Anda di halaman 1dari 12

SEMINAR NASIONAL

TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

ANALISIS POTENSI DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKROHIDRO (PLTMH) PADA SUNGAI BONE DI KECAMATAN PASIR
PUTIH KABUPATEN MUNA
La Hasanudin1), Agustinus Lolok2), Ridway Balaka3), Kadir4), La Ode Amrul Hasan5), Aminur6), Al
Ichlas Imran7), Samhuddin8) Abd Kadir9)
1,3,4,6,7,8,9)
Dosen Teknik Mesin PPV Universitas Halu Oleo
2)
Dosen Teknik Elektro PPV UniversitasHalu Oleo
5,,)
DosenTeknik Arsitek PPV UniversitasHalu Oleo
E-mail: La.Hasanudin@uho.ac.id

ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro merupakan kebutuhan yang sangat diharapkan oleh konsumen
listrik khususnya di daerah pedesaan yang potensi airnya melimpah. Dalam pengembangan potensi
kelistrikanya sangat ramah lingkungan sehingga dapat mewujudkan green energi yang bersih, sehat, dan
terkontrol dalam suatu sistem. Pemanfaatan air sungai untuk Pembangkit listrik .pada sungai Bone di
Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Muna” yang bertujuan untuk mengetahui potensi kapasitas daya Listrik
di sungai Bone. Besarnya energi yang bisa dimanfaatkan dipengaruhi oleh debit aliran (Q), massa jenis
air (ρ), grafitasi (g), tinggi terjun (h) dan efisiensi total sistem (Et).Metode yang digunakan adalah dengan
pengukuran Debit aliran secara langsung dan analisis berdasarkan manning.Hasil analisis dengan
menggunakan Current meter menunjukkan bahwa debit yang dihasilkan oleh sungai Bone di Kecamatan
Pasir Putih yaitu :. sebesar 6,4 m3/s.- 8,4 m3/s , sedangkan dengan menggunakan Rumus Manning 6,8
m3/s – 9,4 m3/s. Daya yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan current meter yaitu 563,6 kW -
743,8kW. Sedangkan hasil perhitungan berdasarkan rumus manning sebesar, 681,0 kW – 945,0 KW. Tinggi
rendahnya Potensidaya Listrik pada PLTMH tergantung dari Karakteristik aliran sungai dan DAS di
sekitarntya.

Kata kunci: pembangkit, debit, mikrohidro, energi, sungai

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi terbarukan saat ini sangat dipengaruhi oleh konversi yang dikembangkan dalam pemanfaatan
hal-hal yang bersifat baru dan mempunyai nilai energi yang dapat diterapkan, baik out putnya energi yang
kecil ataupun out put energi yang besar. Pada dasarnya energi terbarukan merupakan energi alternatif yang
dapat dikembangkan dengan lebih mudah, ramah lingkungan dan sangat ekonomis pada jangka panjang.
Salah satu energi terbarukan yang dapat di jadikan potensi pengembangan listrik adalah tenaga air yang di
kenal dengan PLTMH (Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro). Mikrohidro sangat cocok di daerah yang
curah hujannya relatif tinggi, khususnya daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana potensi sungai sangat
memungkinkan untuk dikembangkan Pembangkit ListrikTenaga Mikrohidro. (La Hasanudin UGM, 2012).
Kabupaten Muna merupakan dataran rendah dan sebagian berbukit serta memiliki potensi sungai-sungai
besar dan kecil yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga air yang produktif baik untuk kebutuhan
pertanian, industri, keperluan rumah tangga, maupun untuk kebutuhan energi listrik. (Sumber: BPS
Kabupaten Muna, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan potensi daya pada Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) sungai Bone di Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Buton Muna

1.2 Kajian Pustaka


1.2.1 Energi
Skenario penggunaan konsumsi energi kecenderungan di masa yang akan datang lebih pada energi
alternatif, sebagaimana gambar 1 sebagai berikut:

PROSIDING
304
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Gambar 1. Skenario suplai energi dunia


(Sumber: Robert L.Evans. 2007)

Sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi dua kelompok besar yakni:
a. Energi konvensional adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas
di bumi dan tidak dapat diregenerasi. Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat dan
berbahaya bagi lingkungan.
b. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin, dan air dan
dapat dihasilkan lagi dan lagi. Sumber akan selalu tersedia dan tidak merugikan lingkungan.
Alasan mengapa energi terbarukan menjadi pilihan, diantaranya; relatif tidak mahal, bersifat netral
karbon, kebanyakan tidak menimbulkan polusi dan semakin mendapatkan dukungan dari berbagai LSM
untuk menggantikan solusi energi tidak terbarukan berbasis bahan bakar minyak. Lebih lanjut,
mengimplemantasikan teknologi ini dalam masyarakat perdesaan bisa memberikan peluang kemandirian
kepada masyarakat perdesaan untuk mengelola dan mengupayakan kebutuhan energi mereka sendiri
beserta solusinya
Klasifikasi berdasarkan jenis desain:
a. Bentuk yang paling sederhana dalam konteks PLTA mikro dan mini. Skema ini tidak memanfaatkan
bendungan untuk mengarahkan air kebangunan penyadap melainkan mengubah lajur aliran air menuju
turbin melalui pipa atau penstock.
b. Dalam penggunaan sistem ini air ini akan disimpan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu
(beberapa jam atau dalam beberapa bulan) dan akan digunakan untuk menghasilkan energi ketika
dibutuhkan.
c. Ketika terjadi kebutuhan listrik yang rendah atau kelebihan kebutuhan listrik secara tiba-tiba, maka
pompa secara otomatis akan mengisi penuh tanki-tangki penyimpanan. Namun apabila terjadi lonjakan
kebutuhan listrik yang tinggi, maka tangki-tangki yang ada akan segera dikosongkan menuju turbin
untuk memenuhi kebutuhan produksi yang mencukupi.

1.2.2 Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang berfungsi untuk
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber lainnya.
Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam di sekelilingnya sesuai
dengan keseimbangan daerah tersebut (Rahayu dkk, 2009).

1.2.3 Debit Aliran


Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang
sungai per satuan waktu. Sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per sekon
(m3/s). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
(Asdak, 2017:190).
Debit dapat dihitung dalam persamaan:
Q = A.V (1)
Dimana:
Q = Debit (m3/s)
A = Luas penampang sungai (m2)
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/s)

PROSIDING
305
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

a. Kecepatan Aliran
Persamaan Chezy yang dikemukakan oleh Insinyur Antoine Chezy pada tahun 1769.

U = C√𝑅𝑆 (2)
1
𝐿2
Dimana koefisien C adalah tanpa dimensi, namun mempunyai dimensi √𝑔, yaitu 𝑛 . Koefisien C dalam
saluran yang halus dapat diharapkan tergantung dari bilangan Reynods tanpa dasar saluran yang kasar
tergantung dari kekasaran relative Ks/R, pada hargaks/𝛿 ′ antara 0,25 dan 6,0, C adalah fungsi dari kedua
parameter ini. Terdapat beberapa metode emperis untuk menentukan C, namun sejauh ini metode yang
paling biasa yang digunakan adalah yang ditemukan oleh Insinyur Irlandia, Manning. Penguraiannya untuk
C apabila dimasukan dalam persamaan (2) menghasilkan persamaan Manning. (K.G.Ranga Raju, 1981).
Robert Manning dalam tahun 1889 menemukan bahwa:
1
𝑅6
C= (3)
𝑛

1
𝑉 = 𝑛 𝑅2/3 𝑆 1/2 (4)
Dimana:
V = kecepatan rata-rata (m/s)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan saluran
n = Koefisien kekasaran Manning
(Luknanto, D., 2008).
Kemiringan saluran dapat dihitung dengan rumus:
H
S = 0,9 x L (5)

Dimana:
S = kemiringan rata-rata sungai
h = beda tinggi antara titik pengamatan dan titik terjauh sungai
L = panjang sungai (km)

b. Koefisien Manning
Koefisien Manning (n) menunjukan nilai kekasaran saluran yang ada pada dinding saluran, nilai tersebut
tergantung saluran dinding yang ada pada sungai yang diukur atau dianalisis.. Typikal harga Koefisien
Kekasaran Manning (n) yang sering digunakan berdasarkan buku Open- channel Hydraulics Ven Te
Chow. (1959).

Tabel 1: Tipe Saluran dan Jenis Bahan


No Tipe Saluran dan Jenis Bahan
Min Normal Maks
1 Beton
Gorong-gorong Lurus dan bebas dari Kotoran 0,010 0,011 0,013
Gorong-gorong dengan Lengkungan dan sedikit 0,011 0,013 0,014
kotoran
Beton diPoles 0,011 0,013 0,014
Saluran Pembuang dengan Bak Kontrol 0,013 0,015 0,017
2 Tanah Lurus dan Seragam
Bersih Baru 0,016 0,018 0,020
Bersih telah melapuk 0,018 0,022 0,025
Berkerikil 0,022 0,025 0,030
Berumput Pendek , seikit tanaman Penganggu 0,022 0,027 0,033
3 Saluran Alam
Bersih Lurus 0,025 0,030 0,033
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
Banyak tanaman Penganggu 0,050 0,070 0,08
Dataran Banjir berumput pendek-tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,07

PROSIDING
306
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Sumber :Open channel Hydraulics VenTe Chow 1959


Issacson dkk (1954) (dalam Shofiya Nadiya, 2016) dalam jurnal ilmiahnya menyampaikan satu cara
untuk memperkirakan nilai n berdasarkan beberapa faktor diatas, yaitu sebagai berikut:
n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4) m5 (6)

Dimana:
n0 = nilai dasar n untuk saluran yang halus, seragam dan halus menurut bahan-bahan alamiah yang
dikandungnya
n1 = nilai yang ditambahkan ke n permukaan untuk mengoreksi efek ketidak teraturan
n2 = nilai variasi bentuk dan ukuran penampang saluran
n3 = nilai untuk hambatan
n4 = nilai untuk kondisi tetumbuhan dan liran
m5 = faktor koreksi bagi belokan-belokan saluran.

c. Luas Penampang Melintang


Luas penampang diukur dengan menggunakan meteran dan piskal (tongkat bambu atau kayu) (Rahayu
dkk, 2009). Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur unsur-unsur geometri saluran (Karnisah, 2010).

Gambar 1. Unsur Geometris Penampang Saluran Berbentuk Trapesium


Sumber (Karnisah, 2010).

Untuk penampang saluran berbentuk trapesium luas penampang melintang ditentukan dengan
persamaan:
A = (b + zy) y (7)
P = b + 2y√1 + 𝑧 2 (8)
𝐴
R=𝑃 (9)
T = b + 2zy (10)
𝐴
D=𝑇 (11)
𝐴1,5
z= 𝑇 (12)

Dimana:
A = luas penampang melintang (m2)
P = keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)
T = lebar puncak (m)
D = kedalaman hidrolik (m)
b = lebar dasar (m)
y = tinggi air/tinggi saluran (m)
z = kemiringan talut
w = tinggi jagaan (m)

1.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


a. Pengertian PLTMH
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi
air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki
kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya
dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik (Siti
Chadidjah dan Wiyoto, 2011).

PROSIDING
307
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

PLTMH juga didefinikan sebagai pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai media utama
untuk penggerak turbin dan generator. Tenaga mikrohidro, dengan skala daya yang dapat dibangkitkan 5
kW hingga 50 kW. Pada PLTMH proses perubahan energi kinetik berupa (kecepatan dan tekanan air), yang
digunakan untuk menggerakan turbin air dan generator listrik hingga menghasilkan energi listrik
(Notosudjono, D., 2002).

b. Klasifikasi PLTMH
Menurut Prayogo (2003) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat di klasifikasikan berdasarkan
kapasitas keluarannya, yaitu dapat di lihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Klasifikasi PLTA


No. Jenis PLTA Kapasitas
1. PLTA besar >100 MW
2. PLTA menengah 15 – 100 MW
3. PLTA kecil 1 – 15 MW
4. PLTM (mini hidro) 100 kW – 1 MW
5. PLTMH (mikro 5 kW – 100 kW
hidro)
6. Pico hidro < 5 Kw
Sumber: (Prayogo, 2003)

c. Prinsip Kerja PLTMH


Secara teknis mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat
menuju rumah instalasi (power house). Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga
akan menghasilkan energi mekanik berupa berputarnya poro sturbin. Putaran poros turbin ini akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara skematis ditunjukkan pada gambar 2 (Notosudjono, D.,
2002).

Gambar 2. Prinsip Kerja PLTMH


Sumber: (Notosudjono, D., 2002).

d. Rumah Pembangkit (Power House) PLTMH


Rumah pembangkit merupakan tempat instalasi turbin, generator, peralatan bantu, ruang pemasangan,
ruang pemeliharaan dan ruang control. Rumah pembangkit berfungsi untuk melindungi peralatan dari orang
yang tidak berkepentingan dan dari kerusakan yang mungkin timbul akibat cuaca. Di dalam rumah turbin
biasanya juga terdapat tempat untuk swith board, transformer (jika diperlukan) dan area untuk pekerjaan,
pemeliharaan termasuk lemari atau rak untuk peralatan dan sukucadang (Notosudjono, D., 2002).

e. Perhitungan Potensi PLTMH


Metode perhitungan yang dipakai dalam penentuan potensi air untuk PLTMH yaitu berdasarkan hukum
Newton dan persamaan Bernouli. Perhitungan dapat dilakukan dengan persamaan-persamaan berikut yaitu
memanfaatkan energi potensial atau head (h), potensi daya dihitung dengan:
𝐸 =𝑚𝑔ℎ (13)
Dimana:
E = Energi potensial air
h = Ketinggian (m)
m = Massa air (kg)
g = Gravitasi bumi (m/s²)

PROSIDING
308
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Daya (W) adalah energi per satuan waktu (t), jadi secara matematis
𝐸 𝑚𝑔ℎ
= 𝑡 =𝑤 (14)
𝑡
Bila Q adalah debit air dan ρ adalah masa jenisnya, maka
𝑚
= 𝜌𝑄, (15)
𝑡

Sehingga potensi daya air (W) yang mempunyai ketinggian h meter, jatuh mengalir dengan debit Q m³/s
adalah :
𝑊 =𝑄𝑥𝜌𝑥𝑔𝑥ℎ (16)
Dimana:
W = daya (kilo Watt)
Q = debit air (m3/det)
ρ = massa jenis air (kg/m³)
g = gravitasi bumi (m/s²)
h = ketinggian (m)
(Windarti, 2014)

Menurut Harvey (1993) besarnya energi yang hilang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
Kerugian/losses dan pipa pesat/penstock.

Tabel 3. Harga Efisiensi Mikrohidro


No. Efisiensi Harga (%)
1. Efisiensi konstruksi sipil 65-95%
2. Efisiensi penstock 65-90%
3. Efisiensi turbin 60-80%
4. Efisiensi Generator 65-85%
5. Efisiensi Trafo 80-96%
6. Efisiensi transmisi 80-90%
Sumber: (Harvey, 1993).

Sehingga persamaan (16) di atas menjadi:


Pnetto = 𝑄 𝑥 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ 𝑥 𝐸𝑡 (17)
Et = Eks x Et x Eg (18)
Dimana:
Pnetto = Daya listrik yang dapat dimanfaatkan(kW)
Et = Efisiensi total sistem (%)
Eks = Efisiensi konstruksi sipil
Et = Efisiensi turbin
Eg = Efisiensi Generator

1.3 Metode Penelitian


a. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang menggunakan angka mulai
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12).
b. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sungai Bone Kecamatan Pasir Putih di Kabupaten Muna. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2019 sampai selesai.

PROSIDING
309
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Gambar 3 Lokasi Penelitian

c. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.berikut:
Tabel 4. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Gambar Fungsi
1. Patok - Untuk tempat mengikat tali
2. Tali -
3. Alat tulis - Untuk mencatat data
4. Meteran Untuk mengukur lebar dan
kedalam sungai

5. Current meter Untuk mengukur kecepatan


aliran sungai

6. GPS Untuk penandaan lokasi


penelitian

(Sumber :La Saliba, 2018)

d. Studi Literatur
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian yaitu studi literatur. Studi literatur adalah
cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang
diangkat dalam suatu penelitian,
e. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder yang berhubungan dengan
objek penelitian. Data sekunder diperoleh dari data yang telah ada pada instansi-instansi yang terkait,
pustaka, penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya maupun peta yang ada hubungannya dengan obyek
penelitian.
Data primer diperoleh secara langsung dari pengamatan, pengukuran sifat fisik yang terdapat pada air
sungai yang dilakukan di lapangan. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Luas
penampang melintang sungai; Kedalaman sungai; Lebar dasar; Kecepatan aliran sungai; Debit aliran sungai
dan daya yang di bangkitkan.

PROSIDING
310
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

f. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian dapat di lihat dalam bagan berikut:

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

g. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penentuan lokasi titik pengukuran,
2) Pengambilan data yaitu mengukur profil sungai seperti lebar sungai, kedalaman sungai, lebar dasar, dan
interval kedalaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 berikut

Gambar 5.Tampak pengukuran sungai


(Sumber :La Saliba,2018)

dimana T merupakan lebar permukaan sungai, b merupakan lebar dasar sungai, y merupakan titik-titik
pengukuran kedalaman sungai dan nilai 0,3 m, 0,6 m dan 0,9 merupakan interval kedalaman untuk
pengukuran kecepatan dengan alat ukur current meter.
3) Mengukur kecepatan aliran sungai pada interval kedalaman 0,3, 0,6 dan 0,9 meter untuk setiap titik
pengukuran kedalaman sungai. Mencatat hasil pengukuran.
4) Kemudian hasil Pengukuran dengan current meter diolah dalam bentuk data
5) Menghitung dengan parameter rumus empiris dalam hal ini dengan formula dari manning
6) Membandingkan hasil dari pengukuran current meter dengan hasil analisis menggunakan Empiris
Manning
7) Menampilkan Perbandingan antara menggunakan Current meter dengan Rumus Empiris Manning

h. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dikarenakan pada dasarnya
intepretasi data pada penelitian ini bukan hanya mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di daerah
penelitian dan hubungan antar fenomena yang terjadi di daerah penelitian akan tetapi juga menggunakan

PROSIDING
311
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

data kuantitatif dimana menggunakan teknik-teknik statistik dan matematik dalam pengolahan datanya
(Hadi, Dkk, 2010).

2. PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengukuran
Pengukuran di sungai Desa Bone dengan tinggi terjun air yang terukur yaitu 12 m, untuk data
pengukuran dapat dilihat pada tabel, berikut:

Tabel 5. Data Pengukuran di Sungai Bone


Sungai Titik B(m) Y(m) T(m) Z A(𝑚2 )
I 4,95 1,40 8,2 1,04 6,66
II 5,04 1,41 8,3 1,05 6,85
III 5,20 1,38 8,2 1,04 6,90
Bone
IV 5,08 1,39 8,3 1,06 6,94
V 5,08 1,80 8,1 1,04 7,23
VI 5,08 1,70 8,3 1,05 7,21

2.2 Analisis Kecepatan dan Debit Aliran


Dari data pengukuran dapat diperoleh debit aliran dengan menganalisis terlebih dahulu luas penampang
melintang sungai dan kecepatan aliran sungai, karena debit merupakan hasil perkalian antara luas
penampang sungai dengan kecepatan aliran sungai
Tebel 6. Hasil Analisis Debit Aliran Pada Sungai Bone Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Muna
Current Meter Manning
Titik A(𝑚2 )
V (m/s) Q (𝑚3 /𝑠) V (m/s) Q (𝑚3 /𝑠)
I 4,8 1,5 7,2 1,7 8,1
II 5,0 1,5 7,6 1,7 8,8
III 5,3 1,6 8,4 1,8 9,4
IV 4,6 1,4 6,4 1,5 6,8
V 4,6 1,5 6,8 1,7 7,8
VI 4,5 1,5 6,7 1,7 7,4

Tabel 6 di atas diketahui besar nilai debit aliran pada sungai Bone di Kecamatan Pasir Putih Kabupaten
Muna , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 untuk analisis debitnya sedangkan analisis
kecepatan dapat dilihat pada gambar 7 berikut

10,0

7,5
Q(m3/s)

5,0

2,5

0,0
1 2 3 4 5 6
Titik Pengukuran

Q(Current meter) Q(Rumus Manning)

Gambar 6. Grafik Besarnya Nilai Debit Aliran Sungai Berdasarkan Pengukuran Current Meter

Grafik pada gambar 6 di atas menunjukkan bahwa nilai debit aliran dengan menggunakan Current
meter sebesar 6,4 m3/s.- 8,4 m3/s , sedangkan dengan menggunakan Rumus Manning 6,8 m3/s – 9,4 m3/s.

PROSIDING
312
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

2
1,6

V(m/s)
1,2
0,8
0,4
0
1 2 3 4 5 6
Titik Pengukuran

V curent meter V Manning

Gambar 7. Grafik Nilai Kecepatan Aliran Sungai Berdasarkan Current meter dan Rumus Manning

Berdasarkan grafik pada gambar 7 di atas dapat diketahui bahwa nilai kecepatan aliran sungai dengan
menggunakan Current meter 1,4 m2/s.- 1,6 m2/s, sedangkan dengan menggunakan Rumus Manning 1,5
m2/s-1,8 m2/s.

2.3 Analisis Potensi Daya Air (W)


Tabel 7. Hasil Analisis Potensi Daya Air
Current Meter Rumus Manning
Titik
W(kW) W(kW)
1 844,9 948,0
2 890,0 1.033,7
3 991,7 1.111,8
4 751,5 801,1
5 805,2 916,1
6 786,7 870,9

Grafik dibawah ini menujukan nilai Daya Air pada sungai Bone Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Muna
sebagai berikut :

1200,0

900,0
w(kW)

600,0 W(Rumus
Manning)
300,0
W(Current
0,0 Meter)
0 2 4 6
Titik Pengukuran

Gambar 8. Grafik analisa Potensi Daya Air dengan memakai Current meter dan Rumus Manning

Hasil perhitungan potensi daya air pada tabel 7 di atas merupakan perhitungan standar atau awal, karena
perhitungan tersebut mengabaikan beberapa sistem sehingga tidak diketahui berapa daya yang hilang ketika
energi potensial air diubah menjadi energi listrik. Besarnya energi yang hilang dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu efisiensi turbin, efisiensi generator, efisiensi trafo, efisiensi jaringan, efisiensi sistem kontrol dan
efisiensi konstruksi sipil.
Hasil analisis Daya Air dengan menggunakan Current meter 751,5 kW-991,7 kW, sedangkan daya air
dengan menggunakan Rumus Manning sebesar 801,1 kW-1.111,8 kW.

PROSIDING
313
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

2.4 Perhitungan Daya Total (Pnetto)


Tabel 8. Hasil Perhitungan Daya Total
Current Meter Rumus Manning
Titik
P(kW) P(kW)
1 633,7 711,0
2 667,5 878,7
3 743,8 945,0
4 563,6 681,0
5 603,9 778,7
6 590,0 740,2

Dari tabel 8 di atas dapat diketahui perbandingan nilai daya total (pnetto) antara current meter dengan
rumus manning, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

1000,0
800,0
P(kW)

600,0
400,0
200,0
0,0
0 1 2 3 4 5 6
Titik Pengukuran

P(Current meter) P(Rumus Manning)

Gambar 9.Grafik Analisa Potensi Daya Listrik dengan menggunakan Current meter dan Rumus
Manning

Gambar 9 di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai daya total antara pengukuran current meter
dengan perhitungan rumus manning. Dimana nilai berdasarkan perhitungan rumus manning lebih besar dari
nilai pengukuran current meter. Hal ini disebabkan karena pada perhitungan dengan menggunakan rumus
manning nilai kecepatan alirannya memperhatikan faktor profil penampang saluran sungai seperti keliling
basah, jari-jari hidrolik dan keadaan saluran (bahan pembentuk saluran, derajat ketidakteraturan, variasi
penampang, efek relatif dari hambatan, tetumbuhan, dan derajat keelokan). Sedangkan pada pengukuran
dengan current meter nilai lebih rendah karena Parameter yang digunakan masih dalam distribusi kecepatan
90% pengukuran kedalaman artinya current meter tidak mengukukur sampai kedalaman dasar.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan baik pengukuran berdasarkan current meter maupun
perhitungan dengan rumus manning berpotensi untuk dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga mikro
hidro yaitu sungai Bone, dengan Potensi daya Listrik yang dihasilkan yaitu berkisar 563,6 kW-945,0 kW.

3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpukan bahwa : Besar debit
aliran berdasarkan pengukuran dengan current meter,pada sungai Desa Bone debit aliran dengan
menggunakan Current meter sebesar 6,4 m3/s.- 8,4 m3/s , sedangkan dengan menggunakan Rumus
Manning 6,8 m3/s – 9,4 m3/s. Daya yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan current meter yaitu
563,6 kW - 743,8kW. Sedangkan hasil perhitungan berdasarkan rumus manning sebesar, 681,0 kW – 945,0
KW.

PUSTAKA

Arikunto S. 2006. Manajemen Penelitian. Edisi Kedua. Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta.
Asdak Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
BPS Kabupaten Buton Utara. 2013. Kabupaten Buton Utara Dalam Angka 2013. Kabupaten Buton Utara.
----------- 2017. Kecamatan Kambowa Dalam Angka 2017. CV : Metro Graphia. Kabupten Buton Utara
BukuPanduan .2009. Energi yang terbarukan, guide book renewable energi. PNPM Mandiri,
Dwiyanto. 2016. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTM) Studi Kasus: Sungai Air Anak
(Hulu Sungai Way Besai). Bandar Lampung. Universitas Lampung

PROSIDING
314
ISBN: 978-602-51407-1-6
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN INOVASI DAN REKAYASA (SNT2IR) 2019
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Hadi, dkk, 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Harvey, A. 1993. Micro–Hydro Design Manual: A Guide to small – scale Water power Schemes. IT
Publications, London
K.G. Ranga raju.1981.Fow Through Open Channels. Mc Graw-Hill Publishing Company Limited.
La Hasanudin. 2013. Studi Potensi PLTMH Pandulrejo Yogyakarta. Yogyakarta UGM.
La Hasanudin, dkk..2019.Studi Potensi PLTMH Desa Bubu Kecamatan Kambowa Kabupaten Utara.
Seminar Nasional PPV Padang Sumatera Barat.
La Saliba, dkk.2018. Studi Potensi PLTMH di Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Pendidikan
FKIP Universitas Halu Oleo Kendari.
Luknanto, D. 2008. Hidraulika Saluran Terbuka. Yogyakarta.UGM.
Karnisah Iin, 2010. Hidrolika Terapan (Bagian 2: Aliran Dalam Saluran Terbuka). Politeknik Negeri
Bandung. Bandung.
Maryono, A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, Dan Lingkungan. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Notosudjono, D. 2002. Perencanaan PLTMH di Indonesia. BPPT. Jakarta
Prayogo, E. 2003. Teknologi Mikrohidro dalam Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk Menunjang
Pembangunan Pedesaan. Semiloka Produk-produk Penelitian Departement Kimpraswill. Makassar
Rahayu, S. dkk, 2009. Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. World Agroforestry Center ICRAF Asia
Tenggara. Bogor.
Robert L Evans. 2007. Fueling Our Future an introduction to suistanaible energi. Cambrige, New York,
Madrid, Cape Town, Singapore, SauPaulo.Cambrige University Press.
Siti Chadijah dan Wiyoto. 2011. Konsep Teknologi (Renewable Energi). Jakarta: Genta Pustaka.
Shofiya Nadiya. 2016. Pemanfaatan Sensor Ultrasonik Dalam Pengukuran Debit Air Pada Saluran Irigasi
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Menggunakan Media Penyimpanan SD CARD. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Ven Te Chow. 1959. Open Channel Hydraulic.Mc graw-Hill New York.
Windarti Menik. 2014. Potensi Debit Air Bendung Tegal Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) Dan Irigasi Di Desa Kebonagung Dan Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri Kabupaten
Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta.

PROSIDING
315
ISBN: 978-602-51407-1-6

Anda mungkin juga menyukai