Disusun oleh :
Marsya Mazaya Dimyath (19) dan Reiza Pratomo (32)
XI MIPA 1
Peneliti,
Halaman Judul……………………………………………………………… i
Kata Pengantar ……………………………………………………………... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………. 4
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 7
2.1 Perilaku Guru………………………………………………………. 7
2.2 Motivasi Belajar…………………………………………………… 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………... 20
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………… 20
3.2 Populasi dan Sampel……………………………………………….. 20
3.3 Instrumen Penelitian……………………………………………….. 22
3.4 Teknik Pengumpulan 25
Data…………………………………………. 27
3.5 Teknik Analisis 29
Data……………………………………………….. 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 34
4.1 Hasil………………………………………………………………... 36
4.2 Pembahasan………………………………………………………... 36
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 36
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Namun dibalik itu, masih banyak tenaga kependidikan serta guru yang
belum dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Banyak dari guru
yang masih bersikap seenaknya dan mengucapkan hal-hal yang seharusnya
tidak diucapkan sehingga membuat peserta didik menjadi trauma dan tidak
nyaman dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini tidak dapat dibiarkan terus
1
menerus, karena salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar
adalah kenyamanan dan rasa aman.
Banyak hal-hal negatif yang dapat muncul dari permasalahan ini jika
dibiarkan terus menerus. Sebagai umat manusia apalagi yang berprofesi
sebagai guru, seharusnya dapat mengucapkan sesuatu yang bermanfaat dan
terukur sekaligus terkontrol, karena ucapan kata atau kalimat yang tidak
pantas apalagi berkecenderungan keji dapat mengarah kepada hal yang
negatif. Di samping tidak pantas juga bisa jatuh menjadi haram alias berdosa.
Adapun juga sifat guru yang tidak disukai oleh para murid yang
menyebabkan menurunnya kinerja pembelajaran. Pertama, guru baik dan
guru galak selalu menjadi pusat perhatian siswa. Guru pemarah membuat
siswa menghindar karena tidak ingin dimarahi oleh guru. Guru yang galak
cenderung memiliki sifat kaku. Hal ini juga tidak disukai oleh siswa.
Akibatnya siswa akan menjadi defensif atau terlalu waspada terhadap apapun
2
yang guru sampaikan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi keberhasilan
proses belajar mengajar.
Keempat, guru yang sering berkata kasar tidak hanya tidak disenangi
oleh para siswa, mereka tidak akan mematuhi apa yang telah disampaikan,
dan yang lebih parah siswa akan menganggap remeh gurunya. Permasalahan
ini harus secepatnya diatasi, karena dalam proses pembelajaran murid dan
guru harus berinteraksi dengan baik, agar terciptanya lingkungan yang aman
dan nyaman bagi kedua pihak. Apabila tidak segera diatasi maka yang akan
terjadi adalah terhambatnya proses pembelajaran dan kinerja sekolah.
3
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dampak
perilaku guru saat mengajar terhadap keefektifan pembelajaran peserta didik
SMAN 68 Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah yang akan
dijadikan fokus dalam penelitian dapat dihimpun sebagai berikut.
1. Bagaimana perilaku yang harus seorang guru miliki saat mengajar agar
dapat membuat peserta didik memiliki semangat belajar yang tinggi?
2. Bagaimana cara pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif tanpa
mengacu pada perilaku guru saat mengajar?
3. Bagaimana dampak perilaku guru terhadap keefektifan dan kelancaran
Kegiatan Belajar Mengajar?
4
penelitian. Secara teoritis, penelitian ini memberikan beberapa manfaat,
antara lain sebagai berikut:
1. Menambah referensi bahan kajian penelitian lainnya mengenai
perilaku guru yang baik agar sistem pembelajaran di Indonesia,
khususnya SMA Negeri 68 Jakarta semakin baik.
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian mengenai
perbandingan kualitas belajar siswa saat diajarkan oleh guru yang
memiliki perilaku baik dan perilaku yang kurang baik.
3. Memberikan gambaran tentang proses pembelajaran siswa SMA
Negeri 68 Jakarta saat melakukan Kegiatan Belajar Mengajar
bersama sang guru.
5
menjadi suatu wadah dalam menyampaikan apa yang ingin
disampaikan selama ini.
4. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi inspirasi
serta motivasi dalam melaksanakan penelitian-penelitian lain yang
berkenaan dengan pengembangan sistem belajar di Indonesia,
khususnya meningkatkan mutu SMAN 68 Jakarta.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
Mewujudkan tujuan untuk mengembangkan pribadi pelajar dan
bukan memberikan informasi, menyadari bahwa tujuan jangka panjang
adalah perkembangan optimal dan pribadi pelajar sehingga tercapai
kepuasan pribadi dan produktivitas kerja yang optimal.
2. Memiliki informasi faktual yang diperlukan.
Para guru hendaknya menemukan, memahami, dan memilih
informasi yang memadai, mempersiapkan pokok-pokok rangkuman
materi, menghargai dan memanfaatkan penemuan pelajar.
3. Memahami berbagai macam metode.
Teknik, serta mengetahui bagaimana memilihnya. Oleh karena itu,
para pengajar hendaknya mampu memilih macam-macam metode dan
teknik pada setiap tahapan, memberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan, mendapatkan informasi, analisis, menilai,
dan menentukan gagasan secara jelas.
4. Membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut.
Jadi, perilaku guru saat mengajar adalah suatu tindakan guru yang
dilakukan secara sadar untuk bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar,
dan membimbing peserta didiknya. Sehingga sangat penting untuk guru
dalam melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan dapat mengambil
keputusan-keputusan dengan tepat.
8
1. Optimis
Guru wajib memiliki perilaku optimis saat mengajar agar peserta
didik dapat ikut bersemangat dan dapat menangkap materi yang
diajarkan dengan cepat.
2. Emosional Stabil
Guru juga hendaknya memiliki emosi yang stabil, tidak emosional
dan tidak menggunakan rasa sentimentalnya saat
bertugas/mengajar. Guru dapat menggunakan perasaannya secara
proporsional sehingga dapat memperlakukan peserta didiknya
secara objektif, dan tidak membuat peserta didiknya merasa
tersinggung dengan perkataan sang guru. Sebaliknya, guru
seharusnya dapat memperlakukan peserta didiknya dengan
perasaan kasih saying, bukan perasaan subjektif.
3. Gesit
Guru yang gesit akan dapat menghadapi peserta didiknya secara
giat, cepat, tangkas, dan cekatan. Perilaku guru saat mengajar yang
seperti ini dapat berpengaruh terhadap hasil pendidikan yang beliau
berikan kepada anak didiknya.
4. Tidak Mudah Marah
Guru yang baik yaitu guru yang memiliki sifat tidak mudah marah
atau mudah emosi. Guru harus tetap tenang dan sabar dalam
menghadapi segala situasi, karena peserta didik akan merasa takut
apabila menghadapi guru yang pemarah dan dapat mempengaruhi
kejiwaan peserta didik.
5. Jujur
Guru yang jujur akan melakukan tugasnya tanpa mengharapkan
pujian semata-mata dari manusia. Karena guru adalah pekerjaan
yang mulia dan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan
yang maha kuasa. Yang tidak mungkin salah dalam penilaian.
6. Sabar
9
Guru yang sabar akan selalu tabah dalam menghadapi peserta
didiknya. Beliau tidak akan mengeluh dalam menjalani tugasnya.
Dengan demikian guru yang sabar akan dipandang oleh peserta
didiknya sebagai sosok yang baik. Hal ini tentu berpengaruh positif
terhadap perilaku peserta didik.
7. Rapi
Penampilan seorang guru secara fisik akan selalu menjadi
perhatian peserta didik. Oleh karena itu, kerapian dalam hal
berpenampilan seperti kerapian rambut dan berpakaian harus
diperhatikan oleh guru.
8. Adil
Seorang guru harus memiliki perilaku adil, perilaku yang
proporsional dan selalu memihak berdasarkan pada kebenaran.
Guru yang adil akan menguntungkan semua peserta didiknya
karena mereka akan diperlakukan secara proporsional sesuai
dengan tingkat dan kemampuan masing-masing.
9. Kreatif
Guru yang kreatif akan selalu dapat melakukan sesuatu meski
dalam keterbatasan sarana dan prasarana. Guru yang kreatif
mampu menciptakan keadaan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya sehingga dapat meningkatkan motivasi dan semangat
peserta didik dalam belajar.
10. Berpikir Positif
Guru harus selalu berpikir positif dalam mengemban seluruh
tugasnya. Jika seorang guru selalu dapat berpikir positif saat
menghadapi peserta didiknya, beliau akan dapat mendidik peserta
didiknya dengan baik.
10
menghadapi peserta didiknya, beliau akan dapat mendidik peserta
didiknya dengan baik.
1. Pilih Kasih
Pilih kasih merupakan sikap yang kurang baik, apalagi jika seorang
guru memiliki sikap seperti ini. Jika seorang guru memiliki sikap
pilih kasih, peserta didiknya akan merasa tidak disayang dan juga
tidak merasa adil, sehingga membuat peserta didik akan malas
belajar jika diajarkan dengan guru yang memiliki sikap pilih kasih.
2. Berprasangka Negatif
Jika seorang guru selalu berprasangka negatif kepada peserta
didiknya, beliau akan sulit dalam mengajar karena sudah memiliki
pikiran yang tidak baik dan negatif kepada peserta didiknya.
3. Pemalas
Guru adalah suri teladan bagi muridnya. Jika seorang guru memiliki
sikap malas, otomatis peserta didiknya akan mengikuti sikap malas
sang guru. Dan jika seorang guru memiliki sikap malas, guru akan
jarang mengajar murid dan tidak akan benar-benar serius saat
mengajar.
4. Ingin Menang Sendiri
Sikap seperti ini harusnya sangat dihindari oleh guru. Karena
seorang guru seharusnya dapat mendengarkan apa yang peserta
didiknya sampaikan dan harus dihargai. Jika memang seorang guru
memiliki kesalahan dalam dan diperbaiki oleh muridnya, harusnya
beliau dapat menerima agar pembelajaran dapat bermanfaat dan
berkembang.
5. Pemurung
Sikap seperti ini harusnya sangat dihindari oleh guru. Karena
seorang guru seharusnya dapat mendengarkan apa yang peserta
didiknya sampaikan dan harus dihargai. Jika memang seorang guru
memiliki kesalahan dalam dan diperbaiki oleh muridnya, harusnya
11
beliau dapat menerima agar pembelajaran dapat bermanfaat dan
berkembang.Sehingga peserta didik tidak dapat belajar dengan
maksimal dan kegiatan belajar mengajar pun jadi kurang efektif.
6. Tidak Disiplin
Seorang guru yang tidak disiplin dalam segi apapun dapat
berdampak terhadap sang murid. Guru yang tidak disiplin akan
membuat peserta didiknya mengikuti sikap sang guru dan
mewajarkan semua hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
7. Suka Memfitnah
Memfitnah jelas merupakan suatu sikap yang tidak baik, apalagi jika
seorang guru yang melakukannya. Jika seorang guru suka
memfitnah, akan membuat peserta didik merasa takut dan merasa
tidak suka dengan guru tersebut. Dengan perasaan tidak suka itulah
yang membuat peserta didik tidak mau dan tidak ada semangat
belajar.
8. Tidak Rapi
Kerapian adalah salah satu hal yang harus kita pedulikan. Kerapian
merupakan salah satu penilaian yang penting bagi seseorang, apalagi
untuk seorang guru. Jika guru tidak rapi, dari segi apapun, akan
membuat stigma orang lain menjadi buruk.
9. Pemalu
Guru akan selalu menjadi pusat perhatian jika kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Jika seorang guru memiliki sikap
pemalu saat mengajar, ilmu yang akan diberikan kepada sang murid
tidak akan maksimal dan bahkan mungkin tidak akan tersalurkan.
10. Tidak Menepati Janji
Menepati janji merupakan hal yang sulit bagi beberapa orang, namun
seharusnya bagi seorang guru mau sesulit apapun itu, beliau harus
berusaha menepati janjinya, apalagi jika berjanji kepada peserta
didik. Jika seorang guru tidak menepati janjinya kepada sang murid,
murid akan bertanya-tanya mengapa sang guru tidak menepati
12
janjinya dan bahkan mungkin aka nada yang mengikuti sikap yang
kurang baik tersebut.
13
untuk mewujudkannya sehingga harapan dapat berubah menjadi
kenyataan, sasaran motivasi adalah belajar.
14
7. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
8. Dapat mempertahankan pendapatnya
2. Unsur Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, ijazah,
tingkatan hadiah dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik ini tetap
diperlukan di sekolah sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya
menarik minat siswa dan sesuai dengan kebutuhan siswa.Karena
itu motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan oleh
pendidik.Sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Motivasi
15
ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar.
16
2.2.6 Peranan Motivasi
Ada beberapa peranan penting motivasi dalam belajar dan
pembelajaran, antara lain.
17
Guru memegang peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Guru pun dituntut untuk bisa mewujudkan perilaku mengajar
secara tepat agar terjadi perilaku belajar yang efektif pula dalam diri siswa.
18
individu tidak dapat terpenuhi. Misalnya, kebutuhan rasa aman. Peserta didik
yang ketakutan guru killer cenderung memiliki motivasi yang rendah.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
4 XI MIPA 4 36 siswa
5 XI MIPA 5 36 siswa
Jumlah 179 siswa
21
XI MIPA 36 20% x 36 = 7
2
XI MIPA 36 20% x 36 = 7
3
XI MIPA 36 20% x 36 = 7
4
XI MIPA 36 20% x 36 = 7
5
Total 179 35
22
Nama : ……….
Kelas :
a. XI MIPA 1
b. XI MIPA 2
c. XI MIPA 3
d. XI MIPA 4
e. XI MIPA 5
II. Kuesioner
Tabel 3.3 Format Kuesioner
23
yang kamu setujui positif
● Hobi mengkritik
peserta didiknya
● Optimis
● Berprasangka
negatif
● Adil
● Pilih kasih
● Jujur
24
yang beliau ajarkan?
b. Pedoman Observasi
Alat bantu dalam mengumpulkan data melalui observasi atau
pengamatan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena peneliti
langsung turun ke lapangan dan mengikuti proses pengamatan proses yang
diselidiki.
c. Pedoman Dokumentasi
Alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data-data dalam bentuk dokumentasi adalah kamera ponsel untuk
mendokumentasi kegiatan pembelajaran peserta didik di SMAN 68
Jakarta.
25
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara yang bebas. Peneliti sebagai pewawancara bebas menanyakan
apa saja kepada narasumber, tetapi tetap mengingat data yang akan
dikumpulkan. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah kepada beberapa siswa-siswi SMAN 68 Jakarta untuk ditanya
tanggapan mereka mengenai dampak perilaku guru terhadap kegiatan
pembelajaran peserta didik secara mendalam.
2. Kuesioner
Menurut Narbuko (2010:76), Metode angket atau kuesioner adalah
suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket
disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab atas
pertanyaan yg diajukan untuk kepentingan penelitian), terutama pada
penelitian survei.
26
yaitu teknik pilihan ganda atau sudah ada pilihan jawaban, sehingga
responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki.
c. Menyangkut uraian dari pilihan yang telah dipilih oleh responden
sebagai pernyataan pendukung, uraian sesuai dengan keperluan
pengambilan data. Data-data tersebut dinyatakan melalui pertanyaan
terbuka, responden tidak dibatasi dalam mengisi kuesioner.
27
1. Collection Data atau pengumpulan data, yaitu pengumpulan data yang ada
hubungannya dengan permasalahan penelitian, baik yang dapat melalui
pengamatan, wawancara, maupun dokumen yang kemudian diubah dalam
bentuk tulisan-tulisan yang dibaca, di kode dan dianalisis.
2. Reduction Data atau pengurangan data, yaitu penelitian mengadakan
pengurangan data dengan cara menyeleksi atau memilih data yang
mengarah pada pokok permasalahan.
3. Display Data atau penyajian data, yaitu menyajikan data hasil reduksi
dalam laporan secara sistematik agar mudah dibaca atau dipahami baik
secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya dalam kontek sebagai satu
kesatuan.
4. Inductive Conclusion, yakni proses penarikan kesimpulan dari data yang
sudah tersusun dalam bentuk laporan. Kesimpulan ini terbagi pada dua
bagian yaitu kesimpulan kecil dan kesimpulan besar. Kesimpulan kecil
diterapkan dalam setiap bab yang berguna untuk mempermudah proses
penarikan kesimpulan besar. Kesimpulan besar ini adalah kesimpulan
penelitian secara keseluruhan yang ditampilkan pada bab tersendiri.
28
BAB IV
4.1 Hasil
No Pertanyaan Ya Netral Tidak
29
gurumu? depan
3. Meningkatkan fokus pada
pelajaran
4. Mungkin saya akan
bersemangat jika guru itu
bersikap adil terhadap
semua murid
5. Bertanya ke teman
6. Belajar bareng teman
7. Fokus
8. Memikirkan masa depan
9. Mengumpulkan niat
10. Memotivasi diri untuk
tetap mengikuti atau
mengejar materi agar
tidak tertinggal
11. Membangun motivasi
untuk diri sendiri
12. Menjadikan perilaku guru
tersebut sebagai motivasi
13. Bercanda atau
berkomunikasi dengan
teman terlebih dahulu
untuk membangun mood
14. Mencari teman yang
tetap semangat belajar
15. Melihat perilaku guru
16. Fokus
17. Belajar sendiri di rumah
18. Berdoa
19. Bertanya teman
30
20. Membangkitkan motivasi
21. Mengingat tujuan
22. Memberikan motivasi ke
diri sendiri
23. Belajar bersama
24. Netral
25. Sugesti diri sendiri
26. Fokus
27. Kembali mengingat
tujuan awal
28. Menulis catatan warna
warni
● Berprasangka negatif :
-
● Adil : 91.7%
● Pilih kasih : -
● Jujur : 77.8%
31
didik?
32
6. Jangan terlalu serius
7. Humoris
8. Mendekatkan diri kepada
peserta didik
9. Memperbaiki perilakunya
dalam mengajar
10. Mendengarkan masukan
11. Menyesuaikan
karakteristik peserta didik
12. Bersikap profesional dan
pandai beradaptasi
13. Berusaha lebih baik
dalam mengajar
14. Mengubah perilaku
15. Sabar
16. Merubah diri
17. Mendengar saran peserta
didik
18. Ikhlas
19. Ubah perilaku
20. Sabar
21. Evaluasi diri
22. Mengajar sesuai dengan
ketentuan KBM
23. Mengubah sikap
24. Mengayomi peserta didik
25. Memberikan materi yang
tepat
26. Sabar
27. Ikhlas
28. Membuat cara ajar yang
33
baik
29. Menjadi lebih baik
30. Merubah sikap
31. Sabar
32. Memiliki emosi yang
stabil
33. Sabar
34. Memahami cara belajar
siswa
4.2 Pembahasan
Penilaian terhadap penggunaan media sosial dalam 15 item pertanyaan
yang disebar kepada 46 responden dengan menggunakan 3 jawaban yakni:
Ya, Netral, dan Tidak. Berikut merupakan pembahasan hasil dari angket :
Pada soal nomor 1, sebanyak 88.9% responden mengatakan ya dan 11.1
% mengatakan tidak ada dampak terkait perilaku guru saat mengajar terhadap
semangat dan ketertarikan peserta didik dalam belajar. Pada soal nomor 2,
sebanyak 100% menyatakan bahwa seorang peserta didik akan senang dan
lebih semangat jika guru menghargai dan memberikan apresiasi atas kerja
keras.
34
Pada soal nomor 3 sebanyak 66.7% responden mengatakan ya dan 33.3%
responden mengatakan tidak mengenai seorang guru yang bersikap tidak adil
dan berperilaku kurang baik dapat menghilangkan semangat belajar. Pada
soal nomor 4, terdapat 28 responden yang mengatakan fokus dan mengingat
tujuan masa depan adalah hal-hal yang bisa membuat menumbuhkan
semangat belajar.
Pada soal nomor 5, siswa akan semangat belajar jika sebanyak 91.7%
mengatakan sabar, 97.2% mengatakan selalu berpikir positif, 5.5%
menyatakan hobi mengkritik peserta didiknya, 91.7% mengatakan adil, dan
77.8% mengatakan jujur. Pada soal nomor 6 , sebanyak 2.8% responden
mengatakan ya, 38.9% mengatakan netral, dan 58.3% mengatakan tidak
mengenai seorang guru yang pantas memberikan hukuman fisik seperti
memukul atau melempar barang kepada peserta didik.
35
Pada soal nomor 7, sebanyak 2.8% responden mengatakan ya, 47.2%
mengatakan netral, dan 50% mengatakan tidak mengenai seorang guru
menunjukkan sikap yang kurang baik saat mengajar dan menganggap
pelajaran tersebut menarik atau tidak. Pada soal nomor 8, sebanyak 58.3%
responden mengatakan ya, 38.9% mengatakan netral, dan 2.8% mengatakan
tidak mengenai pembelajaran di rumah dan di tempat les efektif dan dapat
membantu memahami pelajaran karena perilaku seorang guru.
36
pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru yang memiliki perilaku kurang
baik. Pada soal nomor 10, terdapat 34 responden yang mayoritas mengatakan
bahwa sabar dan ikhlas adalah perilaku yang harus dimiliki oleh seorang guru
yang memiliki sikap kurang baik.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perilaku seorang guru saat mengajar berdampak terhadap semangat dan
ketertarikan peserta didik dalam belajar. Sebagai seorang peserta didik akan
lebih senang dan bersemangat jika memiliki guru yang menghargai dan
memberikan apresiasi atas kerja keras peserta didik. Jika seorang guru
bersikap tidak adil dan berperilaku kurang baik maka bisa menyebabkan
hilangnya semangat belajar siswa. Seorang guru tidak pantas memberikan
hukuman secara fisik kepada peserta didik. Jika seorang guru telah
menunjukkan sikap yang kurang baik saat mengajar, maka akan membuat
siswa merasa enggan dengan guru tersebut. Ketika hal tersebut terjadi maka
bisa saja menurunkan prestasi belajar siswa.
5.2 Saran
Solusi untuk mengatasi kelas yang kondusif untuk mewujudkan sebuah
pembelajaran yang sehat maka harus ada cerminan baik dari pendidik dan
peserta didik. Jika sudah terbentuk lingkungan kelas yang sehat dan nyaman
maka sudah dapat dipastikan akan memberikan dampak yang positif bagi
pendidik dan peserta didik.
38