Anda di halaman 1dari 187

“PERANAN OSIS DALAM MENINGKATKAN

KEDISIPLINAN dan LULUSAN BERMUTU di SMP


PGRI JONGGOL”
Diajukan kepada Fakultas (FITK) sebagai salah satu persyaratan
untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan

Di susun oleh:

Imelda Julia (11140182000058)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2021
ABSTRAK
“Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan
Bermutu di SMP PGRI 285 Jonggol”.

Hasil penelitian bahwa kegiatan OSIS sangat berperan penting dalam


meningkatkan kedisiplinan dan lulusan bermutu, melalui program kerja OSIS
yang terbagi dalam 10 (sepuluh) Seksi Bidang yang terdapat dalam struktur OSIS
dan data prestasi siswa. Dilaksanakan oleh Pengurus OSIS dan siswa yang bukan
pengurus OSIS. Selain itu semangat kedisiplinan akan terbentuk melalui kegiatan
rutin yang melatih dan membiasakan kedisiplinan seperti Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa, Upacara Bendera, Gerakan Disiplin Siswa, Ektrakulikuler
yang di selaraskan dengan tata tertib sekolah dan ditetapkan di lingkungan SMP
PGRI 285 Jonggol.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang proses


kegiatan organisasi siswa intra sekolah di SMP PGRI 285 Jonggol. Semangat
kedisiplinan di kalangan pengurus dan anggota organisasi siswa intra sekolah,
kendala apa yang menjadi hambatan waktu implementasi program organisasi
siswa intra sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan di organisasi siswa intra
sekolah SMP PGRI 285 Jonggol, upaya untuk penanggulangan tata tertib dan
tercapainya prestasi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pendekatan kualitatif. Melalui tahap observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Objek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Kesiswaan, Pembinan OSIS, Pengurus OSIS, Siswa bukan anggota OSIS di
lingkungan SMP PGRI 285 Jonggol yang berjumlah 10 orang. Analisis data dapat
dilakukan melalui yaitu : (a) Kategorisasi, (b) Reduksi Data, (c) Validitas, (d)
Penarikan Kesimpulan, (e) Penyajian Data.

Peneliti menyampaikan kesimpulam bahwa OSIS sangat berperan dalam


meningkatkan kedisiplinan siswa dan lulusan bermutu. Saran dari peneliti ini
adalah agar kegiatan OSIS dikelola dengan perencanaan yang matang, lebih
terfokus dalam setiap pembelajaran dikelas, peran aktif dari seluruh warga SMP
PGRI 285 Jonggol, diimplementasikan dan dievaluasi dengan memperhatikan
minat siswa, serta didukung dengan pembina handal.

Kata Kunci : OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Kedisiplinan Siswa,


Lulusan Bermutu.

i
ABSTRACT
“The Role of OSIS (Intra School Student Organization) in Improving
Student Discipline and High-Grade Graduates in Jonggol 285 PGRI Junior
High School”.

The research result based on the OSIS work program which was divided
into ten field sections contained in the OSIS structure and also student
achievement data showed that OSIS activities played on an important role in
improving discipline. This implemented by the Student Council
Management/board and who are not members of it. In addition, the spirit of
discipline will be formed through routine activities that train and familiarize
yourself which discipline such as Basic Student Leadership Training, Flag
Ceremony, Student Discipline Movement, Extracuricular activities which are
aligned with rules that are applied in SMP PGRI 285 Jonggol.

The purpose of this study is to obtain data about the process of Intra -
School Student Organization activities of SMP PGRI 285 Jonggol. The spirit of
discipline among the administrators( Student Council Board) and the members,
what things become the obstacles in implementing the OSIS discipline programs
and achieve the students achievements. The Method used in this research is a
quantitative aproach method by the stages of observation, interviews and
documentation study. The object of this result is the principle, Deputy head of
Student, Student Council Supervisor, The Student Council Board, the students are
not members Of OSIS in SMP PGRI 285 Jonggol totaling 10 students. Data
analysis is done through: (a) Categorization,(b) Reduction Data,(C) Validity,
(d)Conclusion Drawing, (e) Presentation Data.

Researcher conclude that OSIS plays a very important role in improving


student discipline of quality sudents and graduates. The suggestion of researcher
is that OSIS activities are managed with careful meaning, more focused in every
lesson in class, the active role of all citizens of SMP PGRI 285 Jonggol,
implemented and evaluated with attention to students interest, and supported by
reliable coaches.

Keywords: OSIS (Intra School Student Organization), Student Discipline,


Quality Graduates.

ii
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT, atas segala
nikmat dan rahmat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peranan
OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dan lulusan bermutu di SMP PGRI
285 Jonggol, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan


dan kesulitan yang dihadapi penulis. Akan tetapi tidak sedikit juga penulis
menerima bantuan dan bimbingan dari banyak pihak berupa moral dan material
dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
sebarnya kepada semua pihak yang membantu dan rasa hormat kepada para
pembimbing dan memberi motivasi yang tidak ternilai harganya, terkhusus
kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc,M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Sururin, M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.;
3. Drs. H. Muarif Sam, M.Pd ketua Program Studi Manajamen Pendidikan;
4. Prof. Dr. Husni Rahim, Dosen Pembimbing I penulisan skripsi, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing membantu,
mengarahkan, dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
5. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Dosen Pembmbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu,
membimbing, dan mengarahkan dalam penulisan skripsi;
6. Dr. Salman Tumanggor, M. Pd, Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini;
7. Ibu Siti Maemunah, M.Pd, Kepala Sekolah SMP PGRI 285 Jonggol yang
telah memberikan izin penulis untuk mengadakan penelitian;

iii
8. Dewan Guru dan Staf Tata Usaha yanag telah meluangkan waktunya
untuk membantu proses penyelsesaian skripsi ini.
9. Kepada suamiku tersayang Bayu Oktavianto, S.Pd untuk segala motivasi,
kesabaran membimbing, memberikan inspirasi dan warna kehidupan
dalam penyelesaian tugas ini;
10. Kepada sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan
menghibur dikala jenuh dalam proses penyelesaian skripsi ini, Hilda,
Linda, Isti, Dwi, Sulis, Indri, dan Almh. Icha;
11. Kepada teman sepemikiran Zia, ka Dian, Nadia yang bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan semangat dan menjadi tempat berbagi
pengalaman dengan penulis;
12. Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014;
13. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu menyelesaikan skrispi ini;
Skripsi ini khurus penulis persembahkan untuk ayahanda H. Suryadi Yusuf
dan Ibunda Hj. Komariah yang telah melahirkan, mendidik, mengasuh dengan
penuh kasih sayang, mendukung disegala kondisi, mengorbankan materi dan
pikiran untuk membantu penulis meraih impiannya. Doa yang mereka panjatkan,
pengorbanan yang mereka berikan merupakan hutang budi yang tak akan
terlunasi.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritiknya. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2021

Imelda Julia

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

Abstract ....................................................................................................... ii

Kata Pengantar .......................................................................................... iii

Daftar Isi ..................................................................................................... v

Daftar Tabel ................................................................................................ viii

Daftar Bagan .............................................................................................. ix

Daftar Gambar ........................................................................................... x

Daftar Lampiran ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 8


A. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ........................................... 8
1. Pengertian OSIS .......................................................................... 8
2. Dasar Hukum OSIS ..................................................................... 9
3. Tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah ....................................... 9
4. Peranan OSIS ............................................................................... 10
5. Struktur Oganisasi Siswa Intra Sekolah ...................................... 13
6. Kegiatan OSIS ............................................................................. 13
B. Kedisiplinan Siswa ........................................................................... 15
1. Pengertian Kedisiplinan ............................................................... 15
2. Fungsi Disiplin ............................................................................ 17
3. Ciri-Ciri Disiplin........................................................................... 19
4. Macam-macam Disiplin .............................................................. 20
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ........................ 22
6. Strategi Menerapkan Kedisiplinan .............................................. 24
7. Teknik-teknik Pembinaan Disiplin .............................................. 27

v
C. Meningkatkan Lulusan Bermutu ...................................................... 28
1. Pengertian Lulusan Bermutu ....................................................... 28
2. Faktor yang Mempengaruhi Lulusan Bermutu ............................. 30
D. Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan
Lulusan Bermutu .............................................................................. 31
E. Penelitian yang Relevan ................................................................... 32
F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 36


A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 36
B. Metode Penelitian ............................................................................. 36
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 37
D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 39
E. Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 43


A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 43
1. Sejarah SMP PGRI 285 Jonggol ................................................ 43
2. Profil Sekolah ............................................................................. 43
a. Data Umum Sekolah .............................................................. 43
b. Alamat Sekolah ...................................................................... 43
c. Data Kepala Sekolah ............................................................. 44
3. Visi dan Misi Sekolah ................................................................ 44
a. Visi Sekolah ........................................................................... 44
b. Misi Sekolah .......................................................................... 45
4. Kondisi Sarana Prasarana Sekolah ............................................. 46
5. Kalender Akademik ................................................................... 46
6. Tata Tertib Sekolah .................................................................... 47
7. Struktur Organisasi Sekolah ....................................................... 51
8. Pendidik dan Tenaga Pendidik di SMP PGRI 285 Jonggol ....... 51
9. Kondisi Data Siswa dan Data Rombongan Belajar .................... 53
10. Kondisi lingkungan SMP PGRI 285 Jonggol ............................ 54
11. Data Prestasi Peserta Didik ........................................................ 55
12. Nilai Siswa Pengurus OSIS ........................................................ 56
13. Keberadaan Pengurus OSIS SMP PGRI 285 Jonggol ............... 56
a. Kondisi Anggota dan Pengurus OSIS ................................... 56
b. Struktur Organisasi OSIS ...................................................... 56
c. Program Kerja OSIS .............................................................. 57

B. Deskripsi dan Analisis Data ............................................................. 63

vi
1. Pelaksanaanya OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol ......................... 63
a. Kegiatan OSIS SMP PGRI 285 Jonggol ............................... 66
b. Alokasi anggaran OSIS ......................................................... 69
c. Fasilitas yang disediakan untuk OSIS ................................... 69
2. Peranan OSIS SMP PGRI 285 Jonggol ....................................... 70
a. Peran OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa .......... 73
1) Kedisiplinan siswa di SMP PGRI 285 Jonggol ............... 73
2) Strategi untuk meningkatkan disiplin .............................. 80
b. Peran OSIS Dalam meningkatkan Lulusan Bermutu
Setelah Mengikuti Kepengurusan OSIS ................................ 86
1) Keaktifan siswa dalam berorganisasi .............................. 86
2) Prestasi yang dicapai oleh pengurus OSIS ...................... 86
3) Ketertarikan siswa lain untuk mengikuti kegiatan
OSIS ................................................................................. 87
4) Manfaat Mengikuti Kegiatan OSIS ................................. 88
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Peranan OSIS dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa .............................................. 89
a. Faktor Pendukung Meningkatkan Kedisiplinan Siswa .......... 89
b. Faktor Penghambat Meningkatkan Kedisiplinan Siswa ........ 90
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Peranan OSIS dalam
Lulusan Bermutu ......................................................................... 91
a. Faktor Pendukung Lulusan Bermutu ..................................... 91
b. Faktor Penghambat Lulusan Bermutu ................................... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 95


A. Kesimpulan ...................................................................................... 95
B. Saran ................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 99

LAMPIRAN ................................................................................................ 100

vii
Daftar Tabel

3.1 Tabel Daftar Checklist Dokumen ........................................................ 40


3.2 Tabel Kisi-kisi Observasi .................................................................... 40
3.3 Tabel Kisi-kisi Wawancara ................................................................. 41

4.1 Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................... 46


4.2 Tabel Daftar Poin Pelanggaran ........................................................... 50
4.3 Data Tenaga Pendidik ......................................................................... 52
4.4 Data Tenaga Kependidikan ................................................................. 54
4.5 Kondisi Siswa Pendaftar ..................................................................... 55
4.6 Kondisi Siswa dan Rombongan Belajar .............................................. 55
4.7 Nilai Rata-rata Semester Ganjil dan Genap 2018/2019 ...................... 56

viii
Daftar Bagan

2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 33

2.2 Jumlah Pendaftar 3 Tahun Terakhir .................................................... 46

ix
Daftar Gambar
4.1 Kalender akademik 2018-2019 provinsi jawa barat................................ 46
4.2 Struktur Organisasi di SMP PGRI 285 Jonggol ...................................... 51

4.3 Struktur Organisasi OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol ............................ 52

x
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ...................................................100
Lampiran 2 Hasil Wawancara Waka. Kesiswaan dan Pembina OSIS ................102
Lampiran 3 Hasil Wawancara Wali Kelas 8E.....................................................104
Lampiran 4 Hasil Wawancara Wali Kelas 8A ....................................................106
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wali Kelas 8C ....................................................108
Lampiran 6 Hasil Wawancara Ketua OSIS .........................................................110
Lampiran 7 Hasil Wawancara Pengurus OSIS I .................................................112
Lampiran 8 Hasil Wawancara Pengurus OSIS II ................................................114
Lampiran 9 Hasil Wawancara Pengurus OSIS III ..............................................116
Lampiran 10 Hasil Wawancara Pengurus OSIS IV ............................................118
Lampiran 11 Hasil Wawancara Siswa I ..............................................................120
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siswa II .............................................................122
Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa III ...........................................................124
Lampiran 14 Hasil Wawancara Guru Bimbingan Konseling .............................126
Lampiran 15 Hasil Observasi ..............................................................................128
Lampiran 16 Struktur Ogranisasi SMP PGRI 285 Jonggol ................................143
Lampiran 17 Struktur Organisasi OSIS ..............................................................144
Lampiran 18 Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP PGRI 285 Jonggol ..145
Lampiran 19 Data Siswa dan Data Rombongan Belajar .....................................147
Lampiran 20 Data Prestasi Siswa........................................................................148
Lampiran 21 Nilai Rata-rata Siswa Pengurus OSIS 2018/2019 .........................150
Lampiran 22 Tata Tertib Sekolah .......................................................................151
Lampiran 23 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Sekolah ..............................165
Lampiran 24 Daftar Referensi .............................................................................166
Lampiran 25 Dokumentasi ..................................................................................169
Lampiran 26 Biografi Penulis .............................................................................170

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan dan
tantangan yang kompleks dan mendasar, sekaligus menyongsong harapan
pada masa kini. Derasnya pengaruh kehidupan luar tidak diimbangi
dengan pemikiran atau paham, karakter dan gaya hidup yang tidak sesuai
dengan karakter serta budaya bangsa. Hal ini menyebabkan Indonesia
mengalami disorientasi baik segi ekonomi, politik, sosial, budaya dan
pendidikan.
Peningkatan citra pendidikan di sekolah menyangkut aspek
akademis dan non akademis yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
Pembelajaran (kurikuler), kegiatan berorganisasi (extrakurikuler).1 Mereka
yang mengikuti organisasi mendapatkan pembelajaran dan pengalaman
dalam menghargai waktu, mampu mengatur segala kegiatan ataupun
waktu kesehariannya. Contohnya Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
dengan upaya itu peserta didik (siswa) diharapkan memperoleh
pengalaman belajar yang utuh hingga seluruh modalitas belajarnya
berkembang secara optimal.
Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan suatu organisasi
resmi sekolah yang berada disetiap lingkungan sekolah menengah dibawah
naungan sekolah dan didampingi Pembina OSIS. Adanya OSIS
diharapkan agar mampu menumbuhkan kedisplinan dan kepemimpinan
terhadap seluruh siswa, khususnya kepada para pengurus OSIS. 2
Dalam setiap kegiatan OSIS terjalin komunikasi dengan Pembina
OSIS dan Pembina kesiswaan. Kegiatan-kegiatan dalam program kerja
OSIS ataupun ektrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan
pembentukkan serta meningkatkan disiplin siswa. Dalam upaya

1
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT indeks, 2014), h. 184
2
Badrudin, Ibid. h. 184

1
2

pembinaan siswa di sekolah. Kepala sekolah, guru, masyarakat serta OSIS


mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sangat penting di sekolah.
Organisasi siswa ini menjadi patokan penting dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa disekolah, dimana para pengurus OSIS membantu
meningkatkan kedisiplinan pada siswa lainnya dengan memberikan
contoh, atau menjadi role model bagi siswa lain. Kesadaran akan
kedisiplinan yang datang dari dalam diri merupakan kedisiplinan yang
nyata dan dapat mempengaruhi siswa dalam kehidupannya. Sikap disiplin
yang berasal dari paksaan akan menjadi perilaku yang semu, yaitu
berperilaku disiplin hanya pada saat dilihat guru atau dapat dikatakan
sebagai kesadaran semu mengenai kedisiplinan. Contoh lain para pengurus
OSIS baik pada siswa lainnya dengan cara berpenampilan yang sesuai
aturan, tutur kata yang baik, patuh kepada guru dan baik terhadap teman-
temannya.
Kedisiplinan biasanya tumbuh seiring institusi dan OSIS mampu
bekerja sama menumbuhkan kebiasaan sekolah yang merupakan suasana
kehidupan sekolah tempat antara anggota masyarakat sekolah saling
beriteraksi. Interaksi tersebut berkaitan dengan berbagai aturan, norma
serta etika bersama yang dilakukan di sekolah. Disiplin sekolah apabila
ditingkatkan dan diterapkan dengan baik konsisten dan konsekuen akan
berdampak positif bagi kehidupan maupun perilaku siswa. Disiplin dapat
mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik kehidupan di
sekolah tentang hal-hal positif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa
belajar berdapatasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul
kesimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Namun realitanya di Indonesia masih banyak kasus penyimpangan
kedisiplinan bertebaran, tidak hanya siswa sebagai pelakunya namun guru
serta pihak sekolah juga terjangkit beberapa kasus yang memberi
kejanggalan atau contoh yang tidak baik bagi para siswanya seperti
bullying, mengintimidasi siswa lain, pemalakan antar siswa, dan tawuran.
3

Di tahun 2012 terjadi penyimpangan kedisiplinan di daerah DKI


Jakarta 42 siswa dikembalikan kepada orang tuanya karena melanggar
aturan sekolah terkait bullying dan intimidasi antara para siswa. Selain itu
terjadi tawuran antar Pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 yang menewaskan
Alawy Yusianto, siswa kelas X SMAN 6 akibat tawuran tersebut (25/9).3
Padahal pihak sekolah SMAN 6 sudah berusaha untuk menumbuhkan rasa
kepedulian dan disiplin dengan berkolaborasi dengan SMAN 70 melalui
extrakurikuler band agar mengajak para siswanya sadar untuk berperilaku
baik dan saling menghargai antar siswa meski berbeda sekolah. Namun hal
ini sangat disayangkan penyebab tawuran yang tidak jelas hingga
menewaskan 1 nyawa temannya.
Sdangkan di tahun 2018, 11 siswi SMK 1 Muara Enim dikeluarkan
karena melakukan kesalahan berat yang tidak dapat ditolerir yaitu
pengeroyokan dan berkelahi. Kepala sekolah ibu Misniati mengatakan
bahwa “11 orang siswi ini sudah sering melanggar aturan sekolah sejak
kelas X” (28/8).4 Pemicu pengeroyokan dan perkelahian ini hanya karena
grup arisan anak sekolah putih abu yang telat terkumpul uang arisannya,
sehingga ketua grup itu diserang oleh 10 anggota grup yang geram tidak
bisa menempati janji untuk mengeluarkan uang arisan. Dan sangat
disayangkan perkelahian dan pengeroyokan ini dilakukan masih
berseragam sekolah dan direkam kemudian disebarkan ke sosial media.
Banyak kasus penyimpangan kedisiplinan, namun yang ditemukan
pada tempat penilitian saya beberapa factor yang menyebabkan disiplin di
sekolah belum terealisasikan dengan baik. Permasalahan ini dialami oleh
SMP PGRI 285 Jonggol, berikut permasalahannya :
Pertama, Kurangnya kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah.
Masih banyak dijumpai aturan-aturan sekolah yang dilanggar, seperti cara

3
Republika.Co.Id, “42 Siswa SMAN 6 Langgar Tata Tertib”, diakses pada sabtu, 8/12/18,
19.10
4
TribunSumsel.com, MuaraEnim, “Video Viral, 11 siswa SMK 1 Muara Enim
Dikeluarkan Karena Lakukan Kesalahan Berat Tak Bisa Ditolelir”, diakses pada sabtu, 8/12/18,
20.44
4

berpakaian, masih banyak yang datang terlambat, tidur dikelas selama


KBM berlangsung, dan lain-lain. Ketika siswa melanggar yang
menangani langsung yaitu beberapa guru dan guru bimbingan konseling,
bidang kesiswaan kurang berperan saat ada siswanya yang melanggar
aturan.
Kedua, Belum optimalnya pemberian reward & punishment dalam
tata tertib sekolah. Pemberian punishment dicatat ketika siswa terlambat,
atau melakukan pelanggaran berpoin besar seperti merokok di area
sekolah, bolos sekolah, mencontek saat ujian, hingga berkelahi. Namun
jika melihat siswa membuang sampah sembarang, seragam atau atribut
sekolah tidak lengkap, pemberian punishment tidak dicatat dalam catatan
pelanggaran siswa. Begitupun demikian dengan pemberian reward untuk
siswa atau warga sekolah lainnya.
Ketiga, terhambatnya pelaksanaan program OSIS dalam
meningkatkan disiplin siswa. Beberapa program OSIS tidak berjalan
dengan baik karena dipengaruhi beberapa faktor yang menghambat
program tersebut tidak dapat berjalan sesuai harapan.
Keempat, rendahnya mutu lulusan SMP PGRI 285 Jonggol dalam
anggapan Masyarakat. bahwa sekolah mempunyai siswa berkedisiplinan
rendah yang mempengaruhi terlambatnya kelulusan. Pandangan khalayak
umum mengenai kualitas siswa yang berada di sekolah swasta tergambar
dari masih banyak oknum siswa yang dianggap meresahkan masyarakat.
Maka dari itu Disiplin di lingkungan sekolah harus ditumbuhkan
melalui pembiasaan. Pembiasaan disiplin yang bisa dibawa dari sikap atau
perilaku OSIS sebagai wadah organisasi siswa yang dipandang sebagai
sistem untuk membantu meningkatkan kedisiplinan di sekolah.
Berdasarkan paparan tersebut dan dengan memperhatikan bahwa
pembiasaan disiplin di sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam
peningkatan mutu pendidikan, maka peneliti melakukan peneltian dengan
judul “Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan dan Lulusan
Bermutu di SMP PGRI 285 Jonggol”.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dalam penilitian ini diantaranya:
1. Kurangnya kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah.
2. Belum optimalnya pemberian reward & punishment dalam tata tertib
sekolah.
3. terhambatnya pelaksanaan program OSIS dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa.
4. rendahnya mutu lulusan SMP PGRI 285 JONGGOL dalam anggapan
Masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Pengurus OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol seperti kebanyakan
sekolah lain salah satu contoh siswa teladan di sekolah, Biasanya pengurus
OSIS terpilih dari siswa aktif, kreatif serta berprestasi dikelas. Dalam
berbagai program OSIS setiap kegiatan menerapkan unsur disiplin siswa.
Maka dari itu identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tidak semua
masalah dapat dibahas oleh peneliti, sehingga memfokuskan penelitian
kepada anggota OSIS Dengan permbatasan masalah sebagai berikut :
1. Kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah.
2. Pelaksanaan program OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
3. Rendahnya mutu lulusan SMP PGRI 285 JONGGOL dalam anggapan
Masyarakat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarka Identifikasi dan Pembatasan Masalah di atas maka diajukan
rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana Peranan Osis dalam meningkatkan kedisiplinan Siswa dan
meningkatkan mutu lulusan di SMP PGRI Jonggol ?
2. Bagaimana sekolah menerapkan tata tertib yang meliputi pemberian
reward & punishment?
6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan peneilitian ini adalah
untuk mengetahui peran OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan pada
siswa.
1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa terhadap disiplin sekolah
2. Untuk mengetahui optimalnya kedisiplinan melalui Kegiatan OSIS
dalam pemberian reward dan punishment siswa di sekolah.
3. Untuk mengetahui strategi penanggulang pelanggaran tata tertib
sekolah.
4. Untuk mengetahui anggota OSIS dalam pencapaian prestasi di
sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap sesuatu yang dapat
dimanfaatkan tidak hanya untuk satu pihak, namun juga beberapa pihak
yang terkait.
1. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literature yang
memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan maupun kajian putaka
serta penelitian lebih lanut yang berkaitan dengan bidang kependidikan
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi siswa; dengan adanya penelitian ini, diharapakan dapat
meningkatkan kedisiplinan pada siswa, terutama pada pengurus
osis. Baik yang sedang menjabat atau yang akan menjabat dan
seterusnya.
b. Bagi guru; diharapkan dapat bermitra dengan osis dalam
memaksimalkan kemampuan meningkatkan kedisiplinan yang
dimiliki para siswa terutama pengurus osis.
c. Bagi peneliti; diharapakan dapat mnabah wawasan dan sebagai
wahana dalam melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah,
disamping itu diharapkan dapat membangkitkan minat mahasiswa
7

lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bidang


pendidikan.
d. Bagi sekolah; diharapkan hasil penelitian ini memberikan
sumbangan dalam memaksimalkan peran osis
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).


1. Pengertian OSIS
Secara sistematis dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992
disebutkan bahwa organisasi kepesertadidikan di sekolah adalah
OSIS. OSIS adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah. Masing-masing
kata mempunyai arti sebagai berikut:1
a. Organisasi sebagai satuan atau kelompok para siswa yang
dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu
mendukung terwujudnya pembinaan Kesiswaan.
b. Siswa atau peserta didik merupakan satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Intra berarti terletak di dalam, sehingga suatu organisasi siswa
ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan
kegiatan belajar-mengajar.
Menurut Badruddin, OSIS (Organisasi siswa intra sekolah) adalah
organisasi yang berada di indonesia dalam tingkatan sekolah mulai
dari tingkat menengah pertama (SMP) dan tingkat menengah atas
(SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh para siswa yang terpilih untuk
menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang
Pembina dari guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah.2

OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada


dilingkungan sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. Dalam hal ini
OSIS dipandang sebagai suatu system , dimana sekumpulan para
peserta didik mengadakan koordinasi dalam upaya mnciptakan suatu
organisasi yang mampu mencapai tujuan.3 OSIS hanya sebagai wadah
dan alat untuk melakukan proses memanajemen kegiatan yang dapat

1
Badruddin, Loc. Cit, h. 184
2
Badruddin, Ibid.
3
Badruddin, Ibid.

8
9

meningkatkan kedisiplinan siswa. OSIS diurus dan dikelola oleh


murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Pada
umumnya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang
dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang
berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota
OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi
pengurus OSIS. Organisasi ini bersifat intra sekolah dan menjadi satu-
satunya wadah yang menampung dan menyalurkan minat bakat siswa
dalam kegiatan ektrakurikuler , tidak menjadi bagian dari organisasi
lain di luar sekolah.

2. Dasar Hukum OSIS


Dasar Hukum terbentuknya OSIS adalah sebagai berikut :4
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi
kelulusan
d. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar Pengelolaan
e. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan

3. Tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang


baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi
pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan
pembentukan keterampilan.5 Tujuan didirikannya organisasi siswa

4
Muklish Citio, Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Sekolah, dari www.
Dikmenum. go, id, (6 Januari 2015). h. 2
5
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2008) h. 192
10

disekolah adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik


dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa.6

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP dalam


bukunya Mulyono. Secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan
sebagai berikut:7

a. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki


jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi,
berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk
diamalkan.
b. Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar tetap menjadi
warga yang mengabdikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanah
air, dan bangsanya.
c. Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan
akrab di Sekolah dalam satu wadah OSIS.
d. Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat
dan mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta
kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan
ketahanan sekolah).
Sebagai Organisasi Siswa Intra Sekolah, maka perlu memiliki
tujuan yang pasti dan bermutu. Tujuan ini tidak terlepas dari
menanamkan sikap positif, sportif, disiplin, jujur, tanggungjawab,
kepercayaan diri. Dengan begitu kegiatan yang menanamkan
kesadaran tinggi dalam berperilaku baik, maka seolah akan
menyediakan saran prasana yang dapat menunjang proses kegiatan
yang telah disusun oleh OSIS.

4. Peranan OSIS
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan
OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan dari salah satu jalur
pembinaan kesiswaan, peranan OSIS dalam Surat Keputusan (SK)

6
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Pedoman Pembinaan Organisasi SIswa
Intra Sekolah, (Jakarta: Depdiknas, 2008)
7
Mulyono, Op.Cit, h. 192
11

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No.


8
226/C/Kep/O/1992. Berikut peranan OSIS ialah:
a. Sebagai wadah organisasi
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah
kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan
yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan
kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya
sebagai wadah yang artinya tempat bertukar pikiran, bertukar
ilmu, mengeluarkan pendapat untuk mencapai tujuan dan cita-
cita bersama. Dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan,
ekstrakurikuler dan wawasan wiyata mandala. Tanpa saling
bekerjasama dari berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah
tindakan berfungsi lagi.
b. Sebagai penggerak/motivator
Motivasi OSIS sebagai motivator adalah perangsang yang
menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk
berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai
tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para
pembina, pengurus membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan
dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi
perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman,
memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting
memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa
manajemen, OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu
mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal
maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian
sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai
motivator.

8
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 263
12

c. Peranan yang bersifat preventif


Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara
internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada secara
ekternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti;
menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan
sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil
ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang
dari dalam maupun luar. Peranan preventif OSIS sebagai
pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.

Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat


sebagai berikut:9

a. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah


air.
b. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
c. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik,
dan kepemimpinan.
d. Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri.
e. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, mengningkatkan dan
mengembangkan kreasi seni.

OSIS berperan penting dalam meningkatkan kemampuan


keorganisasian, dengan melatih siswa untuk berperan aktif dalam
kegiatan sekolah dalam rangka mengembangkan kedisiplinan
didasarkan kepada kepatuhan peraturan yang merupakan ciri dari
kedewasaan siswa. Maka dari itu, kegatan OSIS dapat menjadi
pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa melalui kegiatan-
kegiatan. Untuk menggerakkan kegiatan OSIS dibutuhkan
pengorganisasian yang mantap, kepercayaan, kedisiplinan dari
pengurus OSIS yang ada.

9
Heri Gunawan, Ibid h. 264
13

5. Struktur Organisasi Siswa Intra Sekolah


Pada dasarnya Setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur
organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun,
biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:10
a. Ketua Pembina (Kepala Sekolah)
b. Wakil Ketua Pembina (WaKasek)
c. Pembina OSIS
d. Ketua Umum
e. Wakil Ketua I
f. Wakil Ketua II
g. Sekertaris Umum
h. Sekertaris I
i. Sekertaris II
j. Bendahara
k. Wakil Bendahara
l. Koordinator Bidang dan Seksi Bidang.

Biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa


pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

6. Kegiatan OSIS
Sesuai dengan lampiran Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008
OSIS sebagai organisasi kesiswaan adalah untuk memantapkan dan
mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya
masing-masing. OSIS merupakan bagian dari kegiatan pembinaan
kesiswaan yaitu pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan
politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam
konteks masyarakat plural. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam
kegiatan OSIS adalah percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri,

10
Badruddin, Loc.Cit, h. 187
14

bertanggung jawab, menepati janji, berinisiatif, disiplin, visioner,


pengabdian/dedikatif, bersemangat dan demokratis.11
Beberapa contoh kegiatan yang dialkukan OSIS bagi peserta didik
didampingi oleh Pembina kesiswaan disebutkan dalam Permendiknas
Nomor 39 Tahun 2008 adalah:12
a. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
b. Melaksanakan gotong-royong dan kerja bakti (bakti sosial).
c. Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian.
d. Menyelenggarkan kegiatan ilmiah.
e. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang
bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
f. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke
tempat-tempat sumber belajar.
g. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa.
h. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan
pidato.
i. Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan
sekolah.
j. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan
suatu barang menjadi lebih berguna.
k. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang
atau jasa.
l. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi.
m. Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/ pengalaman kerja
lapangan (PKL)/praktek kerja industri (Prakerim)
n. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui
sertifikasi kompetensi sisa berkebutuhan khusus.

11
Mamat Supriatna, “Bimbingan dan Konseling berbasis Kompetensi” (Bandung:
Rajawali Press, 2010) h. 10
12
Heri Gunawan, Op.Cit, h. 264-265
15

Dengan berbagai contoh kegiatan di atas, terdapat beberapa nilai


karakter yang dapat dikembangkan antara lain adalah percaya diri,
kerjasama, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggungjawab, disiplin,
demokratis, berjiwa wirausaha.

B. Disiplin Siswa di Sekolah


1. Pengertian Disiplin.
Menurut Depdiknas, disiplin adalah tingkat konsistensi dan
konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan
bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu
dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”.
Menurut Hadari, yang dikutip oleh Meiyanti Wulandari. Disiplin
diartikan bukan hanya sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar
setiap orang melaksanakan peraturan atau kehendak kelompok orang-
orang tertentu yang disebut pimpinan”.13
Menurut F.W. Foerster, yang dkutip oleh Doni Koesoema. Disiplin
sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang
menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan sehingga pendidikan
berjalan lancar dan tidak terganggu.14 Adanya kedisiplinan ini sebagai
tindakan cepat dan menanggulangi hal-hal yang merugikan hidup para
siswa. Selain itu, disiplin juga hasil dari sebuah proses interaksi antar
siswa dengan lingkungan sekitar, maka pentingnya lingkungan
sekolah yang disiplin agar siswanya terbiasa dan memiliki rasa
kedisiplinan diri.
Sutirna, menyatakan bahwa disiplin berasal dari kata disciple yang
artinya belajar sukarela mengikuti pemimpin dengan tujuan dapat
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.15 disiplin biasanya

13
Meiyanti Wulandari, “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan siswa melalui Proses
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan”, PPKn IKIP Veteran Semarang, Vol.2 No.1
November 2018
14
Doni Koesoema A, Pendidkan Karakter: Startegi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2010) hal. 233
15
Sutirna, Perkembangan & pertumbuhan Peserta Didik (Jakarta: Penerbit Andi, 2013) h.
115
16

berkaitan dengan peraturan, peraturan itu sendiri ialah pola yang


ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang dengan cara efektif
yang mudah dimengerti diingat maupun diterima oleh lingkungan
organisasi dengan peraturan tersebut.
Menurut Arikunto.S dalam bukunya Eka prihatin dalam
pembicaraan disiplin, di kenal dua istilah yang pengertiannya hampir
sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan.16
Ketertiban menunjukkan pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan atau tata tertib karena didorong oleh sesuatu yang
datangdari luar. Sedangkan disiplin menunjuk pada kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong
oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.17
Menurut Syamsul Kurniawan, disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,
18
dan atau ketertiban. maka dari itu kedisiplinan penting diajarkan
serta ditanamkan sejak dini agar kelak meranjak dewasa sudah dengan
sendirinya terbiasa berperilaku disiplin.
Kedisiplinan dalam arti berunsur oralitas seseorang yang
menekankan pada peraturan tata tertib dalam prinsip-prinsip
keteraturan, pemberian perintah, larangan, pujian dan hukuman
dengan otoritas atau paksaan untuk mencapai kondisi yang baik.
Kedisiplinan siswa dapat ditumbuhkan jika iklim sekolah menunjukan
kedisiplinan. Jika situasi sekolah disiplin, maka siswa kan ikut
disiplin. Membentuk disiplin sekolah, mulai dari merancang,
19
melaksanakan dan menjaganya. Selain itu kedisiplinan merupakan
hal-hal dalam kerangka kehidupan sekolah yang berarti segala sarana,

16
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik,(Bandung: ALFABETA, 2011), cet. 1, h. 93
17
Eka Prihatin, Op.cit h. 94
18
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2016), cet.
III, h. 136
19
Eka Prihatin, Loc. Cit, h. 97
17

norma, metode, yang disesuaikan untuk mencapai tujuan obyek


tertentu.
Dengan disiplin, siswa diharapkan bersedia untuk patuh pada
peraturan dan menjauhi larangan tertentu yang tertera di peraturan
sekolah. Sesuai dengan setiap definisi diatas, sekolah melaksanakan
disiplin untuk siswa, agar siswa hidup dengan pembiasaan yang baik,
positif dan bermanfaat bagi dirinya maupun oranglain kelak. Baik saat
bersekolah maupun untuk kehidupan di masa depannya. Akan tetapi,
dalam meningkatkan maupun penegakan disiplin tidak harus dengan
membuat siswa tertekan dengan peraturan yang ditetapkan sekolah
dan penerapannya dengan alur demokratis atau mendidik.
Disiplin siswa dalam penelitian ini tingkah laku siswa yang
menaati aturan kedisiplinan di sekolah. Indicator disiplin siswa dalam
penelitian ini adalah: ketaatan terhadap tata tertib sekolah, dengan
penuh kesadaran dan tanggug jawab. Dalam menegakkan disiplin
siswa, guru bertanggungjawab mengarahkan kepada anggota OSIS
dengan berbuat baik sehingga siswa lain akan melihat dan meniru
sikap baik yang tunjukan oleh temannya.
2. Fungsi Disiplin
Menurut Elizabeth B. Hurlock20 fungsi disiplin ada yang
bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat, diantaranya:
a. Untuk mengajarkan anak bahwa perilaku tertentu selalu akan
diikuti hukuman, namun yang lain akan disertai pujian.
b. Untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang
wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan.
c. Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri dan
pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati
nurani untuk membimbing tindakan mereka.
d. Untuk menakut-nakuti siswa.
e. Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin.

20
Med. Meitasari Tjandrasa, Loc.cit, h. 97
18

Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,


berikut fungsi kedisiplinan siswa disekolah :21

a. Menata kehidupan bersama, dalam kehidupan bermasyarakat


sering terjadi pertikaian antara sesama orang yang disebabkan
karena beraturan kepetingan, karena manusia adalah makhluk
sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam
fungsi ini adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
b. Membangun kepribadian, kepribadian adalah keseluruhan sifat,
tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Beberapa
factor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di
masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi
pertumbuhan kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian, kepribadian yang baik perlu dilatih dan
dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehid\upan yang baik dan
disiplin tidak terbentuk dalam waktu singkat, namun melalui
proses yang lama. Disiplin akan tercipta dengan kesadaran
individu yang mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma
yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
d. Menciptakan lingkungan kondusif, Sekolah terdapat aturan dan
tata tertib yang menjadi ruang lingkup pendidikan. Sekolah
sebagai ruang lingkup pendidikan mendukung terlaksananya
proses pendidikan yang baik. Sekolah akan kondusif bagi
kegiatan dan proses pendidikan.22

Secara umum, fungsi disiplin adalah untuk membentuk perilaku


atau pribadi peserta didik yang tidak menyimpang dari aturan atau

21
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo,
2004), h. 32
22
Tulus Tu’u, Ibid
19

norma yang berlaku dan memiliki kebiasaan-kebiasaan bagi dirinya


dan lingkungannya.

3. Ciri-ciri disiplin
Ciri orang disiplin yang kita ketahui adalah yang taat dan patuh
terhadap agama, lembaga maupun peraturan dalam sebuah oragnisasi.
Berikut ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah atau lembaga
pendidikan adalah: (Emile Durkheim)
a. Patut pada peraturan sekolah
b. Melaksanakan tugasnya yaitu belajar
c. Teratur masuk kelas
d. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan
e. Tidak membuat onar dikelas
f. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

Dengan begitu sikap disiplin yang tertanam pada siswa, diharapkan


berguna dimana pun, kapanpun, dan dalam situasi apapun disiplin
akan terus menahan diri siswa dengan tidak melakukan pelanggaran
apapun.

Sikap dan perilaku disiplin tercipta dari binaan orangtua, guru,


lingkungan masyarakat, pengalaman, serta pergaulan. Membiasakan
anak untuk bersikap dan berperilaku disiplin sejak dini dia akan
beranggapan peraturan itu harus ditaati dan dipatuhi dan demikian dia
akan mulai mengaplikasikan dan membiasakan sikap disiplinnya
walaupun sulit dilakukan. Kebiasaan semacam itu tidak sepenuhnya
tercipta dari keluarga, dalam hal ini sejumlah kewajiban dibebankan
kepada lembaga pendidikan untuk membantu anak menanamkan dan
meingkatkan kedisiplinan siswa hingga melekat pada dalam dirinya
serta menjadi rutinitas sehari-hari.
20

4. Macam-Macam Disiplin

Menurut Piet A. Sahertian disiplin terbagi dalam tiga macam yaitu:23


a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan,
menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak
penilaian yang terdidik.
b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang
memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya. Jadi
situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si
terdidik mengembangkan kemampuan dirinya.
c. Disiplin liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin
yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa
batas.

Menurut Ali Imron disiplin dapat dibedakan menjadi tiga macam,


yaitu:
a. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.
Menurut konsep ini, peserta didik di sekolah dikatakan
mempunyai disiplin tinggi apabila peserta didik ingin duduk
tenang sambil memperhatikan uraian guru ketika sedang
mengajar.
b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.
Menurut konsep ini, peserta didik seharusnya diberi kebebasan
seluas-luasnya di dalamkelas dan sekolah. Peraturan-peraturan
di sekolah tidak selalu mengikat perbuatan peserta didik yang
menurutnya baik.
c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Demikian
disiplin, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan

23
Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. ke-1, h. 127
21

itu, haruslah ia tanggung.24


Sedangkan menurut Jamal Ma’ruf Asmani macam-macam disiplin
terbagi menjadi 3 yaitu:25
a. Disiplin Waktu
Disiplin waktu menjadi sorotan utama dalam kedisplinan di
sekolah bagi guru dan siswa. Peraturan sekolah yang telah diatur
harus di patuhi oleh siswa dan guru, Waktu masuk sekolah
sebagai tolak ukur seseorang yang disiplin di sekolah. ketika bel
masuk sekolah berbunyi guru dan siswa yang datang sebelum
bel dinyatakan disiplin, akan tetapi jika siswa maupun guru tiba
setelah bel berbunyi dikatakan kurang disiplin dan akan
menerima konsekuensinya. Menyalah gunakan waktu dapat
menurunkan efektifitas kedisiplinan seseorang begitupun
berpengaruh terhadap mutu sekolah. Jika disiplin tertanam
buruk dalam lingkungan sekolah siswa akan mengalami
kecenderungan tidak disiplin dalam dirinya maupun ketika
melakukan kegiatan OSIS di sekolah, misalnya Tidak tepat
waktu ketika rapat OSIS, terlambat membuat berita acara dan
laporan kegiatan OSIS, terlambat ke sekolah. Hal ini dalam
disiplin waktu tidak boleh disepelekan, karena waktu penting
diisi dengan berbagai kegiatan yang manfaat dan dapat
menunjang kedisiplinan agar mutu sekolah tetap terjaga dengan
baik.
b. Displin Menegakkan Aturan
Disiplin menegakkan aturan berpengaruh terhadap
kewibawaan guru. Pemberian sanksi tidak bisa semena-mena
dan model diskriminatif harus ditinggalkan. Siswa pada jaman
sekarang ini sangat kritis dan cerdas, sehingga bila diperlakukan

24
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h.173-174
25
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta:
DIVA Press, 2010), h.94-95
22

semena-mena dan pilih kasih mereka akan melakukan hal-hal


yag menjatuhkan kewibawaan seorang guru. Peneggakkan
keadilan dalam pemberian sanksi tidak boleh pandang bulu.
c. Disiplin Sikap
Displin ini mengatur dan mengontrol perbuatan diri
menjadi poin awal untuk menata perilaku orang lain. Misalnya
bertutur kata sopan dan santun, tidak tergesa-gesa dalam
mlakukan sesuatu, tidak gegabah dalam bertindak. Disiplin
sikap dibutuhkan latihan dan perjuangan. Dalam melaksanakan
disiplin sikap ini, harus sabar dan dapat mengendalikan emosi
sesaat ketika dihadapkan dengan persoalan sepele maupun berat.
Pada dasarnya disiplin memegang prinsip dan perilaku baik
dalam kehidupan, niscaya kesuksesan akan menghampiri.

5. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan


Pada dasarnya kedisiplinan terbentuk tidak dengan sendirinya dan
tentunya tidak secara spontan, tentunya dalam meningkatkan
kedisiplinan disekolah banyak faktor yang mampu mempengaruhinya
diantaranya, yaitu:26
a. Faktor Intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan,
faktor- faktor tersebut meliputi:
1) Faktor Pembawaan, dalam hal ini pembawaan sikap dari
keturunannya dan lingkungan sangat berpengaruh dalam
menghasilkan perilaku dan sifat dari tiap-tiap masing anak.
2) Faktor Kesadaran, Disiplin akan lebih mudah ditegakkan jika
timbul dari kesadaran setiap individu yang ada, untuk selalu
mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur dan bukan karena
adamnya tekanan.

26
Fatah Yasin, “Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik
Di Madrasah”, Jurnal Edukasi, Vol. 9, 2011, h. 130
23

3) Faktor Minat dan Motivasi, dalam berdisiplin minat dan


motivasi sangat berpengaruh untuk meningkatkan keinginan
yang ada dalam diri seseorang. Jika minat dan motivasi
seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan
sendirinya ia akan berprilaku disiplin tanpa menunggu
dorongan dari luar.
4) Faktor Pengaruh Pola Pikir, telah ada terlebih dahulu sebelum
tertuang dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam
melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika orang mulai
berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan
melakukannya.
b. Faktor Ekstern
Yaitu faktor yang berada di luar diri orang yang bersangkutan.
Faktor ini meliputi:
1) Contoh atau Teladan adalah contoh perbuatan dan tindakan
sehari-hari dari seseorang yang berpengaruh. Keteladanan
merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan
sukses, karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat non
verbal sebagai contoh yang jelas untuk ditiru.
2) Nasihat berarti memberi saran-saran percobaan untuk
memecahkan suatu masalah berdasarkan keahlian atau
pandangan yang objektif. Dalam Bahasa Inggris nasihat
disebut advice yaitu opinion about what to do, how to behave.
pendapat tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana
bertingkah laku).
3) Faktor Latihan, melakukan sesuatu dengan disiplin yang baik
dapat dilakukan sejak kecil sehingga lama-kelamaan akan
terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal ini sikap disiplin
yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan bisa
dikembangkan melalui latihan.
4) Faktor Lingkungan, salah satu faktor yang menunjang
24

keberhasilan pendidikan yaitu lingkungan demikian juga


dalam disiplin. Lingkungan sekolahan misalnya dalam
kesehariannya siswa terbiasa melakukan kegiatan yang tertib
dan teratur karena lingkungan yang mendukung serta
memaksanya untuk berdisiplin.
5) Pengaruh Kelompok, pembawaan dan latihan memang sangat
berpengaruh dalam kedisiplinan, perubahan dari lahir yang
ditunjang latihan bisa dikembagkan jika terpengaruh oleh
suatu kelompok yang berdisiplin, tapi pembawaan yang baik
ditunjang dengan latihan yang baik bisa jadi tidak baik jika
terpengaruh oleh suatu kelompok yang tidak baik demikian
juga sebaliknya.

Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap siswa


yang kurang disiplin disekolah. Faktor-faktor itu diantaranya sebagai
berikut:27
a. Sekolah kurang menerapkan disiplin;
b. Teman bergaul;
c. Cara hidup dilingkungan anak tinggal;
d. Sikap orangtua;
e. Keluarga yang tidak harmonis; dan
f. Latar belakang dan kebiasaan budaya.

Berdasarkan uraian tersebut, faktor yang mepengaruhi kedisiplinan


siswa dan sikap bertanggungjawab siswa cenderung lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor ekstenal siswa dan bukan semata-mata
dipengaruhi oleh faktor internal siswa.
6. Strategi Penegakan Kedisiplinan di Sekolah
Menurut Eka Prihatin, Strategi yang perlu dijalankan untuk
membentuk disiplin sekolah:28

27
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), cet. ke-1, h. 199-200
28
Eka Prihatin, Op.cit, h. 97-99
25

a. Berilah Reward pada setiap yang berperilaku disiplin.


b. Tumbuhkan lingkungan yang menghargai, sesuai dengan budaya
setempat.
c. Menanamkan Sense of Belonging pada warga sekolah, shingga
baik dan buruknya sekolah termasuk disiplin merupakan
tanggungjawab semua pihak.
d. Ikut sertakan orangtua siswa, sehingga mereka dapat mendorong
anaknya untuk berperilaku disiplin, naik di sekolah maupun di
rumah.
e. Ikut sertakan OSIS. Seringkali siswa lebih mudah menerima jika
diingatkan oleh teman sendiri. Dengan melibatkan OSIS,
diharapkan akan terjadi mekanisme saling mengingatkan antar
siswa.
f. Lakukan evaluasi tentang pelaksanaan kedisiplinan melalui
pertemuan warga sekolah.
Menurut Tu’u ada empat hal yang dapat mempengaruhi dan
membentuk disiplin individu, yaitu :29

a. Kesadaran diri sebagai pemahaman


b. Peningkatan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan
praktik atas peraturan-peraturan
c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina,
dan membentuk perilaku
d. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan
meluruskan.

Selain itu, ada pula beberapa factor lain yang dapat berpengaruh
pada pembentukkan disiplin individu, yakni :30

a. Teladan
Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya dari sekedar
ucapan atau kata-kata. Oleh karena itu, para pemangku
kepentingan sekolah seperti kepala sekolah, guru, staf dan para
pengurus OSIS sangat berdampak besar terhadap disiplin para

29
Tulus Tu’u, Loc.cit., h. 48
30
Tulus Tu’u, Ibid. h. 49-50
26

siswa karena mereka lebih mudah apa yang mereka lihat


dibandingkan dengan yang mereka dengar.
b. Lingkungan berdisiplin
Lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Seseorang yang hidup di lingkungan yang disiplin akan terbiasa
dengan kegiatan disiplin. Salah satu kemampuan manusia adalah
adaptasi, ia dapat bertahan hidup dengan cara beradaptasi
dengan lingkungan sekitar.
c. Latihan berdisiplin
Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan
kebiasaan. Dengan arti lain, melakukan sikap disiplin secara
berulang dan dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari. Disiplin
itu akan terbentuk dan tertanam dalam diri siswa dan menjadi
kebiasan yang baik.

Kedisiplinan penting dimiliki oleh setiap siswa sehingga guru harus


mampu menumbuhkan disiplin dalam diri masing-masing siswanya.
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu melakukan hal-hal
berikut:31

a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk


dirinya. Dalam hal ini guru harus mampu melayani siswa
dengan latar belakang, karakteristik serta kemampuan berbeda-
beda yang dimiliki oleh siswanya agar setiap siswa mampu
menemukan jati dirinya serta mampu mengembangkan dirinya
secara optimal.
b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilaku. Tinggi
rendahnya perilaku peserta didik dilatar belakangi oleh kebiasan
yang mereka lakukan, oleh karena itu guru harus meningkatkan
dan mengarahkan standar perilaku kearah yang lebih baik, misal
31
Syamsul, Kurniawan, “Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi secara Terpadu di
LIngkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat”, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2016) h. 136-137
27

dalam proses belajar mengajar ataupun dalam pergaulan pada


umumnya.
c. Menggunakan pelankasanaan aturan sebagai alat. Di setiap
sekolah biasanya terdapat peraturan umum maupun khusus
dengan menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku. Untuk
meminimalisir terjadinya pelanggaran yang mendorong perilaku
negative atau perilaku tidak disiplin siswa.

Dengan itu pembiasaan disiplin di sekolah dapat membawa


dampak positif bagi kehidupan masa depan siswa. Memang awalnya
disiplin dirasakan sebagi sesuatu yang mengekang, akan tetapi jika
peraturan dipatuhi dan diimplementasikan berulang demi kebaikan
bersama. Lambat laun disiplin menjadi hal yang biasa dilakukannya
dalam sehari-hari.

7. Teknik-Teknik Pembinaan Disiplin


Menurut Melayu Hasibuan dalam jurnalnya Wessy Rosesti
“Pembinaan disiplin dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya: melalui pemberian keteladanan, melaui pemberian
keadilan, melalui pemberian sanksi hukuman, melalui pemberian
ketegasan.” 32
Dalam pendapat ini dalam teknik pembinaan disiplin lebih
menekankan melalui eksternal kontrol sehingga dalam upaya
pembinaan disiplin harus memalui pihak luar agar disiplin siswa dapat
terbentuk maksimal.
Berbeda dengan pendapat tersebut dalam bukunya Ali Imron
mengungkapkan bahwa dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa
diperlukan teknik-teknik pembinaan disiplin siswa adalah sebagai
berikut:33
a. Teknik external control
32
Wessy Rosesti, “Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Koto
Baru Kabupaten Dharmasraya”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2, 2014, h. 773
33
Ali Imron, op. cit., h. 174-175
28

Suatu teknik di mana disiplin siswa haruslah dikendalikan dari


luar siswa. Teknik ini dapat berupa bimbingan dan penyuluhan.
Penggunaan teknik ini juga harus disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik.
b. Teknik iner control
Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik external control
teknik mengupayakan agar siswa dapat mendisiplinkan diri
mereka sendiri. Siswa disadarkan akan arti pentingnya disiplin.
Jika teknik ini yang dipilih oleh guru, maka guru haruslah bisa
menjadi teladan dalam kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan
dapat mendisiplinkan siswa, tanpa ia sendiri harus disiplin.
c. Teknik cooperative control
Teknik antara guru dan siswa harus saling berkerjasama dengan
baik dalam menegakan disiplin. Guru dan siswa lazimnya
membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan
kedisiplinan yang harus ditaati dan dibuat bersama.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui dalam penerapan


kedisiplinan tentu banyak faktor yang mempengaruhinya baik itu dari
dalam diri siswa maupun luar diri siswa yang semuanya harus saling
bekerja sama dalam rangka pembinaan disiplin siswa.

C. Meningkatkan Mutu Lulusan di Sekolah

1. Pengertian Mutu Lulusan

Menurut Tom Peters dan Nancy Austin, mutu adalah sebuah hal
yang berhubungan dengan gairah dan harga diri.34 Pada saat mutu
tercipta maka akan timbul rasa bergairah dan percaya diri untuk
meningkatkan kerja yang lebih baik.

Menurut Hadis & Nurhayati (2012:85), menyatakan bahwa mutu


ialah suatu produk memiliki mutu apabila sesuai standar atau kriteria
mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan

34
Edward Sallis, Total Quality Manajemen in Education, (Yogyakarta : IRCiSoD, cet. Ke 16,
2012) h. 23
29

baku, proses produksi dan produk jadi.35 Mutu merupakan sebuah cara
untuk menentukan suatu produk sudah memenuhi standar apa belum.

Dalam dunia pendidikan mutu membedakan antara kegagalan dan


kesuksesan. Maka dari itu mutu sangat jelas merupakan pokok
masalah dalam jaminan perkembangan sekolah meraih status di
tengah-tengah persaingan dunia pendidikan.36 Sekolah yang bermutu
mempunyai lulusan-lulusan terbaik dan mampu bersaing dengan
lulusan sekolah lain di jenjang selanjutnya.

Mutu lulusan menurut Immegart (dalam widodo,2011) juga di


kutip oleh Kompri di rumuskan dalam bentuk kepentingan yaitu : (1)
sinergi dengan rumusan tujuan, kepentingan pimpinan sekolah,
esksekutif, pendukung dan petugas sekolah, dan (2) sinergi dengan
kepentingan rumusan pelanggan sekolah.37

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghasilkan


lulusan yang baik pula, tingginya tingkat kelulusan siswa, dan
banyaknya lulusan yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 38
Mutu sangat berpengaruh pada pamor dan wibawa sekolah, sekolah
yang bermutu menjadi favorit, sebagai alat promosi dan nilai jual
sekolah di kalangan masyarakat. Tentu saja sekolah yang minati
masyakarat kemungkinan besar menghasilkan lulusan yang juga
bermutu, terutama lulusan dengan background aktif berorganisasi di
sekolahnya akan mudah melanjutkan ke jenjang selanjutnya atau yang
sudah jenjang SMA akan lebih mudah mencari kerja karena lulusan
bermutu mampu bersaing dalam dunia kerja. Lulusan yang bermutu

35
Rih Ayuningsih dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di SMK Gedong Tataan, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, (Vol. 3 no. 1,
2018) h.25
36
Edward Sallis, Op.Cit h. 30
37
Kompri, Manejemen Sekolah: Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2015) Cet. 1 h. 317
38
Ibid, h.317
30

juga memperoleh kesempatan untuk mengabdi di sekolahnya dan di


masyarakat. Kesempatan untuk hidup tenang dan nyaman.

2. Faktor pendukung mutu lulusan

Faktor-faktor pendukung membangun lulusan ada 2 yaitu :

a. Faktor internal, faktor ini meliputi kepribadian siswa, motivasi


diri, semangat dan daya juang merampungkan tugas belajarnya,
cita-cita dan target hidupnya.39 Hal-hal tersebut perlu
diperhatikan, dibina, diarahkan dan dipupuk dalam diri siswa
menjadi sebuah kebutuhan mereka dalam menjalani
kehidupannya. Jika hal tersebut sudah terbangun dalam diri
siswa akan lebih mudah untuk menyalurkan semangatnya dalam
mencapai kesuksesan dan disiplin mengejar target dalam
hidupnya.

b. Faktor eksternal, meliputi unsur guru, kenyamanan lingkungan


sekolah, KBM, lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar
anak.40 Guru pun menjadi sosok utama yang dibutuhkan oleh
siswa sebagai penganti orangtua di sekolah. Guru perlu menjadi
sosok yang visioner, supel, ramah tapi tegas, teladan, sabar,
disiplin, menjadi inspirator, inisiator, dan innovator. Bila guru
menjadi sosok seperti itu pasti akan disenangi siswa, dicari
siswa untuk menjadi pembimbing belajar dan Pembina
spriritual.

Lingkungan sekolah perlu diciptakan kenyamanan, tenang, aman


dan mendukung terciptanya KBM yang efektif. Ruang kelas yang
memilki pentilasi yang baik, penghijauan di area sekolah.41 Lingkngan
keluarga perlu diperhatikan saling perhatian, saling membutuhkan,

39
Ibid, h.321
40
Kompri, Ibid, h.321
41
Kompri, Ibid, h. 322
31

saling menyayangi, mengasihi, saling memberikan dukungan,


kedamaian dan perlindungan. Rumah dan keluarga yang nyaman akan
membuat betah anak di rumah dan enggan untuk berlama-lama di luar
rumah, dengan demikian anak tidak terlalu banyak main di luar rumah
dan menghindari tercemarnya seorang anak dari pergaulan teman di
sekitar rumah. Tapi bukan berarti anak dikurung d rumah tidak boleh
keluar. Beri pengertian dan penjelasan agar anak mampu mengerti dan
menghormati orangtua agar tak terjerumus hal-hal yang tidak baik.

Membangun mutu lulusan pun bisa melalui OSIS dalam


lingkungan sekitar anak, jika siswa bergaul dan berteman dengan para
anggota OSIS serta mengikuti kegiatan yang dibuat oleh OSIS dapat
terbawa sifat positif dari OSIS itu sendiri. Karena OSIS sebagai
wadah untuk para siswa bertukar pikiran, bertukar ilmu, membentuk
kelompok belajar, saling memotivasi antar siswa dalam menggapai
cita-cita, dan dapat membantu membiasakan bersikap untuk
membentuk kepribadian.
D. Peranan OSIS dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan
Bermutu
OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada
dilingkungan sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. OSIS mempunyai
peranan sebagai wadah organisasi, sebagai penggerak, dan bersifat prefentif.
Menurut Direktorat Pembinaan kesiswaan (Depdikbud), bahwa OSIS
dibentuk dengan tujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-
cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional. Peranan
OSIS mempunyai manfaat :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur.
2. Meningkkatkan pengetahuan dan keterampilan.
3. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
4. Memantapkan kepribadian dan mandiri.
32

5. Mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan pengelolaan yang


baik dalam serangkaian kegiatan mulai dari proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, mengontrol pengembangan kegiatan.
Semua akan terwujud apabila didukung dengan kedisplinan dari setiap
anggota pengurus OSIS yang telah dipilih oleh siswa di sekolah melalui
perwakilan kelas dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Peranan OSIS sebagai wadah organisasi, menjadikan alat penampung


minta bakat siswa untuk menyalurkan pada kegiatan ektrakurikuler yang
dapat mengembangkan serta meningkatkan ilmu pengertahuan, kedisiplinan,
minat, bakat, percaya diri, serta kretifitas. Dengan demikian peranan osis
sebagai penggerak/motivator dapat mendorong siswa untuk berkegiatan
positif serta mengembangkan wawasan yang luas, pengalaman, ketrampilan,
kedisiplinan, berfikir kritis dan kreatif. Dengan peranan osis yang bersifat
preventif, OSIS mengkordinir siswa agar tetap rukun dan disiplin terhadap
atauran yang berlaku, bersama-sama menjaga mutu sekolah dengan baik dan
anggota OSIS mampu menjadi lulusan yang bermutu.

Dengan memperhatikan uraian di atas, OSIS berperan sangat signifikan


dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dan menjadi lulusan bermutu.

E. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang berkaitan dengan Peranan Organisasi siswa intra sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa ada beberapa peneliti terdahulu,
Berikut pemarannya:
1. Marwan Alatas (2011) Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, UIN
SUSKA. Judul penelitiannya “Peranan OSIS Dalam pembinaan Akhlak
Siswa MAN 1 Pekanbaru”. Dalam penelitian ini yang menjadi teknik
pengumpulan datanya adalah studi dokumentasi, angket, wawancara,
sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan
Persentase. Peranan OSIS MAN 1 Pekanbaru walaupun sudah berjalan
33

lancer, namun belum optimal sepenuhnya dan berada dalam kategori


cukup baik dengan persentase 73,8%. Adapun persamaan dan perbedaan
dengan penulis lakukan adalah meneliti tentang peranan OSIS, namun
bedanya Marwan meneliti tentang pembinaan akhlak.
2. Yuliariska Lutfitasari (2009) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, meneliti tentang
“Pengaruh Aktivitas dalam OSIS dan Kedisiplinan Terhadap Prestasi
Belajar Pengurus OSIS Periode 2008/2009 dalam Mata Pelajaran PKn
Tingkat SMA-MA SeKecamatan Subah Kabupaten Batang”. Dalam
penelitian ini yang menjadi teknik pengumpulan datanya adalah studi
dokumentasi, angket, wawancara, dan observasi, sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil temuannya cukup
maksimal sebesar 71,8%. Adapun persamaan dan pebedaan yang
berkaitan dengan penulis lakukan adalah meneliti tentang OSIS dan
kedisiplinan, namun bedanya penelitian ini menghubungkan ativitas
OSIS dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa.

F. Kerangka Berfikir
OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang berada
dilingkungan sekolah untuk siswa belajar berorganisasi. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagi suatu system , dimana sekumpulan para peserta didik
mengadakan koordinasi dalam upaya mnciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif,
kreativitas dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Termasuk
pendisiplinan siswa lain selain pengurus OSIS, Disiplin siswa adalah suatu
sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus
mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan berasal dari
luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung
jawab, tugas dan kewajiban. disiplin di sekolah akan mempengaruhi
kehidupan positif bagi siswa ke depannya dan lulus dengan predikat siswa
yang bermutu.
34

Terbentuknya disiplin siswa di sekolah melalui proses penyadaran,


pembiasaan, contoh atau teladan, pemberian reward dan punishment, serta
pengawasan. lebih jelas kaitannya dengan teori dan masalah penelitian
tentang peranan osis dalam meningkatkan disiplin siswa dan mutu lulusan di
SMP PGRI Jonggol, peneliti membuat kerangka berfikir sebagai berikut

Gambar 2.1
Diagram Kerangka Berfikir
Input Proses Output

Kondisi nyata: Peranan OSIS 1. Penyadaran 1. Peranan OSIS


1. Kesadaran siswa dalam 2. Pembiasaan disalurkan melalui
terhadap disiplin kegiatan yang tentunya
meningkatkan 3. Contoh atau
sekolah. mengutamakan
2. Belum optimalnya kedisiplinan siswa Teladan kedisiplinan yang akan
pemberian reward & 4. Pemberian berguna untuk
dan lulusan
punishment dalam tata kehidupan disekolah
bermutu di SMP Hukuman maupun diluar
tertib sekolah.
3. Terhambatnya PGRI 285 dan lingkungan sekolah,
pelaksanaan program serta menjadi lulusan
JONGGOL Penghargaan yang bermutu.
OSIS dalam
meningkatkan 5. Pengawasan 2. Terdapat perbedaan
disiplin. anatara siswa yang
4. Rendahnya mutu tidak mengikuti
lulusan SMP PGRI kepengurusan OSIS
285 JONGGOL dalam dan yang tidak
anggapan masyarakat. mengikuti pengurus
OSIS
35

Berdasarkan pada gambar diatas, penelitian ini akan di deskripsikan


mengenai kedisiplinan dan lulusan bermutu di SMP PGRI Jonggol, untuk
menumbuhkan kedisplinan dan lulusan bermutu sekolah harus menyediakan
media agar para siswa menjadi disiplin dan mampu bersaing sebagai lulusan
bermutu di tingkatan pendidikan selanjutnya. Yakni melalui pengadaan
program-program kegiatan OSIS yang dapat membangun sikap disiplin serta
kegiatan akademik agar menciptakan lulusan bermutu.Terlebih pengurus
OSIS disini sebagai patokan atau contoh yang terlihat nyata bagi siswa
lainnya. Maka dengan disiplinnya serta prestasi yang dimiliki oleh para
pengurus OSIS di sekolah akan memunculkan daya tarik bagi siswa lain
untuk meningkatkan disiplin dan meningkatkan prestasinya agar mereka
berlomba menjadi lulusan terbaik di sekolah.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengenai peranan OSIS dalam meningkatkan
disiplin dan lulusan bermutu di SMP PGRI Jonggol. Sekolah ini adalah
salah satu sekolah menengah pertama swasta di daerah jonggol
lengkapnya beralamat di Jl. Kaum desa. Jonggol, kec. Jonggol, kab.
Bogor.
Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan April s/d Agustus 2019,
dengan melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama dilakukan adalah
memilih judul kemudian dilanjutkan dengan permohonan izin penelitian di
sekolah hingga pemberitahuan diterimanya permohonan tersebut.
Selanjutnya mengadakan observasi pendahuluan untuk memperoleh data-
data yang akan diperlukan. Lalu mengadakan wawancara terhadap
responden kemudian peneliti mengolah data dari hasil yang telah
dilakukan. Tahap akhir peneliti meuangkan hasil penelitiannya dalam
bentuk laporan penelitian skripsi.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Crewell (1998) “Qualitative research is an
inquiry process of understanding based on distnict methodological
traditions of inquiry that explore a social or human problem. The research
builds a complex, holistic, analize words, report detailed views of
informants, and conducts the study in an natural setting”.46 Yang
dikatakan Creswell tentang penelitian kualitatif singkatnya suatu proses
penelitian ilmiah yang menekankan pada permasalahan manusia dalam
konteks social. Melakukan penelitian ini secara alamiah tanpa interpensi
dari sang peneliti. Penilitian kualitif ini berupa dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan dan tindakan responden. Sedangkan yang dinamakan
sumber data penelitian adalah subyek dari mana data yang di peroleh.

46
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010) h. 8

36
37

Menurut sumber datanya, sumber data penelitian dapat dibedakan ke


dalam dua macam sumber data, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
47
data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini dapat
dibedakan data primer yaitu: dokumen, wawancara, observasi.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adala sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.48 Dalam penelitian ini,
yang termasuk dalam sumber data sekunder antara lain: buku-buku,
e-journal yang berkaitan dengan judul penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data. Berikut metode pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk memperoleh data:
1. Studi Dokumentasi
Peneliti akan melakukan studi dokumentasi dalam rangka
melengkapi data penelitian. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian
ini diantaranya: dokumen mengenai sejarah dan perkembangan SMP
PGRI Jonggol, visi dan misi, data sarana prasarana, struktur organisasi,
data guru, data tenaga kependidikan, data siswa, dokumen prestasi
sekolah, letak geografis, data kegiatan OSIS, program kerja OSIS, Tata
tertib sekolah, tata tertib pengurus OSIS, daftar kehadiran peserta didik,
daftar pelanggaran peserta didik, daftar poin pelanggaran dan
penghargaan.
2. Wawancara
Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur yang digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi yang akan diperoleh.49 Oleh sebab itu melakukan

47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012) h. 308
48
Sugioyono, Ibid, h. 309
49
Sugiyono, Op.Cit, h.319
38

wawancara menggunakan instrument pertanyaan sebagai pedoman


wawancara.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara kepada beberapa
responden, diantaranya: Kepala Sekolah, Pembina OSIS, Wakil
Kesiswaan, pengurus OSIS, Siswa.
3. Observasi
Cartwright & Cartwright yang dikutip oleh Haris Herdiansyah,
mendefinisikan observasi ialah sebagai suatu proses melihat,
mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis
untuk tujuan tertentu.50
Metode observasi yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah
observasi langsung dengan teknik partisipatif pasif atau bisa dikatakan
sebagai observasi nonpartisipan, dalam hal ini peneliti datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.51 Penelitian ini juga menggunakan behavioral checklist atau
biasa disebut daftar checklist yang merupakan metode dalam observasi
yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya
perilaku yang diobservasi dengan menberikan tanda cek (√).52
Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi mendalam
terhadap beberapa aspek, diantaranya:
a. Memantau langsung piket pagi ketika siswa datang ke sekolah
b. Kegiatan harian dan mingguan pengurus OSIS yang berkaitan
dengan disiplin
c. Aktivitas KBM
d. Kegiatan siswa diluar KBM atau jam istirahat melalui sikap dan
perilaku siswa.

Data yang diperoleh di lapangan dari studi dokumentasi, wawancara


disamakan dengan hasil observasi sebagai bentuk trianggulasi,
dikelompokan sesuai pertanyaan peneliti, kemudian dilakukan penyesuaian.

50
Haris Herdiansyah, Loc.Cit, h. 132
51
Sugiyono, Op.Cit, h.312
52
Haris Herdiansyah, Op.Cit, h. 136
39

D. Teknik Analisis Data


Analisi data dalam penelitian kualitatatif menggunakan model analisis
data mengalir (flow model). Dalam model ini terdapat 4 langkah analisis,
yaitu :
1. Kategorisasi
Dilakukan untuk mengumpulkan data berdasarkan kategori tertentu
bisa berupa data yang berkaitan langsung dengan pokok penelitian atau
data pelengkap yang berasal dari sekolah dan data-data baru yang bisa
muncul pada saat penelitian. Kategorisasi harus sesuai dengan masalah
penelitian sehingga dapat mencapai tujuan penelitian dalam
53
memecahkan masalah.
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan
yang terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.
2. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala
bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan
dianalisis.54 Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung.
Langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti
sudah mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan terkait
penelitiannya tentang peranan OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan
dan luluan bermutu di sekolah.

3. Validasi Data
Validasi dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang telah
diperoleh dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
4. Penarikan kesimpulan
Data yang terkumpul dari hasil lapangan yang terkait peranan OSIS
dalam meningkatkan kedisiplinan dan lulusan yang bermutu di sekolah
yang sedemikian banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat

53
Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2011), h. 189
54
Haris Herdiansyah, Op.Cit, h. 165
40

untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difouskna pada data yang
mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau
untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan peranan OSIS
dalam kedisiplinan dan lulusan yang bermutu di SMP PGRI Jonggol.
5. Penyajian data
Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian
kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar
temuan penelitian. Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang
dialihkan dalam bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan gambar,
bagan, dan tabel dapat memperkuat data deskriptif dan mempermudah
pembaca dalam memahami isi penelitian ini.
E. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.1
Daftar Ceklist Studi Dokumen
No Dokumen Ada Tidak Ada
1. Dokumen sekolah
a. Sejarah dan Perkembangan
Sekolah
b. Profil Sekolah
c. Visi-Misi Sekolah
d. Struktur Organisasi Sekolah
e. Kalender Akademik
f. Tata Tertib Sekolah
g. Data Sarana dan Prasarana
h. Data Kesuluruhan Siswa
i. Data Guru
2. Prestasi
a. Prestasi Sekolah
b. Prestasi siswa yang ikut OSIS
3. Nilai siswa yang menjadi
pengurus OSIS stabil/meningkat
4. Dokumen OSIS
a. Struktur Organisasi OSIS
d. Jadwal Rapat OSIS
5. Dokumen Program kerja OSIS
Daftar kehadiran siswa
6. Daftar pelanggaran siswa
Daftar poin pelanggaran dan
penghargaan
41

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi
Variabel Dimensi Sub Dimensi
Kedisiplin Dalam kegiatan 1. Kehadiran Siswa di Sekolah
an dan belajar mengajar dan meninggalkan
mutu di Sekolah Kelas/Sekolah pada saat
lulusan KBM
2. Absensi Siswa
3. Pakaian dan Tata Rias siswa
di sekolah
4. Aktif beroganisasi
5. Melanggaran aturan yang
telah ditetapkan oleh
sekolah.
6. Aktif dikelas (bertanya dan
menjawab pertanyaan guru)
Dalam kegiatan 1. Pakaian serta atribut yang
rapat OSIS digunakan
2. Waktu
3. Ketidakhadiran dan
Keterlambataan pada saat
kegiatan Osis
4. Sopan santun dan etika
5. Iuran kas bagi pengurus
OSIS
6. Kebersihan
7. Aturan yang dilanggar
pengurus
8. Sanksi-sanksi.

Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara

Subjek
Fokus Penelitian Dimensi Sub Dimensi
Penelitian

Peranan OSIS 1. Peranan OSIS a. Peran OSIS di Kepala


dalam di SMP PGRI SMP PGRI 285 sekolah
meningkatkan Jonggol Jonggol
kedisplinan b. Kegiatan OSIS
42

dan lulusan c. Alokasi anggaran


bermutu di OSIS
SMP PGRI d. Fasilitas yang
Jonggol disediakan untuk
OSIS
2. Meningkatkan a. Strategi yang Wakasek.
kedisiplinan digunakan untuk kesiswaan
siswa melalui meningkatkan
Peranan OSIS disiplin siswa
3. Meningkatkan a. Keaktifan siswa Ketua OSIS,
lulusan dalam wali kelas,
bermutu berorganisasi
setelah b. Prestasi yg dicapai
mengikuti dalam akademik
kepengurusan maupun non
OSIS akademik

c. Ketertarikan siswa Siswa


lain untuk
mengikuti
kegiatan OSIS
d. Manfaat
mengikuti
kegiatan OSIS
4. Faktor a. Faktor pendukung Pembina osis
pendukung dan Peranan OSIS
penghambat dalam
Peranan OSIS meningkatkan
dalam kedisiplinan
meningkatkan b. Faktor
kedisiplinan penghambat
peranan OSIS
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
5. Factor a. Factor pendukung Guru
pendukung meningkatkan Bimbingan
dan lulusan bermutu konseling,
penghambat melalui siswa
dalam kepengurusan OSIS
meningkatkan b. Factor penghambat
lulusan meningkatkan
bermutu lulusan bermutu
43

melalui melalui
Kepengurusa kepengurusan
n OSIS OSIS.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah SMP PGRI Jonggol 285
Sekolah Menengah Pertama PGRI Jonggol didirikan pada bulan
Juli 1981, dengan siswa awal sebanyak 60 siswa, sebagai tempat
kegiatan belajar mengajar menempati/menumpang pada bangunan bekas
SMP Negeri 1 Jonggol yang telah ditinggalkan/pindah ketempat yang
baru, kondisi bangunan yang di tempati rusak berat.
Tahun 1990 SMP PGRI memiliki tanah dan bagunan sendiri, yang
terdiri dari luas tanah 2350 M2 dan pada tahun 2008 menambah 1000
M2 luas tanah SMP PGRI Jonggol 4250 M2.
Tahun pelajaran 1999/2000 sekolah kami mendapat bantuan sebesar
Rp. 30.000.000,- (Tiga puluh juta Rupiah) dari Dirjen SMP dan dengan
uang tersebut kami bangun 2 (dua) ruang belajar. Dan tahun pelajaran
2002/2003 secara swadaya kami membangun lagi 2 (dua) ruang belajar,
3 (tiga) WC dan membangun musollah serta gudang. Tahun pelajaran
2005/2006 sekolah kami mendapat bantuan REDIP dan batuan ini 80%
harus digunakan untuk program peningaktan mutu. SMP PGRI Jonggol
terus melaksanakan perubahan-perubahan baik secara fisik (sarana &
prasarana) maupun di bidang manajemen. Dapat dikatankan bahwa
tahun pelajaran 2005/2006 merupakan tahun kebangkitan bagi SMP
PGRI Jonggol. 55
2. Profi sekolah
a. Data Umum Sekolah
1) Nama sekolah : SMP PGRI 285 JONGGOL
2) NSS : 202020206090
3) NPSN : 20200713
4) Status Sekolah : Swasta
5) Waktu belajar : Pagi
6) No. SK Pendirian : 1939/I.02.4/R.83
7) Tanggal SK Pendirian : 20 Januari 1984
8) Status Akreditasi : “B”

55
Siap sekolah.com, profil sekolah , diakses 21:58 02/05/2019

43
45

b. Alamat Sekolah

1) Jalan/Kampung : Jl. M. Bakri Kaum


2) Provinsi : Jawa Barat
3) Kabupaten/Kota : Kabupaten Bogor
4) Kecamatan : Jonggol
5) Desa/Kelurahan : Jonggol
6) Nomor Telepon : (0251) 8338865
7) Kode Pos : 16830
8) Titik Koordinat : a.Latitude (Lintang) : -6,469,430
b. Longitude (Bujur) : 107,060,759
c. Geografis Wilayah : Dataran Rendah
d. E-mail : smppgrijgl@yahoo.com
e. Website : www.smppgri285.sch.net

c. Data Kepala Sekolah


Nama Kepala sekolah : Siti Maemunah, M.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kepegawaian : GTY (Guru Tetap Yayasan)
NUPTK : 4460753658300003
Pendidikan Terakhir : S2 Bahasa Indonesia
Status Sertifikasi : Aktif
Nomor HP : 0812 8451 7008

3. Visi dan Misi Sekolah


a. Visi Sekolah
Terciptanya siswa yang berprestasi, kreatif, dan berbudaya
berdasarkan iman dan taqwa.
b. Misi Sekolah
1) Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan keagamaan,
sehingga terwujud peningkatan keimanan dan ketawaan.
2) Meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan
efisien
46

3) Meningkatkan disiplin baik siswa maupun personal di dalam dan


di luar lingkungan sekolah.
4) Meningkatkan hubungan yang harmonis baik intern maupun
intern sekolah.
5) Melestarikan jati diri lembaga/ persekolahan PGRI.
6) Memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana.
7) Meningkatkan kegiatan ektrakurikuler.
8) Meningkatkan kesejahteraan guru, personal dan siswa
4. Kondisi sarana dan prasarana
Sarana dan Prasarana di SMP PGRI 285 Jonggol sudah baik dan
lengkap sesuai dengan standard sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil
observasi dan studi dokumen yang telah dilkasanakan berikut sarana
dan prasarana yang terdapat di SMP PGRI 285 Jonggil :

Tabel 4.1
Kondisi sarana dan prasarana
Kondisi Ruangan(Unit)
Jumlah
No Jenis Bangunan
Ruangan Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Ruang Kelas 17 V
2 Ruang Kepala V
1
Madrasah
3 Ruang Guru 1 V
4 Ruang Tata Usaha 1 V
5 Ruang Wakil V
1
Kepala Sekolah
6 Ruang Bimbingan V
1
Konseling (BK)
7 Ruang Pembina V
1
OSIS
8 Laboratorium IPA 1 V
9 Laboratorium V
1
Komputer
10 Ruang V
1
Perpustakaan
11 Ruang Usaha V
Kesehatan Sekolah 1
(UKS)
12 Ruang Kesenian 1 V
13 Toilet Guru 2 V
14 Toilet Siswa 3 V
15 Gedung Serba V
1
Guna (Aula)
16 Ruang OSIS 1 V
47

17 Masjid/Mushola 1 V
18 Kantin 1 V
19 Koperasi Siswa 1 V
Jumlah ruangan 38
Sumber: Data Sarana dan Prasarana SMP PGRI 285 Jonggol
Secara keseluruhan sarana dan prasarana yang dimiliki SMP PGRI
285 Jonggol sudah memenuhi standar untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar demi terciptanya lulusan yang bermutu di sekolah. Dilihat dari
letak geografisnya berada di tengah-tengah pemukiman warga dan tidak
jauh dari jalan raya namun tidak terpengaruh dari kebisingan kendaraan
yang berlalu lalang. Sekolah ini mempunyai lapangan di tengah sekolah
sehingga semua kegiatan siswa di luar ruangan bisa terpantau dari ruang
guru maupun dari ruang kepala sekolah.
5. Kalender Akademik periode 2018/2019
Gambar 4.1
Kalender akademik 2018-2019 provinsi jawa barat
48

Keterangan Warna :
1. Kuning (Jadual Ujian Sekolah dan Jadual Ujian Nasional)
2. Merah (Hari Libur Pekan dan Nasional
3. Orange (Kegiatan Masa Orientasi Pendidikan Kepramukaan)
4. Hijau (Kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru)
5. Ungu (Prakiraan Penilaian Akhir Semester 1)
6. Pink (Libur Semester)
6. Tata tertib sekolah
Dalam tata tertib sekolah saya tidak masukan semua hanya intinya saja
berikut tata tertib SMP PGRI 285 Jonggol :
a. Bab 2 tentang Maksud dan tujuan pasal 2
1) Tatakrama dan tata tertib sekolah ini dimaksudkan sebagai
rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap, berucap, bertindak dan
melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka
menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran yang efektif;
2) Tatakrama dan tata tertib sekolah dibuat berdasarkan nilai-nilai
yang dianut sekolah dan masyakarat sekitar, yang meliputi nilai
ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan dan nilai-nilai
yang mendukung kegiatan belajar yang efektif.
3) Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum
dalam tatakrama dan tata tertib ini secara konsekuen dan penuh
kesabaran.
b. Bab 3 tentang kewajiban siswa berisi beberapa pasal
1) Pasal 3 tentang pakaian sekolah
2) Pasal 4 tentang rambut, kuku, tato dan make up
3) Pasal 5 tentang masuk dan pulang sekolah
4) Pasal 6 tentang kebersihan, kedisiplinan dan ketertiban
5) Pasal 7 tentang sopan santun pergaulan
c. Beberapa point pada Bab 5 tentang larangan-larangan pasal 11 yang
berkaitan dengan kedisiplinan.
1) Merokok, meminum-minuman keras, mengedarkan dan
mengkonsumsi narkotika, obat psikotropika, obat telarang
49

lainnya dan berpacaran di lingkungan sekolah san di luar


sekolah;
2) Berkelahi baik perorangan maupun kelompok, di dalam sekolah
atau di luar sekolah;
3) Membuang sampah tidak pada tempatnya;
4) Mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan
peralatan sekolah lainnya;
5) Membawa barang yang tidak ada hubungan dengan kepentingan
sekolah, sperti senjata tajam atau alat-alat lain yang
membahayakan keselamatan oranglain;
6) Membawa, membaca, atau mengedarkan bacaan, gambar,
sketsa, audio, vidio pornografi;
7) Merusak bangunan, perabot/barang, tanaman yang ada di
lingkungan sekolah, seperti kran toilet, kunci pintu, meja-kursi,
taman dan lain-lain;

d. Bab 7 tentang pelanggaran dan sangsi


1) Setiap siswa diberi poin awal sebesar 200 poin;
2) Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang
tercantum dalam tatakram dan tata tertib kehidupan sosial sekolah
dikenakan sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran dengan
menggunakan pengurangan poin awal yang dimiliki oleh setiap
siswa;
3) Ketentuan pengurangan poin adalah sebagai berikut;
a) Siswa yang poinnya tinggal 150, dipanggil orang tuanya
b) Siswa yang poinnya tinggal 100, dikenakan skorsing selama
tiga hari belajar di sekolah dengan pengawasan dari pembina
kesiswaan
c) Siswa yang poinnya tinggal 50, dipanggil orangtuanya untuk
diberi tujuan pindah sekolah.
d) Siswa yang poinnya tinggal nol / sudah habis dikembalikan
ke orangtuanya (dikeluarkan)
e) Sanksi poin dikenakan sesuai dengan kronologis kejadian
50

Tabel 4.2
Daftra Poin Pelanggaran
Point
No. Jenis Pelanggaran
Max.
1 Berpakaian tidak rapih, tidak sesuai aturan 2
2 Kesiangan lebih dari 15 menit 5
3 Pakaian seragam tidak sesuai aturan 5
4 Atribut tidak lengkap 5
5 Sepatu tidak sesuai aturan 5
6 Kaos kaki tidak sesuai aturan 5
7 Rambut tidak sesuai aturan 5
8 Alpa 10
9 Tidak mengikuti upacara senin tanpa alasan 10
10 Berbicara kotor, menghina oranglain 10
11 Membawa kendaraan beroda dua atau lebih 10
pada jam belajar
12 Berada diluar kelas pada jam belajar tanpa 10
seizin guru/piket
13 Kuku dicat 10
14 Tidak mengikuti kegiatan wajib yang 25
ditetapkan sekolah
15 Bolos 25
16 Membawa rokok ke sekolah 25
17 Membawa barang yang tidak ada hubungannya 25
dengan sekolah
18 Menyontek/memberikan contekan 25
19 Meninggalkan pelajaran tanpa izin 25
20 Mengganggu proses belajar mengajar 25
21 Merokok di dalam atau di luar sekolah pada 50
jam belajar
22 Membawa,membaca atau mengderkan buku, 50
gambar dan VCD porno
23 Berkelahi di dalam/di luar sekolah 50
51

24 Merusak atau mencoret-coret benda, bangunan, 50


taman yang berada di lingkungan sekolah

25 Berpacaran di dalam atau di luar sekolah 50


beratribut sekolah
26 Melawan guru 50
27 Menyalahgunakan uang sekolah/kas kelas 50
28 Merubah bentuk seragam 50
29 Berbohong kepada guru, staf Tata Usaha atau 75
orangtua
30 Rambut dicat 75
31 Terbukti main judi 100
32 Mencuri atau melakukan pemerasan di dalam 100
atau di luar sekolah
33 Menjadi anggota gang motor 100
34 Membawa minuman keras 150
35 Terbukti meminum minuman keras didalam 150
atau diluar sekolah
36 Membawa obat terlarang 150
37 Terbukti menggunakan obat terlarang di dalam 150
atau di luar sekolah
38 Tawuran 150
39 Terkena tindak pidana 200
40 Menghamili atau dihamili 200
41 Terbukti mengedarkan obat terlarang/ narkoba 200
52

7. Struktur Organisasi SMP PGRI Jonggol 285


Gambar 4.2
Struktur Organisasi SMP PGRI 285 Jonggol

Sumber : profil sekolah SMP PGRI 285 Jonggol


Struktur organisasi SMP PGRI 285 Jonggol sudah
berdasarkan pedoman penataan stuktur organisasi sekolah
Permendikbud nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi
dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP PGRI 285 Jonggol


Tabel 4.2
Data Tenaga pendidik

Jenis Mulai
No Induk Nama Lengkap Fakultas Matpel
Kelamin Kerja
Siti Maemunah,
1 99.066 P FIFPS
M.Pd. 01/07/1999 Bhs. Indonesia
Johan Manakutty,
2 84.022 L FKIP
S.Pd. 01/07/1984 IPS Terpadu
3 85.034 R. Anwar, S.Pd. L FKIP 01/07/1985 Matematika
Titi Cendrawasih,
4 86.037 P FKIP
S.Pd. 01/07/1986 Bhs. Sunda
5 00.070 Lia Amalia P FKIP 01/07/2000 Bhs. Inggris
6 00.068 Sukini, S.Pd. P FKIP 01/07/2000 PKN
7 03.076 Juanda, S.Pd. L FIFPS 01/07/2003 BK
8 03.079 Suherman, M.Pd. L FIFPS 01/07/2003 Matematika
R. Asep
9 04.081 L FIFPS
Supriatna, S.Pd. 01/07/2004 BK/TIK
10 05.093 Ani Rahman, SE. P FKIP 01/07/2005 IPS Terpadu
11 07.097 Kosasih, S.Pd. L FKIP 01/07/2007 PKN/Olahraga
53

Laela Aprilia
12 09.104 P Ekonomi
Nurhayati, SE. 01/07/2009 IPS Terpadu
Kutro Cahyo,
13 09.105 L FIFPS
S.Pd. 01/07/2009 Bhs. Inggris
S14 09.109 Rita Norita, S.Pd. P FKIP 01/07/2009 IPA Terpadu
Patumona
15 11.121 Aritonang H, P FIFPS 18/07/2011 PLH
M.Pd.
16 11.123 Musa, M.Pd. L FIFPS 18/07/2011 IPS Terpadu
Bayu Oktavianto,
17 12.127 L FIFPS 16/07/2012 BK/TIK
S.Pd.
18 12.133 Peri, S.Pd. L FKIP 01/02/2013 Penjaskes
Murni Atini,
19 14.143 P FKIP
S.Pd. 01/02/2014 Matematika
Euis Siti
20 - P FKIP
Nurjanah, S.Pd. 01/07/2016 IPA Terpadu
Tini Windayanti,
21 - P FBS
S.Pd. 01/08/2016 Bhs. Indonesia
Deni Romadona
22 - L FKIP
Firmansyah, S.Pd. 18/07/2016 Bhs. Indonesia
Fini Andriyani,
23 - P FBS
S.Pd. 09/01/2017 Matematika
Hj. Muharyati,
24 - P PAI
M.Pd. 15/07/2018 PAI
u
Sumber:data tenaga pendidik di SMP PGRI 285 Jonggol

Tenaga Pendidik yang ada di SMP PGRI 285 Jonggol sesuai dengan
latar belakang pendidikan dengan disertai Ijazah Kependidikan yang Linier.

Tabel 4.3
Data Tenaga kependidikan

Jenis Mulai
No Induk Nama Lengkap Lulusan Jabatan
Kelamin Kerja
Aliyah Kamilah, Bendahara
1 94.057 P La Roiba 01/07/1994
S.Pd. Utama
Bendahara
2 16.153 P
Siti Rohmah SMA 01/03/2016 Umum
3 16.160 Rohman L SMA 18/07/2016 Staff TU
Wirayudha Fauzan
4 16.161 L Staff TU
Maulana SMA 18/07/2016
5 12.130 Puger Purnomo L SMA 16/07/2012 K7
Satpam
6 16.154 L
Tatang SMP 01/03/2016 Malam
7 - Purwanto L SMA Satpam
8 16.163 Bambang Ardianto L SMK 07/02/2017 Satpam
9 - Ahmad L SMA PU
10 - Uus Saeful Husna L SMA 01/07/2016 PU
sumber: data Tenaga Kependidikan di SMP PGRI 285 Jonggol
54

Tenaga Kependidikan diatas merupakan tugas tambahan dalam ruang


lingkup ketatausahan, kebendaharaan sekolah sampai dengan ruang
lingkup tenaga kebersihan dan keamanan.

1. Kondisi Data Siswa dan Data Rombongan Belajar


Siswa merupakan objek sekaligus subjek didik dalam proses belajar
mengajar maupun dalam proses kegiatan yang berkaitan dengan
penamanan karakteristik siswa. Siswa yang dulu hanya dianggap objek,
kini siswa diposisikan sebagai subjek didik, ketika siswa diminta untuk
memecahkan masalah melalui diskusi dan tanya jawab sehingga siswa
menjadi lebih aktif. Tidak hanya menerima bahan ajar dari guru saja
akan tetapi siswa sekarang mampu lebih dari itu. Berikut data siswa dan
rombongan belajar di SMP PGRI 285 Jonggol :

Tabel 4.4
Kondisi siswa pendaftar
Tahun Jenis kelamin
Pendaftar
Ajaran Laki-laki perempuan
2016/2017 170 org 87 83
2017/2018 150 org 76 74
2018/2019 163 org 74 89
Sumber : Profil SMP PGRI 285 Jonggol
Bagan 4.1
Jumlah Pendaftar 3 tahun belakang
55

jumlah pendaftar

163;
[PERCENTAGE 170; 35%
]

150; 31%

2016/2017 2017/2018 2018/2019

Tabel 4.5
Kondisi siswa dan rombongan belajar
Tahun 2016/2017
No Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 158 siswa 80 78 4 rombel
2. Kelas VIII 160 siswa 77 83 4 rombel
3. Kelas IX 171 siswa 82 89 4 rombel
Total 489 siswa 239 250 12 rombel
Tahun 2017/2018
No Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 145 Siswa 75 70 4 rombel
2. Kelas VIII 150 siswa 72 78 4 rombel
3. Kelas IX 159 siswa 73 86 5 rombel
Total 454 siswa 220 234 13 rombel
Tahun 2018/2019
No. Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 152 siswa 70 82 5 rombel
2. Kelas VIII 148 siswa 75 73 4 rombel
3. Kelas IX 165 siswa 81 84 5 rombel
Total 456 Siswa 226 239 13 rombel
Sumber : Profil SMP PGRI 285 Jonggol
2. Kondisi Lingkungan SMP PGRI 285 Jonggol
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik SMP PGRI 285 Jonggol secara geografis cukup
stategis, cukup tertata dengan baik, dan sekolah berada didataran
tinggi dengan begitu sekolah tidak akan terkena bencana banjir.
Letak lapangan di tengah sekolah yg dikelilingi oleh ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang TU, kantin serta ruang kelas. Hal ini
memudahkan guru-guru mengamati kegiatan siswa diluar kelas
56

sehingga guru mudah mengetahui apa saja yang dilakukan siswa


selama KBM berlangsung maupun pada jam istirahat.
b. Kondisi non fisik
Kondisi non fisik SMP PGRI 285 Jonggol ialah daerah
pedesaan yang berada dekat pusat perdagangan, lembaga kesehatan,
lembaga pemerintahan setempat, dekat dengan sekolah lain dan
dikelilingi pemukiman masyarakat. Sekolah ini ditepi jalan pertigaan
yang tidak banyak dilalui oleh kendaraan pada jam sekolah dan tidak
dilalui angkutan umum. Sehingga siswa merasa nyaman saat belajar
sebab sedikitnya kebisingan yang mengganggu siswa.
3. Nilai Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS
Data ini diambil berdasarkan siswa yang aktif dan berprestasi di
kepengurusan OSIS pada masa bakti 2018/2019. Penulis mengambil
nilai dari hasil rata-rata semester ganjil dan genap secara keseluruhan.
Tabel 4.6
Nilai Rata-Rata Semester Ganjil dan Genap 2018/2019
NILAI RATA-RATA
NO. NAMA KELAS
GANJIL GENAP
1 Adit Putra 8C 85 87
2 Agnia Mawadah 8D 87 88
3 Aldiansyah 8D 82 84
4 Alliya 8A 88 89
5 Ananda 8B 86 87
6 Annisa Nurazizah 8A 88 90
7 Amelia Deviani 8C 87 88
8 Amelia Putri 8B 90 92
9 Aprianti Kurnisasih 8D 84 83
10 Dani Kurniawan 8A 88 90
11 Farida Eka Azahra 8E 83 85
12 Nabila Ismayanti 8C 92 93
13 Nadila 8B 87 85
14 Nazliah 8C 87 88
15 Nyanyu 8E 80 82
16 Raka 8E 82 85
17 Reva Rahayu 8A 89 89
18 Riki 8B 85 87
19 Rivan Hendriana 8D 81 84
20 Siti Jubaedah 8A 91 90
57

21 Syafnur Abdul Aziz 8B 85 86


22 Tetah Siti Sholeha 8E 89 90
23 Triwahyuni 8E 85 88
24 Yohanes Lie 8C 84 84
25 Zepania 8D 90 90
Sumber : data pengurus osis tahun 2018/2019

4. Keberadaan Pengurus OSIS SMP PGRI 285 Jonggol


a. Kondisi Anggota dan Pengurus OSIS
Pengurus adalah sebuah team dalam organisasi yang
merencanakan serta mengatur setiap kegiatan serta bertugas sesuai
dengan job desk masing-masing agar tercapainya tujuan organisasi.
Anggota OSIS ialah seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut,
pengurus OSIS ialah siswa yang terpilih dari seleksi siswa yang
lolos, berminat dan mendaftarkan diri untuk ikut andil dalam
kepengurusan.
Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019 terdapat 66 siswa namun
seiring waktu yang aktif dalam kepengurusan sekitar 20 siswa.
Meskipun tersisa hanya 20 siswa, pengurus OSIS tetap semangat dan
menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai pengurus dan
sebagai siswa pada umumnya.
b. Struktur Organisasi
Susunan Pengurus OSIS SMP PGRI 285 Jonggol yang sudah
ditetapkan oleh Kepala sekolah dan dibuat langsung struktur
Organisasinya.
Gambar 4.3
Struktur Organisasi OSIS SMP PGRI 285 Jonggol
58

Dalam Struktur organisasi OSIS terdapat 66 siswa sebagai


pengurus OSIS terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 2 sekretaris, 2
bendahara dan 10 seksi yang masing-masing setiap seksi 1 kabid dan
5 anggota khusus lainnya. Semua pengurus OSIS berasal dari kelas
VII dan kelas VIII, kelas IX dibebaskan dalam kepengurusan OSIS
karena akan dipersiapkan untuk ujian nasional.
c. Program Kerja OSIS SMP PGRI 285 Jonggol
Penulis menjabarkan program kerja OSIS SMP PGRI 285
Jonggol berdasarkan masa periode 2018/2019. Berikut program
kerja OSIS :
1) Program Kerja Ketua OSIS
a) Memimpin organisasi
b) Mengkoordinasi seluruh pengurus OSIS meliputi :
No. Jabatan
1. Wakil Ketua 1
2. Sekretaris 1
3. Sekretaris 2
4. Bendahara 1
5. Bendahara 2
6. Seluruh kordinator dan anggota seksi bidang
dari Seksi Bidang 1 sampai dengan Seksi
Bidang 10.

c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dean


direncanakan oleh para pengurus OSIS.
d) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah mufakat.
e) Setiap saat mengevaluasi kegiatan para pengurus OSIS.
f) Memimpin rapat program kerja.
2) Program Wakil Ketua
a) Memberi saran / masukan kepada dalam mengambil
keputusan.
b) Menetapkan kebijakan bersama Mitratama.
c) Mengkordinasi dan mengawasi 1-10 Seksi Bidang dalam
melaksanakan program masing-masing seksi bidang.
3) Program Kerja Sekretaris 1
59

a) Memberi saran/masukan kepada Ketua Umum dalam


mengambil keputusan.
b) Mendampingi ketua dalam memimpin rapat mingguan.
c) Menyiapkan laporan, hasil rapat,dan evaluasi kegiatan.
d) Menandatangani setiap surat bersama Ketua Umum.
e) Inventarisasi surat keluar – masuk.
f) Membantu Wakil Ketua mengkordinasi seksi bidang 1
sampai 5.
4) Program Kerja Sekretaris 2:
a) Membantu pelaksanaan tugas Sekretaris 1.
b) Menggantikan Sekretaris 1 jika berhalangan hadir.
c) Membantu Wakil Ketua mengkordinasi seksi bidang 6
sampai 10.
d) Menulis Notulen Rapat.
e) Mengarsipkan surat.
5) Program Kerja Bendahara Umum :
a) Mengetahui segala pemasukan dan pengeluaran serta
biaya.
b) Membuat tanda bukti (kwitansi) pengeluaran.
c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan.
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
e) Koordinasi DanSos (Dana Sosial).
f) Mengelola sisa keuangan dari setiap kegiatan.
g) Mengelola dana dari pengurus OSIS
6) Sasaran Umum Program Kerja 10 Seksi Bidang
Dalam implementasi dilapangan program kerja 10 seksi
dibagi menjadi beberapa bagian, dan masing-masing bagian
memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan bersama. Dan seksi
bidang tersebut sebagai berikut,
a) SEKBID I Pembinaan Keimanan Dan Ketaqwaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Sasaran Umum, Terbinanya kualitas dan kesadaran
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dengan
60

melaksanakan ajaran sesuai dengan agama masing-


masing yang diprioritaskan pada kegiatan ibadah secara
berkelompok dan meningkatkan kepedulian terhadap
sesama umat beragama. Berikut penjabaran program
kerja sekbid I :
No. Program kerja
Shalat Dhuha, Dzuhur berjamaah dan shalat
1.
jum’at
2. Merayakan hari besar agama
3. Pengumpulan dana untuk korban bencana alam
4. Pengumpulan zakat, infak, sodaqoh, bakti
social
5. Diskusi keagamaan
6. Mengadakan lomba karya tulis agama,
kaligrafi, adzan, dan pidato
7. Membina toleransi kehidupan antar umat
beragama.
8. Mengembangkan dan memberdayakan
keguatab keagamaan di sekolah

b) SEKBID II Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti


Luhur
Sasaran Umum, Siswa memiliki kepribadian yang
mantap, suka meringankan penderitaan orang lain,
berkepedulian sosial yang tinggi, mandiri dan mampu
menjawab tantangan hidup secara dewasa. Berikut
penjabaran program kerja sekbid II :
No. Program kerja
1. Melaksanakan tata karma siswa.
Mengadakan razia besar-besaran pada awal
2.
tahun ajaran baru.
3. Mengadakan razia bulanan

4. Memberikan contoh yang baik kepada seluruh


siswa.
61

5. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah


6. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan
tata krama pergaulan.
7. Menumbuh kembangkan kesadaran untuk rela
berkorban terhadap sesama.
8. Menumbuh kembangkan sikap hormat dan
menghargai warga sekolah.
9. Melaksanakan kerjabakti diluar maupun
dilingkungan sekolah.
10. Mengadakan lomba kebersihan antar kelas.
11. Melakukan penghijuan dengan menghias
taman.

c) SEKBID III Pembinaan Kehidupan Berbangsa Dan


Bernegera
Sasaran Umum, Bidang ini memiliki tujuan dan
sasaran yaitu untuk menumbuh kembangkan rasa
nasionalisme yang tinggi dikalangan siswa, dengan
melakukan berbagai kegiatan yang biasa menumbuhkan
kegiatan ini diantaranya adalah upacara bendera setiap
hari senin, memperingati hari – hari besar nasional.
Berikut penjabaran program kerja sekbid III :
No. Program kerja
Melaksanakan Upacara Bendera pada hari
1.
besar, senin pagi.
2. Menerapkan disiplin disekolah.
3. Studi wisata ke objek wisata sejarah/museum.
4. Berziarah ke makam pahlawan.
Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur,
5. kepeloporan, dan semangat perjuangan para
pahlawan.
6. Melaksanakan perlombaan antar sekolah.

d) SEKBID IV Pembinaan prestasi akademik, seni dan


olahraga sesuai dengan minat dan bakat.
Sasaran Umum, terwujudnya mutu pendidikan
disekolah unggul dalam prestasi akademik maupun non
akademik.
No. Program kerja
1. Meningkatkan mutu pendidikan.
62

Mengadakan lomba mata pelajaran antar kelas


2.
dan antar sekolah.
3. Membentuk kelompok belajar
Kunjungan ke sekolah berprestasi dalam hal
4.
ektrakurikuler.
Menyelenggarakan pekan olahraga dalam class
5.
meeting
6. Mengadakan pentas seni di akhir tahun ajaran.

e) SEKBID V Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik


dan Kepemimpinan.
Sasaran Umum, Tumbuhnya kesadaran dari dalam
diri siswa untuk belajar berorganisasi, bermusyawarah
dan memahami tentang politik serta menumbuhkan jiwa
kepemimpinan agar tercipta calon – calon generasi
penerus bangsa yang paham dengan organisasi dan
memiliki jiwa kepemimpinan yang berkualitas.
No. Program kerja
1. Pemilihan ketua OSIS
Pemilihan dan pelantikan pengurus OSIS dan
2.
MPK.
3. Melaksanakan LDKS
4. Melaksanakan penataran pengurus OSIS baru.
5. Mengadakan rapat pengurus.
6. Menyelenggarakan forum diskusi ilmiah.

f) SEKBID VI Pembinaan Kreatifitas, Keterampilan dan


Kewirausahaan.
Sasaran umum, Mendorong tumbuhnya sikap mental
wiraswasta siswa sehingga timbul kreatifitas,
ketrampilan dan kemandirian dalam menghadapi hidup.
No. Program kerja
1. Mendaur ulang barang bekas
Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit
2.
produksi.
Membantu seluruh seksi bidang dalam kegiatan
3.
setiap acara yang berhubungan dengan siswa.
Mengadakan bazar yang dibuat siswa dari
4.
barang bekas.

g) SEKBID VII Kesegaran Jasmani dan kesehatan gizi


63

Sasaran Umum,Terbinanya kualitas siswa dari


pribadi yang sehat dalam kebugaran diri dan pemenuhan
gizi pangan.

No. Program kerja


Membuat pamphlet kesehatan dan kebersihan
1.
lingkungan.
2. Melaksanakan senam kebugaran.
3. Membersihkan UKS
4. Pembentukan kelompok PMR
5. Sekolah bebas rokok
Membantu menyediakan tong sampah di setiap
6.
sudut sekolah.

h) SEKBID VIII pembinaan satra dan budaya.

Sasaran umum, meningkatkan dan menjaga budaya


sekolah dan lingkungan setempat, serta melestarikan
bahasa daerah.
No. Program kerja
Melaksanakan lomba cerpen, puisi, dan resensi
1.
sastra.
2. Menerbitkan majalah sekolah.
3. Membuat majalah dinding (mading)
Menerapkan Bahasa daerah yang baik dan
4.
benar.

i) SEKBID IX Pembinaan Teknologi Informasi dan


Komunikasi.
Sasaran umum, meningkatkan pengetahuan teknologi
untuk siswa dan pemanfaatan teknologi di sekolah serta
agar siswa lebih reaktif terhadap tekonologi masa kini.
No. Program kerja
Memanfaatkan jaringan komunikasi untuk
1.
memberikan informasi dengan siswa-siswi lain.
2. Mendokumentasikan segala kegiatan OSIS.

j) SEKBID X pembinaan komunikasi dalam Bahasa


Inggris.
Sasaran umum, melatih dan mengembangkan potensi
siswa dalam berbahasa inggris.
64

No. Program kerja


Menyelenggrakan debat berbahasa inggirs antar
1.
kelas atau sekolah lain.
Membiasakan berbahasa inggris pada hari
2.
tertentu.
Menghafalkan dan menyetor 100 kosa kata
3.
perminggu.
4. Mengadakan lomba story telling antar kelas.
Mengasah kemampuan siswa dalam berbahasa
5.
inggris.

B. Deskripsi dan Analisis Data


Setelah penulis melakukan penelitian melalui studi dokumen,
wawancara, dan observasi. Dalam bagian ini mengolah dan
mendeskripsikan data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan,
adapun beberapa pihak yang diwawancarai oleh penlis antara lain yaitu;
Kepala Sekolah, Waka. Kesiswaan yang merangkap sekaligus Pembina
OSIS, Wali Kelas 8, Ketua OSIS, Pengurus OSIS, Perwakilan Siswa Kelas
8.
1. Pelaksanaan OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol
Dalam setiap organisasi mempunyai peranan bagi anggota ataupun
yang menjadi pengurus di organisasi tersebut untuk tercapai tujuan
utamanya. Begitupun OSIS mempunyai peranan sebagai wadah
berorganisasi, sebagai motivator atau penggerak dan bersifat preventif.
Bukan hanya berperan untuk menginspirasi siswa lain namun
menjadikan dirinya sebagai pribadi yang disiplin, berakhlak baik,
mampu berkomunikasi dengan baik dan bersosial masyarakat dengan ini
peran OSIS menjadikan siswa tersebut mempunyai kepribadian yang
baik. Menurut Ibu Siti Maemunah selaku Kepala Sekolah :
“OSIS memang mempunyai peran penting dalam sekolah,
karena OSIS menjadi sarana atau tempat siswa berorganisasi, belajar
tanggung jawab, menjadi lebih mandiri, disiplin, belajar bekerja
sama. OSIS juga membantu kesiswaan dalam kegiatan siswa sperti
LDKS dan mencegah prilaku yang menyimpang”
Dalam penyataan di atas OSIS mempunyai peranan penting di
sekolah dalam terciptanya siswa yang berkualitas. Karena dalam hal ini
OSIS mampu menjadi penggerak para siswa untuk dapat aktif, kreatif,
65

inovatif, bertanggung jawab, disiplin dan berprestasi. Nilai-nilai yang


ditanamkan pada pengurus OSIS dan siswa lain semata-mata untuk
menjaga kualitas dan martabat almamater sekolah. Untuk memujudkan
segala nilai yang ditanamkan kepada siswa melalu proses kegiatan OSIS
yang rutin ataupun berkala. Kegiatan OSIS merupakan salah satu
perwujudan dari pengembangan aspek sikap dan keterampilan yang
terdapat dalam kurikulum 2013. Dalam program kerja OSIS banyak
kegiatan yang bersifat akademik dan non akademik. Kegiatan dari yang
paling mendasar seperti kegiatan pelaksanaan tata krama siswa hingga
kegiatan berkala seperti razia bulanan. Seperti yang diungkapkan oleh
ibu siti maemunah :

“Program OSIS tidak hanya mengacu pada prestasi non


akademik aja, banyak juga yang kegiatan yang menciptakan prestasi
akademiknya, seperti membuat kelompok belajar dan diskusi,
mengadakan lomba akademisi. Kegiatan yang bersifat non akademis
bisa berkerjasama dengan extrakurikuler yang berkaitan, seperti
dibidang olahraga, kesenian, kerohanian.”
Penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa setiap kegiatan yang
lakukan oleh OSIS tidak hanya pengurus saja yang bekerja namun
adanya kerjasama dengan berbagai ektrakurikuler dan juga harus
diketahui, disetujui oleh para stakeholder sekolah. Karena peran dari
stakeholder sekolah seperti guru, pembina OSIS, wakil kesiswaan dan
kepala sekolah membawa dampak yang baik dalam keberlangsungan
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Seperti yang disampaikan oleh
ibu maemunah:

“Dalam pelaksanaan kegiatan OSIS biasanya siswa


berkoordinasi terlebih dulu dengan Pembina OSIS. tapi jika ada
kegiatan OSIS dalam skala besar biasanya saya dan wakil
kesiswaan pun mengarahkan dan membantu agar terlaksananya
kegiatan tersebut.”
Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa dalam
melaksanakan kegiatan OSIS memerlukan peran stakeholder untuk
menunjang kelancaran setiap kegiatan berlangsung. Karena setiap
kegiatan yang dilakukan oleh OSIS menjadi tanggung jawab sekolah
juga.
66

a. Kegiatan OSIS
Kegiatan di sekolah yang dilaksanakan pengurus OSIS maupun para
stakeholder berdasarkan program yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama. Seperti yang disampaikan oleh pembina OSIS SMP PGRI 285
Jonggol :
“Kegiatan yang dilakukan oleh OSIS dilakukan secara rutin dan
berkala misalnya per minggu, per bulan, per semester atau per tahun.
Kegiatan rutin pengurus OSIS yaitu kegiatan rapat mingguan yang
dilaksanakan setiap hari sabtu”56
Masih dengan pertanyaan yang sama kepala sekolah menjelaskan
bahwa “Kegiatan pengurus maupun anggota OSIS dirancang
menjungjung tinggi budi pekerti dan kepribadian siswa serta
mempertajam mutu pendidikan di Sekolah ini. Kegiatan OSIS dibagi
menjadi kegiatan rutin yang bersifat wajib, kegiatan bulanan, per
semester hingga per tahun.”57 Berikut ini macam-macam kegiatan OSIS
di SMP PGRI 285 Jonggol :

a) Kegiatan Rutin
1) Melaksanakan tata krama siswa, dilaksanakan setiap hari dan
dibiasakan agar terbiasa menjadikan tata krama yang baik dalam
diri setiap siswa. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota
OSIS dan dibimbing serta diarahkan oleh kepala sekolah, guru
BK, waka. Kesiswaan dan seluruh guru di sekolah.
2) Memberikan contoh yang baik kepada seluruh siswa
3) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah, seluruh siswa wajib
mematuhi dan melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah yang
telah ditetapkan. Tidak hanya siswa namun seluruh warga sekolah
melaksanakan tata tertib sesuai porsinya masing-masing.
4) Melaksanakan Upacara senin, seluruh siswa wajib mengikuti
pelaksanaan Upacara di hari senin.
5) Melakukan rapat mingguan untuk pengurus OSIS, agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar khusus hari sabtu
digunakan sebagai kegiatan extrakurikuler dan rapat pengurus

56
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, senin 3 juni 2019
57
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah, selasa 4 juni 2019
67

OSIS untuk membahas serta merancang setiap kegiatan yang


akan datang.
6) Meningkatkan mutu pendidikan, dalam hal ini siswa wajib
mengikuti beberapa rangkaian untuk meningkatkan mutu
pendidikan salah satunya mengikuti kegiatan belajar mengajar,
meningkatkan kualitas prestasi siswa,
b) Kegiatan Bulanan
1) Mengadakan razia bulanan,
Kegiatan razia ini dilakukan untuk mengupayakan
pendisiplinan seluruh siswa, berupa razia handphone, razia
rambut, pakaian, atribut yang tidak sesuai, dan hal lain yang tidak
berhubungan dengan sekolah. Seperti yang disampaikan oleh
ketua OSIS masa bakti 2018/2019 Dani Kurniawan : “Biasanya
kalau ada razia, pengurus juga ikut terlibat tapi tetap diawasi
58
sama guru BK atau kesiswaan kak” Razia ini dilakukan oleh
ketua OSIS/wakil ketua, pengurus OSIS bidang kepribadian dan
budi pekerti, di bawah pengawasan guru BK dan waka.
Kesiswaan.

2) Kunjungan ke sekolah berprestasi


Setiap sebulan sekali atau disesuaikan dengan agenda sekolah
yang mengadakan acara kegiatan seperti seminar, diskusi, pentas
seni, dan sebagainya. Dengan ini siswa dapat melihat dan
mempelajari keunggulan sekolah tersebut untuk dijadikan
motivasi semangat berprestasi dan semangat mencapai tujuan
siswa yang diinginkan. Dalam penjelasan Kepala Sekolah Ibu Siti
Maemunah : “jika ada undangan acara di sekolah lain kami utus
beberapa pengurus OSIS dan dua orang guru sebagai pendamping
siswa yang mewakili sekolah kami untuk memenuhi undangan di
sekolah tersebut.” 59

58
Hasil wawancara, Dani Ramdani sebagai ketua OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2
september 2019
59
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah, selasa 4 juni 2019
68

Dengan adanya kunjungan sekolah berprestasi menuai


berbagai manfaat yaitu menumbuhkan semangat untuk terus
berprestasi, mempersiapkan diri untuk menghadapi pesaing
disekolah selanjutnya, mendapatkan ilmu baru dan teman baru,
melatih siswa berani berkomunikasi di dalam forum,
meningkatkan kreatifitas siswa, menumbuhkan rasa percaya diri
siswa.
3) Melaksanakan kerja bakti
Dalam kegiatan ini siswa yang akan kerja bakti bergilir setiap
bulannya, diambil perkelas untuk melaksanakan kerja bakti di
sekolah dibantu oleh para pengurus OSIS serta guru-guru. Seperti
yang disampaikan oleh salah Ibu Siti Maenmunah: “setiap bulan
minggu kedua diadakan kerja bakti disekolah, petugasnya diambil
perkelas setiap bulannya bergantian dengan kelas lain agar semua
merasa bertanggung jawab untuk sama-sama menjaga kebersihan
sekolah, dan juga beberapa guru, satpam juga ikut membantu
dalam kegiatan ini dek.”60
c) Kegiatan persemester
1) Kunjungan wisata pembelajaran siswa
Kegiatan ini hampir mirip dengan belajar diluar kelas,
kunjungannya disesuaikan dengan tema pembelajaran saat itu.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ani Rahman selaku wali
kelas 8E sekaligus guru IPS : “setiap semester ada belajar
diluar kelas kami mengunjungi objek wisata atau
permasyarakatan, misal saya beri tugas berkelompok untuk
melakukan observasi kegiatan jual beli di pasar terdekat
sekolah dengan tujuan agar siswa mampu mempermudah
proses penguasaan materi ajar dan mempermudah siswa
mentransfer ilmunya kepada dirinya dan sesama siswa.”61
Kegiatan ini diadakan setiap semester seluruh. Beberapa
pelajaran yang memumpuni yang diadakan kunjungan objek
wisata sebagai pembelajaran diluar kelas.

60
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah, selasa 4 juni 2019
61
Hasil wawancara, Ibu Ani Rahman sebagai Wali kelas 8E, Rabu 5 juni 2019
69

2) Pengarsipan kegiatan OSIS


Kegiatan ini pengurus OSIS bekerja sama dengan pembina
OSIS untuk menyortir dan menyatukan setiap kegiatan yang
dilakukan selama satu semester. Dokumen yang dikumpulkan
pengurus diserahkan kepada pembina OSIS untuk dijadikan
satu file berdasarkan kegiatan dalam setiap seksi bidang
pengurus OSIS. Tujuan kegiatan ini agar dokumen tidak
tercecar dan memudahkan untuk pembuatan laporan masa
akhir jabatan pengurus OSIS.
3) Mengadakan classmeeting, kegiatan ini beruba pekan olahraga
untuk siswa yang dilombakan antar kelas bahkan antar
sekolah. Diadakan kegiatan classmeeting bertujuan untuk
mengasah potensi siswa dalam bidang olahraga,
menumbuhkan rasa percaya diri, kerjasama tim, meningkatkan
konsentrasi siwa terhadap suatu objek, melatih siswa
menyusun strategi permainan.
d) Kegiatan Tahunan
1) Kegiatan razia besar-besaran di awal tahun ajaran baru.
2) Melakukan penghijauan dan menghias taman. Setiap tahun
dikelompokan perkelas waji membawa 2 tanaman hias atau
pohon buah-buahan untuk ditanam di lingkungan sekolah dan
taman sekolah.
3) Study Tour ke objek wisata sejarah/museum. Kegiatan ini
khusus untuk kelas 8 pada akhir tahun.
4) Mengadakan pentas seni, mengekplor dan membebaskan siwa
berkreasi, menyalurkan bakat, unjuk kemampuan dalam
bidang seni. Adanya kegiatan ini siswa merasa rilex dan
menjadi ajang silaturahmi dengan para alumni, dan biasanya
ketika adanya pentas seni ini banyak stand sekolah-sekolah
yang mempromosikan sekolahnya kepada a siswa agar tertarik
dan menentukan pilihan akan melanjutkan ke sekolah yang
mana dia akan tuju.
5) Melakukan pemilihan ketua OSIS
6) Pemilihan dan pelantikan pengurus OSIS dan MPK
70

7) Melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa


8) Melaksanakan penataran pengurus OSIS baru
9) Mengadakan dan ikut serta dilomba-lomba akademik maupun
non akademik.
b. Alokasi Anggaran OSIS
Dalam kebijakan kepala sekolah untuk anggran dana kegiatan OSIS
diamunisi dari dana hasil musyarawah yang telah disetujui oleh komite
atau wali murid, dan untuk rapat atau kegiatan yang tidak
menggunakan pendanaan besar memakai kas pengurus OSIS. Begini
penjelasan dari Ibu Maemunah terkait anggran dan fasilitas untuk OSIS
:

“Anggaran dana untuk OSIS secara khusus dari pemerintah


sebenarnya tidak ada, tapi sekolah selalu berunding terlebih dulu
dengan para stakeholder sekolah untuk memusyawarahkan kepada
komite dalam setiap kegiatan siswa yang akan dilaksanakan.”62
Penyataan kepala sekolah diatas penulis meyimpulkan bahwa terkait
anggaran dan pendanaan untuk kegiatan OSIS, dilakukan musyawarah
dengan stakeholder melalui rapat koordinasi. Namun sekolah melihat
beberapa kegiatan yang mampu dilaksanakan sekolah dengan yang
tidak, serta dilihat dari segi yang diperlukan oleh pengurus dan anggota
OSIS.

c. Fasilitas yang disediakan untuk OSIS


Pada dasarnya OSIS merupakan organisasi dari siswa untuk siswa,
dimana anggotanya adalah seluruh siswa yang ada di sekolah dan ada
juga siswa pilihan yang jadi pengurus. Dalam fasilitas umum untuk
anggota maupun pengurus OSIS yaitu fasilitas sekolah yang telah
disediakan seperti aula, ruang kelas, lapangan, taman sekolah, kantin
dan lain sebagainya. Namun ada juga fasilitas yang digunakan khusus
untuk pengurus OSIS yaitu ruang OSIS, dimana ruangan ini menjadi
tempat para pengurus berdiskusi, melakukan rapat koordinasi sesama
seksi atau dengan ketua, dan sebagainya. Ruang OSIS di SMP PGRI
285 Jonggol ini berdampingan dengan ruang pembina OSIS untuk

62
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah, selasa 4 juni 2019
71

memudahkan siswa berkoordinasi dengan pembina. Seperti yang di


sampaikan oleh bapak Kosasih selaku pembina OSIS SMP PGRI 285
Jonggol :
“ruangan OSIS dijadikan satu tempat dengan ruangan pembina
agar lebih terkontrol kegiatan siswa dalam ruangan dan
memudahkan siswa untuk berkomunikasi dengan saya.”63
Pada penjelasan pembina, ternyata ruangan OSIS dan ruangan
pembina dijadikan satu bertujuan untuk mengawasi dan mengkontrol
segala kegiatan siswa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena ruangan OSIS ini tertutup seperti ruang kelas yang tidak dipakai
lagi namun kondisi ruangannya masih bagus dan letaknya di belakang
mushola sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Nyanyu dan Nazliah
sebagai pengurus OSIS menjelaskan bahwasannya “isi ruang OSIS
hampir dibuat bareng-bareng kak. sisanya seperti lemari buat simpan
data-data dan laporan kegiatan, meja dan kursi pembina, papan tulis
dikasih dari sekolah. Selebihnya pakai uang kas kami dan ada beberapa
barang kenang-kenangan dari kakak-kakak alumni yang dulunya
pengurus OSIS.” 64

Penulis menyimpulkan fasilitas yang diberikan sekolah untuk ruang


pengurus OSIS berupa fasilitas penunjang kebutuhan sekunder berupa
lemari, rak buku, kursi, meja, papan tulis dan lain-lain.

2. Peranan OSIS SMP PGRI 285 Jonggol


Peranan OSIS dalam Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah No. 226/C/Kep/O/1992 memiliki 3
peranan dan sudah dilaksanakan oleh SMP PGRI 285 Jonggol yakni :
a. OSIS sebagai Wadah Organisasi
OSIS di sekolah dijadikan tempat untuk mengasah siswa belajar
berorganisasi, bertukar ilmu dan pikiran, belajar mengambil
keputusan, mengeluarkan pendapat, ide dan lain sebagainya. Agar
terlaksannya fungsi dari peranan ini OSIS SMP PGRI 285 Jonggol
membuat program mengadakan kegiatan LDKS (Latihan Dasar

63
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, senin 3 juni 2019
64
Hasil wawancara, Nazliah dan Nyanyu sebagai pengurus OSIS masa bakti 2018/2019, selasa 11
juni 2019
72

Kepemimpinan Siswa), dalam melaksanakan program ini OSIS


bekerja sama dengan pembina osis dan waka kesiswaan. Pengurus
OSIS sangat berperan dalam kegiatan ini karena kegiatan ini melatih
siswa lain dan juga dirinya sendiri untuk menjadi pemimpin yang
baik, tegas, disiplin, dan bertanggung jawab. Seperti yang
dinyatakan oleh wakil kesiswaan yang mernagkap menjadi pembina
osis juga yaitu Bapak Kosasih, S.Pd yakni :
“Peranan Osis sebagai tempat organisasi siswa, OSIS
mempunyai peran penting disekolah contohnya ketika dilakukan
kegiatan LDKS, pengurus OSIS lah yang merencanakan ide dan
gagasan, mengkordinir peserta LDKS, yg menjalankan kegiatan
dari awal sampai akhir, mengontrol peserta yang sakit, dan setiap
harinya diadakan evaluasi untuk panitia dan pengurus OSIS yang
bekerja sama sukseskan dari awal hingga akhir kegiatan.
Kegiatan ini disusun dari siswa untuk siswa. Tapi tetap pengurus
OSIS terutama ketua dan wakil ketua harus tetap berkoordinasi
dengan pembina OSIS serta guru-guru.”65
Penulis menyimpulkan bahwa OSIS sebagai wadah siswa untuk
belajar mengoptimalkan kemampuan mereka dalam organisasi.
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS selalu dalam
pengawasan stakeholder sekolah.

b. OSIS sebagai penggerak/motivator.


Berperan sebagai penggerak siswa dalam melakukan hal-hal
positif di lingkungan sekolah, mampu meningkatkan keberadaan
OSIS baik di sekolah maupun diluar sekolah, memanfaatkan peluang
yang ada disekitarnya. Salah satunya dalam prestasi akademik
maupun non akademik, OSIS dapat dilihat keberadaannya melalui
prestasi. Disinilah peran pengurus dan pembina untuk mengadakan
program peningkatan mutu pendidikan. Seperti yang disampaikan
oleh Pak Kosasih, S.Pd.
“OSIS sebagai motivator untuk menyeimbangi persaingan
diluarsana dalam segi akademik maupun non akademik. Pengurus
mengadakan kegiatan berbagai kegiatan akademik seperti lomba
debat, lomba pidato dan lain sebagainya. Tapi yang harus digaris
bawahi meskipun siswa berorganisasi tapi prestasi akademiknya

65
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, senin 3 juni 2019
73

harus tetap setara bahkan diatas siswa yang tidak ikut


organisasi.”66
Dalam pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa setiap
pengurus OSIS harus mampu menjaga kestabilan atau meningkatkan
prestasi akademiknya. Karena pengurus OSIS dinilai sebagai siswa
pilihan yang dijadikan motivator sebagai role model siswa lain.

c. Bersifat Preventif
Peranan bersifat preventif dalam artian internal OSIS mampu
mengendalikan sumber daya ekternal untuk mengadaptasi dengan
lingkungan diluar sekolah, Adaptasi ini bernilai positif seperti
menyelesaikan persoalan menyimpang siswa. Dalam penjelasan
Ketua OSIS masa bakti 2018/2019 Dani Kurniawan menyatakan :
“saya dengan pengurus yang lain membantu waka.
Kesiswaan jika ada siswa yang menyimpang seperti berpakaian
tidak sesuai dengan tata tertib, teman buang sampah
sembarangan, mengotori kelas. Biasanya saya tegur kalau dia
mengulanginya lagi saya lapor pada guru piket kak.”67
Ternyata pengurus OSIS mampu menyelesaikan persoalan siswa lain
yang menyimpang, ketika tidak diatasi sendiri ia akan meminta bantuan
kepada guru piket untuk ditindak lanjuti.
a. Peranan OSIS dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa
1) Kedisiplinan Siswa di SMP PGRI 285 Jonggol
Kedisiplinan di sekolah sangat penting bukan hanya untuk
membantu kelancaran belajar mengajar, tetapi bermanfaat juga
untuk membentuk pribadi yang kuat bagi setiap individu termasuk
siswa.
Dalam melaksanakan peranan OSIS terdapat banyak langkah
dan strategi untuk melakukan peningkatan kedisiplinan siswa.
Dilakukan melalui berbagai aktivitas pembiasaan hingga kegiatan
yang bersifat universal. Berikut kategori meningkatkan
kedisiplinan siswa melalui peranan OSIS:

66
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, senin 3 juni 2019
67
Hasil wawancara, Dani Ramdani sebagai ketua OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2
september 2019
74

a) Disiplin waktu
Disiplin waktu pada umumnya dilihat dari ketepatan waktu
kegiatan siswa maupun guru, misalnya datang ke sekolah
sebelum bel sekolah berbunyi, penyerahan laporan kegiatan,
pengumpulan tugas sekolah dan lain sebagainya. Namun
setelah melihat dilapangan mendapatkan tiga indikator yaitu
ketepatan waktu, penyelesaian tugas dan tetap aktif di OSIS. 68
Berikut beberapa kegiatan penerapan peranan OSIS dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa :
1) Upacara
Di SMP PGRI 285 Jonggol disiplin waktu sangat
penting dalam segala kegiatan. Pengurus OSIS datang
paling awal dan guru piket hari senin berjaga di gerbang
sekolah, hampir tidak ada siswa yang terlambat semua
datang ke sekolah paling lambat 10 menit lebih awal dari
ketentuan yang telah ditetapkan yaitu pukul 07:00. Sebelum
bel berbunyi siswa sudah bersiap baris dilapangan.69
Perwakilan OSIS setiap kelas membantu merapikan barisan
teman-teman sekelasnya. OSIS pun dibantu PMR berjaga
dipaling belakang untuk mengantisipasi jika ada siswa lain
yang sakit atau pingsan saat Upacara berlangsung. Petugas
Upacara senin pagi digilir perwakilan dari setiap kelas,
namun persiapan awal diatur Oleh para pengurus OSIS dan
Paskibra setelah selesai upacara mereka bekerja sama untuk
membereskan perlengkapan Upacara seperti teks pancasila,
teks UUD 1945 dan dibantu oleh guru piket yang bertugas
hari itu.
2) Kegiatan Rapat Mingguan
Rapat mingguan dilaksanakan pada hari sabtu jam
08.00 di sekolah, para pengurus OSIS diwajibkan datang
dan diberi estimasi keterlambatan max. 15 menit lewat dari

68
Hasil Observasi, senin 3 juni 2019
69
Hasil Observasi, senin 3 juni 2019
75

itu dikenakan denda sebesar Rp.5,000,-. Seperti yang


disampaikan ketua OSIS “jika ada yang tidak hadir
sebelumnya sudah mengabari dan meminta izin kepada
saya atau ke wakil ketua, kita selalu mengusahakan ada
rapat untuk membahas program selanjutnya.”70 Seraya itu
Syafnur, Amelia Putri, dan Adit mengatakan “semenjak
masuk pengurus OSIS jadi lebih aktif di kelas, lebih
disiplin, mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang
kita lakukan.”71 Kegiatan ini untuk melatih mereka
bertanggung jawab dan disiplin pada target program kerja
masing-masing bagiannya.
Pembina OSIS menambahkan “anak-anak OSIS ini
cekatan, selalu tepat waktu, dan cakap daripada siswa lain.
Jika saya tidak ditempat mereka dapat mengambil alih
pimpinan agar rapat tetap berjalan dan hasil rapat akan
72
diberitahukan kepada saya seninnya.” Dan pernyataan
diatas terlihat bahwa kegiatan yang dilaksanakan OSIS
mampu menumbuhkan serta meingkatkan rasa kedisiplinan
bagi pengurus OSIS dan siswa yang tidak ikut pengurus
OSIS.
3) Latihan Dasar Kepemipinan
Kegiatan LDK ini menuntut siswa untuk membangun
dan melatih mental siswa. Kegiatan ini juga melatih fisik
siswa agar kuat, cepat dan gesit. Terdapat 3 indikator yang
terbentuk setelah mengikuti kegiatan LDK ini yaitu,
kedisiplinan, solidaritas, dan tanggung jawab. Selama
kegiatan ini berlangsung, OSIS berperan penting karena
semua kegiatan dilaksanakan dengan seksama sesuai
susunan acara yang telah ditetapkan. Mulai dari melatih
mental siswa baru, hingga kehanggatan yang mereka

70
Hasil wawancara, Dani Ramdani sebagai ketua OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2
september 2019
71
Hasil wawancara, Syafnur, Amelia Putri, dan Adit pengurus OSIS masa bakti 2018/2019,
senin 2 september 2019
72
Hasil Wawancara, Bpk. Kosasih sebagai pembina OSIS, senin 3 Juni 2019
76

berikan untuk peserta LDK. Kegiatan ini juga membentuk


kekompakan dan kemandirian diisi dengan beberapa materi
yang membangun uji kekompakan, disiplin terhadap waktu
dsb.
4) Kegiatan pekan olahraga (classmeeting)
Kegiatan ini diselenggarakan untuk seluruh siswa dan
melatih mental serta fisik siswa. Kegiatan ini pun dilakukan
dengan kegembiraan setelah satu tahun terus belajar di
dalam kelas. Panitia kegiatan ini adalah pengurus OSIS dari
awal persiapan hingga selesai kegiatan.
Seraya yang dikatakan oleh Novi dan Diana
“clasmeeting itu mengajarkan kita untuk supportif dan
kerjasama tim yang kuat, kegiatan ini yang sesi repotnya
anak-anak OSIS ka”.73 Fanka pun menambahkan “saya
salut sama anak-anak OSIS bisa membuat kegiatan serepot
ini, bahkan dia mengorbankan waktu untuk bermainnya
demi terlaksananya kegiatan ini”.74 Karena kegiatan ini
sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran,tetapi OSIS
dapat menagatasi semuanya agar tetap berjalannya kegiatan
ini.
b) Disiplin Sikap
Meningkatkan disiplin sikap berarti meningkatkan kebiasaan
meliputi perilaku dan tabiat seseorang, sudah diatur dalam
aturan sekolah Bab III/pasal 7 tentang Sopan Santun Pergaulan
SMP PGRI 285 Jonggol yang mengutamakan sopan santun
dimanapun dan kepada siapapun. Beberapa program kerja
OSIS pun mengacu kepada disiplin sikap sebagai berikut :
1) Memberikan contoh yang baik kepada seluruh siswa.
Tidak hanya guru yang menjadi acuan sebagai roll
model namun para pengurus OSIS pun semakin populer
dikalangan siswa lain dan dijadikan acuan siswa lain.
Karena pengurus OSIS menjadi patokan utama dan

73
Hasil wawancara, Novi dan diana siswa kelas 8, selasa 11 juni 2019
74
Hasil wawancara, Fanka sebagai pengurus OSIS masa bakti 2018/2019, selasa 11 juni 2019
77

memberikan motivasi/dukungan kepada siswa lain untuk


mencontoh menjadi yang lebih baik. Seperti yang
disampaikan oleh Pembina OSIS mengatakan bahwa :
“Anak OSIS memang dituntut untuk menjadi pribadi
yang disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab. Mereka pun
banyak yang diidolakan oleh teman-temannya karean
memotivasi temannya untuk belajar giat, aktif dikelas, aktif
bersosialisasi, walaupun sibuk sekolah namun organisasi dan
les tetap berjalan. Dengan begitu sikap dan kebiasaan anak-
anak OSIS menjadi contoh yang baik untuk teman-
temannya.”75
Dani ramdani sebagai Ketua OSIS mengatakan
bahwa. “Alhamdulillah semenjak saya jadi ketua saya sudah
melakukan apa yang seharusnya saya lakukan untuk pribadi
saya, teman-teman saya dan teman-teman saya juga puas
dengan kinerja saya di OSIS. saya sebagai ketua memang
sudah seharusnya memberikan contoh yang baik, karena saya
yang jadi sorotan utama di OSIS”.76 Beberapa pengurus lain
pun angkat bicara “kami juga sudah melakukan yang terbaik
untuk OSIS dan ketika teman kami ada yang melanggar
aturan kita sebagai teman juga berperan sebagai OSIS harus
mengingatkan teman kita kalo itu perbuatan yang tidak baik
kak.”77
2) Menumbuh kembangkan sikap hormat dan menghargai
warga sekolah.
Setiap siswa dididik untuk selalu menghormati dan
menghargai yang lebih tua atau sebayanya. Siswa akan
mencontoh gurunya yang bertutur kata sopan dan santun
kepada setiap warga sekolah. Salah satu wali kelas
menyampaikan “anak-anak OSIS semuanya sopan-sopan dan
selalu mendengarkan dengan seksama bila diberi pengertian
atau nasihat.”
3) Penyelenggaraan forum diskusi ilmiah

75
Hasil Wawancara, Bpk. Kosasih sebagai pembina OSIS, senin 3 Juni 2019
76
Hasil wawancara, Dani Ramdani sebagai ketua OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2
september 2019
77
Hasil wawancara, Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2 september 2019
78

Kegiatan ini membantu siswa bersikap disiplin ketika ingin


menyampaikan argumennya dalam forum, membangun sikap
kritis terhadap suatu keadaan, dan dapat mengasah keberanian
siswa.
4) Pemilihan dan pelantikan pengurus OSIS dan MPK
Bapak Kosasih selaku Pembina OSIS mengatakan bahwa
“dalam kegiatan ini siswa diminta untuk disiplin dan
bertanggung jawab atas pelimpahan tugasnya selama 1 tahun
ke depan. Kegiatan ini juga menamkan sikap demokratis
karena pemilihan ini di pilih oleh siswa dan untuk siswa.”78
Kegiatan ini menuntut siswa agar bertanggung jawab pada
tugas dan kewajiban selama menjabat 1 tahun. Dan selalu
menerapkan kedisiplinan berperilaku pada kegiatan yang akan
dilaksanakan selama 1 tahun penuh.
5) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tata karma
pergaulan.
6) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah.
7) Bersikap bijak dalam kegiatan diskusi.
c) Disiplin Tata Aturan.
Tata aturan atau yang biasa disebut tata tertib merupakan
aturan yang harus dipatuhi jika tidak akan diberi sanksi, tata tertib
ini suatu pedoman penting di dalam kedisiplinan. Kedisiplinan
sendiri akan mulai terbiasa jika sudah ada kebiasaan untuk
mematuhi tata tertib tersebut :
a) Tata tertib berpakaian
Pakaian disekolah adalah seragam sekolah itu sendiri.
Pakaian sekolah sudah diatur dari ujung kaki hingga ujung
kepala, agar semua terlihat selaras dan rapih. Agar tidak ada
yang merasa berbeda melalui status sosial di masyarakat
namun di sekolah semua setara dan menjadi pakaian
berseragam identitas bahwa ia seorang pelajar. Dari berpakaian
dengan menggunakan seragam dapat dijadikan sebagai alat

78
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai pembina OSIS, senin 3 Juni 2019
79

untuk menerapkan kedisiplinan, berguna untuk mendidik siswa


untuk selalu rapih, bersih, tertib dan nyaman dipandang.
Adanya tata tertib berpakaian untuk mengembangkan moral
siswa, moral ini pasti akan berguna dan akan diterapkan di
dunia kerja begitupun dengan kedisiplinan. Dengan terciptanya
siswa yang bermoral dan disiplin mampu menjadikan siswa
sebagai penerus generasi bermoral dan berguna untuk dirinya
juga masyarakat luas.
Di SMP PGRI 285 Jonggol sudah ditetapkan aturan dalam
berpakaian dan atribut sekolah di Tata Tertib sekolah Bab III
Kewajiban siswa Pasal 3 dan Pasal 4 mengatur tata tertib
Pakaian Sekolah dan asesoris (rambut,kuku,tatto,make up).
Setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai selalu
ada pengecekan kerapihan, kelengkapan atribut serta
kebersihan. Mulai dari pakaian sesuai aturan setiap harinya
yang berbeda-beda, sepatu hitam, kaos kaki panjang sampang
setengah betis, memakai ikat pinggang hitam, berdasi, bertopi
sekolah, memakai label identitas sekolah dan bagde OSIS,
tidak menggunakan assesoris berlebihan dan mencolok. Jika
melanggar ketentuan tersebut, memakai atau membawa
pakaian dan benda yang tidak berhubungan dengan ketertiban
sekolah maka akan diberikan sanksi berupa pemberian poin
jika sudah 150 poin dipanggil orangtuanya dan jika hingga 200
poin siswa dikeluarkan dari sekolah.79
b) Tata tertib dalam belajar
Kegiatan belajar mengajar di SMP PGRI 285 Jonggol
dilakukan di dalam kelas dan praktik di luar kelas. Ketika
pembelajaran berlangsung di dalam ruang kelas tidak boleh ada
siswa yang keluar kelas tanpa izin dan tidak diperkenankan
bermain handphone jika tidak ada kaitannya dengan pelajaran
yang berkeharusan membuka handphone. Jika ketahuan
menggunakan handphone ketika belajar, handphone akan disita

79
Hasil studi dokumen, dokumen terlampir
80

dan pemanggilan orangtua ke sekolah untuk ambil


handphonenya kembali. Setiap siswa menjaga suasana
ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan, laboratorium,
maupun tempat lain di lingkungan sekolah. Beberapa indikator
wajib yang harus dilakukan oleh siswa :
(1) Setiap siswa harus menjaga suasana ketenangan belajar
baik dikelas, perpustakaan, laboratorium, maupun tempat
lain di lingkungan sekolah.
(2) Setiap siswa menyelesaikan tugas (PR, LKS, dll) yang
diberikan guru atau sekolah sesuai ketentuan yang
ditetapkan
(3) Siswa yg disiplin dalam belajar dan juga yang mengikuti
OSIS lebih cepat memahami dan menangkap penjelasan
dari materi yang guru sampaikan di dalam kelas.
(4) Siswa yang piket datang lebih pagi untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan untuk kegiatan belajar
mengajar.
(5) Siswa yang tidak masuk sekolah tiga kali berturut-turut
akan dipanggil orangtuanya dan akan berdampak kepada
nilai prestasi siswa.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu wali kelas Ibu Fini
Andriani “jika ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dikelas,
saya panggil untuk ditegur dan diberikan sanksi. Tetapi jika siswa
yang bolos di mata pelajaran saya tiga kali berturut-turut saya
bawa ke BK dan orangtuanya akan dipanggil.”80

a. Strategi untuk meningkatkan displin


Strategi merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan suatu
target yang diinginkan. Dalam penelitian ini penulis membahas
mengenai strategi yang digunakan OSIS untuk meningkatkan
disiplin. Disampaikan oleh waka. Kesiswaan bapak Kosasih:
“Strategi yang digunakan untuk OSIS dilakukan melalui
pendidikan dan pembinaan terhadap siswa, dimana siswa wajib

80
Hasil wawancara, ibu Fini Andriani sebagai salah satu walikelas kelas 8, Rabu 5 juni 2019
81

mentaati tata tertib sekolah dan pemberian sanksi bilamana ada


siswa yang melanggar. Tidak hanya itu ibu kepala sekolah, guru,
staf dan pengurus OSIS pun harus memberikan contoh suri
tauladan kepada siswa lain agar menjadi motivasi serta mampu
merealisasikan kedisiplinan bersama. ”81
Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan beberapa
indikator penting mengenai strategi kedisiplinan siswa :
1) Peningkatan disiplin melalui pendidikan dan pembinaan agar
menaati aturan yang telah ditetapkan. Dua ini sama pentingnya
dalam kedisiplinan untuk dapat merealisasikan peranan OSIS
melalui program kerjanya. Salah satunya pengecekan pakaian
ketika akan memasuki kelas, siswa diminta selalu menaati dan
menyesuaikan pakaian serta atribut sesuai harinya, jika tidak
sesuai siswa diberi hukuman membersihkan kelas seusai pulang
sekolah. Dan kemudian pembinaan yang dilakukan oleh pembina
OSIS khusus untuk para pengurus OSIS.
2) Contoh tauladan. Guru sebagai orangtua kedua di sekolah, guru
itu digugu dan ditiru, segala sesuatu yang disampaikan oleh guru
akan dipercayai oleh siswa dan ditiru akhlak serta perilaku
seorang guru. Tidak hanya guru namun kepala sekolah, staf,
satpam, bahkan pengurus OSIS sekalipun harus memberikan
contoh yang baik dan berperilaku baik di hadapan para siswa
lainnya.
3) Memberikan motivasi. Pemberian semangat, saling
mengingatkan, menanamkan kepedulian terhadap lingkungan itu
pun mampu meningkatkan kedisiplinan siswa.

Dalam upaya meningkatkan disiplin perlu sekali adanya strategi,


untuk mengupayakan strategi tersebut berikut langkah-langkah untuk
merealisasikan strategi dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

1) Penyadaran
Penyadaran merupakan tindakan yang berguna dalam
memberikan penjelasan dan pengertian mengenai manfaat apa
saja jika siswa mentaati peraturan dan apa saja kerugian yang

81
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai pembina OSIS, senin 3 Juni 2019
82

didapat oleh siswa jika tidak mentaati aturan. Selain itu tindakan
penyadaran juga membantu siswa agar tetap berada dijalur
kedisiplinan. Kesadaran disiplin yang datang dari dalam diri
sebagai dasar terkuat untuk menimbulkan kedisiplinan yang nyata
dan sangat berpengaruh pada kehidupan siswa, dibanding
penyadaran dari lingkungan karena keterpaksaan menjalakannya
tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. Waka. Kesiswaan
Bapak Kosasih menyatakan bahwa:
“Penyadaran pada siswa dilakukan untuk mengontrol pola
pikir siswa mengenai batasan berperilaku baik dan
buruknya sama-sama ada konsekuensinya. Dan selalu
mengingatkan untuk berpegang teguh kepada agama,
norma, dan adat istiadat masyarakat sekitar.”82
Dengan demikian berdasarkan penyataan tersebut
penyadaran mampu meningkatkan kedisiplinan. Dengan
metode pendekatan penyadaran dalam diri siswa dan didukung
dengan penyadaran dari lingkungan sekitar.
2) Pembiasaan
Di SMP PGRI 285 Jonggol menerapkan pembiasaan 5s
(senyum, salam, sapa, sopan dan santun) dan juga siswa
dibiasakan untuk taat dan patuh pada tata tertib yang ada di
sekolah. Membiasakan diri untuk selalu lengkap beratribut
sesuai jadwal pakaian yang telah ditentukan. Seperti penjelasan
waka. Kesiswaan :
“Kami pihak sekolah dan guru-guru berusaha membiasakan
siswa selalu disiplin dalam segala hal, maka dari itu setiap
pagi ada guru piket di depan gerbang sekaligus memeriksa
kelengkapan atribut siswa sebelum masuk ke sekolah.
lama-lama mereka akan terbiasa aktivitas rutinan seperti itu
dan mereka mau tidak mau harus berpakaian lengkap dan
sesuai jadwal agar tidak kena sanksi dari guru piket.”83
Pernyataan tersebut dipertegas dengan hasil observasi
ketika penulis ikut serta jaga piket depan gerbang sekolah.
Guru piket lainnya meminta waktu siswa 5 menit sebelum

82
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai Wakil Kepala Kesiswaan, senin 10 Juni 2019
83
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai Wakil Kepala Kesiswaan, senin 10 Juni 2019
83

masuk ke sekolah untuk mengecek kelengkapan berpakaian


dan beratribut sekolah. jika menemukan siswa yang tidak
sesuai dengan ketentuan jadwal berpakain dan membawa atau
menggunakan barang yang tidak ada hubungannya dengan
sekolah seperti membawa topi, memakai sweater, dll. Guru
akan menahan siswa, meminta untuk mencopot jika sedang
dipakai dan dimasukan ke dalam tas, jika siswa yang memakai
pakaian yang tidak sesuai dengan jadwalnya diberi sanksi
membereskan perpustakaan pada jam istirahat.
Kesimpulan dari pernyataan di atas merupakan pembiasaan
mampu meningkatkan kedisplinan siswa meskipun pada awalnya
siswa merasa enggan untuk melaksanakannya. Namun karena
dilakukan setiap hari mau tidak mau siswa harus mematuhi aturan
yang berlaku maka akan membentuk kebiasaan disiplin.
3) Contoh atau teladan
Memberikan contoh menjadi suri teladan keutamaan dalam
meningkatkan kedisplinan. Guru adalah objek keteladaan yang
dijadikan panutan oleh siswa. Segala perbuatan, perilaku, sikap dan
sifat guru akan ditiru oleh siswa. Seperti yang disampaikan oleh
Waka. kesiswaan :
“seorang guru akan ditiru siswanya melalui perbuatan dan
ucapan gurunya. Karena guru bagaikan idolanya para siswa
dikagumi dan dihomati. Pemberian contoh teladan melalui
perbuatan dan ucapan guru mampu meningkatkan
kedisiplinan siswa.”84
Dengan hasil wawancara tersebut guru dipercaya karena
diharapkan guru akan selalu memberikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang akan jadi manfaat untuk kehidupan siswanya
kelak. Guru juga harus berperilaku sesuai moral dan adat istiadat
setempat menjadikan dirinya teladan bagi dirinya dan siswa yang ia
didik.
4) Pemberian hukuman dan penghargaan
Dalam kedisiplinan perlu adanya hukuman untuk
memberikan rasa jera pada pelanggarnya. Penghargaan atau reward

84
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai Wakil Kepala Kesiswaan, senin 10 Juni 2019
84

juga bermanfaat sebagai bonus untuk siapa saja yang sudah


berusaha disiplin dengan kesungguhan hatinya.
Penghargaan diberikan bagi kelas yang mendapat predikat
kelas paling bersih diberikan piagam penghargaan dan bendera
berwarna biru.85 Penghargaan seperti ini membuat siswa antusias
berlomba-lomba menjaga kebersihan kelasnya, dengan cara seperti
ini membantu siswa disiplin menjaga kebersihan kelas dan peduli
terhadap lingkungan sekitar.
Pemberian hukuman untuk yang melanggar aturan sekolah
dilakukan sistem point setiap siswa diberikan poin awal 200 dari
pertama menjadi siswa di SMP PGRI 285 jonggol hingga siswa
tersebut dinyatakan lulus. Penggurangan poin tergantung
pelanggaran apa yang dilakukan oleh siswa. Ada beberapa
tingkatan poin : (Dokumen Lampiran ... )
a) 5 poin untuk pelanggaran seperti pakaian yang tidak sesuai
aturan, kesiangan lebih dari 15 menit, dll.
b) 10 poin untuk pelanggaran lebih pada sikap seperti alpa,
menghina oranglain, tidak ikut upacara, membolos
pelajaran, dll.
c) 25 poin untuk pelanggaran seperti bolos sekolah, membuat
keonaran, membawa rokok ke sekolah, mencontek dll.
d) 50 poin untuk pelanggaran seperti merokok disekolah,
berkelahi, menyalah gunakan uang kas kelas, melawan guru.
e) 75 poin untuk pelanggaran seperti mengecat rambut warna-
warni dan berbohong kepada staf sekolah, guru maupun
oangtua.
f) 100 poin untuk pelanggaran seperti pemerasan atau mencuri
di dalam/ di luar sekolah, main judi dll.
g) 150 poin untuk pelanggaran seperti membawa dan
meminum minuman keras, membawa dan menggunakan
obat terlarang.

85
Hasil analisis dokumen, tatakrama dan tata tertib (BAB VIII tentang penghargaan pasal 14)
85

h) 200 poin untuk pelanggaran kelas berat seperti mengahmili


atau dihamili, terkena tindak pidana, mengedarkan narkoba.

Dari poin-poin diatas siswa yang melanggar akan dikurangi


poinnya dan berikut ketentuan pengurangan poin adalah sebagi
berikut : (Dokumen Lampiran... )

a) Siswa yang poinnya tinggal 150, di panggil orangtuanya.


b) Siswa yang poinnya tinggal 100, dikenakan skorsing selama
tiga hari belajar di sekolah dengan pengawasan dari
pembina kesiswaan.
c) Siswa yang poinnya tinggal 50, dipanggil orang tuanya
untuk diberi tujuan pindah sekolah.
d) Siswa yang poinnya 0 (nol/habis), dikembalikan kepada
orangtuanya (dikeluarkan).
e) Sanksi poin dikenakan sesuai dengan kronologis kejadian.
5) Pengawasan.
Kepatuhan siswa terhadap tata tertib tidak selalu lurus sesuai
keinginan sekolah, ada masanya disiplin siswa terbawa suasana
serta kondisi siswa. Dengan adanya situasi seperti itu kedisiplinan
siswa harus diawasi agar tetap berada dijalur yang telah ditentukan.
Pengawasan ini pun untuk membantu agar meminimalisir kesalahan
siswa dalam melanggar aturan dan semua pihak harus terlibat.
Seperti yang disampaikan waka.kesiswaan :
“saya selaku kesiswaan sekaligus pembina OSIS
mengawasi segala aktivitas seluruh siswa tanpa terkecuali.
Namun saya tidak sendiri dibantu oleh rekan-rekan guru,
pembina ektrakurikuler, ibu kepsek, wakasek, dan guru BK.
Agar proses peningkatan kedisiplinan berjalan sesuai
dengan aturan.” 86
Beliau pun menambahkan “... pengawasan dilakukan tidak
hanya di dalam sekolah tapi juga di luar lingkungan sekolah agar
siswa tetap menjaga nama baik citra sekolahnya.”

86
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai Wakil Kepala Kesiswaan, senin 10 Juni 2019
86

Dari penjelasan diatas pelaksanaan pengawasan semua pihak


ikut andil agar terwujudnya kedisiplinan yang sesuai dengan tata
tertib sekolah.

3. Meningkatkan Lulusan Bermutu Setelah Mengikuti Kepengurusan


OSIS
a. Keaktifan siswa dalam berorganisasi
Keaktifan siwa dalam berogranisasi adalah keterlibatan siswa
dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS.
Keterlibatannya dapat berupa emosi ataupun mental. Seperti yang
disampaikan oleh Ketua OSIS Dani Ramdani “Kami membuat suasana
dan penyajian kegiatan kepada siswa lain dengan cara menarik
perhatian di poster yang kami buat, mengajak teman-teman lain untuk
meramaikan kegiatan OSIS.”87
Pernyataan tersebut lalu dipertegas oleh pembina OSIS “Keaktifan
siswa dalam beroganisasi dapat dilihat dari kehadiran disetiap kegiatan
OSIS, pemberian saran, usulan, kritik dan pendapatnya melalui kotak
saran ataupun penyampaian langsung kepada temannya yang ikut
OSIS, dan juga untuk OSIS kesediaan anggotanya untuk berkorban,
motivasi kepada siswa lain maupun anggota pengurus, juga intensitas
kehadiran dalam setiap pertemuan pengurus OSIS.”88
Dari penyataan diatas penulis menyimpulkan ada beberapa indikator
keaktifan siswa dalam beroganisasi yaitu (1) tingkat intensitas
kehadiran dalam pertemuan maupun kegiatan OSIS, (2) pemberian
saran, usulan, kritik dan pendapat untuk siswa maupun pengurus OSIS
untuk peningkatan organisasi, (3) kesediaan anggota pengurus untuk
berkorban, (4) motivasi anggota serta pengurus.
b. Prestasi yang dicapai oleh pengurus OSIS
Kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi dan kedisplinan siswa
dalam lingkungan sekolah ataupun bermasyarakat. Dengan belajar
menjadi salah satu cara meningkatkan prestasi siswa. Sekolah

87
Hasil wawancara, Dani Ramdani sebagai ketua OSIS masa bakti 2018/2019, senin 2
september 2019
88
Hasil wawancara, Bpk. Kosasih sebagai Pembina OSIS , senin 10 Juni 2019
87

menuntut siswa menjadi pribadi yang disiplin dan berprestasi agar


mampu bersaing dengan siswa dari sekolah lain untuk memperebuti
ketika melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.
Siswa yang mengikuti kepengurusan OSIS, diminta tidak hanya
aktif berorganisasi saja namun mereka mempunyai tugas utama
sebagai pelajar adalah belajar dan mengembangkan potensi yang
dimiliki untuk mencetak prestasi akademik maupun non akademik.
Seperti yang disampaikan oleh wali kelas ibu Fini Andriani, S.Pd
“saya lihat siswa saya yang aktif dikelas dan berprestasi rata-rata anak
organisasi, dan antusias mereka untuk belajar lebih tinggi dari yang
tidak ikut organisasi.”89
Dipertegas oleh wali kelas lain ibu Tini “anak OSIS lebih dominan
dikelas saya, mereka mampu mengatur waktu belajar, mengumpulkan
tugas dengan tanggung jawab mereka di organisasi.”90
Dengan demikian penulis menyimpulkan siswa yang mengikuti
organisasi seperti OSIS tidak menghambat untuk siswa tetap
berprestasi di kelas ataupun di luar kelas.
c. Ketertarikan siswa lain untuk mengikuti kegiatan OSIS
Dari sekian banyak kegiatan OSIS yang direncanakan dan
dilaksanakan dibuat secara menarik agar siswa lain mau ikut
berpartisipasi di setiap kegiatan OSIS. Seperti yang disampaikan
Regina, dan Andini kelas 7A “kami tertarik ikut kegiatan OSIS karena
kakak kelasnya baik dan ramah sama kami, kegiatannya juga ga
ngebosenin kak selalu ada games nya jadi kami tidak bosan.”91
Siswa dari kelas lain Cikal dan Andri dari kelas 7B “kami senang
sekolah disini kak, karena kegiatannya banyak ektrakurikulernya juga
ada yang saya minati, kalau kegiatan OSIS hampir semua ikut seru aja
kak.”92
Ditambahkan oleh Hendriana dan siti Nafisah dari kelas 7C “iya
betul kak, kegiatannya seru jadi bisa sekalian main dan kenalan sama
kakak-kakak OSIS” Hendriana melanjutkan “saya paling suka sama

89
Hasil wawancara, Ibu Fini Andriani sebagai walikelas 8, Rabu 26 juni 2019
90
Hasil wawancara, Ibu Tini wwindiyanti sebagai walikelas 8, Rabu 26 juni 2019
91
Hasil wawancara, Regina dan Andini 7A, Rabu 26 juni 2019
92
Hasil wawancara, Cikal dan Andri 7B , Rabu 26 juni 2019
88

kegiatan LDKS melatih kekompakan dan belajar berani menghadapi


masalah kak.”93
Saya menyimpulkan dari ketiga kelas ini mereka tertarik dan
antusias dengan adanya kegiatan OSIS dan terlebih mereka masih
terbilang siswa baru yang hampir semua kegiatan OSIS mereka ikut
berpartisipasi
d. Manfaat Mengikuti kegiatan OSIS
OSIS disediakan oleh sekolah memberi kesempatan untuk siswa
belajar berorganisasi, memimpin atau dipimpin, bersosialisasi,
berdiskusi, dan lain sebagainya. Dari daya tarik siswa lain untuk
mengikuti kegiatan OSIS berikut penjelasan nara sumber mengenai
manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan yang mereka ikuti.
Perwakilan kelas 7D Aziz Ramadhan, Shindy permata dan Sean
Anthony menyampaikan manfaat yang mereka rasakan ketika
mengikuti kegiatan OSIS:
“Manfaat yang kami dapatkan dari setiap kegiatan dapat
pengetahuan baru, menambah teman dari kelas lain atau kakak kelas
bahkan kadang-kadang dapat kenal dengan siswa undangan dari
sekolah lain.”94 Sean Anthony menambahkan “saya pernah ikut kerja
bakti dan manfaat yang saya dapatkan diri saya menjadi lebih peka
dengan lingkungan, terutama jika ada sampah disekitar saya tanpa
pikir panjang saya ambil dan saya buang ke tong sampah”.95
Menurut perwakilan kelas lainnya dari kelas 7E Amanda Rizky dan
Fatimah azzahra
“kami ikut kegiatan diskusi sama kakak-kakak OSIS dan kami
bisa bertanya jika ada pelajaran dikelas yang sulit, membantu kami
menyelesaikan tugas yang sulit dan juga dapat akrab dengan banyak
teman, kakak-kakak dan jadi mudah dikenali oleh guru-guru.”96
Dari kegiatan OSIS di SMP PGRI 285 jonggol setiap kegiatan
mempunyai manfaat masing-masing berikut kesimpulan dari sisi
penjelasan siswa diatas :

93
Hasil wawancara, Hendriana dan Siti Nafisah 7C , Rabu 26 juni 2019
94
Hasil wawancara, Aziz, Shindy dan Sean 7D , Rabu 26 juni 2019
95
Hasil wawancara, Aziz, Shindy dan Sean 7D , Rabu 26 juni 2019
96
Hasil wawancara, Amanda Rizky dan Fatimah Azzahra kelas 7E , Rabu 26 juni 2019
89

1) Melatih kemampuan siswa untuk saling kompak, berinovatif dan


bekerjasama.
2) Memperluas pertemanan
3) Melatih siswa untuk mampu belajar memecahkan masalah
4) Meningkatkan prestasi akademik dan ekstrakurikuler
5) Melatih kepekaan sosial dan lingkungan.
4. Faktor pendukung dan penghambat peranan OSIS dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa.
a. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan
pembina OSIS maka data yang didapatkan sebagai berikut :
1) Program kerja
Dalam wawancara dengan ibu kepala sekolah Ibu Siti
Maemunah, S.Pd beliau menjelaskan bahwa :
“Faktor pendukung OSIS adalah ruangan OSIS,
kedua program kerja yang terlaksana, karena program kerja
sangat mendukung kegiatan OSIS, kalau program kerja
tidak terlaksana kemungkinan mereka dapat mengurangi
semangat mereka untuk lanjut ke kegiatan lainnya.”97
Program kerja merupakan bagian terpenting dalam sebuah
organisasi karena dalam program kerja terdapat tujuan yang
harus mereka capai dan mereka bertanggung jawab
menyelesaikan tugas sebagi pengurus OSIS
2) Pembina OSIS
Hasil wawancara dengan pembina OSIS Bapak Kosasih, S.Pd
beliau mengatakan Bahwa;
“Tugas seorang pembina OSIS ialah sebagai pengawas
seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dan
bertanggungjawab mengendalikan pengurus tetap dijalan yang
seharusnya agar terlaksananya kegiatan dengan lancar
98
berdasarkan program kerja yang diberikan.”
Beliau menambahkan “meskipun terkadang ada suatu waktu
dimana saya tidak dapat mengawasi kegiatan yang

97
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah, selasa 4 juni 2019
98
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, selasa 25 juni 2019
90

dilaksanakan namun mereka tetap koordinasi dan


berkomunikasi aktif dengan saya melalui grup yang telah
dibuat diaplikasi chatting.”99
Seorang pembina OSIS keberadaannya sangat penting bukan
hanya sabagai pengawas kegiatan, namun memberikan
motivasi agar para pengurus tetap bersemangat mengerjakan
program kerja dan juga membantu permasalahan yang sering
kali muncul di setiap kegiatan program kerja yang
dilaksanakan oleh pengurus OSIS.
b. Faktor Penghambat
Tidak hanya faktor pendukung ada pula faktor penghambat
peranan OSIS dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP
PGRI 285 Jonggol :
1) Pendanaan
Dalam kegiatan OSIS dana didapat dari para orangtua siswa
melalui kesepakatan musyawarah komite dengan pihak sekolah
dan mengandalkan kas pengurus untuk kegiatan bersifat rutin
seperti diskusi, rapat OSIS, musyawarah pemilihan ketua OSIS
bersumber dari kas pribadi sekolah.
Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah Ibu siti
Maemunah, S.Pd mengatakan bahwa “Kendalanya di dana
yang terkadang membengkak dari perencanaan anggaran
kegiatan, untuk menutupi kekurangan sekolah membantu
menggunakan kas pribadi sekolah yang dikumpulkan melalui
kolektif pribadi guru-guru.” 100
Pendanaan memang penting untuk pelaksanaan program
kerja OSIS agar mencapai kepuasan siswa yang telah
membayar dan tujuan program kerja itu sendiri.
2) Waktu
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina OSIS Bapak
Kosasih mengatakan bahwa :

99
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, selasa 25 juni 2019
100
Hasil wawancara, Kepala Sekolah Ibu Siti Maemunah,selasa 4 juni 2019
91

“Kendalanya melaksanakan program kerja yaitu


waktu yang kurang efektif, sebagai contoh dalam program
kerja kerja bakti dan menghias taman, waktu yang
diperlukan cukup panjang melakukan kegiatan tersebut dan
biasanya dilaksanakan hari libur namun tidak sedikit
orangtua siswa yang mempertimbangkan kegiatan dihari
libur, hari libur memang milik keluarga jadi sulit
mengumpulkan pengurus OSIS dan siswa yang kelasnya
ditugaskan untuk kerja bakti sesuai jadwalnya karena
terhalang izin dari orangtuanya.”101

5. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lulusan


bermutu melalui kepengurusan OSIS.
a. Faktor pendukung
1) Faktor internal
Faktor ini meliputi OSIS, siswa, kepala sekolah, dan guru
Dari hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling yaitu
Bapak Bayu Oktavianto, S.Pd mengatakan bahwa;
“Faktor pendukung meningkatan lulusan bermutu ada
dua internal dan eksternal. Internal siswa para pengurus OSIS
sejauh ini mereka siswa yang berprestasi semangat belajar
mereka juga tidak kalah dengan para juara kelas, mereka
mempunyai semangat untuk dapat melanjutkan ke sekolah
favorit pilihan mereka masing-masing.”102
Dari penjelasan guru BK artinya siswa yang mengikuti
kepengurusan OSIS mendapat peluang besar untuk menjadi
lulusan bermutu, karena mereka telah mempersiapkan diri
untuk melangkah lebih lanjut yakni melanjutkan sekolah di
sekolah favorit pilihan mereka.
Beliau juga menambahkan penjelesannya sebagai berikut :
“..., faktor pendukung lain adalah guru sebagai sosok
utama dalam kehidupan siswa bersekolah nasihat guru dan
motivasi dari guru membuat semangat siswa cepat naik lagi,
terlebih guru yang senang bercerita kisah inspiratif ketika
kegiatan belajar mengajar berlangsung, meskipun gurunya
tegas, disiplin namun siswa tetap mengaguminya sebagai
panutan diskeolah untuk terus belajar dan mengembangkan
potensi akademik yang mereka milki.”103

101
Hasil wawancara, Pembina OSIS Bapak Kosasih, selasa 25 juni 2019 pukul 11.45
102
Hasil wawancara, guru BK Bapak Bayu Oktavianto, senin 09 september 2019 pukul
10.15 WIB
103
Hasil wawancara, guru BK Bapak Bayu Oktavianto, senin 09 september 2019
92

Siswa lebih mendengarkan apa yang diakatakan oleh


gurunya disekolah maka dari itu guru berperan penting untuk
meningkatkan dukungsn kepada siswanya melalui pelajaran
dikelas ataupun diluar kelas.

2) Faktor ekternal
Faktor ekternal ini meliputi kegiatan bimbel menjelang UN,
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), kurikulum 2013.
Seperti dalam wawancara dengan Bapak Bayu sebagai guru
BK mengatakan bawah:
“faktor ekternal menciptakan lulusan bermutu ada
beberapa point yang pertama kegiatan bimbel untuk anak
kelas 9 pengulasan materi dari kelas 7 s/d kelas 9
membantu siswa mengingat dan mempelajari lebih dalam
materi selama ia bersekolah di sini. Kedua progam UNBK
program ini membuat siswa harus pandai mengoperasikan
komputer agar siswa kelak punya bekal di dunia kerja atau
sekolah selanjutnya, tidak hanya itu UN berbasis komputer
juga dapat meminimalisir siswa mencontek ketika ujian.
Yang terakhir pelaksanaan kurikulum 2013, sejauh ini
sekolah menerapkan K13 pembelajaran lebih
menyenangkan, dan siswa menjadi lebih aktif dari sebelum
menerapkan K13”104

b. Faktor penghambat lulusan bermutu


Selain faktor pendukung ada juga faktor penghambat dalam
peningkatan lulusan bermutu yaitu:
1) Lingkungan keluarga
Keluarga adalah sekolah pertama siswa semenjak ia
dilahirkan di dunia ini. Semua keputusan yang diambil anak
harus disetujui terlebih dahulu oleh orangtua dan anggota
keluarga yang lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Bimbingan
Konseling Bapak Bayu Oktavinto, S.Pd mengatakan bahwa;
“Beberapa pengurus OSIS ada yang bercerita kepada
saya mengenai sisi lain keluarganya dan saya juga sudah
pernah kunjungan ke rumah siswa tersebut dari keluarga
yang belum melek pentingnya pendidikan anak dan keluarga

104
Hasil wawancara, guru BK Bapak Bayu Oktavianto
93

terlalu cuek dengan prestasi yang telah dicapai sang anak, itu
membuat siswa beranggapan menjadi lulusan terbaik dan
bermutu tidak ada gunanya dimata keluarganya.”105
Beliau menambahkan “..., ada juga siswa yang
semangat ingin melanjutkan ke sekolah murah agar bisa tetap
bersekolah hingga ia antusias untuk mendapatkan beasiswa
sekolah SMA atau sederajat. Karena siswa ini kondisi
keluarganya dalam kekurangan dan orangtuanya berpisah,
Namun semangatnya tak gentar untuk terus berkarya dan
menuai berbagai prestasi disekolah maupun diluar
sekolah.”106
Salah satu penghambat untuk siswa terus berprestasi adalah
kurang dukungan dari keluarganya.

2) Penerapan Full Day School


Penerapan full day school di SMP PGRI 285 Jonggol sudah
berlangsung hampir dua tahun, namun penerapan program full
day school ini menuai berbagai tanggapan seperti tanggapan
dari Aldiansyah, sinthya, dewi kelas 8 menyatakan bahwa :
“saya kurang setuju adanya full day school kak, karena saya
sendiri bosan terlalu banyak pelajarannya dan dampaknya
menjadi malas-malasan belajarnya”107
Dari pernyataan diatas full day school berdampak ke
beberapa siswa yang merasa jika program ini membuat para
siswa jenuh pemadatan jam belajar, sehingga mereka jenuh,
bosan, dan kehilangan fokus belajar efeknya semangat belajar
siswa berkurang. Adapun tanggapan lain dari Reva Rahayu
yang menyatakan bahwa :
“saya suka saja adanya Full Day School karena saya
bisa libur dua hari meskipun 5 hari lainnya harus pulang
lebih sore saya tidak masalah karena dapat lebih lama
disekolah dan pelajaran dihabiskan disekolah, kalaupun ada
tugas tidak banyak sebelum adanya penerapan program
ini.”108

105
Hasil wawancara, guru BK Bapak Bayu Oktavianto, senin 09 september 2019 pukul
10.12
106
Hasil wawancara, guru BK Bapak Bayu Oktavianto, senin 09 september 2019
107
Hasil Wawancara, Aldiansyah , sinthya, dewi kelas 8D, 27 Desember 2019
108
Hasil wawancara, Reva Rahayu Kelas 8A, 27 Desember 2019
94

Pada pernyataan-pertanyaan diatas penulis meyimpulkan


Full day school program dari pemerintah merupakan faktor
penghambat terbuka yang mana faktor ini mempunyai dua
sudut pandang masing-masing bagaimana siswa tersebut
menyikapinya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian penulis mengenai Peranan OSIS Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan Bermutu di SMP PGRI 285
Jonggol dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Peranan OSIS Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dan Lulusan
Bermutu di SMP PGRI 285 Jonggol diperoleh kesimpulan sebagai
berikut ; OSIS mempunyai peranan sebagai wadah siswa berorganisasi,
sebagai penggerak/motivator yakni dalam menjalankan tugas pengurus
OSIS dan siswa lainnya, Peranan yang bersifat preventif dapat
diketahui melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh OSIS sehingga
siswa dapat terhindar dari hal-hal negatif. Jadi kegiatan-kegiatan OSIS
menjadi alat untuk mencapai target. Salah satunya target menjadi
lulusan bermutu diharapkan lulus dengan nilai terbaik dan diterima di
sekolah bermutu dan mampu mengaplikasikan bekal dari organisasinya
di OSIS yaitu public speaking, kedisiplinan, mandiri, kerjasama,
mentolerin sesama, dan bermanfaat bagi dirinya juga masyarakat
sekitar.
2. OSIS SMP PGRI 285 Jonggol memiliki peran meningkatkan
kedisplinan siswa dalam bentuk disiplin waktu, disiplin sikap, dan
disiplin tata aturan ketiga macam aspek tersebut penting dalam
meningkatkan kedisiplinan dan saling berkaitan. Strategi yang
digunakan sekolah melalui pendidikan dan pembinaan dari guru dan
kepala sekolah, serta pemberian sangsi kepada siswa ketika siswa
tersebut melanggar aturan yang telah ditetapkan sekolah.
Lulusan bermutu dilihat dari keatifan siswa dalam berorganisasi,
prestasi yang dicapai oleh pengurus OSIS siswa yang mengikuti
organisasi seperti OSIS tidak menghambat untuk siswa tetap
berprestasi di kelas ataupun di luar kelas. Karena kewajiban siswa
adalah belajar.
3. Faktor pendukung dan penghambat peranan OSIS dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa adalah program kerja dan pembina

95
96

OSIS merupakan dua hal penting dalam meingkatkan kediplinan


karena terdapat tujuan yang harus mereka capai dan mereka
bertanggung jawab menyelesaikan tugas sebagi pengurus OSIS.
Faktor penghambatnya pendanaan dan waktu.
4. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lulusan
bermutu melalui kepengurusan OSIS terdiri dari dua kategori yakni,
faktor internal ialah OSIS, siswa, kepala sekolah, dan guru sebagai
objek yang saling berkaitan untuk meningkatkan lulusan bermutu.
Faktor ekstenalnya dari kegiatan bimbel menjelang UN, Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK), penerapan kurikulum 2013.
Faktor penghambatnya ialah lingkungan keluarga masih ada wali
siswa yang kurang mendukung kegiatan OSIS, akibatnya menjadi
hambatan bagi siswa untuk terus berprestasi, Faktor lainnya
penerapan Full Day School, beberapa siswa yang menganggap
penerapan progam pemerintah ini melelahkan berakibat siswa tidak
terfokus pada pembelajaran di jam setelah istirahat kedua.
B. Saran
1. Kepada Pihak Sekolah
a. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu
menciptakan lingkungan sekolah positif agar mampu membantu
intregritas kedisiplinan siswa dan lulusan bermutu melalui
penyadaran dan pembiasaan kedisiplinan dan pengembangan mutu
lulusan dalam kegiatan di sekolah.
b. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan selalu
mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dalam upaya
pembinaan siswa.
c. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan
menanamkan nilai-nilai melalui kegiatan ektrakurikuler setelah
mendapatkan pendidikan di dalam kelas.
2. Kepada Pembina OSIS
a. Pembina menyelenggarakan kegiatan OSIS dalam latar kegiatan
kedisiplinan dan akademisi agar tercapai prestasi yang ditujukan
untuk pengurus dan anggota OSIS berupa kegiatan ringan dan
menarik minat siswa untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
97

b. Pembina OSIS Pembina menyelenggarakan kegiatan OSIS


diharapkan mampu menjadi contoh tauladan bagi pengurus OSIS
dan seluruh siswa.
3. Kepada pengurus OSIS
a. Pengurus OSIS sebagai siswa terpilih diharapkan mampu menjadi
contoh bagi seluruh siswa lainnya.
b. Pengurus OSIS sebagi wakil dari seluruh siswa diharapkan mampu
menjadi penyalur aspirasi siswa kepada sekolah.
c. Pengurus OSIS diharapkan mampu menjembatani anatar siswa
dengan pihak sekolah.
d. Pengurus OSIS diharapkan terus meningkatkan kekompakan agar
seluruh kegiatan dapat terlaksanakan dengan baik.
4. Kepada Siswa Bukan Pengurus OSIS
a. Siswa diharapakn terus mendukung seluruh kegiatan yang diadakan
oleh OSIS.
b. Siswa diharapkan mampu bekerjasama dengan pengurus OSIS
dalam sleuruh kegiatan yang diadakan.
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT. indeks

Citio, Muklish. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Sekolah.


Jakarta: Dikmenum

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Pedoman Pembinaan


Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Dkk, Rih A. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di SMK Gedong Tataan. Vol. 3 no. 1. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Al-Idarah.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta

Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:


Bumi aksara

Herdiansyah, Haris. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.


Jakarta: Salemba Humanika.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara

Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global. Jakarta: Grasindo.

Kompri. 2015. Manajemen Sekolah: Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah. Cet.


I. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kurniawan, Syamsul. 2016. Pendidikan Karakter : Konsepsi & Implementasi secar


Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Cet. III. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ma’mur Asmani, Jamal. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.

Mahmud. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri. Cet. I. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media

Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik Cet.I. Bandung: Alfabeta.

98
99

Rosesti, Wessy. 2014. Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah Atas


Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Vol. 2 Jurnal
Administrasi Pendidikan.

Sahertian, Piet A. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.


Cet.I Surabaya: Usaha Nasional.

Sallis, Edward. 2012. Total Quality Manajemen In Education. Cet. Ke-16.


Yogyakarta: Ircisod.

Saputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik di Bidang


Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutirna. 2013. Perkembangan & Pertumbuhan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit


Andi.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo

Wulandari, Meiyanti. 2018. Upaya meningktakn Kedisplinan Siswa Melalui Proses


Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Vol. 2 no.1. PPKn
IKIP Veteran Semarang.

Yasin, Fatah. 2011. Manajemen Kedisiplinan Sebagai Pembentukkan Karakter


Peserta Didik di Madrasah. Vol. 9. Jurnal Edukasi
100

Lampiran 1

Hasil Wawancara untuk Kepala Sekolah

Nama : Ibu Siti Maemunah, M.Pd


Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : 2 September 2019
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
1. Bagaimana Pelaksanaan OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol ?
Jawab : OSIS mempunyai peran penting dalam sekolah, karena OSIS
sarana atau tempat siswa berorganisasi, belajar bertanggung jawab,
menjadi lebih mandiri, disiplin dan belajar bekerjasama. OSIS juga
membantu dalam kegiatan siswa seperti LDKS dan mencegah perilaku
menyimpang.
2. Prorgam apa saja yang dilakukan oleh OSIS ?
Jawab : program OSIS tidak hanya mengacu pada prestasi non akademik
saja, baanyak juga kegiatan yang menciptakan prestasi akademiknya
seperti membuat kelompok belajar dan diskusi, mengadakan lomba
akademisi, kegiatan yang bersifat non akademis bisa bekerjasama dengan
extrakurikuler yang berkaitan seperti dibidang olahraga, kesenian,
kerohanian.
3. Dari sekian banyak kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan
kedisiplinan siswa dan mutu lulusan ?
Jawab : ada kegiatan rutin kami setiap hari senin periksa kerapihan dan
kelengkapan atribut sekolah, membiasakan siswa untuk selalu menjalankan
5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Kalau kegiatan meningkatkan
mutu, OSIS sendiri mengadakan diskusi ilmiah.
4. Ditinjau dari segi mana kegiatan yang mampu meningkatakan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan bermutu?
Jawab : kegiatan pengurus maupun anggota OSIS dirancang menjungjung
tinggi budi pekerti dan kepribadian siswa serta mempertajam mutu
pendidikan di sekolah ini. Kegiatan OSIS dibagi menjadi kegiatan rutin
yang bersifat wajib, kegiatan bulanan, per semester hingga per tahun.
5. Bagaimana kedisplinan siswa yang mengikuti kegiatan OSIS dan yang
tidak ?
Jawab : siswa yang mengikuti OSIS menjadi lebih memperhatikan dan
hati-hati dalam bersikap serta bertutur kata disbanding siswa yang lain.
Lebih memperhatikan lingkungannya kalau ada sampah langsung diambil
dan dibuang sendiri pada tempatnya tanpa pedulisiapa yang membuang
sembarangan. Dalam bertata pakaian selalu rapih dan beratribut lengkap.
6. Adakah perbedaan yang signifikan kelulusan siswa yang mengikuti
kegiatan OSIS dan yang tidak ?
101

Jawab : dari tahun ke tahun anak OSIS tidak ada yang tidak lulus atau lulus
dengan nilai rendah itu tidak ada, hamper semua anak OSIS lulus dengan
niali memuaskan dan diterima di SMA atau SMK Favorit di daerah
Jonggol hingga Gunung Putri.
7. Adakah anggaran khusus untuk setiap kegiatan OSIS ?
Jawab : Anggaran dan untuk OSIS secara khusus dari pemerintah
sebenarnya tidak ada, tapi sekolah berunding terlebih dulu dengan para
stakeholder sekolah untuk memusyawarahkan kepada komite dalam setiap
kegiatan siswa yang akan dilaksanakan.
8. Cukupkah untuk membantu terlaksananya kegiatan OSIS ?
Jawab : selama ada kegiatan cukup saja, karena kami mengalokasikan
anggaran disesuaikan dengan kemampuan rencana anggaran kami.
9. Apa saja fasilitas yang diberikan sekolah untuk OSIS ?
Jawab : ruangan OSIS dijadikan satu tempat dengan ruangan pembina agar
lebih terkontrol kegiatan siswa dalam ruangan dan memudahkan siswa
untuk berkominikasi dengan pembina OSIS.
102

Lampiran 2

Hasil wawancara untuk Waka. Kesiswaan dan Pembina OSIS


Nama : Bpk. Kosasih, S.Pd
Jabatan : Waka. Kesiswaan dan Pembina OSIS
Tempat : Ruang OSIS

1. Apa saja peranan OSIS di SMP PGRI 285 Jonggol?


Jawab : OSIS mempunyai peran penting disekolah yang pertama peranan
OSIS sebaagai tempat organisasi siswa, contohnya ketika dilakukan
kegiatan LDKS. Pengurus OSIS lah yang merencanakan ide kegiatan
menarik, mengkordinir peserta LDKS, yang menjalankan kegiatan dari awal
sampai akhir, mengontrol peserta yang sakit, dan setiap harinya diadakan
evaluasi untuk panittia dan pengurus OSIS yang bekerjasama sukseskan
dari awal hingga akhir kegiatan. Kegiatan ini disusun oleh siswa untuk
siswa. Tetap saja ketua dan wakil ketua OSIS wajib berkoordinasi dengan
pembina OSIS serta guru-guru. OSIS sebagai motivator untuk
menyeimbangi persaiangan di luar sana dalam segi akademik maupun non
akademik. Pengurus mengadakan berbagai kegiatan akademik seperti lomba
debat, lomba pidato, dan lain sebagainya. Tapi yang harus digaris bawahi
meskipun siswa berorganisasi prestasi akademiknya harus tetap setara
bahkan di atas siswa yang tidak ikut organisasi.
2. Dalam program kerja OSIS, kegiatan apa yang mampu meningkatkan
kedisiplinan siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : kegiatan meningkatkan kedisiplinan yaitu upacara, LDKS, dll. Dan
yang meningkatkan lulusan bermutu mengadakan lomba-lomba akademisi,
diskusi ilmiah, dll.
3. Ditinjau dari segi mana kegiatan yang mampu meningkatkan kedisplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan bermutu ?
Jawab : ditinjau dari segi nilai yang terkandung pada setiap kegiatan.
kegiatan LDKS terkandung nilai siswa mampu bekerjasam, disiplin waktu,
mandiri dll. Dan kegiatan lomba debat membangun nilai siswa berfikir
kritis, mempunyai daya saing tinggi, kemampuan mengambil resiko, daya
nalar tinggi, dan bersikap untuk mencapai prestasi yang unggul.
4. Bagaimana strategi yang digunakan sekolah untuk meningkatakna
kedisplinan siswa ?
Jawab : strategi yang digunakan untuk OSIS dilakukan melalui pendidikan
dan pembinan terhadap siswa, dimana siswa wajib mentaati tata tertib
sekolah dan pemberian sanksi bilamana ada siswa yang melanggar. Tidak
hanya itu Kepala sekolah, guru, staf, dan pengurus OSIS pun harus
103

memberikan contoh suri tauladan kepada siswa lain agar menjadi motivasi
serta mampu merealisasikan kedisplinan bersama.
5. Apa yang menjadi factor pendukung peranan OSIS dalam meningkatkan
kedisiplinan ?
Jawab : factor pendukungnya ada pada pembina OSIS karena pembina yang
bertanggung jawab apapun yang berkaitan dengan OSIS, lingkungan pun
menjadi factor pendukung peranan OSIS jika lingkungan mendukung untuk
bersikap displin dan OSIS itu sendiri dengan suka rela menjalankan serta
mentaati tata terib sekolah.
6. Apa yang menjadi factor penghambat peranan OSIS dalan proses
meningktakan kedisplinan ?
Jawab : kendalanya melaksanakan program kerja yaitu waktu yang kurang
efektif. Sebagai contoh dalam program kerja bakti dan menghias taman,
waktu yang diperlukan cukup panjang melakukan kegiatan tersebut dan
biasanya dilaksanakn hari libur namun tidak sedikit orangtua siswa yang
mempertimbangkan kegiatan dihari libur. Hari libur memang milik keluarga
jadi sulit mengumpulkan pengurus OSIS dan siswa yang kelasnya bertugas
untuk kerjabakti sesuai jadwalnya karena terhalang izin dari orangtuanya.
104

Lampiran 3
Hasil wawancara untuk Wali kelas 8E
Nama : Ibu Ani Rahman, S.E
Jabatan : Wali kelas 8E
Hari/Tanggal : Rabu, 5 juni 2019
1. Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa dalam kelas maupun diluar kelas ?
Jawab : siswa-siswa di sini disiplin waktunya masuk, mereka masuk ke
dalam kelas jika ingin keluar kelas pun selalu minta izin terlebih dahulu.
2. Bagaimana perilaku siswa yang mengikuti kepengurusan OSIS ?
Jawab : Perilaku siswa yang ikut OSIS mereka lebih disiplin, komunikatif,
lebih sadar lingkungan sekitar mereka.
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti OSIS
dengan yang tidak ?
Jawab : Ya ada, siswa yang ikut OSIS lebih aktif dikelas dengan siswa yang
tidak sama sekali ikut organisasi di sekolah.
4. Apakah siswa yang mengikuti OSIS terhambat dalam mengikuti pelajaran
dikelas ?
Jawab : sejauh ini mereka bisa membagi waktu dengan organisasi,
walaupun mereka izin karena harus ada kunjungan ke sekolah lain
misalnya, mereka tetap mengumpulkan tugas meskipun menyusul.
5. Siswa yang menjadi pengurus OSIS berprestasi dikelas atau tidak ?
Jawab : berprestasi semua di kelas saya, masuk sepuluh besar.
6. Bagaimana hasil nilai siswa yang menjadi anggota OSIS ? Apakah hasilnya
menurun atau meningkat setiap ujian ?
Jawab : nilai anak OSIS bagus-bagus, dari ujian-ujian yang telah
dilaksanakan hasilnya ada peningkatan da nada yang stabil. Tidak ada yang
menurun.
Jawab : Ya, yang seperti saya katakana tadi. Anak OSIS lebih aktif
berinteraksi dalam kelas.
7. Apakah siswa yang mengikuti OSIS menjadi lebih luwes dan aktif dikelas ?
Jawab : Ya, yang seperti saya katakana tadi. Anak OSIS lebih aktif
berinteraksi dalam kelas.
8. Adakah siswa yang sering membolos atau meninggalkan kelas ketika KBM
berlangsung ? Apakah siswa itu salah satu dari anggota OSIS atau bukan ?
105

Jawab : kalau untuk siswa yang membolos hamper tidak ada, dan anka
OSIS tidak ada yang pernah membolos kecuali sudah izin terlebih dahulu
untuk tidak mengikuti KBM.
9. Bagaimana sanksi yang anda berikan kepada siswa yang membolos pada
saat KBM berlangsung ?
Jawab : pertama saya tegur, 2x ketahuan membolos saya beri sanksi
menulis surat pernyataan bahsawasannya tidak akan mengulanginya lagi. 3x
bolos saya panggil orantua dan saya serahkan pada guru BK.
106

Lampiran 4
Hasil wawancara untuk Wali kelas 8A
Nama : Ibu Fini Andiani, S.Pd
Jabatan : Wali kelas 8A
Hari/Tanggal : Rabu, 5 juni 2019
1. Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa dalam kelas maupun diluar kelas ?
Jawab : Siswa di sekolah ini sopan-sopan selalu merenapkan senyam,
salam, sapa, sopan dan santun.
2. Bagaimana perilaku siswa yang mengikuti kepengurusan OSIS ?
Jawab : perilaku siswa yang ikut OSIS mereka lebih cekatan, akbrab dengan
guru dan berprestasi.
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti OSIS
dengan yang tidak ?
Jawab :saya lihat siswa saya yang aktif dikelas dan berprestasi rata-rata
anak organisasi, dan antusias mereka untuk belajar lebih tinggi dari yang
tidak ikut organisasi.
4. Apakah siswa yang mengikuti OSIS terhambat dalam mengikuti pelajaran
dikelas ?
Jawab : mereka bisa mengimbangi anatar tugas sekolah dengan tugas di
organisasinya.
5. Siswa yang menjadi pengurus OSIS berprestasi dikelas atau tidak ?
Jawab : seperti yang saya katakana tadi rata-rata siswa berprestasi yang ikut
organisasi seperti OSIS dan lainnya.
6. Bagaimana hasil nilai siswa yang menjadi anggota OSIS ? Apakah hasilnya
menurun atau meningkat setiap ujian ?
Jawab : nilai anak OSIS dapat mengimbangi siswa lain di kelas bahkan
lebih tinggi
7. Apakah siswa yang mengikuti OSIS menjadi lebih luwes dan aktif dikelas ?
Jawab : mereka lebih adaptif dan aktif dalam Tanya jawab dengan guru.
8. Adakah siswa yang sering membolos atau meninggalkan kelas ketika KBM
berlangsung ? Apakah siswa itu salah satu dari anggota OSIS atau bukan ?
Jawab : anak OSIS tidak ada yang pernah membolos kecuali sudah izin
karena sakit atau ada tugas yang diintruksikan oleh kepala sekolah dan
sebelumnnya izin untuk tidak mengikuti KBM.
107

9. Bagaimana sanksi yang anda berikan kepada siswa yang membolos pada
saat KBM berlangsung ?
Jawab : pertama saya tegur, kemudian 3 kali bolos saya serahkan ke guru
BK.
108

Lampiran 5
Hasil wawancara untuk Wali kelas 8C
Nama : Ibu Tini Windayanti, S.Pd.
Jabatan :Wali Kelas 8C
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Juni 2019
1. Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa dalam kelas maupun diluar kelas ?
Jawab : siswa-siswa di SMP PGRI 285 Jonggol semua disiplin, taat aturan
dan hormat kepada guru dan staff di sekolah
2. Bagaimana perilaku siswa yang mengikuti kepengurusan OSIS ?
Jawab : perilaku siswa yang ikut OSIS mereka lebih disiplin, interaktif,
mudah bergaul dan sopan.
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti OSIS
dengan yang tidak ?
Jawab : Ya ada. Anak OSIS lebih interaktif dan mudah bergaul.
4. Apakah siswa yang mengikuti OSIS terhambat dalam mengikuti pelajaran
dikelas ?
Jawab : anak OSIS itu salut saya karena mereka mampu mengatur waktu
untuk kegiatan OSIS dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
5. Siswa yang menjadi pengurus OSIS berprestasi dikelas atau tidak ?
Jawab : berprestasi, tidak bias dipungkiri karena anak OSIS itu anak pilihan
melalui prosedur panjang, jadi mereka pun sebelum jadi OSIS mereka
sudah berprestasi.
6. Bagaimana hasil nilai siswa yang menjadi anggota OSIS ? Apakah hasilnya
menurun atau meningkat setiap ujian ?
Jawab : nilai anak OSIS bagus-bagus semua. Mereka selama ini tidak
terhambat adanya kegiatan diluar kelas pun mereka bisa ikut. Karena
kegiatan rapat dilaksanakan setelah pulang sekolah.
7. Apakah siswa yang mengikuti OSIS menjadi lebih luwes dan aktif dikelas ?
Jawab : Ya. Lebih aktif dalam KBM maupun akrab dengan guru diluar
kelas.
8. Adakah siswa yang sering membolos atau meninggalkan kelas ketika KBM
berlangsung ? Apakah siswa itu salah satu dari anggota OSIS atau bukan ?
Jawab : siswa kelas saya anak OSIS jarang ada yang izin, kecuali intruksi
dari pembinanya atau kepala sekolah.
109

9. Bagaimana sanksi yang anda berikan kepada siswa yang membolos pada
saat KBM berlangsung ?
Jawab : pertama saya beri teguran dan mengulangi lagi sama seperti guru
yang lain saya serahkan ke guru BK.
110

Lampiran 6
Hasil wawancara untuk Pengurus OSIS
Nama : Dani Ramdani
Jabatan : Ketua OSIS
Hari/Tanggal : Senin, 2 September 2019
1. Apa peranan OSIS dan apa tujuan adanya OSIS ?
Jawab : sebagai tempat siswa berorganisasi, dan sebagai penggerak dari
perwakilan ide atau gagasan dari siswa lain.
2. Apakah peranan itu sudah terealisasikan dengan baik atau belum ?
Jawab : sudah
3. Bagaimana strategi sekolah/OSIS dalam meningkatkan kedisipinan siswa
dan lulusan bermutu ?
Jawab : membiasakan tampil rapih setiap hari karena sebelum masuk kelas
ada pemeriksaan kerapihan oleh guru.
4. Apakah tujuan OSIS untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sudah tercapai
?
Jawab : masih 87%
5. Dari sekian kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : setiap semester ada belajar diluar kelas kami mengunjungi objek
wisata atau permasyarakatan, missal saya beri tugas berkelompok untuk
melakukan observasi kegiatan jual-beli di pasar terdekat sekolah dengan
tujuan agar siswa mampu mempermudah proses penguasaan materi ajar dan
tujuan agar siswa mampu mempermudah proses penguasaan materi ajar dan
mempermudah siswa mentransfer ilmunya kepada dirinya dan sesama
siswa.
6. Adakah peraturan di kepengurusan OSIS sekarang ?
Jawab : ada tapi tidak tertulis hanya kesepakatan dengan pengurus lain
7. Apa sanksi yang diberikan kepada pengurus jika melanggar peraturan
tersebut ?
Jawab : jika pengurus terlambat saat rapat akan membersihkan ruangan dan
taman depan OSIS, jika jarang datang ikut rapat saya denda Rp. 5.000.
8. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
111

Jawab : Sering. Saya menyikapi dengan tenang agar teman saya tidak
tersinggung dan mau mengakui kesalahannya.
9. Bagaimana perasaan anda ketika menegur siswa lain yang sedang
melakukan pelanggaran ?
Jawab : canggung, karena takut menyinggung perasaannya.
10. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : Sudah.
11. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : saya mengaku kepada guru yang sedang piket atau guru kelas jika
saya sedang dikelas, dan saya akan menerima konsekuensinya.
12. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : siswa yang ikut OSIS lebih aktif dan dengan guru dari pada siswa
yang tidak ikut OSIS.
112

Lampiran 7

Hasil wawancara untuk Pengurus OSIS


Nama : Nazliah dan Nyayu
Jabatan : Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
1. Apa peranan OSIS dan apa tujuan adanya OSIS ?
Jawab : untuk membantu sekolah dalam urusan kegiatan sekolah dan
kesiswaan.
2. Apakah peranan itu sudah terealisasikan dengan baik atau belum ?
Jawab : sudah
3. Dari sekian kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : kegiatan upacara, dan diskusi ilmiah.
4. Adakah peraturan di kepengurusan OSIS sekarang ?
Jawab : ada
5. Apa sanksi yang diberikan kepada pengurus jika melanggar peraturan
tersebut ?
Jawab : jika terlambat dari waktu yang ditentukan di denda sebesar 5.000
kak, jika terlambat 1-5 menit di sanksi membersihkan ruang OSIS dan
taman depan ruang OSIS.
6. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : saya laporkan kepada guru piket.
7. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : Sudah.
8. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : saya mengakui dan biasanya guru piket hanya memberikan sanksi
push up
9. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada.
113

10. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis)
Jawab : saya tidak mau kak. Padahal ada saja teman untuk mengajak keluar
kelas saat guru tidak berada dikelas.
11. Apakah kinerja anggota OSIS sudah dilaksanakan sesuai masing-masing
posisi kepengurusan ?
Jawab : sudah.
12. Fasilitas apa yang diberikan sekolah dalam menunjang kepengurusan OSIS
?
Jawab : ruang OSIS yang terletak di belakang mushola kak, dan isi ruang
OSIS hampir dibuat bareng-bareng kak, sisanya seperti lemari buat simpan
data-data dan laporan kegiatan, meja dan kursi pembina, papan tulis dikasih
dari sekolah. Selebihnya pakai uang kas kami dan ada beberapa barang
kenang-kenangan dari kakak-kakak alumni yang dulunya pengurus OSIS.
114

Lampiran 8
Hasil wawancara untuk Pengurus OSIS
Nama : Agnia dan Ananda
Jabatan : Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
1. Apa peranan OSIS dan apa tujuan adanya OSIS ?
Jawab : sebagai tempat siswa belajar berorganisasi kak.
2. Apakah peranan itu sudah terealisasikan dengan baik atau belum ?
Jawab : sudah
3. Dari sekian kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : kegiatan upacara, dan bimbel.
4. Adakah peraturan di kepengurusan OSIS sekarang ?
Jawab : ada
5. Apa sanksi yang diberikan kepada pengurus jika melanggar peraturan
tersebut ?
Jawab : kalau terlambat 10-15 menit di denda sebesar 5.000 kak, dan kalau
terlamat 5 menit di sanksi membersihkan ruang OSIS.
6. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : kami laporkan kepada guru piket.
7. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : Sudah.
8. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : akan mengakui dan biasanya guru piket hanya memberikan sanksi
ringan seperti mengambil sampah di depan ruang guru.
9. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada.
10. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis)
115

Jawab : kami tidak mau, karena pembina selalu mengajarkan untuk selalu
disiplin dimanapun kami berada.
11. Apakah kinerja anggota OSIS sudah dilaksanakan sesuai masing-masing
posisi kepengurusan ?
Jawab : sudah.
12. Fasilitas apa yang diberikan sekolah dalam menunjang kepengurusan OSIS
?
Jawab : ruang OSIS aja kak, dan peralatan pendukung seperti lemari, kursi,
dan papan tulis.
116

Lampiran 9
Hasil wawancara untuk Pengurus OSIS
Nama : Nabila dan Amelia
Jabatan : Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
1. Apa peranan OSIS dan apa tujuan adanya OSIS ?
Jawab : sebagai perwakilan siswa untuk menyampaikan ide dan gagasan
kepada guru
2. Apakah peranan itu sudah terealisasikan dengan baik atau belum ?
Jawab : sudah
3. Dari sekian kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : kegiatan LDKS, dan bimbel
4. Adakah peraturan di kepengurusan OSIS sekarang ?
Jawab : ada
5. Apa sanksi yang diberikan kepada pengurus jika melanggar peraturan
tersebut ?
Jawab : kalau terlambat 10-15 menit di denda sebesar 5.000 kak, dan kalau
terlamat 5 menit di sanksi membersihkan ruang OSIS.
6. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : kami laporkan kepada guru piket.
7. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : Sudah.
8. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : kami akui pada teman pengurus lain dan menerima sanksi yang
akan diberikan pada ketua OSIS.
9. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada.
10. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis)
117

Jawab : pernah ada yang mengajak bolos, tapi tidak mau karena rugi tidak
dapat bertemu teman-teman, tidak bisa mengikuti pelajaran dan takut
dimarahi orang tua.
11. Apakah kinerja anggota OSIS sudah dilaksanakan sesuai masing-masing
posisi kepengurusan ?
Jawab : sudah.
12. Fasilitas apa yang diberikan sekolah dalam menunjang kepengurusan OSIS
?
Jawab : ruang OSIS aja kak, dan peralatan pendukung seperti lemari, kursi,
dan papan tulis.
118

Lampiran 10
Hasil wawancara untuk Pengurus OSIS
Nama : Syafnur, Amelia Putri dan Adit
Jabatan : Pengurus OSIS masa bakti 2018/2019
Hari/Tanggal : Senin, 2 September 2019
1. Apa peranan OSIS dan apa tujuan adanya OSIS ?
Jawab : membantu guru ketika ada acara hari besar di sekolah
2. Apakah peranan itu sudah terealisasikan dengan baik atau belum ?
Jawab : sudah
3. Dari sekian kegiatan, kegiatan apa yang mampu meningkatkan kedisiplinan
siswa dan membantu menciptakan lulusan yang bermutu ?
Jawab : kegiatan razia bulanan, dan ikut lomba akademik
4. Adakah peraturan di kepengurusan OSIS sekarang ?
Jawab : ada
5. Apa sanksi yang diberikan kepada pengurus jika melanggar peraturan
tersebut ?
Jawab : kalau terlambat di denda 5.000 kak
6. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : kami laporkan kepada guru piket.
7. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : Sudah.
8. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : kadang-kadang kalau terlihat kami ngakuin kalau tidak kami diam
saja.
9. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada.
10. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis)
Jawab : pernah ada yang mengajak bolos, tapi taku dimarahi guru.
119

11. Apakah kinerja anggota OSIS sudah dilaksanakan sesuai masing-masing


posisi kepengurusan ?
Jawab : sudah.
12. Fasilitas apa yang diberikan sekolah dalam menunjang kepengurusan OSIS
?
Jawab : ruang OSIS aja kak, dan peralatan pendukung seperti lemari, kursi,
dan papan tulis.
120

Lampiran 11
Hasil Wawancara Siswa
Nama : Reva Rahayu
Kelas : Kelas 8A
Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2019
1. Program apa saja yang dilakukan oleh OSIS yang kamu ketahui ?
Jawab : LDKS, Kerja Bakti, diskusi ilmiah, dan class meeting.
2. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran aturan
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : sering. Saya laporkan ke guru BK.
3. Bagaimana usaha anda untuk menegur siswa lain yang melanggar aturan
sekolah ?
Jawab : saya tegur, kalau dia tidak menurut saya laporkan ke anak OSIS.
4. Bagaimana perasaan anda ketika menegur siswa lain yang sedang
melakukan pelanggaran ?
Jawab : saya biasa aja soalnya dia melanggar peraturan kak.
5. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : sudah.
6. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : saya menghukum diri saya sendiri membersihkan kelas atau
mengambil sampah di depan kelas.
7. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada kak bedanya.
8. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis).
Jawab : saya gak mau kak. Takut ketahuan guru dan diberi sanksi.
9. Adakah manfaat dan dampak positif yang anda dapatkan ketika mengikuti
kegiatan OSIS ?
Jawab : saya jadi punya banyak teman dari kelas lain, dan punya ilmu baru
yang tidak di dapat dikelas.
121

10. Apakah anda tertarik jika ada program kegiatan yang dilaksanakan oleh
OSIS ?
Jawab : tertarik.
11. Apa yang menjadi daya tarik anda mengikuti kegiatan OSIS ?
Jawab : karena acaranya seru dan tidak membosankan
12. Apakah kamu setuju adanya program Fullday School di sekolahmu ?
Jawab : saya suka saja adanya Full Day School karena saya bisa libur dua
hari meskipun 5 hari lainnya harus pulang lebih sore saya tidak masalah
karena dapat lebih lama disekolah dan pelajaran dihabiskan disekolah, kalau
pun ada tugas tidak banyak sebelum adanya penerapan program ini.
122

Lampiran 12
Hasil Wawancara Siswa
Nama : Aldiansyah, Sinthya dan Dewi.
Kelas : Kelas 8D
Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2019
1. Program apa saja yang dilakukan oleh OSIS yang kamu ketahui ?
Jawab : LDKS, forum diskusi ilmiah.
2. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran aturan
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : sering, kami laporkan ke pengurus OSIS.
3. Bagaimana usaha anda untuk menegur siswa lain yang melanggar aturan
sekolah ?
Jawab : kami tegur agar orang itu jera.
4. Bagaimana perasaan anda ketika menegur siswa lain yang sedang
melakukan pelanggaran ?
Jawab : kadang sedikit canggung kalau siswa yang gak dekat.
5. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : sepertinya sudah kak.
6. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : diam aja kak. Kalau ada yang tahu langsung bilang kalau saya yang
salah.
7. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada kak bedanya.
8. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis).
Jawab : gak mau kak. Takut dipanggil orang tuanya.
9. Adakah manfaat dan dampak positif yang anda dapatkan ketika mengikuti
kegiatan OSIS ?
Jawab : jadi punya banyak teman dari kelas lain, dan punya ilmu baru yang
tidak di dapat dikelas.
123

10. Apakah anda tertarik jika ada program kegiatan yang dilaksanakan oleh
OSIS ?
Jawab : tertarik.
11. Apa yang menjadi daya tarik anda mengikuti kegiatan OSIS ?
Jawab : karena acaranya seru dan tidak bikin bosan.
12. Apakah kamu setuju adanya program Fullday School di sekolahmu ?
Jawab : saya kurang setuju adanya Fullday School kak. Karena saya sendiri
bosan terlalu banyak pelajaranya dan dampaknya menjadi malas-malasan
belajarnya.
124

Lampiran 13
Hasil Wawancara Siswa
Nama : Aziz R, Shindy Permata, dan Sean Anthony
Kelas : Kelas 7D
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juni 2019

1. Program apa saja yang dilakukan oleh OSIS yang kamu ketahui ?
Jawab : lomba-lomba dan diskusi ilmiah.
2. Apakah anda sering melihat siswa lain melakukan pelanggaran aturan
sekolah ? Bagaimana menyikapi persoalan tersebut ?
Jawab : jarang, laporin ke guru BK
3. Bagaimana usaha anda untuk menegur siswa lain yang melanggar aturan
sekolah ?
Jawab : kami tegur, kalau ngeyel kami aduin ke guru piket.
4. Bagaimana perasaan anda ketika menegur siswa lain yang sedang
melakukan pelanggaran ?
Jawab : seneng aja ada yang ketahuan jadi kami laporin ke guru biar kapok
dia kak.
5. Apakah anda sudah memberikan contoh yang baik untuk berperilaku
disiplin ?
Jawab : sudah insya allah.
6. Bagaimana sikap anda ketika melakukan kesalahan? (menerima
konsekuensinya atau menyangkalnya)
Jawab : kalau ketahuan temen saya ngaku kalau nggak pura-pura gak
bersalah.
7. Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan
OSIS dengan yang tidak ?
Jawab : ada kak bedanya.
8. Bagaimana sikap anda jika teman anda mengajak melakukan hal yang
dilarang sekolah ? (membolos, tawuran, membully, bertindak anarkis).
Jawab : gak mau kak. Takut ketahuan guru dan dihukum.
9. Adakah manfaat dan dampak positif yang anda dapatkan ketika mengikuti
kegiatan OSIS ?
125

Jawab : manfaat yang kami dapatkan dari setiap kegiatan dapat pengetahuan
baru, menambah teman dari kelas lain atau kaka kelas bahkan kadang-
kadang dapat kenal dengan siswa undangan dari sekolah lain.
10. Apakah anda tertarik jika ada program kegiatan yang dilaksanakan oleh
OSIS ?
Jawab : tertarik.
11. Apa yang menjadi daya tarik anda mengikuti kegiatan OSIS ?
Jawab : karena acaranya seru dan tidak membosankan.
126

Lampiran 14
Hasil Wawancara Guru Bimbingan Konseling
Nama : Pak Bayu Oktavianto, S.Pd.
Kelas : Guru Bimbingan dan Konseling
Hari/Tanggal : Senin, 9 September 2019
1. Apa yang menjadi faktor pendukung Peranan OSIS dalam proses
meningkatkan lulusan bermutu ?
Jawab : faktor pendukung meningkatkan lulusan bermutu ada dua internal
dan ekternal. Internal siswa para pengurus OSIS sejauh ini mereka siswa
yang berprestasi semangat belajar mereka juga tidak kalah dengna para
juara kelas lainnya, mereka mempunya semangat untuk dapat melanjutkan
ke sekolah favorit pilihan mereka masing-masing. Faktor pendukung lain
adalah guru sebagai sosok utama dalam kehidupan siswa bersekolah nasihat
guru dan motivasi dari guru membuat semangat siswa cepat naik lagi,
terlebih guru yang senang bercerita kisah inspiratif ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung, meskipun gurunya tegas, disiplin namun siswa tetap
mengaguminya sebagai panutan disekolah untuk terus belajar dan
mengembangkan potensi akademik yang mereka miliki. Faktor eksternal
menciptakan lulusan bermutu, ada beberapa point yang pertama kegiatan
bimbel untuk siswa kelas 9 pengulangan materi dari kelas 7 sampai kelas 9
membantu siswa mengingat dan mempelajari lebih dalam materi selama
bersekolah di sini. Kedua program UNBK, program ini membuat siswa
harus pandai mengoperasikan computer agar kelak memiliki kemampuan di
dunia kerja atau sekolah lanjutan. Tidak hanya itu, UN berbasis computer
juga dapat meminimalisir siswa mencontek ketika ujian. Dan yang terakhir
pelaksanaan kurikulum 2013, sejauh ini sekolah menerapkan nya lebih
menyenangkan, dan siswa menjadi lebih aktif dari sebelum kurikulum yang
terdahulu.
2. Apa yang menjadi faktor penghambat Peranan OSIS dalam proses
meningkatkan lulusan yang bermutu ?
Jawab : beberapa pengurus OSIS ada yang bercerita kepada saya mengenai
sisi lain keluarganya dan saya juga sudah pernah kunjungan rumah siswa
tersebut dari keluarga yang belum sadar akan pentingya pendidikan anak
dan keluarga terlalu cuek dengan prestasi yang telah dicapai sang anak. Itu
127

membuat siswa beranggapan menjadi lulusan terbaik dan bermutu tidak ada
gunanya dimata keluarga. Ada juga siswa yang semangat ingin melanjutkan
ke sekolah lanjutan yang murah agar bisa tetap bersekolah hingga ia sangat
antusias untuk mendapatkan beasiswa sekolah SMA atau sederajat. Karena
siswa ini kondisi keluarganya dalam kekurangan dan orang tuanya berpisah
namun semangat anaknya tak runtuh untuk terus berkarya dan menggali
potensi di dalam berbagai prestasi akademik dan non akademik.
128

Lampiran 15

Hasil Observasi

Nama : Aghnia Mawadah

Hari dan Tanggal : Selasa, 10 Desember 2019

Kelas : 8D

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.


2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang
diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda.
3. Beri tanda (v) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling
tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Ada lima skala yang digunakan dalam tiap pernyataan, yaitu :
SL = Selalu
SR = Sering
J = Jarang
JS = Jarang Sekali
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR J JS TP
A. Pernyataan Positif (+)
1 Memakai seragam sekolah V
2 Memakai kelengkapan seragam sekolah V
3 Datang ke sekolah tepat waktu (tak pernah V
terlambat)
4 Masuk ke kelas tepat waktu V
5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu V
6 Mengikuti upacara bendera V
7 Memberi keterangan saat tidak hadir V
8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin V
meninggalkan sekolah
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika V
ingin meninggalkan pelajaran
10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung V
jawab
11 Membuang sampah pada tempatnya V
12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat V
13 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan dan teman
B. Pernyataan negative (-)
129

1 Datamg terlambat atau tidak tepat waktu V


2 Tidak hadir tanpa keterangan V
3 Meninggalkan sekolah tanpa izin V
4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alas an V
5 Tidak hadir dalam kegiatan OSIS V
6 Tidak hadir dalam rapat OSIS V
7 Tidak mengerjakan tugas dari guru V
8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan V
9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan V
keuangan sekolah lainnya
10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan atau siswa lain di lingkungan sekolah
11 Membuat surat izin palsu V
12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran V
13 Meludah di kelas V
14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi- V
bunyian yang lain dilingkungan sekolah
15 Membawa bacaaan, gambar atau VCD porno V
16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno V
17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras V
dan narkoba
18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan V
sekolah
19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan V
pencurian di lingkungan sekolah
20 Membuang sampah tidak pada tempatnya V
21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya V
22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok V
dilingkungan sekolah
23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau V
pada saat upacara
24 Melakukan tindakan asusila V
25 Melompat jendela atau pagar sekolah V
26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, V
guru dan karyawan
27 Membawa VCD/Walkman yang tidak berkaitan V
dengan pembelajaran
28 Memalsukan tanda tangan V
29 Mengganti nilai raport V
30 Menyontek saat ulangan/ujian V
31 Memukul, mencederai teman atau orang lain V
32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah V
130

33 Berpakaian seragam tanpat atribut tidak lengkap V


34 Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, V
panjang celana tidak sesuai ketentuan)
35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak V
dijahit
36 Bertato, rumput disemir, rambut gondrong V
37 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori V
lainnya (bagi siswa putra)
38 Memakan perhiasan/aksesoris/bersolek secara V
berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih
sepasang (bagi siswi putri)
39 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang V
bersangkutan
40 Mengotori kelas/lingkungan sekolah V
41 Mencemarkan nama baik sekolah V
42 Tidak melaksanakan tugas piket V
43 Melalaikan tugas jumat bersih/jumat V
sehat/pembinaan wali kelas
44 Lalai mengembalikan barang milik sekolah V
131

Hasil Observasi

Nama : Nabila Ismayanti

Hari dan Tanggal : Rabu, 11 Desember 2019

Kelas : 8C

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.


2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang
diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda.
3. Beri tanda (v) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling
tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Ada lima skala yang digunakan dalam tiap pernyataan, yaitu :
SL = Selalu
SR = Sering
J = Jarang
JS = Jarang Sekali
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR J JS TP
A. Pernyataan Positif (+)
1 Memakai seragam sekolah V
2 Memakai kelengkapan seragam sekolah V
3 Datang ke sekolah tepat waktu (tak pernah V
terlambat)
4 Masuk ke kelas tepat waktu V
5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu V
6 Mengikuti upacara bendera V
7 Memberi keterangan saat tidak hadir V
8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin V
meninggalkan sekolah
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika V
ingin meninggalkan pelajaran
10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung V
jawab
11 Membuang sampah pada tempatnya V
12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat V
13 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan dan teman
B. Pernyataan negative (-)
1 Datamg terlambat atau tidak tepat waktu V
2 Tidak hadir tanpa keterangan V
132

3 Meninggalkan sekolah tanpa izin V


4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alasan V
5 Tidak hadir dalam kegiatan OSIS V
6 Tidak hadir dalam rapat OSIS V
7 Tidak mengerjakan tugas dari guru V
8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan V
9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan V
keuangan sekolah lainnya
10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan atau siswa lain di lingkungan sekolah
11 Membuat surat izin palsu V
12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran
13 Meludah di kelas V
14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi- V
bunyian yang lain dilingkungan sekolah
15 Membawa bacaaan, gambar atau VCD porno V
16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno V
17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras V
dan narkoba
18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan V
sekolah
19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan V
pencurian di lingkungan sekolah
20 Membuang sampah tidak pada tempatnya V
21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya V
22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok V
dilingkungan sekolah
23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau V
pada saat upacara
24 Melakukan tindakan asusila V
25 Melompat jendela atau pagar sekolah V
26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, V
guru dan karyawan
27 Membawa VCD/Walkman yang tidak berkaitan V
dengan pembelajaran
28 Memalsukan tanda tangan V
29 Mengganti nilai raport V
30 Menyontek saat ulangan/ujian V
31 Memukul, mencederai teman atau orang lain V
32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah V
33 Berpakaian seragam tanpat atribut tidak lengkap V
34 Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, v
133

panjang celana tidak sesuai ketentuan)


35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak V
dijahit
36 Bertato, rumput disemir, rambut gondrong V
37 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori V
lainnya (bagi siswa putra)
38 Memakan perhiasan/aksesoris/bersolek secara V
berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih
sepasang (bagi siswi putri)
39 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang
bersangkutan
40 Mengotori kelas/lingkungan sekolah V
41 Mencemarkan nama baik sekolah V
42 Tidak melaksanakan tugas piket V
43 Melalaikan tugas jumat bersih/jumat V
sehat/pembinaan wali kelas
44 Lalai mengembalikan barang milik sekolah V
134

Hasil Observasi

Nama : Riki

Hari dan Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019

Kelas : 8B

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.


2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang
diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda.
3. Beri tanda (v) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling
tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Ada lima skala yang digunakan dalam tiap pernyataan, yaitu :
SL = Selalu
SR = Sering
J = Jarang
JS = Jarang Sekali
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR J JS TP
A. Pernyataan Positif (+)
1 Memakai seragam sekolah V
2 Memakai kelengkapan seragam sekolah V
3 Datang ke sekolah tepat waktu (tak pernah V
terlambat)
4 Masuk ke kelas tepat waktu V
5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu V
6 Mengikuti upacara bendera V
7 Memberi keterangan saat tidak hadir V
8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin V
meninggalkan sekolah
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika V
ingin meninggalkan pelajaran
10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung V
jawab
11 Membuang sampah pada tempatnya
12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat V
13 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan dan teman
B. Pernyataan negative (-)
1 Datamg terlambat atau tidak tepat waktu V
2 Tidak hadir tanpa keterangan V
135

3 Meninggalkan sekolah tanpa izin V


4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alasan V
5 Tidak hadir dalam kegiatan OSIS V
6 Tidak hadir dalam rapat OSIS V
7 Tidak mengerjakan tugas dari guru V
8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan V
9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan V
keuangan sekolah lainnya
10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan atau siswa lain di lingkungan sekolah
11 Membuat surat izin palsu V
12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran V
13 Meludah di kelas V
14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi- V
bunyian yang lain dilingkungan sekolah
15 Membawa bacaaan, gambar atau VCD porno V
16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno V
17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras V
dan narkoba
18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan V
sekolah
19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan V
pencurian di lingkungan sekolah
20 Membuang sampah tidak pada tempatnya V
21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya V
22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok V
dilingkungan sekolah
23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau V
pada saat upacara
24 Melakukan tindakan asusila V
25 Melompat jendela atau pagar sekolah V
26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, V
guru dan karyawan
27 Membawa VCD/Walkman yang tidak berkaitan V
dengan pembelajaran
28 Memalsukan tanda tangan V
29 Mengganti nilai raport V
30 Menyontek saat ulangan/ujian V
31 Memukul, mencederai teman atau orang lain V
32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah V
33 Berpakaian seragam tanpat atribut tidak lengkap V
34 Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, V
136

panjang celana tidak sesuai ketentuan)


35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak V
dijahit
36 Bertato, rumput disemir, rambut gondrong V
37 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori V
lainnya (bagi siswa putra)
38 Memakan perhiasan/aksesoris/bersolek secara V
berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih
sepasang (bagi siswi putri)
39 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang V
bersangkutan
40 Mengotori kelas/lingkungan sekolah V
41 Mencemarkan nama baik sekolah V
42 Tidak melaksanakan tugas piket V
43 Melalaikan tugas jumat bersih/jumat V
sehat/pembinaan wali kelas
44 Lalai mengembalikan barang milik sekolah V
137

Hasil Observasi

Nama : Nyayu

Hari dan Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019

Kelas : 8E

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.


2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang
diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda.
3. Beri tanda (v) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling
tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Ada lima skala yang digunakan dalam tiap pernyataan, yaitu :
SL= Selalu
SR= Sering
J = Jarang
JS = Jarang Sekali
TP= Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR J JS TP
A. Pernyataan Positif (+)
1 Memakai seragam sekolah V
2 Memakai kelengkapan seragam sekolah V
3 Datang ke sekolah tepat waktu (tak pernah V
terlambat)
4 Masuk ke kelas tepat waktu V
5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu V
6 Mengikuti upacara bendera V
7 Memberi keterangan saat tidak hadir V
8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin V
meninggalkan sekolah
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika V
ingin meninggalkan pelajaran
10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung V
jawab
11 Membuang sampah pada tempatnya V
12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat V
13 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan dan teman
B. Pernyataan negative (-)
1 Datamg terlambat atau tidak tepat waktu V
2 Tidak hadir tanpa keterangan V
138

3 Meninggalkan sekolah tanpa izin V


4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alasan V
5 Tidak hadir dalam kegiatan OSIS V
6 Tidak hadir dalam rapat OSIS V
7 Tidak mengerjakan tugas dari guru V
8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan V
9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan V
keuangan sekolah lainnya
10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan atau siswa lain di lingkungan sekolah
11 Membuat surat izin palsu V
12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran V
13 Meludah di kelas V
14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi- V
bunyian yang lain dilingkungan sekolah
15 Membawa bacaaan, gambar atau VCD porno V
16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno V
17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras V
dan narkoba
18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan V
sekolah
19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan V
pencurian di lingkungan sekolah
20 Membuang sampah tidak pada tempatnya V
21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya V
22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok V
dilingkungan sekolah
23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau V
pada saat upacara
24 Melakukan tindakan asusila V
25 Melompat jendela atau pagar sekolah V
26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, V
guru dan karyawan
27 Membawa VCD/Walkman yang tidak berkaitan V
dengan pembelajaran
28 Memalsukan tanda tangan V
29 Mengganti nilai raport V
30 Menyontek saat ulangan/ujian V
31 Memukul, mencederai teman atau orang lain V
32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah V
33 Berpakaian seragam tanpat atribut tidak lengkap V
34 Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, v
139

panjang celana tidak sesuai ketentuan)


35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak V
dijahit
36 Bertato, rumput disemir, rambut gondrong V
37 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori V
lainnya (bagi siswa putra)
38 Memakan perhiasan/aksesoris/bersolek secara V
berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih
sepasang (bagi siswi putri)
39 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang V
bersangkutan
40 Mengotori kelas/lingkungan sekolah V
41 Mencemarkan nama baik sekolah V
42 Tidak melaksanakan tugas piket V
43 Melalaikan tugas jumat bersih/jumat V
sehat/pembinaan wali kelas
44 Lalai mengembalikan barang milik sekolah V
140

Hasil Observasi

Nama : Annisa Nurazizah

Hari dan Tanggal : Jum’at, 13 Desember 2019

Kelas : 8A

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.


2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang
diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda.
3. Beri tanda (v) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling
tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Ada lima skala yang digunakan dalam tiap pernyataan, yaitu :
SL = Selalu
SR = Sering
J = Jarang
JS = Jarang Sekali
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR J JS TP
A. Pernyataan Positif (+)
1 Memakai seragam sekolah V
2 Memakai kelengkapan seragam sekolah V
3 Datang ke sekolah tepat waktu (tak pernah V
terlambat)
4 Masuk ke kelas tepat waktu V
5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu V
6 Mengikuti upacara bendera V
7 Memberi keterangan saat tidak hadir V
8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin V
meninggalkan sekolah
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika V
ingin meninggalkan pelajaran
10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung V
jawab
11 Membuang sampah pada tempatnya V
12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat V
13 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan dan teman
B. Pernyataan negative (-)
1 Datamg terlambat atau tidak tepat waktu V
2 Tidak hadir tanpa keterangan V
141

3 Meninggalkan sekolah tanpa izin V


4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alasan V
5 Tidak hadir dalam kegiatan OSIS V
6 Tidak hadir dalam rapat OSIS V
7 Tidak mengerjakan tugas dari guru V
8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan V
9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan V
keuangan sekolah lainnya
10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, V
karyawan atau siswa lain di lingkungan sekolah
11 Membuat surat izin palsu V
12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran V
13 Meludah di kelas V
14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi- V
bunyian yang lain dilingkungan sekolah
15 Membawa bacaaan, gambar atau VCD porno V
16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno V
17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras V
dan narkoba
18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan V
sekolah
19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan
pencurian di lingkungan sekolah
20 Membuang sampah tidak pada tempatnya V
21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya V
22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok V
dilingkungan sekolah
23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau V
pada saat upacara
24 Melakukan tindakan asusila V
25 Melompat jendela atau pagar sekolah V
26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, V
guru dan karyawan
27 Membawa VCD/Walkman yang tidak berkaitan V
dengan pembelajaran
28 Memalsukan tanda tangan V
29 Mengganti nilai raport V
30 Menyontek saat ulangan/ujian V
31 Memukul, mencederai teman atau orang lain V
32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah V
33 Berpakaian seragam tanpat atribut tidak lengkap V
34 Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, v
142

panjang celana tidak sesuai ketentuan)


35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak V
dijahit
36 Bertato, rumput disemir, rambut gondrong V
37 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori V
lainnya (bagi siswa putra)
38 Memakan perhiasan/aksesoris/bersolek secara V
berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih
sepasang (bagi siswi putri)
39 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang V
bersangkutan
40 Mengotori kelas/lingkungan sekolah V
41 Mencemarkan nama baik sekolah V
42 Tidak melaksanakan tugas piket V
43 Melalaikan tugas jumat bersih/jumat V
sehat/pembinaan wali kelas
44 Lalai mengembalikan barang milik sekolah V
143

Lampiran 16

Struktur Organisasi SMP PGRI 285 Jonggol


144

Lampiran 17

Struktur Organisasi OSIS


145

Lampiran 18

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP PGRI 285 Jonggol

Data Tenaga Pendidik

Jenis Mulai
No Induk Nama Lengkap Fakultas Matpel
Kelamin Kerja
Siti Maemunah,
1 99.066 P FIFPS
M.Pd. 01/07/1999 Bhs. Indonesia
Johan Manakutty,
2 84.022 L FKIP
S.Pd. 01/07/1984 IPS Terpadu
3 85.034 R. Anwar, S.Pd. L FKIP 01/07/1985 Matematika
Titi Cendrawasih,
4 86.037 P FKIP
S.Pd. 01/07/1986 Bhs. Sunda
5 00.070 Lia Amalia P FKIP 01/07/2000 Bhs. Inggris
6 00.068 Sukini, S.Pd. P FKIP 01/07/2000 PKN
7 03.076 Juanda, S.Pd. L FIFPS 01/07/2003 BK
8 03.079 Suherman, M.Pd. L FIFPS 01/07/2003 Matematika
R. Asep
9 04.081 L FIFPS
Supriatna, S.Pd. 01/07/2004 BK/TIK
10 05.093 Ani Rahman, SE. P FKIP 01/07/2005 IPS Terpadu
11 07.097 Kosasih, S.Pd. L FKIP 01/07/2007 PKN/Olahraga
Laela Aprilia
12 09.104 P Ekonomi
Nurhayati, SE. 01/07/2009 IPS Terpadu
Kutro Cahyo,
13 09.105 L FIFPS
S.Pd. 01/07/2009 Bhs. Inggris
14 09.109 Rita Norita, S.Pd. P FKIP 01/07/2009 IPA Terpadu
Patumona
15 11.121 Aritonang H, P FIFPS 18/07/2011 PLH
M.Pd.
16 11.123 Musa, M.Pd. L FIFPS 18/07/2011 IPS Terpadu
Bayu Oktavianto,
17 12.127 L FIFPS 16/07/2012 BK/TIK
S.Pd.
18 12.133 Peri, S.Pd. L FKIP 01/02/2013 Penjaskes
Murni Atini,
19 14.143 P FKIP
S.Pd. 01/02/2014 Matematika
Euis Siti
20 - P FKIP
Nurjanah, S.Pd. 01/07/2016 IPA Terpadu
Tini Windayanti,
21 - P FBS
S.Pd. 01/08/2016 Bhs. Indonesia
Deni Romadona
22 - L FKIP
Firmansyah, S.Pd. 18/07/2016 Bhs. Indonesia
Fini Andriyani,
23 - P FBS
S.Pd. 09/01/2017 Matematika
Hj. Muharyati,
24 - P PAI
M.Pd. 15/07/2018 PAI
146

Data Tenaga Kependidikan

Jenis Mulai
No Induk Nama Lengkap Lulusan Jabatan
Kelamin Kerja
Aliyah Kamilah, Bendahara
1 94.057 P La Roiba 01/07/1994
S.Pd. Utama
Bendahara
2 16.153 P
Siti Rohmah SMA 01/03/2016 Umum
3 16.160 Rohman L SMA 18/07/2016 Staff TU
Wirayudha Fauzan
4 16.161 L Staff TU
Maulana SMA 18/07/2016
5 12.130 Puger Purnomo L SMA 16/07/2012 K7
Satpam
6 16.154 L
Tatang SMP 01/03/2016 Malam
7 - Purwanto L SMA Satpam
8 16.163 Bambang Ardianto L SMK 07/02/2017 Satpam
9 - Ahmad L SMA PU
10 - Uus Saeful Husna L SMA 01/07/2016 PU
147

Lampiran 19

Data siswa dan Data Rombongan Belajar

Tahun 2016/2017
No Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 158 siswa 80 78 4 rombel
2. Kelas VIII 160 siswa 77 83 4 rombel
3. Kelas IX 171 siswa 82 89 4 rombel
Total 489 siswa 239 250 12 rombel
Tahun 2017/2018
No Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 145 Siswa 75 70 4 rombel
2. Kelas VIII 150 siswa 72 78 4 rombel
3. Kelas IX 159 siswa 73 86 5 rombel
Total 454 siswa 220 234 13 rombel
Tahun 2018/2019
No. Kelas Jumlah Siswa L P Rombel
1. Kelas VII 152 siswa 70 82 5 rombel
2. Kelas VIII 148 siswa 75 73 4 rombel
3. Kelas IX 165 siswa 81 84 5 rombel
Total 456 Siswa 226 239 13 rombel
148

Lampiran 20

Data prestasi siswa dan sekolah

Data prestasi siswa

No. Tahun Nama Jenis lomba Tingkat Peringkat


1. 2015  Anas satria Porseni IV Kabupaten III
 Galih utama Futsal laki-
 Malik prasetyo laki

 Rizky pratama Persekolahan

 Yuda fauzi

2. 2015 Dinda anastsha Lomba Kabupaten I


Pidato
Bahasa
Sunda SMP
3. 2017 Mahessa Bumi Lomba Nasional I
Kumite putra
12-14 Tahun
(45-55kg)
4. 2017 Nazwa queena Lomba Kabupaten II
Speech
English SMP
5. 2018  Dani Lomba Kabupaten I
kurniawan cerdas cermat
 Salma Syahrani
 Nabila
Ismayanti
6. 2019 Regina Felicia teng Lomba Kecamata III
pencak silat n
putri
7. 2019 M. Ariel Suandi Lomba sepak Nasional I
bola U13
149

Data prestasi SMP PGRI 285 Jonggol

No. Tahun Penghargaan Tingkatan Peringkat


1 2009 Lomba Sekolah Sehat Se- III
wilayah
Kabupaten
Bogor
2 2010 Satya Lencana Karya Nasional -
Satya Presiden RI
150

Lampiran 21

Nilai rata-rata siswa pengurus OSIS semester ganjil dan genap 2018/2019

NILAI RATA-RATA
NO. NAMA KELAS
GANJIL GENAP
1 Adit Putra 8C 85 87
2 Agnia Mawadah 8D 87 88
3 Aldiansyah 8D 82 84
4 Alliya 8A 88 89
5 Ananda 8B 86 87
6 Annisa Nurazizah 8A 88 90
7 Amelia Deviani 8C 87 88
8 Amelia Putri 8B 90 92
9 Aprianti Kurnisasih 8D 84 83
10 Dani Kurniawan 8A 88 90
11 Farida Eka Azahra 8E 83 85
12 Nabila Ismayanti 8C 92 93
13 Nadila 8B 87 85
14 Nazliah 8C 87 88
15 Nyanyu 8E 80 82
16 Raka 8E 82 85
17 Reva Rahayu 8A 89 89
18 Riki 8B 85 87
19 Rivan Hendriana 8D 81 84
20 Siti Jubaedah 8A 91 90
21 Syafnur Abdul Aziz 8B 85 86
22 Tetah Siti Sholeha 8E 89 90
23 Triwahyuni 8E 85 88
24 Yohanes Lie 8C 84 84
25 Zepania 8D 90 90
151

Lampiran 22

Tata Tertib Sekolah

TATAKRAMA DAN

TATA TERTIB

KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH

IDENTITAS SISWA

Nama :

Kelas :

Alamat :

SMP PGRI 285 JONGGOL


Jalan Raya M. Bakri Kaum Desa Jonggol Kecamatan Jonggol

Emai : smppgri_jgl@yahoo.co.id

Tahun 2018/2019
152

SAMBUTAN

KEPALA SMP PGRI 285 JONGGOL

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
petunjuk kepada kita untuk senantiasa berusaha membentuk sumber daya manusia
yang beriman, bertaqwa dan soleh.

Pada tahun pelajaran 2018/2019, SMP PGRI 285 Jonggol menerbitkan buku
pedoman Tatakrama dan Tatatertib Kehidupan Sosial bagi Siswa SMP PGRI 285
Jonggol.

Buku ini diterbitkan dengan maksud, agar proses pendidikan di SMP PGRI
285 Jonggol dapat berlangsung sesuai dengan harapan masyarakat Jonggol,
terutama para orang tua siswa.

Untuk Tahun Pelajaran 2018/2019 selaras dengan berbagai prestasi, SMP


PGRI 285 Jonggol, sebagai Sekolah Standar Nasional dan sebagai sekolah model
Adiwiyata serta sekolah yang penuh dengan aktivitas dalam kesehariannya (full
days activities school). Maka buku panduan Tata tertib dan Kehidupan sosial siswa
ini agar benar-benar dipelajari, dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan punuh
tanggung jawab.

Semoga buku ini bermanfaat dan dijadikan acuan bagi warga sekolah
(Kepala sekolah, Guru, Tata Laksana, Orang Tua dan Siswa). Amiin.

Billahit taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.

Jonggol, Mei 2019

Kepala SMP PGRI 285 Jonggol

Siti Maemunah, M.Pd.

NIP.
153

KEPUTUSAN

KEPALA SMP PGRI 285 JONGGOL

Nomor : 421.2/0317/SMPPGRI

Tentang
REVISI TATAKRAMA DAN TATATERTIB

KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

Kepala SMP Negeri 1 Jonggol :


Menimbang : a. Bahhwa SMP PGRI 285 Jonggol sebagai Sekolah Standar
Nasional ( SSN)
b. Bahwa sehubungan SMP PGRI 285 Jonggol sebagai sekolah
Rintisan Adiwiyata
c. Bahwa Tatakrama dan Tatatertib Kehidupan Sosial Sekolah bagi
Siswa sekolah yang sudah ada perlu dipertajam dengan muatan
lingkungan hidup ;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas perlu ditetapkan Revisi
Tatakrama dan Tatatertib Kehidupan Sosial Sekolah bagi Siswa.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pusat dan Daerah ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ;
4. Permendiknas No 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
5. Keputusan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor KEP 07/MENLH/06/2005
dan Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup ;
6. Keputusan Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
KEP.22/SES/LH/6/2006 tentang Sekolah Model Adiwiyata Tahun
2006 ;
Memperhatikan : Hasil rapat pihak Sekolah dengan Komite Sekolah bulan Mei 2019

MEMUTUSKAN
Menetapkan : REVISI TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN
SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

Ditetapkan di : Jonggol
Pada tanggal : 15 Mei 2019
Kepala Sekolah

Siti Maemunah, M.Pd.


154

TATAKRAMA DAN TATATERTIB

KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

SMP PGRI 285 JONGGOL

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

a. Sekolah adalah SMP PGRI 285 Jonggol ;


b. Kepala Sekolah adalah Kepala SMP PGRI 285 Jonggol ;
c. Guru adalah guru SMP PGRI 285 Jonggol ;
d. Karyawan adalah karyawan SMP PGRI 285 Jonggol di luar Guru dan Kepala
Sekolah ;
e. Komite Sekolah adalah Komite SMP PGRI 285 Jonggol yang merupakan
perwakilan orangtua siswa, Kepala Sekolah dan Dewan Guru serta lembaga
terkait lain ;
f. Siswa adalah seluruh siswa SMP PGRI 285 Jonggol;
g. Orangtua atau wali adalah orangtua atau wali siswa SMP PGRI 285 Jonggol ;
h. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang, tempat, benda hidup dan benda mati
;
i. Lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang, tempat, benda hidup dan benda
mati yang ada di lingkungan sekolah.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Tatakrama dan tata tertib sekolah ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi
siswa dalam bersikap, berucap, bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-
hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif ;
155

(2) Tatakrama dan tata tertib sekolah ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut
sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi nilai ketaqwaan, sopan santun
pergaulan, kedisiplinan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang
efektif ;
(3) Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tatakrama
dan tata tertib ini secara konsekuen dan penuh kesadaran.

BAB III

KEWAJIBAN SISWA

Pasal 3

PAKAIAN SEKOLAH
(1) Pakaian Seragam
Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Umum :
1. Sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Baju warna putih, bawahan sesuai dengan ketentuan
3. Memakai badge OSIS dan identitas sekolah
4. Topi sekolah sesuai ketentuan, ikat pinggang warna hitam
5. Kaos kaki warna putih,PANJANG SETENGAH BETIS sepatu warna
hitam warior/ setara warior
6. Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak
ketat dan tidak membentuk tubuh
7. Tidak mengenakan perhiasan yang mencolok
8. Kaos Olahraga, warna dan motif khas kaos SMP PGRI 285 Jonggol;
9. Seragam pakaian untuk hari :
a. Senin dan Selasa, putih biru sepatu warior
b. Rabu dan Kamis, baju batik khas SMP PGRI 285 Jonggol celana Biru
sepatu warior
c. Jum’at, baju busana muslim khas SMP PGRI 285 Jonggol celana
coklat sepatu warior
d. Sabtu, seragam pramuka, sepatu hitam;
e. Hari- hari besar nasional dan hari besar keagamaan pakaian
menyesuaikan;
b. Khusus Laki-laki
1. Baju dimasukan kedalam celana kecuali baju busana muslim
2. Celana panjang sesuai ketentuan PSAS khas
3. Celana dan lengan baju tidak digulung
4. Celana tidak disobek atau dijahit cutbray
c. Khusus Perempuan
1. Baju dimasukan kedalam rok kecuali baju busana muslim
2. Panjang rok sesuai ketentuan dan tidak ketat
3. Bagi yang berjilbab panjang rok sampai mata kaki dan jilbab warna
putih.
156

4. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang mencolok


5. Lengan baju tidak digulung
(2) Pakaian Olah Raga
Untuk pelajaran olah raga siswa wajib memakai pakaian olah raga yang telah
ditetapkan sekolah.

Pasal 4

RAMBUT, KUKU, TATO, MAKE UP


(1) Umum :
Siswa dilarang:

1. Berkuku panjang
2. Mengecat rambut dan kuku
3. Bertato
(2) Khusus Siswa Laki-laki :
1. Tidak berambut panjang
2. Tidak bercukur gundul
3. Rambut tidak berkuncir
4. Tidak memakai kalung, anting, dan gelang
(3) Khusus Siswa Perempuan
1. Tidak memakai make up atau sejenisnya kecuali bedak tipis
2. Rambut tidak berkucir ( potongan segi )
Pasal 5

MASUK DAN PULANG SEKOLAH


(1) Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel berbunyi (Jam 07.00 wib) ;
(2) Siswa terlambat datang kurang dari 15 menit harus lapor kepada guru piket dan
diijinkan masuk sekolah ;
(3) Siswa terlambat datang ke sekolah lebih dari 15 menit harus lapor kepada guru
piket dan tidak diperkenankan masuk kelas pada pelajaran pertama ;
(4) Selama pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa
dilarang berada di luar kelas ;
(5) Pada waktu istirahat siswa dilarang berada di dalam kelas ;
(6) Pada waktu pulang siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler ;
(7) Pada waktu pulang siswa dilarang duduk-duduk (nongkrong) di tepi jalan atau
tempat-tempat tertentu.
Pasal 6

KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN


(1) Setiap kelas dibentuk beberapa tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas
menjaga kebersihan dan ketertibn kelas ;
(2) Setiap tim piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan memelihara
perlengkapan kelas yang terdiri dari:
a. Penghapus papan tulis, penggaris dan Spidol ;
b. Taplak meja dan bunga ;
c. Sapu injuk, pengki plastik dan tempat sampah ;
d. Lap tangan, alat pel dan ember cuci tangan.
157

(3) Tim piket kelas mempunyai tugas :


a. Membersihkan lantai dan dinding serta merapikan bangku-bangku dan meja
sebelum jam pelajaran pertama dimulai ;
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, misalnya :
membersihkan papan tulis, dan lain-lain ;
c. Melengkapi dan merapikan hiasan dinding kelas, seperti bagan struktur
organisasi kelas, jadwal piket, papan absensi dan hiasan lainnya ;
d. Melengkapi meja guru dengan taplak dan hiasan bunga ;
e. Menulis papan absensi kelas ;
f. Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan-tindakan pelanggaran di
kelas yang menyangkut kebersihan dan ketertiban kelas, misalnya: coret-
coret, berbuat gaduh (ramai) atau merusak benda-benda yang ada di kelas.
(4) Setiap siswa membiasakan menjaga kebersihan kamar kecil/toilet, halaman
sekolah, kebun/taman sekolah, dan lingkungan sekolah
(5) Setiap siswa membiasakan membuang sampah pada tempat yang telah
ditentukan ;
(6) Setiap siswa membiasakan budaya antri dalam mengikuti berbagai kegiatan
sekolah dan luar sekolah yang berlangsung bersama-sama ;
(7) Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan,
laboratorium, maupun di tempat lain di lingkungan sekolah ;
(8) Setiap siswa mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan
pinjaman buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar
lainnya ;
(9) Setiap siswa menyelesaikan tugas ( PR; LKS; dll ) yang diberikan guru atau
sekolah sesuai ketentuan yang ditetapkan ;
(10) Setiap siswa wajib memelihara bangunan dan benda-benda yang ada
disekolah dari coretan-coretan.
(11) Setiap siswa wajib melakukan penghematan penggunaan air.
(12) Setiap siswa wajib melakukan penghematan tenaga listrik.
(13) Setiap siswa wajib menggunakan buku/kertas secara efisien.

Pasal 7

SOPAN SANTUN PERGAULAN


Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, setiap siswa hendaknya :
a. Mengucapkan salam antar sesama teman, dengan kepala sekolah dan guru, serta
dengan karyawan sekolah apabila baru bertemu pada pagi/siang hari atau
berpisah pada siang/sore hari ;
b. Saling menghormati antar sesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih
teman belajar, teman bermain dan bergaul baik di sekolah maupun di luar
sekolah, dan menghargai perbedaan agama dan latar belakang sosial budaya
masing-masing ;
c. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain, dan hak milik
teman dan warga sekolah ;
d. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu
yang benar adalah benar ;
e. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain
;
158

f. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau


jasa dari orang lain ;
g. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf
apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain ;
h. Menggunakan bahasa (kata-kata) yang sopan dan beradab yang membedakan
hubungan dengan orang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan
kata-kata kotor dan kasar, cacian dan pornografi.
BAB IV

KEGIATAN SISWA

Pasal 8

UPACARA BENDERA

DAN PERINGATAN HARI-HARI BESAR


(1) Upacara bendera (setiap hari Senin)
Setiap siswa wajib mengikuti upcara bendera dengan pakaian seragam yang
telah ditentukan sekolah ;
(2) Peringatan hari-hari besar.
a. Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar nasional
seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, dan lain-lain sesuai
dengan ketentuan yang berlaku ;
b. Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar keagamaan
sesuai dengan agama yang dianut.

Pasal 9

KEGIATAN KEAGAMAAN
(1) Bagi siswa Muslim wajib dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar ;
(2) Setiap siswa Muslim wajib menjalankan sholat dzuhur waib berjamaah di
sekolah ;
(3) Setiap siswa Muslim wajib mengikuti pengajian yang diadakan oleh sekolah
termasuk pesantren Rhamadhan ;
(4) Bagi siswa Muslim wajib mengikuti tadarusan setiap pagi sebelum KBM
dimulai ;
(5) Bagi siswa non-Muslim kegiatan keagamaan diatur oleh sekolah dengan
kesepakatan orang tua
159

Pasal 10

KEGIATAN EKSTRA KURIKULER


Setiap siswa wajib mengikuti Kegiatan Ekstra Kurikuler tahun pelajaran 2018/2019
minimal 1 ( satu ) jenis saja, jenis ekstra yang ada terdiri dari :
1. Bola Basket 11. BTQ

2. Bola Voli 12. Quro

3. Tenis Meja 13. Pramuka

4. Sepak Bola 14. PMR

5. Paskibra 15 PKS

6. Catur 16. Drumband

7. Bulutangkis 17. IPS

8. Paduan Suara 18. IPA

9. Vokal 19. Matematika

10. Karawitan

BAB V

LARANGAN-LARANGAN
Pasal 11
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, setiap siswa dilarang melakukan hal-hal
berikut :

1. Merokok, meminum minuman keras, mengedarkan dan mengkonsumsi


narkotika, obat psikotropika, obat terlarang lainnya dan berpacaran di
lingkungan sekolah dan di luar sekolah ;
2. Berkelahi baik perorangan maupun kelompok, di dalam sekolah atau di luar
sekolah ;
3. Membuang sampah tidak pada tempatnya ;
4. Mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah
lainnya ;
5. Berbicara kotor, mengumpat, bergunjing, menghina, atau menyapa antar
sesama siswa atau warga sekolah dengan kata, sapaan, atau panggilan yang
tidak senonoh ;
6. Membawa barang yang tidak ada hubungan dengan kepentingan sekolah,
seperti senjata tajam atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang
lain ;
7. Membawa, membaca, atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio, atau
vidio pornografi ;
160

8. Membawa kartu dan bermain judi di lingkungan sekolah dan luar sekolah ;
9. Membawa Handphone ( HP ) atau pager ke Sekolah ;
10 Merusak bangunan, perabot/barang, tanaman yang ada dilingkungan sekolah
seperti, kran WC, kunci pintu, meja-kursi, taman dan lain-lain ;
11. Melakukan sejenis permainan yang tidak masuk akal dan bertentangan
dengan ajaran Agama (misal Jaelangkung dll) ;

12. Berbohong kepada guru, Staf TU dan orang tua.

13. Melakukan penghamburan terhadap air

14. Melakukan penghamburan terhadap tenaga listrik.

15. Melakukan penghamburan terhadap kertas/buku.

BAB VI

PENJELASAN TAMBAHAN
Pasal 12
(1) Rambut siswa laki-laki dinyatakan panjang apabila rambut belakang melewati
kerah baju, melewati telinga dan jika disisir ke arah depan menutupi alis mata ;
(2) Yang dimaksud dengan Judi adalah semua jenis permainan Judi ;
(3) Sepatu warior hitam dinyatakan hitam apabila warna hitamnya lebih dominan (
tidak pendek ) ;
(4) Pemanggilan orang tua siswa tidak dapat diwakilkan ;
(5) Pakain wanita dikatakan tidak ketat artinya tidak mencetak bentuk tubuh ;
(6) Rambut dinyatakan dikucir yaitu potongan rambut wanita yang potongan segi,
atau sebagian rambut disisakan di belakang (bagi laki-laki dan wanita.)

BAB VII

PELANGGARAN DAN SANGS

Pasal 13

(1) Setiap siswa diberi poin awal sebesar 200 poin ;


(2) siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam
tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah dikenakan sanksi sesuai
dengan jenis pelanggaran dengan menggunakan pengurangan poin awal yang
di miliki oleh setiap siswa ;
(3) Ketentuan pengurangan poin adalah sebagai berikut ;
a. siswa yang poinnya tinggal 150, dipanggil orang tuanya
b. siswa yang poinnya tinggal 100, dikenakan Skorsing selama 3 (tiga) hari
belajar di sekolah dengan pengawasan dari pembina kesiswaan
c. siswa yang poinnya tinggal 50, dipanggil orang tuanya untuk diberi tujuan
pindah sekolah.
d. siswa yang poinnya 0 (nol) / sudah habis dikembalikan ke orang tuanya
(dikeluarkan)
e. Sangsi poin dikenakan sesuai dengan kronologis kejadian.
f.
161

TABEL POINT PELANGGARAN

No. POINT
JENIS PELANGGARAN
MAXS
1 Kesiangan lebih dari 15 menit 5

2 Alpa 10

3 Bolos 25

4 Tidak mengikuti kegiatan wajib yang telah ditetapkan sekolah 25

5 Tidak mengikuti Upacara Senin tanpa alas an 10

6 Pakaian seragam tidak sesuai aturan 5

7 Atribut tidak lengkap 5

8 Berpakaian tidak rapih, tidak sesuai aturan 2

9 Sepatu tidak sesuai dengan aturan 5

10 Kaos kaki tidak sesuai aturan 5

11 Rambut tidak sesuai aturan 5

12 Membawa rokok kesekolah 25

13 Merokok di dalam atau di luar sekolah pada jam belajar 50

14 Memakai acesoris yang tidak sesuai aturan 5

15 Membawa minuman keras 150

16 Terbukti meminum minuman keras didalam atau diluar sekolah 150

17 Membawa obat terlarang 150

18 Terbukti menggunakan obat terlarang di dalam atau di luar sekolah 150

19 Terbuki Main judi 100

Membawa, membaca atau mengedarkan buku, gambar dan VCD


20 50
Porno

21 Membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan sekolah 25

22 Berkelahi di dalam/di luar sekolah 50

23 Tawuran 150
162

Merusak atau mencorat-coret benda, bangunan, taman yang berada di


24 50
lingkungan sekolah.

25 Melakukan penghamburan penggunaan air 5

26 Melakukan penghamburan penggunaan tenaga listrik 5

27 Menyobek dan mebuang kertas/buku 5

Melakukan sejenis permainan yang tidak masuk akal dan bertentangan


28 100
dengan ajaran Agama Islam

29 Berbohong kepada guru, staf Tata Usaha atau orang tua 75

30 Berbicara kotor, menghina orang lain 10

31 Membuat keonaran di lingkungan/di luar sekolah 25

32 Berpacaran di sekolah atau di luar sekolah beratribut sekolah 50

33 Mencuri atau melakukan pemerasan di dalam atau di luar sekolah 100

34 Memalsukan surat dari orang tua atau surat lainnya 50

35 Terkena tindak pidana 200

36 Membuang sampah sembarangan 5

Membawa kendaraan beroda dua atau lebih ke sekolah pada jam


37 10
belajar

38 Berada di luar kelas pada jam belajar tanpa seijin guru/piket 10

39 Menghamili dan atau dihamili 200

40 Terbukti mengedarkan obat terlarang/Narkoba 200

41 Malawan Guru 50

42 Menyontek / memberikan contekan 25

43 Menyalahgunakan uang sekolah / kas kelas 50

44 Rambut di cat 75

45 Meninggalkan pelajaran tanpa ijin 10

46 Tidak mengejakan tugas / PR 25

47 Kuku di cat 10
163

48 Mengganggu proses belajar mengajar 25

49 Merubah bentuk seragan 50

50 Menjadi anggota gank motor 100

Keterangan :

Pencantuman Point Pelanggaran diberikan kepada siswa setelah melalui Proses


Penanggulangan.

BAB VIII

PENGHARGAAN

Pasal 14

Bagi kelas yang mendapat predikat kelas paling bersih diberi piagam penghargaan
dan bendera berwarna biru.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

(1) Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah ini mengingat siswa sejak
berangkat dari rumah di sekolah sampai tiba di rumah kembali ;
(2) Dengan terbitnya Buku Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah
bagi Siswa, diharapkan banyak manfaatnya bagi semua pihak, khususnya para
orangtua, sehingga harapan supaya seluruh putra putri menjadi manusia yang
shaleh, berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa dapat tercapai ;
(3) Hal-hal yang tidak tercantum dalam tatakrama dan tata tertib ini akan
diputuskan lebih lanjut melalui rapat dewan guru ;
(4) Tatakrama dan tata tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jonggol

Tanggal, 21 Mei 2019

Mengetahui Kepala SMP PGRI 285 Jonggol,

Wali/Orang Tua,

............................ Siti Maemunah, M.Pd.


164

Menyetujui Menyetujui

Wali Kelas, Wakil Siswa/OSIS,

.............................. Dani Ramdani

NIS. 14157161

Mengetahui/Menyetujui
Komite SMP PGRI 285 Jonggol

Priyatna
165

Lampiran 23

Surat Keterangan Izin Penelitian dari Sekolah


166

Lampiran 24
167
168
169

Lampiran 25

Dokumentasi

Foto Kunjungan ke sekolah lain

Kegiatan Diskusi Ilmiah


170

Lampiran 26

Biografi Penulis

Imelda Julia, lahir di Bekasi 22 Juli 1996. Putri pasangan


dari Alm. Bapak H. Suryadi Yusuf dan ibu Hj. Komariah.
Penulis anak ke-11 dari 11 bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan diantaranya di SDN


Sukamaju 01 tahun 2002-2008, SMP N 1 Jonggol 2008-
2011, MAN 3 Bogor 2011-2014, dan UIN Syarif
Hidatullah Jakarta 2014-2019, Jurusan Manajemen
Pendidikan dan lulus menyandang Sarjana Pendidikan
(S.Pd)

Skripsi yang penulis teliti berjudul “Peranan OSIS dalam Meningkatkan


Kedisiplinan siswa dan Lulusan bermutu”. Penulis telah selesaikan berbagai arahan
dan bimbingan dari Bapak Prof. Dr. H. Husni Rahim dan Bapak Dr. Hasyim
Asy’ari M.Pd. Harapan Penulis saat ini adalah semoga ilmu yang telah diperpleh di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat penulis terapkan untuk meningkatkan
kesadaran menjadi pribadi yang disiplin. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai