Anda di halaman 1dari 15

PAMERAN PERAYAAN AKHIR PERKULIAHAN PEMAHAMAN

TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

oleh:

Cut Della Razaqna, S.Pd.


Dewi Kartini, S.Pd.
Ira Agustina, S.Pd.
Nurridha Sunni, S.Pd.
Yuni Aulia Cibro, S.Pd.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Pameran Perayaan
Akhir Perkuliahan Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Tak lupa pula
salawat dan salam tercurahkan ke pangkuan alam baginda Rasulullah saw. yang telah
membimbing kita semua ke jalan yang benar.
Laporan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah
Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya pada Program Pendidikan Profesi
Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ramli,
M.Pd. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan
Pembelajarannya, Terimakasih juga penyusun ucapkan kepada seluruh pihak yang turut
membantu selama ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penyusun berharap laporan
ini dapat memberi manfaat untuk semua pihak yang membacanya dan bisa menjadi referensi
untuk mahasiswa PPG selanjutnya.

Banda Aceh, 18 Januari 2023


Penyusun,
Tim Pen Think
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 Deskripsi Sekolah ............................................................................................................................ 4
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN .......................................................................................................... 6
2.1 Analisis Permasalahan Berdasarkan Kajian Teori ........................................................................ 6
2.1.1 Analisis permasalahan motivasi belajar ..................................................................................... 6
2.1.2 Analisis permasalahan pembelajaran yang tidak memenuhi kebutuhan setiap peserta didik ......... 7
2.1.3 Analisis permasalahan kurangnya sarana dan prasaran kelas ................................................. 8
BAB III OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT ................................................................................ 9
3.1 Output Produk yang Telah Dibuat ........................................................................................................... 9
3.1.1 RPP/Lesson Plan ......................................................................................................................... 9
3.1.2 Power Point.................................................................................................................................. 9
3.1.3 Quizziz ....................................................................................................................................... 10
3.1.4 Video Pembelajaran .................................................................................................................. 11
3.1.5 LKPD ......................................................................................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 13
4.2 Saran .............................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 14
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam dunia pendidikan.
Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat berhubungan erat dengan proses
belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran tidak luput dari
permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melaksanakan proses tersebut.
Permasalahan-permasalahan tersebut ditemui khususnya ketika si pebelajar mengalami
kesulitan dalam belajar (Suma, dkk. 2014).
Masalah belajar adalah semua masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga
peserta didik senantiasa diamati perubahannya. Pemahaman tentang masalah belajar
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah yang
dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat
menemukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Sebagai pendidik, seorang guru harus mengetahui masalah-masalah yang di hadapi
peserta didik, terutama peserta didik di sekolah menengah yang rentan dengan masalah
belajar. Hal ini bertujuan agar guru memperoleh gambaran secara rinci mengenai berbagai
permasalahan belajar. Adapun beberapa fenomena yang kami temui selama mengikuti
kegiatan PPL, diantaranya ialah rendahnya motivasi belajar peserta didik, pembelajaran yang tidak
memenuhi kebutuhan setiap peserta didik, tidak tersedianya proyektor di ruang kelas.

1.2 Deskripsi Sekolah


SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh merupakan salah satu sekolah negeri
dengan akreditasi B, beralamat di Jl. Pelangi, Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Kota
Banda Aceh. Sekolah ini didirikan pada tahun 1983. Sekolah ini terletak di pusat kota Banda
Aceh, dengan lingkungan yang berdekatan dengan lingkungan persekolahan, perkantoran,
pertokoan, jalan raya dan pemukiman warga. Secara geografis, sekolah ini memiliki posisi
yang sangat strategis. SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh menyediakan listrik untuk
membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMA Negeri 15
Adidarma Banda Aceh berasal dari PLN. Di sekolah ini, sudah ada akses internet yang dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. Pembelajaran
di SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh dilakukan pada pagi hari sampai siang hari dari
pukul 07:30-14.30 WIB pada hari Senin higga Sabtu dan pukul 7.30-11.30 pada hari Jumat.
Sekolah ini menerapkan kurikulum merdeka belajar. Pembelajaran mendukung
program pemenrintah yaitu Profil Pelajar Pancasila. Peserta didik yang bersekolah di satuan
pendidikan ini berasal dari lingkungan sekitar, sehingga termasuk ke dalam anak yang tinggal
di daerah perkotaan. Sekolah ini memberikan keleuasaan kepada peserta didik untuk
menggunakan ponsel dalam proses belajar mengajar sehingga pengintegrasian teknologi
dalam pembelajaran terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, guru juga berperan aktif dalam
memanajemen peserta didik dalam penggunaan ponsel di kelas. Dalam penerapan
pembelajaran dan asesmen yang efektif, dari segi teknologi SMAN 15 sudah mendukung hal
tersebut, hanya bagaimana guru mampu menerapkan pembelajaran dan asesmen yang
efektif di kelas.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

2.1 Analisis Permasalahan Berdasarkan Kajian Teori


2.1.1 Analisis permasalahan motivasi belajar
Karakteristik Rendahnya minat belajar peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 15
Adidarma Banda Aceh berdasarkan hasil observasi tergolong dalam kategori sedang, hal ini
terlihat bahwa di saat jam pelajaran berlangsung dan guru sedang menjelaskan materi di depan
kelas peserta didik masih sibuk sendiri dan asik sendiri, seperti berbicara dengan teman yang
lain,bermain HP ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, tidak fokus dalam belajar,
tidak mengerjakan tugas dari guru, bahkan sampai tertidur dikelas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Larlen (2012), bahwa peserta didik yang memiliki minat belajar yang rendah bisa
dikenali dari tingkah laku adalah sebagai berikut: Tidak fokus dalam belajar dan tidak
sungguh-sungguh dalam belajar, cepat bosan dalam belajar, malas-malasan dalam belajar,
berusaha menghindar dari kegiatan-kegiatan belajar, sering ngobrol dengan temannya, tertidur
di kelas, sibuk sendiri dengan HPnya.
Faktor internal penyebab rendahnya minat belajar peserta didik. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 15 Adidarma
Banda Acceh diantaranya bisa terjadi karena faktor internal peserta didik atau faktor yang
berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Dalam observasi selama melaksanakan
kegiatan PPL 1 ini faktor internal penyebab rendahnya minat belajar peserta didik termasuk
dalam kategori tinggi, baik itu dilihat dari aspek fisiologis maupun dilihat dari aspek psikologis.
Dari segi aspek fisiologis faktor kesehatan mempengaruhi minat belajar peserta didik. Hal ini
sejalan dengan pendapat Slameto (2013), bahwa proses belajar akan terganggu jika kesehatan
peserta seseorang terganggu. Selain itu aspek psikologis juga mempengaruhi minat belajar
peserta didik, seperti faktor intelegensi.
Faktor intelegensi besar pengaruhnya terhadap minat belajar peserta didik, peserta didik
yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih mudah belajarnya dibandingkan dengan
peserta didik yang memiliki intelegensi yang rendah, faktor perhatian, fokus, bakat motivasi
dan kesiapan peserta didik yang masih rendah sehingga berpengaruh terhadap minat belajar
peserta didik yang rendah pula. Faktor eksternal penyebab rendahnya minat belajar peserta
didik kelas X IPA SMA Negeri 15 Adidarma Banda Acceh tergolong dalam kategori “tinggi”.
Ini menunjukan bahwa rendah minat belajar peserta didik disebabkan dari faktor eksternal.
Dari aspek lingkungan keluarga, pola asuh orang tua, relasi antar anggota keluarga, susana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang
kebudayaan/pendidikan sangat mempengaruhi minat belajar peserta didik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2013), bahwa orang tua yang kurang/ tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya,
tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan belajar anaknya, tidak
mengatur waktu belajar anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
belajarnya. Dari aspek lingkungan sekolah metode mengajar guru, kurikulum yang berlaku,
relasi antara guru dengan peserta didik, relasi antara peserta didik dengan peserta didik,
media atau alat pembelajaran menjadi penyebab rendahnya minat belajar peserta didik kelas X
IPA SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh.
Menurut Baharudin dan Wahyuni (2015), mengemukakan bahwa “guru, administrasi,
teman-teman kelas harus memiliki hubungan yang harmonis sehingga dapat menjadi motivasi
bagi peserta didik untuk belajar lebih baik lagi di sekolah”. Dari aspek lingkungan masyarakat,
media massa, teman bergaul peserta didik, dan bentuk kehidupan tempat peserta didik tinggal
berpengaruh besar terhadap minat belajar peserta didik, sehingga dalam observasi ini
menyebabkan minat belajar peserta didik menjadi rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat
Baharudin dan Wahyuni (2015), bahwa lingkungan siswa yang tidak mendukung, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

2.1.2 Analisis permasalahan pembelajaran yang tidak memenuhi kebutuhan setiap peserta
didik
Setiap peserta didik memiliki keunikan pribadi yang berbeda-beda. Setiap peserta
didik memiliki tingkat kinerja, kecepatan belajar, dan gaya belajar yang berbeda pula.
Perbedaan cara belajar ini menunjukkan cara termudah peserta didik untuk menyerap
informasi selama belajar. Cara termudah dan tercepat seseorang dalam belajar dikenal sebagai
gaya belajar (Papilaya, 2016). Gaya belajar mempresentasikan sesuatu yang lebih disukai
peserta didik dalam pembelajaran. Ada 3 macam gaya belajar peserta didik yaitu gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik. Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta
didik dipengaruhi oleh gaya belajar peserta didik, terutama apabila lingkungan belajar
mengakomodasi gaya belajar peserta didik (Anggrawan, 2019). Menurut Irawati (2021), Gaya
belajar merupakan cara seseorang merasa mudah, nyaman, dan aman saat belajar, baik dari
sisi waktu maupun secara indra. Modalitas belajar yang paling popular dan dikenal hingga
sekarang adalah modalitas atau gaya belajar VAK yaitu gaya belajar Visual, Auditory, dan
Kinestetik.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, kami menemukan peserta didik yang
mendapatkan nilai rendah pada ulangan. Keadaan tersebut berulang-ulang dan hampir pada
seluruh mata pelajaran. Saat kami melakukan observasi lebih lanjut, kami mencoba
menanyakan soal ulangan yang dikerjakan secara lisan, hasilnya peserta didik mampu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sehingga, berdasarkan keadaan tersebut,
kami mengambil kesimpulan bahwa peserta didik tersebut sebenarnya memahami
pembelajaran, namun ia tidak dapat menuangkan pengetahuannya melalui tulisan. Jadi, guru
dapat memberikan pilihan kepada peserta didik untuk menyelesaikan asesmen sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.

2.1.3 Analisis permasalahan kurangnya sarana dan prasaran kelas


Untuk mempelancar proses pencapaiaan tujuan pendidikan perlu didukung oleh
beberapa sumber daya yang ada baik manusia maupun materil, sarana dan prasarana sebagai
salah satu sumber daya materil aktivitas pendidikan di sekolah sering kali menjadi faktor
hambatan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Setiap lembaga pendidikan mengetahui
bahwa proses pembelajaran di sekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis
mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Untuk
itu, sekolah dituntut lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi, diantaranya dari
segi sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu
faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.
Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai
disertai dengan pengelolaan secara optimal Nurbaiti, (2015).
Proyektor yang tersedia pada satuan Pendidikan PPL belum memenuhi kebutuhan
sekolah. Saat ini, guru diharapkan untuk mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran,
sehingga akan sulit jika proyektor tidak tersedia pada masing-masing kelas. Ketika proses
pembelajaran dilaksanakan menggunakan proyektor, maka waktu pembelajaran akan terpakai
untuk pasang-memasang proyektor. Namun, Ketika proyektor tersedia pada masing-masing
keals maka waktu pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
BAB III
OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT

3.1 Output Produk yang Telah Dibuat

Ada beberapa produk yang dihasilkan untuk mengatasi masalah yang dipaparkan. Adapun
output produk yang dihasilkan yaitu RPP/ lesson plan, power point, Quizizz, Video Pembelajaran,
dan LKPD

3.1.1 RPP/Lesson Plan


Muslich (2008: 45) menyatakan bahwa RPP adalah rancangan pembelajaran mata
pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. RPP menjadi
pegangan yang sangat membantu guru untuk melakukan proses pembelajaran secara tertata.
Lesson Plan ataupun yang biasa disebut RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
merupakan perencanaan yng di lakukan seorang guru sebelum melakukan proses belajar
mengajar dalam kelas. Perencanaan berasal dari kata rencana, yakni pengambilan keputusan
ihwal apa yang perlu di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, proses suatu perencanaan perlu dimulai yang dengannya penetapan tujuan yang
akan dicapai melalui analisis kebutuhan dan pengambilan keputusan yng lengkap, lantas
menetapkan langkah-langkah yng perlu di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk
mencapai tujuan yang telah di sebutkan, maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan
itu bisa dicapai secara efektif dan efisien.
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus disusun guru pada setiap pertemuan.
Ini bertujuan untuk memudahkan jalannya proses pembelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun, sebelum merancang rpp, guru haruslah
memahami peserta didik terlebih dahulu, dalam artian pembelajaran dirancang sesuai
kebutuhan peserta didik.
RPP yang kami buat telah mencakup metode dan media yang sesuai dengan materi
pembelajaran, serta memperhatikan gaya belajar dan karakteristik peserta didik sehingga
diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3.1.2 Power Point


Suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam pelaksanaannya membutuhkan bantuan
media pembelajaran tertentu. Tanpa kehadiran media pembelajaran tentu saja KBM tidak
dapat berjalan sebagaimana harapan (Setiawan, 2018). Banyak media yang digunakan dalam
proses pembelajaran, diantaranya adalah media power point. Menurut Rusman (2013),
menyatakan bahwa Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi presentasi
yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi,
baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.
Dengan menggunakan power point anda dapat membuat presentasi secara profesional dan
jika perlu hasil presentasi anda dapat dengan mudah ditemukan di server web sebagaimana
halaman web untuk mengakses sebagai bahan pembelajaran atau informasi yang lainnya.
Power Point disini dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang paling tersohor yang bisa
dimanfaatkan untuk presentasi. Pemanfaatan Power Point atau perangkat lunak lainnya dalam
presentasi menjadi sangat mudah, dinamis, dan sangat menarik.
Adapun kelebihan dari penggunaan aplikasi Power Point ialah sebagai berikut:
1. Dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan materi di kelas.
2. Meningkatkan minat belajar peserta didik (Arjuna, 2021)

3.1.3 Quizziz
Kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan banyak produk dan dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kepentingan pembelajaran, salah satu diantaranya adalah aplikasi online
Quizizz. Quizizz merupakan sebuah web tool yang berupa permainan kuis online yang dapat
digunakan sebagai penilaian formatif dalam pembelajaran (A. U. Yana, L. Antasari, B. R.
Kurniawan (2019:144). Keaktifan siswa dapat tercipta melalui penerapan media
pembelajaran yang menarik (Nurhayati, 2020). Salah satu media pembelajaran yang menarik
dalam pembelajaran daring adalah memanfaatkan game edukasi quiziz (Purba, 2019).
Adapun kelebihan dari penggunaan Quiziz ialah sebagai berikut:

1. Memungkinkan peserta didik untuk bersaing secara kompetitif. (Nurhayati, 2020)


2. Bisa merangsang kemampuan visual dan verbal peserta didik (Kurnia, 2018)
3. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalampembelajaran daring
4. Dilengkapi berbagai macam fitur yang menarik dan dapat digunakan sebagai sarana
untuk mendukung pemebelajaran. (Supono, 2022)
5. Menghindari unsur subjektif
6. Peserta didik dapat melihat langsung hasil skor dari jawaban yang mereka kerjakan.
3.1.4 Video Pembelajaran
Sadiman (2009), menyatakan media video adalah media audio visual yang menampilkan
gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita)
bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukiman
(2012), menyatakan media video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang
mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan.
Menurut Rusman (2012), adapun kelebihan yang dimiliki media video dalam pembelajaran,
yaitu:
1. Video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh siswa,
2. Video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,
3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
4. Lebih realistis dan dapat diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan.

3.1.5 LKPD
Menurut Prastowo (2014), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah suatu bahan ajar
cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. Oleh karena itu, Lembar Kerja Peserta Didik juga dapat
dijadikan sarana atau alat evaluasi bagi guru untuk mengukur seberapa paham siswa terhadap
aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (ketrampilan), dan afektif (sikap). Hal ini sejalan
dengan pendapat Widjayanti (2008), Lembar kerja peserta didik merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi.
Kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Jadi, Lembar kerja peserta didik (LKPD)
merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik, sehingga dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. Keuntungan
penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi
peserta didik akan belajar mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas
tertulis. Menurut Prastowo (2014), manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah
sebagai berikut:
1. Mengaktifkan peserta didikdalam proses pembelajaran
2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep
3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses
4. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatanbelajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan yang dilakukan di SMA Negeri 15
Adidarma Banda Aceh, didapati beberapa kasus peserta didik yang memiliki kekurangan
minat belajar, hal ini ditunjukan dari kurang bersemangatnya peserta didik dalam mengikuti
belajar. Perilaku ini ditunjukan oleh beberapa fenomena dikelas X IPA, didapati siswa yang
tidur di kelas, melarikan diri keluar kelas pada saat jam pelajaran dan tidak kembali kelas
sampai jam berakhir, tidak memperhatikan penjelasan yang sedang berlangsung. Perilaku ini
merupakan cerminan dari rendahnya minat belajar dari peserta didik. Pada situasi belajar
mengajar di sekolah, siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu akan
cenderung untuk memusatkan perhatian secara terus-menerus selama belajar mengajar
berlangsung.

4.2 Saran
Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Salah satu cara yang logis untuk
momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan
motivasi siswa. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan
masalah ini. Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya
untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru yaitu 1)
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan motivasi siswa. 3) Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar. 4) Mengguanakan variasi metode penyajian yang
menarik. 5) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan penilaian. 7)
Berilah apresiasi terhadap hasil kerja siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah Rahma. 2015. Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Kehidupan


Peserta Didik. Jom Fisip 2(2). 1-12. Universitas Riau. Pekanbaru.
Akkuzu, N., & Akcay, H. 2011. An Effective Model to Increase Student Attitude and
Achievement: Narrative Including Analogies. USChina Education Review A 5
(2011)
Arief S. Sadiman., Raharjo., Haryono., Harjito. (2009). Media Pendidikan,
Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Arjuna, M. A. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Power Point dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam Peningkatan Motivasi Pendidikan Agama Islam dalam
Peningkatan Motivasi. Jurnal Maslahah Pengabdian Masyarakat.
Baharudin & Wahyuni. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar -ruzz
Media.
Khairani, M. (2014). Psikologi Belajar. Aswaja Pressindo, Yogyakarta H.R, S. (2018). Media
dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Bildung.
Kurnia, D. C. (2018). Pengembangan Alat Evaluasi Menggunakan Kahoot pada
Pembelajaran Matematika Kelas X. Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
Laka, Beatus Mendelson. 2018. Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku Belajar
Peserta Didik Di SMA Yayasan Sub Byaki Fyadi Kabupaten Biak Numfor. Jurnal
Pedagogika dan Dinamika Pendidikan. 2(1): 11–2. 6(2): 57-78.
Larlen. (2012). Upaya Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia Melalui
Pemanfaatan Teknologi pada Pembelajaran Kelas X Sma Pelita Raya Jambi. Fkip
Universitas Jambi: Jurnal Online Vol. 2 No. 2 Juli 2012, Issn 2089-3973.
Meliawati, W., Triastono, & Masjhudi. 2016. Survei Pelaksanaan Lintas Minat pada Mata
Pelajaran Biologi Beserta Analisis Kendala Pelaksanaan di SMA Negeri Se Kota
Malang. Jurnal Pendidikan Hayati. 1(1):11-21.
Ningsih, Resmita, W., Yakub, E., & Arlizon, R. 2017. Profil Dampak Positif dan Negatif
Penggunaan Handphone pada Peserta Didik Kelas X di SMA Negeri 12 Pekanbaru.
Nurhayati, E. (2020). Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui
Media Game Edukasi Quiziz pada Masa Pandemi. Jurnal Pedagogy: Jurnal
Penelitian dan Pengembanagn Pendidikan.
Prastowo, Andi. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Lampiran
Dokumentasi kegiatan pameran perayaan akhir perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai