Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SENSOR PENDETEKSI PELUAHAN SEBAGIAN


(PARTIAL DISCHARGE) PADA ISOLASI TRANSFORMATOR DENGAN
METODE ELEKTROMAGNETIK

Diusulkan oleh :
Ardhya Rahma Prinanda
NRP. 1303187005

Dosen Pembimbing
Nama Pembimbing 1
NIP. .....................................

Nama Pembimbing 2
NIP. .........................................

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PROYEK AKHIR
TAHUN 2020/2021

RANCANG BANGUN SENSOR PENDETEKSI PELUAHAN SEBAGIAN


(PARTIAL DISCHARGE) PADA ISOLASI TRANSFORMATOR DENGAN
METODE ELEKTROMAGNETIK

Oleh :

Ardhya Rahma Prinanda


NRP. 1303187005

Proposal Tugas Akhir ini Diajukan untuk


Dilanjutkan sebagai Proyek Akhir di
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Disetujui Oleh :

Tim Penguji : Dosen Pembimbing :

1. ......................................... 1. ..........................................
NIP.
NIP.

2. ......................................... 2. ..........................................
NIP.
NIP.

3. .........................................

NIP.
Mengetahui, Ketua Program Studi

NIP. ........................................

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal proyek akhir ini
dengan judul “Rancang Bangun Sensor Pendeteksi Peluahan Sebagian (Partial
Discharge) Pada Isolasi Transformator Dengan Metode Elektromagnetik”.
Proposal proyek akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengerjakan tugas akhir pada program Diploma III di Jurusan Teknik Elektro
Industri, Departemen Teknik Elektro, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Syechu Dwitya Nugraha, S.ST., MT., selaku Ketua Program Studi D3
Teknik Elektro Industri, Departemen Teknik Elektro, Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya.
2. Bapak ………………… dan Bapak………………, selaku Dosen Pembimbing
….………., Jurusan Teknik Elektro Industri, atas bimbingan, saran, dan
motivasi yang diberikan.
3. Bapak Putu Agus Mahadi Putra, S.T., M.T. dan Bapak Dr. Ir. Anang Tjahjono,
M.T., atas pemberian pedoman penulisan proposal proyek akhr ini dan
bimbingan penulisannya.
4. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri PENS Surabaya yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang
selalu tercurah selama ini.
6. Seluruh civitas akademika Jurusan Teknik Elektro Industri PENS yang telah
memberikan dukungan moril kepada penulis.

Proposal proyek akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya proposal proyek akhir ini dapat memberikan manfaat bagi bidang
pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Surabaya, 30 Mei 2020

Tim Penyusun

iii
ABSTRAK

Kontinuitas penyaluran daya merupakan hal terpenting pada suatu jaringan


listrik. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kontinuitas penyaluran
daya dan sangat menentukan umur dari peralatan listrik terutama transformator.
Penurunan fungsi pada sistem isolasi dapat memicu kerusakan lebih awal pada
transformator. Salah satu cara untuk mengetahui kerusakan isolasi awal yaitu
dengan mendeteksi peluahan sebagian yang terjadi pada isolasi transformator.
Peluahan sebagian yang terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan
penurunan kekuatan isolasi pada daerah peluahan tersebut sehingga dapat memicu
terjadinya tegangan tembus (breakdown). Pendeteksian peluahan sebagian
dilakukan dengan menangkap sinyal elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sumber peluahan sebagian tersebut. Magnitudo, durasi sinyal dan frekuensi
digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi peluahan sebagian.
Pada penelitian ini dibahas bagaimana peluahan sebagian dapat dideteksi
dengan menggunakan metode elektromagnetik. Metode ini menggunakan sensor
yang berguna menangkap sinyal elektromagnetik yang dipancarkan oleh sumber
peluahan. Sensor yang digunakan adalah berupa antena UHF dengan tipe
monopole. Jarak sensor terhadap sumber peluahan divariasikan pada jarak 20 cm,
30 cm dan 50 cm, untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap kualitas pendeteksian.
Kualitas pendeteksian sendiri akan diketahui melalui besar energi dan magnitude
yang dihasilkan oleh sumber peluahan sebagian. Peluahan sebagian yang akan
dideteksi dihasilkan oleh model sumber peluahan sebagian korona dengan
menggunakan elektroda jarum dan piring.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa magnitude tertinggi peluahan
sebagian terjadi saat sensor berada dekat dengan sumber peluahan yaitu sejauh 20
cm. Magnitudo peluahan sebagian akan mengalami penurunan saat sensor
ditempatkan jauh dari sumber peluahan. Sehingga magnitude peluahan sebagian
terkecil terjadi saat sensor ditempatkan sejauh 50 cm terhadap sumber peluahan
sebagian. Seperti halnya magnitude peluahan sebagian, cumulative energy juga
akan mengalami penurunan seiring bertambahnya jarak antara sensor dengan
sumber peluahan.

Kata kunci : peluahan sebagian, metode elektromagnetik, sensor monopole, TEM


Cell.

iv
Daftar Isi

Lembar Depan ........................................................................................................ i


Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Abstrak .................................................................................................................. iv
Daftar Isi .................................................................................................................v
Daftar Gambar ..................................................................................................... vi
Daftar Tabel ..........................................................................................................vii

1. Pendahuluan ......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................1
1.2. Tujuan .............................................................................................................2
1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah .....................................................3
1.3.1 Perumusan Masalah ........................................................................................3
1.3.2 Batasan Masalah .............................................................................................3

2. Tinjauan Pustaka ..............................................................................................4


2.1. Penelitian yang Pernah Dilakukan ....................................................................4
2.2. Teori Penunjang yang Digunakan Dalam Penelitian ........................................5
2.2.1. Peluahan Sebagian .........................................................................................5
2.2.2. Pengukuran Peluahan Sebagian .....................................................................6
2.2.3. Metode Pendeteksian Sebagian ......................................................................8
2.2.4. Karakteristik Peluahan Sebagian .................................................................11
2.2.5. Kuantisasi Gelombang Peluahan Sebagian ..................................................12

3. Metodologi ........................................................................................................14
3.1. Rancangan Sistem ...........................................................................................15
3.2. Pengolahan Data .............................................................................................16
3.3. Perancangan Desain Alat ................................................................................17
3.4. Pengujian.........................................................................................................18
3.4.1. Menguji Sistem dan Integrasi ......................................................................18
3.4.2. Mengumpulkan Data Hasil Penelitian .........................................................18
3.4.3. Melakukan Analisa Data ..............................................................................18
3.4.4. Menarik Kesimpulan Hasil Analisa Data ....................................................18
3.5. Kesimpulan .....................................................................................................18

4. Hasil yang Diharapkan ...................................................................................20

v
5. Relevansi...........................................................................................................21

6. Biaya dan Jadwal Kegiatan ............................................................................22


6.1. Anggaran Biaya ..............................................................................................22
6.2. Jadwal Kegiatan ..............................................................................................23

7. Daftar Pustaka .................................................................................................24

vi
Daftar Gambar

Gambar 2.1.Jenis-jenis Sumber Peluahan Sebagian ............................................. 6


Gambar 2.1.a. Peluahan Korona ........................................................................... 6
Gambar 2.1.b. Peluahan Permukaan ..................................................................... 6
Gambar 2.1.c. Peluahan Rongga ........................................................................... 6
Gambar 2.2.a. Rangkaian Ekivalen Peralatan Isolasi yang Memiliki Void .......... 7
Gambar 2.2.b. Rangkaian Ekivalen Kapasitansi ................................................... 7
Gambar 2.3 FFT Peluahan Sebagian..................................................................... 11
Gambar 2.4 FFT Peluahan Sebagian ..................................................................... 12
Gambar 2.5 Durasi Waktu Peluahan Sebagian ..................................................... 12
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian ....................................................................... 14
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem ........................................................................ 15
Gambar 3.3 Diagram Alir (Flowchart) ................................................................. 16
Gambar 3.4 Perancangan Desain Sensor .............................................................. 17
Gambar 3.5 Perancangan Desain Sistem Integrasi ............................................... 17

vi
Daftar Tabel

Tabel 6.1 Anggaran Biaya Proposal Penelitian........................................................1


Tabel 6.2 Timechart penelitian ................................................................................2

vii
1

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berkembang setiap harinya sejalan
dengan perkembangan teknologi. Teknologi yang selalu berkembang, membuat
banyak masyarakat yang membutuhkan peralatan listrik untuk rumah tangga,
sehingga kebutuhan konsumsi listrik semakin banyak. Pada era yang telah maju ini,
tenaga listik menjadi salah satu hal yang paling penting dan berguna baik dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan
listrik semakin lama semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan energi listrik diharapakan mampu bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya, sehingga penyaluran daya listrik akan tetap berlangsung dengan baik.
Salah salah satu peralatan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik
adalah transformator. Transformator berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik
dari tegangan tinggi (pembangkitan) ke tegangan rendah (rumah-rumah penduduk).
Oleh karena itu pemeliharaan dan perawatan transformator sangat dibutuhkan untuk
menjamin kontinuitas penyaluran energ listrik. Pentingnya fungsi transformator
dalam penyaluran energi listrik, maka pengoperasian transformator harus
dioperasikan pada daya maksimal dan bekerja secara kontinu. Hal ini merupakan
penyebab dari kerusakan dini transformator dan dapat menghambat penyaluran
daya listrik ke konsumen.
Faktor utama yang menyebabkan kerusakan transformator adalah pada
sistem isolasinya. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
menentukan umur dari peralatan termasuk transformator. Penurunan gungsi dari
bagian-bagian sistem isolasi dapat memicu kerusakan pada transformator tersebut.
Untuk itu isolasi harus dipelihara sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi. Salah satu cara untuk mengetahui kerusakan isolasi
awal yaitu dengan mendeteksi peluahan sebagian (partial discharge) yang terjadi
pada isolasi transformator.
Partial discharge (PD) merupakan fenomena peluahan muatan elektrik
yang bisa menjembatani sistem isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di
dalam suatu bahan dielektrik. Peluahan sebagian dapat terjadi dalam media isolasi
gas, cair atau padat. Hal ini sering dipicu akibat bahan isolasi yang tidak sempurna,
seperti timbulnya rongga gas (void dalam isolasi padat atau gelembung dalam
minyak transformator), adanya partikel yang terperangkap dalam bahan isolasi atau
akibat permukaan kontak antara konduktor dan bahan isolasi yang tidak sempurna.
Fenomena Partial Discharge apabila terjadi secara terus menerus maka
akan menimbulkan panas berlebih pada transformator yang nantinya akan merusak
sistem isolasi transformator dan mengarah kepada terjadinya kegagalan sistem.
Peluahan sebagian yang terjadi dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan
penurunan kekuatan isolasi pada daerah peluahan tersebut sehingga dapat memicu
terjadinya tegangan tembus (breakdown). Sebelum semua hal ini terjadi maka
2

sangat penting dilakukan pendeteksian dan pengidentifikasian awal untuk mencari


penyebab terjadinya peluahan elektrik yang dapat menurunkan kualitas bahan
dielektrik dari suatu sistem yang menggunakannya. Pendeteksian peluahan
sebagian dilakukan dengan menangkap sinyal elektromagnetik yang dipancarkan
oleh sumber peluahan sebagian tersebut.
Pendeteksian peluahan sebagian umumnya dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu konvensional dan non konvensional (M. Muhr, 2006). Metode pertama
adalah metode pendeteksian peluahan secara konvensional. Metode kedua adalah
pendeteksian peluahan sebagian dengan metode non konvensional. Metode ini
dilakukan dengan mendeteksi sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh sumber
peluahan sebagian dengan rentang frekuensi HF/VHF (3 MHz sd. 300 MHz), 12
UHF (300 MHz s.d 3000 MHz). Metode ini juga dapat dilakukan dengan
pendeteksian emisi suara (10 kHz s.d 300 kHz), pendeteksian secara optik, dan
pendeteksian komposisi kimia. Metode pendeteksian UHF atau dengan rentang
frekuensi tinggi ini lebih dikenal sebagai metode elektromagnetik (UHF).
Keunggulan dari metode elektromagnetik (UHF) selain memiliki harga noise yang
rendah juga memiliki tingkat sensitifitas yang lebih besar dibandingkan metode
konvensional dalam mendeteksi timbulnya peluahan sebagian. Metode ini pertama
kali digunakan untuk menedeteksi peluahan sebagian pada GIS (Gas Insulated
Switchgear) (J. Lopez-Roldan, 2008)
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap peluahan sebagian
yang terjadi pada isolasi transformator dengan menggunakan metode
elektromagnetik. Dimana, peristiwa terjadinya peluahan Sebagian akan dideteksi
dengan cara menangkap sinyal gelombang elektromagnetik yang dihasilkan akibat
terjadinya peluahan sebagian. Gelombang elektromagnetik ini nantinya akan
ditangkap oleh sensor berupa antena monopole yang dipasang pada jarak 20 cm, 30
cm dan 50 cm terhadap elektroda pengujian. Antena monopole ini didesain agar
dapat menangkap gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh sumber
peluahan sebagian. Jarak sensor terhadap sumber peluahan divariasikan untuk
melihat sampai sejauh mana gelombang elektromagnetik dapat terdeteksi oleh
sensor. Dengan melihat besar energi dan magnitude yang dihasilkan oleh sumber
peluahan sebagian akan diketahui kualitas sensor dalam mendeteksi adanya
peluahan sebagian.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Proposal Tugas Akhir ini antara lain adalah :
1. Untuk mendesain sensor berupa antena monopole yang berfungsi untuk
mendeteksi dan menangkap sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh
sumber peluahan sebagian.
2. Untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap kualitas pendeteksian sensor
sehingga dapat diketahui sensitifitas sensor yang dibuat untuk mendeteksi
peluahan sebagian.
3

1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah


1.3.1. Perumusan Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
dapat diangkat pada Proposal Tugas Akhir ini yaitu :
1. Bagaimana cara membuat sensor untuk mendeteksi peluahan sebagian yang
terjadi pada isolasi transformator?
2. Bagaimana tingkat sensitifitas sensor yang akan dirancang dalam
mendeteksi sinyal elektromagnetik yang dipancarkan oleh peluahan
sebagian?

1.3.2. Batasan Masalah


Mengingat begitu luasnya permasalahan yang ada, maka dalam Proposal
Tugas Akhir ini akan dibuat pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Merancang dan menguji sensor untuk mendeteksi fenomena peluahan
sebagian pada isolasi transformator.
2. Sensor yang dirancang diharapkan mampu untuk mendeteksi peluahan
sebagian pada rentang frekuensi 50 MHz s.d 500 MHz.
3. Sampel yang diambil yaitu sebanyak 200 sampel.
4

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian yang pernah dilakukan (sebagai referensi)
Penelitian-penelitian terhadap peluahan sebagian juga sudah ada dilakukan
diantaranya, Karakteristik Peluahan Sebagian (Partial Discharge) Pada Isolasi
Epoksi Resin (Resin Epoxy) Dengan Metode Emisi Akustik oleh (Derry, 2017),
pada penelitian ini metode Emisi Akustik diperkenalkan sebagai metode yang tidak
merusak material (Non-Destructive Testing). Metode Emisi Akustik menggunakan
sensor emisi akustik untuk menangkap gelombang elastis yang dikeluarkan oleh
material, penelitian ini dilakukan untuk mencari karakteristik peluahan Sebagian
dari isolasi epoksi resin yang dihasilkan oleh pengujian pada jarak 24 dan 36
mm (frekuensi dominan dan arus bocor). Prinsip emisi akustik ini secara pasif
mendengarkan gelombang suara yang dihasilkan oleh stress (tekanan) di dalam
suatu material. Dengan demikian, seolah-olah suatu bahan material dapat
“berbicara/mengeluh” apabila mereka memiliki masalah internal, seperti adanya
pertumbuhan defek (cacat), perkembangan keretakan, dan kerusakan-kerusakan
internal lainnya yang diakibatkan oleh stress (tekanan). Dari hasil pengujian yang
telah dilakukan, diketahui bahwa isolasi epoksi resin memiliki karakteristik
frekuensi dominan 960 kHz dan arus bocor yang berkisar 42-48 mA.
Kemudian penelitian yang lain yakni, Investigasi Karakter Partial
Discharge Pada Material Isolasi Tegangan Tinggi Melalui Pengukuran Tegangan
Awal Partial Discharge (Rizda, 2015). Dilakukan metode pengukuran tegangan
awal dan tegangan pemadaman dari fenomena peluahan sebagian (Partial
Discharge) dan penelitian dilakukan pada bahan isolasi polimer yang
dikombinasikan sehingga membentuk lapisan isolasi. Bahan isolasi yang digunakan
merupakan kombinasi bahan Silicone Rubber-Polymethyl Methacrylate (SiR-
PMMA), Low Density Polyethylene-Polymethyl Methacrylate (LDPE-PMMA),
dan Silicon Rubber- Low Density Polyethylene (SiR-LDPE). Hasil pengukuran
menunjukkan perbedaan bahan isolasi dengan perbedaan harga kapasitansi dan
konstanta dielektrik mempengaruhi besarnya tegangan awal dan pemadaman yang
terjadi. Semakin besar nilai konstanta dielektrik akan mengakibatkan meningkatnya
nilai kapasitansi dan berpengaruh kepada nilai tegangan awal yang terjadi. Selain
itu, besar kecilnya nilai tegangan awal yang terjadi dapat juga disebabkan oleh
rongga udara antar lapisan sample yang mungkin terbentuk karena tingkat
kehalusan permukaan sample yang berbeda. Dalam pengukuran ini LDPE dan
PMMA memiliki kehalusan permukaan yang lebih baik karena keduanya
merupakan hasil pabrikasi.
Penelitian lainnya yakni, Metode Identifikasi Partial Discharge Dengan
Analisis Weibull oleh (Anggie, 2015) pada penelitian ini, diagnosa data sinyal
Partial Discharge menggunakan Metode Weibull terbukti tepat untuk mendiagnosa
dan memisahkan sumber-sumber Partial Discharge yang berbeda, noise, dan
gangguan (disturbances). Pengujian Goodness of Fit dilakukan dengan tujuan
menentukan karakteristik distribusi data. Jenis data yang dipergunakan dalam studi
5

ini adalah Distribusi Nilai Partial Discharge (Partial Discharge Height


Distribution) yang diperoleh dari data pengukuran jurnal-jurnal Partial Discharge
dan data pembimbing. Tujuan dari studi diagnosa ini adalah: menentukan akurasi
dari prosedur diagnosa dengan membandingkan parameter statistik yang telah ada
dengan hasil prosedur rancangan penulis, mengambil kesimpulan karakteristik
sumber Partial Discharge dari nilai-nilai shape parameter dari beragam jurnal.
Hasil akhir menyimpulkan bahwa parameter-parameter Weibull dapat menjelaskan
karakter Partial Discharge dari sumber yang berbeda, sedangkan, pengujian
Goodness of Fit belum dapat mendukung parameter -parameter Weibull untuk
menjelaskan keragaman data distribusi.
Penelitian selanjutnya yakni, Power Transformer Partial Discharge Fault
Diagnosis Based on Multidimensional Feature Region oleh (Rong, 2016).
Penelitian ini menyarankan metode baru untuk ekstraksi fitur sinyal PD
berdasarkan wilayah fitur multidimensi. Pertama, untuk menggambarkan
perbedaan masing-masing pita frekuensi dari sinyal gangguan, dilakukan
dekomposisi mode empiris (EMD) dan band pass-filter Hbert-Huang Transform
(HHT) untuk sinyal mentah, maka komponen sinyal mentah pada setiap pita
frekuensi dapat diperoleh. Kedua, nilai entropi sampel dan nilai energi dari masing-
masing komponen pita frekuensi dihitung. Menggunakan perbedaan dari masing-
masing energi pita frekuensi dan kompleksitas, wilayah fitur sinyal ditetapkan oleh
parameter energi multidimensi dan parameter entropi sampel multidimensi untuk
menggambarkan sinyal PD informasi fitur multidimensi. Akhirnya, kesalahan debit
parsial diklasifikasikan oleh algoritma mesin vektor dukungan sphere-terstruktur.
Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini mampu mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan berbagai gangguan peluahan sebagian.

2.2. Teori Penunjang yang Digunakan dalam Penelitian


Teori yang dijadikan penunjang dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut ini :

2.2.1. Peluahan Sebagian


Peluahan Sebagian (Partial Discharge) merupakan peristiwa peluahan listrik
lokal yang menghubungkan sebagian isolasi di antara dua konduktor. Peluahan
tersebut dapat terjadi baik di permukaan maupun di tengah bahan isolasi. Peristiwa
ini ditandai dengan pelepasan atau loncatan muatan listrik pada sebagian kecil
sistem isolasi listrik dan tidak menjembatani ruang antara dua konduktor secara
sempurna. Peluahan sebagian dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi
cair maupun bahan isolasi gas.
Berdasarkan lokasi terjadinya, peluahan sebagian dapat dikategorikan
sebagai peluahan permukaan, peluahan di dalam bahan isolasi dan korona
(Frederick. H. Kreuger, 1991). Peluahan pemukaan terjadi pada permukaan bahan
isolasi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.a. Peluahan di dalam bahan isolasi
6

terjadi akibat adanya ketidaksempurnaan pada bagian dalam bahan isolasi (Gambar
2.1.b). Ketidaksempurnaan bahan dapat berupa adanya rongga udara atau adanya
partikel kontaminan seperti serpihan logam atau bahan-bahan konduktif lainnya.
Sedangkan korona merupakan peluahan sebagian yang terjadi di bagian yang
runcing pada konduktor metal (Gambar 2.1.c). 8
Secara umum peluahan sebagian dapat dinyatakan sebagai pulsa dengan
durasi waktu yang sangat singkat. Durasi pulsa yang terjadi bergantung pada jenis
sumber peluahan sebagian. Peluahan sebagian akibat adanya serpihan logam pada
bagian dalam isolasi padat menghasilkan pulsa dengan durasi yang sangat cepat ~
0.9 ns dan peluahan permukaan menghasilkan pulsa dengan durasi sekitar 17 ns dan
korona menghasilkan pulsa dengan durasi paling lambat, yakni ~ 50 ns (Martin D.
Judd, 2005).
Dengan menggunakan alat ukur yang sesuai, semisal digitizer atau
osiloskop, pulsa yang dihasilkan pada proses peluahan sebagian dapat dideteksi dan
direkam. Karena pulsa yang dihasilkan oleh sumber yang berbeda memiliki durasi
yang berbeda-beda, maka gelombang yang direkam oleh osiloskop juga akan
berbeda pula. Sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis sumber peluahan
sebagian melalui gelombang yang direkam.1. Jaringan layar tunggal (single layer
network) : Semua unit input dalam jaringan ini dihubungkan dengan semua unit
output, meskipun dengan bobot yang berbeda-beda.

(a) (b) (c)

Gambar 2.1. Jenis - jenis sumber peluahan sebagian (a) peluahan korona, (b) peluahan
permukaan dan (c) peluahan rongga (Frederick, 1991).

2.2.2. Pengukuran Peluahan Sebagian


Peluahan sebagian merupakan suatu bentuk ukuran kesensitifan dari sebuah
bahan isolasi terhadap tekanan listrik yang terjadi, oleh karena itu pengukuran
peluahan sebagian sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas dari sebuah
bahan isolasi. Pendeteksian dan pengukuran peluahan sebagian didasarkan pada
sebuah asumsi bahwa pada suatu bahan isolasi terdapat sebuah rongga kecil (cacat)
dimana sebuah peluahan terjadi. Peluahan ini terjadi akibat adanya pergerakan
muatan yang berbentuk pulsa arus pada rongga (cacat). Pergerakan muatan ini dapat
7

dideteksi dan diukur serta merupakan representasi kehadiran peluahan sebagian


pada bahan isolasi yang mengalami ketaksempurnaan (rongga).
Pulsa arus peluahan sebagian yang asli tidak dapat diukur secara langsung
karena tidak memungkinkan untuk menempatkan alat ukur tepat pada letak sumber
peluahannya.Sehingga besaran peluahan sebagian yang diukur merupakan besaran
yang dilihat oleh alat ukur yang diposisikan sedemikian rupa, sehingga dapat
mengukur besar peluahan sebagian secara tidak langsung. Dengan cara ini maka
peluahan sebagian yang diukur merupakan muatan yang dianggap setara (apparent
charge) dengan perubahan muatan pada sistem pengukuran. Besaran muatan
peluahan sebagian dinyatakan dalam satuan pico coloumb (pC) (IEC 60270).

Gambar 2.2. (a) Rangkaian ekivalen peralatan isolasi yang memiliki void (C1) dan (b)
rangkaian ekivalen kapasitansi. (Kuffel, 2000).

Berikut akan dijelaskan metode pendeteksian dan pengukuran peluahan


sebagian pada isolasi padat yang memiliki rongga udara. Gambar 2.2.a
menunjukkan rangkaian ekivalen dari suatu sistem isolasi yang memiliki cacat
ketaksempurnaan yang berupa rongga udara.Rongga udara dimisalkan sebagai
sebuah kapasitansi C1 dan jumlah kapasitansi di atas dan di bawah rongga udara
dimisalkan sebagai C2.Sedangkan kapasitansi bagian isolasi lainnya dimisalkan
sebagai C3. Rangkaian ekivalen kapasitansinya dapat digambarkan sebagai
rangkaian kapasitor pada Gambar 2.2.b.
Jika tegangan diantara bahan isolasi dinaikkan sampai rongga udara
mengalami tekanan medan listrik diatas tegangan kritis peluahan sebagian (U),
maka rongga udara akan mulai pengalami peluahan. Peristiwa peluahan ini dapat
dianalogikan sebagai terpicunya sela (s) pada gambar 2.2.b yang terletak paralel
dengan kapasitor C1 (bagian I). Akibat peluahan yang terjadi pada C1, sela (s) akan
menutup dan mengakibatkan muatan pada C1 dikosongkan dan arus i2 akan
mengalir melalui sela (s), dengan kata lain tegangan pada C1 turun menjadi nol
dimana hal ini terlihat pada gambar 2.2.b, rangkaian kapasitansi bagian I. Akibatnya
tegangan pada bagian kapasitor C1 + C2 menjadi hanya tegangan pada C2.
Tegangan C2 ini akan lebih kecil dari tegangan pada C3. Untuk menyamakan
tegangan pada rangkaian, maka kapasitor C3akan melepas muatan ke rangkaian
C1+C2 (gambar 2.2.b). Besar muatan yang dilepaskan oleh kapasitor C3 dapat
diukur dengan menempatkan alat ukur di dekat sumber tegangan U. Perubahan
8

tegangan yang dideteksi oleh alat ukur merupakan besaran muatan yang dilepaskan
oleh kapasitor C3 ke sumber peluahan sebagian. Dengan demikian muatan yang
terukur bukanlah merupakan muatan peluahan sebagian yang terjadi pada C1,
melainkan setara dengan muatan C1. Karenanya pengukuran ini disebut sebagai
pengukuran muatan yang ‘kelihatan/setara’ (apparent charge).

2.2.3. Metode Pendeteksian Peluahan Sebagian


Pendeteksian peluahan sebagian umumnya dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu konvensional dan non konvensional (M. Muhr, 2006). Metode pertama
adalah metode pendeteksian peluahan secara konvensional. Metode ini digunakan
untuk mendeteksi dan mengukur muatan terlihat (apparent charge) dari sinyal yang
dihasilkan oleh peluahan sebagian. Pengukuran besar muatan dinyatakan dalam
(pC). Metode ini dikenal juga sebagai metode standar internasional IEC 60270 dan
telah digunakan dalam waktu yang lama (Setyawan, 2009). Akan tetapi, pada
pengukuran secara langsung (on line monitoring) akan terjadi noise yang relatif
tinggi. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari metode ini. Sehingga
dikembangkanlah suatu metode pendeteksian peluahan sebagian non konvensional
untuk memperkecil harga noise dari sinyal peluahan sebagian yang dideteksi (high
signal to noise ratio).
Metode kedua adalah pendeteksian peluahan sebagian dengan metode non
konvensional. Metode ini dilakukan dengan mendeteksi sinyal elektromagnetik
yang dihasilkan oleh sumber peluahan sebagian dengan rentang frekuensi HF/VHF
(3 MHz sd. 300 MHz), 12 UHF (300 MHz s.d 3000 MHz). Metode ini juga dapat
dilakukan dengan pendeteksian emisi suara (10 kHz s.d 300 kHz), pendeteksian
secara optik, dan pendeteksian komposisi kimia (Adel. 2012). Metode pendeteksian
UHF atau dengan rentang frekuensi tinggi ini lebih dikenal sebagai metode
elektromagnetik (UHF). Keunggulan dari metode elektromagnetik (UHF) selain
memiliki harga noise yang rendah juga memiliki tingkat sensitifitas yang lebih
besar dibandingkan metode konvensional dalam mendeteksi timbulnya peluahan
sebagian. Metode ini pertama kali digunakan untuk menedeteksi peluahan sebagian
pada GIS (Gas Insulated Switchgear) (J. Lopez-Raldan, 2008).
Metode pendeteksian peluahan sebagian dengan menerapkan metode
elektromagnetik juga dibahas oleh Chang-Whang Jin. Pendeteksian peluahan
sebagian dilakukan pada medium isolasi cair dengan menggunakan dua buah antena
monopole yang masingmasing memiliki frekuensi kerja 500 MHz dan 1 GHz.
Panjang antena monopole yang digunakan pada frekuensi resonansi 500 MHz dan
1 GHz adalah 150 mm dan 75 mm. Panjang antena ini disesuaikan dengan
seperempat dari panjang gelombang frekuensi antena yang dipergunakan. Dengan
tegangan yang sama diperoleh bahwa kedua antena dengan masing-masing
frekuensi resonansi 500 MHz dan 1 GHz sangat efektif apabila diaplikasikan pada
pendeteksian peluahan sebagian pada isolasi minyak trafo. Hal ini dilihat
9

berdasarkan besar magnitude tegangan yang didapatkan selama proses pengujian


(Chang-Whang Jin, 2006).
Metode elektromagnetik saat ini mulai diterapkan pada transformator daya
untuk menguji kekuatan isolasi minyak (M. D. Judd, 2002). Pengujian dilakukan
pada saat trafo sedang dioperasikan untuk mengetahui secara langsung peristiwa
peluahan sebagian yang terjadi. Pada penelitiannya, M. D. Judd menggunakan dua
buah sensor elektromagnetik yang ditempatkan di dalam sebuah trafo melalui
lubang dielektrik yang terdapat pada trafo. Sensor yang ditempatkan pada trafo
harus sesuai dengan kondisi trafo yang digunakan. Penempatan sensor ke dalam
trafo bertujuan untuk memantau peristiwa peluahan sebagian yang terjadi pada
isolasi minyak selama proses pengoperasian trafo. Dari pengujian yang dilakukan
menunjukkan bahwa metode elektromagnetik dapat diterapkan pada sebuah trafo
untuk mendeteksi timbulnya peluahan sebagian serta dapat memonitoring keadaan
trafo itu sendiri. Hal ini berdasarkan data kondisi bahan isolasi selama
pengoperasian yang direkam oleh spektrum analyzer.
Penelitian dengan variasi sensor yang diaplikasikan untuk mendeteksi
peluahan sebagian pada transformator dilakukan J. Lopez–Raldan pada tahun 2008.
Sensor yang digunakan berupa antena monopole dengan tipe short conical, long
conical, trapezoidal wire dan straight wire. Setelah membandingkan jenis dan
struktur antena yang digunakan pada penelitiannya, diperoleh bahwa antena
monopole tipe long conical dengan panjang 100 mm merupakan sensor yang cocok
untuk digunakan pada transformator. Sensor dimasukkan ke dalam transformator
melalui lubang pembuangan minyak isolasi transformator. Hasil percobaan juga
menunjukkan bahwa antena monopole tipe short conical mempunyai respon yang
lebih cepat dalam mendeteksi peristiwa peluahan sebagian, terlebih jika sensor
dimasukkan agak ke dalam trafo. Sensitifitas suatu antena untuk mendeteksi
peluahan sebagian di dalam transformator salah satunya dipengaruhi oleh
kedalaman penyisipannya. Artinya semakin dekat sensor disisipkan mendekati
sumber peluahan di dalam transformator maka akan semakin jelas sinyal
gelombang peluahan sebagian yang diperoleh. Untuk antena dengan tipe
trapezoidal wire memiliki karakteristik dengan frekuensi resonansi yang cukup
baik. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi yang terjadi akibat peristiwa peluahan
sebagian sama dengan frekuensi dari antena itu sendiri. Dari segi struktur, antena
straight wire memiliki struktur yang lebih sederhana dengan respon terhadap
sumber sinyal peluahan yang relatif baik. Dengan struktur yang sederhana ini
antena dengan tipe ini juga cocok jika diaplikasikan pada trafo.
Hasil gelombang elektromagnetik peluahan sebagian yang akan diperoleh
sangat dipengaruhi oleh pemilihan sensor yang digunakan. Pada penelitiannya T.
Pinpart membandingkan tiga jenis sensor yang digunakan dalam mendeteksi
peluahan sebagian. Ketiga jenis sensor yang digunakan adalah antena dengan tipe
disc, monopole dan spiral. Sumber peluahan sebagian menggunakan sumber
peluahan buatan yang jaraknya terhadap sensor divariasikan. Sensor dengan tipe
10

monopole mampu menangkap bentuk gelombang dengan waktu tunda yang relatif
kecil. Hal ini dikarenakan ukuran yang kecil dan struktur dari antenanya yang
sederhana. Untuk sensor dengan tipe disc, memiliki kemampuan yang lebih sensitif
dalam mendeteksi energi yang dipancarkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik. Sementara untuk sensor dengan tipe spiral memberikan hasil yang
kurang akurat dimana timbulnya waktu muka sinyal gelombang elektromagnetik
sangat sulit ditentukan. Hal ini bisa jadi diakibatkan oleh bentuk dari sensor spiral
yang relatif rumit (Pinpart.T, 2009).
Jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya peluahan
sebagian menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam metode
elektromagnetik. Hal ini dikarenakan tipe dan struktur sensor dapat mempengaruhi
bagaimana bentuk gelombang yang dapat ditangkap. Metode elektromagnetik juga
dapat digunakan untuk mengetahui dimana posisi suatu peluahan sebagian terjadi.
Hal ini dilakukan dengan cara menempatkan tiga buah sensor ke dalam sebuah
trafo. Kemudian lewat data gelombang peluahan sebagian yang terekam pada alat
ukur dapat diketahui di posisi mana sebuah peluahan sebagian terjadi. Hanya saja
jika data gelombang peluahan sebagian yang diperoleh secara langsung digunakan
untuk menentukan posisi terjadinya peluahan, bisa jadi diperoleh ketidakakuratan
akibat terdapatnya sinyal noise. Oleh karena itu Sinaga, H. H mencoba untuk
mengaplikasikan suatu metode denoising terhadap sinyal peluahan sebagian.
Dengan menggunakan metode denoising dapat ditentukan dengan lebih baik posisi
timbulnya suatu peluahan sebagian (Sinaga, H. H, 2011).
Sinyal elektromagnetik peluahan sebagian yang dihasilkan memiliki
karakteristik frekuensi berbeda. Hal ini bergantung pada jenis sumber peluahan
sebagian dan medium tempat berlangsungnya peluahan sebagian tersebut. Pada
medium isolasi minyak, metal tajam yang menusuk sistem isolasi menghasilkan
gelombang pulsa yang sangat cepat, dengan waktu muka gelombang kurang dari
~0.9 ns (Martin, et.al, 1998). Sementara untuk kontak isolasi yang tidak sempurna
menghasilkan pulsa dengan waktu muka mencapai ~17 ns (Martin, et.al, 1998).
Peluahan korona menghasilkan pulsa dengan waktu muka paling lambat (Sinaga,
et.all, 2009) dengan waktu muka mencapai ~ 50 ns. Jadi, proses peluahan sebagian
menghasilkan rentang frekuensi sinyal elektromagnetik berkisar antara puluhan
MHz sampai dengan 500 MHz.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi sinyal elektromagnetik yang
dipancarkan oleh sumber peluahan sebagian. Gelombang elektromagnetik ini akan
dideteksi oleh sensor berupa antena monopole yang terbuat dari bahan tembaga dan
PCB dan dirancang dengan panjang 6-10 cm dan diameter 0,1 mm, 0,3 mm, dan
0,5 mm. Pengujian menggunakan variasi ukuran sensor antenna untuk mendapatkan
perbandingan tingkat sensitifitas sensor dalam mendeteksi gelombang peluahan
sebagian. Untuk mengetahui tingkat sensititifitas dari masing-masing sensor
monopole maka data hasil pengujian akan dianalisis dengan menggunakan bantuan
11

software matlab. Parameter yang dianalisis adalah magnitudo dan frekuensi


peluahan sebagian.

2.2.4. Karakteristik Peluahan Sebagian


Karakteristik dari sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh peluahan
sebagian tergantung pada jenis sumber peluahan sebagian dan medium terjadinya
peluahan sebagian tersebut. Sinyal elektromagnetik yang ditangkap oleh sensor
akan ditampilkan pada osiloskop. Karakteristik sinyal peluahan sebagian yang
ditampilkan pada osiloskop akan dianalisis dengan menghitung parameter-
parameter gelombang tersebut. Karakteristik sinyal peluahan dapat ditentukan dari
beberapa parameter yaitu :
1. Frekuensi sinyal peluahan sebagian merupakan salah satu parameter yang dapat
menentukan karakteristik sinyal peluahan sebagian (S. Tenbohlen, D. 2008).
Frekuensi menunjukkan jumlah sinyal peluahan sebagian yang terjadi dalam
waktu satu detik. Frekuensi dari peluahan sebagian dapat ditentukan dengan
fungsi FFT (Fast Fourier Transform) dengan mengubah gelombang domain
waktu menjadi domain frekuensi (Sugeng Riyanto, 2009).

Gambar 2.3. FFT Peluahan Sebagian (S. Tenbohlen, D. 2008).


Gambar 2.3 menunjukkan besarnya nilai frekuensi dari sinyal peluahan
sebagian dengan menggunakan fungsi FFT. Amplitudo tertinggi dinyatakan
sebagai frekuensi dominan. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa frekuensi
dominan barada pada 600 MHz.

2. Magnitudo Salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan


karakteristik peluahan sebagian adalah magnitudo. Magnitudo pada sinyal
peluahan dapat ditentukan dengan melihat besar magnitudo pada saat terjadinya
peluahan sebagian. Setiap sumber peluahan akan memiliki magnitudo yang
berbeda-beda. Gambar dibawah menunjukkan magnitudo gelombang peluahan.
Besarnya nilai amplitude ditentukan dari titik amplitudo pada sinyal peluahan.
Titik amplitude tertinggi dinyatakan sebagai amplitudo maksimum dan titik
amplitude terendah dinyatakan sebagai amplitudo minimum pada sinyal
peluahan.
12

Gambar 2.4. FFT Peluahan Sebagian (S. Tenbohlen, D. 2008).

3. Lama durasi sinyal Parameter lain yang digunakan untuk menentukan


karakteristik dari peluahan sebagian adalah lama durasi sinyal. Cara ini
dilakukan dengan mendeteksi durasi waktu peluahan yang ditentukan dengan
mengasumsikan adanya perubahan amplitudo pada gelombang muka dan
diakhiri dengan adanya ekor gelombang (Sungeun Goo, 2008). Gambar 2.5
menunjukkan gelombang peluahan yang dihasilkan dengan menggunakan
floating electrode. Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa amplitudo tertinggi
dimulai pada titik 0 sampai titik 60, yang berarti bahwa durasi peluahan sebagian
berlangsung selama 60 ns. Karakteristik peluahan sebagian dapat juga dilihat
dari frekuensi saat terjadinya peluahan (S. Tenbohlen, D. 2008). Suatu radiasi
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sumber peluahan sebagian
merupakan suatu bentuk energi yang dapat digunakan sebagai parameter dalam
menentukan adanya peristiwa peluahan sebagian. Energi yang dihasilkan ini
dapat digunakan untuk menentukan waktu tiba gelombang elektromagnetik
(Peter Kakeeto, 2008). Hal ini dapat membantu dalam menentukan tingkat
sensitivitas dari suatu sensor elektromagnetik dalam mendeteksi terjadinya
peluahan sebagian.

Gambar 2.5. Durasi waktu peluahan sebagian (Sun-geun Goo, 2008).

2.2.5. Kuantisasi Gelombang Peluahan Sebagian


Kuantisasi Gelombang Peluahan Sebagian Kuantisasi gelombang peluahan
sebagian perlu dilakukan untuk melihat karakteristik dan persebaran dimana
terjadinya peluahan paling banyak terjadi. Bahkan dengan melakukan kuantisasi ini
13

dapat membantu dalam membedakan jenis peluahan sebagian yang terjadi. Pada
penggunaan metode elektromagnetik, kuantisasi gelombang peluahan sebagian
sangat bermanfaat untuk mengetahui kualitas pendektesian sinyal peluahan
sebagian. Karakteristik gelombang peluahan sebagian yang direkam oleh sebuah
osiloskop dapat dianalisis dengan menghitung parameter-parameter gelombang
tersebut. Dalam penelitian ini dua parameter digunakan untuk menganalisis
gelombang peluahan sebagian, yakni energi kumulatif dan magnitude gelombang
peluahan sebagian. Suatu radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
oleh sumber peluahan sebagian merupakan suatu bentuk energi yang dapat
digunakan sebagai parameter dalam menentukan adanya peristiwa peluahan
sebagian. Energi yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk menentukan waktu tiba
gelombang elektromagnetik (Peter Kakeeto, 2008). Hal ini dapat membantu dalam
menentukan tingkat sensitivitas dari suatu sensor elektromagnetik dalam
mendeteksi terjadinya peluahan sebagian. Untuk mengetahui besarnya energi yang
dihasilkan dapat diperoleh dengan mengkonversikan gelombang tegangan menjadi
energi kumulatif, dengan menggunakan persamaan :

U(𝒕𝒌 ) = ∑𝒌𝒊=𝟏(𝑽(𝒕𝒊 ))𝟐 ....................................................................................... (2.1)

Dimana :
V(t i ) = input sinyal tegangan pada waktu t i
k = jumlah poin pengukuran
U(t k ) = energi kumulatif sampai waktu pengukuran t k

Magnitudo peluahan sebagian merupakan salah satu parameter yang dapat


digunakan untuk menentukan adanya peristiwa peluahan sebagian yang terjadi pada
bahan isolasi. Magnitudo menunjukkan besarnya peluahan sebagian yang terjadi.
Besarnya magnitudedapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

𝟏 −𝟐𝒋𝝅𝒖𝒙
F(u) = 𝑵 ∑𝑵=𝟏
𝒙=𝟎 𝒇(𝒙)𝒆𝒙𝒑 [ ] ..................................................................... (2.2)
𝑵

𝟏 −𝟐𝒋𝝅𝒖𝒙
F(x) = 𝑵 ∑𝑵=𝟏
𝒙=𝟎 𝒇(𝒖)𝒆𝒙𝒑 [ ] ..................................................................... (2.3)
𝑵
14

3. METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di laboratorium jurusan teknik elektro industri,
departemen teknik elektro, Politeknik Elektronika Negei Surabaya (PENS).
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai dengan bulan
Desember 2020. Dalam Proposal Tugas Akhir ini diperlukan suatu metode untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, maka dibuatlah rencana dan langkah-langkah
sesuai dengan gambar 3.1.

Mulai A

Mengumpulkan informasi dan Menguji Sistem Integrasi


data

Mengumpulkan Data Hasil


Mengidentifikasi dan Pengujian Sistem
merumuskan masalah

Melakukan Analisa Data


Mempelajari literatur

Menarik Kesimpulan Hasil


Merancang Instalasi Pada Alat Analisa

Membangun sensor antena Selesai


monopole

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Sebelum proposal proyek akhir ini diajukan, telah dilaksanakan kegiatan


berupa:
1. Mengumpulkan informasi dan data
Mencari informasi dan data untuk mendesain sensor antena monopole untuk
menguji sensitifitasnya dalam menangani peluahan sebagian. Informasi dan
data dikumpulkan sesuai dengan latar belakang yang akan diangkat.
2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Setelah informasi dan data didapat, kemudian menentukan langkah yang
akan digunakan dalam pembuatan sensor antena monopole.
3. Mempelajari literature
Untuk memperkuat langkah yang akan diambil, dapat dilakukan dengan
mempelajari literatur dari internet dan sumber lainnya tentang kegunaan
dari sensor antena monopole dan cara membangunnya.
4. Merancang Instalasi Pada Alat
15

Dilakukan perancangan untuk mendukung pembuatan sistem, seperti


perhitungan dari perencanaan pembuatan sensor.
5. Membangun sensor antena monopole
Pembuatan sistem yang meliputi sensor antena monopole, mulai dari
pembelian alat dan bahan yang dibutuhkan, hingga pembuatan sensor.
6. Menguji Sistem Integrasi
Menggabungkan seluruh bagian-bagian yang dikerjakan secara terpisah
untuk dijadikan satu menjadi satu kesatuan sistem yang dirancang.
7. Mengumpulkan Data Hasil Pengujian Sistem
Dilakukan kegiatan pengumpulan data, berupa uji sistem, baik secara parsial
ataupun secara keseluruhan.
8. Melakukan Analisa Data
Dari hasil pengujian sistem didapatkan data yang nantinya akan
dibandingkan dan disesesuaian dengan perencanaan, apakah didapatkan
efisiensi tinggi dan error yang kecil, ataupun sebaliknya.
9. Menarik Kesimpulan Hasil Analisa
Pada bagian ini disimpulkan mengenai sistem berdasarkan analisa data yang
telah dilakukan.

3.1. Rancangan Sistem


Blok diagram pengujian yang akan dilakukan ditunjukkan pada gambar 3.2.
Dari blok diagram pengujian, dapat diketahui bahwa komponen-komponen yang
dibutuhkan adalah regulator tegangan (variac) sebagai sumber AC 220 Vrms,
transformator step-up 220V/5kV, elektroda pengujian sebagai sampel sumber
peluahan sebagian, dan sensor berupa antena monopole yang dihubungkan dengan
osiloskop untuk menampilkan bentuk gelombang peluahan sebagian yang terjadi,
serta komputer untuk menyimpan data gelombang peluahan dan memproses data
peluahan sebagian yang diperoleh. Data peluahan sebagian yang diperoleh diolah
dengan menggunakan software matlab untuk menghitung besar magnitude
tegangan maksimum peluahan dan besar cumulative energy pada masing-masing
jarak sumber peluahan terhadap sensor yang diuji.

5 kV
Sumber AC 220 V
220 Vrms Elektroda Sensor
Jarum dan Monopole
Plat (sampel
sumber
korona)
PC

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem


16

3.2. Pengolahan data


Data yang akan diolah adalah sebanyak 200 sampel untuk setiap jarak antara
sensor dengan sumber peluahan sebagian. Pada jarak 20 cm diambil sebanyak 200
sampel, saat 30 cm diambil 200 sampel, dan yang terakhir untuk jarak antara sensor
ke sumber peluahan sebesar 50 cm juga diambil 200 sampel. Data sinyal peluahan
Sebagian yang diambil berupa data tabular dengan ekstensi “.csv”. Data tabular ini
berisi amplitudo dan perioda yang mewakili gelombang peluahan, Data tabular
“.csv” akan dikirim ke PC dan diolah dengan matlab. Kemudian dengan
menggunakan bantuan software matlab seluruh data hasil peluahan tersebut di-load
untuk menghitung besar magnitude tegangan peluahan dan cumulative energy yang
dihasilkan.
Besar tegangan dan cumulative energy ditentukan dengan memuat seluruh
sampel gelombang peluahan ke dalam matlab dan program penghitung nilai
magnitude tegangan peluahan sebagian dan penghitung besar cumulative energy.
Berdasarkan perhitungan besar magnitudo tegangan peluahan yang dibuat,
didapatkan besar nilai rata-rata, maksimum dan minimum magnitude tegangan
peluahan sebagian dan cumulative energy. Nilai yang diperoleh kemudian
ditampilkan ke dalam sebuah tabel. Bentuk tipikal gelombang peluahan sebagian
juga dianalisis untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan jarak antara sensor
terhadap sumber peluahan dengan fungsi sinyal gelombang yang diperoleh. Besar
cumulative energy dan magnitude tegangan gelombang peluahan sebagian yang
diperoleh digunakan untuk menunjukkan kemampuan sensor dalam mendeteksi
timbulnya peluahan sebagian.

Mulai A

Merancang dan membuat kerangka Mengubah magnitudo tegangan


sensor dan elektroda pengujian menjadi energi kumulatif

Menyiapkan kerangka pengujian


Menyimpan data pada PC

Menguji dengan jarak sumber


peluahan sebagian dengan sensor Menganalisa hasil pengujian
sebesar 20, 30, dan 50 cm sensitifitas dari sensor

N Selesai
Berhasil?

Y
Merekam data tegangan dan
sinyal peluahan sebagian
sebanyak 200 sampel dan
data ini tampil di osiloskop

Gambar 3.3 Diagram Alir (Flowchart)


17

3.3. Perancangan Desain Alat


Sensor antenna monopole dibuat dengan antenna monopole. Antena
monopole ini akan menerima atau menangkap gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan oleh sumber peluahan sebagian. Desain antenna terbuat dari kawat
tembaga berdiameter 0.25 mm dengan Panjang 10 cm. Bagian dasar antenna diberi
PCB dengan diameter 10 cm sebagai ground. Antena disambung dengan BNC
Connector sebagai penghubung antara osiloskop dengan antena
Sumber AC 220 Vrms dihubungkan dengan transformator step-up
220V/5kV lalu dihubungkan elektroda pengujian dimana elektroda pengujian ini
terdiri dari elektroda jarum dan plat sebagai sampel sumber peluahan Sebagian.
Didekat elektroda tersebut diletakkan sensor berupa antena monopole yang akan
menangkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh peluahan Sebagian.
Sensor antenna monopole ini akan dihubungkan dengan osiloskop untuk
menampilkan bentuk gelombang peluahan sebagian yang terjadi, serta komputer
untuk menyimpan data gelombang peluahan dan memproses data peluahan
sebagian yang diperoleh.

Gambar 3.4 Perancangan Desain Sensor

Transformator
Step-up 220V/5kV
Sensor
Osiloskop
10 k Monopole
Elektroda
(Sumber PC
Peluahan
220 Vrms Sebagian)
50 Hz

Gambar 3.5 Perancangan Desain Sistem Integrasi


18

3.4. Pengujian
Setelah tahap perancangan sistem, pengujian dilakukan untuk melihat
kinerja dari sistem yang telah dibuat. Tahap pengujian yang akan dilakukan antara
lain:

3.4.1. Menguji Sistem dan Integrasi


Pada tahap ini dilakukan integrasi antara rangkaian yang menghasilkan
peluahan sebagian dan sensor, serta alat untuk merekam data dari sensor. Setelah
itu dilakukan pegujian terhadap sistem yang telah dibuat, sehingga dapat ditemukan
permasalahan yang berpotensi menggagalkan sistem. Saat permasalahan tersebut
ditemukan, maka sistem dapat dilakukan penyempurnaan. Parameter yang akan
diuji berupa tegangan, energi kumulatif, dan noise pada gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan dari peluahan sebagian. Jarak sensor terhadap
sumber peluahan dibuat bervariasi untuk melihat sampai sejauh mana gelombang
elektromagnetik dapat terdeteksi oleh sensor. Dari parameter ini, dapat diuji apakah
sensor monopole ini berjalan dengan baik dan memiliki sensitifitas seberapa besar.
Jarak sensor ke sumber peluahan sebagian dibuat bervariasi yaitu antara 20, 30, dan
50 cm.

3.4.2. Mengumpulkan Data Hasil Pengujian


Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data-data karakteristik dan
kemampuan dari sensor yang telah dibuat.

3.4.3. Melakukan Analisa Data


Setelah data terkumpul,maka data-data ini akan dianalisa untuk mengetahui
kerja sensor yang paling maksimal. Dengan demikian, sensor akan dapat bekerja
dengan baik.

3.4.4. Menarik Kesimpulan Hasil Analisa Data


Keseluruhan hasil analisa disimpulkan.

3.5. Kesimpulan
Dari hasil studi literatur dan perencanaan sistem yang telah dibuat, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Peluahan sebagian korona dapat dideteksi dengan menggunakan metode
elektromagnetik. Pendeteksian dilakukan dengan menggunakan sebuah
antena yang berfungsi sebagai sensor.
2. Dalam penelitian ini, sebuah antena monopole dipergunakan sebagai sensor
untuk menangkap sinyal elektromagnetik yang dihasilkan sumber peluahan
korona buatan.
3. Sensitifitas sensor antena monopole akan diketahui melalui besar energi dan
magnitudo tegangan yang dihasilkan oleh sumber peluahan sebagian.
19

4. Sensitifitas sensor dipengaruhi oleh jarak sensor ke sumber peluahan


sebagian.
20

4. HASIL YANG DIHARAPKAN (HIPOTESIS)


Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah sensor antenna monopole
dapat bekerja dengan baik dalam mendeteksi peluahan Sebagian. Dalam hal
sensitifitas sensor, semakin jauh jarak antara sensor dengan sumber peluahan
Sebagian, maka semakin kecil nilai magnitude peluahannya. Hal ini dikarenakan
semakin jauh radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sumber
peluahan untuk merambat, maka gelombang elektromagnetik akan semakin
teredam. Perbandingan noise dengan magnitude peluahan sebagian yang terjadi
semakin besar seiring bertambahnya jarak antara sensor dengan sumber peluahan.
Hal ini terjadi dikarenakan proses redaman gelombang elektromagnetik selama
proses perambatan gelombang dari sumber peluahan sebagian ke sensor. Nilai
cumulative energy peluahan sebagian tertinggi terjadi saat sensor berada pada jarak
20 cm terhadap sumber peluahan, sedangkan sensor yang berada pada jarak 50 cm
terhadap sumber peluahan memiliki nilai cumulative energy yang terkecil.
21

5. RELEVANSI
Sesuai dengan latar belakang dari proyek akhir ini, yaitu pembuatan sebuah
sensor dari antenna monopole yang digunakan untuk mendeteksi peluahan sebagian
yang sering terjadi pada transformator. Peluahan sebagian ini akan menyebabkan
transformator beroperasi dengan suhu yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan
kerusakan pada transformator. Sehingga, sensor ini akan sangat bermanfaat bagi
industri atau perusahaan besar yang memiliki transformator sendiri. Manfaat yang
dapat diperoleh yaitu peluahan sebagian pada transformator dapat dideteksi,
sehingga transformator yang dimiliki suatu industri mampu bekerja dalam waktu
yang lebih lama dan kontinuitas penyaluran daya terjaga.
22

6. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


Dari proyek akhir terdapat biaya dalam pembuatan alat, pembelian bahan
dan waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan.

6.1. Anggaran Biaya


Tabel 6.1 Anggaran Biaya Proposal Penelitian
Jenis Biaya/Unit Volume Jumlah (Rp)
Pengeluaran
Penunjang
Transformator 7.900.000 1 Buah 7.900.000
Step-up
Regulator 639.000 1 Buah 1.250.000
Tegangan (variac)
Elektroda 75.000 2 Buah 150.000
Pengujian (jarum
dan plat)
Osiloskop 4.300.000 1 Buah 4.300.000
BNC Connector 6.000 1 Buah 6.000
AVOmeter 282.000 1 Buah 282.000
Digital
Resistor 10 Ω 200 10 Buah 2000
Resistor 10 kΩ 200 10 Buah 2000
Total Penunjang 13.892.000

Bahan Habis
Pakai
Kawat Tembaga 18.000 2 ons 36.000
0.25 mm
PCB 16.500 1 Buah 16.500
Akrilik 176.000 0,7 m2 176.000
Besi 25.000 1m 25.000
Total Bahan Habis Pakai 253.500

Lain Lain
Pembuatan buku 50.000 5 Buah 250.000
Pembuatan 30.000 1 Buah 30.000
makalah
Total Lain-Lain 280.000
Total 14.425.500
23

6.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 6.2 Timechart penelitian
Bulan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembuatan proposal
Perancangan sistem
Pembuatan alat
Pengujian dan evaluasi
Pengambilan data kerja alat
Penulisan laporan
24

7. Daftar Pustaka
Dalam penulisan proyek akhir ini menggunakan berbagai macam sumber
penunjang yang berhubungan dengan judul proyek akhir ini, antara lain sebagai
berikut :
1. Naidu M. S., “High Voltage Engineering”, edisi ke-1, Mc Graw-Hill, United
States, 1996.
2. Frederick. H. Kreuger, “Industrial High Voltage”, edisi ke-2, Delft
University Press, Netherland, 1991.
3. E. Kuffel, “High Voltage Engineering Fundamentals”, edisi ke-2, Newnes,
Great Britain, 2000.
4. M. Muhr “Sensors And Sensing Used For Non-Conventional Pd Detection”,
Vol. 8, No. 1, Januari 2006, CIGRE 2006 Session, Austria, 2006.
5. Jose Lopez-Roldan, “Optimization Of A Sensor For Onsite Detection Of
Partial Discharges In Power Transformers By The UHF Method”, Vol. 5,
No. 6, Desember 2008, IEEE Transaction On Dielectrics And Electrical
Insulation, Australia, 2008.
6. Derry F, “Karakteristik Peluahan Sebagian (Partial Discharge) Pada Isolasi
Epoksi Resin (Resin Epoxy) Dengan Metode Emisi Akustik”, Vol. 3, No. 1,
Mei - Juli 2017, Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan UNILA,
Lampung, 2017.
7. Rizda FK, “Investigasi Karakter Partial Discharge Pada Material Isolasi
Tegangan Tinggi Melalui Pengukuran Tegangan Awal Partial Discharge”,
Vol. 2, No. 1, Januari 2015, Mikrotiga, Palembang, 2015.
8. Anggie Chandra Kusumasembada, “Metode Identifikasi Partial Discharge
Dengan Analisis Weibull”, Skripsi S1, UI, Depok, 2013.
9. Rong J, “Power Transformer Partial Discharge Fault Diagnosis Based On
Multidimensional Feature Region”, Vol. 3, No. , Maret - Juli 2016,
Hindawi Publishing Corporation, China, 2016.
10. Frederick. H. Kreuger, “Industrial High Voltage”, edisi ke-2, Delft
University Press, Netherland, 1991.
11. Martin DJ, “Power Transformer Monitoring Using UHF Sensors: Site
Trials”, Vol. 2, No. 1, April 2002, 2002 IEEE International Symposium on
Electrical Insulation, Boston, 2002.
12. Chang-Hwang J, “Detection of partial discharges by a monopole antenna
in insulation oil”, Vol. 5, No. 1, April 2012, World Scientific and
Engineering Academy and Society (WSEAS) Stevens Point Wisconsin,
USA, 2012.
13. Pinpart T, “Improving UHF partial discharge location in high voltage
equipment”, Vol. 6, No. 1, September 2009, Proc. 44th International
Universities Power Engineering Conference (UPEC), Glasgow, UK, 2009.
25

14. Sinaga HH, "UHF Sensors Sensitivity in Detecting PD Sources in a


Transformer", Vol. 3, No. 1, Agustus 2011, XVII International Symposium
on High Voltage Engineering, Hannover, Germany, 2011.
15. Sungeun G, “Ultra-High Frequency Spectral Characteristics Of Partial
Discharge In Insulation Oil”, Vol. 2, No. , September 2007, Korea Electric
Power Research Institute, Korea, 2007.

Anda mungkin juga menyukai