Dosen Pembimbing:
Drs. Irianto M.T.
NIP. 19640522.199103.1. 003
SURABAYA
2020
PROYEK AKHIR
Dosen Pembimbing:
SURABAYA
2020
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
ALAT MONITORING ARUS BOCOR DAN ARUS NETRAL
Oleh :
Azka Putra Pradana
NRP. 1303177044
Disetujui Oleh :
Oleh :
Azka Putra Pradana
NRP. 1303177044
Disetujui Oleh :
ii
ABSTRACT
iii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih atas kebaikan
yang dilakukan serta perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya bagi kita
semua.
Amin.
vii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
viii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
2.13 PENGAMAN ARUS BOCOR ...................................................... 23
2.14 STM32F103C8T6 ......................................................................... 24
2.15 SENSOR ARUS YHDC SCT-013-XX ......................................... 26
2.16 RTC (REAL TIME CLOCK) ........................................................ 28
2.17 DATA LOGGER ........................................................................... 29
2.18 SD CARD ...................................................................................... 29
2.19 LoRa SX1276 ............................................................................... 30
2.20 LCD 20X4 ................................................................................... 31
2.21 I2C ................................................................................................ 32
2.22 INTERNET OF THINGS (IOT) ................................................... 34
2.23 MYDEVICES CAYENNE ............................................................ 34
BAB III ................................................................................................. 37
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT ................................ 37
3.1 PERENCANAAN SISTEM ............................................................ 37
3.2 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN HARDWARE ................ 39
3.2.1 Perencanaan Board PCB ......................................................... 39
3.2.2 Perencanaan Sensor Arus ........................................................ 40
3.2.3 Perencanaan LCD I2C ............................................................ 44
3.2.4 Perencanaan Lora SX1276 ...................................................... 45
3.2.5 Perencanaan Data Logger........................................................ 46
3.2.6 Perencanaan RTC DS3231 ...................................................... 47
3.2.7 Perencanaan Box Akrilik ........................................................ 47
3.3 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SOFTWARE.................. 48
3.3.1 Perencanaan MyDevices Cayenne .......................................... 48
BAB IV ................................................................................................. 51
PENGUJIAN DAN ANALISA ........................................................... 51
4.1 METODE PENGUJIAN ................................................................. 51
4.1.1 Pengujian Parsial ..................................................................... 51
4.1.2 Pengujian Sistem Integrasi ...................................................... 51
4.2 PENGUJIAN PARSIAL ................................................................. 52
4.2.1 Pengujian LCD 20X4 .............................................................. 52
4.2.2 Pengujian RTC DS3231 .......................................................... 52
4.2.3 Pengujian Openlog Data Logger ............................................. 54
4.2.4 Pengujian LoRa SX1276 ......................................................... 55
x
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Konstruksi Gardu Trafo Tiang .......................................... 9
Gambar 2. 2 Trafo Distribusi ............................................................... 10
Gambar 2. 3 Transformator 3 fasa hubungan Y-Y. ............................. 12
Gambar 2. 4 Transformator 3 Fasa hubungan Y-Δ .............................. 12
Gambar 2. 5 Transformator 3 Fasa hubungan Δ – Y ........................... 13
Gambar 2. 6 Transformator 3 Fasa hubungan Δ – Δ ........................... 13
Gambar 2. 7 Sistem Tiga Fasa ............................................................. 14
Gambar 2. 8 Vektor diagram arus keadaan beban seimbang ............... 15
Gambar 2. 9 Vektor diagram arus keadaan beban tidak seimbang ...... 15
Gambar 2. 10 Beban Hubungan Bintang 4 Kawat Tidak Seimbang ... 16
Gambar 2. 11 Beban Hubungan Bintang 3 Kawat Tidak Seimbang ... 17
Gambar 2. 12 Konstruksi Box PHB-TR 4 Jurusan .............................. 21
Gambar 2. 13 Modul ARM STM32F103C8T6 ................................... 25
Gambar 2. 14 Sensor Arus SCT-013-030 ............................................ 28
Gambar 2. 15 RTC DS3231 ................................................................ 28
Gambar 2. 16 Modul Openlog ............................................................. 30
Gambar 2. 17 Modul Lora SX1276 ..................................................... 31
Gambar 2. 18 Liquid Crystal Display (LCD) 20X4 ............................ 32
Gambar 2. 19 Sambungan I2C ............................................................ 33
Gambar 2. 20 MyDevices Cayenne ..................................................... 35
xiii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
viii
DAFTAR TABEL
xv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini dapat dibedakan atas tujuan
umum dan tujuan khusus, yaitu:
Adapun tujuan yang akan dicapai dari pembuatan proyek akhir ini
sebagai berikut :
a. Merancang sistem monitoring arus bocor pada grounding body
Transformator Distribusi serta Panel PHB-TR dan arus netral
yang mengalir pada sisi fasa netral tranformator distribusi di
Gardu Trafo Tiang.
b. Pembuatan sistem monitoring arus bocor dan arus netral
menggunakan microcontroller yang dapat diinformasikan
melalui LCD dan IoT ( Internet of Things ).
3
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab I berisikan tentang latar belakang pembuatan alat pada
proyek akhir, tujuan pengerjaan proyek akhir, perumusan masalah
pada proyek akhir, batasan masalah pada proyek akhir, metodologi
yang meyebutkan prosedur pengerjaan proyek akhir, sistematika
laporan, serta literature-literatur penelitian yang sudah dilakukan.
6
BAB V : PENUTUP
Pada Bab V berisikan tentang kesimpulan dari keseluruan
pembahasan yang telah dilakukan. Untuk harapan penulis dalam
meningkatkan hasil akhir yang lebih baik maka diberikan saransaran
terhadap pembuatan proyek akhir selanjutnya
TEORI PENUNJANG
1
Pemberlakuan Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur rev 2013 hlm. 141
9
10
x
14
3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 0
satu sama lain.
2
Sumber Moh. Dahlan, Akibat Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan
Losses Pada Transformator Disribusi, Kudus, hlm. 4.
3
Sumber Moh. Dahlan, Akibat Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan
Losses Pada Transformator Disribusi, Kudus, hlm. 4.
16
Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus bolak-
balik untuk sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah penjumlahan
vektor dari ketiga arus fasa dalam komponen simetris. Dalam sistem tiga
fasa empat kawat ini jumlah arus saluran sama dengan arus netral yang
kembali lewat kawat netral, yang memiliki persamaan menjadi :
IN =Ia+Ib+Ic............................................................................. (2.1)
Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P
pada keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi
dalam keadaan tidak seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan
dalam koefisien a, b, c seperti berikut:
Ir = a . [I]
Is = b . [I] ..…………..….………………………. (2.2)
It = c . [I]
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = .................................................. (2.4)
3
Dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang (I) sama
dengan besarnya arus rata – rata, maka koefisien a, b dan c diperoleh
dengan :
I
Ia = R ..................................................................................... (2.5)
I
IS
Ib = ..................................................................................... (2.6)
I
IT
Ic = ..................................................................................... (2.7)
I
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100 ……….......…. (2.8)
3
4
Pemberlakuan Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur rev 2013 hlm. 157
22
proteksi yang disediakan oleh gawai arus bocor memberikan dua macam
pengamanan yatu:
a. Pengamanan manusia
b. Pengamanan peralatan atau pengamanan api
2.14 STM32F103C8T6
Sumber : https://embeddednesia.com/v1/berkenalan-dengan-stm32-mikrokontroler-
32-bit/
Sensor SCT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti
oleh konduktor beberapa ratus kali. Ouput dari sekunder bisaanya adalah
1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh sensor
tersebut. SCT 013-010 mempunyai ratio 1800:1 dengan batas maksimal
arus 10 ampere, dan SCT 013-030 mempunyai ratio 1800:1 dengan batas
maksimal arus 30 ampere ini berarti SCT akan mengeluarkan output 1
jika inputnya 1800.
Sensor SCT 013 adalah sebuah CT digunakan untuk mengukur arus
bolak balik, menggunakan sensor ini pun tidak harus memotong kabel
cukup mengaitkan pada kabel. Dibutuhkan pengujian terhadap keduanya
guna mengetahui karakteristik yang dihasilkan dari masing-masing
sensor. Dalam pengujiannya dibutuhkan tegangan dan juga nilai arus
yang bervariasi sebagai acuan yang akan diukur oleh sensor arus.
xii
29
2.18 SD CARD
besar. Jejak kecil kartu SD adalah media penyimpanan yang ideal untuk
perangkat elektronik kecil yang lebih tipis dan lebih portabel.
Contoh modul yang digunakan untuk menggunakan kartu SD
standar adalah OpenLog. Modul OpenLog memungkinkan sistem untuk
menambahkan penyimpanan dan data logging untuk penyimpanan data
sistem, sehingga data-data yang dihasilkan dari sistem yang kita buat
dapat secara otomatis tersimpan dalam memory ini. Bentuk Modul
OpenLog seperti pada Gambar 2.9.
Sumber : https://www.ebay.com/itm/CJMCU-717-OpenLog-Data-
Recorder-Flash-Recorder/113812353229
andal. Berikut ini merupakan bentuk chip SX1276 seperti pada Gambar
2.10.
Sumber : https://www.tindie.com/products/m2m/stm32-blue-pill-
lorawan-node/
Sumber:https://www.tokopedia.com/inotechdepok/lcd-display-20x4
2.21 I2C
I2C hanya membutuhkan dua kabel, seperti serial asinkron, namun kedua
kabel tersebut dapat mendukung hingga 1008 perangkat slave terlihat
pada Gambar 2.15 Selain itu, tidak seperti SPI, I2C dapat mendukung
sistem multi-master, memungkinkan lebih dari satu master
berkomunikasi dengan semua perangkat dibus (walaupun perangkat
utama tidak dapat saling berbicara melalui bus dan harus bergilian
menggunakan jalur bus ).
Komunikasi I2C lebih kompleks daripada solusi UART atau SPI.
Sinyal tersebut harus mematuhi protokol tertentu untuk perangkat di
bus untuk mengenalinya sebagai komunikasi I2C yang valid.
34
Untuk sistem yang dirancang dalam Proyek Akhir ini adalah sistem
“Alat Monitoring Arus Bocor dan Arus Netral pada Gardu Trafo Tiang
Berbasis IoT”, berikut merupakan gambar blok perencanaan sistem yang
ditampilkan pada Gambar 3.1.
STM32F103C8T6
Deskripsi Alat:
Pada blok diagram fungsional system , dijelaskan bahwa pada
Gardu Trafo Tiang (GTT) terdapat komponen penting seperti
transformator yang digunakan untuk menurukan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah yang kemudian tegangan renda tersebut di bagi untuk
tiap fasanya di panel PHBTR , dan yang di dalamnya terdapat beberapa
komponen yang penting yang digunakan untuk mendistribusikan tenaga
listrik.
Namun dikarenakan isolasi transformator yang tidak baik
seperti kegagalan isolasi bushing atau isolasi minyak transformator maka
dapat menyebabkan arus bocor pada body transformator dan dikarenakan
37
38
sistem isolasi atau sistem grounding yang jelek dan tidak memenuhi
standar juga dapat menyebabkan timbulnya arus bocor pada panel PHB-
TR. Serta penyebab lain dari kerusakan komponen penting pada gardu
trafo tiang.ketika transformator di bebani dengan tidak dibagi secara
seimbang sehingga menimbulkan arus netral pada sisi netral dari
transfomator yang digunakan.
Oleh karena itu diciptakan suatu alat untuk memonitoring arus
bocor adan arus netral pada komponen penting di gardu trafo tiang
dengan memasang sensor arus yang pertama dipasang pada saluran
grounding body trafo dan panel PHB-TR yang dimana pada keadaan di
lapangan saluran grounding tersebut di jumper karena memiliki fungsi
yang sama yaitu mentanahkan jika terjadi arus bocor pada peralatan.
Sensor arus SCT-013-10 tersebut akan membaca arus yang lewat pada
saluran grounding, jika arus melebihi 300 mA maka dapat diartikan
bahwa terdeteksi adanya arus bocor. Kemudian sensor arus SCT-013-30
pada setiap phase (R-S-T) di jurusan utama akan memprosentasekan
besar nilai arus netral dan serta sensor arus pada bus bar Fasa N berguna
membaca besar arus yang melewati sisi netral jika arus melebihi 300 mA
diartikan bawah terdeteksi adanya arus netral melebih batas sistem
(>25%).
Data yang dibaca oleh kelima sensor arus akan dikirimkan ke
microcontroller STM32F103C8T6, lalu microcontroller akan mengolah
data tersebut . Olahan data atau output di lapangan dapat dilihat pada
LCD , dan diproses oleh modul LoRa yang di transmisikan ke gateway
yang kemudian di kirim ke server database kemudi ditampilkan oleh
website berbasis open source dan aplikasi android yang memuat data
hasil pengukuran serta memberi notifikasi . notifikasi terjadi ketika hasil
pengukuran melebihi 300 mA dan batas normal maka dikirimkan
notifikasi kepada pegawai PLN melalui aplikasi andorid yang telah
teinstall di gawai mengenai besar arus yang melebihi 300 mA atau
pengecekan terhadap beban pada gardu trafo tiang terkait ,sedangkan
ketika pada Fasa N teraliri arus melebihi batas dari sistem,maka notifikasi
akan dikirimkan ke pegawai PLN , dengan dilengkapi fitur informasi
gardu serta pelacakan gardu ketika terdapat notifikasi.
39
Dimana,
ADCPrak : nilai analog to digital secara praktek
VADC : tegangan ADC terbaca (volt)
n : jumlah bit mikrokontroler
Contoh Perhitungan :
Sensor arus SCT 013-010 :
𝑰𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕
𝐈𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕 𝐂𝐓 =
𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐
10
I𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 CT =
1800
I𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 CT = 0,00556 𝐴
Contoh Perhitungan :
Sensor arus SCT 013-010
V CT = R burden x Ioutput CT
V CT = 180 Ω x 0,00556 A
V CT = 1 Volt
Contoh Perhitungan
𝑹𝟏
𝑽𝒎𝒊𝒅 = 𝒙 𝑽𝒊𝒏 𝒎𝒊𝒅
𝑹𝟏 + 𝑹𝟐
10𝑘
𝑉𝑚𝑖𝑑 = 𝑥 5𝑉
10𝑘 + 10𝑘
Vmid = 2,5 Volt
Dimana,
Iin display adalah peramaan linier ADC, dengan nilai x adalah
hasil pembacaan ADC.
𝐼𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝐼𝑖𝑛𝐷𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = ×100 % ........................................ (3.7)
𝐼𝑖𝑛𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
oleh web Cayenne. Seperti tampak pada Gambar 3.11 Notifikasi yang
dibuat di Cayenne.
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian dan analisa per
bagian pada sistem sesuai dengan perencanan yang telah dilakukan pada
Bab III. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan evaluasi terhadap
keluaran dari sistem agar diperoleh kinerja yang sesuai dengan harapan.
Pengujian yang dilakukan adalah:
1. Pengujian LCD 20X4
2. Pengujian RTC DS3231
3. Pengujian Openlog Data Logger
4. Pengujian LoRa SX1276
5. Pengujian Sensor Arus SCT-013-030 dan SCT-013-010
6. Pengujian mengirim data ke Web Server Cayenne
7. Sistem Integrasi
51
52
Penggunaan senosr untuk proyek akhir ini memakai dua jeni sensor
SCT yaitu menggunakan sensor arus SCT-013-030 sejumlah 4 sensor
untuk tiap fasa R, S, T, dan N . Serta sensor arus SCT-013-010 sejumlah
1 sensor untuk sisi grounding body transformator dan panel PHB-TR
yang masing-masing sensor tersebut memerlukan rangkaian tambahan
dalam melakukan pembacaan arus dan telah dirangkai sedemikian rupa.
57
Fasa R
10
8 y = 0,0258x - 0,0818
6
Nilai Arus (A)4
2
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300
ADC
Fasa S
10
Nilai Arus (A)
y = 0,0257x - 0,0508
5
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300
ADC
Fasa T
10
8
Nilai Arus (A)
y = 0,0423x - 0,0436
6
4
2
0
0 25 50 75 100 125 150 175
ADC
Fasa N
10
8 y = 0,069x - 0,055
Nilai Arus (A)
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
ADC
0,1688
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 4095
2,5
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 276,49 ≈ 276,7
0,1684
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 4095
2,5
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 275,83 ≈ 276
0,1024
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 4095
2,5
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 167,73 ≈ 167,9
51
64
dilihat dari nilai %error dan rata –rata %error yang kecil tidak mencapai
10%.
Setelah dilakukan pengujian pada sensor arus jenis yang pertama
maka selanjutnya dilakukan pengujian pada sensor arus jenis yang kedua,
dengan menggunakan rangkaian yang sama dan sebagai pembanding
digunakan alat ukur ampere meter analog UNI-T. Dan langkah pertama
pengujian dilakukan untuk mencari nilai ADC pada microcontroller dan
dibandingkan dengan nilai arus yang mengalir pada beban untuk
mengetahui apakah sensor arus sudah liniar atau tidak. Data pengujian
sensor arus SCT 013-010 seperti pada Tabel 4.5.
.
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian ADC Sensor SCT-013-010
Alat Ukur
ADC Fasa L
(A)
0 0
0,1 512
0,22 516
0,32 518
0,4 521
0,5 524
0,58 527
0,72 530
0,79 533
0,9 535
1 538
1,1 541
1,26 544
1,3 546
1,4 549
1,5 552
1,6 555
65
Lanjutan Tabel 4. 5 Hasil Pengujian ADC Sensor SCT-013-010
Alat Ukur
ADC Fasa L
(A)
1,7 558
1,8 560
1,9 563
Fasa L
2
y = 0,0355 - 18,22
1,5
Nilai Arus A
1
0,5
0
-0,5 510 520 530 540 550 560 570
ADC
Gambar 4. 11 Grafik pengujian dan kalibrasi sensor Fasa L
0,3283
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = × 4095
2,5
𝐴𝐷𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,3283
Untuk hail pengujian sensor arus fasa L dapat dilihat pada Tabel 4.4
Hasil pengujian sensor arus Fasa L (Arus Bocor).
67
Tabel 4. 7 Hasi Pengujian Sensor Arus Fasa L (Arus Bocor)
seharusnya saat kondisi normal tidak terdeteksi adanya arus pada saluran
grounding dan jika terjadi arus bocor melebihi 300mA akan
menyebabkan kerusakan pada peralatan pada Gardu Trafo Tiang (GTT)
dan tentunya dapat membahayakan nyawa manusia. Pada GTT (Gardu
Trafo Tiang) terdapat 3 saluran grounding yaitu saluran grounding dari
LA (Lightning Arrester), saluran grounding arus netral transformator,
dan saluran grounding body transformator dan panel PHB-TR. Dengan
ketentuan yang seharusnya untuk masing-masing saluran grounding
dipisah dan untuk saluran grounding body transformator dan panel PHB-
TR juga dipisahkan namun pada keadaan yang terjadi lapangan untuk
saluran grounding body transformator dan panel PHB-TR di-jumper
karena memiliki fungsi yang sama yaitu mengalirkan arus jika terjadi
arus bocor peralatan yaitu pada body transformator dan body panel PHB-
TR.
Pemodelan yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan yang
pertama dan kedua yaitu dengan menggunakan 3 buah transformator non-
ct step down 220 V ke 12 V AC dengan kapasitas supply maksimal 10 A.
Dengan input atau primer transformator di supply dari sumber 1 phase
220 Volt yang di Pararel , kemudian untuk output dari transformator di
rangkai dengan hubungan star (bintang) , dari ke 3 buah output trafo
dianggap mewakili 3 buah phasa pada saluran utama pada busbar panel
PHB-TR. Ketiga output fasa dipasangkan beban yang dapat memenuhi
pemodelan dari tujuan yang pertama, yang dapat dilihat pada gambar
4.14. berikutnya untuk tujuan yang kedua dilakukan pemodelan dimana
arus bocor tersebut mengalir pada satu saluran grounding,dengan sumber
tersebut berasal dari salah satu phasa pada transformator bocor dengan
menggunakan referensi langsung pada grounding bukan menggunakan
referensi netral pada salah transformator sehingga langsung ter-supply 12
V sehingga tidak berpengaruh jika mengubah nilai beban yang digunakan
pada rangkaian, dan sumber tersebut terhubung dengan lampu halogen
12 Volt AC sebagai arus bocor dan indikator arus bocor ,yang dapat
dilihat rangkaian dari pengujian integrasi seperti pada Gambar 4.15.
71
2. Keadaan beban tidak seimbang, arus netral masih aman dengan besar
ketidakseimbangan beban masih dibawah 25%. Beban fasa R yang
paling besar nilainya ,dan Tidak ada arus bocor. Pada kondisi ini
beban yang digunakan :
Fasa R-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt dan Resistor
Cement 5W100.
Fasa S-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt
Fasa T-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt
3. Keadaan beban tidak seimbang, arus netral masih aman dengan besar
ketidakseimbangan beban masih dibawah 25%. Beban fasa S yang
paling besar nilainya,dan Tidak ada arus bocor. Pada kondisi ini
beban yang digunakan:
Fasa R-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 20 Watt
Fasa S-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 20 Watt dan Resistor
Cement 5W100.
Fasa T-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 20 Watt
4. Keadaan beban tidak seimbang, arus netral masih aman dengan besar
ketidakseimbangan beban masih dibawah 25%. Beban fasa T yang
paling besar nilainya,dan Tidak ada arus bocor. Pada kondisi ini
beban yang digunakan:
Fasa R-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt
Fasa S-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt
Fasa T-N = Lampu Halogen 12 Volt AC 10 Watt dan Resistor
Cement 5W100.
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0,84+0,83+0,84
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
2,51
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,8367 𝐴
𝐼𝑎 𝐼𝑏 𝐼𝑐
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
𝐼 𝐼 𝐼
0,84 0,83 0,84
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
0,8367 0,8367 0,8367
𝐼𝑎 = 1,0039 𝐼𝑎 = 0,9919 𝐼𝑎 = 1,0039
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
[|1,0039-1|+|0,9919-1|+|1,0039-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
% Ketidakseimbangan = 0,5312 = 0,53 %
0,5% hal ini disebabkan beban yang digunakan saat percobaan dan yang
terukur tidak benar-benar sama rata besarnya. Lalu, hasil %error
pembacaan tiap fasa besarnya ketidakseimbangan dibawah 25%. Dan
tidak timbulnya arus bocor karena lampu yang digunakan sebagai arus
bocor tidak dihubungkan pada rangkaian.Pada kondisi ini Notifikasi
berupa peringatan tidak dikirimkan karena arus netral dan arus bocor
masih ada dalam kondisi aman. Gambar 4.17 menampilkan hasil dari
monitoring arus saat kondisi 1 di OpenLog Data Logger yang juga
digunakan sebagai database .
proteksi yang disediakan oleh gawai arus bocor memberikan dua macam
pengamanan yatu:
a. Pengamanan manusia
b. Pengamanan peralatan atau pengamanan api
2.14 STM32F103C8T6
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
1,56+1,70+1,54
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
4,8
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 1,6 𝐴
𝐼𝑎 𝐼𝑏 𝐼𝑐
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
𝐼 𝐼 𝐼
1,56 1,70 1,54
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
1,6 1,6 1,6
𝐼𝑎 = 0,975 𝐼𝑎 = 1,0625 𝐼𝑎 = 0,9625
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
[|0,975-1|+|1,0625-1|+|0,9625-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
% Ketidakseimbangan = 4,2666667 = 4,27 %
peringatan tidak dikirimkan karena arus netral dan arus bocor masih ada
dalam kondisi aman. Gambar 4.19 menampilkan hasil dari monitoring
arus saat kondisi 3 di OpenLog Data Logger yang juga digunakan sebagai
database.
Sumber: https://datasheetspdf.com/pdf/1004704/XiDiTechnology/SCT-
013-030/1
RTC adalah singkatan dari Real Time Clock yang merupakan jam
bertenaga baterai yang termasuk dalam microchip di motherboard
komputer. Microchip ini biasanya terpisah dari mikroprosesor dan chip
lainnya dan sering disebut sebagai “CMOS” (semikonduktor oksida
logam komplementer). Memori kecil pada microchip ini menyimpan
deskripsi sistem atau nilai pengaturan yang termasuk nilai waktu saat
ini yang disimpan oleh jam waktu-nyata. Yang digunakan pada
pembuatan alat ini yaitu RTC dengan jenis DS3231 ,RTC jenis ini
sudah umum diketahui karena memiliki tingkat keakuratan yang lebih
baik dari seri DS1307. Berikut ini merupakan bentuk Gambar 2.10.
RTC DS3231.
Sumber : http://www.labelektronika.com/2016/10/cara-program-rtc-
ds3231-menggunakan-Arduino.html
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
1,88+1,56+0,85
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
4,29
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 1,43 𝐴
𝐼𝑎 𝐼𝑏 𝐼𝑐
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
𝐼 𝐼 𝐼
1,88 1,56 0,85
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
1,43 1,43 1,43
𝐼𝑎 = 1,3146 𝐼𝑎 = 1,0909 𝐼𝑎 = 0,5944
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
[|1,3146-1|+|1,0909-1|+|0,5944-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
% Ketidakseimbangan = 27,0396 = 27,03 %
29
2.18 SD CARD
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
1,57+1,53+1,59
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
1,563
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,521 𝐴
𝐼𝑎 𝐼𝑏 𝐼𝑐
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
𝐼 𝐼 𝐼
1,57 1,53 1,59
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
0,521 0,521 0,521
𝐼𝑎 = 3,0134 𝐼𝑎 = 2,9366 𝐼𝑎 = 3,0518
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
[|3,0134-1|+|2,9366-1|+|3,0518-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
% Ketidakseimbangan = 1,3214 = 1,32 %
85
I𝑅 +I𝑆 +I𝑇
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
0,83+4,13+3,98
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
2,98
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
I𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,9933 𝐴
𝐼𝑎 𝐼𝑏 𝐼𝑐
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
𝐼 𝐼 𝐼
0,83 4,13 3,98
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 =
0,9933 0,9933 0,9933
𝐼𝑎 = 0,8355 𝐼𝑎 = 4,1578 𝐼𝑎 = 4,0068
[|Ia-1|+|Ib-1|+|Ic-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
[|0,8355-1|+|4,1578-1|+|4,0068-1|]
% Ketidakseimbangan = x 100
3
% Ketidakseimbangan = 48,0984 = 48,09 %
tidak aman yang terjadi pada sistem sudah melebihi batas normal yang
ditoleransi. Gambar 4.23 menampilkan hasil dari monitoring arus saat
kondisi 7 di OpenLog Data Logger yang juga digunakan sebagai
database.
7 dapat di ketahui bahwa terdapat kondisi nilai beban dan arus melebihi
batas yang telah di tentukan , kondisi tersebut yang mengakibatkan
munculnya peringatan dan notifikasi pada gawai android yang digunakan
oleh petugas PLN , jika beban tidak seimbang melebihi 25% dan atau
arus bocor melebih 300mA serta dilengkapi dengan lokasi dalam bentuk
shortlink ke aplikasi Google Maps dari gardu trafo tiang yang
bermasalah. Yang selanjutnya kondisi - kondisi tersebut dan keseluruhan
pengujian integrasi maupun jalannya sistem integrasi yang terkirim pada
database website dapat juga di monitoring dan diakses pada website
cayenne , Di website terdapat 6 buah widget yang menunjukan nilai
pembacaan arus R, S, T ,N, Nilai ketidak seimbangan beban dan Nilai
Arus Bocor.Agar memudahkan dalam pengamatan dalam memonitoring
dapat mengakses ke alamat “https://cayenne.mydevices.com/cayenne/
dashboard/esp8266/f0c56540-c380-11ea-93bf-d33a96695544”.
sistem isolasi atau sistem grounding yang jelek dan tidak memenuhi
standar juga dapat menyebabkan timbulnya arus bocor pada panel PHB-
TR. Serta penyebab lain dari kerusakan komponen penting pada gardu
trafo tiang.ketika transformator di bebani dengan tidak dibagi secara
seimbang sehingga menimbulkan arus netral pada sisi netral dari
transfomator yang digunakan.
Oleh karena itu diciptakan suatu alat untuk memonitoring arus
bocor adan arus netral pada komponen penting di gardu trafo tiang
dengan memasang sensor arus yang pertama dipasang pada saluran
grounding body trafo dan panel PHB-TR yang dimana pada keadaan di
lapangan saluran grounding tersebut di jumper karena memiliki fungsi
yang sama yaitu mentanahkan jika terjadi arus bocor pada peralatan.
Sensor arus SCT-013-10 tersebut akan membaca arus yang lewat pada
saluran grounding, jika arus melebihi 300 mA maka dapat diartikan
bahwa terdeteksi adanya arus bocor. Kemudian sensor arus SCT-013-30
pada setiap phase (R-S-T) di jurusan utama akan memprosentasekan
besar nilai arus netral dan serta sensor arus pada bus bar Fasa N berguna
membaca besar arus yang melewati sisi netral jika arus melebihi 300 mA
diartikan bawah terdeteksi adanya arus netral melebih batas sistem
(>25%).
Data yang dibaca oleh kelima sensor arus akan dikirimkan ke
microcontroller STM32F103C8T6, lalu microcontroller akan mengolah
data tersebut . Olahan data atau output di lapangan dapat dilihat pada
LCD , dan diproses oleh modul LoRa yang di transmisikan ke gateway
yang kemudian di kirim ke server database kemudi ditampilkan oleh
website berbasis open source dan aplikasi android yang memuat data
hasil pengukuran serta memberi notifikasi . notifikasi terjadi ketika hasil
pengukuran melebihi 300 mA dan batas normal maka dikirimkan
notifikasi kepada pegawai PLN melalui aplikasi andorid yang telah
teinstall di gawai mengenai besar arus yang melebihi 300 mA atau
pengecekan terhadap beban pada gardu trafo tiang terkait ,sedangkan
ketika pada Fasa N teraliri arus melebihi batas dari sistem,maka notifikasi
akan dikirimkan ke pegawai PLN , dengan dilengkapi fitur informasi
gardu serta pelacakan gardu ketika terdapat notifikasi.
39
PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari proses pengerjaan
Proyek Akhir ini.
5.1 KESIMPULAN
93
94
5.2 SARAN
Pada pengerjaan proyek akhir ini tidak lepas dari berbagai macam
kelemahan dan kesalahan, baik itu pada perencanaan sistem maupun pada
peralatan yang telah dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan tersebut
serta sebagai masukan untuk perbaikan sistem menjadi lebih sempurna
ke depannya maka diberikan saran sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan alat selalu perhatikan situasi serta kondisi yang
ada dan selalu tanggap akan selalu kondisi yang ada agar lebih
matang.
2. Proses upload data ke web Cayenne masih memerlukan delay
yang cukup lama, sehingga selanjutnya dapat dikembangkan
dengan menggunakan jasa opensource atau yang lain agar data
dapat diakses lebih real time lagi.
3. Perencanaan beban kedepannya lebih baik dalam pengujiannya .
4. Melakukan pengujian dengan lebih detail dan teliti di dalam
laboratorium.
5. Pengembangan kedepan dapat di lakukan penambahan kontrol
dalam pemakaian konsep IoT
6. Pengembangan kedepan dapat dimulai dengan memperkecil
ukuran alat dan membuat alat lebih praktis , kuat dan tahan akan
segaja jenis kondisi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
95
96
**********************************************************
********************
* @file : main.c
* @brief : Main program body
**********************************************************
********************
* @attention
*
* <h2><center>© Copyright (c) 2020 STMicroelectronics.
* All rights reserved.</center></h2>
*
* This software component is licensed by ST under BSD 3-Clause
license,
* the "License"; You may not use this file except in compliance with
the
* License. You may obtain a copy of the License at:
* opensource.org/licenses/BSD-3-Clause
*
**********************************************************
********************
*/
/* USER CODE END Header */
/* Includes ------------------------------------------------------------------*/
#include "main.h"
#include "cmsis_os.h"
97
98
I2C_HandleTypeDef hi2c1;
UART_HandleTypeDef huart1;
UART_HandleTypeDef huart2;
_RTC rtc;
osThreadId displayTaskHandle;
osThreadId getSensorTaskHandle;
osThreadId sendDataTaskHandle;
osThreadId logDataTaskHandle;
bool sdCardState = 0;
/**
* @brief The application entry point.
100
* @retval int
*/
int main(void)
{
/* USER CODE BEGIN 1 */
/* MCU Configuration--------------------------------------------------------*/
DS3231_Init(&hi2c1);
48
|RCC_CLOCKTYPE_PCLK1|RCC_CLOCKTYPE_PCLK2;
RCC_ClkInitStruct.SYSCLKSource =
RCC_SYSCLKSOURCE_PLLCLK;
RCC_ClkInitStruct.AHBCLKDivider = RCC_SYSCLK_DIV1;
RCC_ClkInitStruct.APB1CLKDivider = RCC_HCLK_DIV2;
RCC_ClkInitStruct.APB2CLKDivider = RCC_HCLK_DIV1;
if (HAL_RCC_ClockConfig(&RCC_ClkInitStruct,
FLASH_LATENCY_2) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
PeriphClkInit.PeriphClockSelection = RCC_PERIPHCLK_ADC;
50
oleh web Cayenne. Seperti tampak pada Gambar 3.11 Notifikasi yang
dibuat di Cayenne.
sConfig.Rank = ADC_REGULAR_RANK_1;
sConfig.SamplingTime = ADC_SAMPLETIME_1CYCLE_5;
if (HAL_ADC_ConfigChannel(&hadc1, &sConfig) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/** Configure Regular Channel
*/
sConfig.Channel = ADC_CHANNEL_5;
sConfig.Rank = ADC_REGULAR_RANK_2;
if (HAL_ADC_ConfigChannel(&hadc1, &sConfig) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/** Configure Regular Channel
*/
sConfig.Channel = ADC_CHANNEL_6;
sConfig.Rank = ADC_REGULAR_RANK_3;
if (HAL_ADC_ConfigChannel(&hadc1, &sConfig) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/** Configure Regular Channel
*/
sConfig.Channel = ADC_CHANNEL_7;
sConfig.Rank = ADC_REGULAR_RANK_4;
if (HAL_ADC_ConfigChannel(&hadc1, &sConfig) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/** Configure Regular Channel
*/
sConfig.Channel = ADC_CHANNEL_8;
sConfig.Rank = ADC_REGULAR_RANK_5;
if (HAL_ADC_ConfigChannel(&hadc1, &sConfig) != HAL_OK)
{
Error_Handler();
}
/* USER CODE BEGIN ADC1_Init 2 */
/**
* @brief I2C1 Initialization Function
* @param None
* @retval None
*/
static void MX_I2C1_Init(void)
{
/**
* @brief USART1 Initialization Function
* @param None
108
* @retval None
*/
static void MX_USART1_UART_Init(void)
{
/**
* @brief USART2 Initialization Function
* @param None
* @retval None
*/
static void MX_USART2_UART_Init(void)
{
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian dan analisa per
bagian pada sistem sesuai dengan perencanan yang telah dilakukan pada
Bab III. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan evaluasi terhadap
keluaran dari sistem agar diperoleh kinerja yang sesuai dengan harapan.
Pengujian yang dilakukan adalah:
1. Pengujian LCD 20X4
2. Pengujian RTC DS3231
3. Pengujian Openlog Data Logger
4. Pengujian LoRa SX1276
5. Pengujian Sensor Arus SCT-013-030 dan SCT-013-010
6. Pengujian mengirim data ke Web Server Cayenne
7. Sistem Integrasi
51
110
* @retval None
*/
static void MX_GPIO_Init(void)
{
GPIO_InitTypeDef GPIO_InitStruct = {0};
osDelay(500);
111
/* Infinite loop */
sdCardState = 1;
for(;;)
{
if (sdCardState)
{
lcdDisplayClear();
lcdSetCursorPosition(0, 0);
sprintf((char*)buff,"R %02.2f A", phase_R);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
lcdSetCursorPosition(0, 1);
sprintf((char*)buff,"S %02.2f A", phase_S);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
lcdSetCursorPosition(0, 2);
sprintf((char*)buff,"T %02.2f A", phase_T);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
lcdSetCursorPosition(11, 1);
sprintf((char*)buff,"N %02.2f A", phase_N);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
lcdSetCursorPosition(11, 2);
sprintf((char*)buff,"L %02.2f A", phase_L);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
lcdSetCursorPosition(10, 0);
sprintf((char*)buff,"Iu %02.2f %%", u);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
DS3231_GetTime(&rtc);
lcdSetCursorPosition(0, 3);
sprintf((char*)buff,"%02d:%02d:%02d
%02d/%02d/20%02d", rtc.Hour, rtc.Min, rtc.Sec, rtc.Date, rtc.Month,
rtc.Year);
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
osDelay(300);
}
else
{
lcdDisplayClear();
lcdSetCursorPosition(0, 0);
sprintf((char*)buff,"SDCard Error Init...");
lcdPrintStr(buff, strlen((char*)buff));
112
osDelay(1000);
}
}
/* USER CODE END 5 */
}