DISUSUN OLEH :
N.I.M : 0140211-016
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari
penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain,
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Materai Rp.6000
( Budi Suwardi )
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator TA
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
iii
ABSTRAKSI
Seperti kita ketahui bahwa listrik dari pembangkit tenaga listrik tidak dapat langsung
digunakan pada rumah-rumah, gedung atau sebuah perusahaan. Nilai dari tegangan dan arus
yang berasal dari pembangkit tenaga listrik besar. Listrik dari pembangkit tenaga listrik
terlebih dulu didistribusikan ke substation atau kita sebut gardu induk. Dari substation listrik
kemudian disalurkan kepada pengguna. Jadi substation adalah tempat dimana terdapat alat
yang dapat melakukan pendistribusian listrik yang berasal dari pembangkit tenaga listrik
kepada pengguna. Pendistribusian dilakukan melalui jalur transmisi yang disebut sistem
jaringan tegangan tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah Pengujian bagian dari substasion yang dapat
mendistribusikan tenaga listrik, peralatan tersebut adalah Metal Clad Switchgear 24 kV yang
akan diuji dari awal pembuatan higga pengiriman agar dapat mengetahui desain dan
penggunaan komponen-komponen elektrikal dan mechanical serta fungsi- fungsi
karekteristiknya. Pengujian ini juga dimaksudkan agar setelah terpasang pada substation
dapat digunakan dengan baik dan benar oleh pelanggan dalam pengoperasian, perawatan dan
menjaga kestabilan pengoperasian Metal Clad Switchgear 24 kV, guna mencegah terjadinya
kesalahan yang berakibat fatal bagi operator dan peralatan yang digunakan dalam sistem
pengoperasiannya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara perhitungan dan hasil
perhitungan itu sendiri semuanya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam hal ini
memakai standar pabrik PT Japan AE Power Systems Indonesia, standar internasioanal, IEC
(International electrotechnical Commission) dan BS (British Standard Institution).
iv
KATA PENGANTAR
hidayahnya, setelah melewati proses yang sangat panjang dan segala rintangan yang cukup
keterbatasannya, penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini, bahwa sebesar
apapun telah berusaha untuk menyajikan dengan sebaik-baiknya, akan tetap tidak terhindar
dari kesalahan dan masih banyak kekurangan baik mengenai isi maupun cara penyajiannya.
Banyak kendala dan kesulitan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini,
namun berkat dukungan dari berbagai pihak, segalanya dapat teratasi dengan baik.
Untuk itu dengan segenap hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan, terutama penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. Badaruddin, MT, selaku dosen pembimbing penulis yang begitu besar
2. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT, selaku Ketua Jurusan dan Koordinator Tugas Akhir
Teknik Elektro.
3. Seluruh karyawan PT. Japan AE Power Systems Indonesia, terutama pihak-pihak yang
kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam memberikan data dan informasi untuk
4. Kedua orang tuaku, terima kasih atas pengertiannya, doanya, dukungannya yang tak
terhingga, penulis takkan pernah melupakan segala pengorbanan, kasih sayang yang tulus
v
dan air mata………. Semua itu takkan pernah terbalaskan. Semoga penulis selalu bisa
5. Bapak (alm) Ahmad Zubaedi beserta ibu dan (alm) Eko Widyatmoko, terima kasih atas
6. Sahabat-sahabatku: Tarto, Abot, pak Azhari dan yang lain, terima kasih sudah menjadi
7. Bapak Sonjaya, terimakasih atas bimbingannya pak…. Semoga semuanya di balas oleh
9. Yang teristimewa khusus penulis tujukan untuk Istri tercinta, yang selalu mendoakan,
menemani dalam segala hal dan mencurahkan banyak waktu, fikiran, perhatian dan kasih
sayang yang tak terhingga, yang juga memberikan dukungan baik moril maupun
10. Yang tersayang buah hati penulis Danish Abrisam P. Ramadahandi,… Semoga menjadi
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuannya,
Akhir kata, harapan penulis semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ........................................................................................................... iv
vii
2.4.2 Sakelar Beban ………………………………………..... 14
viii
3.2 Jenis Vacuum Circuit Breaker PT Japan AE Power Systems
Indonesia ....................................................................................... 35
ix
4.2 Pengujian Vacuum Circuit Breaker ............................................... 53
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bentuk dan Ukuran Konduktor Metal Clad Switchgear 24 kV....... 32
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar IEC Metal Clad Switchgear PT Japan AE Power Systems
Indonesia …...................................................................................... 9
Tabel 3.5 Batasan Kesalahan Trafo Arus Bersifat Melindungi Berdasarkan Standar
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tahanan Coil Close dan Trip .. 54
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Metal Clad Switchgear ……… 60
xii
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan dan Presentasi Kesalahan Trafo Arus dengan
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio dan Presentasi Kesalahan Trafo Tegangan
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui bahwa listrik dari pembangkit tenaga listrik tidak dapat
langsung digunakan pada rumah-rumah, gedung atau sebuah perusahaan. Nilai dari
tegangan dan arus yang berasal dari pembangkit tenaga listrik besar. Listrik dari
pembangkit tenaga listrik terlebih dulu didistribusikan ke substation atau kita sebut
gardu induk. Dari substation listrik kemudian disalurkan kepada pengguna. Jadi
substation adalah tempat dimana terdapat alat yang dapat melakukan pendistribusian
listrik yang berasal dari pembangkit tenaga listrik kepada pengguna. Pendistribusian
dilakukan melalui jalur transmisi yang disebut sistem jaringan tegangan tinggi.
Suatu substation dapat berada di wilayah kota atau dapat pula di wilayah
terpencil. Jika pada wilayah perkotaan listrik dari substation dibagi-bagi ke wilayah-
ini ditunjukkan penggunaan Switchgear jenis Metal Clad Switchgear (MCS) beserta
listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran
1
2
distribusi berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui saluran
tegangan rendah.
tegangan tersebut diturunkan menjadi 150-500V. Pada saluran tegangan tinggi (STT)
menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang
diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan
menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar di berbagai pusat beban,
pada saluran distribusi sangatlah banyak, diantaranya loncatan bunga api listrik (flash
over) antar phase dan ground, penyimpangan relai akibat tidak berfungsi secara
maksimal dari trafo arus dan trafo tegangan, dan tidak bekerjanya vacuum circuit
breaker (VCB) secara optimal. Beberapa gangguan tersebut merupakan sebagian dari
sistem yang ada pada Metal Clad Switchgear yang apabila nantinya sudah beroperasi
Untuk menghindari beberapa gangguan yang nantinya terjadi pada Metal Clad
Switchgear 24 kV pada saat sudah terpasang dan beroperasi, maka sangatlah perlu
Indonesia menginginkan produksinya semakin baik dan handal agar tidak sampai
terjadi masalah yang timbul pada pendistribusiannya dan keluhan pelanggan setelah
sangatlah ingin membeli suatu produk yang handal dan kompak dalam
pendistribusian, semua ini agar pemakai puas dalam menikmati energi listrik tanpa
ada gangguan sama sekali, khususnya dari Metal Clad Switchgear itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji Metal Clad Switchgear 24 kV
dari awal higga akhir agar dapat mengetahui desain dan penggunaan komponen-
ini juga dimaksudkan agar setelah terpasang pada substation dapat digunakan dengan
baik dan benar oleh pelanggan dalam pengoperasian, perawatan dan menjaga
kesalahan yang berakibat fatal bagi operator dan peralatan yang digunakan dalam
sistem pengoperasiannya.
4
terhidar dari gangguan-gangguan yang nantinya terjadi pada Metal Clad Switchgear
24 kV itu sendiri. Untuk pengujian ini penyusun akan melakukan pengujian di lokasi
Ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam pengujian Metal Clad
1. Konduktor
3. Trafo Arus
4. Trafo Tegangan
AE Power Systems Indonesia. Semua peralatan yang ada harus sudah mempunyai
Dalam memproduksi Metal Clad Switchgear ini juga harus sesuai dengan
standar internasional dalam hal ini mengacu pada standar internasional yaitu IEC
berikut:
a. Studi pustaka
menengah dan literature yang mempunyai korelasi dengan topik yang akan
dibahas.
b. Pemilihan komponen
c. Pengujian / penelitian
Langkah ini dilakukan untuk mengamati hasil atau data yang bisa di ambil
dan diolah serta menganalisa apakah sudah sesuai dengan teori yang ada
penelitian.
d. Penarikan kesimpulan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibagi atas 5 bab, sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
bagian-bagiannya.
BAB V : Penutup
DASAR TEORI
di atas 36 kV) sebuah substation mepunyai berbagai peralatan seperti Circuit Breaker,
trafo arus, isolator (pemisah), trafo tegangan, dan lain lain yang terpasang dengan
isolasi udara bebas. Semua peralatan tersebut memerlukan jarak aman yang cukup
besar antara phasa dan antara phasa dengan ground agar tidak terjadi hubung singkat
kV memerlukan jarak aman antar phasa dan phase ke ground yang relatif kecil.
Karena itu semua komponen seperti konduktor, Circuit Breker, sekering, trafo arus,
isolator, trafo tegangan, alat ukur, peralatan kelistrikan, rele dan lain-lain dapat di
merupakan suatu system yang berada di dalam ruangan dan digunakan sebagai beban
terakhir. Tidak seperi Circuit Breaker tegangan tinggi , circuit breaker teganagan
rendah dapat beroperasi berulang kali dengan faktor daya yang arusnya relatif rendah.
Oleh sebab itulah didesain dengan spesifikasi dari switchgear dan Circuit Breaker
dengan voltase yang kecil dibuat berbeda dengan switchgear tegangan tinggi.
7
8
menengah dan tinggi. Ini semua tergantung dari kebutuhan, suatu unit switchgear
industri, pabrik-pabrik, power station, substation, dan gardu induk. Ada beberapa
jenis switchgear yang biasa digunakan di dalam suatu power plan dan distribusi sub
1. Jenis panel listrik (stationery cubicle type), dimana semua komponen sudah
2. Switchgear dengan draw out type, dimana circuit breaker yang sudah
perawatan.
beberapa komponen yang di desain terpisah tetapi masih dalam satu panel
dan lain lain pemisah antar peralatan tersebut adalah berbentuk frame yang
kemudian di groundkan.
9
lisrtik yang sangat standard dalam dunia teknologi industri Switchgear, namun yang
perlu diperhatikan adalah fungsi komponen tersebut baik dalam penggunaannya dan
yang digunakan untuk berbagai jenis Switchgear yang tersebar di dunia teknologi
industri Switchgear.
digunakan dalam perakitan Metal Clad Switchgear 24 kV, baik jenis, karekteristik
komponen , dan kapasitas tegangan yang digunakan. Untuk itulah dalam proses
pengujiannya beberapa komponen yang ada harus sesuai dengan standard IEC, BS
dan standard dari pabrik. Adapun komponen yang termasuk dalam standar IEC dan
Tabel 2.1 Standard IEC Metal Clad Switchgear PT Japan AE Power System
Indonesia
terhadap kualitas dan fungsi dari Metal Clad Switchgear, adapun komponen-
kapasitas tegangan 24 kV tersebut akan dijelaskan secara umum baik secara fungsi
maupun karakteristiknya.
Metal Clad Switchgear merupakan suatu hasil perakitan dari peralatan yang
mencakup komponen elektrikal. Perlu diketahui bahwa dalam perakitan Metal Clad
Switchgear menggunakan media rivet dan baut dalam proses pemasangannya ini
dikarenakan dinding-dinding terbuat dari lapisan-lapisan besi yang sangat kuat, untuk
ketebalan lapisan dinding-dindingnya berkisar antara 1.2 mm sampai dengan 3,2 mm.
komponen elektrikal yang digunakan dalam perakitan sangat diperhitungkan baik dari
tanpa adanya resiko yang dapat menyebabkan kecelakaan baik pada pengguna dan
komponen yang akan dioperasikan. Walaupun telah dirakit sesuai dengan standard
yang telah ditentukan baik dari segi keamanan, bukan berarti dalam penggunaannya
dapat merugikan bagi dirinya sendiri dari sengatan listrik yang dihasilkan oleh
11
Metal Clad Switchgear, apabila sistim pentanahannya sangat bagus maka ini tidak
hanya memberikan rasa keamanan yang sangat besar tetapi juga dapat melindungi
tiap-tiap kompnen yang terdapat dalam Metal Clad Switchgear tersebut. Pada gambar
2.1 berikut ini adalah lay out dari Metal Clad Switchgear 24 kV yang di buat di PT
6
3 2
Keterangan :
1. Konduktor
2. Trafo Arus
12
3. Trafo Tegangan
4. Sakelar Pentanahan
Syarat-syarat untuk aparatur tegangan tinggi lebih berat dari pada yang
dapat memutuskan daya-daya lebih besar, tetapi tidak hanya dalam keadaan normal,
tetapi juga kalau terjadi hubungan singkat. Tergantung pada syarat-syarat yang harus
dalam keadan tanpa beban, atau hanya untuk memutuskan arus yang sangat
kecil saja.
arus nominal, tetapi tidak dapat memutuskan arus hubung singkat yang
berarti.
dari tegangan , atau untuk menukar hubungan. Ini harus dilakukan dalam keadaan
tanpa arus. Sakelar-sakelar ini memiliki kontak-kontak berpegas. Pisau pisau sakelar
kalau terjadi hubung singkat, sakelar pemisahnya dikunci. Kunci in biasanya dibuat
sedemikian hingga sakelar pemisahnya baru dapat dibuka kalau sakelar dayanya
sudah terbuka.
sakelar pemisah dibuat dari besi cor dan harus ditanahkan. Arus-arus bocor lewat
beban.
5. Menukar hubungan sistem rel dan sebagainya dalam keadaan tanpa arus.
14
Untuk tegangan di atas 60 kV, semua bagian sakelar yang bertegangan harus
dibuat bulat. Bagian-bagian yang tidak bulat ditutup dengan kap logam berbentuk
bulat. Tindakan ini perlu untuk mengurangi rugi korona. Efek korona ini timbul
karena terjadi ionisasi dari udara sekitar bagian-bagian instalasi yang bertegangan
tinggi. Makin runcing bentuk bagian itu, makin besar efek koronanya.
ini adalah arus nominalnya. Walaupun demikian, sakelar-sakelar beban harus tahan
Jenis sakelar beban yang banyak digunakan ialah sakelar magnefik. Sakelar ini
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang tetap dan yang lepas. Dalam bagian yang
tetap terdapat dua kontak dan sebuah magnet permananen. Masing-masing kontak
dengan memasukan atau melepas sebuah jembatan hubung. Jembatan ini terdiri dari
Pelat ini menempel pada magnet permanent dari bagian sakelar yang tetap, dan
ditarik. Tarikan ini meregangkan pegas-pegas didalam tutup jembatan hubung. Kalau
gaya tarik pegas-pegas ini melebihi gaya tarik antara magnet permanen dan pelat
15
tempel, hubungan sakelarnya akan di putus, dan tutup dengan jembatan hubungannya
dapat dilepas. Arusnya diputus di dua tempat dengan pemutusan sesaat, jadi
Sakelar ini sebuah sakelar kutub satu, karena itu setiap fasa memiliki sakelar-
sakelarnya masing-masing.
Sakelar daya dapat memutuskan arus yang sangat besar (sampai 100 kA,
bahkan lebih). Sakelar-sakelar ini mampu memutuskan arus hubung singkat. Arus
hubung singkat atau daya hubung singkat maksimum yang diperbolehkan, tercantum
pada pelat keterangan masing-masing sakelar. Kalau terjadi hubung singkat, atau
arusnya melebihi batas, sakelar akan putus secara otomatis oleh sebuah rele. Karena
Konstruksi sebuah sakelar daya ikut ditentukan oleh tegangan dan daya yang
hantaran konsentris. Sakelar daya ini dari jenis sakelar miskin minyak untuk tegangan
menengah (10-12 kV). Sakelar Conel terdiri dari dua bagian, yaitu bagia yang tetap
dan bagian yang dapat digerakan. Bagian yang terakhir ini dapat digerakan ke luar
pada arah horisontal, kalau sakelarnya sedang tidak dihubugkan, kedua bagian
Dalam bagian yang dapat digerakan terdapat sakelar-sakelar daya dari trafo
arusnya dan instrument yang termasuk pada alat-alat ini. Dalam bagian yang tetap
terdapat sistem rel dan kontak ujung kabel. Konstruksi demikian memudahkan
pekerjaan untuk inspeksi dan merevisi, kalau terjadi kerusakan, sakelarnya dapat
mengandung arus listrik agar tidak mengandung arus listrik sebelum melakukan
perawatan pada Metal Clad Switchgear. Selain itu juga berfungsi menghilangkan arus
yang tersisa pada trafo arus. Sakelar pentanahan ini menghubungkan antara
tenaga. Suplai tegangan dalam keadaan normal harus dimatikan terlebih dahulu dan
sisa pada tegangan dibuang ke bumi melalui sakelar pentanahan, ini bertujuan agar
proses pemeliharaan dan perawatan terhadap bahaya yang akan timbul. Adapun
dalam Akta Pabrik Kelistrikan (1908 dan 1944) bahaya didefinisikan sebagai bahaya
kebakaran atau luka lainnya pada manusia pekerja atau dari adanya kebakaran pada
listrik. Dapat dilihat dan dipastikan bahwa semua peraturan keselamatan kelistrikan
dirancang untuk mencegah segala bentuk dan jenis bahaya-bahaya yang akan
2.6 Bushing
dipilih sedemikian rupa sehingga harga tingkat kebocoran minimum bila mengukur
besarnya kebocoran yang nyata. Tingkat kebocoran harus diukur pada tegangan yang
menjadi batas maksimal dan dipertahankan tetap untuk waktu selama satu menit.
18
Pengukuran pertama. Dengan bentuk model fisik sistem skala penuh, kelihatan bahwa
tidak ada kebocoran yang dapat diukur yang dapat diperoleh dengan tekanan 3
distribusi, tidak kelihatan ada kesukaran untuk mendapatkan tingkat yang rendah bila
dipakai proses yang benar dan hati-hati dalam desain isolasi udara. Tingkat pengujian
kebocoran yang biasa adalah 7,5 kV tetapi pendektesian sampai dengan lebih kurang
15,5 kV tidak ada gangguan. Setiap tingkat tegangan dipertahankan minimum satu
menit dan kebocoran dapat diatasi meskipun pada 19 kV tetapi angka ini cenderung
naik, tingkat standar isolasi bantalan semacam ini adalah 28 kV (rms). Bushing yang
pemasangan porselin tidak lengkap. Bushing semacam ini dapat mengganggu bila
dipasang pada peralatan lain yang akan diuji kebocorannya, meskipun kebocoran
tersebut tidak berbahaya terhadap bushing itu sendiri, mereka dapat menutupi yang
sedang diukur pada alat yang sedang diuji. Perubahan pada bentuk beban logam
kadang-kadang dapat meberikan perbaikan yang dibutuhkan bila udara dalam bushing
tidak bocor.
19
ruang hampa udara yang bertekanan sangat rendah mempunyai dua sifat utama, yaitu:
arus nol pertama dengan kekuatan dielektrik yang melintasi kontak dengan
nilai ribuan kali lebih tinggi daripada kekuatan yang didapat dari circuit
breaker lama.
terbuat dari bahan kaca, kaca Kristal atau keramik dan logam pelapis yang
kondisi normal.
Kaca Keramik
1 atm adalah termasuk media vacuum (hampa udara). Toricelli adalah orang
Sekarang ini telah dapat dihasilkan tekanan serendah 10-7 torr. Tekanan
Pada saat kontak membuka, busur api bisa terjadi karena jarak kedua
kontaknya dekat. Busur api ini merupakan busur api uap logam. Ketika nol
arus tercapai pada setengah siklus pertama partikel-partikel uap logam dengan
Kekuatan dilektriknya media vacuum naik dengan segera sehingga busur api
air blast circuit breaker dan oil circuit breaker. Perbedaannya hanya terletak
pada ruang pemadaman busur api. Ruang pemadaman busur api ini hampa
udara (vacuum). Didalamnya terdapat dua buah kontak CB (kontak gerak dan
kontak tetap). Kontak gerak terhubung fleksibel dengan terminal CB. Gambar
Keterangan
1. Kontak tetap.
2. Pelindung akhir.
3. Elektroda.
4. Plat penyokong.
5. Plat penyokong.
6. Binkai insulator.
8. Kontak gerak.
Ruang hampa udara terbuat dari bahan sintesis seperti urethane foam
dan dilindungi (ditutup) oleh fiber glass dan kemudian masih diperkuat oleh
tabung plastik atau tabung kaca atau tabung porcelain. Didalam ruang vacuum
yang tertutup rapat ini terdapat logam pelindung (metal shield), logam sekat
kembang kempis (metal bellows) dan kedua buah kontak CB. Sekat kembang
tergantung jenis dan kegunaan CB. Logam sekat kembang kempis ini
umumnya terbuat dari stainless steel, bentuknya sangat penting karena nyala
Salah satu ujung kontak tetap yang terpasang di luar ruang vacuum
mekanisme operasi.
Ujung bagian bawah dari kontak gerak dipasang pada per atau
di dalam ruang vacuum bergerak turun naik selama operasi membuka dan
Keterangan :
3. Kontak tetap.
4. Pelindung percikan.
5. Lapisan percikan.
2.7.6 Kontak-kontak
hampa udara ini mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi dan media
komersial tidak cocok digunakan pada Vacuum Circuit Breaker (VCB) karena
mengandung gas. Dengan logam murni juga tidak cocok dipakai pada
25
Vacuum Circuit Breaker karena logam murni dengan titik leleh yang tinggi
dan tekanan uap yang rendah merupakan konduktor yang jelek pada
Busur api terjadi bila kontak-kontak pada circuit breaker yang dialiri
arus listrik membuka. Pada Vacuum Circuit Breaker bsur api ini merupakan
busur api uap logam, yang terjadi karena berlanjutnya aliran arus pada media
pembawa muatan ion logan yang menyusun plasma ini terpencar dengan
sangat cepat di dalam ruang vacuum. Ketika mendekati nol arus jumlah
partikel yang bermuatan juga turun. Dan setelah nol arus tercapai aliran arus
dalam plasma akan terputus. Bersama dengan itu busur api padam dan uap
Pada pemutusan arus yang lebih kecil (dibawah 6 kA) busur apinya
pada arus yang besar, busur api cenderung memusat pada satu titik. Untuk
tersebar diseluruh permukaan kontak. Oleh karena itu media vacuum bahan
dan bentuk kontak juga besar peranannya untuk memdamkan busur api.
BAB III
CLAD SWITCHGEAR 24 KV
Telah kita ketahui bahwa suatu konduktor merupakan suatu bagian yang
sangat penting pada metal clad switchgear, karena suatu konduktor sangatlah
1. Arus Nominal.
4. Isolasi
internasional atau dapat juga di putuskan sesuai dengan kapasitas beban yang akan
dihubungkan.
nominal adalah arus yang dilewati konduktor dengan suatu batasan kenaikan suhu.
27
28
Secara umum, arus nominal yang berlaku pada suatu metal clad switchgear
dilakukan diluar ruangan. Dikarenakan ukuran suatu panel metal clad switchgear
yang terbatas dengan peralatan yang cukup banyak, maka menurut standar pabrik
PT Japan AE Power Systems Indonesia kondisi ruangan yang ada dalam panel
harus di atas 25OC dengan kelembapan kurang dari 85%. Dengan kondisi alam
kondisi panel yang mengakibatkan keadaan dalam suatu panel menjadi tidak
maksimal seperti terjadinya karat, munculnya air dan dapat memperpendek usia
]panel.
lubang angin (ventilator) dalam panel agar terjadi sirkulasi udara yang dapat
sebuah pemanas (heater) didalam panel yang berfungsi untuk menjaga kestabilan
menunjukan bagaimana cara mendapatkan daya (W) dari alat pemanas yang tepat
29
untuk kondisi bukan kondensasi (menjaga suhu dalam panel diatas 25OC dengan
Outdoor Indoor
Dari grafik diatas ditunjukan bahwa ada arus yang untuk kondisi dalam
dan luar ruangan, dalam hal menentukan daya sebuah pemanas maka di butuhkan
persamaan :
30
Dimana :
P : Daya (W)
V : Tegangan (V)
I : Arus (A)
Adapun tabel 3.2 menunjukan data pemanas dengan daya dan tegangan
yang dapat dipakai pada metal clad switchgear berdasarkan standar pabrik.
1 25 / 30 120 / 130
2 50 / 61 100 / 110
3 50 / 61 200 / 220
4 50 / 59 230 / 250
Material dari konduktor dalam sirkuit utama dari bagian MCS sebagian
besar terbuat dari tembaga atau aluminum. Apabila bahan yang dipilih terbuat dari
aluminum, daya konduktifitas dari aluminium 60% dari tembaga tetapi biaya yang
dilapisi oleh perak (silver plating), nikel, timah dan lain sebagainya. Pelapisan
perak pada aluminium sedikit lebih sulit dikarenakan pelapisan langsung pada
31
aluminium tidak dapat langsung menempel pada sisi aluminium tetapi pada
tembaga cukup sekali saja dalam pelapisan perak sudah dapat langsung
suatu konduktor tersebut, nilai hambatan itu sendiri sangatlah penting karena
dapat mempengaruhi nilai arus yang akan mengalir nantinya setelah pemasangan.
Adapun rumus yang dipakai dalam mencari suatu hambatan suatu konduktor
adalah:
Dimana :
Tembaga : 1.83 µΩ cm
Aluminium : 2.90 µΩ cm
Pada gambar 3.1 dibawah ini merupakan konduktor tiap phasa yang
ukuran yang berbeda-beda dikarenakan isolasi yang digunakan pada bus bar
t cm
7.5 cm
21.5 cm
l cm
A 20.9 1.2
B 38.4 1.2
C 55.9 1.2
Dalam hal jarak aman udara (air clearance) bentuk yang umum digunakan
untuk suatu busbar adalah dengan membuat bentuk bulat pada konduktor atau
membentuk konduktor dengan model pipa. Jenis pipa akan lebih baik untuk arus
yang besar dikarenakan efek bentuk yang bulat. Sedangkan untuk model
konduktor segi-empat agar dapat dipakai agar tidak terjadinya flash over antar
phasa maka bagian dari konduktor tersebut harus dilapisi/isolasi dengan FBC
isolasi udara. Oleh karena itu, jarak antar phasa sangatlah diperhitungkan didalam
juga dari ukuran suatu panel MCS. Jarak antar phasa untuk beberapa tegangan
menengah dapat dilihat pada table dibawah ini sesuai dengan JAEPS standard.
3 45 60 50 65 55
6 60 90 70 100 90
Ukuran jarak yang ada pada tabel diatas merupakan jarak aman antar
konduktor per phase dan jarak antara phasa dengan pentanahan (body). Sebagai
tambahan untuk isolasi udara dapat diberikan lapisan pada konduktor seperti FBC
(epoxy). Isolasi tambahan ini untuk mencegah kontak langsung dari obyek yang
tidak diinginkan. oleh karena itu isolasi harus mempunyai kekuatan dielektrik
normal antar phasa yang akan dialiri voltase dalam waktu 1 menit dengan
34
ketebalan isolasi yang melapisinya. Dari penjelasan diatas isolasi udara itu adalah
pencegahan terjadinya lompatan bunga api listrik (flash over) antar phasa
(konduktor ke konduktor).
kenyamanan atau keamanan dari suatu produk dan memberikan jaminan dengan
diantaranya:
- Suhu udara lingkungan dari - 5oC (-25oC untuk kondisi diluar) sampai 40oC.
berpolusi.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kelembaban yang tinggi dapat
lompatan bunga api listrk dan suhu yang tinggi dapat membuat kenaikan suhu
maksimal yang di perbolehkan dan membuat suatu metal enclosure tidak dapat
dipakai dalam jangka waktu yang lama. Ketika suatu peralatan elektrik di pasang
pada ketinggian lebih dari 1000 m, kekuatan dielektriknya akan menjadi lemah
karena kepadatan udara menjadi lebih kecil. Dalam kondisi kelembaban yang
35
Systems Indonesia adalah jenis draw out, dimana circuit breaker dapat di pasang
dengan cara mendorong dan di keluarkan dengan cara menarik Vacuum Circuit
Breaker. Berikut ini gambar dari vacuum circuit breaker yang ada di PT Japan AE
Tombol
Manual
Close
Counter
Tombol
Manual
Trip
Indikator
Close dan
Indikator
Trip
Charging
Plug
kabel
Penggenggam
untuk masuk
dan keluar panel
Gagang manual
untuk charging
Kontak
Phasa A; Pelindung
B; C ruang
hampa
Ruang udara
hampa
udara
Batang
penggerak
Pembatas
menekan tombol yang telah ada yaitu warna hijau (I) untuk
2. Dengan motor
tersebut charged.
VDC. Coil close dan coil trip mempunyai nilai tahanan yang dapat
pada suhu 40OC, hal ini dilakukan karena adanya perbedaan suhu
Dimana :
dihubungkan pada sirkuit sekunder dari transformator arus dan trafo potensial.
Dalam perencanaan dan penggunaan dari masing-masing trafo ini berbeda dari
apa yang dikenal dalam suatu trafo daya. Pada trafo arus, arus-primer tidak
yang dominan dalam pengoperasian trafo arus. Trafor arus dapat digolongkan
1. Trafo arus yang bersifat melindungi rele, coil trip, kawat pengukuran,
dan lain-lain
dan lain-lain
Pada umumnya, kesalahan dalam ratio suatu trafo arus sangatlah penting
Sifat dari suatu trafo arus dan trafo tegangan dalam suatu waktu rele
proteksi yang terbaru dapat mengurangi atau menurunkan sampai dengan mili
kejenuhan dari inti suatu trafo arus selama sub-transient arus, kabel yang besar
dan sela udara harus diketahui terlebih dahulu oleh suatu trafo arus agar dapat
arus telah diatur dalam semua hal seperti persyaratan, spesifikasi, pengujian,
Ukuran utama dalam pemilihan suatu trafo arus adalah hampir tanpa
alternatif dari arus beban maksimum. dengan kata lain, arus sekunder
transformator arus pada beban maksimum harusnya tidak melebihi arus standar
yang telah ditetapkan dalam suatu rele, ini merupakan tahapan yang digunakan
dari rele di mana arus beban mengalir langsung menuju rele. Bahkan secara tidak
langsung ukuran yang digunakan pada rele pentanahan tidak dapat menerima arus
beban yang secara umum dihubungkan pada trafo arus pada rele tiap-tiap phase.
Dari perbandingan di atas dasar arus beban untuk rele tiap phase, dari
Dari perbandingan suau trafo arus dapat di pilih sekitar 5 ampere pada sisi
sekunder untuk arus beban maksimum. beberapa rele sanggup memberikan arus
Dimana hubungan segitiga dapat dipilih untuk trafo arus, dan faktor √3 tidak bisa
dilewatkan.
40
Trafo arus (CT) adalah piranti dalam suatu metal clad switchgear
berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membuat perbandingan antara sisi
primer dan sisi sekunder yang dapat diukur dengan beberapa jenis instrument
seperti rele dan dapat juga berfungsi sebagai alat yang bersifat melindungi.
Pada dasarnya trafor arus dibuat dari beberapa bagian diantaranya lilitan
Dari konstruksi, tersebut trafo arus dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
diantaranya :
- Tipe Bushing.
- Tipe langsung/palung.
- Tipe lilitan.
- Tipe bar.
Pada terminal yang tersambung pada sisis sekunder suatu trafo arus telah
menghasilkan arus sekunder yang sama dengan arus primer yang dibagi oleh
Dimana :
diberikan dari sisi primer tidaklah murni 100% untuk sisi sekundernya dalam
kaitan dengan eksitasi arus dari inti. Yang dimaksud adalah untuk mengetahui
telah ditetapkan sutu nilai yang akan digunakan untuk sutu sisi primer dan sisi
sekunder. Oleh karena itu kita harus memutuskan nilai-nilai yang sesuai dengan
peraturan internasional dan untuk sutu nilai sekunder dapat kita pakai sebesar 5
secara remote.
rinci dikarenakan sudah mendapat laporan dari pembuat (vendor) trafo arus.
42
Untuk ketelitian kelas dalam trafo arus dipengaruhi oleh kombinasi dari
pergeseran fasa dan kesalahan arus pada frekuensi normal. Dalam IEC standard,
ditetapkan kelas yng ditentukan untuk trafo arus yang berfungsi sebagai alat
pengukuran yang harus mempunyai area ketelitian diatas dari arus normalnya
antara lain 0.1-0.2-0.5-1. Semua itu dapat kita lihat pada table 3.4 dibawah ini
Tabel 3.4 Batasan Kesalahan Arus Untuk Pengukuran Trafo Arus (Dari
0.1 sampai 1)
5 20 100 120
Untuk trafo arus yang bersifat melindungi, kelas ketelitian dirancang oleh
presentasi dari gabungan kesalahan yang diizinkan paling tinggi dari nilai arus-
primer, untuk itula dalam hal ini batasan ketelitian untuk kelas ketelitian terkait,
harus diikuti oleh label " P" berarti protection (perlindungan) Menurut IEC
standard batasan dari suatu ketelitiannya adalah 5, 10, 15, 20 dan 30. Adapun
ketelitian kelas untuk trafo arus yang bersifat melindungi adalah 5P dan 10P.
43
5P ±1
10P ±3
Standar BS 3938
S ±3
T ±5
X ± 0.25
yang terjadi apabila hubungan pada sisi sekunder terbuka (open circuit),
dimisalkan tegangan yang akan muncul apabila terjadinya hubungan terbuka pada
44
sisi sekunder dengan trafo arus 15VA, arus 5A, maka tegangan yang keluar adalah
15 / 5= 3V
Tetapi bagaimanapun juga , apabila terjadi suatu kesalahan jika pada sisi
sekunder terjadi hubungan terbuka maka akan muncul suatu tegangan yang sangat
Dengan hubungan terbuka pada sisi sekunder yang bisa menghasilkan arus
0 (nol) pada sisi sekunder dapat mengurangi e.m.f (electro motif force) atau gaya
gerak listrik, meningkatkan flux (Φ) secara terus menerus dan kejenuhan suatu
inti (saturated), peningkatan gaya gerak listrik pada sisi sekunder terjadi dengan
naiknya flux, yang terpenting dalam kita mendapatkan panas pada inti, tegangan
akan diinduksi oleh elektro magnet pada sisi sekunder. Nilai puncak dari tegangan
pada sis sekunder yang terbuka adalah merupakan hasil dari beberapa kali r.m.s
karena inti yang jenuh dan bentuk gelombang dari tegangan yang diabaikan. Ini
dapat menyebabkan bahaya kepada seseorang yang bekerja pada sisi sekunder
suatu trafo arus. oleh karena itu, ketika arus-primer sedang mengalir, sekunder
tidak boleh terputus (terbuka). dalam perlindungan pada wilayah bus bar maka
dapat digunakan suatu resistor yang non-liniar yang dihubungkan dengan sisi
pengukuran dan perlindungan. Oleh sebab itu sesuai dengan fungsinya, trafo
perlindungan, dengan kondisi satu fase atupun tiga fase. Trafo arus sangat
mengukur nilai dari trafo tegangan biasanya lebih kecil dibandingkan dengan trafo
tenaga.
berikut ini beberapa aspek yang diperhatikan dalam memilih suatu trafo
tegangan :
- tegangan primer
46
- tegangan sekunder
- beban normal
- frequensi
- jumlah phase
Adapun prinsip kerja dari trafo tegangan dalam menentukan suatu rasio adalah
Dimana :
tegangan suatu trafo teganganpun sudah dapat laporan tertulis dari pembuatnya.
Sama halnya dengan trafo arus, trafo tegangan juga mempunyai ketelitian
tersebut juga dibagi menjadi dua yaitu, untuk kelas pengukuran dan kelas
perlindungan . Berikut ini tabel untuk keduanya baik untuk pengukuran maupun
0.1 0.1
0.2 0.2
0.5 0.5
1.0 1.0
3.0 3.0
3P 3.0
6P 6.0
48
BAB IV
ANALISA PENGUJIAN METAL CLAD SWITCHGEAR 24 KV
khususnya, harus melalui pengujian yang telah ditentukan. Pada pengujian yang
pabrik. Semua ini dilakukan untuk memberikan suatu hasil produksi yang
semua dokumen hasil pengujian aktual akan selalu dilampirkan pada saat
pengiriman barang.
Dalam hal ini penulis akan melakukan pengujian pada Metal Clad
Tipe : Feeder
Frekuensi : 50 Hz
48
49
Beban : 15 VA
Beban : 100 VA
Kelas :1
Frekuensi : 50 / 60 Hz
φB : 25 µΩ
φC : 26 µΩ
Semua spesifikasi diatas juga ada pada plat nama yang ada di depan panel
dan depan vacuum circuit breaker serta pada badan dari trafo arus dan tegangan.
dengan lembar kerja yang sudah ada di PT Japan AE Power Systems Indonesia
adalah :
50
4. Pengujian Interlock.
Switchgear, dan pengelasan telah dilakukan secara normal maka akan diteruskan
pada bagian pengecatan atau pelapisan yang befungsi untuk mencegah terjadinya
proses karat pada bagian lapisan dinding panel. Pada proses pengecatan ada dua
proses ini terbilang bagus dan hasilnya akan rata dan halus, tetapi
51
bagian material, setelah proses ini suhu yang dibutuhkan untuk proses
adalah dapat dengan mudah menghasilkan hasil dan warna yang sama ini
dikarenakan semua campuran cat berada dalam satu wadah yang sama.
pelanggan dalam hal ini adalah warna abu-abu (munsel), yang perlu diperhatikan
pada masalah warna pengecatan adalah apabila pelanggan ingin memesan dengan
tingkat kelembapan yang mengakibatkan kenaikan suhu panas pada suatu panel
sangatlah penting karena akan mempengaruhi kinerja suatu panel dengan merusak
Dalam tabel 3.1 dapat ditentukan daya pemanas yang akan dipakai dalam
suatu panel metal clad switchgear, dengan alat pengatur suhu (thermostat) maka
pemanas akan bekerja sesuai dengan kondisi suhu yang ada disekitar panel, suhu
52
yang diinginkan untuk suatu panel adalah 25OC, H1/H0 0.2 m dengan
pemasangan didalam gedung maka daya pemanas yang dibutuhkan adalah sebesar
280 W dengan arus sebesar 12 A, maka tegangan yang diperlukan sesuai dengan
Dimana
tegangan sebesar:
Sesuai dengan tabel 3.2, pemanas yang mendekati 28.4 W dengan tegangan 230 V
adalah 50W. Dengan demikian arus yang mengalir setelah terpasang dapat
Switchgear tidak mengalami breakdown voltage atau loncatan bunga api listrik
(flash over) pada saat dioperasikan, hal initerjadi akibat terjadi adanya lonjakan
tegangan saat switching tegangan yang tidak stabil. Didalam IEC, tidak ditentukan
berapa jarak minimal yang diperlukan untuk tegangan tertentu, namun untuk
menjamin bahwa switchgear yang dioperasikan aman, akan tetapi dari standar
pabrik sudah ditentukan dengan menggunakan tabel 3.3, maka jarak aman antar
phasa sebesar 240 mm dan jarak phasa ke pentanahan (body) sebesar 260 mm.
Circuit breaker yang digunakan adalah jenis feeder dengan nomor seri
di PT JAEPSI adalah 30VDC untuk solenoid close dan trip, serta 220VAC untuk
motor charging. Pengujian pada circuit breaker type Feeder ini meliputi :
diadakan pengukuran terhadap coil close dan coil trip, yang kemudian dikonversi
dikonversi ke 40OC.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tahanan Coil Close dan Trip
Timing test dilakukan pada circuit breaker untuk mengetahui waktu yang
melakukan close dan trip, setelah itu dilakuan pengoperasian dengan memberikan
tegangan sesaat pada coil close dan trip dan setelah itu dapat diukur waktu tempuh
pada vacuum circuit breaker pada saat close dan trip, pengukuran waktunya dapat
55
timing test ini karena semua pengukuran sudah ada dalam bentuk grafik. Dengan
melihat gambar 4.1 dijelaskan oleh grafik waktu yang ditempuh dari ketiga
konduktor yang ada dalam vacuum circuit breaker pada posisi close dan trip.
menggunakan tabel 4.2 yang menyatakan hasil dari timing test close dan
trip.
56
dapat memberikan hasil dari proses close maupun trip pada VCB alat
Pada pengujian ini dilakukan sebelum suatu MCS dialiri tegangan baik AC
maupun DC, hal ini dilakukan agar pada saat memasukan tegangan tidak terjadi
hubung singkat antar kabel dan untuk menantisipasi kesalahan pemasangan kabel
pada blok terminal yang sudah di beri alamat seperti penomoran pada terminal
gambar koneksi diagram garis tunggal, apabila sudah sesuai maka dengan
komponen pendukung seperti MCCB, fuse, lampu indicator, ukuran kabel, trafo
57
arus, trafo tegangan dan posisi dari sakelar pentanahan. Semuanya itu terdapat
dalam suatu dokumen yang harus diisi sesuai dengan aktual dari suatu MCS.
kelistrikan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak terjadi
mengenai sistem interlock yang terjadi pada suatu metal clad switchgear :
VCB
ES
1. Vacuum circuit breaker dapat bekerja hanya pada posisi close dan trip
saja.
berikut :
58
terhubung (terbuka).
saja.
posisi close.
konstruksi dari konduktor yang berbeda. Berikut ini perhitungan untuk tiap-tiap
phasa yang kemudian dijumlahkan dengan nilai hambatan vacuum circuit breaker
terlebih dahulu dicari untuk panjang (l) dan luas penampang (A) dari konduktor
Phase A :
59
Phase B :
Phase C :
Setelah hasil perhitungan diatas selesai maka dapat dilihat pada table 4.3
hasil dari pengukuran ketiga phase dengan mengacu pada kriteria diatas. Kriteria
yang ada kemudian ditambah dan dikurangi 10% dari nilai hanbatannya.
Switchgear
µΩ
Pengujian polaritas adalah untuk mengetahui arah polaritas dari suatu trafo
arus dan trafo tegangan yang terpasang harus sesuai dengan gambar yang tersedia,
hal ini dimaksudkan agar nanti setelah terpasang dengan relay, suatu trafo arus
dan tegangan baik sebagai pengukuran maupun perlindugan tidak terjadi polaritas
yang terbalik, ini akan menganggu dalam pengukuran suatu relay. Alat yang
digunakan untuk polarits check bisa menggunakan battery dan DC Volt meter,
arah yang benar apabila trafo arus atau trafo tegngan tersebut benar adalah
bergerak arah jarum pada DC voltmeter ke kanan sesuai dengan polarity (+) dan
(-). Berikut ini pengujian polaritas untuk trafo arus dan trafo tegangan dengan
menggunakan batterai :
62
CT
P1 P2
S1 S2
V
DC
+ -
A a
+ V
DC
-
N n
Sesuai dengan persamaan 3.3 dapat dihitung apakah benar trafo arus
yang pasang telah sesuai dengan permintaan dari pelanggan, adapun trafo yang
diinginkan adalah 500/5A dengan kelas X, 500/5A dengan kelas ketelitian 5P20
dan 300/5 A dengan kelas ketelitian 5P20. Ini berarti ada 3 rasio dalam satu trafo
arus maka perhitungannya adalah dengan memberi arus pada sisi primer sebesar
500A ; 500A dan 300 A, maka keluarlah arus dari sisi sekunder sebesar 5 A.
63
Lilitan ketiga :
Dari hasil diatas dapat dilihat dari tabel 4.4 dengan melihat perbandingan
berdasarkan standar BS3938 dan IEC 60044-1-2003 (tabel 3.5 dan tabel 3.6).
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio dan Presentasi Kesalahan Trafo Arus dengan
Perbandingan Presentasi Kesalahan Standar BS3938 dan IEC 60044-1-2003
Rasio Arus Primer Arus Sekunder Presentasi
Kelas Standar (%) Keterangan
(A) (A) (A) Kesalahan (%)
dalam pengukuran rasio trafo tegangan ini tidak menggunakan tegangan yang
untuk menghindari bahaya yang akan timbul apabila diberikan tegangan yang
sesungguhnya. Tegangan yang akan diukur adalah antara phase dan ground.
Untuk itulah maka diberikan tegangan sebesar 100 VAC pada sisi primer maka
Dari hasil diatas dapat dilihat dari tabel 4.5 dengan melihat perbandingan
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio dan Presentasi Kesalahan Trafo Tegangan
untuk mengetahui nilai dari tahanan isolasi yang dipasang. Pengujian ini
kabel seperti MCCB, rele, kontaktor dan lain sebagainya telah terpasang
secara keseluruhan. Megger itu sendiri mempunyai dua kabel yang salah
Dalam pengetesan kontrol circuit ini digunakan alat yaitu Megger 500 V/
adalah dengan menutup vacuum circuit breaker dan membuka posisi sakelar
dapat dilakukan yaitu dengan menginje ketiga phase ke ground dan antara
phase ke phase. Kriteria yang telah ditetapkan adalah lebih dari 2000 MΩ,
untuk kabel control itu sendiri telah diatur dalam standar IEC 62271-200,
isolasi rangkaian kabel kontrol apabila sudah diberi sumber tegangan yang
mengakibatkan lompatan api listrik antar kabel maupun antara kabel dan
body. Setelah dilakukan test tegangan tinggi pada control sirkuit maka
pada kabel ini nilai dari megger itu lebih kecil dari sebelumnya, akan
tetapi tetap harus lebih dari kriteria yaitu lebih dari 5 MΩ.
pengujian control circuit, tetapi nominal pengujian lebih besar dan sangat
difokuskan pada bagian utama suatu Metal Clad Switchgear, untuk nominal
yang diberikan adalah sesuai dengan tabel 2.1 yaitu standar IEC 62271-200.
68
dilakukan dengan hasil yang baik dan benar sesuai dengan kertas kerja yang
proses pengujian.
dan VCB dalam posisi terbuka dan tidak dalam kondisi charging,
telah ditentukan.
konstruksi.
meter pada beberapa bagian panel, hal ini dimaksudkan untuk kontrol
sehingga dapat diterima oleh pemesan barang dalam kondisi yang baik.
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang dilakukan pada perakitan Metal Clad Switchgear 24
kV di PT. Japan AE Power Systems Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengujiannya meliputi :
4. Pengujian Interlock.
70
71
dengan melakukan pengujian langsung pada Metal Clad Switchgear 24 kV, kemudian
di sesuaikan dengan penetapan dari semua standar yang telah ditetapkan. Apabila
semua sudah sesuai maka Metal Clad Switchgear 24 kV dapat dinyatakan lulus uji
dan dapat di kirim ke pelanggan dalam kondisi yang handal, dan tidak terjadi lagi
Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
[1] General Technical Guidance of Medium Voltage Switchgear, Hitachi Power Systems
[5] Inspection Report Metal Clad Switchgear, Japan AE Power Systems Indonesia
[6] Sunil S. Rao, Switchgear and Protection, 2-B, Nath Market, Nai Sarak Delhi - 110006
[7] Ir. Abdul Hadi dan AS Pabla, Sitem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta 1994
[8] P Van Harten dan Ir. E Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat 2, Bina Cipta, Bandung 1995