SKRIPSI
Dibuat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik
Universitas Baturaja
DISUSUN OLEH :
EKA ADIRATNA
NPM : 17 31 022
UNIVERSITAS BATURAJA
2021
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 17 31 022
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Baturaja, 2021
Yang membuat pernyataan,
EKA ADIRATNA
NPM : 16 31 022
iii
UNIVERSITAS BATURAJA
FAKULTAS TEKNIK DAN
KOMPUTER
Jl. Ratu Penghulu No. 02301 Karang Sari Baturaja OKU
SUM-SEL 32115
Telp/Fax : (0735) 326122Website : www.unbara.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT. atas berkat rahmat dan
ridho-nya saya dapat melaksanakan dan menyusun Skripsi ini. Skripsi ini juga
adalah salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap Mahasiswa dalam
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, atas terselesainya
Universitas Baturaja
3. Azwar, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Baturaja.
4. Lucyana, M.T dan Yuli Ermawati, M.T Selaku Pembimbing Skripsi yang telah
5. Pihak Desa Kemilau Baru yang telah mengizinkan dalam penelitian di Desa
Kemilau Baru.
iii
6. Bobi Andri Wijay, S.T dan Wiranata, S.T. Selaku kakak, selama melakukan
7. Sahabat seperjuangan satu angkatan 2017, Serta semua pihak yang telah banyak
Penelitian ini.
8. Kedua Orang Tua, serta Adik Kandung saya yang telah memberikan doa dan
Saya sadari Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan
Akhir kata penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT.
atas terselesainya Skripsi ini. Semoga Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Eka AdiRatna
NPM. 1731022
iii
ABSTRAK
Daerah Kemilau Baru, salah satu Desa yang berada di Kecamatan Baturaja
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Desa ini merupakan Desa baru dari
perpecahan daerah Desa Tanjung Baru. dulunya daerah hutan dan belum terjamah,
tetapi sekarang dengan semakin banyaknya penduduk maka daerah ini sudah
banyak perubahan dalam bentuk segala bidang, seperti sekarang sudah banyak
permukiman warga, tempat olahraga, tempat ibadah dan sebagainya. Dan untuk
daerah resapan yang sudah banyak perubahan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perubahan tata guna
lahan terhadap resapan air di kawasan daerah Desa Kemilau Baru, Kecamatan.
Baturaja Timur, Kabupaten . Ogan Komering Ulu. Prosedur penelitian ini
meliputi tahapan-tahapan yang dapat disajikan dalam diagram alir. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
iii
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of land use changes on
water absorption in the area of Kemilau Baru Village, District. East Baturaja,
Regency. Ogan Komering Ulu. The procedure of this research includes the stages
that can be presented in a flow chart. Data collection methods in this study are
primary data and secondary data.
iii
MOTTO
KUPERSEMBAHKAN KEPADA
“Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah nya”
“ Lelaki baik , Mustopa Aji Kristono terima kasih sudah memberi doa
dan semangat, dalam pelaksanaan skripsi”
“Pembimbing Skripsi Lucyana M.T dan Yuli Ermawati, M.T yang telah
membimbing dan meluangkan waktunya sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini”
“Almamaterku”
“…UNIVERSITAS BATURAJA…”
iii
DAFTAR ISI
Hala
man
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
iii
2.4 Air Permukaan................................................................................. 7
2.4.1 Laut....................................................................................... 7
2.4.2 Danau.................................................................................... 7
2.4.2 Rawa..................................................................................... 8
2.4.2 Sungai................................................................................... 8
iii
4.1.1 Lokasi Penelitian ……………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 54
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.5 Parameter Statistic Distribusi Log Normal Dan Log Pearson 29
iii
Tabel 4.13 Perhitungan Debit Rancangan............................................... 35
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
LAMPIRAN
Lampiran 6 Dokumentasi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
penggunaan lahan suatu kota berubah ke arah aktivitas yang lebih menguntungkan
dilihat dari potensi sekitarnya yang ada. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan
bahwa kota merupakan lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-
berimplikasi terhadp perubahan tata guna lahan di wilayah kota maupun daerah
sekitar, hal ini yang sering terjadi disebut sebagai proses perembatan kenampakan
Dampak dari alih fungsi lahan (landuse) dari lahan hutan menjadi pemukiman,
perilaku dan fungsi air permukaan, yaitu terjadinya pengurangan aliran dasar
(base flow) dan pengisian air tanah (infiltrasi), dan sebaliknya peningkatan
limpasan air (runoff) menyebabkan hidrologi. Hal ini berdampak pada merosotnya
iii
kualitas resapan karena terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas air akibat
aliran air pada suatu kawasan tertentu. Artinya kapasitas sistem resapan air sudah
diperhitungkan untuk dapat mengalirkan debit air yang terjadi sehingga kawasan
yang di maksud tidak mengalami genangan atau banjir, namun pada kenyataannya
muncullah masalh resapan air di suatu kawasan tidak terpenuhi kondisi tersebut.
Daerah Kemilau Baru, salah satu Desa yang berada di Kecamatan Baturaja
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Desa ini merupakan Desa baru dari
perpecahan daerah Desa Tanjung Baru. Desa kemilau Baru yang dulunya daerah
hutan dan belum terjamah, tetapi sekarang dengan semakin banyaknya penduduk
maka daerah ini sudah banyak perubahan dalam bentuk segala bidang, seperti
sekarang sudah banyak permukiman warga, tempat olahraga, tempat ibadah dan
sebagainya. Dan untuk daerah resapan yang sudah banyak perubahan maka perlu
dilakukan penelitian mengenai pemetaan daerah resapan air, dalam hal ini penulis
perubahan tata guna lahan terhadap resapan air di kawasan daerah Desa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat
a. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini menjadi masukan dalam kegiatan
evaluasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu saat mendatang.
b. Menjadi Informasi mengenai mekanis resapan air di kawasan Desa Kemilau Baru,
c. Mengembangkan ilmu aplikasi dan menambah wawasan dalam dunia teknik sipil.
b. Meninjau lokasi resapan air di Desa Kemilau baru Kecamatan Baturaja Timur
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Warsilan 2017 Dampak Perubahan Guna Lahan Data yang digunakan dalam penelitian
berikut :
1. Observasi lapangan.
2. Survey instansi.
3. Studi literature.
iii
2. Amiko 2015 Analisa Perubahan Luas Kawasan Penelitian ini merupakan penelitian
Andreson Resapan Air Di Kota Manado kuantitatif. Pada penelitian ini;
seng, banyak menggunakan data sekunder
Veronica yang di dapat dari literature dan
A istansi terkait. Data primer dipakai
Kumurun, sebagai pertimbangan kebenaran hasil
Ingred L. analisa yang didapat dari survey
Moniaga
lapangan berupa wawancara, dll.
Peralatan yang digunakan antara lain:
1. Perangkat keras (hardware): 1 unit
laptob,
1 unit printer, alat tulis.
2. Perangkat lunak (software) : ESRI
ArcGIS
10, Microsoft office, Global Mapper.
3. Bobi Analisa Sumber Daya Data yang didapat dengan melakukan
Andri Permukaan Berbasis beberapa cara sebagai berikut :
Wijaya , GEOGRAPHICS 1. Lokasi Penelitian
Lindawati, INFORMATION 2. Data Penelitian
, Lucyana SYSTEM (GIS) Di 3. Teknik Analisa Data
Kelurahan Sekar Jaya,
Kecamatan Baturaja
Timur.
iii
Sumber jurnal
iii
2.2 Pengertian Tata Guna Lahan
Perubahan tata guna lahan adalah berubahnya penggunaan lahan dari satu sisi
lahan yang lain dari suatu ke waktu berikutnya atau berybahnya fungsi lahan suatu
daerah pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan fungsi tutupan lahan dari kawasan
laju erosi dan sedimentasi di wilayah hulu, menimbulkan banjir dan genangan
tegalan atau kawasan hutan yang juga berfungsi sebagai daerah resapan air,
baik kualitas maupun kuantitasnya, yaitu menurunnya sumber daya alam seperti,
tanah dan keanekaragaman hayati serta adanya perubahan perilaku tata air (siklus
air permukaan, yaitu menurunya aliran dasar (base flow) dan meningkatnya aliran
tata air (hidrologi) dan terjadinya banjir dan genangan di daerah hilir perubahan
iii
fungsi lahan dalam suatu DAS juga dapat menyebabkan peningkatan erosi, yang
Secara umum proses resapan air tanah ini terjadi melalui 2 proses berurutan,
yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah) dan perkolasi
yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh air. Daya
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang ditentukan oleh
kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang
mungkin, yang besarnya ditentukan oleh kondisi tanah di zona tidak jenuh. Laju
infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan jika laju infiltrasi masih lebih kecil
dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak akan terjadi jika porositas dalam zona tidak
Air permukaan adalah air yang memiliki daerah aliran dan peredaran di
permukaan daratan. Air yang terkumpul di atas tanah atau mata air, sungai, danau,
lahan basah, atau laut. Air permukaan merupakan sumber tebesar untuk air bersih.
2.4.1. Laut
Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu
mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar
iii
halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti yang tinggi
bagi kehidupan.
2.4.2. Danau
oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut di
cekungan yang ada di permukaan bumi, baik itu terjadi akibat proses
tektonik, vulkanik, atau proses lain yang membuat adanya cekungan, lama
kelamaan akan terisi oleh air sungai yang mengalir dan bermuara di
cekungan tersebut. Air danau berasal dari air hujan, air tanah atau mata air.
2.4.3. Rawa
kadar air yang relatif tinggi. Air di rawa terlihat kotor karena tempat itu
mengandung bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang
Ada dua jenis utama dari rawa, yaitu rawa air tawar dan rawa air asin.
Rawa air tawar biasanya ditemukan di daratan, sedangkan rawa air asin
2.2.4. Sungai
air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
iii
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan sungai. Berdasarkan debit airnya
Siklus air global dapat digambarkan dengan delapan proses fisik yang besar
yang membentuk gerakan air yang kontinu. Melalui badan air di permukaan bumi
seperti lautan, gletser dan danau, dan pada saat yang sama (atau lebih lambat)
melewati tanah dan lapisan batuan di bawah tanah. Kemudian, air dikembalikan
ke atmosfer. Hal ini dapat dipelajari dengan memulai di salah satu proses berikut:
perkolasi, limpasan, dan penyimpanan. Jumlah air dari suatu luasan tertentu di
permukaan bumi dipengaruhi bersarnya air yang masuk (inflow) dan keluar
(outflow) pada jangka waktu tertentu.Umumnya terdapat hubungan dari neraca air
iii
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan. Di dalam suatu DAS biasanya terdapat satu atau
beberapa stasiun curah hujan untuk mencatat curah hujan yang jatuh. Suatu DAS
yang ideal akan mempunyai beberapa stasiun pencatat curah hujan untuk
DAS, curah hujan yang jatuh dalam suatu DAS biasanya rata-rata dengan tujuan
iii
perhitungan hujan rata-rata di daerah aliran sungai, yaitu : metode Aritmatik,
Sub Daerah Aliran Sungai merupakan bagian dari daerah aliran sungai
yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
utama. Setiap derah aliran sungai terbagi habis ke dalam sub das-sub das.
yang dinyatakan dalam tinggi curah hujan atau volume hujan tiap
intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya
terhadap tanaman.
dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang
meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat
hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila
iii
hari, hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau
rumus berikut.
R 24
I= =¿………………………………...…………………........Pers
24
(2.1)
Keterangan :
t= Waktu ( jam )
laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas huja. Factor utama yang
dan intensitas hujan. Koefisien aliran permukaan (C) untuk DAS pertanian
Table 2.2. Koefisieen Aliran Permukaan untuk DAS Pertanian bagian tanah
iii
1 Perkotaan (down town) 0,70 – 0,90
2 Permukiman
3 Industri
Bata
iii
Table 2.3. Koefisien Aliran Permukaan untuk DAS Pertanian bagi Tanah
No Tanaman penutup tanah Koefisien C untuk laju hujan
dan kondisi hidrologi
20 mm/jam 100 mm/jam 200 mm/jam
1 Tanaman dalam baris, buruk 0,63 0,65 0,66
2 Tanaman dalam baris, baik 0,47 0,56 0,62
3 Padian, buruk 0,38 0,38 0,38
laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan,
tergantung pada sifat dan kondisi tanah. Laju infiltrasi turun pada hujan
yang terus menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air
sebelumnya. Factor lain yang juga mempengaruhi nilai C adalah air tanah,
iii
Bisnis
Perumahan
3 Industri
4 Perkerasan
iii
a. Datar 2% 0,13 – 0,17
a. Datar 0-5%
5 0,200 0,84
10 0,100 1,28
50 0,020 2,05
iii
5 10 50 100
n ( Cs )
Peluang( % )
20 10 2 1
iii
5 1,4999 0,9971
10 2,9702 Yn
50 3,9019 0,5070
100 4,6001
adalah metode empirik yang merupakan hasil penelitian lapangan dari para ahli
hidrologi.
Keterangan :
Cf = Faktor Kepastian
C = Koefisien Pengaliran
iii
Koefisien Variasi adalah gambaran kondisi variasi dari debit aliran
Dengan:
CV = Koefisien Variasi,
Qr = Debit rata-rata
Dengan :
informasi.
sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan
iii
pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan
yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan ekternal yang penting dan
Informasi Geografis yang digunakan dalam sumber daya air permukaan ini berupa
sebuah jurnal.
dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya
yang diolah pada SIG merupakan data spasial, sehingga aplikasi SIG dapat
informasi lainnya.
iii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Kajian Pustaka
iii
Data Primer : Data Sekunder :
-Peninjauan lapangan, melakukan - Peta Daerah
penelitian dan pengamatan secara - Data Daerah
langsung dilapangan. - Data Eksisting Air Resapan Air
Hasil Pembahasan
Selesai
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
sebagai berikut :
a. Data primer
iii
2) Melakukan pemetaan menggunakan GIS di Desa Kemilau Baru,
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang dalam penelitian ini meliputi :
2) Peta batas daerah dari Desa Kemilau Baru. Data Eksisting resapan air.
catround area di kawasan Desa Kemilau Baru, Kec. Baturaja Timur, Kab.
iii
Waktu Penelitian dimulai pada bulan Maret 2021 sampai dengan
iii
3.5. Denah Lokasi Penelitian
Stadion
kemiling
Kantor
Rs DiknasPe
Kurnia ndidikan
Pombesin Masjid
RS Antonio Islamic
& ub mart
Senter
iii
BAB IV
Kababupaten Ogan Komering Ulu dalam hasil penelitian ini diperoleh gambaran
umum yang ada di Desa Kemilau Baru Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan
2) Jalan Lokal
3) Perumahan
4) Kebun
5) Lahan Kosong
kawasan ini dan juga memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.657 jiwa, dengan
iii
Gambar. 4.1.1 Peta Wilayah Kawasan
4.1.3 Tutupan Lahan
lahan kosong. Berikut peta Tutupan Lahan Desa Kemilau Baru yang dibuat pada
Program ARCGIS.
iii
Gambar 4.2. Peta Tutupan Desa Kemilau Baru
5%
Lahan Kosong
Pemukiman
33% Perdagangan & Jasa
33% Pertanian
Perkantoran
2% 28%
perkantoran sebesar 5 %, dan area perdagangan dan jasa memiliki kawasan sebesar 2
%. Dan kawasan Desa Kemilau Baru ini masih memiliki kawasan lahan kosong yang
iii
4.2. Analisis
Data yang digunakan berupa curah hujan harian maksimum selama 5 tahun
terakhir, dimulai dari tahun 2016 – 2020 yang diperoleh dari Dinas Pertanian
OKU. Curah hujan pada stasiun penakar hujan Baturaja terdapat pada Tabel 4.1.
berikut :
1 2011 293
2 2012 367
3 2013 439
4 2014 402
5 2015 353
6 2016 357
7 2017 433
8 2018 449
9 2019 354
10 2020 327
Jumlah 3774
Rata-Rata 377,4
iii
4.2.2. Analisis Frekuensi
yang digunakan yaitu, distribusi Normal, Log Normal, Log Person Tipe III, dan
Gumbel. Selain itu terdapat beberapa parameter statistic yang digunakan untuk
Table 4.2. Perhitungan parameter statistic untuk distribusi Normal dan Gumbel
Xi 377,4
iii
n
1 1
Xi= ∑
n i
X= 3774=¿ 377 , 4 ¿
10
S=¿
s 377 , 4
Cv= = =4 ,986
x 44 , 80
XT = X + S x K
Yt−Yn
K=
Sn
Nilai Yt, Yn, dan Sn di dapat dari tabel perhitungan hujan rencana dengan
Periode Yt Yn Sn Kt X S (XT)
iii
Sumber : Hasil perhitungan distribusi probalitas gumbel.
XT = X + KT x S
1. ( 5 Tahun )
2. ( 10 Tahun )
3. ( 50 Tahun )
4. ( 100 Tahun )
hujan maksimum pada pos penakar hujan daerah Baturaja Kabupaten Ogan
Komering Ulu tahun 2010 – 2020 ditunjukan pada table 4.5 berikut ini.
iii
Tabel 4.5. Parameter statistic untuk distribusi Log Normal dan Log Pearson III
Sumber : Hasil Parameter statistic distribusi Log Normal dan Log Pearson III.
iii
S log X =¿
s 0,0825
Cv= = =0,0288
x 2,859
1. ( 5 Tahun )
= 2,6679, Xt = 465,48 mm
2. ( 10 Tahun )
iii
Log Xt = Log X + ( KT x S Log X ) = 2,5986 + ( 1,64 x 0,0825 )
= 2,7339, Xt = 541,88 mm
3. ( 50 Tahun )
= 2,7677, Xt = 585,73 mm
4. ( 100 Tahun )
= 2,7908, Xt = 617,73 mm
Periode
( KT ) Log Xi S Log X ( XT )
Tahun
5 0,84 2,5986 0,0825 2,6679 465,48
10 1,64 2,5986 0,0825 2,7339 541,48
50 2,05 2,5986 0,0825 2,7677 585,73
100 2,33 2,5986 0,0825 2,7908 617,73
iii
1. ( 5 Tahun )
= 2,6638, Xt = 461,11 mm
2. ( 10 Tahun )
= 2,7609, Xt = 576,63 mm
3. ( 50 Tahun )
= 2,7972, Xt = 626,90 mm
4. ( 100 Tahun )
= 2,8316, Xt = 678,58 mm
Tabel 4.7 Perhitungan Hujan Rencana Distribusi Probabilitas Log Pearson III
iii
Type III
statistik dapat ditinjau dari besarannya nilai koefisien kemencengan (Cs) dan
koefisien ketajaman (Ck) yang sesuai dengan syarat dari masing-masing jenis
distribusi. Kesimpulan analisis untuk pemilihan distribusi dapat dilihat pada table
4.8.
Tidak
Normal 0 3 2,147 4,317
Memenuhi
Tidak
Gumbel ≤1,139 ≤5,402 2,147 4,317
Memenuhi
Log
0 < Cs < 9 0,717 3,538 Memenuhi
Person III
Log Tidak
Cs = Cv+Cv =3 0,717 3,538
Normal Memenuhi
iii
Hasil Perhitungan dengan metode distribusi yang memenuhi persyaratan
sifat distribusi adalah metode Distribusi Log Person III. Nilai Cs didapat dari table
iii
Dalam menentukan nilai Koefisien Limpasan Komposit dapat ditentukan
Hasil Perhitungan tabel 4.12 Koefisien Limpasan (C) yang digunakan adalah
Dari beberapa koefisien diatas seperti koefisien limpasan (C), Nilai Intensitas
Q = Cf x C x I x A
iii
Jumlah 812,35 17068,2
Untuk menghitung debit runoff rumus yang digunakan sama dengan rumus
debit rancangan, hanya saja nilai C yang digunakan adalah nilai C perkawasan.
Luas Intensitas
Area Koef. C Cf Q (m³/s)
(Ha) (mm/jam)
Koefisien Limpasan (C) didapat dengan nilai sebesar 0,36. Hal ini
menunjukkan 36% dari air hujan yang jatuh menjadi air limpasan langsung (Runoff).
iii
Tabel 4.15. Tabel Penilaian Koefisien Limpasan.
1 ≤ 0,25 Baik 1
Maka (C) di Desa Kemilau Baru memiliki koefisien limpasan yang sedang.
Koefisien Variasi adalah gambaran kondisi variasi dari debit aliran air (Q)
1 ≤ 0,1 Baik 1
3 >0,3 Jelek 5
iii
Dengan : Qmaks = Debit terbesar, Qa = Debit Andalan (0,25 x Q rerata)
iii
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Desa Kemilau Baru memiliki luasan 2.438, 05 ha, memiliki kawasan seperti
permukiman dengan luas 680 ha dan lahan kosong dengan luas 908,05 ha,
pertanian dengan luas 800 ha, perkantoran dengan luas 100 ha serta
3. Hujan yang jatuh di Desa Kemilau Baru sebesar 36 % menjadi surface runoff
iii
4. Dari hasil analisa didapat nilai Koefisien Variasi (CV) untuk debit aliran
sebesar 0,031, berdasarkan dari tabel klasifikasi Koefisien Variasi (CV), nilai
5. Dari perhitungan didapat nilai Koefisien Regim Sungai (KRS) sebesar 22,66,
hal ini menunjukkan bahwa nilai Koefisien Regim Sungai (KRS) untuk Desa
Kemilau Baru berkelas jelek. Nilai KRS yang tinggi menunjukkan bahwa
nilai limpasan pada musim penghujan (Air Banjir) tidak akan banjir,
sedangkan pada musim kemarau aliran airnya sangat kecil bahkan sampai
kekeringan.
5.2. Saran
bahwa :
1. Data sumber daya air permukaan pada sistem informasi geografis yang dibuat
2. Melihat dari nilai koefisien limpasan yang besar, koefisien Variasi dan koefisien
regim sungai yang buruk, hal ini berarti hujan yang turun kebumi lebih banyak
dilakukan treatment agar air hujan yang turun tidak langsung menjadi aliran
limpasan.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. dan Angin Perangin, Geleng, 2016, Kajian Pengelolaan sumber daya air
Gupta, S. Ram, 1989, Hidrology and Hydarulic system.Prentic Hall. New Jersey.
Lampung.
http:/www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sistem-informasi-geografis.
https://www.google.com/materi+air+permukaan&oq=jurnal+air+permukaan&gs.
https://thegorbalsla.com/siklus-hidrologi/
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/IJG/article/view/610/315
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sistem-informasi-geografis/
iii
https://media.neliti.com/media/publications/128328-ID-kajian-pengelolaan-sumber-
daya-air-permukaan.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/.pdf
LAMPIRAN
iii
Daerah Sekitaran Desa Kemilau Baru
iii
Kawasan Pemukiman Warga
iii
iii
iii
iii
iii