Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Mohamad wahyudin


Kelas : V(Lima) B
Nirm : 1207.19.2196
Mata Kuliah : Ilmu Mantiq
No Hp : 0812 7064 9710

1. Jelaskan Pengertian Ilmu Mantik serta tujuan mempelajarinya


1.) Ilmu yang memberikan aturan-aturan berpikir valid, artinya ilmu yang memberikan prinsip-
prinsip yang harus diikuti supaya dapat berpikir valid (menurut aturan yang sah) (Partap Sing
Mehra dan Jazir Burhan, 1986: 11).
2.) Logika ialah suatu cabang filsafat yang mempelajari asasasas dan aturan-aturan penalaran
saya orang dapat memperoleh kesimpulan yang benar. Jelasnya logika memuat asas-asas dan
aturan-aturan yang membantu orang untuk berpikir benar.
3.) Ilmu tentang undang-undang berpikir.
4.) Ilmu untuk mencari dalil.
5.) Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh sesuatu
kebenaran.
6.) Ilmu yang membahas undang-undang yang umum untuk pikiran.
7.) Alat yang merupakan undang-undang, dan bila undangundang ini dipelihara dan
diperhatikannya, maka hati nurani manusia pasti dapat terhindar dari pikiran-pikiran yang salah
(Abd. Mu’in, 1966: 18).
8.) Ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi (rasio) untuk membimbing menuju yang
benar (M. Sommer, 1982: 2).

Tujuan Mempelajari ilmu mantiq


Keistimewaan manusia dengan segala binatang adalah karena akalnya, dengan akalnya ia berpikir
untuk sampai kepada sesuatu yang belum ia ketahui, dan dengan akalnya itu pula ia mengetahui
kebenaran dan rahasia-rahasia alam. Manusia menurut tabiatnya didorong untuk berpikir, dan
menggunakan pikirannya itu selama hidupnya, baik anak kecil maupun orang dewasa sesuai
dengan kemampuan akalnya. Hanya saja pemikirannya itu tidak selamanya membawa kepada
kesimpulan-kesimpulan yang benar. Kadang-kadang ia salah tanpa disadari dan disengaja,
sehingga kelirulah antara yang benar dengan yang salah, dan akibatnya membawa kepada
pengetahuan-pengetahuan yang tidak benar. Maka agar manusia aman dari kekeliruan dan
pengetahuannya selamat dari kesalahan, diperlukan adanya peraturan peraturan yang memberikan
pedoman di dalam berpikirnya. Pedoman itu ialah Ilmu Mantiq. Dengan demikian, maka tujuan
mempelajari ilmu mantiq ialah agar manusia terhindar dari kekeliruan berpikir dan
pengetahuannya selamat dari kesalahan

2. Jelaskan 10 dasar ttg Ilmu mantik


A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq
     Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat
– pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) dan pengetahuan yang besifat tashdiqi
(definitif). Berkat dua hal tersebut kita dalam memahami hal-hal yang bersifat tashowwuri
(deskriptif) dan bersifat tashdiqi (definitif).

B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Mantiq


    Ilmu Mantiq fokus membahas 2 hal; yakni ma’lumat tashowwuri dan ma’lumat tashdiqi
(pengetahuan yang bersifat deskriptif dan definitif).

C. Tsamroh: Manfaat mempelajari ilmu Mantiq


  Pada dasarnya, tujuan fundamental mempelajari ilmu Mantiq itu untuk menghindarkan kita dari
jurang salah berpikir.

D. Nisbat: Relasi Ilmu Mantiq Dengan Ilmu Yang Lain


     Ilmu Mantiq memiliki relasi yang sangat penting dengan ilmu lain. Ketika seseorang paham
secara mendalam tentang ilmu Mantiq ini, maka logikanya tidak pincang, juga kredibilitas
keilmuannya bisa dipercaya. 

E.  Keutamaan Ilmu Mantiq 


  Adapun keutamaan ilmu ini ketika ditinjau dari manfaat mempelajarinya yaitu menjaga akal kita
dari kekeliruan dan bagaimana cara kita menggunakan akal kita sebaik mungkin, karena tanpa
akal seseorang tidak akan dibebani dengan hukum taklif dari Allah. 

F.  Pencetus Ilmu Mantiq


penemu ilmu Mantiq pertama kali adalah Socrates
G. Sebab Penamaan Ilmu Mantiq
 Muhammad Ali Al-Tahawuni pernah mengungkapkan beberapa sebab kenapa ilmu ini
dinamakan dengan ilmu Mantiq. Penamaan tersebut dikarenakan lafaz Al-Nuthqu diterjemahkan
sebagai sebuah lafaz atau ucapan, juga memahami segala sesuatu yang besifat universal.

H. Istimdad: pengambilan intisari ilmu Mantiq


   Pada awalnya ilmu ini menggunakan bahasa yunani. Kemudian diterjemehkan ke dalam bahasa
arab oleh Abdullah bin Muqoffa’ pada masa pemerintahan Abul Ja’far Al-manshur dinasti
Abbasiyyah. Literatur yang diterjemahkan adalah manuskrip-manuskrip karangan Aristoteles,
mulai dari Cotingorias/Categories (makalah dalam ilmu Mantiq), Bariarminas (ungkapan dalam
ilmu Mantiq), dan Antologies (Qiyas dan Burhan)

I. Hukum Mempelajari Ilmu Mantiq


  Dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Ada 3 pendapat, yaitu:
1. Larangan untuk mempelajari ilmu Mantiq secara mutlak. 
2. Boleh mempelajari ilmu Mantiq bagi orang yang sudah sempurna akalnya (cerdas), ini
pendapat imam Ghozali.
3. Pendapat yang paling masyhur dan pendapat yang mukhtar adalah jika yang mempelajari ilmu
mantiq adalah orang yang cerdas, dan dalam hidupnya dia telah terbiasa dengan mengkaji
kandungan Alquran dan hadis, maka orang ini boleh mempelajarinya.

J. Topik Pembahasan Dalam Ilmu Mantiq 


 Dalam pembahasannya, ilmu Mantiq menitik beratkan kepada 2 pembahasan; yakni tashowwuri
(deskriptif) dan tashdiqi (definitif)
3. Jelaskan pengertian ttg Tasawwur dan pembagiannya secara komprehensif.

a. Ilmu Tashowwur
Tashowwur adalah hasil yang diusahakan oleh fikiran yang dengan akal fikiran itu dapat
diperoleh atau diketahui hakikat-hakikat yang tunggal atau mufrad.
Contoh: apabila ada orang yang berkata “pisang” maka pikiran kit adapat menggambarkan atau
membayangkan arti “pisang”.

Tashawwur terbagi menjadi dua, yaitu


1.  Tashawwur Nazhari, seperti gambaran pikiran tentang hakikat listrik, ruh, radio, telepon, atau
televisi. Hakikat benda-benda tersebut dapat dipahami setelah berpikir panjang dan mendalam.

2.  Tashawwur Dharuri, seperti gambaran pikiran terhadap arti lapar, haus, dingin dan panas.

4. Jelaskan ttg Berfikir Deduktif dan Induktif.


 penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya , pola pikir induktif dapat digunakan untuk memahami definisi,
pengertian, dan aturan.

Berpikir induktif, merupakan kebalikan dari berpikir deduktif yaitu proses pengambilan


keputusan dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus menuju umum.
 
Berpikir deduktif merupakan proses berpikir yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum
menuju pada hal-hal yang bersifat khusus.

- Mengembangkan imajinasi. Paduan aktivitas pikir dan zikir seharusnya menghasilkan imajinasi


masyarakat dan umat Islam yang lebih maju (Q.S. Al-Hashr 59:18;). 

َ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬


ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
18. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
-Menjaga independensi. Ulul albab juga seharusnya terbiasa berpikir independen. Tidak dilandasi
kepentingan saat ini dan konteks kini. Landasan berpikirnya adalah nilai-nilai perenial atau abadi.
Kita diminta mandiri dalam berpendapat (Q.S. Ash-Shaffat 31:102),

ِ َ‫ي اِنِّ ْٓي اَ ٰرى فِى ْال َمن َِام اَنِّ ْٓي اَ ْذبَحُكَ فَا ْنظُرْ َما َذا ت َٰر ۗى قَا َل ٰيٓاَب‬
‫ت‬ َ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّسع‬
َّ َ‫ْي قَا َل ٰيبُن‬
‫صبِ ِري َ„ْن‬ ّ ٰ ‫ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ۖ ُر َست َِج ُدنِ ْٓي اِ ْن َش ۤا َء هّٰللا ُ ِمنَ ال‬
102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata,
“Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang
diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar.”.

5. Jelaskan pengertian ttg Ulul Albab beserta dalilnya.

Ulul Albab adalah orang orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak diselimuti oleh kulit,
yakni kabut (kemaksiatan) yang dapat melahirkan kerancuan dalam berpikir.
Ulil Albab merupakan suatu konsep tentang akal berpikir manusia. Konsep ini juga dijelaskan
dalam al qur’an sebanyak 16 Kali . Memahami makna Ulil Albab dapat dimulai dengan
memperhatikan firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 190-191 sebagai berikut,

‫) َو َعلَ ٰى‬191( ‫)ٱلَّ ِذينَ يَ„ ْ„ذ ُكرُونَ ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًم„„ا َوقُ ُع„„ودًا‬190( ‫ب‬ ِ َ‫ت ُأِّل ۟ولِى ٱَأْل ْل ٰب‬
ٍ َ‫„ار َل َءا ٰي‬ ِ ‫ف ٱلَّي‬
ِ „َ‫ْ„ل َوٱلنَّه‬ ِ َٰ‫ٱختِل‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ِإ َّن فِى خَ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ َ َ‫ض َربَّنَ„„„„„„ا َم„„„„„„ا خَ لَ ْقتَ هَٰ َذا ٰبَ ِطاًل ُس„„„„„„„ ْب ٰ َحن‬
َ ‫ك فَقِنَ„„„„„„ا عَ„„„„„„ َذ‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ ِ ‫ٱلس„„„„„„„ ٰ َم ٰ َو‬
َّ ‫„„„„„„ق‬
ِ ‫ُجنُ„„„„„„وبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِى خَ ْل‬

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Q.S Ali Imran:
190-191).

Menurut tafsir Kemenag, turunnya ayat tersebut merupakan sebuah perintah untuk senantiasa
memikirkan segala kekuasaan Allah SWT termasuk penciptaan langit dan bumi beserta seluruh
isinya. Ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang yang berakal ulil albab

Anda mungkin juga menyukai