Disusun Oleh:
Kelompok 3, Kelas A
Diaz Maulidya 1601030058
Dina Pratiwi 1601030014
Lekar Aini 1601030060
Pratiwi Laili Putri Dewi 1601030023
Siti Nur Aziza 1601030024
Tita Pertama Wati 1601030008
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil ‘alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Konsep Model Pembelajaran Piramida (Teaching Pyramid Model).
Makalah ini merupakan sebagian syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Pengembangan
Sosial Emosional.
Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah terutama kepada :
1. Aisyah Khumairo, S.Sos.I, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Pengembangan Sosial
Emosional.
2. Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu memberikan dukungan dan do`a
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan pendidikan anak usia dini.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb
Metro, 02 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Piramida............................................................... 4
B. Pengertian Model Pembelajaran Piramida (TPM)....................... 5
C. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Piramida (TPM)................. 6
D. Tingkatan Model Pembelajaran Piramida (TPM)........................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sikap sopan santun sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Orang tua, gur dan teman sebaya
menjadi salah satu yang berperan penting dalam mempengaruhi sikap sopan santun. Orang tua,
guru dan teman sebaya biasanya dijadikan sebagai role model bagi anak dalam bertindak,
berperilaku serta bersikap karena pada fase-fase awal kehidupan, anak banyak sekali belajar
melalui peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang disekitarnya. Orang tua
maupun guru harus selalu menunjukkan sikap sopan satun karena secara otomatis anak akan
mengadopsi tata krama tersebut dalam perilaku sehari-hari. Selain itu, orang tua, guru harus
memberikan pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar dapat membantu
mengembangkan perilaku anak yang positif, karena perilaku ini dpat terbentuk melalui interaksi
dan kebiasaan sehari-hari. Selain itu, orang tua, guru harus memberika pengaruh edukatif seluas-
luasnya kepada anak agar dapat membantu mengembangkan perilaku anak yang positif, karena
perilaku ini dapat terbentuk melalui interaksi dan kebiasaan sehari-hari.
Sikap sopan santun dalam kurikulum 2013 PAUD termasuk pada kompetensi inti-2 (KI-
2) untuk kompetensi int sikap sosial dengan kompetensi dasar sikap sosial (KI-2) yaitu 2.14
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan sopan santun kepada orang tua,
pendidik, dan teman. Sikap ini tercermin dari perilaku anak seperti tidak angkuh, ramah menyapa
siapa pun, bermuka riang saat berbicara, tidak suka melebih-lebihkan diri sendiri, berbicara
dengan santun dan suara lembut, senderhana, tenang, tidak pamer, memiliki sikap terbuka, tidak
ingi menang sendiri, sopan dan hormat kepada siapapun, menhargai teman dan orang yang lebih
tua dari usianya. Sikap sopan santun sudah mulai diterapkan pada anak sejak anak memasuki
sekolah Khususnya di TK sikap sopan santun sudah mulai diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya mengajarkan kepada anak untuk mengucapkan salam, membiasakan
anak untuk mencium tangan guru, membiasakan anak berdo’a dengan tertib.
Program Teaching Pyramid Model berdsarkan kurikulum 2013 terdiri dari tga level
framework intervensi praktis yaitu, tahap pertama yang meliputi dua kegiatan yaitu pertama
membangun hubungan yang positif antara guru dan anak. dalam membangun hubungan positif
guru harus menampilkan perilaku hangat, ramah, perhatian kepada anak, melibatkan diri dalam
aktifitas rutin dan bermain anak, merespon pembicaraan anak, menyapa anak dengan
menyebutkan namanya, memberikan pujian jika anak sudah banyak melakukan hal yang baik.
Keduan, mendesain lingkungan yang kondusif yang dilakukan melalui perubahan pada
lingkungan fiisk dan menyediakan sarana yang dapat secara konsisten dan terus menerus
mengembangkan perilaku yang tepat.
Tahap kedua yaitu menggunakan strategi pengajaran untuk meningkatkan sikap sosial
dan spiritual anak diantaranya tentang mengembangkan sikap sopan santun kegiatan yang
dilakukan diantaranya cara menyampaikan terima kasih setelah mendapatkan bantuan, tata cara
berdo’a, tata cara makan, tata cara memberi salam yang diajarkan melalui kegiatan bercerita,
demonstrasi, dan bercakap-cakap.
Tahap ketiga yaitu memberikan layanan indiidual yang diberikan berdasarkan
pemahaman terhadap masalah perilaku anak. kegiatan ini hanya diebrikan pada anak-anak yang
memiliki masalah perilaku yang sulit diubah da belum sesuai harapan. Memebrikan layanan
individual direncanakan dan diimplementasikan oleh staf sekolah, keluarga bahkan staf
profesional seperti psikolog, dikter, pekerja sosial, jika perilaku anak sangat sulit untuk dirubah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah Konsep Dasar Piramid itu?
2. Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Piramida (TPM)?
3. Apa saja Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Piramida (TPM)?
4. Bagaimanakah Tingkatan Model Pembelajaran Piramida (TPM)?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang didapat, yaitu:
1. Agar dapat mengetahui Konsep Dasar Piramid.
2. Agar dapat mengetahui maksud dari Model Pembelajaran Piramida (TPM).
3. Agar dapat mengetahui Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Piramida (TPM).
4. Agar dapat mengetahui Tingkatan Model Pembelajaran Piramida (TPM).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Piramid
Piramid adalah metode pendidikan untuk semua anak yang berusia antaraa 2 hingga 7
tahun. Metode ini memiliki sejumlah ciri seperti rangangan bahasa, bercerita secara interaktif,
kegiatan bermain dan pembelajaran inisiatif tambahan.
Kurikulum piramid dibuat dengan komponen cara guru memperlakukan anak-anak.
Kurikulum yang di ambil dari teori kasih sayang ini mecangkup keamanan dan kesejahteraan,
dukungan emosional, pengasuhan, dan pemahaman. Pelengkapan komponen penghubung adalah
komponen guruan atau cara guru merangsang perkembangan anak- anak, dan berusaha
memahami apa yang mendorong mereka dari dalam dan dari luar.
1. Hubungan antara konsep-konsep dasar.
Jika seorang akan mengembangkan inisaitif terkait erat. Kedekatan memberi jarak yang
memungkinkan. Jika anak merasa aman, mereka biasanya melakukan penjelajahan. Hubungan
natar konsep juga penting, tapi guru juga harus mempertimbangkan kebutuhan hubungan anak
kebutuhan akan rassa aman, kebutuhan untuk menjadi diri sendiri, kebutuhan untuk menguasai
banyak hal serta kebutuhan pendidikn anak.
2. Mengoptimalkan
Jika komponen penghubungannya optimal, anak bisa bertindk pada tingkat yang normal. Selama
usia dini, guru harus memastikan bahwa komponen penghubung terwujud dalam bentuk yang
bisa membantu anak berfungsi dengan cara normal.
3. Muatan
Muatan metode piramid dalam hubunganya tiga kecerdasan kecerdasan dan menunjukan bidang
perkembangan mana yang terlibat dalam semua kecerdasan.
4. Tiga kecerdasan
Dalam metode piramud, kamu memulai dari tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan kognitif,
kecerdasan emosi, kecerdasan fisik.
a. Kecerdasan kognitif: kemampuan untuk mengendalikan bahasa dan pikiran dan bekerja
menggunakan kedua hal ini.
b. Kecerdasan emosi: kecerdasan merunjuk pada kemampuan untuk merasakan emosi diri sendiri,
emosi orang dan bertindak secara sosial.
c. Kecerdasan fisik
Kecerdasan fisik adalah kemampuan memulai gerakan, mengendalikannya dan mengekspresikan
diri dengan kreatif.
MODEL
PEMBELAJARAN PIRAMID
Model
Pembelajaran
Piramid ini
memiliki 3
level
intervensi,
diantaranya :
1. Level 1
(Universal
Promotion) yaitu pembelajaran yang ditujukan atau berpusat untuk semua anak.
a. Membangun hubungan yang positif dengan anak, seperti :
1) Menyapa setiap anak didepan pintu atau gerbang sekolah dengan menyebut nama.
2) Memberikan respon positif, dengan pelukanm acungan jempol, dan pujian pada setiap perilaku
positif anak.
3) Ikut terlibat dalam kegiatan belajar dan bermain setiap anak.
4) Mengenal latar belakang anak dengan cara memberikan kuesioner terhadap orangtua untuk
mengungkapkan bakat, minat, riwayat, kebiasaan, dan kegiatan yang disukai anak.
b. Mendesain lingkungan yang suportif
1) Menata lingkungan belajar dengan memperhatikan aspek fisik dan psikis.
2) Menetapkan aturan termasuk didalamnya mengajarkan, mempraktikan dan menegakkan aturan
yang telah dibuat secara konsisten.
2. Level 2 (Pencegahan) yaitu pembelajaran yang ditujukan untuk anak-anak yang kemungkinan
beresiko mengalami keterlambatan perkembangan sosial emosional.
a. Menggunakan strategi pengajaran sosial emosional
1) Mengajarkan keterampilan berteman dengan menggunakan media puppet.
2) Mengajarkan keterampilan berteman dengan teknik kura-kura dan buku cerita “sopan santun”.
3) Mengajarkan Emotional Literacy (kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan
mengekspresikan emosi) melalui buku.
4) Mengajarkan Emotional Literacy melalui lagu/nyanyian.
5) Mengajarkan Emotional Literacy melalui foto-foto.
6) Mengajarkan Emotional Literacy melalui papan emosi.
7) Mengajarkan sikap empati pada anak melalui bermain peran.
8) Mengajarkan kemampuan untuk mengontrol kemarahan dan impulsif melalui solution kit.
3. Level 3 (Treatmen) yaitu pembelajaran yang ditujukan untuk anak-anak secara khusus
teridentifikasi memiliki masalah perilaku yang sulit diubah
Berikut ini langkah-langkah dalam memberikan layanan intensif secara individual :
a. Mengidentifikasi anak yang didiagnosis memiliki masalah perilaku sosial.
b. Melakukan penilaian terhadap fungsi dan perilaku anak dengan menggunakan pedoman
penilaian.
c. Mengembangkan rencana untuk meningkatkan perilaku positif anak.
Dengan menggunakan metode ini anak mudah diarahkan baik diruangan maupun diluar
kelas. Apabila ada anak yang melakukan kesalahan, guru hanya mengingatkan saja kepada anak
dengan peraturan yang telah dibuat antara anak dengan guru.
Contohnya :
a. Anaknya tidak mau diam, kemudian guru mengingatkan pada anak tersebut dan akhirnya anak
mau diam dan duduk.
b. Ada anak yang ingin buang air kecil atau mau keluar sebentar, anak berani minta izin pada guru
dengan mengacungkan tangan.
c. Saat guru memberikan materi, guru melakukan tanya jawab pada anak, yang tadinya ribut pada
menjawab semua sekarang saat menjawab pertanyaan anak berani mengacungkan tangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, piramid adalah metode pendidikan untuk semua anak yang
berusia antara 2 sampai 7 tahun. Metode ini memiliki sejumlah ciri seperti rangangan bahasa,
bercerita secara interaktif, kegiatan bermain dan pembelajaran inisiatif tambahan. Kurikulum
piramid dibuat dengan komponen cara guru memperlakukan anak-anak. Kurikulum yang di
ambil dari teori kasih sayang ini mecangkup keamanan dan kesejahteraan, dukungan emosional,
pengasuh dan pemahaman.
Model Piramida adalah kerangka kerja berbasis penelitian, atau pendekatan, karena
dengan sengaja mengajarkan keterampilan sosial-emosional kepada anak-anak untuk membantu
mereka menjadi sukses di sekolah. Menurut Fox et.al, model pembelajaran Piramida adalah
untuk mengembangkan perkembangan sosial dan emosional pada bayi dan anak-anak.
Model ini menggambarkan tiga tingkatan pelaksanaan intervensi: promosi universal
untuk semua anak; pencegahan sekunder untuk mengatasi kebutuhan intervensi untuk anak-anak
yang berisiko mengalami penundaan emosi sosial, dan intervensi tersier diperlukan untuk anak-
anak dengan tantangan yang terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Listiana. Implementasi Model Pembelajaran Piramid. https://www.youtube.com/watch?
v=sdXO_lUBu8g https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/sites/default/files/pdf/pyramid-model.pdf
The Pyramid Model-model For Promoting The Social and Emotional Development Of Infants
and Infants and Young Children Fact
Sheet. https://ced.rdale.org/UserFiles/Servers/Server_230273/File/Early
%20Childhood/Early%20Childhood%20Family%20Education%20(ECFE)/The
%20Social-Emotional%20Pyramid%20Model.pdf
Rob Corso and Mary Louise Hemmeter . Illinois Pyramid Model
Partnership. https://www2.illinois.gov/sites/OECD/Events/Event%20Documents/Illinois
%20Pyramid%20Model%20Partnership%20-%202-26-18.pdf
Social and Emotional Development in Young Children The CSEFEL Pyramid Model. Volume
11. Issue 6. December 2009. https://cainclusion.org/teachingpyramid/