a) ‘Aqidah (ُقِ ْي َدةBBا ) َ ْل َعmenurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata
) ْل َعyang berarti ikatan, at-tautsiiqu( ْوثِي ُْق,, ) لتَّاyang berarti
al-‘aqdu ( ْق ُد,,ا
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (,إلحْ َكا ُم,, ) ْ ِاyang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (َّو ٍة,,,ر ْبطُ ِ قُب,,ا َّ ) لyang
berarti mengikat dengan kuat.[1]
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.
Dari ketiga definisi tersebut bisa kita pahami bahwa akhlak adalah watak atau sifat asli
dari seseorang. Watak asli ini tidak bisa dibuat-buat dan akan muncul dengan
spontan.
c) Ibadah, secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut Syara’ (terminology), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah
Azza Wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dhahir maupun yang bathil
AYAT-AYAT MUAMALAH
Dalam melakukan perniagaan, Allah SWT. Juga telah mengatur adab yang perlu
dipatuhi dalam perdagangan, dimana apabila telah datang waktunya untuk beribadah,
aktivitas perdagangan perlu ditinggalkan untuk beribadah kepada Allah SWT seperti
firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:
1). Q.S. Al-Jumu’ah: 11
۬ ۚ
)١١( ين ِ ِ۬ ًما قُ ۡل َما ِعن َد ٱهَّلل ِ َخ ۡي ٌر ِّم َن ٱللَّ ۡه ِو َو ِم َن ٱلتِّ َج ٰـ َر ِۚة َوٱهَّلل ُ َخ ۡي ُر ٱلر,ك قَٓا ِٕٕٮ
َ َِّٲزق َ َوإِ َذا َرأَ ۡو ْا تِ َج ٰـ َرةً أَ ۡولَ ۡه ًوا ٱنفَضُّ ٓو ْا إِلَ ۡيہَا َوتَ َر ُكو
Artinya “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhotbah).Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.” (Q.S. Al-Jumu’ah: 11).
2). Q.S. An-Nur: 37
ُون يَ ۡو ۬ ًما تَتَقَلَّبُ فِي ِه ۡٱلقُلُوب َّ يہمۡ تِ َج ٰـ َر ۬ةٌ َواَل بَ ۡي ٌع َعن ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ َوإِقَ ِام ٱل
َ ُصلَ ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ۙ ِة يَ َخاف ۡ ۬
ِ ِه,ِر َجا ٌل اَّل تُل
)٣٧( ص ٰـ ُر َ َوٱأۡل َ ۡب
Artinya “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,
dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di
hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Q.S. An-Nur: 37).
1. Nilai Amar Ma‟ruf Nahi Munkar : Amar ma‟ruf nahi munkar merupakan
ciri yang telah muncul dari sejak lahirnya organisasi Muhammadiyah
2. Nilai Tajdid : pembaharuan dalam pemahaman dan pengamalan ajaran
Islam ke arah keaslian dan kemurnian sesuai AlQur‟an dan As-Sunnah.
Pengertian ini diterapkan dalam hal muamalah duniawiyah.13
3. Nilai Ta‟awun : Surat Al-Maun merupakan tonggak awal Muhammadiyah
menjadi organisasi sosial
4. Nilai Ketaqwaan : Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi ajaran Islam
sesuai Al-Qur‟an dan Hadis. Wajib menjadi pelopor dalam meningkatkan
ketaqwaannya dengan menjalankan perintahnya dan menjahui larangannya.
TERIMA KASIH