Anda di halaman 1dari 8

RUANG BELAJAR TRADISIONAL, ONLINE, DAN BLENDED SEBAGAI SISTEM

PEMBELAJARAN

Sudirman1, Muhammad Yaumi2, Usman3


1,3
IAIN Parepaare, 2Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
1,3
Jln. Amal Bhakti, Soreang Kota Parepare, 2Jln. H. M. Yasin Limpo, Kab. Gowa
Email: sudirman@iainpare.ac.id1, yaumi@gmail.com2, usman@iainpare.ac.id3
WA Number of the 1st Author: 081355671057

Abstract:
Ruang Belajar tradisional, online dan blended, fase analisis dalam pengembangan produk, alat dan
sistem pembelajaran. Jenis pendekatan ini digunakan yakni deskriktif kualitatif dengan metode
kepustakaan. Dengan menghimpun data-data, ditelaah dan dianalisis sesuai dengan analisis
kepustakaan. Lalu hasilnya disajikan secara deskriktif. Hasil riset ini menunjukkan bahan dalam
pembelajaran teknologi, terdapat kajian learning space tradisional, online dan blended. Proses
pembelajaran tradisional menerapkan metode yang terpusat pada pendidik dan hasil peserta
didik sangat santun. Pembelajaran online yang menerapkan sistem jarak jauh, yang didalamnya
ada pendidik, peserta didik dan materi, hasil prestasi peserta didik ada yang menurun karena
kurang memahami materi dengan baik, ada juga peserta didik yang meningkat prestasi karena
saat belajar orang tua memantau anak-anak dan sekaligus orang tua bisa menjadi guru juga di
rumah. Pembelajaran blended yang mengintegrasikan tatap muka dan online dinilai pembelajaran
untuk mengatasi hambatan-hambatan proses pembelajaran sehingga dipandang efektif karena
peserta didik bisa mengikuti pembelajaran dimana dan kapan saja saat online. Kalau
direlevansikan dengan masa sekarang dari ketiga pembejaran tersebut sangat urgen untuk
dikolaborasikan dalam mentrasnfer ilmu dan menanamkan akhlak yang mulia kepada peserta
didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kata Kunci: Ruang belajar, Sistem Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran

Abstract:
Traditional, online and blended, analytical phases in the development of products, tools and
learning systems. This type of approach is used qualitative descriptive with literature
methods. By collecting data, it is analyzed and analyzed in accordance with literature
analysis. Then the results are presented descriptively. The results of this research show that
in technology learning, there are traditional, online and blended learning space studies. The
traditional learning process applies an educator-centered method and the results of the
learners are very polite. Online learning that applies a distance system, in which there are
educators, students and material, the results of student achievement have decreased due to
lack of understanding the material well, there are also students who increase achievement
because when learning parents monitor children and at the same time parents can become
teachers also at home. Blended learning that integrates face-to-face and online is
considered learning to overcome obstacles to the learning process so that it is considered
effective because students can follow learning anywhere and anytime when online. If
relevant to the present, the three teachings are very important to be collaborated in
transferring knowledge and instilling noble morals to students in achieving educational
goals.

Keywords: Learning space, Learning System, Learning Technology

TITLE OF THE ARTICLE MAXIMUN 3 TO 6 FIRST WORDS (AUTHOR’S NAME) 1


PENDAHULUAN
Patron yang dijadikan indikator saat ini, dalam melihat kemajuan suatu bangsa
sudah beranjak, yang pada mulanya dalam menakar kemajuan suatu bangsa hanya
berpijak dari kekayaan sumber daya alamnya, menjadi menakar kemuajuan suatu bangsa
dengan berpikak pada power sumber daya manusia, dengan adanya pergeseran
paradigma seperti itu menuntut suatu bangsa agar memperkokoh sektor
Pendidikan(Budiarto, 2020). Pendidikan adalah ikhtir manusia agar bisa
membentangkan potensinya dengan metode pembelajaran atau selainnya yang sudah
dilegalkan oleh masyarakat(Sarnoto, 2015).
Proses pelaksanaan pembelajaran selalu mengalami perkembangan, diawali
pembelajaran tradisional yang hanya menggunakan buku dan modul oleh pendidik, dan
cenderung peserta didiknya bersifat pasif dalam proses pembelajaran. Lalu ketika dunia
dilanda covid 19 maka pemerintah melarang untuk tatap muka secara langsung, agar
pembelajaran tetap berlanjut maka dilaksanakan melalui online, dengan tombol-tombol
elektronik seperti laptop dan handphone, dan masih digunakan sampai sekarang. Lalu
kemudian, ketika situasi sudah dianggap stril maka proses pembelajaran dilaksanakan
dengan model offline yang menggunakan teknologi web(Baety & Munandar, 2021).

KAJIAN TEORI
Metode pendidikan tradisional mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan metode pendidikan modern. Cara pendidikan Islam tradisional lebih dominan
menggunakan sistem lama dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman(Nur &
Mukhlis, 2015). Alat yang digunakan seperti buku, papan tulis, kapur, dll.
Orientasi pendidikan dalam menyebarkan agama Islam. Titik pangkal ini diawali
dari perkembangan Islam pada masa sahabat-sahabat Rasulullah saw. Sampai
tersebarnya Islam masul ke Indonesia. Wali-wali mengawali dakwahnya dalam
menyebarkan Islam karena adanya panggilan suci menghembuskan amanat yang
endingnya untuk meraih keridhaan Allah swt. manusia dari satu dimensi yang
kapasitasnya sebagai hamba Allah yang berbanding setaraf dengan makhluk lain, yang
memiliki bentuk ibadah yang berbeda-beda. Manusia pada dimensi yang lain sebagai
ciptaan Allah yang terbaik memikul amanah tugas yang suci berlandaskan visi yang telah
ditetapkan Allah sebagai khalifah.
sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah/2: 30
ۤ
َ ِ ْ َ ِ َ ُ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ ن‬
ُ‫ك َونُقَدِّس‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ‫ح‬
ُ ِّ ‫ب‬ ‫س‬ ُ ِ‫ض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ ِ ‫ك ِل ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َج‬
ِ ْ‫اع ٌل فِى ااْل َر‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬
)٣٠( َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ َ‫ل‬
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.

2
Ayat ini menegaskan tugas manusia sebagai khalifah dalam menegakkan agama
Allah di muka bumi. Islam akan eksis manakala umat Islam berusaha untuk selalu
mempertahankan ajarannya. Langkah yang ditempuh dalam melestarikan ajaran tersebut
dengan jalan mewarsikan ajaran, tradisi, kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan
ajaran Islam(Agustang, 2018). Mekanisme ini dapat melalui pendidikan karena
pendidikan merupakan fasilitas untuk mentransfer nilai-nilai keagamaan. Untuk
mewujudkan cita-cita luhur itu maka setiap muslim, dalam hal ini pendidik harus
berusaha memindahkan ilmunya dan membentuk peserta didiknya agar berakhlak
mulia(Siregar et al., 2022). Sehingga peserta didik yang lahir dari kandungan
pembelajaran tradisional memiliki sopan santun kepada guru, orang tua dan
lingkungannya (Winata et al., 2020).
Pada metode konvensional penyedia pembelajaran memiliki kontrol penuh atas
lingkungannya dimana mereka akan melakukan segala perubahan kapanpun mereka
inginkan, serta kualitas penyampaian materi masih sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya kemampuan dan kepribadian guru, proses adaptasi dengan lingkungan
sekitar dan pembuatan modul sebagai materi pendukung.
Deskripsi proses pembelajaran tradisional tercentral pada guru. Dan ia sebagai
inisiator central dalam memindahkan ilmu pengetahuan, sekaligus sumber ilmu, dan
memiliki wawasan sehingga guru digambarkan guru sebagai orang yang memiliki
karakter dewasa yang dijadikan figur oleh seluruh peserta didiknya. Term yang
digunakan dalam pendidikan tradisional yakni ustadz dan kyai.
Pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren dapat diterjemahkan sebagai
aktifitas pembelajaran yang dituntut adaya sifat sabar, rajin dan disiplin antara guru
dengan peserta didik. Karena sendi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
tersebut, yakni para peserta didik dilatih secara bebas untuk melatih keahliannya, dengan
berhadapan langsung secara tatap muka dengan gurunya(Gazali, 2018).
Dalam analisis pendidikan tradsional, yang mana guru merupakan kunci utama
dalam aktifitas pembelajaran. Pendidik harus mampu menyajikan pelajaran dalam
mengembangkan ilmu kepada peserta didik. Guru tidak memberi peluang kepada peserta
didik untuk mendalami keilmunnya dan tidak diberikan kesempatan untuk bertanya
serta mengetengahkan gagasan mengenai pembelajarannya. Dengan demikian
pendidikan tradisional yang hanya terpusat pada guru yang semestinya memberikan
peluang kepada seluruh peserta didiknya mengeksplorasi ilmu yang dimilikinya, dan
diberikan kesempatan untuk bertanya serta menyampaikan ide-idenya dalam proses
pembelajaran(Dopo & Ismaniati, 2016).
Dalam mengusung tugas yang suci, pendidikan dipandang metode yang paling
efektif dalam mewujukan misi tersebut. Guru dan administator pendidikan dapat
melaksanakan syiar Islam demi tegaknya Agama Allah swt. Maka guru dapat menyisipkan
ajaran-ajaran Islam didalam pembelajaran. Administrator juga dapat mencamtumkan
ajaran-ajaran Islam dalam susunan kurikulum (Hamalik, 2009). Dan mewajibkan kepada
suluruh peserta didik yang lulus supaya mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam yang
termaktub dalam al-Qur’an dan hadis. Peserta didik juga harus bisa menghapal surah-

TITLE OF THE ARTICLE MAXIMUN 3 TO 6 FIRST WORDS (AUTHOR’S NAME) 3


surah pendek sebagai suatu metode yang diterapkan oleh lembaga pendidikan dalam
menancapkan ajaran Allah di muka bumi.

RESEARCH METHOD
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan literatur dari berbagai artikel ilmiah dan buku-buku. Data yang telah
dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dalam menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan. Analisis data menggunakan sistem triangulasi,
verifikasi, dan penarikan kesimpulan (Rahardjo, 2017).

RESULTS AND DISCUSSION


Pembelajaran online pada intinya merupakan pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung atau jarak jauh. Sistem pembelajaran ini muncul semenjak pertengahan
abad XVIII. Pada mulanya pelaksanaan pembelajarannya menggunakan teknologi yang
sederhana sampai yang modern. Secara ringkas, historis kemajuan pembelajaran yang
menggunakan jarak jauh dapat dikategorikan melalui teknologi yang digunakannya.
Pembelajaran jarak jauh dapat digolongkan menjadi 5 tingkatan, yakni: (1) pola
korespondensi, (2) pola multi media, (3) pola tele-learning, (4) pola pembelajaran
fleksibel, (5) pola fleksibel yang semakin cerdas (Hutubarat, 2020). Pada saat sekarang
ini pembelajaran yang dimasyarakatkan yakni pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran online muncul pada tingkatan keempat, ketika internet sudah ada.
sehingga pembelajaran online disebut juga pembelajan jaringan. Pada masa kini
pembelajaran online dikorelasikan juga dengan term mobile learning yang menggunakan
alat komunikasi yang bergerak contohnya computer, laptop dan handphone(Engko &
Usmany, 2020).
Aktifitas pembelajaran melalui jaringan internet dengan menyajikan materi, dan
terjadi proses belajar mengajar dalam bentuk online. Sehingga terjadi interaksi antara
pengajar dengan peserta didik yang mengupas sebuah materi. Dari ketiga bentuk
interaksi yang ada dalam pembelajaran online akan melahirkan pengalaman
belajar(Baety & Munandar, 2021).
Produk dari pembelajaran online diantaranya peserta didik tidak optimis
berbicara di depan umum karena sudah terbiasa berbicara langsung dengan teman-
temannya dan gurunya dalam pembelajaran tatap muka, minat belajar peserta didik
berkurang karena tidak mendapat kesan dalam pembelajaran daring, dan lebih cendrung
aktif bermedia sosial dari pada fokus pada pembelajaranya serta peserta didik tidak
memahami materi dengan baik yang diajarkan oleh gurunya yang mengakibatkan
kualitas lulusan menurun(Daring & Outcome, 2021). Namun berberbeda dengan SMA 1
Padang jutsru meningkat prestasinya, dengan melihat peserta didik yang lulus di PTN
pada tahun 2020 yang proses pembelajarannya melalui tatap muka, ada 67 peserta didik
yang berhasil lulus di SNMPTN, 78 peserta didik melalui alur SBMPTN, ada 116 melalui
alur mandiri. Kalau disajikan, maka ada 76 % peserta didik yang berhasil lulus di PTN.
Sementara pada tahun 2021 yang mana proses pembelajaran melalui online, berhasil

4
meluluskan 73 peserta didik melalui di perguruan Tinggi Islam alur SMPTN, 109 peserta
didik yang lulus lewat jalur SBMPTN, dan 143 peserta didik yang berhasil lewat alur
mandiri. Jika dibentangkan maka peserta didik yang berhasil ke Perguruan Tinggi Islam
berjumlah 83 %. Jadi kalau dianalisi dari keberhasilan peserta didik pada tahun 2020
dengan 2021 maka terlihat peningkatan sebanyak 8 %. Ini menunjukkan terjadi
peningkan keberhasilan belajar pada proses pembelajaran online.
Program yang diterapkan di SMAN No. 1 Padang melalui parenting class yang
mana guru-guru saling bekerja sama dalam menghimpun semua orang tua peserta didik
dalam satu grup, untuk memberikan bimbingan kepada para orang tua dalam mengontrol
anak-anak di rumah ketika proses pembelajaran berlangsung melalui aplikasi google
meet dan pemberian tugasnya melalui whatshapp atau google from. Dan orangtua juga
dapat menjadi pendidik untuk anaknya di rumah. Jadi peran orang tua sangat urgen
dalam pelaksanaan pembelajaran online. Sebaiknya alat, produk dan sistem yang
diperoleh pada masa pembelajaran online dikembangkan untuk aktifitas pembelajaran
agar selalu relevan dari masa ke masa, pendidik harus menungkan spiritual yang lahir
dari batin lalu disambungkan dengan semua peserta didik meskipun lewat online. Serta
sekolah-sekolah mengimplementasikan merdeka belajar untuk menutupi materi-materi
ajar yang tidak dipahami peserta didik dengan baik, sekaligus untuk mendekatkan orang
tua dengan anaknya.
Blended Learning adalah gabungan antara pembelajaran di kelas dan
pembelajaran online, yang ditempuh melalui jaringan sosial. Pembelajaran blended
merupakan aktifitas tatap muka yang dilakukan dalam kelas dengan menganalisis,
mendesain dan pengembangan, serta menguji coba bahan ajar yang memadukan alat-alat
elektronik secara online dan materi ajar yang sudah dicetak. Adapun corak lain dari
pembelajaran blended yakni pertemuan maya antara mahasisa dengan dosen. Aktifitas
pembelajaran yang membolehkan mereka berada di tempat yang berbeda, akan tetapi
saling memberikan feedbeck, dalam bentuk bertanya atau memberikan jawaban melalui
dialog antara dosen dengan mahasiswa atau interaksi antara mahasiswa dengan
mahasiswa(Arizona et al., 2020).
Kondisi pembelajaran blended akan menciptakan peserta didik agar aktif dalam
proses pembelajaran. bebas mencari berbagai mencari informasi dan bahan
pembelajaran, serta berupaya sendiri dan merdeka dalam menuntut ilmu(Fajriah &
Anggereini, 2016). Adapun contoh dalam pelaksanaan pembelajaran blended yakni
Google Classroom. Dimana guru bisa menggunakan media tersebut dalam menyalurkan
tes harian dengan menentukan batasnya. Haughey mengemukakan bahwa nampaknya
dalam mengembangkan pembelajaran blended ada 3 peluang dalam sarana internet,
yakni:
1. Pengoperasian internet untuk tujuan pendidikan, yang proses pembelajaran tidak
bertemu muka antara pendidik dengan peserta didik. Semua aktifitas belajar
sepenuhnya melalui internet, seperti mengabsen, pemberian materi ajar, pemberian
tugas, diskusi, evaluasi dan kegiatan lainnya, maka pengembangan ini disebut web
cuorse.

TITLE OF THE ARTICLE MAXIMUN 3 TO 6 FIRST WORDS (AUTHOR’S NAME) 5


2. Pemakaian internet yang menginterasikan antara pembelajaran jarak jauh dengan
bertemu langsung. Separuh materi diajarkan lewat internet. Dan separuhnya dengan
tatap muka. Manfaatnya agar saling melenggkapi, maka pengembangan ini disebut
web centric course.
3. Penggunaan internet untuk menopang dalam meningkatkan kualitas pembelaran
yang dilaksanakan di dalam kelas. Manfaat internet untuk menambah wawasan dan
menjalin hubungan antara pendidik dengan peserta didik, dan sesama dengan
peserta didik, kelompok regu, atau informan yang lain dengan peserta didik.

Kelebihan-kelebihan pembelajaran blended sebagai berikut:


a) Peserta didik memliki kesempatan yang luas dalam mempelajari bahan pelajaran
secara bebas dengan menggunakan bahan-bahan ang ada di internet.
b) Peserta didik bisa melakukan diskusi dengan pendidik atau dengan sesama peserta
didik melalui online.
c) Pendidik bisa menyampaikan tambahan materi lewat perangkat online, bisa
menyuruh peserta didik menganalisa materi atau memberikan tugas sebelum
dilaksanakan pembelajaran. dan menggunakannya hasil tugas dengan efesien.
d) Meminimalisir aktifitas peserta didik agar tidak banyak bermain dengan mengisi
waktu dalam mengerjakan tugas dengan online.

Kekurangan-kekurangan pembelajaran blended sebagai berikut:


a) Aktifitas pembelajaran yang cuma menggunakan teknologi semata maka tidak bisa
dipastikan semuanya berhasil, karena corak belajar peserta didik berbeda-beda.
b) Pendidik tidak bisa memantau aktifitas peserta didik secara maksimal melalui
pembelajaran online.
c) Peserta didik bisa saja saling berbagi tugas-tugas yang diberikan sehingga hasilnya
tidak sesuai yang diharapkan.
d) Peserta didik yang memiliki interes belajar yang kurang maka akan kesulitan belajar
mandiri melalui perangkat online.
e) Jaringan yang bagus tidak semau peserta didik bisa menjangkau dengan baik.

Pembelajaran blended memiliki kekurangan akan tetapi memiliki keunikan


tersendiri karena di era digitalisasi dimana seluruh mesin terkonekting dengan cara
internet, yang berupaya melewati hambatan-hambatan di masa kini, yang memudahkan
proses pembelajaran yang bisa dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.

CONCLUSION
Learning space tradisional yakni pembelajaran yang menggunakan pola lama, yang
menggunakan alat-alat sederhana, dan sistem pembelajarannya tercentral pada pendidik
seperti yang diterapkan di pesantren dan produknya melahirkan peserta didik yang
memiliki akhlak yang mulia. Learning Space online yaitu pemnelajaran yang dilaksanakan
melalui online seperti computer dan handphone, sistem pembelajaran baik pendidik

6
maupun peserta didik dan materi ajar melalui jaringan internet dan produknya peserta
didik banyak peserta didik yang menurun prestasi belajar meskipun ada juga sekolah
yang meningkat hasil belajarnya. Learning Space blended merupakan proses
pembelajaran yang mengintegrasikan tatap muka dengan online. Pembelajaran ini bisa
dilakukan dalam kelas dan dapat juga dilakukan melalui jaringan intrenet sehingga
pembelajaran antara pendidik dengan peserta didik berada di tempat yang berbeda.
Sistem pembelajarannya, kalau tatap muka maka pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berdiskusi atau dialog dengan peserta didik yang lain atau
pendidik, kemudian pendidik memberikan penguatan materi. Adapun ketika lewat online
maka pendidik mengirimkan tugas kepada peserta didik lalu diskusi atau dialog dengan
sesama peserta didik yang lain atau dengan pendidik, dan materi ditampilkan melalui
jaringan internet.

REFERENCES

Agustang, K. (2018). KORELASI PETUAH BUGIS PAPPASENG DENGAN HADIS-HADIS


TARBAWI (TELAAH CATATAN MAPPIASSE GULE DALAM 100 ADA-ADA PAPPASENG
TORIYOLO). Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 18(01), 1–18.

Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek
Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64–70.

Baety, D. N., & Munandar, D. R. (2021). Analisis Efektifitas Pembelajaran Daring Dalam
Menghadapi Wabah Pandemi Covid-19. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 880–
989.

Budiarto, G. (2020). Indonesia dalam Pusaran Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap


Krisis Moral dan Karakter. Pamator Journal, 13(1), 50–56.
https://doi.org/10.21107/pamator.v13i1.6912

Daring, P., & Outcome, B. (2021). Pembelajaran Daring Berbasis Outcome Based Education
(OBE) Dengan Molta. 2(2), 336–357.

Dopo, F. B., & Ismaniati, C. (2016). Persepsi Guru Tentang Digital Natives, Sumber Belajar
Digital Dan Motivasi Memanfaatkan Sumber Belajar Digital. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 3(1), 13. https://doi.org/10.21831/tp.v3i1.8280

Engko, C., & Usmany, P. (2020). Dampak pandemi covid-19 terhadap proses pembelajaran
online. Jurnal Akuntansi, 6(1), 23–38.

Fajriah, Z. L., & Anggereini, E. (2016). Pengembangan Edu Komik Sebagai Bahan Ajar
Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Interaksi Mahluk Hidup Dan
Lingkungannya Di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Biodik, 2(1), 27–33.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQw46m
1IvsAhXFgeYKHUP-DyYQFjAFegQIBxAB&url=https://online-journal.unja.ac.id/
biodik/article/download/3368/2547/&usg=AOvVaw2koJQ1lu1bihFZeuqHDwOM

TITLE OF THE ARTICLE MAXIMUN 3 TO 6 FIRST WORDS (AUTHOR’S NAME) 7


Gazali, E. (2018). PESANTREN DI ANTARA GENERASI ALFA DAN TANTANGAN. 2(2), 94–
109.

Hamalik, O. (2009). Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Hutubarat, M. P. (2020). Pengembangan Podcast sebagai Media Suplemen Pembelajaran


Berbasis Digital pada Perguruan Tinggi. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2), 107–
116. https://doi.org/10.7454/jsht.v2i2.85

Nur, A., & Mukhlis, L. (2015). Konsep Wasathiyah dalam Al-Quran (Studi Komparatif
antara Tafsir al-Tahrîr wa at-Tanwîr dan Aisar at-Tafâ sîr). An-Nur, 4(2), 205–225.

Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: konsep dan prosedurnya.

Sarnoto, A. Z. (2015). Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Dalam Pembelajaran.


Profesi: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keguruan, 4(1), 1–4.

Siregar, A., Chairunnisa, A. M., Syaifullah, M., Sitepu, N. P. S. B., & Herman, N. A. S. (2022).
Strategi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca dan Menulis Al-Qur’an pada Siswa Sekolah Dasar. Journal on Teacher
Education, 3(3), 526–535.

Winata, K. A., Sudrajat, T., Yuniarsih, Y., & Zaqiah, Q. Y. (2020). Peran Dosen dalam
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Mendukung
Program Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan, 8(2), 98–110.
https://doi.org/10.36232/pendidikan.v8i2.449

Anda mungkin juga menyukai