PROPOSAL SKRIPSI
Oleh : Sukamto
NIM/NIRM : 19122257
Segala puji bagi Allah yang mewarisi bumi beserta isinya dan
pengikutnya.
dari kesalahan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
PROPOSAL
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA
DI SMK WIRAKARYA 1 CIPARAY
pembangunan tidak hanya dilihat dari segi ekonomi dan banyaknya material
yang dimiliki, melainkan lebih ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Oleh karena itu, Indonesia memberikan perhatian yang serius terhadap
baik sekolah negeri maupun swasta, formal maupun informal. Semua itu
pengetahuan dan teknologi serta dapat duduk sejajar dengan bangsa lain yang
1
2
waktunya dan merupakan usaha untuk pencapaian kepuasan diri, harga diri serta
terdapat interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan
peserta didik, dimana dalam interaksi tersebut diharapkan peserta didik mampu
dapat diperoleh melalui tiga jalur yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan
dari kegiatan belajar mengajar. Belajar mengacu pada apa yang dilakukan
siswa, sedangkan mengajar mengacu pada apa yang dilakukan oleh guru. Dua
kegiatan tersebut menjadi terpadu manakala terjadi interaksi antara guru dengan
3
Nasional, 2019).
''Guru dikenal dengan al-mu'alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang
Peran guru di sekolah menjadi orang tua kedua selain orang tua di rumah.
Untuk itu tanggung jawab guru di sekolah sama dengan tanggung jawab
orangtua di rumah. Guru berkewajiban membentuk watak dan jiwa anak didik.
Sagala, 2009).
Guru dituntut untuk menjadi manusia yang serba bisa. ''Tugas guru sangat
berat, baik yang berkaitan dengan dirinya, dengan para muridnya, teman
lainnya. Artinya, guru adalah figur pemimpin yang dalam batas-batas tertentu
jawab dirinya kepada murid, orangtua murid, dan masyarakat. Hal ini
dimaksudkan agar seorang guru bukan hanya menstranfer ilmu kepada peserta
didik hanya karena takut kepada pimpinan, melainkan karena panggilan tugas
Guru menjadi sosok yang digugu dan ditiru oleh murid. Dengan kata lain,
Bapak Pendidikan Nasional mengatakan bahwa peran guru adalah Ing Ngarso
Sung Tulodo (seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik
organisasi akan terasa mudah dan ringan), dan Tut Wuri Handayani (seorang
dan berkembang). Namun, untuk menjadi sosok guru yang menjadi role model
untuk muridnya tidaklah dapat diraih dengan mudah. Guru harus memiliki
untuk muridnya
Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10,
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
berbeda hasilnya dengan guru yang tidak berkompetensi. Seorang guru yang
tugasnya dengan baik, tepat waktu dan sesuai sasaran. Berbeda halnya dengan
guru yang tidak memiliki kompetensi, akan sulit menentukan kemana arah
2005 yang terdapat pada pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen bahwasanya
didik.
didik, sesama guru, wali, peserta didik, dan masyarakat sekitar (UUD,
2005).
oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki
yaitu: Fiqih, Al-Qur’an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam dan Akidah Akhlak.
aspek Akhlak, yaitu mengenai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi'at
6
dari peserta didik. Kita hidup di Indonesia yang terkenal akan ras, suku, agama
dan kebudayaan yang beragam. Maka dari itu, ketika pendidik menghadapi
dari keluarga dan lingkungannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa budi pekerti,
apabila budi pekerti kita baik, maka yang tercermin adalah akhlak yang baik.
Dan sebaliknya, bila budi pekerti kita buruk maka yang tercermin adalah akhlak
yang buruk. Pendidikan akhlak bukan hanya sebatas penjelasan dalam kelas.
peserta didik sebagai sesuatu yang bernilai positif. Agar apa yang di dapat
teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh buruk pada anak jika tidak
dibarengi dengan pendidikan akhlak yang kuat. Misalnya saat ini bebasnya
berbagai konten di berbagai media sosial juga televisi juga sedikit banyak telah
Menjadi peserta didik adalah fase dimana seorang anak mencari jati diri. Ia
masih mengamati dan meniru apa yang dilakukan oleh teman sebaya atau
heran jika apa yang dilakukannya bisa menjadi cerminan dengan siapa ia
bergaul. Dalam kasus yang terjadi di sebuah sekolah di DKI Jakarta misalnya,
7
sejumlah siswa kedapatan merokok dalam kelas. Hal tersebut menjadi viral di
media sosial.
Belum lagi kasus curanmor atau pembegalan. Tidak sedikit juga yang
terjerumus pada lembah hitam seperti narkoba dan prostitusi anak. Guru telah
muridnya menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, tugas guru tidak bisa selalu
bersama baik guru, orang tua murid, dan lingkungan masyarakat. Namun, ketika
ada permasalahan yang dilakukan oleh murid, yang pertama akan dipertanyakan
tepatkah guru tersebut mendidik anak muridnya? Apa kriteria guru yang
terutama guru agama dalam pembinaan akhlak siswa? Dan lain sebagainya
Pendidikan akhlak sebagai bagian dari pendidikan agama bukan sesuatu hal
yang sulit untuk diajarkan di dalam kelas. Umumnya peserta didik telah
bukan hanya ada nama pribadinya saja. Melainkan nama orangtua, guru,
Contohnya kasus seorang siswi yang hilang beberapa hari dari rumahnya, dan
8
senonoh oleh pria yang baru dikenalnya. Hal tersebut terjadi pada masa liburan
sekolah. Dalam hal ini orangtua tidak dapat menyalahkan guru maupun pihak
sekolah karena hal tersebut diluar jam sekolah. Namun, dampak dari hal ini
permasalahan yang penulis temui dan sangat menarik untuk di teliti dan
dibahas. Oleh sebab itu mengingat pentingnya permasalahan ini, maka penulis
CIPARAY)”.
1 Ciparay?
1 Ciparay?
1. Kegunaan Teoritis
Ciparay Bandung.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Sekolah
Menurut Broke and Store sebagaimana yang telah diterjemahkan oleh Uzer
kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat penting (Usman, 2009).
(daya kalbu), dan keterampilan (daya pikir) yang diwujudkan dalam bentuk
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa kompetensi guru yang wajib
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional, (2)
menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, dan (3) etos kerja, rasa
c. Kompetensi Sosial, terdiri dari dua kompetensi, yaitu (1) bersikap inklusif,
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
Pendidikan akhlak terdiri dari dua suku kata yaitu pendidikan dan akhlak.
pengertian yang luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua usaha dari
sebagai usaha untuk menyiapkan mereka, agar dapat memenuhi fungsi hidup
mereka, baik jasmani begitu pula rohani (Moh. Haitami Salim, 2016).
menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada
''Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
2021).
hidupnya secara lebih efektif dan efisien''. Menurut Hasan Al-Banna yang
agama
1.6 Hipotesis
akan diajukan dalam penelitian ini adalah: Adapun hipotesis dalam penelitian
b. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak Ada Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap
yang positif dan signifikan, maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Begitu pula
sebaliknya bila terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan,
kuantitatif adalah :
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, dengan
(Sugiyono, 2014).
2. Operasionalisasi Variabel
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang
berikut :
Skala
Variabel Indikator Jenis data
Pengukuran
(Arifin, 2012)
1. Kedisiplinan
Motivasi 2. Kebersihan
Belajar Siswa 3. Tanggung
(Y) Jawab Skala Likert Ordinal
4. Sopan Santun
(Hamzah B.Uno)
a. Populasi
Wirakaray 1 Ciparay
b. Teknik Sampling
c. Penentuan Responden
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
d. Sampel
dketahui apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil Antara 10% - 15% atau
n=N/(1+Ne2)
Keterangan :
sampel 10%.
n=227/(1+227(0.15)2) n=227/6,1075=37,1
a. Jenis Data
1) Data Primer
data kepada pengumpul data. Sumber primer ini berupa data yang
2014).
2) Data Sekunder
Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut
19
dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang
fokus penelitian.
sebuah kunci yang akan membuka semua hal yang dapat membantu
5. Skala Pengukuran
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang adalam alat ukur
(Sugiyono, 2014).
atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Skala likert yang digunakan yang terdiri dari lima option
a. Uji Validitas
mengkorelasikan skor tiap dengan skor total yang merupakan skor jumlah
𝝆 = 1- 𝟔 ∑ 𝒅𝟐
𝒏 (𝒏𝟐 −𝟏)
nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan 0,3. Jika nilai korelasi (r) > 0,3
b. Uji Reliabilitas
lebih. Jadi, dengan kata lain reliabilitas adalah indek yang menunjukkan
22
sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Metode
dibagi kedalam 3 bagian, Jika nila alpha diatas 0,8 dianggap baik, jika 0,6-
0,799 dianggap diterima, sedangkan jika kurang dari 0,6, maka dianggap
a. Statistik Deskriptif
dari responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pendapatan, serta
masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan
tidak baik.
b. Statistik Inferensial
Analisis regresi terdiri atas dua jenis, yakni regresi linier sederhana yaitu
bentuk hubungan fungsional antar 2 variabel, satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, dan regresi linier ganda yaitu bentuk hubungan fungsional
antara lebih 2 variabel terikat atau lebih variabel bebas. Dalam penelitan
hubungan linier dari variabel yang diteliti (uji linieritas), data harus
25
(Qomusuddin, 2019)
1) Uji Normalitas
2) Uji Lineritas
3) Regresi Sederhana
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan
regresi, yaitu :
Y = a + bX
Keterangan:
konstan
4) Uji Hipotesis
2014).
(2) Hipotesis Nol (Ho) : Tidak Ada Pengaruh Kompetensi Guru PAI
27
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
28
1.9 Komposisi Bab
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian,
tujuan dan kegunaan penelitian yang diharapkan serta kerangka pemikiran dan
hipotesis.
Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, tentang
Bab ini berisi uraian tentang rancangan metodologi penelitian, populasi dan
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi deskripsi
BAB V PENUTUP
29