Anda di halaman 1dari 24

USULAN PENELITIAN

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO


HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI CIKANIKI, DESA CISARUA,
KABUPATEN BOGOR

Oleh:
FATMA NURKHAERANI
F44120007

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO


(PLTMH) DI SUNGAI CIKANIKI, DESA CISARUA, KABUPATEN
BOGOR

Oleh :
FATMA NURKHAERANI

Usulan Penelitian
Sebagai salah satu syarat melakukan penelitian
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Judul : Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di


Sungai Cikaniki, Desa Cisarua, Kabupaten Bogor
Nama : Fatma Nurkhaerani
NIM : F44120007

Bogor, Januari 2016


Disetujui,
Pembimbing Akademik

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr.


NIP. 19600628 198503 1 002

Diketahui oleh
Komisi Pendidikan

Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan, DEA


NIP. 19580527 198103 2 001

PRAKATA
Puji dan syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan karunia dan rahmat-Nya Usulan Penelitian yang berjudul Perancangan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Sungai Cikaniki, Desa
Cisarua, Kabupaten Bogor ini dapat diselesaikan. Penyusunan Usulan Penelitian
ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Indra
Setiawan, M.Agr selaku pembimbing atas dukungan dan masukan yang diberikan.
Harapannya segenap pihak yang terkait dapat memberikan saran, tanggapan, dan
solusi yang membangun dalam penyempurnaan Usulan Penelitian ini. Semoga
Usulan Penelitian ini bermanfaat. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bogor, Januari 2016

Fatma Nurkhaerani

iii

DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Ketersediaan Air
Debit Andalan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Konsep Rancang Bangun Mikrohidro
Perancangan Daya Listrik
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Metode Penman
Debit Andalan FJ Mock
Desain Dasar Bangunan Mikrohidro
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
iv
v
v
v
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
4
5
6
6
6
6
8
9
12
16
16

iv

DAFTAR TABEL
Koefisien Kekasaran Pipa
Nilai tekanan uap air jenuh terhadap temperatur
Nilai radiasi matahari pada permukaan di luar atmosfir
Koefisien albeldo untuk berbagai tutupan lahan
Hubungan temperatur dengan parameter dan Ta4
Nilai persentase lahan terbuka (m) berdasarkan jenis tutupan lahan

5
8
8
8
9
10

DAFTAR GAMBAR
Diagram alir penelitian
Diagram alir perhitungan debit andalan FJ Mock

7
12

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rancangan Anggaran Biaya Penelitian
Lampiran 2. Rencana Kegiatan

17
18

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Energi merupakan suatu aspek penting dalam kehidupan secara
menyeluruh. Sumber energi yang saat ini banyak digunakan di Indonesia berasal
dari batu bara yang diketahui jumlahnya terbatas. Sehingga dibutuhkan sumber
lain yang bersifat terbarukan dan dapat selalu dimanfaatkan sebagai sumber energi
berkelanjutan. Sumber energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi angin, air,
cahaya matahari dan panas bumi. Keberadaan sumber daya air saat ini belum
sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Jumlah air di Jawa Barat mencapai 4.3
miliar meter kubik per tahun, akan tetapi baru dimanfaatkan 28 persennya saja
(Bappenas 2011). Salah satu pemanfaatan sumber daya air yang sangat potensial
adalah sebagai pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohdiro
(PLTMH) bukan merupakan hal yang baru, ide tentang pemanfaatan energi air ini
sudah ada sejak tahun 1970an. Namun penggunaannya di Indonesia belum terlalu
banyak. PLTMH memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat yang
berada cukup jauh dari kota namun memiliki sumber daya air yang melimpah.
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit
listrik yang menggunakan energy air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan
ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun
ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bias dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik (Kadir 2010). Mikrohidro dapat dimanfaatkan
pada ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 m
dapat dihasilkan listrik 400 W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional
diperkirakan mencapai 7,500 MW, sedangkan yang baru dimanfaatkan sekitar 600
MW (Yapeka 2010).
Sungai Cikaniki terletak di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor. Pada Desa Cisarua terdapat beberapa kontur yang curam
dengan jarak dekat sehingga memiliki potensi untuk pembangunan PLTMH. Pada
perancangan ini dilakukan perhitungan debit andalan dan desain bangunan sipil
untuk PLTMH di Desa Cisarua. PLTMH ini diharapkan dapat membantu
masyarakat memenuhi kebutuhan listrik baik dirumah maupun diwilayah Desa
Cisarua termasuk jalan dan jembatan. Hasil akhir penelitian diharapkan mampu
menghasilkan desain perancangan PLTMH yang dapat direalisasikan secara nyata.
Perumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui debit andalan yang akan
digunakan dalam perancangan pembangunan PLTMH di sungai Cikaniki. Listrik
yang dihasilkan dibutuhkan untuk menerangi beberapa wilayah di Desa Cisarua.
Oleh karena itu perlu diperhatikan pemilihan elevasi-elevasi yang berpotensi
untuk penempatan PLTMH. Permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Debit yang dihasilkan dari aliran sungai Cikaniki
2. Daya yang dapat dihasilkan dari aliran sungai Cikaniki

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui debit andalan daerah aliran sungai Cikaniki
2. Mengetahui kapasitas produksi listrik yang bisa dihasilkan
3. Mendesain dasar Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
dengan mengacu pada sistem sejenis yang sudah terpasang di daerah
lain.
Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai besarnya debit andalan dan daya listrik
yang dihasilkan pada DAS Cikaniki
2. Memberikan rekomendasi mengenai sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Cikaniki
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada sungai Cikaniki yang berlokasi di Desa
Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Bogor.
2. Penelitian ini membahas tentang debit andalan DAS Cikaniki,
perhitungan daya listrik dan desain bangunan sipil PLTMH
menggunakan software AutoCAD.
TINJAUAN PUSTAKA
Ketersediaan Air
Ketersediaan air adalah banyaknya air yang tersedia yang dapat memenuhi
kebutuhan penduduk sampai tahuntahun kedepan serta tersedianya dalam jumlah
yang cukup besar. Untuk mengetahui potensi sungai dapat menggunakan beberapa
metode, misalnya metode Mock (Abdul et al. 2014). Secara keseluruhan jumlah
air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa (Suripin 2002). Ketersediaan
air terdiri dari debit sungai dan mata air. Debit sungai dihitung menggunakan
Model Mock, yaitu salah satu contoh model hidrologi sederhana yang umum
digunakan untuk menghitung besarnya debit sungai-sungai di Indonesia dengan
mentransformasi hujan aliran mengikuti prinsip keseimbangan air (water balance)
untuk memperkirakan ketersediaan air (debit) suatu sungai (Tunas et al. 2011).
Informasi mengenai debit ketersediaan air sungai merupakan salah satu
informasi hidrologi yang penting diketahui dalam pengembangan sumber daya air.
Kebutuhan akan sumber daya air berdasarkan amanat dari Undang-Undang No. 7
Tahun 2004 mengenai sumber daya air menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan
pokok merupakan prioritas diatas kebutuhan lainnya. Kebutuhan pokok tersebut
adalah kebutuhan air minum dan kebutuhan air irigasi. Urutan prioritas

penyediaan sumber daya air selain kebutuhan pokok ditetapkan pada setiap
wilayah oleh Pemerintah atau Pemda sesuai kewenangan (Dinas PSDA 2010).
Ketersediaan air di suatu daerah dapat mempengaruhi hampir sebagian besar
aspek kehidupan masyarakat. Hampir seluruh kegiatan masyarakat membutuhkan
air untuk menunjang perekonomian mereka. Contoh kegiatan yang paling penting
dan membutuhkan air dalam jumlah besar adalah pertanian. Air merupakan
sumberdaya krusial bagi produksi pangan karena secara langsung ketersediaan air
mempengaruhi produksi pangan dan populasi penduduk (UNICEF 2010).
Ketersediaan air di suatu daerah tidak hanya berdampak bagi manusia, tetapi juga
bagi makhluk hidup lain. Bagi tanaman dan hewan, ketersediaan air dapat
mempengaruhi populasi, jenis dan distribusinya (Comita & Engelbrecht 2009).
Debit Andalan
Guna mendapatkam kapasitas PLTM, tidak terlepas dari perhitungan berapa
banyak air yang dapat diandalakan untuk membangkitkan PLTM. Debit andalan
adalah debit minimum (terkecil) yang masih dimungkinkan untuk keamanan
operasional suatu bangunan air, dalam hal ini adalah PLTM. Debit minimum
sungai dianalisis atas dasar debit hujan sungai. Dalam perancangan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro ini, dikarenakan minimalnya data maka metode
perhitungan debit andalan menggunakan metode simulasi perimbangan air dari
Dr. F.J.Mock. Dengan data masukan dari curah hujan di Daerah Aliran Sungai,
evapotranspirasi, vegetasi dan karakteristik geologi daerah aliran. Metode ini
menganggap bahwa air hujan yang jatuh pada daerah aliran (DAS) sebagian akan
menjadi limpasan langsung dan sebagian akan masuk tanah sebagai air infiltrasi,
kemudian jika kapasitas menampung lengas tanah sudah terlampaui, maka air
akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi (Kadir 2010).
Dalam makalahnya, Land Capability Appraisal Indonesia & Water
Availability Appraisal, F.J Mock memperkenalkan model sederhana simulai
keseimbangan air untuk menghitung aliran sungai dari data curah hujan,
evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
memperkirakan ketersediaan air di sungai. Di Indonesia, metode ini lebih dikenal
dengan sebutan Metode F.J Mock. Metode ini sangat dianjurkan untuk
memperkirakan debit andalan sungai-sungai yang ada di Indonesia (Dirjen ESDM
2009). Pada prinsipmya, metode F.J mock memperhitungkan volume air yang
masuk, keluar dan yang disimpan di dalam tanah (soil storage). Volume air yang
masuk adalah hujan, volume air yang keluar adalah infiltrasi, perkolasi dan yang
paling dominan adalah evapotranspirasi. Secara keseluruhan, perhitungan debit
andalan dengan Metode F.J Mock ini mengacu pada water balance, dimana
volume air total yang ada di bumi adalah tetap, hanya sirkulasi dan distribusinya
yang bervariasi (Bappenas 2007).
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu sistem
pembangkit listrik yang dapat mengubah potensi air dengan ketinggian dan debit
tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator
(Arismunandar 1974).

4
Dengan kemajuan teknis, tinggi = 1 1,5 m dapat digunakan dan kapasitas
turbin dapat dibuat 4 5 kW. Salah satu sebab bagi negara-negara maju
membangun PLTA berkapasitas kecil ini adalah harga minyak OPEC yang terus
meningkat sekarang ini, di samping bertambahnya kebutuhan listrik (Patty 1995).
Pengembangan rancang bangun mikro hidro standar PU dimaksudkan sebagai
upaya standarisasi untuk mengembangkan mikro hidro standar yang mempunyai
kehandalan tinggi dengan biaya investasi awal yang layak (Endardjo et al. 1998).
Konsep Rancang Bangun Mikrohidro
Berikut ini dikemukakan beberapa hal pokok yang menjadi fokus perhatian
dalam pengembangan rancang bangun mikrohidro standar PU (Endardjo et al.
1998) :
1. Sistem Konstruksi
Pemilihan sistem konstruksi dengan komponen-komponen modular yang
dibuat secara pabrikasi didasarkan pada pertimbangan bahwa biaya konstruksi
akan dapat ditekan serendah mungkin apabila sebagian besar elemen
bangunan/peralatan dibuat secara massal.
2. Kapasitas Daya Mikrohidro
Penetapan kapasitas daya maksimum mikrohidro sebesar 50 kW didasarkan
pada perkiraan sementara (belum dilakukan studi) bahwa harga komersial
mikrohidro yang dapat diterima oleh pasar tidak lebih dari Rp 150.000.000,dan harga per kW mikrohidro untuk kapasitas daya 50 kW maksimum Rp
3.000.000,- perkiraan kasar harga per kW mikrohidro bersifat sangat sementara
karena dalam komponen mikrohidro masih ada kandungan impor.
3. Kapasitas Tinggi Terjun dan Debit Mikrohidro
Kapasitas tinggi terjun mikrohidro ditetapkan maksimum 50 m didasarkan
pada kemampuan memikul beban tekanan dari komponen-komponen
mikrohidro yang sedang dikembangkan. Sedangkan kapasitas tinggi terjun
minimum ditetapkan 4 m dimaksudkan untuk membatasi besar debit
mikrohidro agar pada kapasitas daya minimum 10 kW debit mikrohidro tidak
lebih dari 500 liter/det.
Menurut Abdul et al. (2014) konstruksi bangunan sipil yaitu
1. Bendung
Berfungsi untuk menaikkan tinggi muka air di sungai. Agar bisa masuk ke
pintu pengambilan (intake)
2. Intake
Konstruksi bendung dilengkapi dengan bangunan pengambilan (intake) yang
berfungsi mengarahkan air dari sungai masuk ke dalam bak pengendap.
3. Saluran Pembawa
Bangunan saluran pembawa air (headrace channel) adalah untuk mengalirkan
air dari intake/settling basin ke bak penenang (forebay) dan untuk
mempertahankan kestabilan debit air. Jenis saluran ini adalah saluran terbuka.
4. Bak Penenang
Merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran
minimum, sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin. Serta tempat
pengendapan akhir.

5. Pipa Pesat
Pipa pesat (penstock pipe) adalah saluran tertutup (pipa) aliran air yang menuju
turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang akan
berhubungan dengan peralatan mekanik seperti turbin. Kondisi topografi dan
pemilihan sistem PLTM mempengaruhi tipe pipa pesat (penstock pipe).
Tabel 1. Koefisien Kekasaran Pipa (Birdi 1979)
Material Pipa
C
Pipa Asbes
140
Kuningan
130 140
Cast Iron
95 130
Pipa Berlapis Semen 120 140
Tembaga
130 140
Pipa Besi Digalvanis
120
Timah
130 140
Plastik (PVC)
140 150
Baja (Steel)
140 150
6. Rumah Pembangkit (Power House)
Bangunan rumah pembangkit (power house) adalah sebagai bangunan yang
berfungsi untuk melindungi peralatan elektrikal mekanikal seperti turbin,
generator, panel kontrol dan lainnya dari segala gangguan.
7. Saluran Pembuang (tailrace)
Saluran pembuang (tailrace) bertujuan sebagai saluran pembuang aliran air
dari rumah pembangkit dan menggerakkan turbin
Perancangan Daya Listrik
Pembangkit tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga, dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan
turbin air dan generator (Abdulsalam 2014). Suatu pembangkit listrik tenaga
mikrohidro tergantung dengan debit air, ketinggian (jatuh ketinggian) dan
efisiensi (Septiani 2013). Persamaan 1 merupakan persamaan yang digunakan
untuk menentukan besarnya daya yang dihasilkan oleh suatu turbin.
=
P
g
Hnetto

= daya (kW)
= percepatan gravitasi (m/s2)
= tinggi efektif (m)
= efisiensi turbin
= debit air (m3/detik)

(1)

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Februari hingga April
2016. Penelitian dilakukan di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten
Bogor, Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat pengolah
data, seperti kalkulator serta komputer atau laptop yang telah dilengkapi dengan
beberapa perangkat lunak, diantaranya Microsoft Office 2010, Google Earth,
Google Sketch Up 8, dan AutoCAD 2010. Peralatan yang digunakan sebagai
pengambilan data yaitu Automatic Total Station, kompas, Global Positioning
System (GPS), pita ukur, penggaris, dan current meter. Penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan yaitu
peta wilayah, peta penggunaan lahan dan data iklim yang diperoleh dari stasiun
klimatologi terdekat. Data primer yang digunakan yaitu data sungai (debit dan
penampang) dan tinggi terjunan (head).
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini diawali dengan
munculnya gagasan atau ide penelitian, perumusan masalah, pengambilan data
primer dan sekunder, dan dilanjutkan dengan perhitungan debit andalan serta
perancangan desain PLTMH. Langkah-langkah penelitian disajikan dalam
Gambar 1.

Mulai

Studi Literatur

Survey dan Pengumpulan data

Data Sekunder

Data Primer

Data : peta wilayah, data curah


hujan, data klimatologi : data suhu,
kecepatan angin, kelembaban relatif
dan lama penyinaran matahari

Data sungai (debit dan


penampang)

Perhitungan Debit Andalan


Metode FJ Mock

Input Data (Primer dan


Sekunder)

Perancangan : Bendung, Intake, Bak Pengendap,


Saluran Pembawa, Bak Penenang, Pipa Pesat, dan
Rumah Turbin

Tidak
Memenuhi
Ya
Perhitungan Daya Listrik di Masyarakat

Simpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Metode Penman
Metode Penman digunakan untuk penentuan nilai evpotranspirasi potensial.
Metode ini bersumber dari Departemen Pekerjaan Umum dan sering digunakan
untuk menghitung evapotranspirasi pada DAS yang ada di Indonesia. Persamaanpersamaan yang digunakan dalam metode evapotranspirasi adalah sebagai berikut
(Setiawan et al. 2007).
=
(2)
ed = tekanan uap air (mmHg)
ea = tekanan uap air jenuh (mmHg) (tabel 2)
Tabel 2. Nilai tekanan uap air jenuh terhadap temperatur (Triatmodjo 2008)
Suhu (oC) Tekanan uap air jenuh (es)
mm Hg mm bar Pa
10
9.20
12.27
1228
15
12.78
17.04
1706
20
17.53
23.37
2339
25
23.75
31.66
3169
30
31.82
42.42
4244
35
42.18
56.23
5625
= (1 )
Rh = kelembaban relatif (%)
Ra = radiasi terestrial ekstra (mm/hari) (tabel 3)
r = koefisien albeldo (tabel 4)
Tabel 3. Nilai radiasi matahari pada permukaan
(Nadzarudin 2011)
Lintang Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
5o LU
13.7 14.5 15
15 14.5 14.1 14.2
o
0 LU
14.5 15 15.2 14.7 13.9 13.4 13.5
o
5 LS
15.2 15.4 15.2 14.3 13.2 12.5 12.7
o
10 LS 15.8 15.7 15.1 13.8 12.4 11.6 11.9

(3)

di luar atmosfir, mm/hari


Agu
14.6
14.2
13.6
13

Sep Okt Nov Des


14.9 14.6 13.9 13.4
14.9 15 14.6 14.3
14.7 15.2 15.2 15.1
14.4 15.3 15.3 15.8

Tabel 4. Koefisien albeldo untuk berbagai tutupan lahan (Triatmodjo 2008)


No Jenis Permukaan Albedo (a)
1
Air Terbuka
0.05 0.15
2
Batuan
0.12 0.15
3
Pasir
0.10 0.20
4
Tanah Kering
0.14
5
Tanah Basah
0.08 0.09
6
Hutan
0.05 0.20
7
Rumput
0.10 0.33

No
8
9
10
11

Jenis Permukaan Albedo (a)


Rumput Kering 0.15 0.25
Salju
0.9
Es
0.40 0.50
Tanaman
0.2

= (0.18 + 0.55 )
n/N

(4)

= penyinaran matahari (%)


4

= (0.56 0.092 0.5


(5)
4
Ta
= radiasi gelombang panjang (mm H2O/hari) (tabel 5)
ed
= tekanan uap jenuh (mmoF/Hg)
Tabel 5. Hubungan temperatur dengan parameter dan Ta4 (Mock 1973 dalam
Kadir 2010)
Temperatur
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
o
(mmHg/ F) 0.342 0.385 0.432 0.484 0.541 0.603 0.671 0.746 0.828 0.917 1.013
Ta4
12.90 13.30 13.70 14.80 14.50 14.90 15.40 15.80 16.20 16.70 17.10
(mmH2O/hari)

= (0.10 + 0.90 )

(6)

=
= 0.35 (1 )
= (1 + 0.00982 )
=

(7)
(8)
(9)
(10)

=
h
U2
Ea
Et

+0.27
+0.27

(11)

= kelembapan relatif
= kecepatan angin (mil/hari)
= evaporasi (mm)
= evapotranspirasi (mm/hari)
= slope saturated (mmoF/Hg) (tabel 5)

Debit Andalan FJ Mock


Perhitungan debit andalan dengan metode empiris FJ Mock dibutuhkan
input data berupa data curah hujan, suhu kecepatan angin, kelembapan relatif,
lama penyinaran matahari dan evapotranspirasi. Metode FJ Mock adalah metode
yang digunakan untuk memperkirakan keberadaan air berdasarkan konsep
keseimbangan air dipermukaan tanah (water balance). Adapun persamaan yang
dilakukan dalam perhitungan FJ Mock adalah sebagai berikut :

10

1. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi dihitung dengan Metode Penman. Rasio antara selisih
evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh
besarnya m dan n, seperti pada persamaan berikut :

= (20) (18 )

(12)

Sehingga

= (20) (18 )
m
= persentase lahan terbuka (exposed surface)
n = jumlah hari hujan (hari)

(13)

Evapotranspirasi aktual dapat ditentukan dengan persamaan berikut :


=
(14)
Tabel 6. Nilai persentase lahan terbuka (m) berdasarkan jenis tutupan lahan
(Bappenas 2007)
m
Daerah
0%
Hutan primer, sekunder
10-40 %
Daerah tererosi
30-50 %
Daerah ladang pertanian
2. Keseimbangan air dipermukaan tanah (S)
Water surplus didefinisikan sebagai air hujan (presipitasi) yang telah
mengalami evapotranspirasi dan mengisi tampungan tanah (soil storage).
Water surplus ini berpengaruh langsung pada infiltrasi atau perkolasi dan
total run off yang merupakan komponen debit (Setiawan et al. 2007).
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan water surplus yaitu :
=
Ws
R

(15)

= kelebihan air (water surplus) (mm)


= curah hujan (mm/bulan)

Nilai Ws tidak boleh bernilai negatif. Apabila nilai Ws<0, maka cukup
ditulis nol (0).
= 1 +
Ss
= soil storage (mm)
Sm-1 = soil moisture bulan sebelumnya (mm)

(16)

Jika water surplus bernilai positif , maka soil moisture capacity


bernilai 200 mm, tetapi jika water surplus bernilai negatif, maka soil
moisture capacity didapat dengan persamaan :
= 1 +

(17)

11

3. Limpasan dan penyimpanan air tanah (Run off dan Ground Water storage)
Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan
daerah pengaliran. Daya infiltrasi ditentukan oleh permukaan lapisan atas
dari tanah. Batasan infiltrasi adalah 0% sampai dengan 100% (Bappenas
2007). Persamaan persamaan yang digunakan dalam menghitung run off
dan air tanah adalah sebagai berikut.
=
I
= infiltrasi
X
= koefisien infiltrasi berkisar antara 0-10

(18)

= 2 (1 + )
(19)
Igw
= sebagian infiltrasi pengisi air tanah (mm)
K
= qt/qo adalah faktor resesi aliran air tanah (catchment area
recession factor) yang berkisar antara 0-1
In
= infiltrasi bulan ke n (mm)
= 1
Ib
= pengisian air tanah sebelumnya
Vn-1 = volume tersimpan bulan sebelumnya

(20)

4. Total volume tersimpan


Persamaan-persamaan yang dapat digunakan dalam perhitungan total
volume tersimpan yaitu :
= +
(21)
= 1
(22)
=
(23)
Vn
= volume tersimpan (mm)
dVn = perubahan volume tersimpan
Bn
= aliran air tanah (mm)
5. Aliran permukaan atau debit andalan
Persamaan-persamaan yang dapat digunakan dalam perhitungan aliran
permukaan atau debit andalan yaitu :
=
(24)
=
(25)
= /
(26)
3

( // ) =
DRo
Ro
Qand
nbulan

)1000

(243600)

= aliran permukaan langsung (mm)


= aliran permukaan
= debit andalan (mm/hari)
= jumlah hari per bulan

(27)

12

Diagram alir yang dilakukan pada perhitungan debit FJ Mock secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 3

Mulai

Data: curah hujan dan hari hujan


bulanan, data evapotranspirasi

Evapotranspirasi Aktual
(Ea)

Kelembaban tanah awal pada awal bulan sama


dengan akhir bulan (Ss = Sm)

Tidak

Ya

Pengisian Air Tanah


Sebelumnya
Ib = K x Vn-1

Ws = R-Ea
jika s>0

Tanah pada kapasitas


lapang (Ws = s)

Tanah di bawah
kapasitas lapang
Ws = 0

Volume Penyimpanan
Air
Vn= Igw + Ib

Infiltrasi
I = X x Ws

Selisih Volume
Penyimpanan
dVn = Vn - Vn-1

Aliran Air Tanah


Bn = I - dVn

Jumlah Limpasan
Ro = Bn + DRo

Aliran Permukaan
DRo = Ws - 1

Debit Andalan
Qand = Ro/nbulan

Gambar 2. Diagram alir perhitungan debit andalan FJ Mock


Desain Dasar Bangunan Mikrohidro
Data-data yang digunakan dalam penyusunan desain dasar bangunanbangunan utama PLTMH antara lain yaitu data sungai disekitar bendung seperti
lebar normal sungai, lebar rata-rata dasar sungai, kemiringan talud, kemiringan
rata-rata dasar sungai sekitar lokasi bendung, elevasi dasar sungai disekitar
rencana bendung, elevasi di sekitar bak penenang/pengendap, elevasi di sekitar
rumah turbin (power house), debit rencana (Qdesain), dan tinggi muka air pada saat
banjir. Berikut adalah komponen penting desain dasar bangunan mikrohidro.
1. Bangunan Pengalih Aliran
Pada fase pembangunan deperlukan lapangan pekerjaan yang kering,
sehingga di perlukan suatu bangunan pengalih aliran untuk mengalihkan

13

aliran air sungai (Kadir 2010). Data yang dibutuhkan untuk penentuan
bangunan pengalih aliran adalah elevasi dasar sungai, tinggi air pada
banjir tahunan dan jagaan/freeboard.
2. Bendung
Penentuan bahan pembuatan bendung dilihat berdasarkan keadaan
lingkungan sekitar. Komponen yang harus diketahui untuk pembangunan
bendung adalah lokasi bendung, elevasi mercu bendung, tinggi muka air
maksimum di sungai, lebar bendung, mercu bendung, dan kolam olak
(peredam energi). Persamaan yang digunakan untuk perancangan
pembangunan bendung yaitu :
=
(28)
V
= kecepatan aliran (m2/detik)
C
= koefisien pengaliran
R
= jari-jari hidraulik (m)
S
= kemiringan saluran
Persamaan tinggi energi dan debit yang digunakan untuk bendung
dipilih berdasarkan bentuk ambang dan pengontrolnya. Perhitungan tinggi
muka air di atas bendung berdasarkan Dep. PU tahun 1996. Persamaan yang
digunakan yaitu :
= 2/32/3 11/6
(29)
3
Q
= debit air sungai (m /detik)
Cd
= koefisien pengaliran
g
= gravitasi (m/detik2)
3. Bangunan Pengambilan (intake)
Bangunan intake harus mensupali debit air dengan stabil ke saluran
pembawa, yang kemudian diteruskan ke bangunan kolam penenang
(forebay). Debit air tersebut kemudian diteruskan ke rumah pembangkit
melalui pipa pesat (penstock). Desain bangunan intake dibuat dengan
harus memperhatikan tingkat permukaan air pada saat debit minimum
(Kadir 2010). Persamaan yang digunakan untuk perhitungan bangunan
pengambil yaitu :
1.2 = 1 2
(30)
h1
= tinggi muka air normal dari ambang pintu pengambilan (m)
z
= kehilangan energi pada pintu masuk (m)
b
= lebar bangunan intake (m)
Kemiringan rencana saluran sampai diujung masuk bangunan kantong
sedimen dapat diketahui dengan persamaan :
1 2/3 1/2

=
(31)

R
= jari-jari hidraulik (m)
S
= kemiringan saluran

14

4. Saluran Pembawa (Headrace)


Saluran pembawa adalah salah satu bangunan yang sangat vital didalam
perancangan dan desain PLTMH (Kadir 2010). Penentuan besarnya lebar
dan kedalaman saluran dapat diketahui dengan persamaan 3.
5. Bangunan pengendap sedimen (sedimen trap)
Bangunan pengendap sedimen dapat direncanakan bentuknya, bahan
pembuatnya, serta penempatan posisinya berdasarkan keadaan saluran
pembawanya. Butiran sedimen yang masuk dalam bangunan pengendap
sedimen, dengan kecepatan endap sedimen w dan kecepatan air v
harus mencapai titik C. Sehingga butiran sedimen tersebut akan berjalan
selama waktu H/V, yang diperlukan untuk mencapai dasar, untuk
selanjutnya bergerak atau bergulir sepanjang L dalam waktu L/v (Kadir
2010). Sehingga persamaan dapat disusun sebagai berikut :

=
(32)

H
= kedalaman aliran (m)
w
= kecepatan endap butiran sedimen (m/detik)
L
= panjang bangunan pengendap sedimen
v
= kecepatan aliran air (m/detik)
Q
= debit air di saluran (m3/detik)
B
= lebar kantong lumpur (m)
Perhitungan kapasitas bak pengendapan pasir
=

(33)
(34)

6. Pipa pesat (penstock)


Pipa pesat adalah pipa bertekanan yang mengalirkan air dari bak penenang
(sandtrap) langsung ke intake turbin (Kadir 2010). Parameter yang penting
dalam desain pipa penstock terdiri dari material yang digunakan, diameter
dan ketebalan pipa serta jenis sambungan yang digunakan. Persamaanpersamaan yang digunakan untuk penentuan dimensi pipa pesat yaitu
= 2
(35)
8
= 2 2 2
(36)
V
h
hf
f
D

= kecepatan aliran (m/detik)


= tinggi energi total (statis) (m)
= kehilangan tenaga akibat gesekan (m)
= koefisien gesekan
= diameter pipa (m)

7. Kehilangan tenaga (head loss)


Kehilangan tenaga pada pipa pesat adalah jumlah dari kehilangan tenaga
pada intake pipa pesat ditambah kehilangan tenaga pada akibat gesekan
dan kehilangan tenaga akibat penyempitan pipa pada ujung pipa pesat
(Kadir 2010). Persamaan yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut

15

( 1 )2
2

(37)

masuk = koefisien kehilangan energi pada pintu masuk (0.1)


Va
= kecepatan dalam saluran pembawa (m/detik)
V1
= kecepatan aliran dalam penstock (m/detik)
8. Rumah pembangkit
Perancangan bentuk, ukuran serta bahan-bahan yang akan digunakan
untuk rumah pembangkit disesuaikan dengan keadaan geografis di lokasi.
9. Saluran pembuang akhir (Tail race)
Persamaan yang digunakan untuk perancangan dimensi saluran pembuang
akhir sama dengan persamaan untuk perancangan dimensi saluran
pembawa.

16

DAFTAR PUSTAKA
[Bappenas] Badan Perancangan dan Pembangunan Nasional. 2007. Identifikasi
Pengelolaan
Sumber
Daya
Air
di
Pulai
Jawa.
http://air.bappenas.go.id/main/doc/pdf/prakarsa_sda
_jawa/BUKU%202%20 BAB%201%20.pdf. [5 Januari 2016].
[Dinas PSDA] Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Balai Data dan Informasi
Sumber Daya Air. Analisis Debit Ketersediaan Air Sungai di Jawa Barat.
http://www.psda.jabarprov.go.id/
data/menu/Debit%20Andalan_publikasi%20web.pdf. [5 Januari 2016].
[Dirjen ESDM] Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral. 2009. Pedoman Studi Kelayakan
Hidrologi, Buku 2A. Jakarta: IMIDAP.
[UNICEF] United Nations Childrens Fund. 2010. Assessment of Water
Availability and Access in the Areas Vulnerable to Drought in the Jordan
Valley. [e-book]. New York: GVC. http://www.unicef. org/oPt/GVCUNICEF-Report-Dec2010_2.pdf. [5 Januari 2016].
Abdul R, Binilang A, Halim F. 2014. Analisis potensi sungai atep oki serta desain
dasar bangunan sipil untuk pembangkit listrik tenaga air. Jurnal Sipil Statik.
2(5):225-232.
Arismunandar, Kuwahara S. 1974. Pembangkitan dengan Tenaga Air, Buku
Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Jilid I. Jakarta (ID) : Pradnya Paramita.
Bappenas. 2011. Kebutuhan Air Bersih. Jakarta (ID) : Bappenas
Birdi, G.S. 1979. Water Supply and Sanitary Engineering. Nai-Sarak Delhi :
Dhanpat ray & Sons.
Comita Liza S, Engelbrecht Bettina M.J. 2009. Seasonal and spatial variation in
water availability drive habitat associations in a tropical forest. Journal of
Ecology. 90(10): 2755-2765.
Endardjo P, Warga Dalam J, Setiadi A. 1998. Pengembangan Rancang Bangun
Mikrohidro Standar PU. Bandung (ID) : Prosiding HATHI.
Kadir R. 2010. Perancangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di
sungai marimpa kecamatan pinembani. [skripsi]. Palu (ID): Universitas
Tadulako.
Nadzarudin. 2011. Pengalihragamkan Curah Hujan Menjadi Aliran Permukaan.
Tidak dipulikasikan.
Patty F.1995. Tenaga Air, Edisi Pertama. Jakarta (ID) : Erlangga.
Septiani R. 2013. Desain kapasitas produksi listrik berdasarkan debit andalan
berkelanjutan di daerah aliran sungai Cidanau [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Setiawan Hendri, Sidabutar Jahiel R. 2007. Perancangan Jaringan Irigasi Tambak
Memanfaatkan Pasang Surut Air Laut di Kali Tenggang Kecamatan Genuk
Kota Semarang. [laporan tugas akhir]. Semarang (ID): Departemen Teknik
Sipil Universitas Diponegoro.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta (ID) : Andi.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID): Beta Offset.
Tunas, I.G., dan S.B. Lesmana. 2011. Analisis penyimpangan perkiraan debit
menggunakan model Mock dan NRECA. Jurnal Infrastruktur. 1(1): 54
62.
Yapeka. 2010. Potensi Pembuatan Pembangkit Listrik Mikrohidro. Bandung.

17

LAMPIRAN
Lampiran 1 rencana biaya anggaran penelitian
Material
Data
Penelitian
Studi
literatur

Logistik
dan
tranportasi

Justifikasi pemakaian
Data klimatologi

Harga Satuan
(Rp)

Jumlah (Rp)

500000

500000

Bahan Analisis

100000

Peta DAS Cikaniki

25000

25000

Tapping

100000

100000

Global Positioning System (GPS)

5000

5000

5000

5000

Current meter

1
1 (sewa
selama 7 hari)

50000

350000

Peta Wilayah

25000

25000

Peta landuse

25000

25000

Peta topografi

25000

25000

Survei lokasi Penelitian

20000

60000

1
60 hari
menetap

50000

50000

20000

1200000

50000

300000

Penggaris

Perizinan penelitian

Pencetakan
tugas akhir

Kuantitas

Penelitian
Arsip dosen, institusi, perusahaan,
departemen, perpustakaan, pribadi
Total

Rp. 2270000

18

Lampiran 2. Rencana Kegiatan


Rencana Kegiatan

Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Studi Literatur

Pengumpulan data-data sekunder

Persiapan bahan dan alat

Pengumpulan data-data primer

Analisis data

Pembahasan

Pembuatan laporan
Revisi laporan
Persiapan seminar
Ujian skripsi

April
Mei
Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Anda mungkin juga menyukai