Anda di halaman 1dari 90

PROYEK AKHIR

ALAT MONITORING TEMPERATUR PADA POLE


MOUNTED CIRCUIT BREAKER (PMCB)

Muhammad Taufan Akhmal


NRP. 1303177023

Dosen Pembimbing :

Renny Rakhmawati, S.T., M.T.


NIP. 19721024.199903.2.001

Drs, Irianto, M.T.


NIP. 19631123.198803.1.003

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA
2020
i
PROYEK AKHIR

ALAT MONITORING TEMPERATUR PADA POLE


MOUNTED CIRCUIT BREAKER (PMCB)

Muhammad Taufan Akhmal


NRP. 1303177023

Dosen Pembimbing :

Renny Rakhmawati, S.T., M.T.


NIP. 19721024.199903.2.001

Drs. Irianto, M.T.


NIP. 19631123.198803.1.003

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA
2020
ALAT MONITORING TEMPERATUR PADA POLE
MOUNTED CIRCUIT BREAKER (PMCB)

Oleh :
Muhammad Taufan Akhmal
NRP. 1303177023

Proyek Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik (A.Md.T)
di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Disetujui Oleh :

Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :

1. Indhana Sudiharto, S.T., M.T. 1. Renny Rakhmawati ,S.T., M.T.


NIP. 19660227.199403.1.001 NIP. 19721024.199903.2.001

2. Ir. Hendik Eko Hadi Suharyanto, M.T. 2. Drs. Irianto, M.T.


NIP. 19621122.198701.1.001 NIP. 19631123.198803.1.003

3. Rachma Prilian Eviningsih, S.T, M.T


NIP. 2000000685

Surabaya, 10 Agustus 2020


Mengetahui,
Ketua Program Studi D3
Teknik Elektro Industri

Syechu Dwitya Nugraha, S.ST., M.T.


NIP. 19890508.201504.1.001

i
ii

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


ABSTRAK

Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) adalah karya inovasi


dari PLN. PMCB memiliki fungsi sebagai pemutus, penghubung, dan
pengaman untuk jaringan tegangan menengah 20 kV. Sebagai alat yang
penting dalam mengamankan jaringan tegangan menengah PMCB
diperlukan untuk memberikan keandalan dalam pendistribusian energi
listrik. Salah satu permasalahan yang dapat terjadi adalah kenaikan
temperatur pada PMCB yang dapat menyebabkan kerusakan isolasi.
Apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan flashover yang
dapat membuat peralatan menjadi rusak. Oleh karena itu diperlukan alat
yang dapat menjaga kondisi temperatur normal PMCB. Menurut
datasheet VCB, temperatur normal adalah -5°C dampai 40°C. Untuk itu
pada alat ini menggunakan sensor temperatur untuk memonitoring
temperatur pada ruangan dalam PMCB, yang dapat dilihat melalui layar
dan mengirimkan SMS pemberitahuan saat temperatur melebihi 40°C.
Disaat kondisi temperatur ruangan melebihi 40°C maka secara otomatis
heater akan mati untuk menjaga temperatur ruangan dalam PMCB.

Kata Kunci: Heater; Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB);


Sensor(DHT22).

i
ii

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


ABSTRACT

Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) is an innovation work


from PLN. PMCB has a function as a breaker, connector, and security
for a 20kV medium-voltage network. as an important tool in securing
PMCB medium voltage networks, it is needed to provide reliability in
the distribution of electrical energy. Unfortunately, sometimes there is
an increase in temperature at PMCB which can cause insulation
damage. if not treated immediately, it can cause flashover that can
damage the equipment. therefore we need a tool that can maintain the
normal temperature condition of VCB. according to the VCB datasheet,
the normal temperature is -5 ° C to 40° C. this research makes a reading
device and temperature controller in the CB room. temperature settings
are done by installing a heater that will be on / off as needed in the CB
room. readings are reported via an SMS. when the temperature exceeds
40°C while the heater will turn off and vice versa when the room
temperature is less than 40°C the heater will turn off.

Keywords: Heater; Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB);


Sensor(DHT22).

iii
iv

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Allah SWT atas berkat rahmat, karunia,
petunjuk, serta bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proyek akhir ini yang berjudul :

ALAT MONITORING TEMPERATUR PADA POLE MOUNTED


CIRCUIT BREAKER (PMCB)

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah


SAW, tauladan sepanjang zaman, manusia mulia yang banyak
memberikan pencerahan kepada umat manusia. Pembuatan dan
penyusunan proyek akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Diploma-3 (D3) untuk memperoleh Gelar Ahli
Madya Teknik (A.Md.T.) jurusan Teknik Elektro Industri di Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Penulis berusaha secara optimal dengan segala pengetahuan dan
informasi yang didapatkan yang telah didapat selama kuliah dalam
menyusun laporan proyek akhir ini agar dapat membuat laporan yang
terbaik. Namun, penulis juga sadar sebagai manusia pasti tidak luput dari
kesalahan, karena itu penulis memohon maaf atas keterbatasan materi
yang terdapat pada laporan proyek akhir ini. Penulis juga sangat
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan proyek akhir ini.
Demikian, besar harapan penulis agar laporan proyek akhir ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 10 Agustus 2020

Penulis

v
vi

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah S.W.T. Saya selaku


penyusun dan penulis buku proyek akhir ini mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis sehingga proyek akhir ini dapat terselesaikan. Diantaranya
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang senantiasa


memberikan petunjuk dan syafa’at-Nya.
2. Ibu dan Bapak yang sangat tercinta, serta keluarga tercinta atas
dukungan baik moral, moril maupun material yang tiada ternilai
harganya selama pengerjaan proyek akhir ini.
3. Bapak Dr. Zainal Arif, S.T., M.Eng., selaku Direktur Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya
4. Bapak Syechu Dwitya Nugraha, S.ST., M.T. selaku Ketua
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya.
5. Ibu Renny Rakhmawati ,S.T.,M.T. dan Bapak Drs. Irianto, M.T.
selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas bimbingannya
sehingga proyek akhir ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Teknik Elektro Industri yang telah
membimbing dan membekali ilmu selama penulis menempuh
pendidikan dikampus PENS.
7. Angkatan Elektro Industri 2017 untuk saran dan bantuan yang
diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan Kelas 3 D3K PLN A 2017 yang telah
membantu memberikan semangat dan dukungan baik langsung dan
tidak langsung sampai terselesainya proyek Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga
terselesaikannya proyek akhir ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Semoga Allah S.W.T selalu memberikan balasan yang setimpal


atas kebaikan yang dilakukan serta perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya
bagi kita semua. Aamiin.

vii
viii

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .........................................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .......................................................1
1.2. TUJUAN .........................................................................2
1.1.1 Tujuan Umum ....................................................................2
1.1.2 Tujuan Khusus ...................................................................2
1.3. RUMUSAN MASALAH ...................................................2
1.4. BATASAN MASALAH ....................................................2
1.5. METODOLOGI .................................................................2
1.5.1. Studi Literatur ....................................................................3
1.5.2. Perancangan Sistem ...........................................................3
1.5.3. Desain dan Pembuatan Hardware ......................................3
1.5.4. Desain Pembuatan Software ...............................................3
1.5.5. Pengujian Sistem dan Integrasi ..........................................3
1.5.6. Pembuatan Laporan Proyek Akhir .....................................3
1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN .....................................4
1.7. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................4
BAB II TEORI PENUNJANG ........................................................... 7
2.1. Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB).............................7
2.2. Heater .........................................................................8
2.3. Sensor DHT22 ...................................................................9
2.4. SIM800L V2 .................................................................... 11
2.5. Relay ....................................................................... 13
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM ............. 17
3.1. Konfigurasi Sistem........................................................... 17
3.2.1. STM32F103C8T6 ............................................................ 18
3.2.2. SIM800L V2 .................................................................... 18
3.2.3. DHT22 ........................................................................ 18
3.2.4. Perencanaan Heater ......................................................... 18
3.2.5. LCD ........................................................................ 18

ix
x
3.2.6. Perencanaan Temperatur ..................................................18
3.3. Perencanaan Hardware ....................................................19
3.3.1. Rangkaian LCD ...............................................................19
3.3.2. Rangkaian DHT22 ...........................................................20
3.3.3. Rangkaian Relay ..............................................................21
3.3.4. Rangkaian SIM800L V2 ..................................................22
3.3.5. Rangkaian Board Microcontroller ...................................22
3.4. Perencanaan Software ......................................................25
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ........................................... 31
4.1. Metode Pengujian .................................................................... 31
4.2. Pengujian Parsial ..............................................................31
4.2.1. Pengujian LCD 20x04 ......................................................31
4.2.2. Pengujian Sensor DHT22 .................................................32
4.2.3. Pengujian Relay................................................................35
4.2.4. Pengujian SIM800L V2 ...................................................36
4.3. Pengujian Integrasi ...........................................................37
BAB V PENUTUP ............................................................................ 45
5.1. Kesimpulan ......................................................................45
5.2. Saran .......................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 47
LAMPIRAN ...................................................................................... 49
PROFIL PENULIS ........................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2. 1 Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) .................................... 7
2. 2 Heater 100W ............................................................................ 8
2. 3 Sensor DHT224 ........................................................................ 9
2. 4 Bentuk SHT225 ...................................................................... 10
2. 6 SIM800L ................................................................................ 11
2. 9 Relay ...................................................................................... 13
2. 10 Simbol Relay ........................................................................ 14
2. 11 Struktur Relay....................................................................... 14
3. 1 Blok diagam sistem ................................................................ 17
3. 2 Rangkaian LCD ...................................................................... 19
3. 3 Rangkaian Sensor DHT22 ...................................................... 20
3. 4 Rangkaian Relay ..................................................................... 21
3. 5 Rangkaian SIM800L .............................................................. 22
3. 6 Rangkaian skematik PCB ....................................................... 23
3. 7 Rangkaian Jalur Board Microcontroller Sisi Atas ................... 24
3. 8 Rangkaian Jalur Board Microcontroller Sisi Bawah ................ 25
3. 9 Program Sensor DHT22 ......................................................... 26
3. 10 Program Pengaturan Heater .................................................. 27
3. 11 Program Pengiriman SMS .................................................... 29
4. 1 Pengujian LCD 20x04 ............................................................ 32
4. 2 Pengujian Sensor DHT22 ....................................................... 32
4. 3 Box dengan heater, higrometer, dan thermometer................... 33
4. 4 Pengujian Relay ...................................................................... 36
4. 5 SMS yang diterima ................................................................. 37
4. 6 Box besi ................................................................................. 38
4. 7 Kondisi awal temperatur dalam batas aman ........................... 39
4. 8 Mengirim SMS kondisi temperatur PMCB ............................. 39
4. 9 Kondisi saat temperatur melebihi batas aman diatas 40°C ....... 40
4. 10 Mengirim SMS kondisi temperatur saat melebihi batas aman 40
4. 11 Kondisi saat temperatur turun ke batas aman dibawah 40°C . 41
4. 12 Grafik Pengukuran temperatur .............................................. 43
4. 13 Grafik Pengukuran Kelembaban ........................................... 43

xi
xii

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2. 1 Spesifikasi sensor DHT22 ................................................... 10
4. 1 Pengujian temperatur ........................................................... 34
4. 2 Pengujian kelembaban ......................................................... 34
4. 3 Pengukuran temperatur ........................................................ 42
4. 4 Pengukuran kelembaban ...................................................... 42

xiii
xiv

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero adalah perusahaan


yang memproduksi dan mendistribusikan energi listrik di Negara
Indonesia. Energi listrik dibangkitkan kemudian disalurkan melewati
transmisi, setelah itu didistribusikan ke konsumen. Energi listrik
merupakan jenis energi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari. Mulai dari pagi hari sampai dengan malam hari kehidupan kita
tidak terlepas dari energi listrik. Berbagai bidang sangat membutuhkan
energi listrik seperti bidang industri, fasilitas umum, sistem transportasi,
rumah tangga, dan lain sebagainya.
Dalam proses pendistribusiannya energi listrik disalurkan dengan
tegangan menengah 20 kV yang kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen. Pada proses pendistribusian energi listrik
membutuhkan suatu alat pengaman untuk mengisolasi daerah gangguan
agar tidak mengakibatkan trip penyulang. Salah satu pengaman jaringan
tegangan menengah yaitu Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB). Pole
Mounted Circuit Breaker (PMCB) adalah salah satu karya inovasi dari
PT PLN. PMCB memiliki fungsi sebagai pemutus, penghubung, dan
pengaman pada jaringan tegangan menengah. Pada PMCB mengalir
tegangan menengah 20 kV tentunya membutuhkan isolator sebagai
pembatas antara konduktor dengan konduktor agar tidak terjadi hubung
singkat. Isolator yang baik dapat memiliki tahanan dan tegangan
breakdown yang tinggi.
Pada PMCB mengalir tegangan yang menengah, oleh karena itu
membutuhkan penanganan yang benar agar tidak membahayakan. Salah
satu gangguan yang terjadi pada PMCB adalah kenaikan temperatur
ruangan yang disebabkan pengaruh panas lingkungan dan arus yang
mengalir. Panas berlebih dapat mengakibatkan kerusakan isolasi.
Apabila heater mati maka membuat kelembapan naik yang dapat
menyebabkan peralatan didalam PMCB menjadi berkarat dan dapat
terjadi flashover yang menyebabkan penyulang trip dan rusaknya
komponen
Untuk mencegah terjadinya gangguan temperatur dapat dilakukan
dengan dengan monitoring melalui sensor temperatur dan mengatur
heater agar dapat menjaga temperatur pada PMCB tetap aman.

1
2

1.2. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini dapat dibedakan atas
tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

1.1.1 Tujuan Umum


Untuk memenuhi persyaratan akademis menyelesaikan studi pada
Program Studi Teknik Elektro Industri Program D3 Kelas kerjasama
PLN di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

1.1.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari proyek akhir ini adalah untuk memonitoring
temperatur melalui SMS. Serta menjaga temperatur pada PMCB dengan
heater.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang pembuatan proyek akhir ini,
didapatkanlah rumusan masalah yang akan diangkat meliputi:
1. Kenaikan temperatur ruangan pada PMCB menyebabkan
kerusakan peralatan.
2. Heater yang menyala terus menerus dapat membuat temperatur
naik.
3. Tidak dapat mengetahui kondisi temperatur pada PMCB.

1.4. BATASAN MASALAH


Dalam proposal proyek akhir ini, diambil batasan masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Sensor temperatur menggunakan DHT22. Temperatur yang dibaca
oleh sensor DHT22 adalah temperatur lingkungan atau ambient
temperatur.
2. Heater diperintahkan untuk nyala pada kondisi normal dan mati
saat temperatur melebihi set point.
3. Pembacaan temperatur ditampilkan pada layar LCD dan saat
temperatur melebihi set point maka akan mengirimkan SMS.

1.5. METODOLOGI
Dalam pengerjaan proyek akhir ini diperlukan suatu metodologi
untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diantaranya adalah :
3

1.5.1. Studi Literatur


Studi Literatur pada proyek ahkhir ini untuk menyelesaikannya
diperlukan pengambilan dan pengumpulan data – data beserta teori
penunjang, yang digunakan sebagai acuan diperoleh dari jurnal, buku
Proyek Akhir, dan beberapa sumber internet yang sesuai dengan
pembahasan proyek akhir.

1.5.2. Perancangan Sistem


Dari pemahaman yang di dapatkan dari studi literatur sebelumnya,
maka dapat dilanjutkan dengan pembuatan perancangan sistem dari
pembacaan sensor temperatur dan kelembaban dan hasil pembacaan
akan ditampilkan di website dan apabila pembacaan sensor temperatur
sangat tinggi maka akan mengirimkan notifikasi SMS. Ketika
pembacaan sensor temperatur dan kelembaban diatas batas yang
ditentukan akan menyalakan exhaust fan untuk menjaga temperatur dan
kelembaban.

1.5.3. Desain dan Pembuatan Hardware


Desain dan pembuatan hardware adaapun penyusunannya sebagai
berikut yaitu pembutan sensor, prototipe kubikel, dan pemasangan
exhaust fan.

1.5.4. Desain Pembuatan Software


Setelah mendesain perangkat keras alat proyek akhir. Kemudian
dlanjutkan dengan pembuatan perangkat lunak berupa program untuk
mengintegrasi sistem agar dapat berjalan dengan baik.

1.5.5. Pengujian Sistem dan Integrasi


Pada tahap ini dilakukan pengujian masing-masing hardware dan
software secara parsial, seperti pada pembacaan sensor temperatur dan
kelembaban dan menyalakan exhaust fan. Setelah pengujian parsial telah
berhasil maka dilakukan suatu integrasi sistem yang saling terkoneksi.
Pada tahapan ini juga dilakukan pengambilan data yang dibutuhkan
untuk penyusunan laporan proyek akhir.

1.5.6. Pembuatan Laporan Proyek Akhir


Pada tahap pembuatan laporan proyek akhir dijelaskan semua hal
yang berkaitan dengan proyek akhir yang dikerjakan seperti penjelasan
prinsip kerja,penjelasan komponen dan alat penunjang dari proyek akhir
hingga hasil dari pengambilan data. Buku ini juga berisi saran-saran dari
pembimbing maupun penguji proyek akhir yang bertujuan untuk
4

perbaikan dan supaya kekurangannya tidak ditemukan lagi pada tahun -


tahun berikutnya. Penulisan laporan tersebut selanjutnya dapat
bermanfaat sebagai bahan literatur untuk penelitian yang akan datang.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika penulisan dalam penyusunan buku proyek akhir ini
adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang pembuatan proyek akhir, tujuan
proyek akhir, rumusan masalah, batasan masalah, sistematika penulisan,
dan tinjauan pustaka.

BAB II : TEORI PENUNJANG


Bab ini berisi tentang teori dasar yang berhubungan dengan Proyek
Akhir yang akan dikerjakan.

Bab III : Perencanaan Dan Pembuatan


Pada bab ini berisi perencanan berdasarkan cara kerja dari rangkaian
yang diinginkan dan pembuatan peralatan yang dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat.

Bab IV : Pengujian dan Analisa


Pada bab ini membahas tentang pengujian perpartisi atau perbagian,
pengujian secara terintegrasi, dan analisa data hasil pengujian secara
terintegrasi.

Bab V : Penutup
Kesimpulan dari hasil analisa data yang telah dilakukan dan berisi saran-
saran apabila dilakukan perbaikan dan dilanjutkan pada judul yang
berhubungan Proyek Akhir ini.
.
1.7. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dan dijadikan referensi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan Akhir “PERENCANAAN PEMASANGAN PMCB
(POLE MOUNTED CIRCUIT BREAKER) PADA PENYULANG
BIMA GI TALANG KELAPA PT. PLN (PERSERO)” yang
disusun oleh M. Busrol Hawatif mahasiswa Program Studi Elektro
5

Universitas Cut Nyak Dien. Dalam laporan ini menjelaskan tentang


fungsi PMCB.
2. Tugas Akhir “RANCANGAN PREVENTIVE CONDITION
BASED MAINTENANCE BERBASIS ARDUINO MEGA 2560
UNTUK PMCB DI JARINGAN PLN UP3 PASURUAN” yang
disusun oleh Arivatoni Denhas mahasiswa Mahasiswa Teknik
Elektro Universitas Islam Malang. Dalam Tugas Akhir ini
menjelaskan bagaimana cara memonitoring temperatur pada
PMCB yang kemudian memberikan notifikasi berupa SMS.
3. Proyek Akhir “ALAT KONTROL TEMPERATUR SERTA
MONITORING TEMPERATUR DAN KELEMBAPAN PADA
KUBIKEL 20 KV BERBASIS IOT”. Yang disusun oleh Sindhung
Adi Kaloka mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Dalam Proyek Akhir ini menjelaskan bagaimana menampilkan
hasil monitoring temperatur dan kelembapan di website.
4. Skripsi “RANCANG BANGUN ALAT KONTROL
TEMPERATUR DAN KELEMBAPAN PADA
SISTEM TENAGA LISTRIK KUBIKEL 20kV” yang
disusun oleh Zuansah Rachmad Munggaran. Dalam
skripsi ini menganalisis kondisi udara terhadap
mucnculnya korona, dengan melakukan pengujian pada
temperatur, kelembapan dan tegangan tembus dalam
kubikel dan membuat alat kendali kelembapan dan
temperatur.
6

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1. Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB)

Gambar 2. 1 Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB)1

PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman


dengan konstruksi tiang portal pada tegangan menengah 20 kV yang
dipasang di tengah jaringan, tengah beban, di daerah yang sering
gangguan, ataupun di daerah yang diprioritaskan. PMCB
memiliki proteksi berupa relay yang yang berkoordinasi dengan
trafo arus (CT) untuk mendeteksi gangguan. Protektor ini dapat
bekerja secara otomatis ketika ada gangguadapat pula bekerjasecara
manual menggunakan tombol pada kotak panel dan tombol pada CB.
Pemasangan PMCB dapat di lihat pada Gambar 2.1. Sedangkan
Gambar 2.2 dan 2.3 adalah tempat pemasangan PMCB pada jaringan
listrik 20kV.
Fungsi PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) sebagai
pengaman pada jaringan listrik tegangan menengah memiliki beberapa
fungsi, yaitu:

1
http://www.slideshare.net/marshellasari/sistem-pengaman-listrik, diakses pada 08
Februari 2020

7
8

1. Melokalisir gangguan listrik hanya pada daerah yang


terganggu saja secara selektif.
2. Sebagai recloser untuk gangguan temporer (sementara).
3. Sebagai alat ukur presisi kWh EXIM (Export – Import)
perbatasan 2 area kerja.
4. Sebagai alat ukur presisi APP (Alat Pengukur dan
Pembatas) Pelanggan. Sebagai sarana Manual Load
Shedding dengan adanya fasilitas Master Remote Control.

Pada PMCB terdapat beberapa komponen yaitu: 2


1. Panel Kontrol
2. Box Switching
a. VCB (Vacuum Circuit Breaker)
b. CT (Current Transformers)
c. PT (Potential Transfromers)

2.2. Heater2

Gambar 2. 2 Heater 100W3

Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya


terjaga. Mengikuti manual PMCB, heater ini ditujukan untuk
mengurangi efek corona pada terminal didalam ruang tersebut. Pemanas
yang digunakan adalah 100W dengan tegangan pengenal 120V DC atau
240V AC. jadi percobaan dilakukan menggunakan pemanas dengan
spesifikasi ini.

2
Manual Book OMC (Outdoor Metering Cubicle), hal. 1
3
https://www.bukalapak.com/p/industrial/industrial-lainnya/1uiij0f-jual-heater-cubikel-
kubikel-40-cm, diakses pada 08 Februari 2020
9

2.3. Sensor DHT22

Gambar 2. 3 Sensor DHT224

DHT-22 adalah sensor gabungan dari sensor temperatur


(temperature) dan kelembaban (Rrelative Humidity) yang outputnya
berupa sinyal digital yang sudah di kalibrasi. Sensor ini dapat membaca
pengukuran temperatur dan kelembaban. Pada pengukuran temperatur
data yang dihasilkan 14 bit, sedangkan untuk kelembaban data yang
dihasilkan 12 bit. Keluaran dari DHT-22 adalah digital sehingga untuk
mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC. DHT memiliki banyak varian, salah
satunya yaitu DHT22 (AM2302) dengan bentuk fisik seperti pada
Gambar 2.4.

4
https://www.ardutech.com/sensor-suhu-kelembaban-dht22-dan-arduino diakses pada 8
Februari 2020
10

Gambar 2. 4 Bentuk SHT225

Spesifikasi sensor DHT22 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Spesifikasi sensor DHT22

Jenis AM2302
Jenis pembacaan Temperatur dan Relatif
Humidity
Panjang sinyal transmisi 20m
Resolusi akurasi 0,1
Kisaran kelembaban 0% - 100%
Kisaran temperatur -40ºC - 80ºC
Presisi pengukuran kelembaban ± 2% RH
Presisi pengukuran temperature ± 0,5 ºC
Dimensi 2,5 x 1 x 0,8 cm
Berat 2g
Tegangan input 3,3V – 6V

5
DHT22 Datasheet. Halaman 4
11

2.4. SIM800L V2

Gambar 2. 5 SIM800L V26

Modul SIM800L merupakan jenis module GSM/GPRS Serial yang


terpopuler digunakan oleh para penghobis elektronika, maupun
profesional elektronika.Dimana dapat diaplikasikan dalam berbagai
proyek pengendalian jarak jauh via message dari Handphone dengan
simcard jenis Mikroo sim.
Pada saat ini, terdapat beberapa tipe dari Breakout Board, tetapi
yang paling banyak dijual di Indonesia yaitu versi mini dengan kartu
GSM jenis Micro SIM.

6
http://www.labelektronika.com/2018/01/cara-program-gsm-module-sim800l-Kirim-SMS-
Menggunakan-Arduino.html diakses pada Juli 2020
12

Keterangan PinOut :
ANT : Antena
VCC : tegangan masukan 3.7 – 4.2Vdc
RST : Reset
RX : Rx Data Serial
TX : Tx Data Serial
GND : Ground
RING : ketika ada telp masuk
MIC + : ke microphone kutub +
MIC – : ke microphone kutub –
Speaker + : ke speaker atau amplifier kutub +
Speaker – : ke speaker atau amplifier kutub –
Mikro Sim (Kartu GSM)

Spesifikasi modul SIM800L :


Menggunakan ic Chip : SIM800
Tegangan ke VCC : antara 3.7 – 4.2Vdc (tetapi pada datasheet = 3.4
– 4.4V), dan disarankan menggunakan 3.7 Vdc agar tidak terdapat
notifikasi “Over Voltage“
Bekerja pada frequency jaringan GSM yaitu QuadBand
(850/900/1800/1900Mhz)
Konektifitas class 1 (1W) pada DCS 1800 dan PCS 1900GPRS,
sedangkan pada class 4 (2W) pada GSM 850 dan EGSM 900
GPRS multi-slot class 1~12 (option) tetapi default pada class 12
Temperatur pengoperasian normal : 40°C ~ +85°C
Menggunakan port TTL serial port, sehingga dapat langsung diakses
menggunakan microcontroller tanpa perlu memerlukan MAX232

Terdapat Led pada modul yang berfungsi sebagai indikator.


Apabilapada module terhubung dengan jaringan GSM maka LED akan
berkedip perlahan, akan tetapi apabila tidak ada sinyal maka LED akan
berkedip cepat. Ukuran modul : 2.5cm x 2.3cm.
13

2.5. Relay

Gambar 2. 6 Relay7

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan


merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang
terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya).
Pada Gambar 2.7 merupakan bentuk Relay dan Simbol Relay
yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.

7
https://www.dx.com/p/5v-1-channel-single-relay-module-for-arduino-high-level-trigger-
works-with-official-arduino-board-2043017.html#.XzDfTygzbIU diakses pada Juli 2020
14

Atau

NO NC

Gambar 2. 7 Simbol Relay8

Kontak poin relay terdiri dari 2 jenis yaitu :


Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Gambar 2. 8 Struktur Relay

8
https://www.immersa-lab.com/pengertian-relay-fungsi-dan-cara-kerja-relay.htm, diakses
pada Juli 2020
15

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang


dililit oleh sebuah kumparan koil yang berfungsi untuk mengendalikan
Besi tersebut. Apabila Kumparan koil diberikan arus listrik, maka akan
timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga
menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya
(NO). Posisi dimana armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). koil yang digunakan
oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya
hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
16

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1. Konfigurasi Sistem


Setelah mempelajari dan memahami studi literatur yang sudah
tersedia, selanjutnya adalah membuat perencanaan dari sistem
monitoring temperatur pada PMCB. Perencanaan ini sesuai dengan blok
diagram seperti pada gambar dibawah ini.

PMCB
Sensor
Heater
DHT22

Relay RTC

MCU Modul SIM SMS

LCD

= aliran daya

= aliran data
Gambar 3. 1 Blok diagam sistem

Pada mulanya alat ini membaca temperatur melalui sensor


temperatur yang ada pada ruang PMCB untuk mengetahui dan
mengindikasi temperaturnya. Kemudian hasil pembacaan ditampilkan
dilayar. Apabila temperatur melebihi dari set point yang ditentukan
maka akan heater akan mati. Pada kondisi tersebut alat akan
mengirimkan SMS. Pada kondisi normal heater menyala dan hasil
pembacaan ditampilkan pada layar saja.
17
18

3.2.1. STM32F103C8T6
Mikrokontroller ini digunakan sebagai otak dari kerja sistem
proyek akhir ini. Pada proyek akhir ini digunakan mikrokontroller
STM32F103C8T6. Digunakan untuk memilih faktor kali CT dan
penghitung biaya selama pekerjaan berlangsung serta hasil tersebut
dimasukkan ke LCD.

3.2.2. SIM800L V2
Modul SIM800L V2 ini dihubungkan dengan mikrokontroller
agar dapat digunakan untuk mengirim hasil pengukuran ke ponsel
android selama temperatur berada diatas batas normal.

3.2.3. DHT22
DHT22 adalah modul sensor yang dapat digunakan untuk
mengukur temperatur dan kelembaban. DHT-22 adalah sensor gabungan
dari sensor temperatur (temperature) dan kelembaban (Rrelative
Humidity) yang outputnya berupa sinyal digital yang sudah di kalibrasi.
Sensor ini dapat membaca pengukuran temperatur dan kelembaban.

3.2.4. Perencanaan Heater


Heater adalah pemanas yang digunakan pada PMCB. Spesifikasi
heater yang digunakan yaitu berdaya 100W. Heater ini digunakan untuk
menguji temperatur dan kelambaban sensor yang digunakan.

3.2.5. LCD
LCD yang digunakan adalah 20x4 yang dihubungkan dengan
komunikasi data I2C (Inter Integrated Circuit) agar pin pada LCD
menjadi 4 buah. LCD ini digunakan untuk menampilkan hasil
pengukuran temperatur dan kelembaban pada PMCB.

3.2.6. Perencanaan Temperatur


Pada pengujian ini mengunakan heater yang memiliki daya
100W sesuai dengan heater yang digunakan pada PMCB. Heater
digunakan untuk memanaskan ruangan dalam PMCB.
Pada pengujian akan dilacoba untuk memanaskan box sebagai
PMCB sampai melebihi batas aman yaitu diatas 40°C kemudian
diturunkan sampai batas aman pada temperatur dibawah 40°C untuk
mengetahui kinerja pembacaan sensor. Hal ini juga untuk mengetahui
kinerja dari relay.
19

3.3. Perencanaan Hardware


Berdasarkan blok diagram yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
perencanaan dan pembuatan perangkat keras.

3.3.1. Rangkaian LCD

Gambar 3. 2 Rangkaian LCD

Pada proyek akhir ini yang digunakan untuk menampilkan data


hasil pengukuran adalah LCD (Liquid Crystal Display). LCD (Liquid
Crystal Display) yang digunakan adalah dengan variabel 20x4 dan
dilengkapi dengan sistem komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit) agar
pin pada LCD dapat disederhanakan menjadi 4 pin. Gambar rangkaian
dari rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) ditunjukan pada Gambar
3.2.
Pada Gambar 3.2 menunjukan rangkaian LCD (Liquid Crystal
Display) yang terhubung dengan mikrokontroller. Dengan sistem
komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit) pin pada LCD (Liquid Crystal
Display) menjadi VCC, GND, SCA, dan SCL. Dikarenakan pada
mikrokontroller STM32F103C8T6 pin SCL dan SDA masing-masing
terdapat pada pin A5 dan A4, maka VCC pada modul RTC terhubung
dengan pin 5V pada mikrokontroller sebagai sumber tegangan untuk
LCD, pin GND pada modul LCD terhubung dengan pin GND pada
mikrokontroller, untuk pin SDL (Serial Clock) terhubung dengan pin A5
pada mikrokontroller, dan untuk pin SCA (Serial Data) terhubung
dengan pin A4 pada mikrokontroller.
20

3.3.2. Rangkaian DHT22

Gambar 3. 3 Rangkaian Sensor DHT22

Rangkaian modul DHT22 dihubungkan dengan mikrokontroler


agar dapat ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display). Modul Pini
digunakan untuk mengukur temperatur dan kelembaban pada ruang
PMCB selama PMCB digunakan. Gambar rangkaian dari rangkaian
modul DHT22 ditunjukan pada Gambar 3.2.
Pada modul ini dapat mempersingkat pinout sensor DHT
menjadi 3 bagian, yaitu untuk sumber sensor 3,3V atau 5V. Untuk data
keluaran sensor DHT22, dan untuk pin negatif atau ground. Pada mikro
pin output dai DHT22 disambungkan pada Pin B11. Untuk sumber
sensor disambungkan pada pin 3,3V mikro. Dan untuk negatifnya
menyambung pada ground.
Parameter yang diuji pada sensor ini yaitu temperatur dan
kelembabannya. Pengukuran error dibandingkan dengan alat ukur yang
ada. Untuk temperatur alat ukur menggunakan thermometer raksa, dan
untuk kelembaban dibandingkan dengan higrometer.
21

3.3.3. Rangkaian Relay

Heater

Gambar 3. 4 Rangkaian Relay

Relay tersebut akan dikontrol via SMS yang di olah oleh


mikrokontroller. Dari mikrokontroller akan mengirim logika 1 (HIGH)
ke relay 5 volt dan untuk memutus sambungan heater menggunakan
SSR (Solid State Relay) agar aman. Dikarenakan tegangan kerja dari
SSR adalah 24Vac-260Vac dengan arus maksimal 40A. SSR juga
dilengkapi peredam busur api untuk mencegah terjadinya loncatan
bunga api dan menyebabkan kebakaran.
22

3.3.4. Rangkaian SIM800L

Gambar 3. 5 Rangkaian SIM800L

Modul GSM SIM 800L v2 ini mampu bekerja pada tegangan VCC 5V
jadi tidak perlu rangkaian Stepdown seperti pada breakout versi
sebelumnya yang hanya mendukung tegangan 3,7 V – 4,2 V dan sering
error akibat perubahan tegangan kerja.
Untuk koneksi wiring module SIM 800L adalah sebagai berikut :
• SIM 800L v2 stm
• VCC 5V stm / power supply eksternal

• RXD Tx Serial D1 atau Tx SoftwareSerial


• TXD Tx Serial D0 atau Rx SoftwareSerial

3.3.5. Rangkaian Board Microcontroller


Pada proyek akhir ini board mikrokontroller ini berperan
penting karena digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran
temperatur pada PMCB yang ditampilkan pada LCD dan dikirim ke
ponsel android melalui SMS. Untuk perancangan board mikrokontroller
ini menggunakan aplikasi Software Eagle, untuk membuat desain
langkah pertama adalah membuat schematic untuk menghubungkan
mikrokontroller dengan modul yang digunakan.
Pada gambar 3.7 adalah desaign schematic dari board yang akan
digunakan. Dalam schematic ini adalah hasil dari perencanaan tiap-tiap
modul yang digunakan untuk dihubungkan dengan mikrokontroller.
Setelah selesai membuat schematic maka selanjutnya adalah membuat
rangkaian jalur pada board. Dalam proyek akhir ini board yang
digunakan jenis single layer.
23

Gambar 3. 6 Rangkaian skematik PCB


24

Gambar 3. 7 Rangkaian Jalur Board Microcontroller Sisi Atas

Pada Gambar 3.9 adalah jalur board mikrokontroller sisi atas,


pada sisi atas terdapat komponen-komponen yang digunakan. Jika
komponen yang digunakan diletakkan pada sisi atas maka jalurnya
berada pada sisi bawah agar mempermudah proses penyolderan.
25

Gambar 3. 8 Rangkaian Jalur Board Microcontroller Sisi Bawah

Pada Gambar 3.9 adalah jalur board mikrokontroller sisi


bawah. Peletakan komponen berbeda agar dapat menyederhanakan
bentuk PCB (Printed Circuit Board).

3.4. Perencanaan Software


Software atau perangkat lunak dalam suatu sistem disusun untuk
mendukung hardware atau perangkat keras pada sistem agar sistem
dapat terintegrasi dan bekerja dengan baik. Dalam proyek akhir ini,
perencanaan software meliputi :
1. Perencanaan Program Sensor temperatur dan kelembaban DHT22
Perencanaan program sensor temperatur dan
kelembaban DHT22 bertujuan untuk menampilkan hasil
pengukuran temperatur dan kelembaban di LCD. Hasil
pengukuran yang ditampilkan agar mengetahui berapa nilai
26

pengukuran temperatur dan kelembaban. Perencanaan


program pengukuran temperatur dan kelembaban dapat
dilihat pada gambar 3. 10.

//Inisialisasi sensor DHT22


dht22_init();
HAL_Delay(500);

if (DHT22_GetTemp_Humidity(&Temp, &Humidity)==1)
{
LCD_SetCursor(2,1);
LCD_Send_String("Temp = ", STR_NOSLIDE);
LCD_Print("%.1f *C", Temp);

LCD_SetCursor(3,1);
LCD_Send_String("R.H. = ", STR_NOSLIDE);
LCD_Print("%.1f %%", Humidity);
}

else
{
LCD_SetCursor(1,8);
LCD_Send_String("Error", STR_NOSLIDE);
}
HAL_Delay(500);

Gambar 3. 9 Program Sensor DHT22

2. Perencanaan Program pengaturan heater


Perencanaan program pengaturan heater dengan relay bertujuan
untuk dapat mengatur heater agar dapat nyala dan mati. Pengaturan
nyala heater saat temperatur berada pada dibawah 40°C.
Pengaturan heater mati saat temperatur berada di atas 40°C.
27

#define Relay_ON HAL_GPIO_WritePin(GPIOA,


GPIO_PIN_8, GPIO_PIN_SET);
#define Relay_OFF HAL_GPIO_WritePin(GPIOA,
GPIO_PIN_8, GPIO_PIN_RESET);

if((Temp)>40)
{
Relay_ON;
}
else
{
Relay_OFF;
}

Gambar 3. 10 Program Pengaturan Heater

3. Perencanaan Program Komunikasi SMS


Perencanaan program komunikasi pengiriman
pemberitahuan SMS secara berkala bertujuan untuk
mengirim SMS kepeada petugas secara otomatis agar dapat
memonitoring PMCB dan memberikan pemberikahuan
apabila terjadi kenaikan temperatur melebihi batas aman di
atas 40°C. Perencanaan program kirim SMS dapat dilihat
pada gambar
28

if((Temp)>40)
{
Relay_OFF;

//Kirim SMS
char * buffer1 = "AT\n";
char * buffer2= "AT+CMGF=1\n";
char * buffer3= "AT+CMGS=\"088228025972\" ";
char * buffer4 = "Temperatur pada PMCB melebihi batas
aman ";
char * buffer5 = "\r\n";
char * buffer6 = "\x1a";

void kirim_sms();
{

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer1,4,20);
HAL_Delay(1000);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer2,11,20);
HAL_Delay(1000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer3,25,20);
HAL_Delay(2000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer5,2,20);
HAL_Delay(2000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer4,50,500);
HAL_Delay(1000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer6,4,10);
}
HAL_Delay(20000);
}
else
29

else
{
Relay_ON;
//Kirim SMS
char * buffer1 = "AT\n";
char * buffer2= "AT+CMGF=1\n";
char * buffer3= "AT+CMGS=\"088228025972\" ";
char * buffer4 = "Temperatur pada PMCB dalam keadaan
AMAN ";
char * buffer5 = "\r\n";
char * buffer6 = "\x1a";

void kirim_sms();
{
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer1,4,20);
HAL_Delay(1000);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer2,11,20);
HAL_Delay(1000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer3,25,20);
HAL_Delay(2000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer5,2,20);
HAL_Delay(2000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer4,50,500);
HAL_Delay(1000);
__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_
Delay(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t *)buffer6,4,10);
}
HAL_Delay(20000);
}
Gambar 3. 11 Program Pengiriman SMS
30

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1. Metode Pengujian


Pada proyek akhir ini terdapat 2 metode pengujian, pengujian yang
pertama yaitu pengujian yang dilakukan secara partisi dan pengujian
yang kedua yaitu pengujian dilakukan secara integrasi pada sitem.
Pengujian partisi dilakukan dengan cara melakukan pengujian alat
secara terpisah. Untuk pengujian integrasi merupakan gabungan dari
semua alat yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan blok diagram.
Pada mulanya alat ini membaca temperatur melalui sensor
temperatur yang ada pada ruang PMCB untuk mengetahui dan
mengindikasi temperaturnya. Kemudian hasil pembacaan ditampilkan
dilayar. Apabila temperatur melebihi dari set point yang ditentukan
maka akan heater akan mati. Pada kondisi tersebut alat akan
mengirimkan SMS. Pada kondisi normal heater menyala dan hasil
pembacaan ditampilkan pada layar saja.

4.2. Pengujian Parsial


Pengujian parsial ini dilakukan pengujian untuk masing-masing
bagian yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Dimana pengujian parsial meliputi pengujian:
1. Pengujian LCD 20x04
2. Pengujian relay
3. Pengujian sensor DHT22
4. pengujian SIM800L
Dengan melakukan pengujian parsial maka akan diketahui
kemampuan masing-masing bagian dari Proyek Akhir ini, dan dari hasil
pengujian parsial akan mempermudah perbaikan apabila terjadi
kesalahan atau permasalahan.

4.2.1. Pengujian LCD 20x04


Pengujian LCD 20x04 merupakan pengujian tampilan LCD
dengan tujuan apakah LCD dalam kondisi baik dan mampu
menampilkan karakter, pada pengujian LCD menggunakan
Mikrocontroller STM32f1 sebagai pengolah data yang akan ditampilkan
pada LCD. Berikut ini contoh program pengujian LCD 20x04. Untuk
hasil pengujian LCD setelah di program dapat ditujukan pada Gambar
4.1.

31
32

Gambar 4. 1 Pengujian LCD 20x04

Pada LCD ditampilkan karakter sesuai dengan program yang


dibuat. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa LCD bekerja dengan
baik

4.2.2. Pengujian Sensor DHT22


Pada alat ini digunakan sensor DHT22 yang berfungsi untuk
mengukur nilai temperatur dan nilai kelembapan pada suatu ruangan.
Pengujian sensor ini ditujukan untuk mengetahui keakuratan data hasil
pengukuran dan digunakan alat ukur higrometer untuk pembandingnya.
Sensor ini memiliki 3 kaki, yaitu Vcc, ground, dan Data. Gambar 4.2
merupakan gambar rangkaian dari sensor DHT22.

Gambar 4. 2 Pengujian Sensor DHT22


33

DHT22 merupakan sensor yang memiliki output digital sehingga


tidak dimemerlukan ADC untuk merubah outputnya. Range pengukuran
temperaturnya dan kelembaban yang lebar, bentuknya yang kecil, dan
konsumsi dayanya yang rendah, membuat sensor ini adalah pilihan
yang tepat.
Dalam pengujian sensor diberikan 3 kondisi yang berbeda untuk
pengambilan sampel pengukuran temperatur dan kelembabannya. Untuk
pembanding dari pembacaan sensor digunakan 2 alat ukur yaitu
thermometer dan higrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur
temperatur suatu ruangan, sedangkan higrometer berfungsi untuk
mengukur kelembaban pada suatu ruangan.
Pada pengujian ini menggunakan box berukuran 40x20x80cm
seperti pada Gambar 4.3 Box dengan heater, higrometer, dan
thermometer. Dan didalamnya dilengkapi dengan heater sebagai
pemanas ruangan di dalam box tersebut. Kemudian sensor DHT22 dan
alat ukur seperti thermometer dan higrometer diletakkan didalam box.
Jarak sensor DHT22, thermometer, dan higrometer dengan heater adalah
80cm.

Gambar 4. 3 Box dengan heater, higrometer, dan thermometer


34

Setelah merangkai semua komponen yang diperlukan, dilakukan


pengujian. Kemudian dicatat data hasil pengujian tersebut. Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2 merupakan data hasil pengujian.

Tabel 4. 1 Pengujian temperatur


No Thermometer Temperatur DHT22 %error (%)
(°C) (°C)
1 31,4 31,0 1,27
2 34,0 35,6 4,7
3 35,5 37,2 4,78
4 36,0 37,8 5,0
5 37,0 39,2 5,9

Tabel 4. 2 Pengujian kelembaban

No Higrometer (%) Kelembaban DHT22 %error (%)


(%)
1 64 69,1 7,97
2 69 65,3 5,36
3 70 61,3 12,43
4 71 60,4 14,93
5 72 57,3 20,42

Data error pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 merupakan perbandingan
temperatur yang dihasilkan oleh panas heater yang dibandingkan dengan
higrometer. Hasil temperatur dan kelembaban antara kedua alat ini
dibandingkan keakurasiannya dengan menggunakan persamaan berikut:
35

Dari persamaan 4.1 maka akan didapatkan error pengukuran


temperatur dan kelembaban pada masing-masing perhitungan sebagai
berikut.

• Error temperatur

• Error kelembaban

Setelah diperoleh error pada masing-masing pengukuran ternyata


error pada temperatur relatif kecil yaitu 1,27% dan pada kelembaban
errornya cukup besar yaitu 7,97%. Dengan error pengukuran temperatur
rata-rata 4,33% dan rata-rata error kelembaban 12,22%. Hal ini
menunjukan bahwa error yang besar disebabkan karena beberapa faktor
diantaranya karena alat ukurnya yang memiliki waktu yang kurang baik
dalam akurasi untuk mengukur kelembaban dikarenakan keterbatasan
alat ukur dengan tingkat akurasi yang tinggi.

4.2.3. Pengujian Relai


Pengujian modul relay dilakukan untuk mengetahui apakah relay
dalam kondisi baik dan dapat bekerja dengan semestinya. Dimana
program menggunakan Mikrokontroller STM32F1 yang dapat
memerintah relay untuk menyalakan heater.
Relay yang digunakan yaitu bertipe 1 channel sebagai pengatur
temperatur untuk menyalakan dan mematikan heater. Pada relay output
yang digunakan yaitu bagian NC.
36

Gambar 4. 4 Pengujian Relay

Setelah melakukan pengujian relay diketahui bahwa relay dapat


berfungsi dengan baik untuk memutus sumber yang akan digunakan
untuk heater pada kondisi yang sudah diatur.

4.2.4. Pengujian SIM800L V2


Pada pengujian ini menguji SIM800L V2 untuk mengirimkan SMS
untuk mengetahui kinerjanya. SIM800L V2 digunakan untuk media
monitoring dalam Proyek Akhir ini. Dalam pengujian ini SIM800L V2
dapat mengirimkan SMS dengan dua macam jenis. Pertama
mengirimkan SMS secara berkala mengenai kondisi temperatur didalam
PMCB. Kedua, SIM800L V2 ini akan mengirimkan SMS saat
temperatur didalam PMCB melebihi batas temperatur yaitu diatas 40°C.
Dengan mengirimkan pesan secara berkala petugas dapat
memonitoring kondisi dari PMCB tersebut dan saat melebihi batas aman
petugas dapat mengetahui kondisi PMCB.
37

Gambar 4. 5 SMS yang diterima

Pada Gambar 4.6 menunjukkan hasil dari SMS yang dikirim


oleh SIM800L V2. SMS yang dikrimkan memiliki secara berkala setiap
20 detik sekali. Perhitungan lama delay pengiriman SMS dipengaruhi
juga oleh delay pada program lain dan pada sinyal yang didapatkan.
Pada pengujian ini SIM800L V2 bekerja dengan baik.

4.3. Pengujian Integrasi


Pengujian ini dilakukan untuk mengamati kinerja dari sistem yang
telah dirancang dan dibuat telah bekerja dengan baik sesuai dengan yang
telah dirancang.
Rancangan program ini yaitu untuk membaca pengukuran
temperatur dan kelembaban pada PMCB. Kemudian berdasarkan
pembacaan tersebut dilakukan beberapa tindakan. Pada pengujian ini
diberikan batas temperatur yaitu batas aman dibawah 40°C dan tidak
aman pada temperatur diatas 40°C. Pengujian integrasi ini dimulai
dengan menyalakan heater sampai melebihi panas yang ditentukan
38

untuk melihat kinerja dari relay untuk mematikan heater, kemudian


penurunan temperatur untuk mengetahui kinerja relay untuk menyalakan
heater agar temperatur terjaga.
Sensor DHT22 yang digunakan dipasang dengan kabel yang
berjarak 1m. Sesnsor ini diletakan dengan jarak sejauh 80cm dari heater
yang dipasang. Pengujian ini menggunakan box sebagai PMCB tempat
untuk pengujian integrasi. Untuk box yang digunakan yaitu dengan
ukuran 40x20x80cm dan terbuat dari besi seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4. 6 Box besi

Heater pada pengujian ini dihubungkan dengan relay yang


tersambung dengan mikrokontroler. Relay ini dapat memutus dan
menyambungkan sumber heater sehingga dapat membuat heater
menjadi nyala dan mati. Relay diatur untuk terus nyala saat temperatur
dibawah 40°C, sehingga heater mendapatkan sumber dan menjadi nyala.
Pada saat temperatur berada di atas 40°C relay diatur untuk mati dan
memutus sumber heater yang membuat menjadi mati. Heater tetap mati
sampai temperatur didalam PMCB turun sampai dengan batas aman.
Spesifikasi yang digunakan yaitu 100W sesuai dengan spesifikasi heater
yang digunakan pada PMCB.
SMS akan dikirimkan dalam 2 macam jenis. Pertama SMS akan
dikirimkan secara berkala untuk memonitoring komdisi temperatur pada
PMCB. Pengiriman SMS ini akan dikirimkan setiap 20 detik. Kedua
SMS akan dikirimkan saat temperatur pada PMCB di atas temperatur
aman. SMS akan terus dikirimkan sampai temperatur turun kembali ke
39

batas aman.

Gambar 4. 7 Kondisi awal temperatur dalam batas aman

Pada Gambar 4.7 adalah kondisi awal pengujian dimana heater


baru menyala. Pada kondisi ini LCD menampilkan hasil pengukuran
temperatur berada pada temperatur ruangan yaitu 30,0°C dan kondisi
heater yang menyala.

Gambar 4. 8 Mengirim SMS kondisi temperatur PMCB

Setelah itu alat akan mengirim pesan secara berkala tiap 20


detik sehingga dapat memonitoring temperatur pada box. Isi pesan yang
dikirim yaitu Temperatur pada PMCB dalam keadaan aman seperti pada
40

Gambar 4.8.

Gambar 4. 9 Kondisi saat temperatur melebihi batas aman diatas 40°C

Pada saat kondisi temperatur melebihi batas aman yaitu diatas


40°C yang ditampilkan pada LCD kemudian heater akan dimatikan oleh
relay dan pada LCD akan tertulis heater OFF.

Gambar 4. 10 Mengirim SMS kondisi temperatur saat melebihi batas aman

Pada saat temperatur melebihi batas aman diatas 40°C alat akan
mengirimkan SMS yang berisi Temperatur pada PMCB melebihi batas
aman seperti pada Gambar 4.10.
41

Gambar 4. 11 Kondisi saat temperatur turun ke batas aman dibawah


40°C

Pada saat temperatur turun sampai batas aman dibawah 40°C


maka heater kembali dinyalakan kemudian mengirimkan SMS bahwa
Temperatur pada PMCB dalam keadaan aman.
Tabel 4. 3 Pengukuran Tabel 4. 4 Pengukuran
temperatur kelembaban

No. Temperatur (°C) No. Kelembaban


1 29,90 1 70,36%
2 30,10 2 76,09%
3 30,40 3 76,18%
4 31,30 4 74,91%
5 32,70 5 70,73%
6 34,30 6 66,55%
7 36,30 7 63,45%
8 38,30 8 57,91%
9 40,80 9 52,00%
10 43,80 10 45,82%
11 44,40 11 44,27%
12 45,90 12 38,00%
13 44,70 13 38,73%
14 44,30 14 39,18%
15 43,80 15 39,64%
16 43,00 16 40,82%
17 42,60 17 41,36%
18 42,20 18 42,00%
19 41,80 19 42,64%
20 41,50 20 43,18%
21 41,10 21 43,82%
22 40,70 22 44,27%
23 40,50 23 44,90%
24 40,20 24 45,45%
25 39,90 25 46,00%
43

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa temperatur awal yang diukur pada
29,90C. Pengambilan data ini dilakukan mulai dari tahap pemanasan,
kemudian penurunan temperatur. Untuk mempermudah dalam
menganalisa data dibuatlah grafik dari data hasil pengujian temperatur
pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13.

Temperatur
50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Temperatur

Gambar 4. 12 Grafik Pengukuran temperatur

80,00%
Kelembaban
60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Kelembaban

Gambar 4. 13 Grafik Pengukuran Kelembaban


44

Setelah melakukan pengujian didapatkan data bahwa, sensor


DHT22 mengukur temperatur dan kelembaban dan menampilkan pada
LCD dengan jeda sekitar 10detik. Heater dapat diatur menjadi nyala dan
mati. Heater nyala pada temperatur awal sampai dengan batas aman
yaitu 40°C. Kemudian heater menjadi mati saat temperatur lebih dari
40°C. Awalnya temperatur terus naik sampai beberapa derajat lalu saat
heater dimatikan menyebabkan temperatur didalam box turun sampai
dengan batas aman yaitu 40°C dan heater kembali menyala. Hal ini
disebabkan karena sisa panas yang telah dikeluarkan heater sehingga
temperatur tetap naik. Kemudian setelah sisa panas telah hilang maka
temperatur akan turun. Pada saat akan heater menyala maka
membutuhkan waktu untuk memanaskan ruangan kembali hal itu yang
menyebabkan temperatur tetap turun meskipun heater menyala. Pada
saat pengujian didapatkan data bahwa setelah heater mati pada
temperatur 40°C tetapi temperatur tetap naik sampai 45,9°C. Kemudian
secara bertahap turun sampai dengan 39,9°C.
Pengujian nilai dari temperatur dibandingkan dengan
kelembaban didapatkan hasil bahwa nilainya berbanding terbalik. Pada
saat awal pengujian temperatur berada pada temperatur ruang dan
kelembaban yang tinggi. Pada saat heater menyala temperatur naik
secara bertahap sedangkan kelembabannya menjadi turun. Pada saat
heater mati yang membuat temperatur turun dan kelembaban kembali
naik. Berdasarkan hal tersebut saat temperatur diatur menyebabkan
kelambabannya juga akan ikut berubah. Salah satu penyumbang panas
dalam ruang adalah heater. Maka dengan mengatur heater dapat
mengatur temperatur yang ada pada ruangan. Dengan mengatur heater
juga dapat mengatur kelembaban pada ruang tersebut. Pada pengujian
relay dapat memutus dan menyambungkan sumber untuk heater yang
artinya heater diatur untuk menyala dan mati oleh relay yang diperintah
oleh microcontroller sesuai dengan program yang dibuat.
Sedangkan pada pengiriman SMS pada temperatur aman
dibawah 40°C SMS yang dikirimkan menyatakan bahwa temperatur
pada PMCB dalam kondisi aman dan dikirim secara berkala setiap 30
detik. Pada temperatur yang melebihi batas aman SIM800L V2 akan
mengirimkan SMS yang menyatakan bahwa temperatur melebihi batas
aman dan SMS yang dikirim terus menerus sampai dengan temperatur
turun ke batas aman. Kemudian setelah turun ke batas aman SMS yang
dikirim adalah temperatur PMCB dalam kondisi aman.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari perencanaan dan pembuatan sistem yang telah dibuat
kemudian dilakukan pengujian parsial dan pengujian integrasi maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Sensor DHT22 yang digunakan didapatkan rata-rata % error
dari pengukuran temperatur sebesar 4,33% dan rata-rata % error
pengukuran kelembaban 12,22%
2. Pada sistem yang dibuat digunakan heater mati pada saat
pembacaan sensor temperatur 40,80C dan heater menyala saat
pengukuran suhu 39,90C.
3. Sistem monitoring dapat dilakukan melalui SMS yang dikirim
secara berkala untuk memberitahu kondisi PMCB baik dalam
kondisi temperatur aman maupun tidak aman.
4. Pengaturan temperatur pada PMCB bekerja dengan baik dimana
saat temperatur pada PMCB melebihi 40°C, maka heater mati.
Namun temperatur tetap naik sampai 45,9°C kemudian secara
bertahap turun sampai dengan 39,9°C sehingga temperaturnya
menjadi turun hingga berada di bawah 40°C. Kemudian kembali
menyalakan heater agar menyala untuk menjaga temperaturnya.

5.2. Saran
Pada pengerjaan proyek akhir ini tidak lepas dari berbagai macam
kelemahan dan kesalahan, baik itu pada perencanaan sistem maupun
pada peralatan yang telah dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan
tersebut serta sebagai masukan untuk perbaikan sistem agar menjadi
lebih sempurna ke depannya maka diberikan saran sebagai berikut :
1. Pengiriman SMS masih belum mengirim data hasil pengukuran
temperatur dan kelembaban kedepannya agar dapat mengirim data
melalui SMS sehingga dapat mengetahui temperatur dan
kelembabannya.
2. Karena data yang diukur tidak disimpan maka sedikit sulit untuk
mengetahui karakteristik temperatur PMCB maka kedepannya
dapat dibuatkan penyimpanan data.

45
46

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop Dan


Pemeliharaan III, 2011, “Manual Book PMCB”. Surabaya.
2. Hawatif, M. Busrol, 2014,“Perencanaan Pemasangan PMCB
(Pole Mounted Circuit Breaker) Pada Penyulang Bima GI
Talang Kelapa PT. PLN (PERSERO)”. Politeknik Negeri
Sriwijaya, Palembang.
3. Arivatoni Denhas, Bambang Dwi Sulo, Oktriza Melfazen,
2019, “RANCANGAN PREVENTIVE CONDITION BASED
MAINTENANCE BERBASIS ARDUINO MEGA 2560
UNTUK PMCB DI JARINGAN PLN UP3 PASURUAN”,
Teknik Elektro Universitas Islam Malang, Malang.
4. S. A. Kaloka, 2019, “ALAT KONTROL TEMPERATUR
SERTA MONITORING TEMPERATUR DAN
KELEMBAPAN PADA KUBIKEL 20 KV BERBASIS IOT”,
DepartemenTeknik Elektro Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya, Surabaya.
5. Suhariningsih, Renny Rakhmawati, Fajar Pamungkas Indi
Putra, 2017, “Temperature Control System on a Coconut Dryer
Using Solar Cells With Buck-Boost Converter on Charging
Battery”, International Seminar on Application for Technology
of Information and Communication (iSemantic).
6. Renny Rakhmawati, Irianto, Farid Dwi Murdianto, Atabik
Luthfi, Aviv Yuniar Rahman, 2019, “Thermal Optimization on
Incubator using Fuzzy Inference System based IoT”,
International Seminar on Application for Technology of
Information and Communication (iSemantic).
7. SPLN No. 59-1985 Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV
dan 6 kV

47
48

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


LAMPIRAN

PROGRAM INTEGRASI SISTEM

/* USER CODE BEGIN Header */


/**

**********************************************************
********************
* @file : main.c
* @brief : Main program body

**********************************************************
********************
* @attention
*
* <h2><center>&copy; Copyright (c) 2020 STMicroelectronics.
* All rights reserved.</center></h2>
*
* This software component is licensed by ST under BSD 3-Clause
license,
* the "License"; You may not use this file except in compliance with
the
* License. You may obtain a copy of the License at:
* opensource.org/licenses/BSD-3-Clause
*

**********************************************************
********************
*/
/* USER CODE END Header */

/* Includes ------------------------------------------------------------------*/
#include "main.h"

/* Private includes ----------------------------------------------------------*/


/* USER CODE BEGIN Includes */
#include "dht22.h"
#include "dht22_1.h"
#include "dht22_2.h"
#include "lcd_i2cModule.h"

49
/* USER CODE END Includes */

/* Private typedef -----------------------------------------------------------*/


/* USER CODE BEGIN PTD */

/* USER CODE END PTD */

/* Private define ------------------------------------------------------------*/


/* USER CODE BEGIN PD */
/* USER CODE END PD */

/* Private macro -------------------------------------------------------------*/


/* USER CODE BEGIN PM */
#define Relay_ON HAL_GPIO_WritePin(GPIOA, GPIO_PIN_8,
GPIO_PIN_SET);
#define Relay_OFF HAL_GPIO_WritePin(GPIOA,
GPIO_PIN_8, GPIO_PIN_RESET);

/* USER CODE END PM */

/* Private variables ---------------------------------------------------------*/


I2C_HandleTypeDef hi2c1;

UART_HandleTypeDef huart1;

/* USER CODE BEGIN PV */

/* USER CODE END PV */

/* Private function prototypes -----------------------------------------------*/


void SystemClock_Config(void);
static void MX_GPIO_Init(void);
static void MX_I2C1_Init(void);
static void MX_USART1_UART_Init(void);
/* USER CODE BEGIN PFP */

/* USER CODE END PFP */

/* Private user code ---------------------------------------------------------*/


/* USER CODE BEGIN 0 */
51

float Temp, Humidity;


float Temp2, Humidity2;
float Temp3, Humidity3;
/* USER CODE END 0 */

/**
* @brief The application entry point.
* @retval int
*/
int main(void)
{
/* USER CODE BEGIN 1 */

/* USER CODE END 1 */

/* MCU Configuration--------------------------------------------------------*/

/* Reset of all peripherals, Initializes the Flash interface and the


Systick. */
HAL_Init();

/* USER CODE BEGIN Init */

/* USER CODE END Init */

/* Configure the system clock */


SystemClock_Config();

/* USER CODE BEGIN SysInit */

/* USER CODE END SysInit */

/* Initialize all configured peripherals */


MX_GPIO_Init();
MX_I2C1_Init();
MX_USART1_UART_Init();
/* USER CODE BEGIN 2 */

dht22_init();
HAL_Delay(500);
dht22_1_init();
HAL_Delay(500);

dht22_2_init();
HAL_Delay(500);

//inisialisasi lcd
LCD_i2cDeviceCheck();
LCD_Init ();
LCD_BackLight(LCD_BL_ON);

//------- pendahuluan ------

LCD_SetCursor(1,2);
LCD_Send_String("M. TAUFAN A.",
STR_NOSLIDE);

LCD_SetCursor(2,5);
LCD_Send_String("1303177023",
STR_NOSLIDE);

LCD_SetCursor(3,4);
LCD_Send_String("3 D3K PLN - A",
STR_NOSLIDE);

LCD_SetCursor(4,4);
LCD_Send_String("PROYEK AKHIR",
STR_NOSLIDE);

HAL_Delay (2000);
LCD_Clear();

LCD_SetCursor(2,5);
LCD_Send_String("PENGUKURAN",
STR_NOSLIDE);

LCD_SetCursor(3,1);
LCD_Send_String("TEMPRATUR&
KELEMBABAN", STR_NOSLIDE);

HAL_Delay (2000);
53

LCD_Clear();

/* USER CODE END 2 */

/* Infinite loop */
/* USER CODE BEGIN WHILE */
while (1)
{
/* USER CODE END WHILE */

/* USER CODE BEGIN 3 */


LCD_SetCursor(1,3);
LCD_Send_String("HASIL
PENGUKURAN", STR_NOSLIDE);

//---------------------------DHT1--------------------
if (DHT22_GetTemp_Humidity(&Temp,
&Humidity)==1)
{
LCD_SetCursor(2,1);
LCD_Send_String("T1=", STR_NOSLIDE);
LCD_Print("%.2fC", Temp);

LCD_SetCursor(2,11);
LCD_Send_String("RH1=",
STR_NOSLIDE);
LCD_Print("%.2f%%", Humidity);
}
else
{
LCD_SetCursor(1,8);
LCD_Send_String("Error",
STR_NOSLIDE);
}
HAL_Delay(1000);

//Integrasi
if((Temp)>40)
{
Relay_OFF;
//Kirim SMS
char * buffer1 = "AT\n";
char * buffer2= "AT+CMGF=1\n";
char * buffer3= "AT+CMGS=\"088228025972\" ";
char * buffer4 = "Temperatur pada PMCB melebihi batas aman
";
char * buffer5 = "\r\n";
char * buffer6 = "\x1a";

void kirim_sms();
{

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer1,4,20);
HAL_Delay(1000);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer2,11,20);
HAL_Delay(1000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer3,25,20);
HAL_Delay(2000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer5,2,20);
HAL_Delay(2000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer4,50,500);
HAL_Delay(1000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
55

y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer6,4,10);
}
HAL_Delay(20000);
}
else
{
Relay_ON;

//Kirim SMS
char * buffer1 = "AT\n";
char * buffer2= "AT+CMGF=1\n";
char * buffer3= "AT+CMGS=\"088228025972\" ";
char * buffer4 = "Temperatur pada PMCB dalam keadaan
AMAN ";
char * buffer5 = "\r\n";
char * buffer6 = "\x1a";

void kirim_sms();
{

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer1,4,20);
HAL_Delay(1000);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer2,11,20);
HAL_Delay(1000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer3,25,20);
HAL_Delay(2000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer5,2,20);
HAL_Delay(2000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer4,50,500);
HAL_Delay(1000);

__HAL_UART_FLUSH_DRREGISTER(&huart1);HAL_Dela
y(200);
HAL_UART_Transmit(&huart1,(uint8_t
*)buffer6,4,10);
}
HAL_Delay(20000);
}

}
/* USER CODE END 3 */
}

/**
* @brief System Clock Configuration
* @retval None
*/
void SystemClock_Config(void)
{
RCC_OscInitTypeDef RCC_OscInitStruct = {0};
RCC_ClkInitTypeDef RCC_ClkInitStruct = {0};

/** Initializes the CPU, AHB and APB busses clocks


*/
RCC_OscInitStruct.OscillatorType =
RCC_OSCILLATORTYPE_HSE;
RCC_OscInitStruct.HSEState = RCC_HSE_ON;
RCC_OscInitStruct.HSEPredivValue = RCC_HSE_PREDIV_DIV1;
RCC_OscInitStruct.HSIState = RCC_HSI_ON;
RCC_OscInitStruct.PLL.PLLState = RCC_PLL_ON;
RCC_OscInitStruct.PLL.PLLSource = RCC_PLLSOURCE_HSE;
RCC_OscInitStruct.PLL.PLLMUL = RCC_PLL_MUL9;
if (HAL_RCC_OscConfig(&RCC_OscInitStruct) != HAL_OK)
57

{
Error_Handler();
}
/** Initializes the CPU, AHB and APB busses clocks
*/
RCC_ClkInitStruct.ClockType =
RCC_CLOCKTYPE_HCLK|RCC_CLOCKTYPE_SYSCLK

|RCC_CLOCKTYPE_PCLK1|RCC_CLOCKTYPE_PCLK2;
RCC_ClkInitStruct.SYSCLKSource =
RCC_SYSCLKSOURCE_PLLCLK;
RCC_ClkInitStruct.AHBCLKDivider = RCC_SYSCLK_DIV1;
RCC_ClkInitStruct.APB1CLKDivider = RCC_HCLK_DIV2;
RCC_ClkInitStruct.APB2CLKDivider = RCC_HCLK_DIV2;

if (HAL_RCC_ClockConfig(&RCC_ClkInitStruct,
FLASH_LATENCY_2) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
}

/**
* @brief I2C1 Initialization Function
* @param None
* @retval None
*/
static void MX_I2C1_Init(void)
{

/* USER CODE BEGIN I2C1_Init 0 */

/* USER CODE END I2C1_Init 0 */

/* USER CODE BEGIN I2C1_Init 1 */

/* USER CODE END I2C1_Init 1 */


hi2c1.Instance = I2C1;
hi2c1.Init.ClockSpeed = 100000;
hi2c1.Init.DutyCycle = I2C_DUTYCYCLE_2;
hi2c1.Init.OwnAddress1 = 0;
hi2c1.Init.AddressingMode = I2C_ADDRESSINGMODE_7BIT;
hi2c1.Init.DualAddressMode = I2C_DUALADDRESS_DISABLE;
hi2c1.Init.OwnAddress2 = 0;
hi2c1.Init.GeneralCallMode = I2C_GENERALCALL_DISABLE;
hi2c1.Init.NoStretchMode = I2C_NOSTRETCH_DISABLE;
if (HAL_I2C_Init(&hi2c1) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/* USER CODE BEGIN I2C1_Init 2 */

/* USER CODE END I2C1_Init 2 */

/**
* @brief USART1 Initialization Function
* @param None
* @retval None
*/
static void MX_USART1_UART_Init(void)
{

/* USER CODE BEGIN USART1_Init 0 */

/* USER CODE END USART1_Init 0 */

/* USER CODE BEGIN USART1_Init 1 */

/* USER CODE END USART1_Init 1 */


huart1.Instance = USART1;
huart1.Init.BaudRate = 9600;
huart1.Init.WordLength = UART_WORDLENGTH_8B;
huart1.Init.StopBits = UART_STOPBITS_1;
huart1.Init.Parity = UART_PARITY_NONE;
huart1.Init.Mode = UART_MODE_TX_RX;
huart1.Init.HwFlowCtl = UART_HWCONTROL_NONE;
huart1.Init.OverSampling = UART_OVERSAMPLING_16;
if (HAL_UART_Init(&huart1) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
59

}
/* USER CODE BEGIN USART1_Init 2 */

/* USER CODE END USART1_Init 2 */

/**
* @brief GPIO Initialization Function
* @param None
* @retval None
*/
static void MX_GPIO_Init(void)
{
GPIO_InitTypeDef GPIO_InitStruct = {0};

/* GPIO Ports Clock Enable */


__HAL_RCC_GPIOC_CLK_ENABLE();
__HAL_RCC_GPIOD_CLK_ENABLE();
__HAL_RCC_GPIOB_CLK_ENABLE();
__HAL_RCC_GPIOA_CLK_ENABLE();

/*Configure GPIO pin Output Level */


HAL_GPIO_WritePin(GPIOC, GPIO_PIN_13, GPIO_PIN_RESET);

/*Configure GPIO pin Output Level */


HAL_GPIO_WritePin(GPIOB,
GPIO_PIN_0|GPIO_PIN_1|GPIO_PIN_10|GPIO_PIN_11
|GPIO_PIN_12|GPIO_PIN_14|GPIO_PIN_15,
GPIO_PIN_RESET);

/*Configure GPIO pin : PC13 */


GPIO_InitStruct.Pin = GPIO_PIN_13;
GPIO_InitStruct.Mode = GPIO_MODE_OUTPUT_PP;
GPIO_InitStruct.Pull = GPIO_NOPULL;
GPIO_InitStruct.Speed = GPIO_SPEED_FREQ_LOW;
HAL_GPIO_Init(GPIOC, &GPIO_InitStruct);

/*Configure GPIO pins : PB0 PB1 PB10 PB11


PB12 */
GPIO_InitStruct.Pin =
GPIO_PIN_0|GPIO_PIN_1|GPIO_PIN_10|GPIO_PIN_11
|GPIO_PIN_12;
GPIO_InitStruct.Mode = GPIO_MODE_OUTPUT_OD;
GPIO_InitStruct.Pull = GPIO_NOPULL;
GPIO_InitStruct.Speed = GPIO_SPEED_FREQ_LOW;
HAL_GPIO_Init(GPIOB, &GPIO_InitStruct);

/*Configure GPIO pins : PB14 PB15 */


GPIO_InitStruct.Pin = GPIO_PIN_14|GPIO_PIN_15;
GPIO_InitStruct.Mode = GPIO_MODE_OUTPUT_PP;
GPIO_InitStruct.Pull = GPIO_NOPULL;
GPIO_InitStruct.Speed = GPIO_SPEED_FREQ_LOW;
HAL_GPIO_Init(GPIOB, &GPIO_InitStruct);

/* USER CODE BEGIN 4 */

/* USER CODE END 4 */

/**
* @brief This function is executed in case of error occurrence.
* @retval None
*/
void Error_Handler(void)
{
/* USER CODE BEGIN Error_Handler_Debug */
/* User can add his own implementation to report the HAL error return
state */

/* USER CODE END Error_Handler_Debug */


}

#ifdef USE_FULL_ASSERT
/**
* @brief Reports the name of the source file and the source line
number
* where the assert_param error has occurred.
* @param file: pointer to the source file name
* @param line: assert_param error line source number
* @retval None
61

*/
void assert_failed(uint8_t *file, uint32_t line)
{
/* USER CODE BEGIN 6 */
/* User can add his own implementation to report the file name and
line number,
tex: printf("Wrong parameters value: file %s on line %d\r\n", file,
line) */
/* USER CODE END 6 */
}
#endif /* USE_FULL_ASSERT */

/************************ (C) COPYRIGHT STMicroelectronics


*****END OF FILE****/
DATASHEET VCB PADA PMCB
63
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
PROFIL PENULIS

Nama : Muhammad Taufan Akhmal


Tempat Lahir : Surabya
Tanggal Lahir : 11 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tidar 157-2, Kel. Asemrowo, Kec.
Sawahan, Surabaya
No. HP : 088228022972
E-mail : topanakh@gmail.com

Penulis memiliki motto hidup:


There is a will, there is a way

Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh:

Tingkat Nama Sekolah Tahun


SD SDN Banyu Urip VIII 2005 – 2011
SMP SMPN 4 Surabaya 2011 – 2014
SMA SMAN 2 Surabaya 2014 – 2017
Politeknik Elektronika Negeri
Perguruan Tinggi 2017 – 2020
Surabaya (PENS)

65
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Anda mungkin juga menyukai