Anda di halaman 1dari 12

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

ALQUR’AN BAGI SISWA-SISWI MADRASAH IBTIDAIYAH


SARANG ELANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

OLEH:
JULHADI
NIM : 160104035

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
BATURAJA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan
terhadap semua kemampuan dan potensi manusia. Pendidikan juga dapat diartikan
sebagai suatu ikhtiyar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan secara historis-operasional telah dilaksanakan sejak adanya manusia
pertama dimuka bumi ini, yaitu sejak Nabi Adam a.s. yang dalam al-Qur’an
dinyatakan bahwa proses pendidikan itu terjadi pada saat adam berdialog dengan
tuhan.
Pendidikan islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan
manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental, maupun moral, untuk
menjalankan fungsi kemanusiaan yang di emban sebagai seorang hambah
dihadapan khaliqnya dan juga sebagai khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam
semesta ini.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pengembangan sumberdaya manusia melalui pendidikan, tugas guru yang
paling penting adalah mengajar dan mendidik murid. Sebagai pengajar guru
menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan kepada orang lain dengan
menggunakan cara-cara tertentu sehingga pengetahuan atau keterampilan itu dapat
menjadi milik orang tersebut. Adapun sebagai pendidik merupakan perantara aktif
akan nilai-nilai dan norma-norma susila yang tinggi dan luhur untuk bekal
masyarakat.

1
Peran guru sangatlah besar dan merupakan pemeran primer (pokok) karena secara
langsung guru merupakan seseorang yang langsung berinteraksi dengan peserta
didik dan melaksanakan transfer ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge) kepada mereka.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru. Seorang guru
dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tersebut sebagian
dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan kemampuan yang
harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap
untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat dilakukan orang lain yang
tidak memiliki kemampuan tersebut.
Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Guru
adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknya prilaku atau cara
mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan, oleh sebab
itu sumber daya guru ini harus dikembangkan baik melalui pendidikan, pelatihan
dan kegiatan lain agar kemampuan profesionalnya lebih meningkat.
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
pasal 37 ayat (1) ditegaskan bahwa:
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.
Dengan adanya tujuan dari kurikulum pendidikan dasar yang memuat
tentang pendidikan agama, maka Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Labruk Kidul
mengadakan pembelajaran al-Qur’an untuk meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an guna membentuk kualitas generasi islam. Karena al-Qur’an al-Karim
adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan
ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulallah, Muhammad SAW
untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir, diturunkan kepada Nabi yang
terakhir, dan membawa agama yang terakhir. Al-Qur’an adalah risalah abadi

2
Allah, karena merupakan kalam Allah, berisi bimbingan kejalan yang lurus dan
perundag-undangan yang kokoh dan fleksibel, serta bisa mengantarkan
tercapainya seluruh kebahagiaan. Ia juga sebagai mu’jizat yang bersifat kontinyu,
dihiasi rahmat yang banyak, hikmah yang indah dan kenikmatan yang sempurna,
yang kesemuanya itu bisa diwujudkan terciptanya kesejahteraan bagi para sarjana
yang terbuka hatinya untuk selalu mengkaji dan mengamalkanya.
Al-Qur’an juga merupakan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw melalui malaikat Jibril a.s., yang berfungsi sebagai hidayah atau
petunjuk bagi segenap manusia. Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa pesan-
pesan Allah diberi tugas oleh Allah untuk mensosialisasikan pesan-pesan al-
Qur’an kepada segenap manusia.
Begitu mulianya kedudukan al-Qur’an di dalam agama Islam, sehingga
begitu banyak umat muslim yang bertekad untuk menghafal isi seluruh al-Qur’an.
Al-Qur’an yang menjadi sumber nilai dan norma umat islam itu terbagi kedalam
30 juz (bagian), 114 surah (surah: bab) dan 6.666 ayat, 74.499 kata atau 325.345
huruf (atau lebih tepat dikatakan 325.345 suku kata kalau dilihat dari sudut
pandang bahasa indonesia).
Dalam PP RI Nomor 55 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan pasal 24 ayat 1 sebagai berikut:
“Pendidikan al-Qur’an bertujuan meningkatkan kemampuam peserta didik
membaca, menulis, memahami dan mengamalkan kandungan alquran”.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang dijadikan pedoman bagi umat Islam. Membaca
al-Qur’an termasuk ibadah, terlebih lagi mengamalkan isi kandungan di
dalamnya. Maka sangatlah penting menanamkan cinta kepada al-Qur’an melalui
kegiatan tilawah/ membaca al-Qur’an terhadap anak-anak sejak dini, terlebih
kepada anak didik di lembaga-lembaga pendidikan Islam khususnya dan lembaga-
lembaga pendidikan pada umumnya.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar dalam
meningkatkan kualitas pendidikan sangat urgent untuk dilakukan. Mengutip
pendapat Ron Brandt yang dilansir oleh Dedi Supriadi, mengemukakan bahwa
hampir semua usaha reformasi dibidang pendidikan seperti penerapan kurikulum

3
dan penerapan metode pengajaran baru pada akhirnya tergantung kepada guru.
Tanpa mereka usaha untuk mendorong siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi,
maka segala upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan mencapai
hasil maksimal. Karena itu permasalahan kurikulum, tenaga kependidikan, metode
pengajaran yang efektif dan menyenangkan serta manajemennya menjadi sangat
penting dalam proses pendidikan disekolah.
Guru perlu memikirkan bagaimana menarik perhatian dan mendorong
motivasi belajar siswa didalam pembelajaran yang diberikan. Tujuannya adalah
untuk menciptakan kepedulian, ketertarikan, kesenangan, minat, gairah, dan lain
sebagainya dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya. Perilaku
pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa
cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun
tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan.[18]
Kegembiraan dalam belajar, atau pembelajaran yang menyenangkan, adalah
prasyarat yang harus dipenuhi untuk membentuk siswa yang mumpuni, baik dari
segi intelektual ataupun moral.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Labruk Kidul adalah sekolah yang
terbanyak siswa-siswinya sekecamatan sumbersuko dan dewan guru terus
berupaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan terutama dalam bidang
akademik dan non akademik. Dalam bidang akademik, peningkatan kualitas
lembaga ini dapat dibuktikan dengan peringkat nilai UN terbaik sekecamatan
sumbersuko. Sedangkan dalam bidang non akademik, lembaga ini sudah berhasil
meraih juara dalam setiap lomba-lomba yang diselenggarakan baik tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten dan tingkat provinsi. Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Labruk Kidul juga menerapkan pembelajaran membaca al-Qur’an sebagai
salah satu syarat kelulusan pada siswa kelas VI. Pembelajarannya pada pukul
07.00-08.00 WIB, diikuti oleh kelas I-VI.
Berdasarkan alasan itulah maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh
mengenai “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an
bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran
2019/2020”.

4
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini lebih sistematis serta tidak melenceng dari
pembahasan, peneliti akan merumuskan beberapa kerangka masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Peran Guru sebagai Pengajar dan Pendidik dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimana Peran Guru sebagai Motivator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020?
3. Bagaimana Peran Guru sebagai Evaluator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Pengajar dan Pendidik dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Motivator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020.
3. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Evaluator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian jelas akan membawa hasil yang bermanfaat
baik bagi peneliti khususnya, umumnya bagi masyarakat. Dalam hal ini manfaat
yang diharapkan oleh peneliti:

5
1. Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penulisan
karya ilmiah sebagai bekal untuk mengadakan penelitian ataupun
sebagai perbaikan dimasa yang akan datang dan juga sebagai ajang
penerapan ilmu pengetahuan yang dikonfigurasikan dalam bentuk
nyata sesuai fakta. Dengan demikian akan mengetahui secara
langsung atas proses pembelajaran yang baik dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an.
2) Memberikan wawasan integral terhadap disiplin ilmu tentang Peran
Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an.

2. Bagi lembaga sekolah


1) Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi dewan guru umtuk
menjadi guru profesional yang bertanggung jawab atas perannya.
2) Penelitian ini diharapkan menjadi input kepada sekolah dalam
membina dan mengembangkan pengajaran al-Qur’an dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dapat tercipta lebih
baik.

E. Metode Penelitian
Metode di artikan sebagai suatu cara atau teknis yang di lakukan dalam
proses penelitian, sedangkan penelitian adalah sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang di jalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati- hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan
orang-orang di tempat penelitian.

6
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibdaiyah Sarang Elang yang terletak
di Jl. Imam Bonjol Lrg. MTs Kapuran Air Paoh. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 (tiga) bulan mulai bulan November 2019 - bulan Januari 2020.

G. Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari orang-
orang yang berperan langsung dalam proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang. Menurut Lexy, sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Berkenaan dengan sumber data ini, peneliti menggali data
dari penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field
Research) adalah sumber data yang diperoleh dengan mengadakan penelitian dan
pengamatan langsung terhadap obyek penelitian untuk memperoleh data kongkrit
tentang masalah yang diteliti.
Dalam hal ini data dapat diperoleh dari orang yang berperan langsung
dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang
2. Pengajar ( ustadz dan ustadzah)
3. Peserta didik

H. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini memakai beberapa teknik dalam mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan dengan cara
pengamatan dan pencatatan data secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang diselidiki. Mencatat data observasi bukan sekedar mencatat tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala
bertingkat.

7
Dengan metode ini orang melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Dibanding-bandingkan
dengan metode survei, observasi lebih objektif apabila pencatatan dilakukan
dengan bantuan alat-alat seperti pemotret, perekam suara, pencatat kecepatan dan
sebagainya, maka observasi demikian disebut metode mekanis.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan data
tentang :
 Kondisi objek penelitian
 Letak geografis objek penelitian
 Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca bagi Siswa-siswi di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang
Elang.

2. Interview
Interview/wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan ini dilakukan oleh dua orang pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee),
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Teknik interview tersebut dalam penelitian digunakan untuk mengetahui
secara mendalam, mendetail atau intensif terhadap pengalaman-pengalaman
informan dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaan wawancara, peneliti gunakan pertanyaan-pertanyan yang
memerlukan jawaban berupa informasi. Sebelum dimulai wawancara pertanyaan
disiapkan terlebih dahulu (berupa pedoman wawancara) sesuai dengan jenis
penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak
terstruktur, apabila mengacu pada pendapat Arikunto, “ Pedoman wawancara
tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang
akan ditanyakan.” Maka kreativitas peneliti dalam bertanya sangat menentukan
perolehan data.

8
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang
segala hal yang berkaitan dengan Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca bagi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah Sarang Elang .

3. Dokumentasi
Dokumen artinya catatan, surat atau bukti. Prosedur pengumpulan data
melalui metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data berupa catatan-
catatan, surat dan bukti dalam bentuk foto, gambar dan lain-lain. Dalam bukunya
Arikunto menjelaskan “Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.”
Data-data dokumen ini memiliki sifat yang tetap, sehingga apabila terdapat
ketidaksesuaian, mudah untuk cecking kembali. Sifat inilah yang membedakan
dengan data-data dari hasil metode yang lain, yang mungkin berbentuk kata-kata
atau tindakan dan gejala, yang kesemuanya bersifat labil.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang
segala hal yang berkaitan dengan di MI. Nurul Islam Labruk Kidul Sumbersuko
Lumajang seperti:
1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang
2. Jumlah siswa MII. Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020
3. Data guru dan karyawan
4. Struktur organisasi MII. Sarang Elang Tahun Pelajaran 2019/2020.

4. Analisis Data
Tujuan analisis data didalam penelitian adalah menyempitkan dan
mebatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang terakhir serta
tersusun dan lebih berarti. Sedangkan Analisis data menurut Paatton yang dikutip
oleh Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam
suatu pola kategori dan satuan uraian dasar.

9
Dalam penelitian ini data yang ingin diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Sesuai dengan pendapat Moleong
“analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
ditemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. ”
Maka keseluruhan data yang diperoleh dalam subjek penelitian di
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sarang Elang diolah dengan menggunakan metode
deskriptif evaluatif yang dilandaskan pada pola berfikir induktif. Berfikir induktif
adalah cara berpikir dari khusus ke umum. Data-data yang diperoleh dari lapangan
kemudian dianalisa berdasarkan keumuman yang terjadi pada obyek yang lebih
luas. Dengan pola ini diharapkan dapat memaparkan data faktual dari lapangan
penelitian yang selanjutnya dikaitkan dengan kerangka teori yang ada pengkaitan
antara kedua dengan pola berpikir deduktif, yaitu berpikir dari umum kesituasi
lebih khusus. Dalam hal ini peneliti melakukan penilaian (evaluasi) terhadap data
penelitian dengan kerangka teori yang ada, dan sebaliknya, yaitu melakukan
evaluasi terhadap kerangka teori yang ada dengan temuan-temuan baru
dilapangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bukhari. 2009. Guru Profesional Menguasi Metode dan Terampil


Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ar-rumi, Fahd bin Abdurrahman. 1996. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Titian Ilahi.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Az-Zarnuji, Syekh. 2000. Pedoman Belajar untuk Pelajar dan Santri. Surabaya:
Al-Hidayah.

Buchari Alma, dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Chalik, Abd. 2010. Pengantar Studi Islam. Surabaya: Kopertais IV Press.

Djalal, Abdul . 2000. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.

Djamarah, Syaiful bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT Renika Cipta.

Khalil al-Qattan, Manna. 2000. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Riyadh: P.T. Pustaka
Litera Antarnusa.

Mahmud Kholifah dan Usamah Quthub. 2009. Menjadi Guru yang


dirindu. Surakarta: Ziyad Visi Media.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosyda Karya.

Surasman, Otong. 2002. Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik
dan Benar. Jakarta: Gema Insani.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.


2003. Jakarta: Permata Press.

Wadud Nafis, Abdul. 2009. Paradigma Islam. Jakarta: Mitra Abadi Press.

Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi


Pustakaraya.

11

Anda mungkin juga menyukai