdapat penetapan tauhid rububiyah.
ّ ّ
ْ ( )ف ْاع ُبد ُه ّوmaka sembahlah Dia
(2). Dalam firman-Nya (اصط َب ْر َل َع ّباد َت َه
ْ ّ
dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya) terdapat
penetapan tauhid uluhiyah.
100
Ushulul Islam
ّ
(3). Dan dalam firman-Nya (ّس َميا
ً ) ّه ْل ّت ْع ّل ُم ل ُه (Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia?) terdapat
penetapan tauhid asma’ wa shifat.
Sementara itu mereka yang menolaknya beralasan bahwa
pembagian seperti itu tidak pernah disebutkan dalam Al-Qur’an
maupun sunnah; tidak pernah disebutkan oleh Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Sebagian kalangan ada pula yang menambah pembagian tauhid
yang tiga tersebut dengan apa yang disebut tauhid mulkiyah atau
tauhid hakimiyah. Namun tambahan ini pun tidak disepakati.
Syaikh Nashirudin Al-Albani rahimahullah menganggap istilah
Tauhid Hakimiyah/Mulkiyah sebagai muhdats (istilah baru), dan
menganggap istilah itu berbau politik. Beliau berkata: “Al-
Hakimiyah adalah bagian dari Tauhid Uluhiyah. Mereka yang
mendengung-dengungkan kalimat yang ‘muhdats’ tadi di zaman ini
bukanlah untuk mengajari kaum muslimin tentang tauhid yang dibawa
oleh para nabi dan para rasul seluruhnya, melainkan hanyalah sebagai
senjata politik.”
Anggapan Syaikh Al-Albani tersebut dapat dipahami, karena
istilah tauhid hakimiyah sering didengung-dengungkan oleh
sebagian orang untuk tujuan perlawanan kepada pemerintah yang
belum menerapkan hukum/syariat Allah. Bahkan lebih jauh ada
pula yang melakukan takfir (pengkafiran) dengan berdalil kepada
tauhid mulkiyah ini.
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah
menegaskan: “Barangsiapa menganggap bahwa ada bagian keempat
dalam (pembagian) tauhid yang disebut ‘tauhid hakimiyah’, maka orang
tersebut dianggap ‘mubtadi’. Ini adalah pembagian yang diada-adakan
dan timbul dari seorang ‘jahil’ yang tidak paham tentang perkara aqidah
101
Ma’rifatullah
102
Ushulul Islam
103
Ma’rifatullah
104
Ushulul Islam
105
Ma’rifatullah
16
Lihat: Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, hal. 33-35
106
Ushulul Islam
Lampiran:
Mendamaikan Salaf dan Khalaf, Mungkinkah?
سالت ابا حنيفة عمن يقول ْل اعرف ربي في السماء او في اْلرض فقال قد ك فر ْلن
هللا تعالى يقول الرحمن على العرش استوى وعرشه فوق سمواته فقلت إنه يقول
اقول على العرش استوى ولكن قال ْل يدري العرش في السماء او في اْلرض قال إذا
انكر انه في السماء فقد ك فر رواها صاحب الفاروق بإسناد عن ابي بكر بن نصير بن
يحي ى عن الحكم
107
Ma’rifatullah
Dan, masih banyak perkataan seperti ini dari para ulama Islam.
Bagi pihak ini, sifat-sifat Allah SWT mesti di ta’wil atau juga
sebagian di tafwidh, itulah pemahaman Salaf yang sebenarnya.
Seperti istawa di atas 'arsy, mesti dipahami istawla (berkuasa) bukan
sedang duduk di atas ‘arsy, Allah di langit maknanya Allah itu
108
Ushulul Islam
فإن قصد حكاية ما جاء في, هللا في السماء: فإن قال,ويك فر باثبات المكان هلل تعالى
وإن اراد المكان ك فر,ظاهر اْلخبار ْل يك فر
"Dan kafir orang yang menetapkan tempat bagi Allah Ta'ala, kalau
ia berkata "Allah di langit" jika maksud ucapan tersebut adalah
hanya menceritakan zhahirnya khabar maka ia tidak kufur, tetapi
jika maksudnya adalah tempat bagi Allah maka ia kafir" (Al Bahr
Ar Raa'iq, 5 / 129)
واعلم ان ّالق ّرافي وغيره حكوا عن الشافعي ومالك واحمد وابي حنيفة رضي هللا عنهم
وهم حقيقون بذلك،القول بك فر القائلين بالجهة والتجسيم
“Ketahuilah bahwa Al Qarafi dan lainnya telah meriwayatkan dari
Al Imâm asy-Syafi’i, Al Imâm Malik, Al Imâm Ahmad dan Al
Imâm Abu Hanifah bahwa mereka semua sepakat mengatakan
bahwa seorang yang menetapkan arah bagi Allah dan mengatakan
bahwa Allah adalah benda maka orang tersebut telah menjadi
kafir. Mereka semua (para Imam madzhab) tersebut telah benar-
benar menyatakan demikian” (Al Minhâj Al Qawîm, Hal. 224)
109
Ma’rifatullah
ً
مشتمَل على إثبات المكان ً ادعاء
معينا ً فمن اظلم ممن كذب على هللا او ادعى
ً فيصير،والهيئة والجهة من مقابلة وثبوت مسافة وامثال تلك الحالة
كافرا ْل محالة
“Maka barangsiapa yang berbuat zhalim dengan melakukan
kedustaan kepada Allah dan mengaku dengan pengakuan-
pengakuan yang berisikan penetapan tempat bagi-Nya, atau
menetapkan bentuk, atau menetapkan arah; seperti arah depan
atau lainnnaya, atau menetapkan jarak, atau semisal ini semua,
maka orang tersebut secara pasti telah menjadi kafir” (Syarh Al Fiqh
Al Akbar, hal. 215)
Jalan Kompromis
110
Ushulul Islam
اتفق الفريقان على تنزيه هللا تبارك وتعالى عن المشابهة لخلقه: اوْل.
كل منهما يقطع بان المراد بالفاظ هذه النصوص في حق هللا تبارك وتعالى غير: ثانيا
وذلك مترتب على، ظواهرها التي وضعت لها هذه اْل لفاظ في حق المخلوقات
اتفاقهما على نفي التشبيه.
او، كل من الفريقين يعلم ان اْل لفاظ توضع للتعبير عما يجول في النفوس: ثالثا
وان اللغات مهما اتسعت، يقع تحت الحواس مما يتعلق باصحاب اللغة وواضعيها
111
Ma’rifatullah
وحقائق ما يتعلق بذات هللا تبارك وتعالى، ْل تحيط بما ليس ْلهلها بحقائ قه علم
، فاللغة اقصر من ان تواتينا باْل لفاظ التي تدل على هذه الحقائق، من هذا القبيل
فالتحكم في تحديد المعاني بهذه اْل لفاظ تغرير.
وانحصر الخَلف بينهما، وإذا تقرر هذا فقد اتفق السلف والخلف على اصل التاويل
في ان الخلف زادوا تحديد المعنى المراد حيثما الجاتهم ضرورة التنزيه إلى ذلك
وهو خَلف ْل يستحق ضجة وْل إعناتا، حفظا لعقائد العوام من شبهة التشبيه
Pertama. Kedua kelompok sepakat dalam mensucikan Allah SWT
dari bentuk penyerupaan dengan makhlukNya.
Jika sudah ditetapkan yang demikian ini, maka antara salaf dan
khalaf sepakat secara prinsip atas dasar-dasar ta’wil. Perbedaan
mereka adalah bahwa khalaf menambahkan pembatasan makna
yang dikandung dengan tetap menjaga kesucian Allah SWT
112
Ushulul Islam
وخَلصة هذا البحث ان السلف والخلف قد اتفقا على ان المراد غير الظاهر المتعارف
واتفقا كذلك على ان كل تاويل يصطدم، وهو تاويل في الجملة، بين الخلق
فانحصر الخَلف في تاويل اْل لفاظ بما يجوز في الشرع، باْلصول الشرعية غير جائز
واهم ما يجب ان تتوجه، وامر لجا إليه بعض السلف انفسهم، وهو هين كما ترى،
إليه همم المسلمين اْلن توحيد الصفوف
Kesimpulannya, ulama khalaf dan salaf sepakat bahwa kandungan
maksud itu bukan pada lahiriyahnya lafal yang telah dikenal oleh
makhluk, tapi ia adalah ta’wil yang masih global. Mereka juga
sepakat bahwa semua ta’wil yang bertentangan dengan syariat
adalah terlarang. Perbedaan hanyalah terjadi pada perbedaan lafal
yang masih dibenarkan oleh syara’, dan itu masalah ringan
sebagaimana engkau lihat, dan ini juga hal yang para salaf sering
menggunakannya. Yang terpenting untuk dilakukan bagi kaum
muslimin sekarang adalah penyatuan barisan, menghimpun kata
sedapat yang kita mampu lakukan. (Ibid, Hal. 331)
113
Ma’rifatullah
114
Ushulul Islam
Sikap menuduh yang lain bukan ahlus sunnah adalah sikap yang
paling sensitif terjadinya perpecahan umat Islam. Hendaknya
setiap muslim berhati-hati dalam masalah ini.
Wallahu A'lam
115
Ma’rifatullah
116
Ushulul Islam
ْ ْ ٌ ّ ُ ّ ْ ُ ّ ْ ّّ ً ّّ ْ ه ّ ُ ُ ْ ُ ه ّ ّ ّ َْْ ّّ ْ ّه
يك َفي ال ُمل َك ّو ّخ ّل ّقض ولم يت َخذ ولدا ولم يكن له ش َر َ ات واْلر
َ ال َذي له ملك السماو
ْ ّ ه ّ ّ ّ ه
كل ش ْيءٍ فقد ّر ُه تق َد ًيرا ُ
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan, 25: 2)
117
Ma’rifatullah
ّ
ض ّش ْي ًًئ ّوْل ْ َ ْ ّ َ الس ّم ّاو
ّللا ّما ّْل ّي ْم َل ُك ّل ُه ْم َر ْز ًقا َم ّن ه
َ ون ه ُ ْ ّ ُ ّّْ
َ ات واْلر َ ويع ُبدون َمن د
ّ ّي ْس ّت َط ُيع
ون
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan
tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73)
َ ون َ ه
ّللا ُ ّ ُ ْ ّ ّ َا ّْل إ هن َ ه َّلِل ّمن َفى اَ هلس ّٰم ّٰو َت ّو ّمن َفى اَ ْ َْل ْر ّ ّ ّ ه ُ َ ه
َ ض ۗ وما يت َبع ال َذين يدعون َمن د َ َ
ّون َإ هْل اَ هلظ هن ّو َإ ْن ُه ْم َإ هْل ّي ْخ ُر ُصون
ّ ُش ّر ّكا ّء ۚ َإن ّي هتب ُع
َ
“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan
semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu
selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak
mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-
duga.” (QS. Yunus, 10: 66)
118
Ushulul Islam
ّ اك ّع ّلى ّشر ّيع ٍة َم ّن ْ َاْل ْمر ّف هاتب ْع ّها ّو ّْل ّت هتب ْع َا ْه ّو ّاء هال َذ ّين ّْل ّي ْع ّل ُم
ون ّ ُث هم ّج ّع ْل ّن
َ َ َ َ
119
Ma’rifatullah
120
Ushulul Islam
121
Ma’rifatullah
122
Ushulul Islam
barat,’ lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah, 2: 258)
ّ ّو ّق ّال ّر ُّب ُك ُم ْاد ُعو َني َا ْس ّت َج ْب ّل ُك ْم َإ هن هال َذ ّين ّي ْس ّت ْكب ُر
ّ ون ّع ْن َع ّب ّاد َتي ّس ّي ْد ُخ ُل
ون ّج ّه هن ّم َ
ّد َاخ َر ّين
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu’min, 40: 60)
123
Ma’rifatullah
124
Ushulul Islam
Kata ‘nasta'iin (minta pertolongan)’ dalam ayat ini terambil dari kata
isti'aanah, artinya: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan
dengan tenaga sendiri.
Wallahu A’lam.
125
Ma’rifatullah
126
Ushulul Islam
127
Ma’rifatullah
dan wanita, karena awal petaka yang menimpa Bani Israil adalah dalam
hal wanita.” (HR. Muslim)
Kedua, al-mahabbatu as-syar’i (cinta yang sesuai syari’at). Yang
mendasarinya adalah al-iman (iman). Allah Ta’ala berfirman,
ّ ُق ْل إ ْن ّك ّان ا ّب ُاؤ ُك ْم ّو َا ْب ّن ُاؤ ُك ْم ّوإ ْخ ّو ُان ُك ْم ّو َا ْز ّو ُاج ُك ْم ّو ّع َش ّيرُت ُك ْم ّو َا ْم ّو ٌال ْاق ّت ّر ْف ُت ُم
وها َ َ
ه ُ ّ َ ّ ّ ّ ّ ّ ّ ّ ْ ّ ٌ
ّ ّ ُ
ّللا ورسو َل َه و َجه ٍاد َفي ّ ّ َ ّو َت ّجارة تخشون كسادها ومسا َكن ترضونها احب َإليكم َمن
ّ ْ ْ ه ّ ّ ْ ْ ُ ّ ّ ّ ّ ّ ْ ّ
ّ ّللا ْل ّي ْه َدي ْال ّق ْو ّم ْال ّف َاس َق ُ ّللا ب َا ْمر َه ّو ه ُّّ ه ُ ّ ه ّْ ه
ين َ َ ّس َبي َل َه فت ّربصوا حتى يا َت ّي
“Katakanlah: ‘Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-
Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
(QS. At-Taubah, 9: 24)
Ayat ini memberikan arahan syar’i bahwa cinta kepada Allah
Ta’ala wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di
atas, karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan
segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang
bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan.
Sebagian salaf mengungkapkan hal ini dengan ucapannya,
ْ ْ
ّو ّما َاط ّي ُب ّما َف ّيها؟: َق ّيل.ّم ّسا َك ْي ُن َا ْه َل ُّالد ْن ّيا ّخ ّر ُجوا َم ْن ّها ّو ّما ّذ ُاقوا َاط ّي ّب ّما َف ّيها
هللا ّو ّم ْع َر ّف ُت ُه ّو َذ ْك ُر ُه
َ ّم ّح هب ُة:ّق ّال
“Sesungguhnya orang-orang miskin dari ahli dunia adalah mereka yang
meninggalkan dunia, namun belum merasakan apa yang terlezat di
dunia.” Ditanya, “Kenikmatan apakah yang paling lezat di dunia?”
128
Ushulul Islam
17
As-Syariah Edisi 079, Jalan Meraih Manisnya Iman, Abu Ismail
Muhammad Rijal, Lc.
129
Ma’rifatullah
“Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya
iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) Ia
mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah, (3)
Ia membenci untuk kembali kepada kekafiran -setelah Allah
menyelamatkannya darinya- sebagaimana ia benci apabila dilempar ke
dalam api.” (Hadits Muttafaq ‘Alaihi)
Dengan al-mahabbatu as-syar’i ini perasaan jiwa yang muncul pada
diri seseorang bukan hanya hubbut tamalluk (kecintaan untuk
memiliki) sebagaimana dalam al-mahabbatu at-thabi’i; lebih mulia
dari itu perasaan yang muncul adalah: al-mawaddatu wal mahabbah
(kasih sayang dan cinta). Ada keakraban dan kehangatan,
keramahan dan persahabatan, keintiman dan kasih sayang yang
tulus; yang diikat oleh ikatan iman kepada Allah Ta’ala bukan
hanya sebatas ikatan kepentingan dunia.
Abdullah bin al-Abbas bin Abdil Muththalib berkata,
18
Ibid.
130
Ushulul Islam
Wallahu A’lam.
131
Ma’rifatullah
Lawaazimul Mahabbah
(Konsekuensi Cinta)
132
Ushulul Islam
133
Ma’rifatullah
Objek utama yang harus kita benci adalah syaithan. Allah Ta’ala
berfirman,
ّ َ ْ ُ ُ ّْ ّْ ه ه ّ ّ ُ ُ ّ ه ُ ُ ه
اب ه
الس َع َير َ َإن الش ْيط ّان لك ْم ّعد ٌّو فات َخذ ُوه ّعد ًّوا َإن ّما يد ُعو َحزب ُه َل ّيكونوا َمن ا ْصح
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala.” (QS. Fathir, 35: 6)
134
Ushulul Islam
Diantara hal yang dibenci Allah Ta’ala adalah ucapan buruk. Dia
berfirman,
ُ الس َوء َم ّن ْال ّق ْول َإ هْل ّم ْن ُظ َل ّم ّو ّك ّان ه
ّللا ّس َم ًيعا ّع َل ًيما ُّ ّللا ْال ّج ْه ّر َب
ُ ّْل ُي َح ُّب ه
َ
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa, 4: 148)
Allah Ta’ala juga membenci pasar-pasar yang di dalamnya banyak
dilakukan kemaksiatan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ْ ُ ّ َّْ ّ ُ ّ ّ ّ ّ ْ
ض ال َب َّل َد هللا مس َاجدها وابغ َ ه ّ ُ َا هن ّر ُس ْو ّل هللا ّص هلى
َ هللا ّعل ْي َه ّو ّسل ّم ّق ّال ا ّح ُّب ال َبَل َد َإلى َ
ّهللا َا ْس ّو ُاقها ّ
َ َإلى
“Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid-masjid, dan tempat yang
paling Allah benci adalah pasar-pasar.” (HR. Muslim)
135
Ma’rifatullah
hal negatif seperti ghibah, dan orang ke pasar untuk mencari rezki yang
halal.”
Mencintai siapa dan apa saja yang dicintai oleh Allah Ta’ala
merupakan wujud al-wala’, yakni loyalitas kepada-Nya. Sedangkan
membenci siapa dan apa saja yang dibenci Allah Ta’ala adalah
wujud al-bara’, yakni anti loyalitas kepada selain Allah Ta’ala.
136
Ushulul Islam
137
Ma’rifatullah
‘Alamatul Mahabbah
(Tanda-tanda Cinta)
Bagi ulul albab (orang-orang yang berpikir), tidak ada yang banyak
disebut dan diingatnya kecuali Allah Ta’ala,
138
Ushulul Islam
139
Ma’rifatullah
140
Ushulul Islam
19
Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Depag RI, Jilid I, Hal. 302.
141
Ma’rifatullah
bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah, 9: 111).
142
Ushulul Islam
Semoga ‘alamatul mahabbah kepada Allah Ta’ala ini ada pada diri
kita. Amin.
143
Ma’rifatullah
Maratibul Mahabbah
(Tingkatan Cinta)
144
Ushulul Islam
145
Ma’rifatullah
20
Dikutip dari: https://almanhaj.or.id/3220-wajibnya-mencintai-dan-
mengagungkan-nabi-muhammad-wajibnya-mentaati-dan-meneladani-
nabi.html
146
Ushulul Islam
147
Ma’rifatullah
Muslim, maka Allah akan menutupi aib orang itu pada hari kiamat.”
(Muttafaq 'alaih)
148
Ushulul Islam
Dalam poin ketiga dan keempat disebutkan kata ‘mu’min’ dan kata
‘muslim’. Apakah perbedaannya? Berikut penjelasannya secara
ringkas.
“Jika kita katakan bahwa Islam berarti menghamba diri kepada Allah
Ta'ala dengan menjalankan syari'at-Nya, maka dalam artian ini
termasuk pula pasrah atau tunduk kepada-Nya secara zhahir maupun
batin. Maka ia mencakup seluruh aspek; aqidah, amalan maupun
perkataan. Namun jika kata Islam itu disandingkan dengan Iman, maka
Islam berarti amal-amal perbuatan yang zhahir berupa ucapan-ucapan
lisan maupun perbuatan anggota badan. Sedangkan Iman adalah amalan
batiniah yang berupa aqidah dan amal-amalan hati. Perbedaan istilah ini
bisa kita lihat dalam firman Allah Ta'ala,
ْ ّ ُ ّ ّ ْ ّ
ّقال َت َاْل ْع ّر ُاب ا ّم هنا ُق ْل ل ْم ُت ْؤ َم ُنوا ّول َك ْن ُقولوا َا ْس ّل ْم ّنا ّول هما ّي ْد ُخ َل َاْل ّيم ُان َفي ُق ُلو َب ُك ْم
"Orang-orang Arab Badui itu berkata: 'Kami telah beriman'. Katakanlah
(kepada mereka): 'Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'kami telah
tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu". (Al-Hujurat,
49: 14)” (Dikutip dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di
susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud).21
21
Dikutip dari: https://almanhaj.or.id/270-islam-dan-iman-apa-
bedanya.html
149
Ma’rifatullah
komitmen aqidah dan amal ibadah yang lebih tinggi dibanding al-
muslim, haruslah lebih akrab dan hangat. Wallahu A’lam.
ون َفي ّش ْيءٍ َإ هْل ّز ّان ُه ّو ّْل ُي ْن ّز ُع َم ْن ّش ْيءٍ َإ هْل ّش ّان ُه
ُ َإ هن الر ْف ّق ّْل ّي ُك
َ
150
Ushulul Islam
151
Ma’rifatullah
Wallahu A’lam.
152
Ushulul Islam
Ma’iyyah ‘Ammah
153
Ma’rifatullah
154
Ushulul Islam
22
Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Depag RI, Jilid IX, hal. 439
155
Ma’rifatullah
Ma’iyyah Khashah
156
Ushulul Islam
Wallahu A’lam.
157
Ma’rifatullah
Al-Ihsan
Pengertian Al-Ihsan
Ihsan berasal dari kata ّح ُس ّن yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk masdarnya adalah ا َْح ّس ْان, yang artinya
kebaikan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal
ini.
َإ ْن َا ْح ّس ْن ُت ْم َا ْح ّس ْن ُت ْم ْل ْن ُف َس ُك ْم ّو َإ ْن َا ّس ْا ُت ْم ّف ّل ّها
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…”
(QS. Al-Isra’, 17: 7)
ّ َُّ ْ ْ ّّ َ ْ ّ ّ ه
ّللا َإل ْي ّك واح َسن كما احسن
“… Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat
baik terhadapmu…. “ (QS. Al-Qashash, 28: 77)
158
Ushulul Islam
Tumbuhnya Al-Ihsan
Muraqabatullah
“Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi adalah kepunyaan
Allah. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hati kamu atau
kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan menghitung dan
menyatakannya kepada kamu. Kemudian Ia mengampunkan bagi
sesiapa yang dikehendakiNya dan menyiksa sesiapa yang
dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya). Dan
(ingatlah), Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al-Baqarah,
2: 284).
159
Ma’rifatullah
Ihsanullah
Ihsanu niyyat (niat yang ihsan) akan melahirkan ihsanul ‘amal (amal
yang ihsan). Kriteria ihsanul ‘amal ada tiga: (1) ikhlashu niyyat (niat
160
Ushulul Islam
yang murni), (2) itqanul ‘amal (amal yang rapi), dan (3) jaudatul adaa
(penyelesaian yang baik).
َلة ّو ُي ْؤ ُتوا هالز ّك ّاة ّو ّذ َل ّك ين ّل ُه َالد ّين ُح ّن ّف ّاء ّو ُي َق ُيموا ه
ّ الص ّ ّو ّما ُا َم ُروا َإْل َل ّي ْع ُب ُدوا ه
ّ ّللا ُم ْخ َل َص
ْ
َد ُين ال ّق َي ّم َة
“Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah
Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh diatas
tauhid dan supaya mereka mendirikan shalat serta memberi zakat. Dan
demikian itulah agama yang benar.” (QS. Al-Bayyinah, 98: 5).
161
Ma’rifatullah
Hal ini sudah disebut dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 148 di
atas, juga disebutkan dalam firman-Nya,
162
Ushulul Islam
ّ
ّم ْن ّع َم ّل ّصا َل ًحا َم ْن ّذ ّك ٍر َا ْو ُا ْن ّثى ّو ُه ّو ُم ْؤ َم ٌن ّف ّل ُن ْح َي ّي هن ُه ّح ّي ًاة ّط َي ّب ًة ّول ّن ْج َز ّي هن ُه ْم َا ْج ّر ُه ْم
ّ ب َا ْح ّسن ّما ّك ُانوا ّي ْع ّم ُل
ون َ َ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl, 16: 97).
Wallahu A’lam.
163
Ma’rifatullah
Ilmu Allah Ta’ala amat luas, tidak terjangkau oleh akal pikiran
manusia yang sangat terbatas. Dia berfirman,
ُ ّو ّل ْو َا هن ّما َفي ْ َاْل ْرض َم ْن ّش ّج ّر ٍة َا ْق َّل ٌم ّو ْال ّب ْح ُر ّي ُم ُّد ُه َم ْن ّب ْع َد َه ّس ْب ّع ُة َا ْب ُحر ّما ّن َف ّد ْت ّك َل ّم
ات ٍ َ
ٌّللا ّعز ٌيز ّح َكيم ّ ّللا َإ هن ه َه
َ
164
Ushulul Islam
165
Ma’rifatullah
*****
166
Ushulul Islam
167
Ma’rifatullah
168
Ushulul Islam
Wallahu a’lam.
169
Ma’rifatullah
170