Anda di halaman 1dari 13

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021/2022

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Nama : Hajar Istia Rahmi Azzahra


NIM :
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pembina : Prof. Dr. Tobroni, M.Si
Prodi/Smt : Pendidikan Agama Islam / I
Kelas : IA
Sifat : Daring

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SOAL-SOAL:
1. Jelaskan hakikat Filsafat dan filsafat pendidikan Islam dengan pendekatan bayani (teks)
dan burhani (rasio)?
Jawab:
Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada. Karena objek ilmu adalah yang ada dan yang
mungkin ada, secara realitas ilmu tersebut sesuatu yang sungguh ada di luar kesadaran
subjek yang mengenal atau berada di luar kesadaran manusia 1. Ringkas kata filsafat
adalah uasaha untuk mendapatkan kebijaksanaan atau usaha untuk sampai kepada
hikmah. Istilah “filsafat” berasal dari kata Yunani Filosofia gabungan dari kata ‘filein’
yang berarti cinta dan ‘sofia’ yang berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat ialah cinta kepada
kebijaksanaan. Asal mula penaamaan ini ialah pengetahuan manusia melalui indra itu
tentulah bukan pengetahuan sebenernya, pengetahuan yang seabenarnya ialah tahu
mencakup seluruh objek sampai ke akar-akarnya. Keingintahuan ini sudah dimiliki oleh
Yunani, hanya saja menurut mereka pengetahuanseperti itu hanya dimuliki oleh dewa,
manusia hanya tahu saja, sehingga orang yang ingin (cinta) akan pengetahuan sejati itu
disebut filosofia,orangnya disebut filosofos, pencinta kebijksanaan 2. Jadi filsafat ialah
berfikir kritis sistematis hingga ke akar-akarnya untuk mendapatkan hikmah sebuah ilmu
sehingga menjadi pengetahuan.
Pengetahuan adalah apa yang kita tahu, semakin bertambah umur manusia maka
semakin bertambah pula pengetahuannya. Pengetahuan dilihat dari segi motif diperoleh
1
I.R. Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan Pengantar ke Ilmu dan Filsafat, Bim Aksara, Jakarta, 1983.
2
Ibid.
dari dua cara yaitu pertama, pengetahua yangdiperoleh begitu saja tanpa niat, tanpa rasa
keingintahuan dan tanpa usaha ilmuyangdidapatkan seacra tidak sengaja dan ilmuyang
didapatkan secara sengaja. Contoh ilmu yang didapatkan; kedua, pengetahuan yang
didasari rasaingin tahu, diperoleh melalui usaha. Cara kedua inilah yang kan melahirkan
teori filsafat. Benaratau tidaknya teori filsaafat hanya ditentukan olehrasional atau
tidaknya argument/ hipotesis/oposisi/asumsi. Bila argument yang dipegang terbukti
rasional maka benar, jika tidak rasional maka salah. Dan kebenaran teori filsafat tidak
pernah dapat dibuktikan secara empiris. Dan objek yang ditelti oleh filsafat aialah objek
yang abastrak; paradigm yanag mendasari penelitiannya adalah paradigm rasional
(rational paradigm); metode penelitainnya diseabut metode rasional (rational method)3.
Karena pendidikan ialah masalah yang tidak pernah selesai, dan setiap masalah
adalah hal yang abstrak maka dalam pendidikan filsafat digunakan sebagai alat untuk
mendapatkan kebijaksanaan dalam tujuan pendidikan. Merumuskan tujuan pendidikan
sesuai dengan kondisi masa dan zaman namun tetap perpedopan pada pandangan Islam.
Karena pendidikan adalah masalah yang tidak pernah selesai sehingga dalam
pengelolaannya tidak boleh stagnan harus ada perkembangan setiap masanya. Dalam
pendidikan Islam dari tujuan pendidikan yang telah dirumuskan maka filsafat berfungsi
sebagai alat untuk menemukan hakikat pendidikan, dan alat sebagai pemecah maslah
yang dihadapinya sehingga selalu mendapat keputusan sesuai dengan kebijaksanaan.

2. Bagaimana pandangan Hidup Islami dan implikasinya bagi tujuan pendidikan Islam
dengan pendekatan bayani (teks) dan burhani (rasio)?
Jawab:
Hidup islami ialah nilai dan norma islami yang bersumber pada Al-Qur’an
sebagai pedoman dalam bertingkah laku manusia ketika menjalankan kehidupan sehari-
hari sehingga tercermin kepribadian islami baik dalam lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat, organisasi, berbangsa dan bernegara, sehingga terwujudnya insan kamil.
Implikasi pandangan hidup islami dalam tujuan pendidikan islam adalah kurikulum yang
diterapkan dalam pendidikan haruslah berpedoman pada Al-Qur’an disesuaikan dengan

3
Tafsir, Ahmad. Filsfat Pendidikan Islami. Rosda Karya. Bandung 2016.hal : 2-4.
tujuan pandangan hidup islami. Kurikulum yang diajarkan harus serat dengan nilai-nilai
Islami sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Jelaskan pandangan Islam tentang hakikat manusia dengan pendekatan bayani (teks),
burhani (rasio) dan irfani (spiritualitas) ?
Jawab:
a. Pendekatan Bayani:
Manusia adalah makhluk Allah. Ia dan alam semesta ada tidak dengan sendirinya,
tetapi Allah ada-kan.
)٤٠ : ‫( الروم‬.......... ‫هللا الذي خلقكم ثم رزقكم‬
Sehingga manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya, untuk itu Allah
memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya.
) ٥٦ :‫وما خلقت االجن وااالنس اال ليعبدون ( الذا ريات‬
Bagi manusia yang taat beribadah kepada Allah dengan pedoman yang telah diberikan
kepada utusan-Nya, maka manusia tersebut akan menjadi makhluk mulia, seperti yang
dijelaskan berikut
) ٤ ‫لقد خلقنا االنسان في احسن تقويم ( التين‬
Selain itu slam memandang manusia sebagai khalifah fil arld, sebagaimana firman
Allah berikut
) ٣٠ :‫ض َخ لِ َيف ةً ( البقرة‬ ِ ‫ك لِ ْل م اَل ِئ َك ِة ِإ يِّن ج‬
ِ ‫اع ٌل يِف اَأْل ْر‬ َ َ َ‫َو ِإ ْذ ق‬
َ َ ُّ‫ال َرب‬
)١٤ :‫ون (يونس‬
َ ُ‫ف َت ْع َم ل‬ ِ ِِ ِ ِ ‫اك م خ اَل ِئ ف يِف اَأْل ر‬
َ ‫ض م ْن َب ْع د ه ْم ل َن ْن ظُ َر َك ْي‬ ْ َ َ ْ ُ َ‫مُثَّ َج َع ْل ن‬
‫ات لِ يَ ْب لُ َو ُك ْم يِف َم ا‬
ٍ ‫ض د رج‬
َ َ َ ٍ ‫ض ُك ْم َف ْو َق َب ْع‬
‫ِئ‬ ِ
َ ‫َو ُه َو الَّ ذ ي َج َع لَ ُك ْم َخ اَل‬
ِ ‫ف اَأْل ْر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع َب ْع‬

)١٦٥ :‫اك ْم (اال نعام‬


ُ َ‫آت‬
Dengan demikian dalam penciptaan manusia Allah memfasilitasi manusia dengan
sarana yang sempurna sebagai alat untuk menjaga, mengelola Alam dengan baik dan
benar sesuai ajaran yang telah disampaikan oleh Rosul-Nya. Sebagaimana Allah
jelaskan

َ ‫ لَ َع لَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُر‬mۙ ‫ص َار َواَأْل فْ ِئ َد َة‬


.... )٧٨ ‫ون ( النحل‬ َ ْ‫الس ْم َع َواَأْل ب‬
َّ ‫َو َج َع َل لَ ُك ُم‬
Perintah menjalankan syari’at Islam dan tanggung jawab utuh yang diberikan tersebut
tidak berlaku hanya pada jiwa atau raga saja, tidak memandang pada individu saja,
akan tetapi Allah mewajibkan kepada seluruh golongan.

ْ ‫ ِإ َّن‬mۚ ‫اك ْم ُش عُ وبً ا َو َق بَ ا ِئ َل لِ َت َع َارفُ وا‬


‫َأك َر َم ُك ْم‬ ُ َ‫اك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوُأ ْن ثَ ٰى َو َج َع ْل ن‬
ُ َ‫اس ِإ نَّ ا َخ لَ ْق ن‬
ُ َّ‫يَ ا َأ يُّ َه ا الن‬
)١٣ :‫يم َخ بِ ريٌ (احل جرات‬ ِ ‫ِع ْن َد اللَّ ِه َأ ْت َق ُ ِإ‬
ٌ ‫ َّن اللَّ هَ َع ل‬mۚ ‫اك ْم‬
)٨٤ :‫َأه َد ٰى َس بِ ي اًل (اال سراء‬ ‫قُ ل ُك لٌّ ي ع م ل ع لَ ٰى َش اكِ لَ تِ ِه َف ربُّ ُك م ْ مِب‬
ْ ‫َأع لَ ُم َ ْن ُه َو‬ ْ َ َ ُ َ َْ ْ
)‫كلكم راع و كلكم مسؤل عن رعيته(رواه البخاري‬

ُ ِ‫َأه ل‬
)٦ : ‫ (التحرمي‬......‫يك ْم نَ ًارا‬ ْ ‫آم نُ وا قُ وا َأ ْن ُف َس ُك ْم َو‬
ِ َّ
َ ‫يَ ا َأ يُّ َه ا ال ذ‬
َ ‫ين‬
ِ ‫ و‬mۖ ‫الد ْن ي ا‬ ِ َ ‫ص يب‬ِ ‫ َواَل‬mۖ َ‫الد َار ا آْل ِخ َرة‬ ِ
ُ‫َأح َس َن اللَّ ه‬ ْ َ َ ُّ ‫ك م َن‬
ْ ‫َأح س ْن َك َم ا‬ َ َ‫س ن‬ َ ‫َت ْن‬ َّ ُ‫اك اللَّ ه‬
َ َ‫يم ا آت‬
َ ‫َو ْاب تَ ِغ ف‬
ِ ِ ُّ ِ‫اللَّ هَ اَل حُي‬ ‫ ِإ َّن‬mۖ ‫ض‬
)٧٧ :‫ين (القصص‬ َ ‫ب الْ ُم ْف س د‬ ِ ‫اد يِف اَأْل ْر‬ َ ‫ِإ لَ ْي‬
َ ‫ َواَل َت ْب ِغ الْ َف َس‬mۖ ‫ك‬
b. Pendekatan Burhani:
Manusia sebagai makhluk paedagogik yang dibekali dapat dididik dan mendidik
sehingga mampu menjadi khalifah fil ardl, pendukung, dan pengmbang kebudayaan.
Selain itu dilengkapi dengan fitrah Allah berupa akal pikiran sehingga dapat
memaksimalkan potensi yang ada kemudian terbentuk makhluk mulia.
c. Pendekatan Irfani:
Secara irfani manusia diciptakan atas dasar fitrah beribadah kepada Allah. Fitrahnya
akan mencari ketenangan saat dilanda kegundahan, akan menyebut yang Maha Kuasa
saat diposisi darurat. Dan akan kembali kepada penguasa jagat raya saat ia terpuruk tak
kuasa mengendalikan keadaan.

4. Bagaimana strategi merumuskan tujuan pendidikan Islam secara multidisipliner ?


Jawab:
Multidisiplin adalah cara pandang yang melibatkan minimal dua disiplin akademik untuk
menyelesaikan satu masalah tertentu secara bersama-sama dalam interkoneksi antara satu
ilmu dengan ilmu yang lainnya namun masing-masing bekerja berdasarakan disiplin dan
metodenya masing-masing4. Artinya dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam secara
multidisipliner melibatkan beberapa pendekatan seperti pendekatan historis atau sejarah,

4
Peraturan senatakademik institutteknologi bandung. Nomor: 14/SK/II-SA/OT/2018.
antropologi, dan sosiologi. Strategi yang bias dilakukan ialah terlebih ahulu
mendefinisikan dan mendeskripsikanpendidikan Islam dengan pendekatan kobinasi
pendekatan diakronis sejarah dengan sinkronis ilmu-ilmu social yaitu sosiologi dan
antropologi dngan memunculkan karakteristik-karakteristiknya dan juga tokoh-
tokohnya5.

5. Kemukakan sedikitnya tiga paradigma dan teori prndidikan yang paling popular saat ini,
berikan argumentasi berdasarkan bayani (teks) dan burhani (rasio)?
Jawab:
Paradigm dan teori Empirisme, paradigm dan teori Nativisme, paradigm dan teori
Konvergensi

6. Kemukakan hakikat ilmu pengetahuan dan kurikulum dalam pandangan filsafat


pendidikan Islam berdasarkan bayani (teks) dan burhani (rasio)?
Jawab:
a. Bayani:
‫س فِْي ِه ِع ْل ًما َس َّه َل‬ ِ ِ َ َ‫ من سل‬: ‫اهلل علَي ِه وسلَّم‬
ُ ‫ك طَريْقاًَي ْلتَم‬
ِ
َ ْ َ َ َ َ ْ َ ‫صلَّى‬
ِ ِ
َ ‫ قاَ َل َر ُس ْو ُل اهلل‬: ‫ َرض َي اهللُ َعْنهُ قاَ َل‬،َ‫َع ْن َأيِب ْ ُهَرْيَرة‬
) ‫اهللُ لَهُ بِِه طَ ِرْي ًقا ِإىَل اجْلَن َِّة ( ُرَواهُ ُم ْسلِ ٌم‬

‫ك اَل ِعْلم لَنَا ِإاَّل‬ ِ ِ ‫وعلَّم آدم اَأْلمْس اء ُكلَّها مُثَّ عرضهم علَى الْماَل ِئ َك ِة َف َق َال َأنْبِ ويِن بَِأمْس ِاء ه اَل ِء ِإ ْن ُكْنتم‬
َ َ َ‫ني قَالُوا ُسْب َحان‬
َ ‫صادق‬
َ ُْ ‫َ َ ُؤ‬ ‫ُئ‬ َ َ ْ ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ
)٣٢- ٣١ :‫يم (البقرة‬
ُ ‫يم احْلَك‬
ُ ‫ت الْ َعل‬ َ ‫َما َعلَّ ْمَتنَا ِإن‬
َ ْ‫َّك َأن‬
b. Burhani:
Hakikat ilmu pengetahuan, ilmu secara linguistik berasal dari kata
’alamah, yaitu tanda, petunjuk, atau indikasi yang dengannya sesuatu atau
seseorang dikenal; kognisi atau label; ciri-ciri; indikasi; tanda-tanda.dengan
demikian ma’lam jamak dari ma’alim berarti ”rambu-rambu jalan” atau ”sesuatu
dengannya seseorang membimbing dirinya atau sesuatu yang membimbing
seseorang”. Seiring denganitu. ’alam juga diartikan sebagai ”petunjuk jalan”.
Maka penggunaan istilah ayah jamak dari ayat dalam Al-Quran secara literaasi

5
ZA. Tabrani.Islamc StudiesDalaPendekatan Multidisipliner. JIP Vol.ii, no. 02,May 2014.
berarti ”tanda” merujuk kepada ayat-ayat Al-Quran dan fenomena alam. Karena
inilah, sejak dahulu umat islam menganggap ’ilm(ilmu pengetahuan) bearti Al-
Quran; syariat; sunnah; islam; iaman; ilm spiritual (ilm ladunniyy), hikmah, dan
ma’rifah, atau sering disebut dengan cahaya (nur); alam fikiran (fikrah), sains, dan
pendidikan yang kesemuanya menghimpun semua hakikat ilmu 6. Secara definisi
ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang terdiri dari beberapa unit makna yang telah
diketahui. Karena ilmu pengetahuan adalah apa yang telah Allah ajarkan kepada
Adam nama akan segala sesuatu da manusia telah mengakui dan bersaksi akan
ke-rububiyyah-an Allah maka pendidikan adalah pengenalan dan pengakuan yang
diajarkan secara progresif kepada manusia7.
Oleh karena itu ilmu pengetahan dalam Islam digolongkan menjadi dua
yaiatu ilmu pengetahuan fardu ain dan ilmu pengethuan fardu kifayah. Dimana
struktur pembagaian ini akan terbentuk kurikum dalam pendidikan Islam. Ilmu
faradu ain diwajibakan kepada setiapmuslim untuk mempelajarinya, yang termsuk
didalamnya Al-Quran, Sunnah, Syariat, Teologi, Metafisika Islam, Ilmu Bahasa.
Sedangkan dalam ilmu fardu kifayahtidak diwajibkan kepada setiap muslim untuk
memppelajarinya tetapi seluruh masyarakat muslim akan bertanggung jawab jika
tidak ada seorang pun dar masyarakat tersebut yang memoelajarainya, karena
maysarakat aan merasakan akikatnya. Adapun ilmu pengetahuan yang termasuk
pada fardu kifayah ialah ilmu kemanusiaan, ilmu terapan,ilmu kebudayaan, ilmu
teknologi dll 8
Di Indonesia, kegiatan pendidikan dan pengajaran merupakan tugas setiap
warga negara dan pemerintah harus berlandaskan filsafat dan pandangan hidup
bangasa dan harus dapat membina waraga negara yang berfilsafat dan
berpandanga hidup yang sama. Oleh karn itu landasan pendidiaknnya harus sesuai
dengan filsafat dan pandangan hidup.
Sebagai pengatur suatu agama yang taat maka seluruh aspek
kehidupannya harus disesuaikan dengan ajaran agamanya. Sehingga warga negara
yang setia pada bangsa dan taat pada agamanya harus dapat menyesuaikan filsafat

6
Al-Attas Naquib. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam, Mizan Media Utama, Bandung, 2003,hal:144.
7
Ibid,hal: 151
8
Ibid, hal: 282.
dan pandangan hidup pribadinya dengan ajaran agama serta filsafat dan
pandangan hidup bangsa nya. Bila ternyata ada ketidak sesuaian atau
pertentangan para mujtahid di bidang pendidikan harus berusaha mencari jalan
keluar ijtihad yang digariskan oleh agama dengan ketentuan bahwa ajaran agama
yang prinsip tidak boleh dilanggar atau ditinggalkan.
Filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila yang
digali dan diramu dari berbagai filsafat dan pandangan hidup yang terdapat dalam
kelompok-kelompok masyarakat yang bergabung dalam masyarakat besar bangsa
Indonesia. Adalah rumusan manusia hasil kombinasi dan godokan yang
diserasikan dari berbagai unsur tradisi dan kebudayaan daerah. Semua ajaran yang
terdapat dalam negara Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila
sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa dalam bernegara. Di sisi lain ajaran
Islam harus diamalkan oleh penganutnya dalam kehidupan bernegara dengan cara
yang tidak bertentangan dengan Pancasila.
Sejalan dengan itu maka pendidikan agama Islam sebagai suatu tugas dan
kewajiban pemerintah dalam mengemban aspirasi rakyat harus mencerminkan
dan menuju kearah tercapainya masyarakat Pancasila dengan warna agama
didikan, agama dan Pancasila harus dapat saling mengisi dan saling menunjang.
Pancasila harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kehidupan beragama,
termasuk pendidikan agama. Ini berarti bahwa pendidikan Islam selain
berlandaskan Alquran dan Sunnah juga berlandaskan ijtihad dalam menyesuaikan
kebutuhan bangsa yang selalu berubah dan berkembang. Dengan ijtihad itu
ditemukan persesuaian antara Pancasila dengan ajaran agama yang secara
bersamaan dijadikan landasan pendidikan, termasuk pendidikan agama.

7. Apa yang anda ketahui tentang aliran idealisme, perennialisme, progrsivisme,


fungsionalisme dalam filsafat pendidikan?
Jawab:
a. Aliran Idealisme:
Mengemukakan idealisme adalah Doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia
fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan Spirit
(ruh). Istilah ini diambil dari ” idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Secara
umum idealisme adalah suatu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa
hakikat segala sesuatu ada pada tataran ide. Pemikiran idealisme identik dengan Plato.
Plato lah yang sering dihubungkan dengan filsafat idealisme. Hakikat segala sesuatu
tidak terletak pada yang bersifat materi atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada dibalik
materi itu yakni ide. Walaupun idealisme selalu dihubungkan dengan Plato, lahirnya
idealisme sebagai aliran filsafat bukanlah pada zaman Plato masih hidup. Istilah
idealisme muncul sebagai aliran filsafat baru dipakai pada abad ke-19 Masehi, dan
sebagai kelanjutan dari pemikiran filsafat rasionalisme yang berkembang pada abad
ke-17 Masehi.
Aliran filsafat idealisme dalam pendidikan. Filsafat pendidikan idealisme dapat
ditinjau dari tiga cabang filsafat yaitu ontologi sebagai cabang yang merubah atas teori
umum mengenai suatu hal, epistemologi yang membahas tentang pengetahuan serta
aksiologi yang membahas tentang nilai. Ontologi dari filsafat pendidikan idealisme
menyatakan bahwa kenyataan dan kebenaran itu pada hakekatnya adalah ide-ide atau
hal-hal yang berkualitas spiritual. Oleh karena itu, Hal pertama yang perlu ditinjau
pada peserta didik adalah pemahaman sebagai makhluk spiritual dan mempunyai
kehidupan yang bersifat ontologis dan idealistik. Sehingga pendidikan bertujuan untuk
membimbing peserta didik menjadi makhluk yang berkepribadian, bermoral serta serta
mencita-citakan segala hal yang serba baik dan bertaraf tinggi.
Aspek epistemologi dari idealisme adalah hendaknya bersifat ideal dan spiritual
yang dapat menuntun kehidupan manusia pada kehidupan yang lebih mulia.
Sedangkan aspek aksiologi pada idealisme menempatkan nilai pada dataran yang
bersifat tetap dan idealistik. Artinya pendidik hendaknya tidak menjadikan peserta
didik terombang-ambing oleh sesuatu yang bersifat relatif atau temporer.
Jadi pandangan umum filsafat idealisme yang berangkat dari hal-hal yang bersifat
ideal dan spiritual. Hal yang bersifat ideal dapat menentukan pandangan dan
pemikiran Terhadap berbagai hal dalam pendidikan yaitu dari segi tujuan, materi,
pendidik, peserta didik, dan hakikat pendidikan secara keseluruhan.
b. Aliran Perennialisme:
Secara historis perenialisme lahir sebagai bentuk reaksi terhadap pendidikan
progresivisme. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme beranggapan keadaan dunia dewasa ini
penuh kekacauan tidak kepastian tidak teratur terutama dalam kehidupan moral
intelektual dan sosiokultural. Oleh karena itu usaha untuk mendamaikan kekacauan itu
semua dengan cara menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang
telah menjadi pandangan hidup yang Kukuh dan teruji.
c. Aliran Progsivisme:
Aliran ProgresivismeMenekankan pada kemajuan seorang individu belajar.
Belajar untuk menghadapi keadaan sosial pada masa depan sesuai kebutuhan dan
zamannya. Karena sifat realita adalah perubahan, tidak ada yang tetap di dunia ini,
semuanya berubah, sedangkan kebenaran dan nilai-nilai relatif tergantung pada waktu
dan tempat sedangkan pengetahuan adalah kunci kebijakan. Selain itu kebenaran Pada
masa ini belum tentu berlaku pada masa datang. Sehingga Menurut aliran
progresivisme peserta didik harus disiapkan sedemikian rupa dengan berbagai bekal
strategi pemecahan masalah kemungkinan mereka mengatasi tantangan-tantangan
yang terjadi di masa depan peserta didik diajarkan dapat digunakan untuk mencari
kebenaran relevan masa kini. Teori pembelajaran yang digunakan oleh para ahli
pendidik progresivisme ini ialah membebaskan peserta didik menentukan pengalaman
belajar udah tahu mereka. Guru di dalam kelas berfungsi sebagai fasilitator untuk
membantu para peserta didik mempelajari hal-hal yang dianggap penting bagi mereka.
Guru hanya menyampaikan kebenaran kebenaran yang diyakini, peserta didik
mengalami kehidupan keseharian sebanyak mungkin dengan bekerja secara kooperatif
dan kelompok dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka anggap penting
bukan yang dianggap penting oleh pendidik.
Aliran progresivisme didasari oleh filsafat naturalisme romantik, yang menjadi
dasar pendidikan progresivisme adalah pandangan tentang hakikat manusia. Manusia
dilahirkan dalam keadaan baik dan mengalami penurunan nilai kebaikan setelah
diasuh oleh pendidik, selain itu mereka berpendapat pendidikan bukan dari Tuhan
melainkan dari alam manusia dan lingkungan.
8. Apa yang anda ketahui tentang paradigma seperti: behaviorisme, konstruktivisme, dan
dalam pembelajaran.
Jawab:
a. Paradigma Behaviorisme:
Teori behavioristik tentang belajar dan pembelajaran memandang manusia
sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada di
lingkungannya. Pada dasarnya manusia dapat dimanipulasi, tingkah lakunya dapat
dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus-stimulus yang ada dalam lingkungannya.
Masalah belajar dalam pandangan behaviorisme secara umum memiliki beberapa teori
antara lain: Teori connectionism, classical conditioning, contiguous conditioning, serta
descriptive Behaviorisme9.
Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik
1. Thorndike: Dia berpendapat belajar akan terjadi pada diri anak jika anak
mempunyai ketertarikan terhadap masalah yang dihadapi. Siswa dalam konteks ini
dihadapkan pada sikap untuk dapat memilih Respon yang tepat dari berbagai Respon
yang mungkin bisa dilakukan. Teori ini menggambarkan bahwa tingkah laku siswa
dikontrol oleh kemungkinan mendapatkan hadiah yang ada hubungannya antara respon
tingkah laku dengan pengaruh hadiah atau reward. Guru yang setuju dengan teori ini
tingkah laku siswa pada hakekatnya merupakan suatu respon terhadap tingkah laku yang
lalu dan sekarang, dan semua tingkah laku yang dipelajari. Jadi tugas utama guru mampu
menciptakan lingkungan belajar pada diri siswa yang dapat memungkinkan terjadinya
penguatan bagi siswa lingkungan yang dimaksud disini adalah berupa benda orang atau
situasi tertentu yang semuanya dapat berdampak pada munculnya tingkah laku anak yang
dimaksud. Menurut tokoh ini belajar akan berlangsung pada diri siswa jika siswa berada
dalam tiga macam hukum belajar yaitu hukum kesiapan belajar, hukum latihan, dan
hukum pengaruh. Sedangkan hukum latihan mengandung dua macam hukum hubungan
akan menjadi bertambah kuat jika ada latihan yang kedua hubungan akan menjadi lemah
atau Terlupakan kalau latihan dihentikan.
Menurut pavlov, guru sebaiknya tahu tentang apa yang akan diajarkan, respon
Apa yang diharapkan muncul pada diri siswa, serta tahu kapan sebaiknya Hadiah atau

9
Muflihin, Muh. Hizbul. Aplikasi dan Implikasi Teori Behaviorisme Dalam Pembelajaran.
reward reinforcement itu diberikan: Maka pavlov lebih mencermati arti pentingnya
penciptaan kondisi atau lingkungan yang diperkirakan dapat menimbulkan respon pada
diri siswa.
Jadi prinsip umum teori behaviorisme adalah menekankan adanya hubungan
antara stimulus dengan respons secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang penting
bagi siswa untuk meraih keberhasilan belajar. Caranya guru banyak memberikan stimulus
Dalam proses pembelajaran dan dengan cara ini siswa akan merespon secara positif
apalagi jika diikuti dengan adanya reward yang berfungsi sebagai reinforcement atau
penguatan terhadap Respon yang telah ditunjukkan. Ciri umum teori behavioristik adalah
mementingkan adanya pengaruh lingkungan, bagian lebih penting daripada keseluruhan
titik Selain itu, terbentuknya hasil belajar atas dasar adanya reaksi yang ditunjukkan oleh
siswa. penerapan konsep teori behavioristik ini juga meminta guru untuk mampu
melakukan analisis kemampuan awal dan karakteristik siswa, dengan maksud agar apa
yang akan diajarkan sesuai dengan kondisi siswa yang dihadapi.

b. Paradigma Konstruktivisme:
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita itu adalah konstruksi bentukan kita sendiri. Konstruktivisme berasal
dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki, dan
membangun. Sedangkan Isma adalah paham atau aliran. Aliran konstruktivisme dalam
pembelajaran mengatakan bahwa pelajar diberi kesempatan agar menggunakan
strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa
ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pembelajaran konstruktivisme pembelajaran
yang berfokus pada peserta didik sebagai pusat Dalam proses pembelajaran. Pelajaran ini
disajikan agar lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk
berpikir inovatif dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Jadi, pembelajaran
konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang aktif dalam membangun pengetahuan,
karena pengetahuan tidak bisa dipindahkan melainkan melalui interpretasi secara
individual dengan bantuan lingkungan, dan pembelajarannya berpusat pada siswa.
Model-model pembelajaran berdasarkan metode konstruktivisme:
1. Discovery learning
2. Reception learning
3. Assisted learning
4. Active learning
5. The accelerated learning
6. Quantum learning
7. Contextual teaching And learning.
Sedangkan di dalam literatur Islam atau dalam pendidikan Islam disebut dengan Tarbiyah
ta'lim ta'dib dan al Riyadhah.
Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi
manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman dan lingkungan mereka.
Kaum konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk dalam diri individu atas
dasar struktur kognitif yang telah dimilikinya, hal ini berimplikasi pada proses belajar
yang menekankan aktivitas personal peserta didik. Belajar dapat berjalan lancar maka
pendidik dituntut untuk mengenali secara cermat tingkat perkembangan kognitif peserta
didik. Sehingga guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu, tidak lagi
sebagai satu-satunya sumber belajar titik namun guru lebih diposisikan sebagai fasilitator
yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan Bagaimana guru
mengajar. konstruktivisme dalam pendidikan menunjukkan bahwa pengetahuan adalah
konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang yang terus-menerus dan berevolusi,
berubah dari waktu ke waktu. Di dalam tujuan pendidikan Islam aliran konstruktivisme
tujuan pendidikan Islam mengkonstruksikan: Ilmu pengetahuan sebagai perwujudan
ibadah kepada Alla; Berakhlak mulia; Kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

9. Review satu buku atau satu jurnal terindeks Sinta 1 atau 2 yang pembahasan intinya ada
kaitannya dengan filsafat pendidikan Islam.
JAWAB:
Judul Penelitian :Islamic Studies Dalam Pendekatan Multidisipline (Suatu Kajian
Gradual Menuju Paradigma Global)
Penulis :Tabrani. ZA
Sumber/Jurnal :Jurnal Ilmiah Peuradeun.
Volume :Vol.II, No.02, May 2014.
ISSN :2338-8617

Anda mungkin juga menyukai