Anda di halaman 1dari 51

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

20 KV PENYULANG SOSIRI
PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Ahli MadyaTeknik pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih

Disusun Oleh:

IMANUEL ISAK YARUSABRA

20170611023024

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PROYEK AKHIR

STUDI JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20


KV PENYULANG SOSIRI
PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Oleh :

IMANUEL ISAK YARUSABRA


20170611023024

Proyek Akhir ini telah diperiksa oleh Dosen Pembimbing Proyek Akhir
dan disetujui oleh Ketua Prodi untuk diajukan dalam Ujian Sidang Proyek Akhir

Diperiksa:
Pembimbing

EKAWATI M OHEE.,ST.M.Eng
NIP. 19690825 200003 2 001

Menyetujui:

Ketua Prodi D3
JurusanTeknikElektro

Aris Sampe, S.T.,M.T.


NIP.19800912 200812 1 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR

STUDI JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20


KV PENYULANG SOSIRI
PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Oleh :

IMANUEL ISAK YARUSABRA


20170611023024

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji dalam Sidang ujian Proyek akhir di
Jurusan Teknik Elektro Universitas Cenderawasih

Tim Penguji Tanda Tangan

1. DULTUDES MANGOPO, ST., MT


NIP. 19711227 200012 1 001 (Ketua) 1………………

2. YEHUDA GIAY, ST., MT


NIP. (Anggota) 2………………

3. EKAWATI M OHEE.,ST.M.Eng
NIP. 19690825 200003 2 001 (Pembimbing) 3………………

Jayapura, 21 Oktober 2020

Mengesahkan,

Dekan Ketua Jurusan


Falkultas Teknik JurusanTeknik Elektro

Dr. Jhoni Jonatan Numberi, M., Eng Dr. Marthe Liga, ST., M.Eng
NIP. 19760826 200912 1 002 NIP. 19750309 200212 1 004

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas

pertolongan dan hikmat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Proyek Akhir dengan judul “STUDI JATUH

TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV

PENYULANG SOSIRI PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI”

Pengerjaan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan di Universitas Cenderawasih Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro.

Terlepas dari itu semuanya tak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun Tugas Akhir untuk itu

ijinkanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.ApoloSafanpo, ST.,MT selaku rektor Universitas Cenderawasih.

1. Bapak Dr. Drs. Janviter Manalu, M.Siselaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Cenderawasih.

2. Bapak Marthen Liga, ST., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.

3. Bapak Aris Sampe, ST., MT selaku Kepala Kaprodi pada Progran Studi

Diploma-III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.

4. Bapak EKAWATI M OHEE, ST.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang

telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir

ini.

iv
5. Seluruh karyawan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan

(ULP) Sentani telah membantu dalam pengambilan data Proyek Akhir ini.

6. Staf Dosen pada Program Studi Teknik Elektro dan Tata Usaha yang berada

di Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa/i Teknik Elektro Universitas

Cenderawasih yang telah membantu pengambilan data maupun penulisan

Tugas Akhir dan tidak henti-hentinya memberikan semangat.

8. Kedua orang tua yang selalu memberikan support dan menjadi penyemangat

serta selalu membantu dalam Doa serta nasehat.

9. Semua Teman, kerabat yang telah membantu baik melalui Doa, motivasi,

penyemangat dan juga nasehat.

Jayapura, 19 Oktober 2020

Penulis

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO : “Tidakada kata terlambat dalam menggapai mimpi”

Persembahan :

Poyek Akhir ini Saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat karunia serta

pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Buat kedua orang tua saya yang tercinta

3. Buat kakak terkasih

4. Buat teman-teman seperjuangan Teknik Elektro Angkatan 2017

5. Keluarga Besar Teknik Elektro Universitas Cenderawasih

vi
ANALISIS JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
20 KV PENYULANG PENYULANG SOSIRI
PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Oleh:
IMANUEL ISAK YARUSABRA

ABSTRAK

Kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat seiring dengan meningkatnya
gaya hidup dan peralatan yang dipakai. Kondisi ini mensyarakat ketersediaan energi
listrik yang efisien dan berkualitas. Rugi–rugi tegangan atau jatuh tegangan itu sendiri
adalah tegangan yang hilang karena panjang jaringan dan resistansi kabel dari sistem
jaringan. Penyulang Sosiri merupakan salah satu penyulang yang padat penggunaan
tenaga listriknya, sehingga sangat memungkinkan terjadinya Jatuh tegangan paling
besar pada Penyulang Sosiri, sehingga pada evaluasi Jatuh tegangan ini dilakukan di
Jaringan Tegangan Menengah 20 kV Penyulang Sosiri

kemudian Tempat penelitian dilakukan di Punyalng Sosiri Jenis data yang akan diambil
adalah hasil perhitungan Rugi-rugi Tegangan pada Penyulang Sosiri.
Penelitian yang dilakukan secara langsung dalam kegiatan lingkungan kerja.
penelitian kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari buku, internet dan membaca
literatur diklat dan catatan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
Berdasarkan pembahasanan dan perhitungan tentang jatuh tegangan beban pada trafo
distribusi penyulang Sosiri di PT.PLN Sentani

beban penuh terjadi di gardu STN258 pada saat LWBP 2.89 Ampere dan pada saat WBP
2.89 Ampere. tegangannya paling besar terjadi di gardu STN103 pada saat LWBP yaitu
1.877 Volt dan pada saat WBP yaitu 2.467 Volt Sedangkan untuk nilai jatuh tegangan
terkecil terjadi di gardu STN113 pada saat LWBP yaitu 0.210 Volt dan pada saat WBP
0.331 Volt.
beban yang semakin meningkat bila tidak di seimbangkan maka akan memperbesar
jatuh tegangan, oleh karena itu di butuhkan penambahan trafo distribusi untuk
memperkecil jatuh tegangan tersebut.

Maka penggatian konduktor secara terjadwal bisa mengurangi jatuh tegangan yang
terjadi dalam jaringan distribusi tersebut.

Penurunan tegangan maksimum pada beban penuh. yang di perbolehkan di beberapa


titik pada jaringan distribusi SUTM = 5% dari tegangan kerja radial
penelitian lapangan
sehingga masih dikatakan memenuhi standar yang diatur dalam SPLN No.72Tahun
1987.

Kata Kunci : Jatuh tegangan,Perhitungan Jatuh tegangan, Tegangan Menengah

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PERSTUJUAN ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 RumusanMasalah ................................................................................ 2

1.3 BatasanMasalah................................................................................... 2

1.4 TujuanPenulisan .................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penulisan ............................................................................... 3

1.6 SistematikaPenulisan ........................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Distribusi Daya Listrik ............................................................. 5

2.2 Pembagian Jaringan Distribusi ............................................................. 6

2.3 Jaringan Distribusi Menurut Bahan Kondutor ..................................... 10

2.4 Peralatan Sistem Distribusi .................................................................. 11

2.5 Jatuh Tegangan ................................................................................... 18

8
2.6 Data Impedansi ................................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 WaktudanTempatPenelitian ................................................................. 22

3.2 Data Penelitian .................................................................................... 22

3.3 Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 23

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPenelitian .................................................................................... 23

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 27

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

51 Kesimpulan ......................................................................................... 39

5.2 Saran ................................................................................................... 39

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik………………………… 5

7
Gambar 2.2 Skema Sistem jaringan radial…………………………………
8
Gambar 2.3 Skema Sistem tie line (hantaran penghubung)……………….
9
Gambar 2.4 Skema sistem loop…………………………………………
10

Gambar 2.5 Skema sistem spindel………………………………………… 13

13
Gambar 2.6 Lightning arrester………………………………………………..
14
Gambar 2.7 Fuse cut out…………………………………………………...
15
Gambar 2.8 Recloser control…………………………………………………… 16

Gambar 2.9 Isolator tumpu……………………………………………… 17

17
Gambar 2.10 Isolator tarik………………………………………………..
22
Gambar 2.11 Belitan delta…………………………………………………….
23
Gambar 2.12 Belitan bintang………………………………………………. 24

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian…………………………………….. 30

Gambar 4.1 Diagram Satu Garis Penyulang Sosiri….. 31

Gambar 4.2. Grafik Arus Beban Penuh Setiap Seksi Pada Penyulang Sosiri………………………..

Gambar 4.3. Penyederhanaan Momen Arus Saluran Penyulang Sosiri…..

Gambar 4.4. GrafikJatuhTegangan Pada Penyulang sosiri…..

10
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data PenghantarPenyulangSosiri………………………………. 25

Tabel 4.2. Data pengukuranbebantransformator di penyulang Sosiri

PT. PLN (Persero) ULP sentani…….. 26

Tabel 4.3. HasilPerhitunganArusBebanTransformatorDistribusi

PenyulangSosiri………………………………….……………. 27

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan Penyulang Sosiri……………….. 28

Tabel 4.5. HasilPerhitunganJatuhTeganganPenyulangSosiri…………… 29

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat seiring dengan

meningkatnya gaya hidup dan peralatan yang dipakai. Kondisi ini mensyaratkan

ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas. Efisien dalam pengertian

energi yang diproduksi dapat digunakan secara makasimal oleh pelanggan atau

tidak mengalami kehilangan tegangan pada jaringan maupun peralatan listrik

seperti trafo.Kehilangan tegangan perlu diprediksi dan diantisipasi agar terjadi

dalam batas normal dan wajar.Apabila pembangkit tenaga listrik sangat jauh dari

konsumen, maka digunakan sistem transmisi dan distribusi untuk dapat

menyalurkan daya listrik kekonsumen.

Rugi–rugi tegangan atau jatuh tegangan itu sendiri adalah tegangan yang

hilang karena panjang jaringan dan resistansi kabel dari sistem jaringan. Jatuh

tegangan tidak mungkin dihindari. PT. PLN (Persero) ULP sentani

Penyulang Sosiri merupakan salah satu penyulang yang padat penggunaan

tenaga listriknya, sehingga sangat memungkinkan terjadinya Jatuh tegangan paling

besar pada Penyulang Sosiri, sehingga pada evaluasi Jatuh tegangan ini dilakukan

di Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV Penyulang Sosiri PT. PLN

(Persero) ULP Sentani.

Hasil perhitungan Jatuh tegangan di Penyulang Sosiri akan disesuaikan

dengan standar jatuh tegangan PT. PLN (Persero) yang diatur dalam SPLN No.72

Tahun 1987.

12
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Berapa besar Jatuh Tegangan pada Penyulang Jeruk PT. PLN (Persero) ULP

Sentani.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Jatuh Tegangan pada

Penyulang Jeruk PT. PLN (Persero) ULP Sentani.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan pada penyulang yang ada maka penulis

membatasihanya pada::

1. Jatuh tegangan pada Penyulang jeruk PT. PLN (Persero) Ulp Sentani

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya Jatuh Tegangan pada

jaringan tegangan menegah.

1.4. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Jatuh Tegangan di Penyulang Sosiri PT. PLN

(Persero) ULP Sentani

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Jatuh Tegangan

di Penyulang Sosiri PT. PLN (Persero) ULP Sentani.

13
1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian Proyek Akhir ini

adalah:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang jatuh tegangan yang

terjadi pada Penyulang Sosiri.

2. Dapat menjadi masukan bagi pihak PT. PLN (Persero) ULP Sentani.

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis memaparkan teori-teori pendukung atau kajian

umum yang berkaitan erat dengan judul yang akan dibahas.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang penentuan lokasi, penentuan waktu dan tempat, data

penelitian, jenis data dan metode pengumpulan data, dan diagram alir

penelitian.

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

BAB. V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

14
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem distribusi

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem

distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik

besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga

listrik adalah;

1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat

(pelanggan).

2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan

denganpelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)

dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan

tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan

transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154 kV,

220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan

menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran

transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat

arus yang mengalir.

P = I2 x R.................................................................(2.1)

15
2.2 Pembagian Jaringan Distribusi

Untuk kemudahan dan penyederhanaan, jaringan distribusi dibagi

menjadi beberapa bagian pembangkitan (Generation). Bagian penyaluran

(transmission bagian distribusi primer di dalam bangunan pada beban/konsumen

berdasarkan gambar 2.1 pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa

porsi materi sistem distribusi adalah daerah III dan daerah IV, yang pada dasarnya

diklasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu

dibuat.

Gambar 2.1 Pengelompokan Tegangan Sistem Tenaga Listrik

16
2.2.1 Distribusi Primer

Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari

gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan

saluranudara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkatkeandalan

yang diinginkan dan kondisi serta situasilingkungan. Saluran distribusi

inidirentangkan sepanjangdaerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat

beban. Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringandistribusi primer

diantaranya.

2.2.1.1 Sistem Radial

Sistem distribusi dengan pola radial adalah yang paling sederhana, terdiri

atas Penyulang atau rangkaian tersendiri, yang seolah-olah keluar dari sumber atau

wilayah tertentu secara radial.

Gambar 2.2 Skema Saluran Sistem Radial

17
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk

konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen

dipasang. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak rumit dan lebih murah

dibandingkan dengan sistem yang lain, namun memiliki keandalan sistem

yang lebih rendah dari sistem yang lain. Kurangnya keandalan disebabkan

karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi.

Kerugian lainnya yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling

ujung kurang baik, karena jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.

2.2.1.2 Sistem Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie line umumnya digunakan untuk pelanggan

penting yang tidak boleh padam (Rumah Sakit, Bandar Udara, dll)

Gambar 2.3 skema saluran tie line (hantaran penghubung)

18
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan

tambahan ACOS/ATS, dan setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan

khusus, sehingga apabila salah satu penyulang mengalami gangguan maka

pasokan listrik akan dipindah ke penyulang lain.

2.2.1.3 Sistem Loop

Pada sistem loop dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu

induk, sehingga memiliki tingkat keandalan relatif lebih baik.

Gambar 2.4 skema saluran sistem loop

19
2.2.1.4 Sistem Spindel

Sistem Spindel adalah pola kombinasi jaringan dari pola radial dan

ring. Spindel terdiri dari beberapa Penyulang yang mendapat tegangan dari

gardu induk dan tegangan tersebut berakhir pada gardu hubung.

Gambar 2.5 skema saluran sistem spindel

2.2.2 Distribusi Sekunder

Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk tegangan

rendah (380/220 Volt). Jaringan distribusi sekunder bermula antara sisi

sekunder trafo distibusi dan berakhir pada meteran pelanggan melalui kawat

berisolasi.

20
2.3 Jaringan Distribusi Menurut Bahan Konduktor

Bahan konduktor yang paling umum digunakan adalah tembaga dan

alumunium. Tembaga mempunyai kelebihan dibandingkan penghantar alumunium,

karena konduktifitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi memiliki kelemahan

lebih berat dan mahal. Oleh karena itu penghantar alumunium telah menggantikan

kedudukan tembaga. Oleh karena itu ada beberapa macam jenis konduktor yang

umum digunakan, yaitu :

1. AAC (All Alumunium Conductor)

2. AAAC (All Alumunium Alloy Conductor)

3. ACSR (All Conductor Steel Reinforced)

4. ACAR (All Conductor Alloy Reinforced)

2.4 Peralatan Sistem Distribusi

Jaringan distribusi yang baik harus memiliki perlengkapan dan peralatan

yang cukup lengkap, mulai dari konstruksi maupun proteksi. Perlengkapan utama

sistem distribusi adalah :

1. Tiang

Untuk meletakkan penghantar serta perlengkapan sistem seperti fuse,

isolator, arrester, recloser, dan sebagainya.Terbuat dari bahan yang kuat

menahan beban tarik maupun tekan yang berasal dari kawat penghantar atau

pun tekanan angin.Menurut bahannya tiang listrik terdiri dari tiang kayu,

tiang besi, dan tiang beton.

21
2. Penghantar

Penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk ke konsumen.

Penghantar yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.Contoh

: emas,perak,tembaga,alumunium,zink besi.

3. Lightning Arrester

Berfungsi sebegai pengaman bagi peralatan sistem terhadap tegangan

lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir dan karena surja hubung.

Alat ini melindungi peralatan dengan cara membatasi tegangan yang

diterima dan mengalirkan sisanya ke tanah. Dengan kata lain arrester dapat

dikatan sebagai isolator sekaligus konduktor. Sadapan penghantar Lightning

Arrester dengan penghantar transformator dapat sebelum atau sesudah

pemasangan Fuse Cut‐Out (FCO). Berikut ini diberikan beberapa

pertimbangan kelebihan dan kekurangan masing‐masing cara di atas:

a. Pemasangan Lightning Arrester sebelum FCO

 Kelebihan, pengamanan terhadap surja petir tidak dipengaruhi

oleh kemungkinan FCO putus.

 Kekurangan, kegagalan Lightning Arrester memadamkan

sistem penyulang dan penghantar Lightning Arrester lebih

panjang

22
b. Pemasangan Lightning Arrester sesudah FCO

 Kelebihan, jika Lightning Arrester rusak atau gagal bekerja,

FCO akan putus sehingga tidak memadamkan keseluruhan

sistem SUTM.

 Kekurangan, fuse link rentan terhadap surja petir

Gambar 2.6 Lightning arrester

4. Fuse Cut Out

Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan hubung

singkat. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat

jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa

maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.

23
Gambar 2.7 Fuse cut out

5. Recloser

Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi

gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian

sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali

bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan. Apabila

hingga kerja recloser yang kedua masih membuka dan menutup, berarti telah

terjadi gangguan permanen.

Gambar 2.8 Recloser control

24
6. Isolator

Fungsi utamanya isolator adalah sebagai penyekat listrik pada

penghantar terhadap penghantar lainnya.Tetapi karena penghantar yang

disekatkan tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat dan gaya tarik

yang berasal dari berat penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena

perubahan akibat temperature dan angin, maka isolator harus mempunyai

kemampuan untuk menahan beban mekanis yang harus dipikulnya. Bahan

isolator untuk SUTM adalah porselin/keramik yang dilapisi glazurdangelas,

tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas,

dikarenakan udara yang mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di

Indonesia isolator dari bahan gelas permukaannya mudah ditempeli embun.

Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan porselin dan hijau-bening

untuk bahan gelas.Berdasarkan beban yang dipikulnya isolator dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Isolator Tumpu(Pin Insulator)

Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat

penghantar, jika penghantar dipasang di bagian atas isolator ( top side

) untuk tarikan dengan sudut maksimal 2° dan beban tarik ringan jika

penghantar dipasang di bagian sisileher isolator untuk tarikan dengan

sudut maksimal 18°. Isolator dipasang tegak lurus di atastravers.

25
Gambar 2.9 Isolator tumpu

b. Isolator Tarik(Strain Insulator)

Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar

ditambah dengan beban akibat pengencangan (tarikan )penghantar,

seperti pada konstruksi tiang awal/akhir, tiang sudut, tiang

percabangan dan tiang penegang. Isolator dipasang di bagiansisi

Travers atau searah dengan tarikan penghantar.Penghantar diikat

dengan Strain Clamp dengan pengencangan mur-bautnya.

Gambar 2.10 Isolator tarik

26
7. Transformator Distribusi

Transformator adalah komponen yang bekerja untuk menaikan

tegangan serta menurunkan tegangan dengan prinsip kerja induksi

elektromagnetik. Dalam sistem distribusi tenaga listrik transfomator dapat

dibagi berdasarkan sistem kerja menjadi dua macam yaitu :

1. Transfomator step up (11,6 kV menjadi 150 kV)

2. Transformator step down (150 kV menjadi 20 kV) dan (20 kV

menjadi 380/220 Volt) Sistem distribusi menggunakan jenis

transformator step down untuk menghasilkan tegangan yang

diinginkan.

Berdasarkam jenis belitan transformator yang digunakan, maka dalam

sistem tenaga terdapat dua macam jenis belitan, yaitu :

Gambar 2.11 Belitan delta

27
Gambar 2.12 Belitan bintang

2.4. Jatuh Tegangan

Perhitungan jatuh tegangan pada jaringan distribusi adalah selisih antara

tegangan pangkal pengirim (sending end) dengan tegangan pada ujung penerima

(receiving end).Jatuh tegangan terjadi karena ada pengaruh dari tahanan dan

reaktansi saluran, perbedaan sudut fasa antara arus dan tegangan serta besar arus

beban, jatuh tegangan pada saluran bolak–balik tergantung pada impedansi, beban,

dan jarak.Suatu sistem arus bolak–bolak, besar jatuh tegangan dapat dihitung

berdasarkan pada gambar 3 diagram fasor tegangan jaringan distribusi sekunder.

Penurun tegangan maksimum pada beban penuh, yang diperbolehkan dibeberapa

titik pada jaringan distribusi (SPLN 72 . 1987)SUTM = 5% dari tegangan kerja

bagi sistem radial, trafo distribusi = 3% dari tegangan kerja, saluran tegangan

rendah= 4% dari tegangan kerja tergantung kepadatan beban, sambungan rumah =

1% dari tegangan nominal.Untuk jatuh tegangan dalam % dapat dihitung dengan

pendekatan yaitu.

100 (R cos𝜃𝑅 ) 𝑛
v (%) = 𝑉𝑠 2
∑𝑖−1 𝐹𝐿 (%).............................(2.7)

Dimana:

28
V (% ) = Jatuh tegangan dalam (%)

S = Daya yang disalurkan dalam (VA)

x = Reaktansi saluran dalam (Ω/km)

r = Resistansi saluran dalam (Ω/km)

Cos ƟR = Faktor daya

Untuk perhitungan jatuh tegangan dalam ΔV pada jaringan distribusi

menggunakan persamaan berikut :

V=√3 x I x ((R.cos ) +( X.sin )) x L ........................(2.8)

Dimana :

V = Jatuh tegangan dalam volt

I = Arus pembebanan

R = Resistansi jenis penghantar

X = Reaktansi penghantar

L = Panjang Penghantar

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu September 2020.

3.1.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) ULP Sentani dan

pengamatan langsung kelapangan pada Penyulang Sosiri

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis Data

Jenis data yang akan diambil adalah hasil perhitungan Rugi-rugi Tegangan

pada Penyulang Sosiri PT. PLN (Persero) ULP Sentani.

3.2.2. Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian lapangan

Penelitian yang dilakukan secara langsung dalam kegiatan lingkungan kerja.

Dalam metode ini penulisan dengan dua cara yaitu:

- Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung segala aktivitas yang

berlangsung pada lokasi penelitian.

- Wawancara (interview)

30
Wawancara (interview)yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan

beberapa orang teknisi secara langsung dan juga kepada dosen yang

lebih mengetahui tentang permasalahan yang akan dibahas.

b. penelitian kepustakaan

penelitian kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari buku, internet dan

membaca literatur diklat dan catatan yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

31
3.3. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data:
Mengambil data dari PT. PLN (Persero) ULP
Sentani pada Penyulang Sosiri

Pengolahan Data:
Perhitungan dan Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 . Diagram Alir Penelitian

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Penyulang Jeruk adalah salah satu penyulang yang berada di PT.PLN

(Persero) ULP Sentani yang bersumber dari Gardu Induk Harapan Sentani

Panjang saluran penyulang Sosiri adalah 5,98 km, dengan jumlah gardu

distribusi 17 buah. Gambar Singel Line untuk Penyulang Jeruk dapat di lihat

pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.1. Diagram Satu Garis Penyulang Sosiri


PT.PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Dari gambar di atas Penghantar yang digunakan pada saluran distribusi

penyulang Jeruk adalah jenis AAAC dengan ukuran penampang penghantar

150 mm2. Besar resistansi dan reaktansi penghantar AAAC adalah:

33
Tabel 4.1. Data Penghantar pada Penyulang Sosiri
PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Reaktansi pada
Resistansi Pada f = 50 Hz
No. JenisPenghantar Penghantar 300C(
Ohm/Km )
(Ohm/Km)

1 AAAC 150mm2 0,234 0,300

*Sumber Data dari PT. PLN (PERSERO) ULP SENTANI

Dari gambar 4.1 Diagram satu garis di atas adapun hasil pengukuran

beban yang di dapat dari PT. PLN ULP Sentani pada setiap gardu dan trafo

distribusi yang ada sepanjang Penyulang Sosiri yang dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut ini :

34
Tabel 4.2. Data Pengukuran Beban transformator pada penyulang Sosiri di PT PLN ULP SENTANI
Beban Trafo Jarak
NO GARDU ALAMAT DAYA FASA Cos q Sin q Penghantar (km)
(Kva) LWBP WBP
STN258 LAPANGAN TEMBAK AURI 200 3 0.1 0.1 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.48
STN111 DEPAN KANTOR DISTRIK 50 0.52 AAAC 150mm2
WAIBU 3 32.36 38.40 0.85 2.42
STN112 BTN MORAWA 200 3 26.93 30.90 0.85 0.52 AAAC 150mm2 2.71
STN203 BTN EFATA WAIBU 100 3 59.70 78.4 0.85 0.52 AAAC 150mm2 2.77
STN117 DOYO LAMA DEKAT SD 100 3 30.27 50.61 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.99
STN182 TOWARE 2 50 3 18.38 32.47 0.85 0.52 AAAC 150mm2 2.20
STN113 TOWARE 1 50 3 11.44 18.31 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.09
STN194 KPR SOSIAL KEHIRAN 50 3 9.14 13.6 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.88
STN114 KEHIRAN 100 0.85 0.52 AAAC 150mm2
3 67.10 96.4 1.23
STN195 KPR KEHIRAN RESIDANCE 100 3 24.53 31.91 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.22
STN115 PULAU KWADEWARE 100 3 10.33 14.66 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.23
STN116 PULAU DONDAY 100 3 8 18 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.19
STN118 SOSRI DUA 25 3 2.59 4.65 0.85 0.52 AAAC 150mm2 4.76
STN119 DEKAT GEREJA 50 3 7.26 13.13 0.85 0.52 AAAC 150mm2 2.88
STN120 KANDA 50 3 23.99 24.13 0.85 0.52 AAAC 150mm2 1.94
STN121 YAKONDE 50 3 4.26 10.96 0.85 0.52 AAAC 150mm2 2.09
STN122 BOROWAY 25 3 2.75 8.22 0.85 0.52 AAAC 150mm2 3.53

*Sumber data dari PT PLN PERSERO ULP SENTANI

35
36
4.2. Analiss Data

4.2.1. Arus Beban Penuh

Berdasarkan data dari PT. PLN ULP Sentani pada tabel 4.2 maka untuk

menghitung arus beban penuh pada tiap gardu yang berada di Penyulang Sosiri

sebagai berikut :

 Gardu STN 258 pada saat LWBP


𝑆
Ibeban =
√3𝑋 20𝑘𝑣

0,1
Ibeban =
√3𝑋 20𝑘𝑣

= 2.89 A

 Gardu STN 258 pada saat WBP


𝑠
Ibeban =
√3𝑋 20𝑘𝑣

0,1
Ibeban =
√3𝑋 20𝑘𝑣

= 2.89 A

Maka arus beban pada gardu STN011 pada saat LWBP adalah 0.68 A

Ampere dan untuk WBP adalah 0.89 A Ampere, sedangkan untuk gardu distribusi

lainnya pada Penyulang Sosiri di PLN ULP Sentani dapat di lihat pada table 4.3

berikut :

37
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Arus Beban Pada Penyulang Sosiri

NO Arus Beban
Jarak
GARDU ALAMAT DAYA FASA Cos q Sin q Penghantar Penuh
(km)
(Kva) LWBP WBP
STN258 LAPANGAN 200 0.85 0.52 AAAC
TEMBAK AURI 3 150mm2 1.48 2.89 2.89
STN111 DEPAN KANTOR 50 0.85 0.52 AAAC
DISTRIK WAIBU 3 150mm2 2.42 0.93 1.10
STN112 BTN MORAWA 200 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 2.71 0.77 0.89
STN203 BTN EFATA 100 0.85 0.52 AAAC
WAIBU 3 150mm2 2.77 1.72 2.26
STN117 DOYO LAMA 100 0.85 0.52 AAAC
DEKAT SD 3 150mm2 1.99 0.87 1.46
STN182 TOWARE 2 50 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 2.20 0.53 0.93
STN113 TOWARE 1 50 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 1.09 0.33 0.52
STN194 KPR SOSIAL 50 0.85 0.52 AAAC
KEHIRAN 3 150mm2 1.88 0.26 0.39
STN114 KEHIRAN 100 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 1.23 1.93 2.78
STN195 KPR KEHIRAN 100 0.85 0.52 AAAC
RESIDANCE 3 150mm2 1.22 0.70 0.92
STN115 PULAU 100 0.85 0.52 AAAC
KWADEWARE 3 150mm2 1.23 0.29 0.42
STN116 PULAU DONDAY 100 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 1.19 0.08 0.52
STN118 SOSRI DUA 25 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 4.76 0.07 0.13
STN119 DEKAT GEREJA 50 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 2.88 0.20 0.37
STN120 KANDA 50 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 1.94 0.69 0.69
STN121 YAKONDE 50 0.85 0.52 AAAC
3 150mm2 2.09 0.12 0.31
STN122 BOROWAY 25 0.85 AAAC
3 0.52 150mm2 3.53 0.27 0.23
TOTAL 12.88 16.81

Dari hasil perhitungan Arus Beban Penuh pada saat LWBP dan WBP di

Penyulang Sosiri PT.PLN ULP Sentani mendapatkan hasil terkecil pada saat

38
LWBP di gardu STN 118 yaitu 0,07 A di karenakan Kapasitas Daya pada

trafo sangatlah kecil yaitu 25 kVA dan pada saat WBP terdapat pada gardu

STN 258 yaitu 2.89 A di karenakan Kapasitas Daya Trafo sebesar 200 kVA

dan tinggi-nya pemakaian beban pada pelanggan.

Perbandingan antara LWBP dan WBP

Lama pemakaian listrik pada waktu beban puncak (wbp)

Waktu beban puncak di tetapkan dari mulai jam 17.00 sampai dengan

20.00 atau selama 3 jam . lama pemakaian listrik pada waktu beban puncak

(wbp)selama sebulan menjadi 3 jam kali 30 hari = 90 jam \bulan

Lama pemakaian listrik luar waktu beban puncak (LWBP) lama

pemakaian listrik luar waktu beban puncak (LWBP) selama sebulan menjadi

(12 jam -3 jam) kali 30 hari =270 jam \bulam

Perbandingan WBP dan LWBP

Faktor perbandingan WBP dan LWBP di sesuaikan dengan

karakteristik beban sistem kelistrikan yang di gunakan listrik industri tersebut

pemakaian saat waktu beban puncak.

39
2.89 2.89
GRAFIK ARUS BEBAN
2.78
PENUH

2.26

LWBP WBP
1.93

1.72

1.46

1.1
0.93 0.89 0.93 0.92
0.87
0.77
0.7 0.69
0.69
0.53 0.52 0.52
0.39 0.42
0.33 0.37
0.29 0.310.27
0.26
0.2
0.13
0.08 0.07 0.12 0.091

STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN
258 111 112 203 117 182 113 194 114 195 115 116 118 119 120 121 122

Gambar 4.2. Grafik Arus Beban Penuh setiap seksi pada penyulang jeruk

berdasarkan data hasil perhitungan

Gambar 4.2 Menunjukan arus beban penuh pada saat LWBP terbesar pada STN

258 yaitu 2,89 Ampere dan arus beban penuh pada saat WBP terbesar pada STN

258 yaitu 2,89 Ampere disebabkan karena pemakaian beban pelanggan terbesar

terdapat pada STN 258.

Sedangkan untuk nilai arus beban penuh terkecil pada saat LWBP

40
terletak pada Gardu STN 118 yaitu 0,07 Ampere dan arus beban penuh pada

saat WBP terletak pada Gardu STN 118 yaitu 0,13 Ampere disebabkan karena

pemakaian beban pelanggan sangat kecil pada gardu tersebut.

4.2.2. Jatuh Tegangan

Dari hasil perhitungan arus beban penuh berdasarkan data dari

PT.PLN ULP Sentani pada tabel 4.3 dapat digunakan untuk menghitung

jatuh tegangan berdasarkan arus beban penuh dan panjang saluran.

 Gardu STN 258 pada saat LWBP

ΔV = √3 x I x (( R x Cos q ) + ( X x Sin q )) x L

= 1.73 x 2,89 x ( 0,234 x 0,85 ) + ( 0,300 x 0,52 ) x 1.48

= 1.225 Volt

 Gardu STN 258 pada saat WBP

ΔV = √3 x I x (( R x Cos q ) + ( X x Sin q )) x L

= 1.73 x 2,89 x ( 0,234 x 0,85 ) + ( 0,300 x 0,52 ) x 1.48

= 1.225 Volt

Untuk perhitungan jatuh tegangan berdasarkan data perhitungan arus

beban penuh yang berada di penyulang Jeruk di PT. PLN ULP Sentani dapat

di lihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

41
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan Pada Penyulang Sosiri

Cos
NO GARDU ALAMAT q Sin q Jarak ΔV (Volt)
(km)
LWBP WBP
STN258 LAPANGAN 0.85 0.52
TEMBAK AURI 1.48 1.225 1.225
STN111 DEPAN KANTOR 0.85 0.52
DISTRIK WAIBU 2.42 0.927 1.096
STN112 BTN MORAWA 0.85 0.52 2.71 0.828 0.957
STN203 BTN EFATA 0.85 0.52
WAIBU 2.77 1.877 2.467
STN117 DOYO LAMA 0.85 0.52
DEKAT SD 1.99 0.766 1.286
STN182 TOWARE 2 0.85 0.52 2.20 0.497 0.872
STN113 TOWARE 1 0.85 0.52 1.09 0.210 0.331
STN194 KPR SOSIAL 0.85 0.52
KEHIRAN 1.88 0.382 0.427
STN114 KEHIRAN 0.85 0.52 1.23 0.855 1.148
STN195 KPR KEHIRAN 0.85 0.52
RESIDANCE 1.22 0.466 0.522
STN115 PULAU 0.85 0.52
KWADEWARE 1.23 0.291 0.336
STN116 PULAU DONDAY 0.85 0.52 1.19 0.213 0.364
STN118 SOSRI DUA 0.85 0.52 4.76 0.766 0.787
STN119 DEKAT GEREJA 0.85 0.52
2.88 0.518 0.576
STN120 KANDA 0.85 0.52 1.94 0.540 0.540
STN121 YAKONDE 0.85 0.52 2.09 0.367 0.432
STN122 BOROWAY 0.85 0.52 3.53 0.643 0.629
TOTAL 11.371 13.995

Dari hasil perhitungan jatuh tegangan pada penyulang Sosiri yang

berada di PT. PLN ULP Sentani di peroleh total jatuh tegangan pada saat

LWBP yaitu 11.371 Volt dan pada saat WBP yaitu 13.995 Volt.

Untuk lebih jelas melihat perbedaan jatuh tegangan pada setiap gardu yang berada
pada Penyulang Sosiri di PT. PLN ULP Sentani dapat di lihat pada gamabr grafik
berikut ini :

42
2.467
GRAFIK JATUH TEGANGAN

1.877 LWBP WBP

1.286
1.2251.225
1.148
1.096

0.927 0.957
0.872 0.855
0.828 0.787
0.766 0.766 0.629
0.54 0.643
0.576
0.497 0.427 0.522 0.518 0.54
0.466 0.432
0.382 0.336 0.364
0.331 0.291 0.367
0.21 0.213

STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN STN
258 111 112 203 117 182 113 194 114 195 115 116 118 119 120 121 122

Gambar 4.3. Grafik Jatuh Teganan pada Penyulang Sosiri berdasarkan data hasil

perhitungan

Gambar 4.3 menunjukan jatuh tegangan terbesar pada gardu STN 203

pada saat LWBP yaitu 2.467 volt dan pada saat WBP yaitu 1.877 volt. Hal

ini disebabkan karena arus beban penuh sangatlah besar pada pemakaian

pelanggan.

Sedangkan untuk nilai jatuh teganag terkecil pada saat LWBP terjadi

di STN 113 yaitu 0,210 volt dan pada saat WBP terjadi pada gardu STN 113

yaitu 0.331 volt disebabkan karena arus beban pada pemakaian beban

43
pelanggan sangatlah kecil hingga dapat menggurangi jatuh tegangan yang

terjadi.

Dari hasil perhitungan total jatuh tegangan maka didapat presentase

jatuh tegangan sebagai berikut :


11.371
LWBP = ΔV % = 𝑋 100% = 0,568 %
20 𝑘𝑣

13.995
WBP = ΔV % = 𝑋 100% = 0,699 %
20 𝑘𝑣

Presentase Jatuh Tegangan pada saat LWBP dan WBP pada

penyulang Sosiri di PT.PLN ULP Sentani masih dibawah 5% yang

merupakan standar yang di izinkan SPLN.

BAB V

44
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasanan dan perhitungan tentang jatuh tegangan

beban pada trafo distribusi penyulang Sosiri di PT.PLN ULP Sentani yang

telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Arus beban penuh terjadi di gardu STN258 pada saat LWBP 2.89 Ampere

dan pada saat WBP 2.89 Ampere. Sedangkan arus beban penuh terkecil

terjadi di gardu STN118 pada saat LWBP 0.07 Ampere dan pada saat

WBP terjadi pada STN118 yaitu 0.13 Ampere.

2. Jatuh tegangannya paling besar terjadi di gardu STN103 pada saat LWBP

yaitu 1.877 Volt dan pada saat WBP yaitu 2.467 Volt Sedangkan untuk

nilai jatuh tegangan terkecil terjadi di gardu STN113 pada saat LWBP

yaitu 0.210 Volt dan pada saat WBP 0.331 Volt.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulisan untuk penelitian

45
jatuh tegangan, pada penyulang Sosiri di PT PLN ULP (Persero) Sentani

sebagai berikut :

1. Karena beban yang semakin meningkat bila tidak di seimbangkan maka

akan memperbesar jatuh tegangan, oleh karena itu di butuhkan

penambahan trafo distribusi untuk memperkecil jatuh tegangan tersebut.

2. Diperlukan pula perbaikan jaringan yang meliputi penambahan kabel

JTR, serta penataan ulang saluran layanan Pelanggan (SLP) dan SR yang

dapat memperduksi besarnya rugi daya.

3. Pemakaian konduktor yang melewati batas dapat pula menjadi penyebab

adanya jatuh tegangan . Maka penggatian konduktor secara terjadwal bisa

mengurangi jatuh tegangan yang terjadi dalam jaringan distribusi tersebut.

4. Dalam hal ini pihak penyedia daya listrik (PLN).menderita kerugian

akibat mendapatkan kenuntungan dari hasil penjualan daya tersebut

5. Jaringan distribusi skunder. Penurunan tegangan maksimum pada beban

penuh. yang di perbolehkan di beberapa titik pada jaringan distribusi

(SPLN 721987) SUTM = 5% dari tegangan kerja radial

6. Daya Listrik merupakan hasil perkalian tegangan dan harusnya dengan

satuan daya listrik yaitu watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik

yang mengalir.

DAFTAR PUSTAKA

46
IMANUEL ISAK YARUSABRA (2020). STUDI JATUH TEGANGAN PADA

PENYULANG SOSIR DI PT. PLN.(PERSERO) RAYON SENTANI.

DWI CAHYO GILIESTYAMOKO, ANALISIS SUSUT DAYA PADA

SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV PADA GARDU

INDUK PALUR-MASARAN.

HATARAN ALUMUNIUM CAMPURAN (AAAC)” dan Spesifikasi Desain

Untuk JTM dan JTR”,1981.

http://eprints.ums.ac.id/57052/4 /NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

http://eprints.ums.ac.id/59136/3 /NASKAH%20PUBLIKASI-209.pdf

http://merlina900301.wordpress.com/ipu-3/listrik-

dinamis/hambatankawatpenghantar

Merlina 9003075 Blog, Hambatan Kawat PenghantarHutauruk, Transmisi Daya

Listrik, Erlangga, Jakarta,1993.

PT. PLN (Persero) Pusat pendidikan dan Pelathan, Materi Perbidangan SMK.

BidangOperasi Distribusi Jilid 1,2, 2011.

PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU(2013) PERHITUNGAN JATUH

TEGANGAN SUTM KV PADA PENYULANG SOKA DI PT.PLN(PERSERO)

CABANG JAYAPURA

lampiran

47
48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai