Proposal Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Palopo
Diajukan oleh
RISMAWATI
NIM : 19 0103 0039
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
ف اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
ِ صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َأ ْش َر
َّ َوال، َاَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين
)ُ (َأ َّما بَ ْعد. َاَلِ ِه َواَصْ َحبِ ِه َأجْ َم ِع ْين
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang
merupakan suri tauladan bagi kita umat Islam selaku para pengikutnya. Kepada
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan proposal
ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu ,penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Akhir kata semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
Rismawati
19 0103 0039
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
dan terkendali, untuk itu perlu tata peraturan yang digunakan untuk mengatur dan
mengendalikan perilaku semua siswa, guru, staf tata usaha maupun kepala
sekolah. Proses kegiatan pendidikan yang tertib, teratur dan terkendali diharapkan
berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara demokratis serta tanggung jawab.3 Tujuan pendidikan
nasional sebagai tujuan akhir harus dan wajib dijadikan pedoman untuk mendidik
anak.
didalam sekolah. Atas dasar tersebut maka siswa dituntut untuk selalu berperilaku
mematuhi tata tertib sekolah, dengan kata lain siswa dalam berperilaku disekolah
2
Gunarsa Singgih, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), h.120.
3
Jamal Makmur, Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Yogyakarta:
Diva Press, 2010), h.13.
1
2
ada sampai sekarang, siswa yang berperilaku melanggar tata tertib masih saja
terus dijumpai baik di sekolah negeri ataupun swasta. Berdasarkan data yang ada
Hal itu diketahui dari munculnya perilaku tidak lengkap berpakaian seragam
sekolah, terlambat masuk kelas, terlambat datang kesekolah, membuat gaduh saat
jam pelajaran, membolos, tidak ikut upacara, tidak mengerjakan tugas, dan lain-
lain. Keadaan seperti itu tidak boleh dibiarkan terus berkelanjutan karna akan
mengatasi hal tersebut guru pembimbing sebagai salah satu pendidik sekolah
konseling.4
Negeri 1 Sukamaju Selatan kab. Luwu Utara pada bulan Januari 2023 setiap
harinnya pasti ada siswa yang terlambat datang kesekolah. Jumlah siswa terlambat
datang kesekolah mencapai 25 siswa dari 450 siswa. Siswa yang terlambat tidak
hanya siswa laki-laki tetapi juga siswa perempuan. Bapak Hanafi Guru
yang datang terlambat dikarenakan tidak menyesuaikan tata tertib yang ada
disekolah yaitu datang tepat waktu pukul 07:00 WIB.5 Salah satu realisasi tata
4
Prayitno dan Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h.130.
5
Marwah Rusydiana, Metode Konseling Individual Terhadap Siswa Terlambat Masuk
Sekolah di SMPN 1 Sukamaju Selatan 1, (Yogyakarta: State Islamic University Sunan Kalijaga,
2012), h.4.
3
tertib sekolah di SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan adalah pintu gerbang di tutup
pukul 07:10 WIB. Sampai sekarang siswa yang terlambat di beri sanksi oleh pihak
sekolah.
Siswa yang terlambat datang kesekolah di berikan sanksi yaitu mereka harus
push up untuk laki-laki, dan apabila siswa terlambat sudah 4 kali disuruh pulang
diharapkan agar siswa tidak mengulangi dan bisa di siplin tepat waktu datang
kesekolah. Akan tetapi, dengan hukuman seperti itu siswa belum jera, artinnya
hari berikutnya siswa tersebut masih mengulangi kesalahan yang sama. Sangat di
sayangkan jika hal tersbut di biarkan saja, karna hal tersebut akan berdampak pada
Taat terhadap tata tertib disekolah salah satunya yaitu dengan datang tepat
waktu kesekolah. Kehadiran siswa tepat waktu kesekolah sangat penting bagi
proses pembelajaran, karena hadir sekolah tepat waktu , siswa mengawali proses
dampak positif dalam kehidupan siswa diluar sekolah.Disiplin yang baik dapat
Habsari (2005:15) tata tertib adalah sebuah peraturan yang harus ditaati atau
lancar. Tata tertib sekolah dibuat agar penyelenggaraan proses belajar mengajar
bisa berjalan dengan tertib, aman, nyaman, tenteram, serta lancar sesuai yang di
inginkan sekola. Besar kecilnya tingkat pelanggaran tata tertib sekolah umumnya
dipengaruhi oleh tingkat kedisiplinan yang diterapkan oleh sekolah. Sekolah yang
tata tertib sekolah rendah, dan sebaliknya sekolah yang tingkat kedisiplinanya
pembelajaran dan lebih jauh lagi akan mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang
sebagian siswa SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan. Jika tidak segera ditindak
lanjuti, keterlambatan ini akan menjadi sebuah kebiasaan bagi setiap siswa,
merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa
serta mereka masih kurang mampu bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
tertib yang sering dilakukan oleh siswa antara lain : bicara didalam kelas, keluar
tanpa ijin guru, gagal mengikuti aturan-aturan kelas, dan tidak ada perhatian. Bagi
yang paling persisten dan salah satu yang paling sulit diubah.
menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau tidak
sesuai yang diharapkan tindakan dalam proses atau cara pada suatu usaha terhadap
sesuatu hal mencapai tujuan yang sudah di tetapkan agar hasil dapat dimanfaatkan
perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau
8
Opcit. h.5.
9
Reza Febrianti, Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk
Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMPN 1 Sukamaju Selatan, (Skripsi:
Maha Peserta didik BKUIN Raden Intan Lampung 2017/2018), h.20.
6
strategi ini.
yang dilakukan.
kearah yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari self-
management yaitu untuk mengatur perilakunya sendiri yang bermasalah pada diri
kesekolah dengan perilaku yang lebih baik atau tepat waktu sampai di sekolah.10
10
Gie, The Liang, Cara Belajar yang Baik Bagi Mahasiswa Edisi Kedua, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2000), h.80.
7
B. Rumusan Masalah
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
peserta didik terkhusus kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan kab.
Luwu Utara.
C. Tujuan Penelitian
peserta didik terkhusus kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan kab.
Luwu Utara.
terkhusus kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan kab. Luwu Utara.
D. Manfaat Penelitian
8
1. Manfaat Teoritis
peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan kab. Luwu Utara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Individu
b. Bagi Peneliti
guru agar bisa membantu siswa dalam mengurangi kebiasaan siswa terlambat
kesekolah yang nantinnya berkaitan dengan berjalannya tata tertib yang ada
disekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
11
Nurdjana Alamri, Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self-Management
Untuk Mengurangi Perilaku Terlambat Masuk Sekolah, (Studi Pada Siswa Kelas X Sma 1 Gebog,
2014/2015), h.6.
9
10
B. Landasan Teori
membahas berbagai macam hal yang berguna bagi perkembangan atau pemecahan
peserta didik yang menjadi peserta layanan. Dalam bimbingan kelompok di bahas
dibahas melalui dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh
atau konselor).14
14
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Berbasis
Integrasi, 2015), h.120.
15
Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek (Bandung : Alfabeta, 2017),
h. 13.
12
berbagai macam tujuan, norma, dan nilai yang sama, dan saling berinteraksi
kelompok yang diberikan dalam suasana kelompok, selain itu juga bisa dijadikan
berdampak positif bagi siswa yang nantinya dapat mengubah perilaku yang
menyimpang.17
16
Bimo Walgito, Psikologi Kelompok. (Yogyakarta : Andi Offset, 2010), h.9.
17
Nurdjana Alamri, Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management
Untuk Mengurangi Perilaku Terlambat Masuk Sekolah (Studi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Gabog
Tahun 2014/2015). Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol.1 No.1 Tahun 2015.
13
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para peserta didik.18
(pembimbing).
18
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
(Jakarta : PT Rajawali Pers, 2013), h.165-166.
19
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
(Jakarta : PT Rajawali Pers, 2013), h. 38.
14
kelompok.
informasi yang dibutuhkan oleh siswa, siswa dapat menyadari tantangan yang
akan dihadapi, siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-
temanya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali
sama dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam
20
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 67.
21
Arya. Http : //Ilmu Psikologi. Word Press. Com./2010/01/14/Tujuan-Bimbingan-
Kelompok/(Online).
15
sebagai berikut, pada umumnya ada empat tahap perkembangan, yaitu tahap
b) Berdoa.
a) Mengemukakan topik.
d) Penutupan/doa.22
Pada tahap pengakhiran ini dimana suatu kegiatan untuk melihat kembali
apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh suatu kelompok, dan merencanakan
kegiatan selanjutnya.
merahasiakan apa saja, data dan informasi yang didengar dan dibicarakan
dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui oleh orang lain. Para peserta berjanji tidak akan membicarakan
pendapat, ide, saran dan apa saja yang dirasakannya dan dipikirkannya,
tidak merasa takut, malu atau ragu-ragu dan bebas berbicara tentang apa
22
Prayitno, Seri Layanan Konseling Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok,
(Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2004),
h.2-3.
18
kelompok.
berlaku.23
Salah satu teknik yang dipilih oleh peneliti dalam proses konseling
management dengan alasan karna teknik ini bertujuan untuk membantu konseling
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dan terdapat suatu strategi
perilakunya sendiri.
a. Konsep Dasar
prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendir. Pada teknik ini individu
23
Prayitno, et. Al. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2017), h.238-239.
19
Salah satu teknik yang diterapkan dalam pendekatan behavior adalah self-
bisnis adalah metode, keterampilan, dan strategi yang dapat dilakukan oleh
teurapetik.
(stimulus control).
24
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta :
PT Indeks, 2016), h. 180.
20
pemantauan diri ini biasanya peserta didik engamati dan mencatat prilaku
menghasilkan konsekuensi.
Asumsi dasar teknik ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya, ganjaran diri paralel
dengan ganjaran yang diadministrasikan dari luar. Dengan kata lain, ganjaran
yang dihadirkan sendiri sama dengan ganjaran yang diadmnistrasikan dari luar,
managementnya.
yang dilakukannya.
21
pikiran, perilaku dan perasaan adalah untuk peserta didik itu sendiri.
proses self-management.
Tujuan dari teknik pengelolaan diri yaitu agar peserta didik secara teliti
3) Perilaku sasaran terbentuk verbal dan berkaitan dengan evaluasi diri dan
menulis skripsi.25
25
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta :
PT Indeks, 2016), h. 180.
22
tidak dikehendaki hanya dapat dilakukan pada waktu dan tempat tertentu
saja.26
Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengantai tingkah lakunya sendiri
serta mencatatnya dengan teliti. Catatan ini dapat menggunakan daftar cek atau
catatan.
Pada tahap ini konseli memandingkan hasil catatan tingkah laku dengan
target tingkah laku yang telah dibuat oleh konseli. Perbandingan ini bertujuan
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program. Bila mana program tersebut
tidak berhasil maka perlu ditinjau kembali program tersebut apakah target tingkah
laku yang diterapkan memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi, perilaku yang
reinforcement)
menghapus dan memberikan hukuman pada diri sendiri. Tahap ini disebut tahap
yang paling sulit karna membutuhkan kemauan yang kuat dari konseli untuk
dalam kelompok
27
Opcit, h.182.
24
c) Lingkungan sekitar dan keadaan diri individu dimasa mendatang sering tidak
interaksinya dengan lingkungan. Perilaku yang baik adalah hasil dari lingkungan
yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, manusia adalah produk dari lingkungan.28
lewat dari waktu yang telah ditentukan. Secara umum pengertian terlambat datang
kesekolah adalah suatu perilaku yang tidak disiplin dengan datang melebihi waktu
yang telah ditetapkan oleh sekolah atau tidak mengikuti peraturan sekolah.
Keterlambatan ke sekolah menurut Priani dan Denok adalah tingkah laku atau
tindakan siswa yang tidak tepat waktu atau melebihi waktu yang telah di tentukan
28
Namora lumongga lubis. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik.
(Jakarta : Kencana, 2011), h. 168.
29
Priani, Sukma Dewi & Denok Setyawati, Pengaruh Konseling Individu Melalui
Pendekatan Realita Untuk Mengurangi Kebiasaan Terlambat Siswa di SMP Negeri 1 Sumberejo,
(Jurnal : BK UNESA, 2013), h.409.
25
tindakan negatif dengan melanggar peraturan tata tertib sekolah dengan datang
َّه َار ِخ ۡل َفةٗ لِّ َم ۡن ََأر َاد َأن يَ َّذ َّكَر َأ ۡو ََأر َاد ُش ُكورٗا ِ
َ َو ُه َو ٱلَّذي َج َع َل ٱلَّ ۡي َل َوٱلن
Terjemahnya :
dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang
yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.30
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah memberikan kesempatan dan waktu
Menurut Prayitno dan Erman Amti, menyatakan gambaran yang lebih rinci
30
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (
31
Prayitno, Erman Amti, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.26.
26
memiliki alasan dari satu peserta didik dengan peserta didik lain pasti berbeda.
Penyebab peserta didik satu dengan yang lain melakukan perilaku terlambat
datang ke sekolah pasti berbeda pula. Menurut Prayitno dan Erman Amti,
2) Kesulitan kendaraan.
4) Terlambat bangun.
5) Gangguan kesehatan.
sekolah pasti mempunyai akibat pada dirinya. Akibat-akibat yang dialami akan
merugikan peserta didik tersebut dan juga mengganggu kegiatan belajar mengajar
1) Nilai rendah
32
Agus supriyanto,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta,
2017), h.23.
27
Pendapat lain dari Agus supriyanto, peserta didik yang sering terlambat
panjang bagi peserta didik tersebut. Akibat jangka pendek dari peserta didik
sering terlambat datang ke sekolah yaitu terhambat dalam KBM, tidak bisa
konsentrasi, mengganggu peserta didik lain, dan adanya sanksi. Dan akibat jangka
didik yang telah dijelaskan tersebut, terdapat pula akibat-akibat lain yang dapat
akademik peserta didik yang merupakan harapan orang tua agar anaknya sukses.34
C. Kerangka Pikir
33
Ibid, h.23.
34
Agus Supriyanto, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta : Rineka
Cipta), h.2-23.
28
peserta didik memiliki kesadaran diri akan pentingnya disiplin dalam sekolah dan
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 60.
Konseling kelompok dengan teknik
self-management
sekolah meningkat
29
D. Hipotesis Penelitian
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
peserta didik terkhusus kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan. Berdasarkan
latar belakang masalah, teori dan kerangka berfikir maka hipotesis yang peneliti
ajukan adalah:
36
Ibid, hal.60.
30
A. Jenis Penelitian
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan
dependen dan tidak mempunyai kelompok kontrol. Dan sampel dipilih secara
31
32
group comparison dan didalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk One-
Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karna dapat
Gambar 3.1
Pola One-Group pretest-posttest Design
O1 x O2
sebagai berikut :
1. Tahap Pre-test
2. Pemberian Treatment
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), hal.110-114.
33
3. Tahap Post-test
Gambar 3.2
Langkah-langkah Pemberian Layanan
Layanan
Peserta Konseling
didik kelas Pre-Test Kelompok
VII Post-Test
Dengan Teknik
x Self-
Management
penelitian ini pada Peserta didik SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan kab.Luwu Utara
terkhususnya peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukamaju Selatan. Waktu
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu, yang berbentuk apa saja yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain. Penelitian ini akan dilaksanakan pada dua variabel
di antaranya:39
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel independen (bebas). Pada penelitian ini variabel terikatnya
1. Populasi
generalisasi. Element populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang
merupakan unit yang diteliti. Dalam hal ini populasi adalah wilayah generalisasi
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), hal.67.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), hal.69.
35
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.41 Populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain dan populasi di artikan sebagai keseluruhan obyek penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
2. Sampel
teknik sampling, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu.42 Teknik memilih secara acak
dapat dilakukan manual maupun menggunakan tabel random atau acak. Di dalam
ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga
lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. 43 Berdasarkan hal tersebut
41
Ibid. h.126.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2019)hal.128-129.
43
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rienika Cipta, 2010), hal. 177.
36
1. Observasi
Mengutip dari Anwar Sutoyo, observasi ialah suatu metode penelitian yang
berupa pengamatan dengan memusatkan perhatian pada suatu objek dan gejala
yang sedang diteliti, baik langsung maupun tidak langsung, serta dilakukan secara
menggunakan jenis observasi kuasi partisipan yaitu peneliti tidak terlibat secara
aktif dalam pengamatan aktivitas subjek, tetapi peneliti terlibat langsung dalam
memberikan layanan.
2. Kuesioner (Angket)
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas, kuesioner dapat
peneliti menyebarkan angket kepada Peserta didik terkhususnya kelas VII SMP
44
Ahmas Tanzen, Pengantar Metode Penelitian…,(Yogyakarta: Teras, 2009) hal.57.
45
Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014). h. 69.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2019) hal.199.
37
3. Dokumentasi
dalam metodologi penelitian sosial. Metode ini digunakan untuk menelusuri data
Dokumentasi yang akan di ambil peneliti adalah data-data yang diambil dari
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah ‘’suatu alat yang digunakan untuk
mengakar fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena alam ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
Metode ini digunakan pada saat pre-test untuk mengukur sejauh mana
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2019), hal.156.
48
Ibid, h.156.
38
management. Selain itu metode ini juga dilakukan pada saat post-test, yang
mengurangi tingkat perilaku terlambat peserta didik kelas VII SMPN 1 Sukamaju
Gambar 3.3
Skala Likert
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
39
RR Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
1. Uji Validitas
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur
(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dinyatakan memiliki validitas
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurat secara tepat dan
tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang
Dalam uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu
mengkoreksi skor tiap total adalah jumlah dari semua skor pernyataan jika skor
setiap pernyataan berkorelasi secara signifikan, maka item tersebut tidak akan
diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut, menurut Sugiyono (2012 : 124) yang harus
49
AZWAR Saifuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya (Yogyakarta: Liberty,
1988), hal. 173.
40
Apabila kofisien kolerasi lebih besar atau memiliki derajat 0,30 maka
apabila kofisien kolerasi lebih kecil dari 0,30 maka instrumen penelitian tersebut
2. Uji Realibitas
reliabilitas adalah konsitensi skor angket yang dicapai oleh orang yang sama
jika jawabannya konsisten dari waktu ke waktu dan memberikan nilai cronbach’s
alpha lebih dari 0,60. Adapun kategori koefesien realiabilitas adalah sebagai
berikut:
Hasil dari angket dianalisis melalui tiga tahap, yaitu tahap deskripsi data dan
51
Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif (cet. IV; Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015 ),
h. 196.
41
membuat rangkuman distribusi data angket pretest dan posttest dari statistic
2. Uji Normalitas
berasal dari populasi yang didtribusi normal atau tidak. Uji statistic yang
1. Uji Hipotesis
Desain penelitian ini adalah one group pretest-posttest design maka teknik
analisis data yang digunakan pengujian hipotesis uji t. Uji t digunakan untuk
kejujuran siswa. Uji t dipilih karena untuk membandingkan kedua mean sehingga
prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata – rata dua variabel dalam
satu group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengu jian dua sampel
yang berhubungan atau dua sampel berpasangan. Prosedur Paired Sample Uji-T
digunakan untuk menguji bahwa tidak atau adanya pengaruh antara dua variabel.
Data boleh terdiri atas dua pengukuran dengan subjek yang sama atau satu
pengukuran dengan beberapa subjek. Adapun rumus paired sampel T –Test adalah
sebagai berikut :
t ₀=
( ∑ ND )
(√ )
SD D
N −1
Keterangan :
t0 : Tabel Observasi
SD : Standar Deviasi
N : Jumlah Responden
DAFTAR PUSTAKA
43
44