Anda di halaman 1dari 34

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN

TEKNIK PROBLEM-SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU


DISIPLIN SISWA SMPN 1 METRO

PROPOSAL

OLEH :
ANISA SARI
NPM. 20130059

PROGRAM STUDI BIMBIMGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN
TEKNIK PROBLEM-SOLVING TECHNIQUE UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU DISIPLIN SISWA SMPN 1 METRO

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Menyelesaikan Skripsi

OLEH :
ANISA SARI
NPM. 20130059

PROGRAM STUDI BIMBIMGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis bisa mengajukan proposal yang
berjudul ” Efetifitas Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik
Problem SolvingTechnique Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa
Smpn 1 Metro".Penulis menyadari bahwasannya dalam penulisan proposal ini
masih banyak mengalami kesulitan dan hambatan dalam mengerjakannya,
namun berkat bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak akhirnya proposal ini
dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Dr. Nyoto Suseno, M.Si., Rektor Universitas Muhammadiyah Metro
2. Dr. Arif Rahman Aththibby, M.Pd., Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Bapak Hadi Pranoto, M.Pd., Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling
yang telah memberikan motivasi secara langsung maupun tidak langsung.
4. Bapak Achmad Irfan Muzni, M.Psi Selaku Dosen Bimbingan dan Konseling
Universitas Muhammadiyah Metro yang selalu dengan sabar memberikan
bimbingan.
5. Orang tua penelitian yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, doa,
serta memberikan dukungan secara keseluruhan.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas dicatat
sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT. Penulis sangat menyadari bahwa dalam
penulisan proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga skripsi ini
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wallaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Metro, 26 Desember 2023


Penulis

Anisa Sari
NPM.20130059

iv
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
HALAMAN LOGO...................................................................................................ii
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................5
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................8
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................10
A. Perilaku Disiplin...........................................Error! Bookmark not defined.
1 Pengertian Disiplin.................................................................................10
2 Aspek Aspek Perilaku Disiplin.................Error! Bookmark not defined.
3 Faktor Faktor Yang mempengaruhi Perilaku Disiplin....Error! Bookmark
not defined.
B. Layanan Bimbingan Kelompok..................................................................14
1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok............................................14
2 Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok..................................................16
3 Tahapan Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok................................18
3 Faktor Faktor Perilaku Disiplin...............................................................18
C.. Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving technique
Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin.............Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................22


A. Rancangan Penelitian............................................................................22
B. Populasi dan Sampel...............................Error! Bookmark not defined.
C. Instrumen Pengumpulan Data.................Error! Bookmark not defined.
D. Teknik Pengumpulan Data......................Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Analisis Data................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LITERATUR..........................................................................................32

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kedisiplinan adalah hal yang sangat penting di sekolah, karena itu
sebuah contoh sikap disiplin di sekolah harus diterapkan dengan benar
dan konsisten. Ketika siswa memiliki sikap disiplin yang baik, mereka
akan mampu menjaga kebersihan kelas, kerapian, dan kesopanan.
Selain itu, dengan menjaga sikap disiplin yang baik, siswa juga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dan memberikan dampak
positif pada lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Terdapat berbagai contoh sikap disiplin yang bisa diaplikasikan oleh
siswa di sekolah, seperti:Berpakaian rapi dan sopan,Tepat waktu dalam
kegiatan sekolah,Mematuhi aturan dan tata tertib yang ada, Bekerja
keras dan tekun dalam belajar, Menjaga kebersihan di lingkungan
sekolah, Disiplin dalam penggunaan gadget di sekolah, Mempersiapkan
alat tulis dan buku pelajaran dengan baik, Membantu kawan-kawan dan
guru di sekolah, Tidak mengganggu ketertiban kelas, Bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan.
Berdasarkan hasil pengamatan observasi dan wawancara yang
peneliti lakukan di SMPN 1 Metro juga mengindikasikan permasalahan
yang sama disana kedisiplinann siswa yang sangat rendah, berdasarkan
fenomena di atas hasil pengamatan observasi yang sering terjadi di
SMPN 1 Metro menunjukan kedisiplinan siswa yang rendah hal ini bisa
dilihat dari prilaku siswa berpakain tidak lengkap dengan atribut sekolah,
tidak memperhatikan dan ribut sendiri saat guru menerangkan,
berbicara dengan teman saat pelajaran berlangsung, membuat gaduh di
kelas, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidak menaati tata tertip
sekolah, keluar masuk kelas tanpa izin dari guru, meminta izin tetapi
tidak masuk kekelas hingga jam pelajaran selesai, terlambat datang
kesekolah, tidak melaksanakan tugas piket, membunag sampah
sembarangan, dan membawa kendaraan kesekolah.Dengan berbagai
upaya seperti salah satunya siswa yang ketahuan kabur di jam sekolah
dikenakan sanksi seperti,membersihkan toilet dan lain
sebagainya.Berikut Data presentasi anak anak yang tidak disiplin siswa
smpn 1 metro
Tabel 1 Data Kasus Siswa yang melanggar kedesiplinan

Kasus Siswa Yang Melanggar kedesiplinan


Atribut tidak lengkap Tidak mengerjakan tugas
Telat ke sekolah Kabur saat pembelajaran
70
60
50
40
30
20
10
0
Semester 1 Semester 2

Data di atas menunjukan bahwa tingkat siswa yang melanggar


kedesplinan siswa di sekolah smpn 1 metro selama 2 sesmeter baik
semester 1 dan 2 selalu mengalami penaikan.
Disiplin juga merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Karena sudah menyatu
dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya
akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana
lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam
kehidupannya.( imam santoso2019,999)
Menurut Tulus (2021:48) salah satuna adalah alat pendidikan untuk
mempengaruhi perlaku disiplin pada siswa adalah
a. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya, selain itu
kesadaran diri menjadi motif kuat terwujudnya disiplin
b. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik
atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.
c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan
meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan
bimbingan kelompok merupakan salah satu alat pendidikanyang
dapat di gunakan dalam pemberian bantuan kepada siswa melalui
situasi kelompok. Masalah yang dibahas dalam bimbingan kelompok
adalah masalah yang dialami bersama dan tidak rahasia, baik
menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karir
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah peserta didik yang
melanggar aturan disiplin tersebut salah satunya dapat menggunakan
Layanan bimbingan Kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok dengan
metode problem-solving technique (PST) diidentifikasi sebagai salah
satu pendekatan yang efektif untuk meningkatkan perilaku disiplin.
Teknik ini menerapkan cara bagaimana memecahkan suatu masalah
secara sistematis, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari
sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah, mencari alternatif
pemecahan masalah, menguji kekuatan dan kelemahan masing-masing
alternatif, memilih dan melaksanakan alternatif yang paling
menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.
Teknik problem solving dalam konseling adalah pendekatan
praktis yang digunakan untuk membantu klien menyelesaikan
masalah mereka. Pendekatan ini melibatkan proses logis dan
sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
memecahkan masalah secara efektif
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan kelompok dengan
menggunakan teknik problem-solving kelompok dapat Efektif Dalam
meningkatkan perilaku disiplinan siswa di SMPN 1 Metro?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan
menggunakan problem-solving kelompok dapat Efektif Dalam
meningkatkan perilaku disiplinan siswa di SMPN 1 Metro
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu khususnya
peningkatan perilaku disiplin melalui bimbingan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik


Hasil penelitian diharapkan menjadi Sesuatu yang membuat
siswa mengalami perubahan mengenai perilaku disiplin siswa di
sekolah.

b. Bagi Guru BK
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan
prilaku disiplin siswa.

c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam
meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini memuat tentang subfokus yang diteliti,
subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam hal ini penulis membatasi
ruang lingkup penelitian agar penelitian ini lebih jelas dan tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya adalah:
1. Sifat Penelitian : Penelitian Kuantitatif
2. Jenis Penelitian : Eksperimen
3. Subjek Penelitian : Peserta didik kelas 3 SMPN 1 Metro
4. Objek penelitian : Layanan Bimbingan kelompok dengan Teknik
problem-solving (variabel X) dan perilaku disiplin
(variabel Y)
5. Lokasi penelitian : SMPN 1 Metro Prov. Lampung. Kab.Metro
Kec. Metro Pusat.
6. Waktu penelitian : Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
semester genap tahun pelajaran 2023/2024

BAB II
KAJIAN TEORI.
A. Perilaku Disiplin

1 Pengertian Perilaku Disiplin

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang


menunjuk kepada kegiatan belajar mengajar. Dalam bahasa Inggris
“Disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah
pengawasan seorang pemimpin. Sehingga dapat diartikan
merupakan kegiatan belajar untuk patuh dan taat pada
peraturanperaturan yang dibuat oleh pemimpin. Disiplin adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau
peraturan yang diberlakukan bagi dirinya sendiri.(Lemhanas,2017,12)
Menurut Prijadarmanto (2016,23) Menyatakan Bahwa
kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Menurut
Abdurrahman, kedisiplinan berarti adanya kesediaan untuk
memahami peraturan-peraturan atau larangan yang telah ditetapkan.
disiplin sebagai upaya mengikuti dan menaati peraturan, nilai,
dan hukum yang berlaku, serta pengikutan dan ketaatan tersebut
terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu
berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Beberapa
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa disiplin adalah suatu sikap
mengikuti dan menaati semua peraturan dengan tertib dan teratur
serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan bertanggung
jawab.
Kedisiplinan erat kaitannya dengan pengetahuan serta perilaku
yang , seperti kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, tolong
menolong, kasih sayang, patuh atau taat, serta hormat kepada guru.
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu disciplina yang
berarti perintah dan discipulus yang berarti peserta didik. Jadi disiplin
dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta
didiknya.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan
adalah suatu kondisi dimana seseorang mematuhi dan
melaksanakan ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai serta kaidah
yang berlaku dengan kesadaran diri tanpa ada paksaan.

2 Aspek Aspek Prilaku Disiplin

Menurut Rahman (2015,25) Menyatakan Bahwa kedisiplinan


dilihat dalam tiga aspek yaitu
a. Aspek Perilaku disiplin dalam ketaatan terhadap peraturan
Peraturan merupakan suatu pola yang ditetapkan untuk
tingkah laku. Pola tersebut dapat ditetapkan oleh orang tua,
guru, pengurus atau teman bermain Tujuannya adalah untuk
membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam
situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya, peraturan
mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan sewaktu berada disekolah seperti memakai
seragam sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Peraturan
tersebut juga berlaku dilingkungan Sekolah, seperti memakai
busana sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Sekolah
b. Aspek kepedulian
Pembinaan dan pembentukan disiplin ditentukan oleh
keadaan lingkungannya. Keadaan suatu lingkungan dalam hal ini
adalah ada atau tidaknya sarana-sarana yang diperlukan bagi
kelancaran proses belajar mengajar ditempat tersebut, dan
menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan dimana mereka
berada. Yang termasuk sarana tersebut lain seperti gedung
sekolah dengan segala perlengkapannya, pendidik atau
pengajar, serta sarana-sarana pendidikan lainnya, dalam hal ini
seperti juga lingkungan yang berada di sekolah seperti kelas dll
c. Aspek Partisipasi dalam proses pembelajaran
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang
ditunjukkan seseorang yang keterlibatannya pada proses belajar
mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan datang dalam setiap
kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab
pertanyaan guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dengan tepat waktu, serta tidak membuat suasana gaduh dalam
setiap kegiatan belajar.
d. Aspek Kepatuhan menjauhi larangan
Pada sebuah peraturan juga terdapat larangan-larangan yang
harus dipatuhi. Dalam hal ini larangan yang ditetapkan bertujuan
untuk membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
Menurut Prijodarminto(2016,24)Menyatakan Bahwa ada 3 aspek
Perilaku disiplin yaitu sebagai berikut:
a. Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan
tertib sebagai hasil atau pengembangan dan latihan
pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem atau perilaku, norma,
kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga
pemahaman tersebut memberikan pengertian yang mendalam
atau kesadaran, bahwa ketaatan akan norma, aturan, kriteria dan
standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai
keberhasilan.
c. Sikap kelakuan secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,
untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Perilaku Disiplin itu lahir, tumbuh dan berkembang dari sikap
seseorang pada sistem nilai budaya yang telah ada didalam
masyarakat, aspek perilaku kedisiplinan yaitu ketaatan terhadap
peraturan, kepedulian terhadap lingkungan, partisipasi dalam proses
belajar mengajar dan kepatuhan menjauhi larangan di lingkungan
tempat tinggal

3 Faktor – FaktorYang Mempengarahui Perilaku Disiplin

disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mestidiwujudkan


dalam masyarakat. Oleh karena itu siswa hendaklah mendapat
perhatiandari semua pihak yang ada di sekolah maupun diluar
sekolah. Perhatian yang diberikan kepada siswa diharapkan
menumbuhkan sikap disiplin siswa utamanya dalam belajar karena
siswa merasa diawasi.
Menurut Tulus (2021,48) Menyatakan Bahwa ada beberapa faktor
disiplin, yaitu sebagai berikut:
d. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya, selain itu
kesadaran diri menjadi motif kuat terwujudnya disiplin
e. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik
atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.
f. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
g. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan
meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku
yang sesuai dengan harapan.
Selain itu ada beberapa faktor lain lagi yang dapat berpengaruh
pada pembentukkan disiplin individu yaitu:
a. Teladan Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar
pengaruhnya dibanding dengan kata-kata, jadi keteladanan
sangat penting bagi perilaku disiplin siswa. Dalam disiplin di
sekolah, semua insan yang ada didalamnya mengembangkan
kepengikutan dan ketaatan yang lahir dari kesadaran dirinya
sehingga terbentuk jiwa disiplin yang dapat menjadi contoh
b. Lingkungan Berdisiplin Seseorang dapat juga dipengaruhi oleh
lingkungan, bila berada di lingkungan berdisplin, seseorang
dapat terbawa oleh lingkungan tersebut. Peraturan-peraturan
yang ditaati dan dipatuhi adalah yang berlaku dalam lingkungan
tersebut, dengan tujuan menciptakan lingkungan kondusif bagi
kegiatan dan proses pendidikan
c. Latihan Disiplin Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui
proses latihan dan kebiasaan, untuk membentuk suatu sikap
hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku. Melakukan disiplin secara
berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik
kehidupan sehari-hari, maka disiplin akan terbentuk dalam diri
seseorang. Pembiasaan disiplin di sekolah, dengan aturan yang
dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya dipatuhi
secara sadar untuk kebaikan, bisa berkembang menjadi
kebiasaan yang berpengaruh bagi kehidupan siswa di masa
depan.
Selain itu, Slameto ( 2017,23) mengatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan siswa yaitu:
a. Faktor-faktor intern meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan
kelelahan. Faktor jasmani diantaranya faktor kesehatan dan
cacat tubuh. Sedangkan faktor psikologis meliputi perhatian,
minat, motif, kematangan, dan kesiapan. Fakor kelelahan
misalnya pengaturan jam tidur, istirahat, olahraga yang teratur
dan variasi dalam belajar.
b. Faktor-faktor ekstern meliputi, faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat. Faktor keluarga misalnya cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan. Selanjutnya faktor sekolah meliputi,
metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, waktu sekolah, metode mengajar, standar pelajaran di
atas ukuran dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi,
kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan kehidupan
masyaraka
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan seorang siswa yaitu faktor internal
meliputi ranah kognitif, minat, dan motivasi. Faktor eksternal faktor
lingkungan keluarga, faktor lingkungan masyarakat, faktor lingkungan
sekolah

B. Layanan Bimbingan Kelompok

1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Sebelum membahas lebih lanjut tentang bimbingan kelompok,


akan diuraikan terlebih dahulu tentang pengertian bimbingan.
Bimbingan merupakan terjemah dari istilah guidence dalam bahasa
Inggris. Sesuai dengan istilahnya bimbingan dapat diartikan secara
umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun untuk sampai
kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak
setiap bantuan atau tuntunan dapat diartikan sebagai guidence
(bimbingan).(Djumhur,2019,25)
bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya(Natawidjaja,2017,123)
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapainya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya,
kemampuan untuk mengarah.
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan
bimbingan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok.
Mereka memperoleh berbagai bahan dari guru pembimbing yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat, dan juga
dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.
Dalam layanan tersebut, para siswa dapat diajak untuk bersama-
sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan
topik-topik penting, mengembangkan langkah-langkah bersama untuk
menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok.
(Dewa,2018, 48)
Menurut Gazda(2018,210) Menyatakan Bahwa bimbingan
kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi pada kelompok
siswa untuk membantu mereka untuk membantu mereka menyusun
rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa
untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan
sosial. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan dalam bimbingan
kelompok ialah pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi
para anggota kelompok
2 Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Secara umum layanan ini bertujuan agar siswa dapat


mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi.
Secara lebih khusus bertujuan mendorong pengembangan
pikiran, perasaan, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, artinya meningkatkan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para
siswa. Layanan ini lebih bersifat prefentif.(Winkel,2016,563)
Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan
dan konseling yang melatih keterampilan berkomunikasi kepada
siswa dan membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan
dalam berkomunkasi.
Menurut Wela ( 2016) Menyatakan Bahwa Tujua bimbingan
kelompok antara Lain:
a. Mampu berbicara didepan orang banyak;
b. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan,
perasaan dan lain sebagaimya kepada orang banyak;
c. Belajar menghargai pendapat orang lain;
d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukankannya;
e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak
kejiwaan yang bersifat negatif);
f. Dapat bertenggang rasa;
g. Menjadi akrab satu sama lainya;
h. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau
menjadi kepentingan bersama
Masalah tujuan dalam bimbingan kelompok Halena ( 2015,73)
menjelaskan bahwa ada beberapa tujuannya, yaitu sebagai berikut
a. Mengembangkan langkah bersama dalam menangani segala
permasalahan individuyang dibahas dalam suatu kelompok.
b. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi antar individu
dalam suatu kelompok
c. Menciptakan pemahaman yang baik terhadap diri serta orang
lain dari berbagai situasi dan kondisi lingkungannya.
d. Membentuk sikap serta perilaku individu yang efektif guna
mencapai sesuatu yang diharapkan.
Berdasarkan beberapa tujuan dalam layanan bimbingan
kelompok di atas, dapat dijelaskan bahwa melalui layanan bimbingan
kelompok dapat membentuk suatu strategi bersama untuk
memecahkan masalah pada anggota kelompok, komunikasi dari
anggota kelompok menjadi lebih baik sehingga menciptakan
pemahaman yang efektif terhadap diri serta orang lain, dan
menumbuhkan sikap serta perilaku yang lebih baik demi pencapaian
yang diharapkan
1. Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat
penekenan yang sungguh-sungguh. Melalui bimbingan kelompok
para peserta didik yaitu:
a. Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan
membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitanya. Pendapat
mereka itu boleh jadi bermacam-macam, ada yang dan ada yang
negative. Semua pendapat itu melalui dinamika kelompok (dan
perannya guru pembimbing) diluruskan bagi pendapat-pendapat;
b. Memiliki pemahaman yang objektif;
c. Menimbulkan sikap yang terhadap keadaan diri dan lingkungan
mereka
d. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan
“penolakan terhadap yang buruk dan sokongan terhadap yang
baik” itu dan
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk
membuahkan hasil sebagaimana mereka memprogramkan
semula(Dewa,2018,67)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa
layanan bimbingan konseling memberikan banyak manfaat bagi tiap
individu untuk mengembangkan pendapata dan keinginannya.
Sehingga konselor dapat meberikan solusi yang terbaik bagi
konseling.
3 Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Hidayati (2019,9) Menyatakan Bahwa Penyelanggaraan


bimbingan kelompok memerlukan persiapan dan praktik pelaksaan
kegiatan yang memadai, dari langkan awal sampai dengan evaluasi
dan tindakan selanjutnya
a. Tahap Awal
Langkah atau tahap awal diselengarakan dalam rangka
pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para
peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah
awal ini di mulai penjelasan tentang adanya layanan bimbngan
kelompok bagi para peserta didik, pengertian, tujuan, dan
kegunaan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah
selanjutnya menghasilkan kelompok yang langsung
merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan kegiatan
bimbingan kelompok.
b. Tahap Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputipenetapan:
(1) Materi layanan; (2) tujuan yang ingin dicapai; (3) sasaran
kegiatan; (4) bahan atau sumber bahan untu bimbingan
kelompok; (5) rencana penilain; (6) waktu dan tempat.
c. Pelaksanaan kegiatan Kegiatan yang telah direncanakan itu
selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut
1) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat
dan kelengkapannya); persiapan bahan, kesiapan
keterampilan, dan persiapan administrasi. Mengenai
persiapan keterampilan, untu penyelenggaraan bimbingan
kelompok, guru bimbingan dan konselingdiharpkan mampu
melaksanakan teknik-teknik.
2) Melaksanakan tahap-tahap kegiatan. Tahap 1 yaitu
pembentukan. Temanya pengenalan, pelibatan dan
pemasukan diri. Kegiatannya : a)mengungkapkan pengertian
dan tujuan bimbingan kelompok;b)menjelaskan cara-cara
dan asas-asa bimbingan kelompok; c)saling
memperkenalkan dan mengungkapkan diri; d)teknik khusus;
e)permainan penghangatan/pengakraban. Tahap 2 yaitu
peralihan. Kegiatannya:a)menjelaskan kegiata yang akan
ditempuh pada tahap berikutnya;b)menawarkan atau
mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya;c)membahas suasana yang
terjadi;d) meningkatkan kemampuan keinkutsertaan
anggota;e)kalau perlu kembali keberapa aspek tahap
pertama/tahap pembentukan. Tahap 3 yaitu kegiatan.
Kegiatannya:a) pemimpin kelompok mengemukakan suatu
masalah atau topik;b)Tanya jawab antara anggota dan
pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang
menyangkut masalah atau topic yang dikemukakan
pemimpin kelompok;c)anggota membahas masalah atau
topic tersebut secara mendalam dan tuntas; d)kegiatan
selingan
d. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan Penilaian kegiatan bimbingan kelompok
difokuskan pada perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal
yang dirasakan mereka berguna. Isi kesankesan yang
diungkapkan oleh para peserta merupakan isi penilain
sebenarnya. Penilaian terhadap bimbingan kelompok dapat
dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun
daftar isian sederhana.
Secara tertulis para peserta diminta mengungkapkan
perasaanya, pendaptnya, harapanya, minat dan sikapnya
terhadap bebagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan
bimbingan kelompok (isi maupun proses), maupun kemungkinan
ketrlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Penilaian
terhadap bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan,
yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan yang terjadi pada
diri peserta. Lebih jauh, penilaian terhadap bimbingan kelompok
lebih bersifat penilaian “dalam proses” yang dapat dilakukan
melalui:a)mengamati partisipai dan aktivitas peserta selama
kegiatan berlangsung;b)mengungkapkan pemahaman pserta
atas materi yang dibahas;c)mengungkapkan kegunaan
bimbingan kelompok bagi mereka
C. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan
Teknik Problem Solving Technique Untuk Meningkatkan Perilaku
Disiplin.

Layanan bimbingan kelompok adalah untuk membantu siswa dalam


meningkatkan hubungan kerjasama dalam kelompok serta dapat
membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi serta
mendorong siswa untuk dapat mengembangkan sikap yang dapat
menunjang perkembangan pribadi yang lebih baik( Pranoto,2016,87)
Melalui layanan bimbingan kelompok dengan penggunaan teknik
problem solving, siswa dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan
pendapat yang berkenaan dengan sesuatu hal dan membicarakan topik-
topik penting, mengembangkan nilai-nilai sikap, tindakan yang nyata
untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana terungkap dalam
kelompok, serta dapat mengembangkan langkah-langkah mengenai
permasalahan yang dibahas dalam kelompok.(Andrianti,2018)
Layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik problem solving
ini efektif dalam meningkatkan kedespilinan bagi siswa. Jadi guru BK
harus kreatif melaksanakan layanan bimbingan kelompok salah satunya
menggunakan teknik problem solving, agar kedesplinan meningkat dan
juga pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan tidak
monoton

D. Kerangka Berfikir

Perilaku Disiplin
1.Aspek prilaku disiplin
dalam ketaatan terhadap
Bimbingan Kelompok
peraturan
1.Tahap Awal
2.aspek kepedulian
2.Tahap Pelaksanaan
3.aspek partisipasidalam
3.Tahap Kesimpulan
proses pembelajaran
4.aspek kepatuhan
menjahui larangan
E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

Ho: Layanan Bimbingan Kelompok dengan menggunakan teknik Problem

Solving tidak efektif dalam meningkatkan perilaku disiplin siswa

smpn 1 metro.

Ha: Layanan Bimbingan Kelompok dengan menggunakan teknik Problem

Solving efektif dalam meningkatkan perilaku disiplin siswa smpn 1

metro.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian terdiri dari kata metode yang diartikan sebagai suatu
cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian
itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-
hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.(Mardalis,2017,24)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Iskandar
(2019.27) “Proses penelitian kuantitatif dilakukan melalui instrumen atau alat ukur
penelitian dengan menggunakan teknik atau instrumen yang objektif dan baku
yang memenuhi standar validitas dan reliabilitas yang tinggi”.Jenis penelitian
eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini mempelajari
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain yang dipilih dalam

RUMUSAN
PERMASALHAN

Landasan Teori

Populasi Sampel

Rumusan Pengumpulan
Analisis Data
Hipotesis data

Pretes Post Test Kesimpulan


4 dan Saran
Berdasarkan gambar di atas setiap penelitian selalu berangkat dari
masalah.Penelitian kuantitatif memiliki permasalahan potensi yang sudah jelas
dan ditunjukkan dengan data yang valid. Setelah ditunjukkan latar belakangnya,
diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan.
Rumusan masalah ini dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian.
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut
dinamakan hipotesis.
Hipotesis tersebut dibuktikan kebenarannya secara empiris di lapangan.
Namun, dalam penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis. Peneliti perlu menetapkan populasi sebagai tempat
pengujian dan sekaligus menyiapkan instrumen penelitiannya. Bila populasi
terlalu luas dan ada keterbatasan dari peneliti baik dari segi tenaga, biaya, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Sampel yang diambil harus representatif dengan tingkat kesalahan
tertentu. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data harus valid dan
reliabel. Maka instrumen harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu
sebelum digunakan.
Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan
untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang diajukan. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan
pembahasan. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang rasional
dan mendalam serta interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan dengan
menggunakan referensi dan hasil-hasil penelitian yang relevan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat
disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah
berdasarkan data yang telah terkumpul. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan
untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-
saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang
diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
B. Definisi Konsep dan Defenisi Operasional

1. Definisi Konsep
finisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan
teori yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi
konseptual dari masing-masing variabel, sebagai berikut
a. Variabel Bebas
1) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan
kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok. Mereka
memperoleh berbagai bahan dari guru pembimbing yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat, dan
juga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil
keputusan
2) Teknik Problem Solving
Teknik Problem Solving Problem Solving merupakan cara
memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk
memperhatikan, menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah
untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya
untuk memecahkan masalah. Proses menganalisa adalah
konsep memadukan pikiran dengan kegiatan motorik untuk
memecahkan masalah.(Abdul Majid,2019,98)
b. Variabel Terikat
Perilaku Disiplin Siswa adalah tindakan atau perbuatan siswa yang
dapat diamati secara langsung yang ditunjukkan dengan nilai
kepatuhan, dan ketertiban sebagai bentuk kesediaan siswa, hal ini
timbul akibat rangsangan dari lingkungan sekitar yaitu sebuah
peraturan yang berlaku di sekolah dan siswa harus mentaati
peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah.
2. Definisi Operasional
"Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
yang didefinisikan akan diamati". Penelitian ini akan mengukur ada atau
tidak adanya hubungan yang signifikan antara keterbukaan komunikasi
orangtua dan perilaku seksual remaja. Pengukuran kedua variabel
dengan mengkorelasikan kedua angket yaitu angket keterbukaan
komunikasi orangtua dan perilaku seksual remaja yang disusun
berdasarkan indikator-indiator kedua variabel.
Definisi operasional dari variabel terikat dan variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu:
a. Variabel Layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik problem
solving adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik dengan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
masalah yang dialami dengan tujuan meningkatkan perilaku disiplin
sswa kelompok dengan berfokus pada solusi pemecahan masalah
atau tantangan yang dihadapi oleh peserta didik.
Proses dalam Bimbingan kelompok dengan menggunakan tekhnik
problem solving adalah
1. Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan
diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu
kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,
sebagian, maupun seluruh anggota
2. Tahap Peralihan
Para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan
tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan
3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka
aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,
dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian
yang seksama dari pemimpin kelompok
4. Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok
perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus
bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu

b. Variabel Perilaku disiplin Siswa adalah tindakan atau perbuatan


siswa yang dapat diamati secara langsung yang ditunjukkan dengan
nilai kepatuhan, dan ketertiban sebagai bentuk kesediaan siswa,
perilaku displin ini berdasarkan aspek aspek yang telah ada yaitu
1. Aspek perilaku disiplin dalam ketaatan terhadap peraturan
2. Aspek kepedulian
3. Aspek partisipasi dalam proses pembelajaran
4. Aspek kepatuhan dalam menjauhi larangan

C. Populasi dan Sampel Peneelitian

1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam
ruang lingkup yang akan diteliti(Nanang,2017,74) populasi merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusi,
hewan, tumbuh tumbuhan, udara gejala, dan sebagainya, sehingga objek-
objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Menurut Sugiyono (2016,80) Menyatakan Bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudiaan di tarik kesimpulannya
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMPN 1 Metro yang berjumalah 350 siswa.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi

NO KELAS JUMLAH POPULASI


1. VII 110
2. VIII 140
3. IX 100
JUMLAH 350

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun sampel pada
penelitian ini ditentukan dengan teknik yaitu teknik sampling yang
dilakukan dengan pertimbangan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan
atau permasalahan penelitian.
Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 15 anak karena
dalam bimbingan kelompok idealnya adalah 10 -15 siswa atau anak,maka
dalam penelitian ini di ambil dari beberapa kelas yang ada di masing
masing kelas dari kelas 7 sampai kelas 9 maka didapatkan sampel 15
anak atau siswa yang kita ambil karena anak anak tersebut mempunyai
latar belakang dalam perilaku disiolin yang sangat buruk.
3. Tekhnik Sampling
Teknik sampling atau cara pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling
merupakan teknik penentuan sampel berdasar kelompok demografi
maupun geografi yang tidak memiliki tingkatan secara strata dari anggota
populasi penelitian
Pengambilan sampel dilakukan setelah mempertahtikan ciri-ciri yaitu
siswa yang mempunyai kreteria perilkau displinan yang sangat
buruk,siswa yang sering bolos dalam pembelajaran,siswa yang tidak
mentatati peraturab sekolah siswa yang tidak berpatisipasi dalam
pembelajaran,maka dari ciri ciri itu dapat di ambil sampel 15 orang dari
masing masing kelas dari kelas 1 sampai kelas 3 smp.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Angket dipergunakan sebagai instrument untuk mengukur keterampilan
pemecahan masalah peserta didik. Angket adalah cara mengumpulkan
data dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2019) Melalui penyebaran
angket/angket, akan diperoleh informasi sebagai berikut: gambaran
perilaku kedesiplinan siswa.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditentukan secara khusus oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
skala likert, indikator tersebut digunakan sebagai titik tolak untuk
menyusun butir-butir instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan. Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan informasi
menggunakan angket skala ordinal, dengan teknik skala likert. Menurut
(Dryon et al., 2019,34) Skala Pengukuran pada penelitian ini
menggunakan Skala Likert. Ada dua bentuk pertanyaan yang
menggunakan Likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif
, dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur minat negatif.

Tabel:3.4 Pensekoran Skala Pengukuran


Pernyataan Negatif Pernyataan Positif
Skor Jawaban Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) Sangat Setuju (SS) ²
2 Setuju (S) Setuju (S) 4
3 Netral (N) Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) Sangat Tidak Setuju 1
(STS)
Instrumen skala Likert dapat dibuat dengan berupa pilihan gandaatau
dengan teknik checklist.

Adapun kisi – kisi intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan instrumen Teknik Problem solving dan perilaku disiplin

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Perilaku Disiplin


Variabel Aspek Aspek Indikator
Perilaku Disiplin Aspek Perilakui disiplin siswa dating ke sekolah tepat
dalam ketatan terhadap waktu
peraturan Siswa mengikuti
pembelajaran dengan tertip
Siswa menggunakan
seragam sekolah yang telah
di tentukan
Aspek kepedulian Siswa menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
Siswa merawat sarana
prasarana sekolah
Aspek partisipasi dalam Siswa menjawab pertanyaan
pembelajaran yang guru berikan
Siswa dating ke kelas tepat
waktu
Siswa mengerjakan tugas tugas
yang guru berikan
Aspek kepatuhan Siswa menjauhi dari bolos
menjahui larangan sekolah
Siswa menjauhi larangan tidak
berseragam resmi
Siswa menjauhi larangan yang
udah di tetapkan

E. Analisis Data

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan- tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur
(Suhrnarsami,2016,211) Suatu instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas
konstruk (construct validity), karena validitas konstruk memiliki
pendekatan yang cukup objektif dan sederhana. Validitas konstruk
diukur dengan koefisien korelasi antara skor masing- masing item
pertanyaan dengan skor totalnya. Untuk mengukur kevaliditas antar
skor, peneliti gunakan korelasi product moment Berikut:
2
N Σ x Y −( Σ x 1 )( ΣY )
rXi =
√(N Σ X 1)−( Σ x 1 ) (N Σ Y 2 )−(Σ Y 2 )

Keterangan
rxy = Angka indeks Korelasi “r” product Moment
N = Number of Cases (banyaknya Responden) Σ
XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX = jumlah seluruh skor X
ΣY = jumlah seluruh skor Y.(Sugiyono,2016,228)
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata (α)
5% Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut:
rxy > rtabel berarti valid
rxy < rtabel berarti tidak valid
Langkah uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket kepada 15 responden yang termasuk dalam
sampel tetapi termasuk dalam populasi, dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat kevalidan suatu instrumen, kemudian
mengumpulkan data hasil pengisian instrumen ke dalam tabel untuk
menghitung koefisien korelasi. Kriteria valid atau tidak valid instrument
adalah jika nilai rhitung˃rtabel maka pernyataan dinyatakan valid, dan
jika rhitung˂rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Peneliti
melakukan analisis data untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan
kelompok terhadap perilaku disiplin pada siswa.
2. Reabilitas
Reliabilitas atau keterandalan ialah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya atau diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten,
jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama Pengujian reliabilitas pada penelitian ini, peneliti memilih teknik
Cronbach’s Alpha, yaitu
t
k Σσ 2
α=( ¿ . (1 ¿
k−1 σ2
t

α = Koefisien alpha cronchbach


k = Butir Pertanyaan Valid
t
Σσ 2 = Jumlah varians butir pertanyaan yang valid
t
σ 2 = Varians total
Langkah pengujian reliabilitas juga peneliti tempuh sama seperti
pengujian validitas diatas, yaitu mengedarkan angket kepada 15
responden yang tidak termasuk dalam sampel. Hasil angket tersebut,
peneliti masukkan ke dalam table untuk menghitung varian dan
menghitung nilai koefisien alpha (α). Standar nilai (α) ˃ 0,7 artinya
reliabilitas mencukupi (sufficient reliabilit). Sementara jika alpha (α) ˃
0.80, ini menunjukkan seluruh item reliabel dan seluruh tes konsisten
secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat atau sebagai
berikut: a. α ˃ 0,90 maka reliabilitas sempurna b. α antara 0,70- 0,90
maka reliabilitas tinggi. c. α antara 0,50- 0,70 maka reliabilitas moderat.
d. α ˂ 0,50 maka reliabilitas rendah.
Analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha (α) ˃ 0,86, ini
menunjukkan seluruh item reliabel dan seluruh tes konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakan data berdistribusi
normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan
software SPSS versi 20 dengan uji statistik kolmogorov-smirnow.
(Jonhatan,2017,135) Hipotesis dari uji normalitas adalah sebagai
berikut:
Ho : Data berdistribusi normal (sig. >0.05).
Ha : Data tidak berdistribusi normal (sig.<0.05)
Tahapan kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probalitas
adalah jika probalitas (sig) > 0.05, maka Ho diterima dan jika probalitas
(sig) < 0.05 maka Ho ditolak Jika nilai probalitas lebih besar dari 0.05
maka Ho diterima dan jika nilai probalitas lebih kecil dari 0.05 maka Ho
di tolak. Untuk membuktikan normalitas data makan diuji dengan
menggunakan SPSS.
4. Uji Linearitas
Uji linieritas merupakan suatu metode untuk mengetahui linier
tidaknya suatu disrtibusi data penelitian. Hasil yang diperoleh dari uji
linieritas menentukan dapat atau tidaknya teknik analisis yang digunakan
jika hasil pada uji linieritas meyimpulkan bahwa sebaran data penelitian
bersifat linier, sehingga data penelitian tersebut dapat digunakan dengan
metode yang sudah ditetapkan. Begitu juga jika sebaran datanya tidak
linier, maka data tersebut harus dianalisis menggunakan metode lainnya
5. Uji Hipotesis
a. Uji t
Skor t hasil penelitian menggunakan program SPSS versi 20
dengan menggunakan teknik analisis Paired-Samples T-Test. Uji-t
bertujuan mengkaji efektivitas suatu perlakuan (treatment) dalam
mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara
sebelumnya dengan keadaan sesudah perlakuan(Furqon,2019,198)
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jika sig > 0.05 maka Ha diterima, dilain pihak Ho ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha ditolak, dilain pihak Ho diterima
DAFTAR LITERATUR

Andini. 2021. Peningkatan disiplin Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan


Permainan Pesan Berantai. Penelitian Bimbingan Dan Konseling ,jurnal
pendidikan konseling Vol. 1, No. 2
Andrianti. 2018. Bimbingan Dan Konseling Kelompok Disekolah. Bandung: Rizqi
Press,
bdul, Majid. (2019). Strategi Pembelajaran. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya
Dewa Ketut S, (2018) Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, h.48
Djumhur dan M. Surya,( 2019) Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:
Ilmu, h.25.
Furqon,( 2019) Statistik Terapan untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, h. 198.
Gazda,( 2018 )Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, h.
309-310
H. Kamaluddin, (2016),Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, hlm. 448.
Halena, ( 2015)Strategi Layanan Bimbingan & Konseling, Bandung: Afabeta, h
73
Halena,( 2015) Strategi Layanan Bimbingan & Konseling, Bandung: Afabeta, h
73
Hasibuan, M.( 2015) Organisasi dan Motivasi , Jakarta : Bumi Aksara, h. 12
Hidayati, Richma. 2019. Model Bimbingan Kelompok Teknik Stimulus Kontrol
untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan
Konseling, 2 (2), 94
Iskandar, (2019)Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan.
Kualitatif), (Jakarta: Gaung Persada Pres, , h. 27
Jonathan Sarwono,( 2017) Prosedur–Prosedur Populer Statistik untuk Analisis
Data Riset Skripsi, (Yogyakarta: Gava Media, h. 135
Lemhanas, (2017) Disiplin Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, h. 12
Mardalis,( 2017) Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal), Jakarta: Bumi
Aksara, h.24
Nanang Martono, (2017)Metode Penelitian kuantitatif, (Jakarta : Rajawali, h. 74
Nazir Muh, (2017),Metode Penelitian, Bogor, Ghalia Indonesia, h.147
Pranoto,2016. Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang.Hal 87
Prayitno. (2017) Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
Indonesia, h. 71-72
Prijodarmoto, Soegeng. (2016) Disiplin Kiat Menuju Sukses.Jakarta: Pradnya
Paramita, h. 23-24
Rahman. 2015. Manajemen Disiplin. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Rukaya, (2019) Aku Bimbingan dan Konseling, Pangkep, Guepedia, hlm. 13
Samsudin. (2018) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Surakarta: PT
Tiga Serangkai Mandiri, h.85
Santoso Imam, Tri Puji. 2019. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V SDN Gugus dr. Cipto Mangunkusumo Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati. Jurnal pendidikan vol 1 no 2
Sugiyono, (2016) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung :
Alfabeta, h.80
Suharsimi Arikunto, (2016).Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta,
Tulus, , (2021)Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo h. 48-50
Wela Aswida, Marjohan, Yarmis Syukur(2016) “Efektifitas Layanan Bimbingan
Kelompok dalam Mengurangi Kecemasan Berkomunikasi Pada Siswa”
2012 Jurnal oleh jurusan bimbingan dan konseling
Winkel dan Sri Hastuti, ( 2016)Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Media
Abadi, h.563

Anda mungkin juga menyukai