Imas Masripah, M. Pd
disusun oleh :
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, serta kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in-tabi’at, dan In Sha Allah akan sampai kepada kita
selaku umatnya Nabi Muhammad Saw.
Dan tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada ibu Imas Masripah, M.Pd.I
selaku dosen Pengantar ulumul Hadist yang telah membimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
harap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran mengenai makalah
yang kami susun. Mudah-mudahan Allah Swt melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya kepada
kita semua sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca
dan penyusun makalah ini. Aamiin.
SEJARAH HADITS PRAKODIFIKASI
PERIODE RASULULLAH SAW
SAHABAT DAN TABI’IN
Secara lebih jelas, hadits-hadits Nabi di atas mengandung pengertian sebagai berikut:
a) Diantara para Sahabat banyak yang kuat ingatannya.
b) Diantara para Sahabat sering juga banyak yang tidak hadir pada saat Rasulullah
SAW menyampaikan ajaran-ajaran Islam, baik dalam bentuk penyampaian
wahyu ataupun bentuk hadits.
c) Malu untuk bertanya secara langsung kepada Rasulullah SAW tentang suatu
masalah.
d) Bahwa tugas untuk mengembangkan ajaran Islam adalah kewajiban bagi setiap
individu muslim. (Drs. M. Syuhudi Ismail)
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, hadits pada masa Rasulullah SAW memerintah kepada
para Sahabat untuk menghafal hadits dan menyebarkannya. Pada masa Rasulullah SAW
dalam Penyampaian Hadits dilakukan dengan cara: Pada majelis-majelis Rasulullah
SAW, pada peristiwa yang Rasulullah mengalaminya kemudian beliau menerangkan
hukumnya, pada peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin, kemudian menanyakan
hukumnya kepada Rasulullah. Dan ada peristiwa yang disaksikan langsung oleh para
sahabat terhadap apa yang terjadi atau dilakukan Rasulullah SAW.
Pada masa ini, hadits belum berlaku untuk ditulis, dikarenanakan takut tercampurnya
al-Qur’an dan hadits. Selain itu, para Sahabat dalam mendapatkan hadits dari Rasulullah
SAW, dilakukan dengan cara secara langsung maupun tidak langsung. Pada masa
Sahabat juga, hadits-hadits Rasulullah SAW masih belum berupa tulisan. Karena kehati-
hatian para Sahabat dalam menerima hadits. Jadi, pada masa sahabat masih
menggunakan hafalan untuk mengingat hadits-hadits Nabi SAW dan menyebarkannya.
Dan pada masa para Sahabat (Khulafa al-Rasyidin), penyebaran hadits sangat lambat dan
sedikit perawi dikarenakan kehati-hatian dalam menerima hadits dan sedikit sekali yang
menulis hadits, meskipun sudah ada dalil dalam kebolehan menulis hadits Nabi SAW.
Hadits mulai banyak menulis pada masa Tabi’in, dikarenakan takut akan
tercampurnya al-Qur’an dengan hadits dan juga semakin banyak hadit palsu yang
bermunculan, sehingga Murid dari Tabi’in menulis hadits-hadits Nabi SAW yang telah
di ajarkannya.
B. Kritik dan Saran
Setelah makalah ini tersusun, penulis berharap mendapatkan kritik dan saran dari
pembaca maupun dari dosen. Agar terciptanya makalah yang baik dan benar, sehingga
pembaca dengan mudah memahami apa yang penulis susun ini. Dan penulis berharap
dengan adanya kritik dan saran ini, dapat membuat makalah ini lebih baik dan berfaedah.
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA