Disusun oleh:
(2203805091046)
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atass izin
dan kehendak-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepatt pada waktunya.
Harapannya makalah ini dapat menjadi referensi untuk masa depan. Dan
semoga makalahh ini dapat berguna bagi oraang yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1
Latar belakang………………………………………………. 1
Rumusan masalah…………………………………………… 1
Tujuan……………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 2
Kesimpulan………………………………………………... 12
Saran………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami sejarah dan perkembangan hadits
2. Mengetahui masa tadwin hadits
3. Mengetahui Masa Seleksi Penyempurnaan Serta Pengembangan Sistem
Penyusunan Kitab Hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
lain.Hal ini karena terkadang ketika ia mewurudkan hadist ,para sahabat yang
hader
3
4
hanya beberapa orang saja , baik karena disengaja oleh Rasul SAW . sendiri
atau kebetulan para sahabat yang hader hanya beberapa orang saja , bahkn hanya
1 orang , seperti hadist hadist yang ditulis oleh Abdullah ibn Amr ibn Al-„Ash.
Ketiga, cara lain yang dilakukan oleh Rasul SAW adalah melalui ceramah
atau pidato di tempat terbuka , sepeti wada‟ dan futuh makkah.
2) Menulis Hadits
Sejumlah sahabat yang memiliki catatan-catatan dan melakukan
penulisan terhadap hadis dan memiliki catatan-catatannya, ialah:
a) Abdullah ibn Amr Al-„Ash. Ia memiliki catatan hadis yang
menurut pengakuannay dibenarkan oleh Rasullah SAW., sehingga
diberinya nama al-sahifah al-shadiqah. Menurut suatu riwayat
diceritakan, bahwa orang-orang Quraisy mengkritik sikap Abdullah
ibn Amr, karena sikapnya yang menulis apa yang datang dari
Rasullah SAW. Mereka berkata:’Engkau tuliskan apa saja yang
datang dari Rasul, padahal Rasul itu manusia, yang bisa saja bicara
dalam kedaan marah’.
b) Jabir ibn Abdillah ibn Amr Al-Anshari(78 H). Ia memiliki
catatan hadis dari Rasullah SAW. tentang manasik haji.
Hadishadisnya kemudian diriwayatkan oleh Muslim.
c) Abu Hurairah Al-Dausi(59 H). Ia memiliki catatan hadis yang
dikenal dengan Al-Sahihah. Hasil karyanya ini diwariskan kepada
anaknya bernama Hammam.
Pertama, menurut sebagian ulama bahwa hadis dari Abu Sa‟id AlKhudri
bernilai mauquf, karenanya tidak dijadikan hujjaj.Menurut Ajjaj Al-Khatib
pendapat ini tidak bisa dierima, karena hadis Abu Sa‟id Al-Khudri dan hadis-
hadis yang semakna dengannya adalah shahih.
6
Kedua, yang lain menyabutkan bahwa larangan menulis hadis terjadi pada
periode awal Islam. Hal ini karena adanya keterbatasanketerbatasan. Maka pada
saat umat Islam sudah semakin bertambah dan tenaga yang menulis hadis sudah
memungkinkan, penulisan hadis menjadi diperbolehkan.
1) Periwayatan Lafdzi
2) Periwayatan Maknawi
Diantara tabi‟in yang berada di Makkah diantaranya Atha‟ ibn Abi Rabah,
Diantara tabi‟in yang berda di Mesia diantaranya Yazid ibn Abi Habib,
Abdullah ibn Abi Ja‟far dan Abdullah ibn Sulaiman Al-Thawil.
1) Kitab-kitab Zawaid
b) Jami‟ulJawami
a) Az Zahaby
b) Al Asqalani
c) As Sayuti
10
Usaha ini dimulai pada masa pemerintahan Islam yang dipimpin oleh
khalifah Umar ibn Abdul Aziz (khalifah ke delapan dari khalifah Bani Umayyah),
melalui instruksi nya kepada para pejabat daerah agar memperhatikan dan
mengumpulkan hadis dari para penghafalnya. Khalifah menginstruksikan kepada
Abu Bakar ibn Hazm agar mengumpulkan hadis-hadis yang ada pada Amrah
Abdurrahman AlAnshari (murid kepercayaan Siti „Aisyah) dan Al-Qasim ibn
Muhammad ibn Abu Bakr.
Ada ulama hadis yang berhasil menyusun kitab tadwin, yang bisa
diwariskan kepada generasi sekarang,yaitu Malik ibn Anas (wafat 93-
179 H) di madinah ,dengan kitab hasil karyanya AlMuwaththa‟. Para
pentadwin berikutnya, ialah Muhammad ibn Ishaq (w.151H.) dan Ibn
Abi Zi‟bin(80-158 H.) di madinah; Ibn Juraij (80- 150 H.)di makkah;
Al-Rabi‟ ibn sabih (w.160 H.)dan hammad di kufah; Al--Auza‟i (88-
157 H.)di syam; Ma‟mar ibn Rasyid (93-153 H.) di yaman; Ibn Al-
Mubarrak(118-181H.) di khaurasan; abdullah ibn Al-Wahhab (125-
188H).
Berkat keuletan dan keseriusan para ulama pada masa ini, maka
bermunculan kitab kitab tersebut pada perkembangan nya kemudian ,dikenal
dengan kutub Al-Sittah(kitab induk ke enam).
Secara lengkap kitab-kitab yang enam di atas ,di urutkan sebagai berikut:
12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
14
15
13